You are on page 1of 38

Lempeng Tektonik

(Tectonic Plate)
Oseanografi Fisika
Oleh:
NADIA DEVA PARAMITA
XII.IPS.2 / 23
“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di
bumi supaya bumi itu tidak goncang
bersama kamu, (dan Dia menciptakan)
sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu
mendapat petunjuk”

An-Nahl 16:15
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu
sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia
berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah)
perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh
tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”

An-Naml 27:88
• Anggapan lama pernah ada pada abad-abad yang
lampau bahwa bumi adalah sesuatu yang rigid atau kaku
sementara benua-benua berada pada kedudukannya
yang tetap tidak berpindah-pindah.
• Setelah ditemukannya benua Amerika dan dilakukan
pemetaan pantai di Amerika dan Eropa ternyata terdapat
kesesuaian morfologi dari pantai-pantai yang dipisahkan
oleh Samudera Atlantik.
• Hal ini menjadi titik tolak dari konsep-konsep yang
menerangkan bahwa benua-benua tidak tetap akan
tetapi selalu bergerak.
• Konsep-konsep ini dibagi menjadi tiga menurut
perkembangannya (Van Krevelen, 1993) :
1. Konsep yang menerangkan bahwa terpisahnya
benua disebabkan oleh peristiwa yang
katastrofik dalam sejarah bumi. Konsep ini
dikemukakan oleh Owen dan Snider pada tahun
1857.
2. Konsep apungan benua atau continental drift
yang mengemukakan bahwa benua-benua
bergerak secara lambat melalui dasar samudera,
dikemukakan oleh Alfred Wegener (1912).
Akan tetapi teori ini tidak bisa menerangkan
adanya dua sabuk gunung api di bumi.
3. Konsep paling mutakhir yang dianut oleh para
ilmuwan sekarang yaitu Teori Tektonik
Lempeng.
Teori ini lahir pada pertengahan tahun
enampuluhan.
Teori ini terutama didukung oleh adanya
Pemekaran Tengah Samudera (Sea Floor
Spreading) dan bermula di Pematang Tengah
Samudera (Mid Oceanic Ridge : MOR) yang
diajukan oleh Hess (1962).
PERKEMBANGAN TEORI
• Teori Tektonik Lempeng berasal dari hipotesis
continental drift yang dikemukakan Alfred Wegener
tahun 1912 dan dikembangkan lagi dalam bukunya The
Origin of Continents and Oceans terbitan tahun 1915.
• Ia mengemukakan bahwa benua-benua yang sekarang
ada dulu adalah satu bentang muka yang bergerak
menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut
dari inti bumi seperti 'bongkahan es' dari granit yang
bermassa jenis rendah yang mengambang di atas lautan
basal yang lebih padat.
• Namun, tanpa adanya bukti terperinci dan perhitungan
gaya-gaya yang dilibatkan, teori ini dipinggirkan.
• Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan inti
yang cair, tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin
bahwa bagian-bagian kerak tersebut dapat bergerak-
gerak.
• Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan
geolog Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa
tautan bagian-bagian kerak ini kemungkinan ada di
bawah laut.
• Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di dalam
mantel bumi adalah kekuatan penggeraknya.
• Bukti pertama bahwa lempeng-lempeng itu memang mengalami
pergerakan didapatkan dari penemuan perbedaan arah medan
magnet dalam batuan-batuan yang berbeda usianya. Penemuan
ini dinyatakan pertama kali pada sebuah simposium di Tasmania
tahun 1956.
• Mula-mula, penemuan ini dimasukkan ke dalam teori ekspansi
bumi, namun selanjutnya justeru lebih mengarah ke
pengembangan teori tektonik lempeng yang menjelaskan
penyebaran (spreading) sebagai konsekuensi pergerakan
vertikal (upwelling) batuan, tetapi menghindarkan keharusan
adanya bumi yang ukurannya terus membesar atau berekspansi
(expanding earth) dengan memasukkan zona
subduksi/hunjaman (subduction zone), dan sesar translasi
(translation fault).
• Pada waktu itulah teori tektonik lempeng berubah dari sebuah
teori yang radikal menjadi teori yang umum dipakai dan
kemudian diterima secara luas di kalangan ilmuwan.
• Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi
kita terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang
masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang
lain.
• Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini
tercipta hingga sekarang.
• Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an,
dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan
berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi,
tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang
bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
• Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua
(continental crust) ataupun kerak samudra (oceanic
crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi
(earth's mantle).
• Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas
mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada
kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada
kerak benua.
• Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra
(mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak
benua (felsik).
• Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair
yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan
tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi,
batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir
seperti cairan (fluid).
• Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng
tektonik yang saling bersinggungan satu dengan
lainnya.
Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu:
• Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng benua
• Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika - Lempeng benua
• Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng India
antara 50 sampai 55 juta tahun yang lalu)- Lempeng benua
• Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng benua
• Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut -
Lempeng benua
• Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng benua
• Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng samudera

• Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng India,


Lempeng Arabia, Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Fuca, Lempeng
Cocos, Lempeng Nazca, Lempeng Filipina, dan Lempeng Scotia.
Plate dan Pergerakannya
Jenis-jenis Batas Lempeng

• Berdasarkan arah pergerakannya,


perbatasan antara lempeng tektonik yang
satu dengan lainnya (plate boundaries)
terbagi dalam 3 jenis, yaitu 1. divergen,
2. konvergen, dan
3. transform
Batas divergen/konstruktif
(divergent/constructive boundaries)
• Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai
(break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan
litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen.
• Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar
laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses
ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat
adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
• Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu
contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke
selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan
Afrika dengan Benua Amerika.
Batas konvergen/destruktif
(convergent/destructive boundaries)

• Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan


(consumed) ke arah kerak bumi, yang
mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu
satu sama lain (one slip beneath another).
• Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong
ke bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain
disebut dengan zona tunjaman (subduction zones).
• Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa.
Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit
samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di
wilayah ini.
• Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan
Andes di Amerika Selatan dan busur pulau Jepang
(Japanese island arc).
• Batas konvergen ada 3 macam, yaitu
1) antara lempeng benua dengan lempeng
samudra,
2) antara dua lempeng samudra, dan
3) antara dua lempeng benua.
Konvergen lempeng benua—
samudra (Oceanic—Continental)
• Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah
lempeng benua, lempeng ini masuk ke lapisan
astenosfer yang suhunya lebih tinggi, kemudian meleleh.
• Pada lapisan litosfer tepat di atasnya, terbentuklah
deretan gunung berapi (volcanic mountain range).
Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi
penunjaman, terbentuklah parit samudra (oceanic
trench).
• Pegunungan Andes di Amerika Selatan adalah salah satu
pegunungan yang terbentuk dari proses ini. Pegunungan
ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Nazka
dan Lempeng Amerika Selatan.
Konvergen lempeng samudra—
samudra (Oceanic—Oceanic)
• Salah satu lempeng samudra menunjam ke bawah
lempeng samudra lainnya, menyebabkan terbentuknya
parit di dasar laut, dan deretan gunung berapi yang
pararel terhadap parit tersebut, juga di dasar laut.
• Puncak sebagian gunung berapi ini ada yang timbul
sampai ke permukaan, membentuk gugusan pulau
vulkanik (volcanic island chain).
• Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau
vulkanik dari proses ini. Pulau ini terbentuk dari
konvergensi antara Lempeng Pasifik dan Lempeng
Amerika Utara.
Konvergen lempeng benua—benua
(Continental—Continental)
• Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah
lempeng benua lainnya.
• Karena keduanya adalah lempeng benua, materialnya
tidak terlalu padat dan tidak cukup berat untuk
tenggelam masuk ke astenosfer dan meleleh.
• Wilayah di bagian yang bertumbukan mengeras dan
menebal, membentuk deretan pegunungan non vulkanik
(mountain range).
• Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet adalah salah satu
contoh pegunungan yang terbentuk dari proses ini.
Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara
Lempeng India dan Lempeng Eurasia.
Batas transform (transform
boundaries)
• Terjadi bila dua lempeng tektonik
bergerak saling menggelangsar (slide each
other), yaitu bergerak sejajar namun
berlawanan arah.
• Keduanya tidak saling memberai maupun
saling menumpu.
• Batas transform ini juga dikenal sebagai
sesar ubahan-bentuk (transform fault).
• Batas transform umumnya
berada di dasar laut, namun
ada juga yang berada di
daratan, salah satunya adalah
Sesar San Andreas (San
Andreas Fault) di California,
USA.
• Sesar ini merupakan
pertemuan antara Lempeng
Amerika Utara yang bergerak
ke arah tenggara, dengan
Lempeng Pasifik yang
bergerak ke arah barat laut.
Bagaimana Dengan
Indonesia?
• Negeri kita tercinta berada di dekat batas
lempeng tektonik Eurasia dan Indo-Australia.
• Jenis batas antara kedua lempeng ini adalah
konvergen.
• Lempeng Indo-Australia adalah lempeng yang
menunjam ke bawah lempeng Eurasia.
• Selain itu di bagian timur, bertemu 3 lempeng
tektonik sekaligus, yaitu lempeng Philipina,
Pasifik, dan Indo-Australia.
• Seperti telah dijelaskan sebelumnya, subduksi antara
dua lempeng menyebabkan terbentuknya deretan
gunung berapi dan parit samudra.
• Demikian pula subduksi antara Lempeng Indo-Australia
dan Lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya
deretan gunung berapi yang tak lain adalah Bukit
Barisan di Pulau Sumatra dan deretan gunung berapi di
sepanjang Pulau Jawa, Bali dan Lombok, serta parit
samudra yang tak lain adalah Parit Jawa (Sunda).
• Lempeng tektonik terus bergerak. Suatu saat
gerakannya mengalami gesekan atau benturan
yang cukup keras.
• Bila ini terjadi, timbullah gempa dan tsunami,
dan meningkatnya kenaikan magma ke
permukaan.
• Jadi, tidak heran bila terjadi gempa yang
bersumber dari dasar Samudra Hindia, yang
seringkali diikuti dengan tsunami, aktivitas
gunung berapi di sepanjang pulau Sumatra dan
Jawa juga turut meningkat.
Indo-plate
Peta Tektonik dan Gunung Berapi di Indonesia. Garis biru melambangkan batas
antar lempeng tektonik, dan segitiga merah melambangkan kumpulan gunung
berapi.

You might also like