You are on page 1of 8

April 08, 2010

Oleh:
Kadek Dwika Yundarani
Putu Teja Ismaya Buana
Putu Yena Yossiana Devi
Kadek Yuda Dira Pratama
Gede Yuda Sugiarta
Ni Luh Novita Ari Wardani

SMANSA
SINGARAJ MAKALAH KIMIA, MINYAK BUMI
A
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum –
minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang
mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak Bumi adalah
campuran dari berbagai jenis hidrokarbon.

Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama alkana, kemudian sikloalkana.
Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik, sedikit alkena dan berbagai senyawa karbon yang
mengandung oksigen, nitrogen, dan belerang. Komposisi minyak bumi sangat bervariasi dari suatu
sumur ke sumur lainnya dan dari suatu daerah ke daerah lain.

A. Kegunaan Minyak Bumi dan Residunya

Minyak bumi memiliki banyak kegunaan, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Bahan bakar gas


Terdapat dua jenis gas alam dalam bentuk cair yang dapat digunakan sebagai bahan bakar,
yaitu:
1. Liquefied Natural Gas (LNG)
LNG dikenal juga sebagai gas rawa yang terdiri atas 90% metana dan 10% etena
2. Liquefied Petroleum Gas (LPG)
LPG sehari-hari dikenal sebagai gas elpiji yang memiliki komponen utama propana
(C3H8) dan butana (C4H10)
Bahan bakar gas umum digunakan untuk keperluan rumah tangga dan industri. Penggunaan
bahan bakar gas bagi kendaraan bermotor yang bertujuan mengurangi pencemaran udara.
Selain itu, gas alam juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik dan pembuatan
zat aditif bensin.
b. Pelarut dalam industri. Contohnya, petroleum eter.
c. Bahan bakar kemdaraan bermotor. Contohnya, bensin dan solar.
d. Bahan bakar rumah tangga dan bahan baku pembuatan bensin. Contohnya, kerosin atau
minyak tanah.
e. Bahan bakar untuk mesin diesel (pada kendaraan bermotor, seperti bus, truk, kereta api,
dan traktor)
f. Minyak pelumas. Digunakan untuk pelumasan atau lubrikasi mesin-mesin.
g. Bahan pembuatan sabun dan detergen.
h. Residu minyak bumi, terdiri atas:
1. Paraffin: digunakan dalam pembuatan obat-obatan, kosmetik, dan lilin; dan
2. Aspal: digunakan sebagai pengeras jalan raya.

Residu minyak bumi juga digunakan sebagai bahan dasar industry petrokimia. Residu minyak
bumi yang berupa senyawa alkana rantai panjang diuraikan menjadi senyawa alkena, yaitu
etena dan butadiena.

(-CH2 – CH2-) CH2 = CH2

Residu etena

[-CH2 – CH2 – CH2 – CH2 -] CH2 = CH – CH = CH2

Residu 1,3-butadiena

Senyawa alkena (etena) yang terbentuk dapat diolah lebih lanjut menjadi senyawa karbon
lain, diantaranya sebagai berikut:

a. Senyawa polietena (plastik)

n(CH2 = CH2) [CH2 – CH2]n

etena plastik polietena

b. Senyawa etanol
Etanol dibuat melalui reaksi hidrasi etena berikut :
CH2 = CH2 + H2O CH3 – CH3 – OH
Senyawa etanol hasil industri petrokimia digunakan untuk menaikan bilangan oktan bensin.

B. Dampak Pembakaran Bahan Bakar


Minyak bumi merupakan campuran senyawa hidrokarbon sehingga pembakaranya
menghasilkan oksida karbon (CO dan CO 2) dan uap air. Selain senyawa hidrokarbon, minyak bumi
juga mengandung unsure belerang dan nitrogen sehingga pembakaranya juga menghasilkan oksida
belerang (SO2 dan SO3) dan oksida nitrogen (NO 2). Senyawa-senyawa oksida tersebut dapat
mencemari udara. Selain senyawa oksida, timbel (Pb) yang dilepaskan oleh bensin yang mengandung
TEL juga menimbulkan penurunan kualitas udara. Oleh karena itu, negara-negara maju melarang
penggunaan bensin yang mengandung timbel.
1. Oksida Karbon
Unsure utama semua bahan bakar adalah karbon. Senyawa karbon yang terbakar
menghasilkan asap (partikel karbon padat di udara) dan oksida karbon. Gas pencemar udara
dari oksida karbon adalah karbon dioksida (CO 2) dan karbon monoksida (CO).

a. Gas Karbon Dioksida (CO2)


Gas karbon dioksida yang dihasilkan secara alami dari proses pernapasan dan
pembakaran sempurna berbagai senyawa hidrokarbon. Gas CO 2 tidak membahayakan
kesehatan, tetapi pada konsentrasi tinggi (10%-20%) dapan menyebabkan pingsan
karena CO2 menggantikan posisi oksigen dalam tubuh sehingga tubuh kekurangan
oksigen. Senyawa hidrokarbon (CxHy) yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
bermotor akan terbakar sempurna menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air
sesuai persamaan reaksi berikut:

CxHy(l) + O2(g) CO2(g) + H2O(g)

Gas CO2 yang dihasilkan akan dimanfaatkan tumbuhan untuk melakukan proses
fotosintesis.

6CO2(g) + 6H2O(g) C6H12O6(s) + 6O2(g)

Kita ketahui bahwa penggunaan bahan bakar semakin meningkat, sehingga


produksi CO2 pun meningkat. Namun, jumlah pepohonan semakin berkurang karena
semakin maraknya penebangan hutan. Akibatnya kadar CO 2 yang berlebih ini
membentuk lapisan CO2 di atmosfer.
Lapisan CO2 di atmosfer menahan pancaran sinar inframerah yang membawa
energy panas dan seharusnya dipantulkan bumi sehingga memuat bumi tetap hangat.
Namun jika lapisan ini terus bertambah maka akan meningkatkan suhu permukaan
bumi. Gejala inilah yang disebut sebagai efek rumah kaca (green house effect).

b. Gas Karbon Monoksida (CO)


Karbon Monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, tetapi sangat beracun.
Batas kadar CO dlam udara bersih adalah )0,1 bpj. Kadar CO 100bpj di udara dapat
mengkibatkan sakit kepala, lelah, sesak napas, dan pingsan. Dalam waktu empat jam,
hal ini dapat menimbulkan kematian.
Gas CO sangat beracun karena dapat berikatan kovalen koordinasi dengan
hemoglobin (Hb). Gas CO bertindak sebagai ligan sehingga ikatan antara Hb dan CO
bersifat tidak dapat balik (irreversible).

Hb + CO HbCO

Ikatan itu tetap stabil hingga Hb dalam ikatan tersebut rusak. Ikatan antara Hb dan
gas O2 bersifat dapat balik (reversible) sehingga pada saat digunakan untuk
pembakaran O2 akan dilepas dan Hb dapat digunakan kembali untuk mengikat
oksigen.

Hb + 4O2 ⇌ Hb(O2)4

Dalam darah sesorang yang keracunan gas CO masih terdapat oksigen, namun
oksigen tidak dapat digunakan karena semua Hb lebih mudah berikatan dengan CO
daripada O2.
Gas CO dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna pada
kendaraan bermotor.

CxHy(l) + O2(g) C(s) + CO2(g) + H2O(g)

Cara untuk menghasilkan pembakaran sempurna pada kendaraan bermotor


sebagai berikut:
1) Memelihara system pengaturan bahan bakar
2) Memeliharan system pengapian
3) Memelihara system pemasukan udara ke ruang bakar
4) Menggunakan katalis pada knalpot, untuk mengubah CO menjadi CO 2.

Penggunaan bahan bakar gas (BBG) yang menghasilkan pembakaran sempurna


harus digalakan sehingga dapat menekan dampak negative terhadap udara.

2. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)


Oksida belerang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor,
asap industry, dan pembakaran batubara. Minyak bumi atau batubara mengandung
kadar belerang sekitar 0-6%. Belerang yang terdapat dalam minyak bumi dan batu bara
terbakar sesuai dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
S(s) + O2(g) SO2(g)

Batas kadar SO2 dalam udara bersih adalah 0,0002 bpj (1/500 dari batas kadar CO).
gas SO2 dapat membahayakan kesehatan. Dalam jumlah sedikit, gas ini dapat
menyebabkan batuk-batuk dan sesak napas, sedangkan dalam jumlah besar dapat
merusak saluran pernapasan (radang tenggorokan, radang paru-paru) serta
menyebabkan kematian. Pencemaran gas SO 2 terhadap tumbuhan dapat menyebabkan
pembentukan noda cokelat pada daun bahkan menimbulkan kerontokan. Gas SO 2 di
udara dapat teroksidasi menghasilkan gas SO 3.
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)

Gas SO3 merupakan oksida asam yang mudah bereaksi dengan air membentuk
asam sulfat.

SO3(g) + H2O(l) H2SO4(aq)

Reaksi pembentukan asam sulfat dapat terjasi di udara sehingga air hujan yang
sudah bereaksi dengan SO3 bersifat asam. Air hujan yang memiliki pH ≤ 5 dikenal sebagai
hujan asam.
Hujan asam sangat membahayakan lingkungan karena dapat menyebabkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Gatal-gatal pada kulit
b. Karat pada pagar besi, jembatan atau kendaraan yang terbuat dari besi
c. Rusaknya bangunan, patung, dan pagar tembok yang mengandung kapur
karena bereaksi dengan asam
d. Matinya ikan-ikan di danau karena air menjadi asam
e. Mengganggu pertumbuhan tanaman karena air tanah bersifat asam.

3. Oksida Nitrogen
Senyawa nitrogen yang merupakan gas pencemar adalah oksida nitrogen (NO, NO 2)
dan ammonia (NH3). Oksida nitrogen secara alami dapat terbentuk dari reaksigas
nitrogen dan gas oksigen di udara dengan bantuan petir.
N2(g) + O2(g) 2NO2(g)

Minyak bumi mengandung nitrogen 0%-15% sehingga dari pembakaran bahan bakar
kendaraan bermotor atau aktivitas industry akan dihasilka gas NO. gas NO di udara
dapat teroksidasi menjadi gas NO2.

2NO2(g) + O2(g) 2NO3(g)

Batas kadar NO2 untuk udara bersih adalah 0,001 bpj. Gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh udara yang tercemar gas NO 2 berupa gangguan saluran pernapasan dan
mata terasa perih. Gas NO2 juga merupakan oksida asam sehingga hasil reaksinya
dengan air hujan dapat menyebabkan hujan asam.

4. Logam Timbel (Pb)


Logam Pb dapat mencemari udara. Logam Pb yang terbakar membentuk oksida Pb.
Logam Pb bersifat racun karena dapat masuk ke dalam peredaran darah dan merusak
saraf otak. Logam Pb dalam senyawanya, yaitu TEL (tetraethyllead) sengaja ditambahkan
ke dalam bensin untuk meningkatkan nilai oktan.. semakin tinggi nilai oktan, mutu
bensin semakin baik. Bensin premium dengan nilai oktan 87 mengandung 0,7 gram TEL
dalam setiap liternya.
Logam Pb dapat menurunkan tingkat kecerdasan anak, menghambat pertumbuhan,
dan dapat menimbulkan kelumpuhan. Gejala keracunan logam Pb, yaitu mual, anemia,
dan sakit perut. Dari hasil penelitian, sayuran yang dijual atau ditanam di pinggir jalan
raya mengandung logam Pb di atas ambang batas yang diizinkan. Selain penggunaan TEL
pada bensin, sumber pencemar logam Pb yang lain adalah penggunaan baterai, kabel,
cat, ondustri penyepuhan dan pestisida.

5. Partikulat
Partikel-partikel padat atau cair di udala disebut partikulat. Partikulat padat disebut
asap dan partikulat cair disebut kabut. Partikulat padat (asap) dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar terutama solar dan batubara, pembakaran sampah, aktivitas
gunung berapi, dan kebakaran hutan. Asap juga dapat dihasilkan dari industry kimia.
Partikulat cair (kabut) terbentuk dari senyawa hidrokarbon yang menguap.
Keberadaan partikulat padat dan cair ditambah dengan adanya oksida-oksida nitrogen,
dan oksida belerang di udara, akan menimbulkan asap kabut yang dikenal dengan istilah
smog dan fog.
C. Daerah Pertambangan Minyak Bumi di Indonesia

Indonesia penambangan minyak terdapat di berbagai tempat, misalnya Aceh, Sumatera


Utara , Kalimantan , dan Irian Jaya. Daerah penghasil minyak bumi terdiri atas 49 kabupaten (0-4 mil
laut), 5 kota penghasil (0-4 mil laut) dan 4 propinsi penghasil (4-12 mil laut).

Pada tahun 2004, daerah yang memiliki wilayah Kabupaten/kota terbanyak yang
memproduksi minyak bumi adalah Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur (masing-masing 8
kabupaten/kota penghasil) dengan tingkat lifting pada kisaran 38 juta barel per tahun namun
kabupaten yang diperkirakan produksinya paling besar adalah Bengkalis diikuti Rokan Hilir dan Kutai
Kertanegara.

You might also like