Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Kadek Dwika Yundarani
Putu Teja Ismaya Buana
Putu Yena Yossiana Devi
Kadek Yuda Dira Pratama
Gede Yuda Sugiarta
Ni Luh Novita Ari Wardani
SMANSA
SINGARAJ MAKALAH KIMIA, MINYAK BUMI
A
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum –
minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang
mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak Bumi adalah
campuran dari berbagai jenis hidrokarbon.
Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama alkana, kemudian sikloalkana.
Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik, sedikit alkena dan berbagai senyawa karbon yang
mengandung oksigen, nitrogen, dan belerang. Komposisi minyak bumi sangat bervariasi dari suatu
sumur ke sumur lainnya dan dari suatu daerah ke daerah lain.
Minyak bumi memiliki banyak kegunaan, antara lain adalah sebagai berikut:
Residu minyak bumi juga digunakan sebagai bahan dasar industry petrokimia. Residu minyak
bumi yang berupa senyawa alkana rantai panjang diuraikan menjadi senyawa alkena, yaitu
etena dan butadiena.
Residu etena
Residu 1,3-butadiena
Senyawa alkena (etena) yang terbentuk dapat diolah lebih lanjut menjadi senyawa karbon
lain, diantaranya sebagai berikut:
b. Senyawa etanol
Etanol dibuat melalui reaksi hidrasi etena berikut :
CH2 = CH2 + H2O CH3 – CH3 – OH
Senyawa etanol hasil industri petrokimia digunakan untuk menaikan bilangan oktan bensin.
Gas CO2 yang dihasilkan akan dimanfaatkan tumbuhan untuk melakukan proses
fotosintesis.
Hb + CO HbCO
Ikatan itu tetap stabil hingga Hb dalam ikatan tersebut rusak. Ikatan antara Hb dan
gas O2 bersifat dapat balik (reversible) sehingga pada saat digunakan untuk
pembakaran O2 akan dilepas dan Hb dapat digunakan kembali untuk mengikat
oksigen.
Hb + 4O2 ⇌ Hb(O2)4
Dalam darah sesorang yang keracunan gas CO masih terdapat oksigen, namun
oksigen tidak dapat digunakan karena semua Hb lebih mudah berikatan dengan CO
daripada O2.
Gas CO dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna pada
kendaraan bermotor.
Batas kadar SO2 dalam udara bersih adalah 0,0002 bpj (1/500 dari batas kadar CO).
gas SO2 dapat membahayakan kesehatan. Dalam jumlah sedikit, gas ini dapat
menyebabkan batuk-batuk dan sesak napas, sedangkan dalam jumlah besar dapat
merusak saluran pernapasan (radang tenggorokan, radang paru-paru) serta
menyebabkan kematian. Pencemaran gas SO 2 terhadap tumbuhan dapat menyebabkan
pembentukan noda cokelat pada daun bahkan menimbulkan kerontokan. Gas SO 2 di
udara dapat teroksidasi menghasilkan gas SO 3.
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
Gas SO3 merupakan oksida asam yang mudah bereaksi dengan air membentuk
asam sulfat.
Reaksi pembentukan asam sulfat dapat terjasi di udara sehingga air hujan yang
sudah bereaksi dengan SO3 bersifat asam. Air hujan yang memiliki pH ≤ 5 dikenal sebagai
hujan asam.
Hujan asam sangat membahayakan lingkungan karena dapat menyebabkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Gatal-gatal pada kulit
b. Karat pada pagar besi, jembatan atau kendaraan yang terbuat dari besi
c. Rusaknya bangunan, patung, dan pagar tembok yang mengandung kapur
karena bereaksi dengan asam
d. Matinya ikan-ikan di danau karena air menjadi asam
e. Mengganggu pertumbuhan tanaman karena air tanah bersifat asam.
3. Oksida Nitrogen
Senyawa nitrogen yang merupakan gas pencemar adalah oksida nitrogen (NO, NO 2)
dan ammonia (NH3). Oksida nitrogen secara alami dapat terbentuk dari reaksigas
nitrogen dan gas oksigen di udara dengan bantuan petir.
N2(g) + O2(g) 2NO2(g)
Minyak bumi mengandung nitrogen 0%-15% sehingga dari pembakaran bahan bakar
kendaraan bermotor atau aktivitas industry akan dihasilka gas NO. gas NO di udara
dapat teroksidasi menjadi gas NO2.
Batas kadar NO2 untuk udara bersih adalah 0,001 bpj. Gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh udara yang tercemar gas NO 2 berupa gangguan saluran pernapasan dan
mata terasa perih. Gas NO2 juga merupakan oksida asam sehingga hasil reaksinya
dengan air hujan dapat menyebabkan hujan asam.
5. Partikulat
Partikel-partikel padat atau cair di udala disebut partikulat. Partikulat padat disebut
asap dan partikulat cair disebut kabut. Partikulat padat (asap) dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar terutama solar dan batubara, pembakaran sampah, aktivitas
gunung berapi, dan kebakaran hutan. Asap juga dapat dihasilkan dari industry kimia.
Partikulat cair (kabut) terbentuk dari senyawa hidrokarbon yang menguap.
Keberadaan partikulat padat dan cair ditambah dengan adanya oksida-oksida nitrogen,
dan oksida belerang di udara, akan menimbulkan asap kabut yang dikenal dengan istilah
smog dan fog.
C. Daerah Pertambangan Minyak Bumi di Indonesia
Pada tahun 2004, daerah yang memiliki wilayah Kabupaten/kota terbanyak yang
memproduksi minyak bumi adalah Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur (masing-masing 8
kabupaten/kota penghasil) dengan tingkat lifting pada kisaran 38 juta barel per tahun namun
kabupaten yang diperkirakan produksinya paling besar adalah Bengkalis diikuti Rokan Hilir dan Kutai
Kertanegara.