Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2009
PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA GAGASAN TERTULIS
OLEH:
RYAN FIRMAN SYAH A1I007004
SRI NOVIANTI A1I007017
Tahun 2009
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karuniaNya, maka penyusunan Program Kreatifitas Mahasiswa
Gagasan Tertulis dapat diselesaikan. Program Kreatifitas Mahasiswa Gagasan
Tertulis ini disusun sebagai pedoman dalam rangka menyelesaikan mengikuti
Lomba Program Kreatifitas Mahasiswa Gagasan Tertulis.
Tak ada gading yang tak retak. Itulah peribahasa yang menggambarkan
bahwa Program Kreatifitas Mahasiswa Gagasan Tertulis ini masih jauh dari
sempurna sehingga dengan senang hati penyusun menerima saran dan kritik
terhadap tulisan ini. Penyusun berharap tulisan ini bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan semua pihak yang memerlukannya.
Penyusun
RINGKASAN
Sampah merupakan masalah yang klasik yang belum mendapatkan solusi yang
baik. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap sampah membuat masalah ini berlarut – larut. Sampah yang
terbanyak adalah sampah organik dengan komposisi 60-70% dari total
keseluruhan jenis sampah (Dephut, 2009). Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik, termasuk sampah organik, misalnya sampah dari
dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun (Admin, 2008).
Cara yang dilakukan pemerintah untuk penanganan sampah sampai saat ini adalah
dengan penimbunan sampah di daerah tertentu yang dijadikan lokasi TPA, dapat
dengan sistem open dumping maupun sanitary landfill. Pengelolaan sampah
secara terpusat mengarah pada sistem buang–angkut dan berakhir di tempat
pembuangan akhir (TPA) harus diubah ke arah meminimalisir buangan sampah.
Mikroorganisme pengurai bahan organik hidup pada sisa – sisa daun yang sudah
tua karena mikroorganisme ini akan mendekomposisi serasah daun sehingga
menjadi lapuk. Berdasarkan penelitian Agus Nurhayat (2007), bahan organik
(serasah daun bambu) yang banyak tersedia di Indonesia dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman lada dan panili. Jadi, serasah daun bambu terdapat
mikroorganisme sebagai dekomposer yang mampu mengurai bahan organik serta
menyuburkan tanah sehingga pertumbuhan tanaman akan baik.
A. Perumusan Masalah
Sampah organik dalam jumlah banyak dapat mencemari lingkungan karena air
sampah tersebut bau dan estika (PUSTEKKOM, 2005). Sebagian kota besar di
Indonesia, sampah merupakan masalah lingkungan yang belum dapat
terpecahkan, hal ini terjadi dikarenakan semakin meningkatnya volume
sampah yang harus diatasi seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk
(Kabar Indonesia, 2008). Di lain pihak saat ini semakin sulit untuk mencari
ruang untuk membuang sampah (Tempat Pembuangan Akhir) (Suci Rahayu,
2009).
Selama ini cara yang dilakukan pemerintah untuk penanganan sampah adalah
dengan penimbunan sampah di daerah tertentu yang dijadikan lokasi TPA,
dapat dengan sistem open dumping maupun sanitary landfill. Cara pengurukan
atau penimbunan dianggap murah dan mudah. Sampah yang berasal dari
tempat-tempat penampungan sementara diangkut ke TPA dengan
menggunakan truk-truk pengangkut sampah dari PD Kebersihan lalu
ditimbun. Gunungan sampah yang baru datang lalu diratakan dengan
menggunakan alat-alat berat. Sebagai contoh, berdasarkan data dari BPLHD
Provinsi Jawa Barat tahun 2004, volume yang terangkut dari TPS ke TPA
sebanyak 50.07% dari keseluruhan sampah yang ada (lampiran 2) (Suci
Rahayu, 2009). Hal yang sama terjadi di Yogyakarta, pengelolaan sampah
bersifat terpusat. Misalnya saja, seluruh sampah dari kota Jogjakarta harus
dibuang di Tempat Pembuangan Akhir di daerah Piyungan Bantul. Regulasi
dalam bentuk perda yang sekarang ada pun masih mengarah pada retribusi dan
pembuangan (Walhi, 2006).
Berdasarkan uraian tersebut maka masalah yang perlu dikaji lebih lanjut
adalah:
B. Gagasan Kreatif
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
A. Telaah Sampah
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau
bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak
atau buangan”. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994). “Sampah adalah suatu
bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun
proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk
Manajemen, Ecolink, 1996). “Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi,
dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula”. (Tandjung, 1982) “Sampah
adalah sumberdaya yang tidak siap pakai.” (Radyastuti, 1996).
1. Sampah Organik
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan
yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan
atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami.
Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk
sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit
buah, dan daun. Sampah organik mengandung senyawa organik atau
tersusun atas unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sedikit fosfat.
Sampah organik terdiri dari daun-daunan, sayur-sayuran dan buah-buahan
serta sampah dari bekas makanan (Admin, 2008).
2. Sampah Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti
mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini
tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik
secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya
hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada
tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan
kaleng (Ardan Sirodjuddin, 2008).
Sampah organik dapat diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat seperti kompos
yang akan berguna dalam memelihara kesuburan tanah, menambah lapisan
humus tanah, mengikat tanah dan sebagai pasokan hara atau nutrisi bagi
tanaman di sekitar lingkungan sendiri seperti taman di perumahan, hotel dan
restoran. Kompos dapat juga dijual ke petani, atau konsinyasi ke pedagang
tanaman hias sepanjang jalan di perkotaan, pemilik taman, kalangan hobies
tanaman dan bunga serta pengusaha perkebunan ( Saleh A Ibrahim, 2008).
B. Telaah Bambu
Kerajaan : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Keluarga : Poaceae
Sub keluarga : Bambusoideae
Super tribus : Bambusodae
Tribus : Bambuseae
Kunth ex Dumort.
Serasah daun bambu adalah daun bambu yang sudah tua dan gugur ke tanah.
Dalam waktu lama serasah ini akan terdekomposisi menjadi tanah kembali oleh
mikroorganisme pengurai.
C. Telaah Mikroorganisme
Jamur Aspergillus
Superkingdom : Eukaryota
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Pezizomycotina
Class : Eurotiomycetes
Order : Eurotiales
Family : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Jamur ini ada yang hidup sebagai saprofit atau parasit. Jamur yang hidup
parasit dapat menimbulkan penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Penyakit yang disebabkan oleh Aspergillus sp disebut aspergilosis. Jamur ini
dapat tumbuh di daerah yang beriklim subtropis dan tropis. Bila dalam keadaan
lembab, maka dapat hidup pada makanan, pakaian, buku, dan kayu. Koloni
jamur ini biasanya berwarna hitam, abu-abu, kuning hingga coklat.
Jenis jamur yang berbahaya dan merugikan adalah Aspergillus flavus yang
menghasilkan racun aflatoksin. Racun ini dapat menyebabkan kematian pada
manusia atau ternak. Bahkan, racun jamur banyak disebut-sebut sebagai
penyebab penyakit kanker. Sebaliknya, ada juga jenis jamur yang dimanfaatkan
untuk meramu makanan seperti dalam pembuatan tape dan sake (minuman
khas Jepang),yaitu Aspergillus oryzae, sedangkan Aspergillus wentii
dimanfaatkan dalam pembuatan kecap dan tauco ( Anonim, 2009 ).
Bakteri Lactobacillus
Kingdom : Bacterium
Divisi : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Lactobacillales
Family : Lactobacillaceae
Genus : Lactobacillus
Bakteri Saccharomyces
Superkingdom : Eukaryota
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Saccharomycotina
Class : Saccharomycetes
Order : Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Spesies : Saccharomyces cerevisiae
Sel memiliki ukuran yang bervariasi. Sel vegetatif yang berbentuk bulat.
Reproduksi dapat dengan pembelahan tunas, pembelahan sel, pertunasan sel,
atau dengan pembentukan spora aseksual yakni blastospora, khlamidospora,
arthospora. Saccharomyces bereproduksi dengan cara pertunasan, tempat
melekatnya tunas pada induk sel sedemikian kecilnya, sehingga seolah-olah
tidak terbentuk septa, karena septa yang terbentuk sangat kecil tidak dapat
terlihat dengan mikroskop biasa ( Hendra eka puspita, 2008).
Ciri umum Saccharomyces sp (ragi) tidak mempunyai hifa dan tubuh buah.
Jenis ragi yang dimanfaatkan untuk pem-buatan tape atau pengembang adonan
roti adalah Saccharo-myces cerevisiae. Jamur ini dapat memfermentasi glukosa
menjadi alkohol dan karbon dioksida. Reaksi kimianya adalah sebagai berikut.
(gkukosa) (alkohol)
A. Objek Penulisan
Objek penulisan karya tulis ini adalah pemanfaatan mikroba dari serasah daun
bambu sebagai dekomposer pada sampah organik yang di ubah menjadi
kompos dalam upaya mengurangi permasalahan sampah.
Penulisan karya tulis ini dilaksanakan pada bulan Maret bertempat di kampus
Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto. Studi pustaka dilakukan di Pusat
Informasi Ilmiah Fakultas Pertanian, UPT Perpustakaan Pusat Unsoed
Purwokerto dan Internet.
Cara kerja penulisan adalah:
D. Jenis Data
Data yang digunakan adalah data sekunder, yang bersumber dari jurnal ilmiah,
buku teks, artikel dan referensi pendukung yang lain.
Data dikumpulkan dari jurnal ilmiah, buku teks, artikel dan referensi
pendukung yang lain, untuk membahas alternatif pemecahan masalah.
F. Metode Penulisan
G. Sistematika penulisan
A. Analisis Permasalahan
2. Saccharomyces cerrevisiae
1. Nasi sebanyak 500 gram dibentuk bola menjadi bulatan sebesar kepalan
tangan.
2. Nasi tersebut diletakkan pada kotak dengan alas tanah dari bawah pohon
bambu dan ditutupi oleh serasah daun bambu sampai tertutup semuanya.
3. Nasi yang telah ditutupi oleh seresah itu didiamkan selama 3 hari sampai
nasi tersebut ditumbuhi jamur dan mempunyai bau yang khas mirip tape.
4. Nasi yang sudah ditumbuhi jamur dimasukkan ke dalam toples.
5. Toples yang berisi nasi yang sudah difermentasikan diberikan molase agar
mikroorganisme di dalam nasi dapat berkembang.
6. Toples tersebut didiamkan selama 6 - 7 hari
7. Indukan siap dipakai.
Indukan ini merupakan aktifator dalam mendekomposisi sampah organik.
Jika akan digunakan untuk bahan organik dalam jumlah banyak, indukan ini
dapat diperbanyak dengan menggunakan air dengan perbandingan 1: 20 yang
artinya 1 bola nasi yang berisi mikroorganisme dapat dilarutkan dengan air
sebanyak 20 liter.
EMB cair
Bahan yang dibutuhkan yaitu indukan EMB 500 gram, molase 150 cc/300
gram gula merah dan air 10 liter.
Cara pembuatannya yaitu:
2. EMB cair dimasukkan pada sampah organik yang telah dipotong – potong
dan mencampurnya sampai merata.
Mekanisme Pengomposan
Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu
tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen
dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan
oleh mikroorganisme serasah daun bambu. Suhu tumpukan kompos akan
meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH
kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap
tinggi selama waktu tertentu. Pada suhu ini biasanya dilakukan pembalikan
sampah organik, supaya mikroorganismenya tidak mati dan dapat terus
mengurai sampah. Pada saat ini terjadi dekmposisi/penguraian bahan organik
yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan
oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas.
Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur
mengalami penurunan (Lampiran 7). Pada saat ini terjadi pematangan kompos
tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses
pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan.
Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan
(Lampiran 8) (Wikipedia, 2008c).
1. Simpulan
2. Saran
V.
DAFTAR PUSTAKA
http://plhspensa.blogspot.com/2007/09/penanganan-
sampah.htmlhttp://plhspensa.blogspot.com/2007/09/penanganan-sampah.html
http://www.dephut.go.id/INFORMASI/SETJEN/PUSSTAN/info_5_1_0604/isi_4.
htm
(http://isroi.wordpress.com/2008/02/25/aplikasi-trichoderma-harzianum-dan-
aspergillus-sp-pada-tanaman/#more-61)
PUSTEKKOM© 2005
http://balittro.litbang.deptan.go.id/pdf/edisikhusus/2007_01/edisi_khusus_2007_0
1_06.pdf. (agus nurhayat)
is r o i . o r g
http://id.wikipedia.org/wiki/Bambu
http://72.14.235.132/search?
q=cache:LVNjUxVi2usJ:mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/poenya-
marvel.pdf+aspergillus+morfologi&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/mikrobiologi/morfologi-
mikrob-morfologi-mikroskopis-dan-makroskopis-jamur hendra_eka_puspita,
2008
( 118.98.216.59/subdom/modul/bahan/sma_bio_jamur_2008/bab2_B.htm ).
http://www.google.co.id/search?
hl=id&q=peran+mikroorganisme+dalam+pengomposan&btnG=Telusuri+dengan
+Google&meta=&aq=o&oq=
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 3
Gambar 2. Bambu.
Lampiran 4
Gambar 1. Aspergillus sp dengan konidium
Lampiran 5
Gambar 2. Saccharomyces
Lampiran 7
Gambar profil suhu dan populasi mikroba selama proses pengomposan
Lampiran 8
Gambar proses pengomposan (Wikipedia, 2008c)
Penulis I
6. Pertemuan Ilmiah :
a. Kajian Ilmiah Prospek Hortikultura di Era Globalisasi 2008
b. Workshop Food Combining “Food For Life Style” 2008
c. Pelatihan Karya Tulis Mahasiswa Fakultas PertanianUniversitas
Jenderal Soedirman 2008
d. Pelatihan Keterampilan Manajerial Mahasiswa Tingkat (LKMM-
TD) Fakultas Pertanian Unsoed 2007
e. Seminar Kewirausahaan Fakultas Peternakan Unsoed 2008
f. Pelatihan Kewirausahaan Menghadapi Dunia Kerja oleh Biro
Administrasi Kemahasiswaan Universitas Jenderal Soedirman 2009
g. Seminar Nasional Pangan Halal “Kondisi, Prospek dan Regulasi
Pangan Halal Indonesia” 2008
7. Keorganisasian :
a. Talent and Development Departement Student English Group of
Agriculture periode 2008-2009
b. Lembaga Semi Otonom Pangan Halal GAMAIS periode 2008-
2009
c. Divisi Kekeluargaan HIMADIWA periode 2007-2008
d. Koordinator Divisi Pendidikan HIMADIWA periode 2008-2009
Penulis II
6. Pertemuan Ilmiah :
a. Kajian Ilmiah Prospek Hortikultura di Era Globalisasi 2008
b. Workshop Food Combining “Food For Life Style” 2008
c. Pelatihan Kewirausahaan Menghadapi Dunia Kerja oleh Biro
Administrasi Kemahasiswaan Universitas Jenderal Soedirman 2009
d. Pelatihan Kepemimpinan dan Manajerial Organisasi “PAMOR”
2008
e. Seminardan Lokakarya Nasional “Peran Perbankan Dalam
Mewujudkan Kedaulatan Pangan 2007”
7. Keorganisasian :
a. Bidang Intern HMPS Horti periode 2008-2009
b. Bidang Pengembangan Bisnis UKM “BIWARA” 2008-2009