You are on page 1of 14

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny.

Sri
Di Puskesmas Kec. Pancoran

Disusun Oleh :
Yuni Indrawati P3.73.24.1.13.050
Kelas :
II B Reguler

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


PRODI KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2014/2015

Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah tuhan yang semesata alam,atas berkat,rahmat,taufik dan
hidayahnya yang tiada terkira besarnya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul asuhan kebidanan pada Ibu Nifas Ny. Sri di Puskesmas Kecamatan
Pancoran.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah dalam praktek di
Puskesmas di program studi D III kebidanan. Mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah kami dan segenap pihak yang telah memberi bimbingan serta
arahan selama penulisan makalah ini.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa banyak terdapat

kekurangan

kekurangan dalam penulisan makalah ini maka dari itu kami sebagai penulis
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dan membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 10 Juni 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu Asuhan masa nifas diperluan dalam periode
ini, karena merupakan masa kritis, baik pada ibu maupun pada bayinya,
diperkirakan bahwa 60% diakibatkan kehamilan setelah persalinan dan setelah
persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama
(Prawirohardjo, 2007 : 122).
Pada saat ini angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut
survey demografi dan Kesehatan Indonesia (1994) angka kematian ibu dan angka
kematian bayi di Indonesia adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu
penyebab dari kematian ibu tersebut adalah komplikasi pada masa nifas dan faktorfaktor pelayanan kesehatan yang masih rendah. Pada masa nifas sering ditemukan
komplikasi berupa infeksi yang dialami oleh ibu seperti endometritis, peritonitis,
luka perineum, mastitis, bendungan ASI, kelainan pada puting susu, thromboflebitis
yang sering disebabkan oleh Perdarahan, trauma persalinan, partus lama, retensio
plasenta, Keadaan Umum ibu (anemia dan malnutrition). Dengan meningkakan
kualitas pelayanan maternitas diharapkan para petugas kesehatan dapat mengurangi
tingkat infeksi pada masa nifas, karena infeksi yang terjadi pada masa nifas menjadi
salah satu penyumbang terbesar dalam meningkatnya AKI (Angka Kematian Ibu) di
Indonesia pada umumnya Alasan kami mengambil kasus ini karena ingin
menambah pengetahuan dan keterampilan mengenai asuhan kebidanan pada ibu
masa nifas (post partum normal).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan masa Nifas ?
2. Apa saja perubahan yang terjadi pada masa nifas Ny. Sri ?
3. Bagaimana Asuhan Kebidanan yang diberikan kepada Ny. Sri ?
1.3 Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas pada Ny. Sri dengan nifas
normal.
1.4 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada Ny. Sri secara fokus dan sesuai dengan
kondisi klien.
2. Mampu menganalisa masalah, membuat diagnosa asuhan kebidanan pada Ny.

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Sri dalam masa nifas secara tepat.


Mampu mengidentifikasi diagnosa kebidanan, masalah, dan diagnosa potensial
pada Ny. Sri saat nifas.
Mampu menentukan tindakan segera pada Ny. Sri.
Mampu membuat rencana tindakan pada Ny. Sri pada masa nifas.
Mampu melaksanakan tindakan yang telah direncanakan pada Ny. Sri pada masa
nifas.
Mampu mengevaluasi tindakan yang diberikan pada Ny Ny. Sri saat nifas.
Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan dengan
metode SOAP.

1.5 Manfaat Penulisan

Bagi Penulis
Menambah pengalaman, wawasan pengetahuan, dan menerapkan ilmu yang
sudah didapat selama masa kuliah, khususnya tentang asuhan kebidanan pada
ibu hamil.

Bagi Puskesmas
Hasil asuhan kebidanan ini dapat menjadi tambahan pengalaman serta data
penunjang untuk lebih baik lagi di yang akan datang.

Bagi Pendidikan
Diharapkan mampu mengetahui dan mengukur kemampuan mahasiswanya
dalam menjalankan asuhan kebidanan, serta menjadi perbandingan bagi institusi
lainnya.

Bagi Klien
Klien mendapat asuhan kebidanan yang nyaman secara baik dan benar.

1.6 Profil Lahan (PUSKESMAS KECAMATAN PANCORAN)


Jl. Potlot II No. 06, Rt. 001/006, Durentiga, Pancoran, Duren Tiga, Jakarta Selatan,
DKI Jakarta 12760. Telp. (021) 7974024
VISI
MASYARAKAT PANCORAN SEHAT

MISI
1. Meningkatkan mutu dan profesionalisme pelayanan kesehatan.
2. Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan masalah

kesehatan

masyarakat.
3. Mengembangkan sistem informasi kesehatan sesuai kemajuan teknologi.
4. Menjalin kemitraan dengan berbagai sektor dan seluruh potensi yang ada di
masyarakat

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Masa Nifas


Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kirakira selama 6 minggu (Saifuddin, 2009).
Nifas dibagi dalam 3 periode:

Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.

Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang


lamanya 6-8 minggu.

Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan
atau tahunan.

2.2 Fisiologis Nifas


Suatu keadaan dimana tubuh ibu kembali ke keadaan semula, seperti sebelum
hamil.
1. Involusi uterus
Pada involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses proteolitik,
berangsur-angsur akan mengecil dari 1000 gram sehingga pada akhir kala nifas
besarnya seperti semula dengan berat 30 gram. Proses proteolitik adalah
pemecahan protein yang akan dikeluarkan melalui urin setelah persalinan,
sehigga hasil pemecahan protein dapat dikeluarkan. Proses involusi dapat dilihat
pada table sebagai berikut :
2. Pengeluaran lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam
masa nifas.
a. Lochia rubra ( crueta ) : berisi darah segar dan sisa sisa selaput ketuban,
sel sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari
pasca persalinan.
b. Lochia sanguinolenta : berwana merah kuning berisi darah dan lendir, hari
ke 3 7 pasca persalinan.
c. Lochia serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7
14 pasca persalinan.
d. Lochia alba : cairan putih setelah 2 minggu.
3. Laktasi atau pengeluaran air susu ibu
Pengeluaran ASI terjadi karena adanya rengsangan dari isapan bayi yang dapat

mengeluarkan hormone prolaktin dan oksitosin.


4. Perubahan system tubuh lainnya
Perubahan system organ lain meliputi perubahan vagina saluran kencing, sistem
kardiovaskuler, sistem hematologi dan sebagainya.
5. Perubahan psikologi
Wanita mengalami banyak perubahan emosi selama masa nifas, sementara ia
menyesuaikan diri menjadi seorang ibu.
2.3 Tujuan Asuhan Masa Nifas (Saifuddin, 2009)
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya da
perawatan bayi sehat.
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
2.4 Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum.
Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :

Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai


dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama
masa nifas.

Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.

Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.

Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak
dan mampu melakukan kegiatan administrasi.

Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.

Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah


perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman.

Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan


diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat
proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan
bayi selama priode nifas.

Memberikan asuhan secara professional.

2.5 Program dan Kebijakan Teknik


Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan
bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah

masalah yang terjadi.


2.6 Asuhan Kebidanan pada masa Nifas
1.

6 8 jam setelah persalinan, Tujuan :

Mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri.

Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan; rujuk jika perdarahan


berlanjut.

Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

Pemberian ASI awal.

Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

]Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.

Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu


dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu
dan bayi dalam keadaan stabil.

2. 6 hari setelah persalinan

Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus


dibawah umbilkus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

Menilai adanya tanda tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.

Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.

Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda


tanda penyulit.

Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari hari.

3. 2 minggu setelah persalinan

Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus


dibawah umbilkus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

Menilai adanya tanda tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.

Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.

Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda


tanda penyulit.

Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari hari.

4. 6 minggu setelah persalinan

Menanyakan pada ibu tentang penyulit penyulit yang ia atau bayi alami.

Memberikan konseling untuk KB secara dini.

BAB III
TINJAUAN KASUS

KASUS
Pada 6 jam yang lalu Ny. Sri usia 37 th P1A0 melahirkan anaknya yang berjenis
kelamin laki-laki. Keadaan umum ibu saat ini baik, TD : 100/70, N : 80 x/m, S : 36,8oC,
R : 21 x/m. Keadaan ibu dan bayi baik.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS


PUSKESMAS KEC. PANCORAN

Waktu : 08.00 WIB


Tanggal : 30 Januari 2015
Tempat : RB
Identitas Klien
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
No. Telepon
Alamat

:
:
:
:
:
:
:

Istri
Ny. Sri
37 tahun
Islam
SMP
Ibu Rumah Tangga
Rawa Jati Rt. 09/02

Suami
Tn. Agustin
30 tahun
Islam
SMA
Karyawan

S:

Ibu mengatakan senang atas kelahirannya.

Ibu mengatakan ASI-nya sudah keluar.

Ibu mengatakan sudah BAK tetapi belum BAB.

Ibu mengatakan lelah dan ingin istirahat.

Pemeriksaan Umum

O:
Keadaan umum baik, keadaan emosional stabil, kesadaran compos mentis. TTV:
tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80 kali permenit, pernafasan 20 kali permenit
dan suhu 36,8C.

Pemeriksaan Fisik

Mata konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik. Payudara bulat tidak bengkak,
pengeluaran kolostrum, puting susu menonjol. Kontraksi uterus baik, Tinggi
Fundus Uteri 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong, perineum baik,
pengeluaran lochea rubra ( 30 ml, tidak ada tanda-tanda infeksi. Ekstremitas atas
dan bawah tidak edema, tidak kemerahan dan refleks positif.
A : Ny. Sri usia 37 th P1A0 Post Partum 6 Jam, keadaan Ibu saat ini baik.
P:
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu saat ini baik. Ibu mengerti
dengan penjelasan yang diberikan.
2. Memeriksa involusi uterus. Involusi uterus baik.
3. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan setelah
melahirkan. Ibu mengerti dan segera makan.
4. Menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi buah dan sayur agar ibu bisa
segera BAB, Ibu bersedia mengkonsumsi buah dan sayur, dan Ibu mengerti serta
berjanji akan mencobanya.
5. Menjelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya masa nifas seperti terabanya rahim
yang lembek, lochea berbau dan adanya perdarahan pervaginam yang terus
menerus, jika terdapat tanda-tanda tersebut untuk segera memanggil bidan. Ibu
diingatkan kembali bila rahimnya terasa lembek di massase selama 15 detik. Ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
6. Menganjurkan ibu agar memberi ASI Eksklusif pada bayinya. Ibu mengerti
dengan penjelasan yang diberikan.
7. Meganjurkan ibu agar menjaga kebersihan diri dan vulva vagina dengan cara
membasuhnya dengan sabun dan air bersih dan segera mengganti pembalut jika
sudah terasa lembab. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan ibu sudah
mengganti pembalut.
8. Melaksanakan rawat gabung.

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS
Masa nifas ( puerpurium ) di mulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali ke keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira
kira selama 6 minggu. Pada kunjungan pertama yaitu nifas 6 jam, penulis memberikan
konseling pada ibu bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri,
memastikan bahwa Ny. Sri dapat memberikan ASI, dan terjadinya hubungan yang baik
antara ibu dan bayi baru lahir.
Hal ini sesuai dengan teori Saifudin ( 2009 ) kunjungan pertama masa nifas
( 6 8 jam ) setelah persalinan ; mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri,
pemberian ASI awal, melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, menjaga bayi
tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil pengkajian didapatkan selama melakukan asuhan kebidanan pada ibu
nifas tidak mengalami kelainan, secara keseluruhan berlangsung normal. Pengkajian
dilakukan secara fokus dan sesuai dengan kondisi klien.
Adapun diagnosa asuhan kebidanan pada ibu nifas yaitu P4A0 post partum 6
jam. Pada kasus ini tidak terdapat diagnosa potensial, karena pada kasus Ny. Sri tidak
terdapat antisipasi masalah lain, Tindakan segera pada kasus ini tidak ada, karena pada
kasus Ny. Sri tidak ditemukan masalah dan diagnosa potensial yang gawat sehingga
tidak diperlukan tindakan segera untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Penulis juga melakukan evaluasi pada setiap asuhan atau tindakan yang sudah
diberikan kepada Ny. Sri selama nifas dan hasilnya baik tanpa ada penyulit ataupun
komplikasi. Seluruh asuhan kebidanan yang telah diberikan didokumentasikan dengan
baik yaitu dengan menggunakan metode SOAP.
Saran
Bagi Penulis

Diharapkan penulis yang memperoleh ilmu di lahan praktek dapat


mengaplikasikannya dengan baik dan benar.

Diharapkan penulis dapat menggali ilmu pengetahuan lebih dalam dan


meningkatkan mutu pelayanan agar lebih terampil dan berkompeten lagi.

Diharapkan penulis dapat menjalin kerjasama yang baik dengan petugas


kesehatan yang lain sehingga timbul suatu tim yang baik dan nyaman.

Bagi Puskesmas

Diharapkan puskesmas dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standar


pelayanan yang telah ditetapkan.

Diharapkan puskesmas dapat meningkatkan mutu pelayanan dan menambah


sarana dan prasarana dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Bagi Pendidikan

Dapat meningkatkan kualitas dalam menambah referensi atau buku-buku tentang


kebidanan terutama tentang fisiologi dan patologi kehamilan.

Diharapkan akademik memberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam


pembuatan makalah ataupun dalam praktek di lahan.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, I.C., Manuaba, I.B.F., & Manuaba, I.B.G. (2009). Buku Ajar Patologi
Obstetri, EGC, Jakarta.
Prawirohardjo, S. & Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka,
Jakarta.
Saifuddin, Abdul Bari, dkk. (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul Bari, dkk. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Prawirohardjo.
Dewi, Vivian Nanny Lia. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
Adriaansz, George. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Prawirohardjo.
Departemen Kesehatan RI. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.

You might also like