Professional Documents
Culture Documents
Kancil menjawab, "Ya, Tuan. Hamba tahu tuan adalah si raja hutan."
Singa itu segera menghampiri sumur itu dan melihat di dalamnya ada
seekor singa besar. Ia menduga bahwa itu adalah singa besar yang
dikatakan oleh kancil. Ia segera mengaum keras sekali karena
marah.
Terdengar pula auman yang lebih keras dan bergema. Singa lalu
memperlihatkan taring-taringnya yang runcing dan menggeleng-
gelengkan kepalanya karena marah. Gerakannya ditirukan oleh singa
besar yang ada di dalam sumur itu. Singa itu semakin marah karena
merasa diejek. Akhirnya, ia melompat ke dalam sumur. Ia hendak
memakan singa yang ada di dalam sumur tersebut.
Ternyata di dalam air tidak ada singa yang lain. Yang ada hanyalah
bayangannya. Ia ingin kembali ke atas namun tidak mungkin karena
sumur itu terlalu dalam.
Mendengar hal itu, kancil hanya terdiam. Demikianlah singa itu sudah
berusaha berkali-kali untuk melompat ke atas namun tetap tidak
dapat. Setelah merasa lelah akhirnya ia tenggelam di dalam air.
Sementara itu, kancil yang berada di atas sumur menari gembira
sambil berdendang.
Ketika penduduk desa sudah tahu bahwa singa itu telah mati di
dalam sumur, mereka kembali ke desanya semula dan hidup dengan
bahagia dan selamat.
(Cerita ini Tante Poetri ambil dari Buku Dongeng Musang dan Kelinci
Yang Durhaka, karangan M. Safii Masykur, S. Ag.)