You are on page 1of 26

Definisi, Etiologi, Klasifikasi dan

Patofisiologi Konjungtivitis

Presented by: Syadzwina Syaufika


Definisi
• Konjungtivitis adalah  Radang atau infeksi pada
konjungtiva dimana batasnya adalah dari kelopak mata
hingga sebagian bola mata.
Etiology

– Konjungtiva bisa mengalami peradangan akibat:


– Infeksi olah virus(adenovirus,herpes simplex virus
(HSV),varicella-zoster virus (VZV), picornavirus (enterovirus
70, Coxsackie A24), poxvirus (molluscum contagiosum,
vaccinia), dan human immunodeficiency virus (HIV)) atau
bakteri
– Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang
– Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar
ultraviolet dari las listrik atau sinar matahari yang
dipantulkan oleh salju
• Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan
atau bertahun-tahun.
• Konjungtivitis semacam ini bisa disebabkan oleh:

- Kelainan saluran air mata


- Kepekaan terhadap bahan kimia
- Pemaparan oleh iritan
- Infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia).

• Pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga


bisa menyebabkan konjungtivitis.
Klasifikasi
• Berdasarkan kausanya:
– Bakteri
– Viral
– Alergi
– Clamydia
• Berdasarkan gambaran klinik:
– Kataral
– Purulen,mukopurulen.
– Membran
– Folikular
– Vernal
– Filikten
Konjungtivitis Bacterial
• Jaringan sekitar mata terdapat flora normal seperti
streptococci, staphylococci, dan Corynebacterium. Infeksi
bisa terjadi dari kontaminasi eksternal dari sisi yang
berdekatan atau melalui darah. Pertahanan tubuh primer
terhadap infeksi adalah lapisan epitel yang menutupi
konjungtiva. Rusaknya lapisan ini memudahkan untuk
terjadinya infeksi.
Flora Normal
(Streptococcus,Staphyloco Paertahanan tubuh primer
ccus rusak

Infeksi
• Pertahanan sekunder adalah sistem imunologi (tear-film
immunoglobulin dan lisozyme) yang merangsang
lakrimasi.
Konjungtivitis Viral
• Adenovirusmerupakan penyebab terbanyak
konjungtivitis. Subtypenya dapat sebabkan
keratokonjungtivitis (pink eye), dan pharingoconjunctival
fever.
• Transmisi melalui droplet,muntahan dan air kolam
renang yang sudah terkontaminasi
• HSV biasanya pada anak dan berhubungan dengan
folikular konjungtivitis. Penyebabnya adalah HSV type 1
walaupun HSV type II bisa juga menjadi penyebab terutama
pada neonatus. Infeksi rekuren biasanya pada orang
dewasa dan biasanya berhubungan dengan kornea.
• VZVefek terhadap konjungtiva dari infeksi primer atau
sekunder. Infeksi primer berasal dari cacar air dan sekunder
berasal dari zoster. Infeksi dapat disebabkan karena kontak
langsung dengan VZV atau zoster skin lesions atau bisa
juga dari sekret saluran nafas yang terinfeksi yang tidak
sengaja terhirup
• Molluscum contagiosum
– Saat konjungtivitis folikurar kronik.
– Melepaskan partikel virus kedalam saccus konjungtiva dari kelopak
mata yang lesi/iritasi
• HIV Pasien dengan AIDS secara umum berkembang
menjadi konjungtivitis non spesifik ditandai dengan
hiperemia iritasi dan berair. Microsporidia diisolasi dari
kornea dan konjungtiva pada beberapa pasien AIDS dan
keratokonjuntiva. Gejalanya adalah penglihatan yang kabur
dan fotofobia.
Konjungtivitis Allergi
• Seasonal dan Perineal Alergic
• Vernal keratoconjunctivitis
• Atopic keratoconjunctivitis
• Giant papillary conjunctivitis
Seasonal dak Perineal Konjungtivitis
• Biasanya alergen adalah spt:
– Serbuk sari

– Rumput2 liar.

• SAC (seasonal allergic conjunctivitis) gejalanya mirip dengan


konjungtivitis akut.
• Saat musim semiserbuk sari pohon
• Saat musim gugur serbuk sari rumput liar
• PAC,alergennya adl:
– Debu rumah

– Kecoa

– Bulu binatang peliharaan


Vernal keratoconjunctivitis
•  inflamasi kronis pada konjungtiva (unilateral) dan
berhubungan dengan gen/herediter.
• >90% penderita dgn penyakit ini mempunyai riwayat atopi
lain spt asma,eczema atau rhinitis alergi seasonal.
Atopic keratoconjunctivitis
• Inflamasi pada konjungtiva dan kelopak mata (bilateral)
dan berhubungan kuat dengan dermatitis atopic
• Merupakan reaksi hypersensitivitas type I.
Giant papillary conjunctivitis
• Merupakan immune mediated inflammatory.
• Gangguannya terletak pada konjungtiva tarsal superior.

• Secara histologik terdapat gambarn giant cell


Konjungtivitis kataral
• Gambaran klinisnya adalah injeksi konjungtiva dan
hiperemia tarsal tanpa cobble-stone,tanpa folikel dan
tanpa filikten.
• Berbentuk sekret serous (mukopurulen atau mukus
trgntung causa).
• Dapat menyertai blefaritis atau obstruksi duktus
nasolakrimal
Konjugntivitis Purulen-Mukopurulen
• Gambaran:
– Konjungtiva tarsal hiperemia.
– Adanya pus terkadang disertai dengan pseudomembran sbg
massa putih dikonjungtiva tarsal (purulen).
– Sering juga disebut konjungtivitis gonococcal.
– Dapat terjadi pada anak-anak (jalan lahir) dan orang dewasa
(semen yang sampai kemata).
• Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai, mata
menjadi merah dan nyeri.
• Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses,
perforasi mata bahkan kebutaan.
• Konjungtivitis gonorea pada bayi infeksi terjadi saat
lewati jalan lahir yang berasal dari uretritis gonorea
ibunya.
• Masa inkubasinya selama 1-3 hari,biasanya bilateral
Konjungtivitis Membran
• Adanya membran berupa massa putih di konjungtiva
tarsal dan terkadang juga menutupi konjungtiva bulbi.
• Dapat disebabkan oleh Streptococcus dan infeksi difteria.

• Pada penderita stevens-Jhonsons dapat disertai dengan


konjungtivitis membran.
Konjungtivitis Filikten
• Biasanya berhubungan dengan TB Paru.
• Gejalanya ialah:
– Adanya filikten pada limbus.
– Filikten dapat juga dijumpai pada konjungtiva tarsal,bulbi dan
kornea.

• Bila filikten mengenai kornea dan sering kambuh


gangguan penglihatan.
• Bila peradanagnnya berat lakrimasi hingga berakibat
eksema kulit
Terima Kasih

You might also like