Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ilmu kedokteran, perkembangan ini dianggap cukup pesat dinilai dari muncunya
tidak ketinggalan, hal ini dianggap positif dan penting dalam upaya menegakkan
praktek di unit radilogi, dapat diketahui bahwa salah satu pemeiksaan yang
sering dilakukan dan memerlukan ketelitian dan keterampilan yang cukup adalah
kasus-kasus tertentu di bagian Vesica Urnaria dan uretra yang mana salah satux
adalah srikture uretra. Kasus striktur uretra merupakan penyempitan lumen uretra
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat penelitian
mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,
(www.urinary_system.com)
Ket Gambar :
1) Ginjal (ren)
2) Renal pelvis
3) Ureter
4) Vesika urinaria (VU)
5) Urethra
a. Ginjal
kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran
(terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam
lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih
rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.
1. Fungsi Ginjal
racun.
tubuh.
2. Struktur Ginjal
gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih
terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang
ginjal.
minores.
unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal.
distal dan tubulus urinarius. Di bawah ini tampak anatomi dari ginjal.
Gambar 2.2 Ginjal
www.pusdiknakes.co.id
Ket Gambar :
1. Ginjal 5.Vena cava superior
2. Cortax 6. Arteri renalis
3. Medula 7. Vena renalis
4. Aorta 8. Ureter
b. Ureter
menghantarkan urin dari ginjal menuju kandung kemih. Panjang ureter adalah
kandung kemih dan berjalan dari hilus ginjal menuju kandung kemih. Ureter
vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada
rongga pelvis.
yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih. Dibawah ini tampak
3. Tunika submukosa.
Ket Gambar :
1. Peritoneum A. Transitional ephitalium
2. Detrusor muscel B. Lamina Propia
3. Ureteral openings C. Submucosa
4. Trigone D. Detrusor muscel
5. Neck of urinary bledder E. Adventitia
6. Internal urethal M. Mucosa
7. External urethal
d. Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria
dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi. Dibawah ini
B. Patofisiologi
1. Ruptur uretra
Ruptur uretra adalah ruptur pada uretra yang terjadi langsung akibat
(simpiolisis).
keperawatan-pada-pasien-dengan-trauma-uratra.html)
2. Karsinoma Serviks
(http://id.wikipedia.org/wiki/karsinoma_serviks)
3. Nefritis
disebabkan oleh infeksi, seperti yang terjadi pada pielonefritis atau suatu
(http://www.indonesiaindonesia.com/f/10909-nefritis)
keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa
ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung
kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis
saluran-kemih)
6. Batu Ginjal
Batu saluran kemih adalah massa keras seperti batu yang terbentuk
C. Patologi
Striktur uretra lebih sering terjadi pada pria daripada wanita terutama karena
anomali saluran kemih yang lain. Adapula Cedera uretral (akibat insersi peralatan
tidak ditangani, Infeksi, Spasmus otot dan tekanan dai luar misalnya pertumbuhan
tumor (C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468 dan C. Long , Barbara;1996)
a. Persiapan pasien
prosedur kateterisasi.
b. Prosedur pemeriksaan
berada pada pertengahan tepi superior dari symphisis pubis. Kaset ini
diklem.
lubang uretra.
a. Persiapan pasien
b. Prosedur pemeriksaan
3. Menurut G.Briyant
a. Persiapan pasien
Pada pemeriksaan ini, pasien harus kencing sebelum dilakukan
pemeriksaan
b. Prosedur Pemeriksaan
kearah kantong kemih. Pasien diatur pada posisi posterior oblik kanan
24x30 cm dengan peletakan film sama dengan pada saat pengambilan film
pendahuluan yang mana pada bagian atasnya berada bidang spina iliaka
leher kantong kemih secara postero-anterior dan oblik kanan dan kiri.
E. Kontras Media
pemeriksaan sinar-X yaitu bahan kontras barium sulfat, sebuah bubuk putih
yang tidak larut. Bubuk ini dicampur dengan air dan beberapa komponen
pemeriksaan, bahan kontras ini akan kkeluar dari tubuh dengan feces. Tipe
bahan kontras lainnya didasarkan pada iodine. Iodine ini bias terikat pada
organic memiliki efek samping yang lebih sedikit. Banyak efek samping yag
b. Efek samping
sebagai berikut:
1) Reaksi ringan
Penderita akan mengeluh adanya rasa panas dan tertekan pada abdomen,
menjadi pucat, mulai berkeringat dan amat gelisah. Denyut nadi menjadi
lebih cepat.
Kulit pucat, nafas amat dangkal, nadi cepat dan amat lemah, hiLangnya
f. panas yang tinggi pada sasaran atau target akibat benturan elektro
G. Proteksi Radiasi
ditentukan.
b. Dosis yang diterima oleh pekerja radiasi harus serendah mungkin dan
c. Dosis kepada mereka juga yang pekerja dan bukan penderita harus
pengulangan foto.
3) Menggunakan Faktor eksposi dengan tepat
4. Bahaya Radiasi
yang merugikan.
a. Efek somatic
Yaitu efek yang terlihat langsung pada orang yang terkena radiasi. Efek-
b. efek genetik
Yaitu efek radiasi yang tmbul pada generasi berikutnya, efek ini tidak
dirasakan secara langsung oleh orang yang terkena radiasi tersebut dapar
terjadi pada sel kelamin dan manifestasinya terlihat pada generasi kedua
dan ketiga.
Dalam proses engolahan film ada dua cara yang dilakukan yaitu :
1. Secara manual
a. Tahap Pembangkitan(Development)
b. Tahap Pembilasan(Rinshing)
dimasukkan dalam air bersih. Agar sisa-sisa developer yang melekat pada
c. Tahap penetapan(Fixer)
Larutan ini bersifat asam , yang befungsi untuk menghentikan
larutn developer yang melekat pada film sudah tidak bisa bereaksi karena
Setelah diangkat dari larutan fixer, lalu film dicuci dengan larutan air
bersih supaya sisa-sisa larutan fixer dapat hilang, karena jika tida
dibersihkan dari sisa proses pencucian maka akan melekat pada film
setelah kering.
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses pengolahan film setelah film
2. secara otomatis
saja dengan proses pengolahan film manual, hanya saja pengolahan film
pada manual.
konsentrasi, keaktifan dan suhu yang lebih tinggi daripada system pengolahan
manual. Oleh karena itu, waktu yang dipakai selama pencucian lebih cepat.
Pengolhan film secara otomatis ini terbagi atas empat, yaitu : Pembangkitan,
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penulisan
menjawab permasalahan yang timbul diperoleh data yang tepat dan akurat. Data
a. Study Kepustakaan
Study kepustakaan ini dilakukan pada literature yang ada kaitannya dengan
melakukan penelitian.
b. Wawancara
radiologi, serta dengan pihak terkait untuk mendapatkan data yang akurat.
c. Observasi (pengamatan)
Makassar.
a. Persiapan alat
- Pesawat Rontgen
Merk :
Buatan :
Tipe :
Kapasitas Pesawat :
Tegangan Tabung :
Tabung sinar-X :
Merk :
No. seri :
Input Power :
Kaset ukuran :
kode :
- Spoit 50 cc
- Kateter …
b. Persiapan bahan
- Bahan kontras
- Obat ….
- Aquadest steril
Data pasien
- Nama :
- Jenis kelamin :
- Alamat :
- Tanggal foto :
c. Persiapan pasien
1. Persiapan administrasi
Pasien datang ke loket pada Instalasi Rawat Darurat dengan
membawa surat permintaan foto dokter. Untuk pasien peserta askes harus
2. Persiapan pasien