You are on page 1of 3

YMC: Dongeng Pagi - Singa dan Kancil

Di sebuah hutan kecil tinggallah seekor singa. Singa tersebut


menamakan dirinya Si Raja Hutan. Di sekitar hutan tersebut ada
sebuah desa. Setiap kali singa itu lapar dan hendak makan, maka ia
keluar dari hutan dan menunggu di pinggir desa. Saat ada seekor
sapi atau kambing lewat, maka ia segera menerkamnya dan
membawanya ke hutan.

Setiap hari ia memakan binatang ternak penduduk desa. Penduduk


desa tersebut sudah berulang kali berusaha menangkap singa itu,
namun tidak pernah berhasil. Setelah lama berpikir, mereka hanya
menemukan satu jalan, yaitu meninggalkan desa dan mengungsi ke
tempat lain.

Karena sepi, singa tidak lagi mencari mangsa di desa. Ia berkeliling


hutan mencari mangsa yang lain. Satu-satunya hewan yang ada di
hutan tersebut adalah si kancil. Saat itu, si kancil sedang asyik
bermain di hutan. Tiba-tiba ia mendengar auman singa.

Karena takut, kancil segera bergegas pulang. Akan tetapi sayang


karena singa melihatnya dan menyuruhnya berhenti. Singa lalu
berteriak memanggilnya, "Kemari! Tidak tahukah kamu bahwa aku
adalah si raja hutan?"

Kancil menjawab, "Ya, Tuan. Hamba tahu tuan adalah si raja hutan."

"Mengapa kamu takut ketika mendengar suara aumanku tadi dan


tidak menyerahkan dirimu kepadaku?", singa kembali bertanya.

Kancil segera paham bahwa singa hendak memakannya.


"Sebenarnya saya sudah bermaksud menyerahkan diri saya kepada
tuan sebelumnya", jawab kancil, "namun sayang, saya dicegah oleh
seekor singa yang juga sangat besar yang hidup di hutan ini juga."

Singa kaget mendengar jawaban kancil, "Memangnya ada raja yang


lebih besar dariku? Dimana ia sekarang? Perlihatkan kepadaku!"
Kancil itu pun kemudian berjalan diikuti oleh sang raja hutan menuju
sebuah sumur besar yang ada di dekat hutan. Dari sumur itulah,
penduduk kampung biasa mencari air. Kancil itu menunjuk pada
sumur tersebut. Lalu ia berkata, "Di sumur itulah singa besar tinggal,
Tuanku."

Singa itu segera menghampiri sumur itu dan melihat di dalamnya ada
seekor singa besar. Ia menduga bahwa itu adalah singa besar yang
dikatakan oleh kancil. Ia segera mengaum keras sekali karena
marah.

Terdengar pula auman yang lebih keras dan bergema. Singa lalu
memperlihatkan taring-taringnya yang runcing dan menggeleng-
gelengkan kepalanya karena marah. Gerakannya ditirukan oleh singa
besar yang ada di dalam sumur itu. Singa itu semakin marah karena
merasa diejek. Akhirnya, ia melompat ke dalam sumur. Ia hendak
memakan singa yang ada di dalam sumur tersebut.

Ternyata di dalam air tidak ada singa yang lain. Yang ada hanyalah
bayangannya. Ia ingin kembali ke atas namun tidak mungkin karena
sumur itu terlalu dalam.

Singa melihat kancil di atas sumur dan berteriak-teriak, "Kancil,


bebaskan aku! Bebaskan aku!!"

Mendengar hal itu, kancil hanya terdiam. Demikianlah singa itu sudah
berusaha berkali-kali untuk melompat ke atas namun tetap tidak
dapat. Setelah merasa lelah akhirnya ia tenggelam di dalam air.
Sementara itu, kancil yang berada di atas sumur menari gembira
sambil berdendang.

"Akhirnya, aku dan penduduk kampung sudah bebas dari


kejahatanmu. Sekarang, akulah si raja hutan!!", teriak kancil gembira.

Ketika penduduk desa sudah tahu bahwa singa itu telah mati di
dalam sumur, mereka kembali ke desanya semula dan hidup dengan
bahagia dan selamat.

(Cerita ini Tante Poetri ambil dari Buku Dongeng Musang dan Kelinci
Yang Durhaka, karangan M. Safii Masykur, S. Ag.)

You might also like