You are on page 1of 12

SATPEL PENDKES

(Satuan Acara Pembelajaran Pendidikan Kesehatan)

Topik / Materi : Kesehatan Remaja


Sub Topik / Sub Materi : Remaja dan HIV
Hari / Tanggal : Sabtu / 9 Januari 2009
Waktu : 90 menit
Tempat : SMA Sudirman 2
Jln Merbau Raya, Banyumanik, Semarang
Sasaran : Siswa
Pelaksana : Mahasiswa D3 Keperawatan Semester III
Fakultas Ilmu Keperawatan Unissula Semarang

A. TUJUAN PEMBELAJARAN PENDKES

1. Tujuan Intruksi Umum (TIU)


Setelah dilakukan Pendidikan Kesehatan di SMA Sudirman 2 Semarang, siswa dapat
memahami dan menjelaskan kembali berbagai perubahan & perkembangan pada remaja
serta HIV/AIDS
2. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
Setelah dilakukan Pendidikan Kesehatan. Siswa mampu:
a) Menjelaskan kembali berbagai perubahan dan perkembangan pada remaja.
b) Menjelaskan kembali definisi HIV/AIDS
c) Menjelaskan kembali cara penularan HIV/AIDS
d) Menjelaskan kembali perjalanan infeksi HIV/AIDS
e) Menjelaskan kembali pencegahan HIV/AIDS

B. MATERI PEMBELAJARAN PENDKES


1. Remaja dan perkembangannya.
2. Hubungan Remaja dan HIV/AIDS
3. Definisi HIV/AIDS
4. Cara Penularan HIV/AIDS
5. Perjalanan infeksi HIV/AIDS
6. Tanda dan Gejala HIV/AIDS
7. Pencegahan HIV/AIDS

1
C. PROSES PEMBELAJARAN PENDKES
KEGIATAN
AKTIVITAS PENDKES AKTIVITAS AUDIENS
DAN WAKTU
Pembukaan 1. Salam Pembuka 1. Menjawab Salam
(15 menit) 2. Perkenalan 2. Santai
3. Menyampaikan Maksud & Tujuan (TIU 3. Memperhatikan dan
dan TIK) menerima penjelasan
4. Pretest 4. Mengerjakan pretest
5. Pengumpulan Hasil Pretest 5. Mengumpulkan pretest
Isi 1. Menjelaskan Materi 1. Mendengarkan
60 menit - Masa remaja dan perkembangannya. 2. Memperhatikan
- Hubungan Remaja dan HIV/AIDS 3. Bertanya tentang hal-hal
- Definisi HIV AIDS yang berhubungan dengan
- Cara Penularan HIV AIDS materi
- Perjalanan infeksi HIV AIDS 4. Memberikan tanggapan dan
- Sign & Syntom HIV AIDS komentar
- Pencegahan HIV AIDS
2. Tanya Jawab
3. Menyimpulkan Materi
Penutup 1. Posttest 1. Mengerjakan posttest
15 menit 2. Menyampaikan hasil pretest dan posttest 2. Mendengarkan dan
3. Menerima saran dan kritikan dari Siswa memperhatikan
4. Menutup Acara & Salam penutupan 3. Menuliskan dan
mengumpulkan saran &
kritikan
4. Menjawab salam penutup.

D. METODE PEMBELAJARAN PENDKES


Ceramah dan Tanya Jawab

E. MEDIA PENDKES
Flip Card

F. EVALUASI
1. Pretest dan Posttest
a) Jenis Soal : Pilihan Ganda
b) Jumlah Soal : 10 Soal
2. Indikator Hasil
Pendidikan Kesehatan berhasil apabila 80% peserta mendapat nilai posttest > 90

G. REFERENSI

2
1. Widianti. Efri, S.Kep., Ners , makalah remaja dan penyimpangannya, Unpad, jatingalor;
2007
2. Unissula. BAI, Buletin Al-Firdaus, FK-Unissula; Edisi III 1430/2009
3. Koran Harian Suara Merdeka, terbitan Rabu / 1 desember 2009
4. http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS
5. http://nurses-recruitment.blogspot.com/penyakit-aids.html
6. http://Medicastore.com/Artikel/index.php.htm
7. http://sma-pgri29cicurug.co.cc/index.php/informasi/1-latest-news/52-hiv-aids

3
LAMPIRAN 1 : MATERI PENDKES

A. REMAJA DAN PERKEMBANGANYA


Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu
tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku,
dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat
rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul
sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002).

1. TANDA- TANDA KEREMAJAAN


a) Dimensi Biologis
Pertumbuhan remaja dalam aspek biologis sering disebut dengan istilah pubertas,
suatu masa dimana seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk bereproduksi.
Pada anak perempuan, kedua hormone tersebut merangsang pertumbuhan estrogen
dan progesterone: dua jenis hormone kewanitaan mereka menstruasi, sebagai pertanda
bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti
payudara mulai berkembang, dll.
Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell
Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone yang dapat
memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya.
b) Dimensi Kognitif
Mrp periode terakhir dan tertinggi dlm thp pertumbuhan operasi formal (period
of formal operations) {Jean Piaget}.
Idealisme perkembangan kognitif remaja antara lain:
1. Sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang
kompleks dan abstrak.
2. Dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan
akibat atau hasilnya
3. Mereka sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan karena
berkembangnya kapasitas berpikir secara logis dan abstrak
4. Tidak menerima informasi apa adanya
5. Mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.
Kenyataan yang terjadi di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia)
1. Masih banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya
mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini.
2. Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional
konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu
melihat masalah dari berbagai dimensi. Hal ini disebabkan oleh System pendidikan
dan Pola asuh orangtua
c) Dimensi Moral

4
Periode dmn seseorg mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yg
terjadi di lingkungan sekitarnya sbg dsr bg pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel
(1978)
Remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah
populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka. Mereka tidak lagi menerima hasil
pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini
tanpa bantahan.
Moral reasoning remaja berkembang karena mereka mulai melihat adanya
kejanggalan dan ketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan
kenyataan yang ada di sekitarnya. Kejanggalan dan ketidakseimbangan inilah yang
seringkali mendasari sikap "pemberontakan" remaja terhadap peraturan atau otoritas
yang selama ini diterima bulat-bulat.
d) Dimensi Psikososial
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, mood (suasana hati) bisa
berubah dengan sangat cepat. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan
cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.
Para remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka
(self-awareness). Seperti:
1. Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain.
2. Mereka menganggap tanggapan dan pandangan orang lain terhadapnya sama dengan
tanggapan dan pandangannya terhadap diri mereka sendiri.
3. Mereka sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan (self-image).
4. Mereka cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan bahkan percaya
keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan ketenaran.
5. Remaja putri akan bersolek berjam-jam di hadapan cermin karena ia percaya orang
akan melirik dan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja putra akan
membayangkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan “hebat”.
6. Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali
mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka.
7. Remaja akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh para “idola”nya untuk
menyelesaikan masalah seperti itu.

2. PROSES PERKEMBANGAN
Seorang remaja harus mengetahui dirinya memiliki kekhawatiran dan harapan
(mengerti dirinya sendiri).
1. Point-point yang harus dimiliki remaja
- Mengerti tujuan hidup
- Memahami faktor penghambat maupun pendukung perkembangan kematangannya.
- Bergaul dengan bijaksana
- Terus menerus memperbaiki diri
2. Fator dan prosentase perkembangan remaja
- Fisik 35%

5
- Intelektual 20%
- Emosional 30%
- Spiritual 15%
3. Sikap dan sifat yang sering di tonjolkan remaja
- Fisik yang kuat
- Emosi yang cepat tersinggung
- Sering mengambil keputusan tanpa berfikir panjang
4. Hubungan seorang remaja dengan orang lain
- Otoriter ------- demokratis
- Tertutup ------- terbuka
- Formal ------- informal
5. Tujuan proses perkembangan pada remaja
- Menuju fisik yang ideal
- Menuju emosi kelakian ataupun kewanitaan yg utuh
- Menuju cara berfikir dewasa
- Menuju mempercayai hal-hal yg agamis, bersifat rasional, falsafah, ilmiah, serta etika
atau tatakrama
- Meningkatkan ilmu dan pengetahuan.

B. HUBUNGAN REMAJA DAN HIV/AIDS


Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju ke dewasa yang di
tandai oleh beberapa dimensi yang diantaranya dimensi biologis, kognitif, moral dan
psikososial yang akan mengarahkan ke masa dewasa.
Dalam masa perkembangan remaja yang paling menonjol adalah perkembangan fisik dan
yang paling berpengaruh dalam perkembangannya adalah perkembangan emosionalnya.
Untuk menjadi remaja yang cerdas, handal, sukses dan tahan banting, seorang remaja
harus menggunakan emosionalnya untuk di arahkan ke perkembangan intelektual dan spiritual
secara maksimal dan saling berkesinambungan. Bukan malah sebaliknya, perkembangan
emosional di gunakan untuk mengembangkan fisik dan menuruti nafsu belaka yang justru
dapat berdampak negative bagi diri sendiri, orang lain dan masyrakat tentunya. Sebagaimana
yang diutarakan oleh Syaikul Islam Ibnu Qoyyim Al-Jauziah “Sesungguhnya nafsu itu,
apabila kita tidak menyibukkan dengan ketaatan, maka dia akan menyibukkan kita dengan
kemaksiatan”.
Oleh karena itu, apabila kita tidak menggunakan emosi kita untuk mengembangkan
intelektual dan spiritual kita, maka kita cenderung di bawa oleh emosi kita ke jalan yang salah.
Dan akibat dari salah jalan adalah perilaku yang menyimpang dan salah pergaulan. Salah satu
dampak buruk dari penyimpangan tersebut adalah terinfeksi HIV.
UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta
jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, membuat AIDS sebagai salah satu epidemik paling
menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah
baik di banyak region di dunia, epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara
2,4 dan 3,3 juta) hidup di tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000) merupakan anak-

6
anak. Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup dengan HIV. Pada tahun 2005,
antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan AIDS
meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun 1981.
DI Indonesia sendiri, Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif
terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi
pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang
pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang
tersebut dapat menularkan kepada orang lain.
Dari KPA Jateng, jumlah penderita HIV/AIDS tahun 1993 s/d September 2009 tercatat:
287 Orang meninggal karena HIV/AIDS, dan jumlah pengidap HIV/AIDS 2.290 Orang
dimana 1.461 mengidap HIV dan 829 menderita AIDS.
Berikut ini adalah tabel “5 peringkat tertinggi penderita HIV/AIDS di JATENG” dengan prosentase
60% penderita laki-laki dan 40% penderita Perempuan.

Kota / Kabupaten HIV AIDS


1. Kota Semarang 480 Orang 95 Orang
2. Banyumas 189 Orang 45 Orang
3. Surakarta 175 Orang 44 Orang
4. Kab. Semarang 122 Orang 25 Orang
5. Jepara 41 Orang 88 Orang

C. HIV/AIDS
AIDS aids is not a disease, but representing a syndrome or a group of disease
symptom which resulting because degradation of immunology system of body which infection
by virus is so-called HIV of transmited from the other individual.
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Orang yang telah
terinfeksi HIV, sistem kekebalan tubuhnya akan turun secara berangsur-angsur sehingga
mudah terserang penyakit-penyakit lain, dimana penyakit ringanpun bisa mengakibatkn
kematian. HIV terdapat dalam cairan tubuh manusia yang telah terinfeksi, sedangkan
komposisi tubuh manusia 60% adl cairan. Dan dari berbagai cairan tubuh, jumlah terbesar
terdapat pada cairan darah, sperma dan cairan vagina.

a) Perjalanan Infeksi HIV


Setelah HIV masuk dan menginfeksi tubuh selama 2 minggu s/d 6 bln ( 3 bln pada
95% kasus) merupakan masa antara masuknya HIV ke dalam tubuh sampai terbentuknya
antibody (penangkal penyakit) terhadap HIV atau disebut juga HIVpositif. Pada fase ini
HIV sudah dapat ditularkan kepada orang lain walaupun hasil tes masih negative (fase
jendela). Setelah melalui fase ini Selama 3–10 thn terinfeksi HIV, Seseorang yang telah
mengidap HIVpositif tidak akan menampakkan gejala (tampak sehat) dan dapat
beraktifitas seperti biasa. Baru setelah 1- 2 thn kemudian mulai timbul infeksi
opportunistik (penyakit lain yang muncul karena penurunan sistem kekebalan tubuh).

7
b) Tanda dan Gejala
- Pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada
dan demam seperti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tdk jarang diagnosa
pada stadium awal pengidap HIV/AIDS diduga sebagai TBC.
- Pencernaan. pengidap HIV AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya
nafsu makan, mual dan muntah, sering mengalami penyakit jamur pada rongga mulut
dan kerongkongan, serta mengalami diarhoea yang kronik.
- BB tubuh. pengidap HIV/AIDS mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome,
yaitu: kehilangan BB tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem
protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebaga Malnutrisi termasuk
juga karena gangguan absorbsi makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan
diarhoea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
- Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan
kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan
respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan
menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang
kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
- Integument (Jaringan kulit). ODHA mengalami serangan virus cacar air (herpes
simplex) atau cacar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang
menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi
jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar
retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.
- Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. ODHA seringkali mengalami penyakit
jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi HIV. Luka pada saluran
kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak
jumlah yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah pengidap AIDS wanita banyak
yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah 'pelvic
inflammatory disease (PID)‘ dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).
c) Stadium Klinis Infeksi HIV/AIDS menurut WHO
- Stadium Klinis 1
Tanpa gejala (asimtomatis), dan Limfadenopati generalisata persisten
- Stadium Klinis 2
Hepatosplenomegaly persisten tanpa alasani, Erupsi papular pruritis, Infeksi virus kutil
yang luas, Moluskum kontagiosum yang luas, Infeksi jamur di kuku, Ulkus mulut
yang berulang, Pembesaran parotid persisten tanpa alasan, Eritema lineal gingival
(LGE), Herpes zoster, dan Infeksi saluran napas bagian atas yang berulang atau kronis
(ototis media, otore, sinusitis, atau tonsilitis)
- Stadium Klinis 3
Malanutrisi sedang tanpa alasan jelas tidak membaik dengan terapi baku, Diare terus-
menerus tanpa alasan (14 hari atau lebih), Demam terus-menerus tanpa alasan (di atas
37,5°C, sementara atau terus-menerus, lebih dari 1 bulan), Kandidiasis oral terus-
menerus (setelah usia 6-8 minggu), Oral hairy leukoplakia (OHL), Gingivitis atau
periodonitis nekrotising berulkus yang akut, Tuberkulosis pada kelenjar getah bening,
Tuberkulosis paru, Pneumonia bakteri yang parah dan berulang, Pneumonitis limfoid
interstitialis bergejala, Penyakit paru kronis terkait HIV termasuk brokiektasis, dan
Anemia

8
- Stadium Klinis 4
gagal tumbuh yang berat atau malanutrisi berat tanpa alasan dan tidak menanggapi
terapi yang baku, Pneumonia Pneumosistis (PCP), Infeksi bakteri yang parah dan
berulang (mis. empiema, piomisotis, infeksi tulang atau sendi, atau meningitis, tetapi
tidak termasuk pneumonia), Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial atau kutaneous
lebih dari 1 bulan atau viskeral pada tempat apa pun), Tuberkulosis di luar paru,
Sarkoma Kaposi, Kandidiasis esofagus (atau kandidiasis pada trakea, bronkus atau
paru), Toksoplasmosis sistem saraf pusat (setelah usia 1 bulan), Ensefalopati HIV,
Infeksi sitomegalovirus: retinitis atau infeksi CMV yang mempengaruhi organ lain,
yang mulai pada usia lebih dari 1 bulan), Kriptokokosis di luar paru (termasuk
meningitis), Mikosis diseminata endemis (histoplasmosis luar paru, kokidiomikosis),
Kriptosporidiosis kronis, Isosporiasis kronis, Infeksi mikobakteri non-TB diseminata,
Limfoma serebral atau non-Hodgkin sel-B, Progressive multifocal
leucoencephalopathy (PML), dan Nefropati bergejala terkait HIV atau kardiomiopati
bergejala terkait HIV
d) Penularan
- Hubungan sex (oral, anal, vaginal,dsb) dengan ODHA
- Kontak darah dan atau brgantian jarum suntik, tindik, tatto, dsb dengan ODHA
- ASI dari Ibu yang telah terinfeksi HIV
- Ibu yang telah terinfeksi HIV yang hamil dan melahirkan anaknya, secara otomatis
anaknya ikut terinfeksi.
e) Pencegahan
Mencegah lbh baik dr pd mengobati, karena sampai saat ini blm ada obat yg bisa
menembuhkan AIDS. Adapun antro retroviral virus (ARV) adalah salah satu obat yang
bisa mencegah penurunan kekebalan tubuh saja, bukan mengobati tapi hanya menghambat
laju pembiakan virus saja.
Adapun cara untuk mengurangi penyebaran HIV antara lain:
- Kenali cara penularan, gejala dan dampaknya infeksi HIV.
- Bila mengalami tanda/gejala segera periksakan ke dokter.
- Berhubungan sex hanya dengan pasangan yang resmi(suami/istri).
- Jaga pergaulan, hindari pergaulan bebas.
- Berikan pendidikan kesehatan dan spiritual sedini mungkin.

9
LAMPIRAN 2 : SOAL EVALUASI

SOAL PREETEST DAN POSTTEST

1. Apakah Remaja itu?


a. Masa peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya
b. Masa peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan perkembangan fisik, intelektual,
emosional seimbang
c. Masa dimana yang berkembang hanya secara biologis
d. Masa dimana yang berkembang hanya secara intelektual
2. Prosentase tertinggi dan sering di tonjolkan pada proses perkembangan remaja adalah…
a. Emosional
b. Fisik
c. Intelektual
d. Spiritual
3. Dibawah ini adalah dampak dari salah pergaulan, kecuali…
a. Hamil diluar nikah
b. Sering di marahi oramg tua
c. Resiko tertular HIV/AIDS
d. Dihargai masyarakat
4. Apa yang menyebabkan AIDS?
a. Bakteri
b. Kuman
c. Virus
d. Jamur
5. Seperti yang kita ketahui Virus HIV AIDS menyerang salah satu system didalam tubuh kita.
System apakah itu?
a. System Kekebalan Tubuh (imun)
b. System Pencernaan
c. System Pernafasan
d. System Neurologis
6. Yang bukan merupakan cara penularan HIV/AIDS adalah…
a. Hubungan sex (oral, anal, vaginal, dsb)
b. Kontak darah atau transfuse darah
c. Bergantian alat makan
d. Bergantian jarum suntik, alat tindik, tattoo, dsb
7. Ada berapa stadium HIV/AIDS itu?
a. 1 stadium
b. 2 stadium
c. 3 stadium
d. 4 stadium
8. Dibawah ini merupakan tanda dan gejala HIV/AIDS pada system pernafasannya, kecuali?
a. pola nafas teratur
b. sesak nafas
c. batuk

10
d. nyeri dada
9. Bagaimana cara pencegahan HIV/AIDS?
a. menggunakan jarum suntik bergantian
b. berganti-ganti pasangan
c. mengenali cara penularan HIV/AIDS
d. semua bemar
10. Di bawah ini mana yang bukan merupakan cairan yang dapat menularkan HIV/AIDS?
a. Darah
b. Sperma
c. air liur
d. cairan vagina

11
SATUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESEHATAN

REMAJA DAN HIV/AIDS

OLEH KELOMPOK VII

1. MOH. SANTOSO (8933131001)


2. ZAENAL AHMADI (8933131061)
3. ISTIANA (893313985)
4. IKA DIAN FRESTIANI (893313979)
5. LENA LIDIYA UTAMI (893313987)
6. MEMENG KASIMATUN (8933131000)
7. NUR HIDAYAH (8933131020)
8. YUYUN NOVITASARI (8933131060)

D III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG 2010
12

You might also like