You are on page 1of 99

Noise & Vibration

Definisi Kebisingan (1)


Definisi Kebisingan (1)
• Menurut
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja 
Keputusan Menteri Tenaga Kerja
No.KEP‐51/MEN/1999 menyebutkan bahwa 
kebisingan adalah semua suara yang tidak
kebisingan adalah semua suara yang tidak 
dikehendaki yang bersumber dari alat‐alat 
proses produksi dan atau alat‐alat
proses produksi dan atau alat alat kerja yang 
kerja yang
berada pada titik tertentu dapat menimbulkan 
gangguan pendengaran
gangguan pendengaran
Definisi Kebisingan (2)
Definisi Kebisingan (2)
• Suma’mur
Suma mur (1995) menyatakan bunyi didengar 
(1995) menyatakan bunyi didengar
sebagai rangsangan‐rangsangan pada telinga 
oleh getaran‐getaran
oleh getaran getaran melalui media elastis 
melalui media elastis
dan jika bunyi tersebut tidak dikehendaki, 
maka bunyi dinyatakan sebagai kebisingan
maka bunyi dinyatakan sebagai kebisingan.
Definisi Kebisingan (4)
Definisi Kebisingan (4)
• Subagio
Subagio (1992) dalam Sukar menyatakan 
(1992) dalam Sukar menyatakan
kebisingan merupakan salah satu polutan yang 
sering mendapat protes dan pada umumnya
sering mendapat protes dan pada umumnya 
merupakan hasil samping pemanfaatan 
teknologi. 
teknologi
Definisi Kebisingan (5)
Definisi Kebisingan (5)
• Menurut
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I. 
Peraturan Menteri Kesehatan R I
No.718/MENKES/PER/XI/1987 tentang 
Kebisingan yang Berhubungan dengan
Kebisingan yang Berhubungan dengan 
Kesehatan, bahwa Kebisingan adalah 
terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki
terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki 
dehingga mengganggu dan membahayakan 
kesehatan.
kesehatan
Definisi Kebisingan (3)
Definisi Kebisingan (3)
• Zaeni
Zaeni Budiono (1994) menyatakan kebisingan 
Budiono (1994) menyatakan kebisingan
sebagai semua bunyi yang mengalihkan 
perhatian mengganggu atau berbahaya bagi
perhatian, mengganggu, atau berbahaya bagi 
kegiatan sehari‐hari, dianggap bising. 
Walaupun banyak pakar mendefinisikan
Walaupun banyak pakar mendefinisikan 
tentang bising, tetapi secara umum bising 
didefinisikan sebagai tiap bunyi yang tidak
didefinisikan sebagai tiap bunyi yang tidak 
diinginkan oleh penerimanya.
Definisi Kebisingan (6)
Definisi Kebisingan (6)
• Menurut
Menurut Keputusan Menteri Lingkungan 
Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup No. Kep‐48/MENLH/11/ 1996 Pasal 1 
tentang Baku Tingkat Kebisingan bahwa
tentang Baku Tingkat Kebisingan, bahwa 
kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan 
dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan
dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan 
waktu tertentu yang dapat menimbulkan 
gangguan kesehatan manusia dan
gangguan kesehatan manusia dan 
kenyamanan lingkungan.
Sumber Kebisingan (1)
Sumber Kebisingan (1)
Sumber bising utama dapat diklasifikasikan 
Sumber bising utama dapat diklasifikasikan
dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Bising interior, berasal dari manusia, alat 
Bising interior, berasal dari manusia, alat
rumah tangga, atau mesin‐mesin gedung, 
misalnya radio, televisi, bantingan pintu, 
kipas angin, komputer, pembuka kaleng, 
pengkilap lantai, dan pengkondisi udara.
2. Bising eksterior, berasal dari kendaraan, 
mesin‐mesin diesel, transportasi.
Sumber Kebisingan (2)
Sumber Kebisingan (2)
Di Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 
3 macam, yaitu 
1. Mesin
– Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.
g y g
2. Vibrasi
– Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang 
ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau ketidak seimbangan 
g g
gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang 
torsi, piston, fan, bearing, dan lain‐lain.
3. Pergerakan udara, gas dan cairan
– Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan 
cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa 
penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan 
lain lain.
lain‐lain
Jenis‐jenis
Jenis jenis Kebisingan (1)
Kebisingan (1)
Kebisingan menurut Suma’mur (1995), berdasarkan sifat 
g ( ),
dan spektrum bunyi dapat dibagi sebagai berikut:
1. Bising yang kontinyu 
– Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 
dB dan tidak putus‐putus. Bising kontinyu dibagi menjadi 2 
(dua) yaitu:
• Wide Spectrum adalah bising dengan spektrum frekuensi yang 
luas. bising ini relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk 
periode 0.5 detik berturut‐turut, seperti suara kipas angin, suara 
mesin tenun
mesin tenun.
• Norrow Spectrum adalah bising ini juga relatif tetap, akan tetapi 
hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 
4000) misalnya gergaji sirkuler, katup gas.
4000) misalnya gergaji sirkuler, katup gas.
Jenis‐jenis
Jenis jenis Kebisingan (1)
Kebisingan (1)
2. Bising terputus‐putus
– Bising jenis ini sering disebut juga intermittent noise, yaitu 
bising yang berlangsung secar tidak terus‐menerus, 
melainkan ada periode relatif tenang, misalnya lalu lintas, 
kendaraan, kapal terbang, kereta api
3. Bising impulsif
– Bising
Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas suara 
jenis ini memiliki perubahan intensitas suara
melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya 
mengejutkan pendengarnya seperti suara tembakan suara 
ledakan mercon, meriam.
4. Bising impulsif berulang
– Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi 
g g, y p
berulang‐ulang, misalnya mesin tempa.
Jenis‐jenis
Jenis jenis Kebisingan (2)
Kebisingan (2)
Berdasarkan pengaruhnya pada manusia, bising dapat dibagi 
atas :
1. Bising yang mengganggu (Irritating noise). 
– Merupakan bising yang mempunyai intensitas tidak terlalu 
p gy g p y
keras, misalnya mendengkur.
2. Bising yang menutupi (Masking noise)
– Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas, 
p y y g p p g y gj ,
secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan kesehatan 
dan keselamatan tenaga kerja , karena teriakan atau isyarat 
tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain.
3 Bi i
3. Bising yang merusak (damaging/injurious noise)
k (d i /i j i i )
– Merupakan bunyi yang intensitasnya melampui Nilai Ambang 
Batas. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi 
pendengaran.
pendengaran
Faktor Penyebab Kebisingan
Faktor Penyebab Kebisingan
Beberapa faktor yang berkaitan dengan kebisingan 
ebe apa a to ya g be a ta de ga eb s ga
(Nasri, 1997), yaitu :
1. Frekuensi
– Frekuensi adalah satuan getar yang dihasilkan dalam 
satuan waktu (detik) dengan satuan Hz. Frekuensi 
yang dapat didengar manusia 20 20 000 Hz Frekuensi
yang dapat didengar manusia 20‐20.000 Hz. Frekuensi 
dibawah 20 Hz disebut Infra Sound sedangkan 
frekuensi diatas 20.000 Hz disebut Ultra Sound. Suara 
percakapan manusia mempunyai rentang frekuensi 
k i i f k i
250 – 4.000 Hz. Umumnya suara percakapan manusia 
p y
punya frekuensi sekitar 1.000 Hz.
Faktor Penyebab Kebisingan
Faktor Penyebab Kebisingan
2.. Intensitas suara
te s tas sua a
– Intensitas didefinisikan sebagai energi suara rata‐rata 
yang ditransmisikan melalui gelombang suara menuju 
arah perambatan dalam media.
h b t d l di
3. Amplitudo
– Amplitudo adalah satuan kuantitas suara yang 
adalah satuan kuantitas suara yang
dihasilkan oleh sumber suara pada arah tertentu.
4. Kecepatan suara
Kecepatan suara
– Kecepatan suara adalah suatu kecepatan perpindahan 
perambatan udara per satuan waktu.
Faktor Penyebab Kebisingan
Faktor Penyebab Kebisingan
5. Panjang gelombang
– Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh 
perambatan suara untuk satu siklus.
6. Periode
– Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus 
amplitudo, satuan periode adalah detik.
7 Oktave band
7. Oktave band
– Oktave band adalah kelompok‐kelompok frekuensi 
tertentu dari suara yang dapat di dengar dengan baik oleh 
manusia Distribusi frekuensi frekuensi puncak suara
manusia. Distribusi frekuensi‐frekuensi puncak suara 
meliputi Frekuensi : 31,5 Hz – 63 Hz – 125 Hz – 250 Hz –
500 Hz – 1000 Hz – 2 kHz – 4 kHz – 8 kHz – 16 kHz.
Faktor Penyebab Kebisingan
Faktor Penyebab Kebisingan
8. Frekuensi bandwidth
– Frekuensi bandwidth dipergunakan untuk pengukuran 
suara industri.
9 Pure tune
9. Pure tune
– Pure tone adalah gelombang suara yang terdiri yang 
terdiri hanya satu jenis amplitudo dan satu jenis 
f k
frekuensi
10.Loudness
– Loudness adalah persepsi pendengaran terhadap 
adalah persepsi pendengaran terhadap
suara pada amplitudo tertentu satuannya Phon. 1 
Phon setara 40 dB pada frekuensi 1000 Hz
Faktor Penyebab Kebisingan
Faktor Penyebab Kebisingan
11.Kekuatan suara
– Kekuatan suara satuan dari total energi yang 
dipancarkan oleh suara per satuan waktu.
12.Tekanan suara
– Tekana suara adalah satuan daya tekanan suara 
per satuan
Tingkat Kebisingan
Tingkat Kebisingan
• Menurut Peraturan Daerah Provinsi Daerah 
Khusus Ibukota Jakarta Nomor 2 Tahun 
2005 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara, 
Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi
Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi 
yang dinyatakan dalam satuan Desibel disingkat 
Db.
• Menurut Keputusan Menteri negara lingkungan 
hidup Nomor : KEP‐48/MENLH/11/1996 Tentang 
Baku tingkat kebisingan Tingkat kebisingan
Baku tingkat kebisingan, Tingkat kebisingan 
adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan 
dalams atuan Desibel disingkat dB;
Baku Mutu Tingkat Kebisingan
Baku Mutu Tingkat Kebisingan
• Menurut
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Daerah 
Peraturan Daerah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Nomor 2 Tahun 
2005 Tentang 
Tentang Pengendalian Pencemaran 
Pengendalian Pencemaran
Udara, Baku tingkat kebisingan adalah batas 
maksimal tingkat kebisingan yang
maksimal tingkat kebisingan yang 
diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari 
usaha atau kegiatan sehingga tidak
usaha atau kegiatan sehingga tidak 
menimbulkan gangguan kesehatan manusia 
dan kenyamanan lingkungan
dan kenyamanan lingkungan.
Baku Mutu Tingkat Kebisingan
Baku Mutu Tingkat Kebisingan
• Menurut
Menurut Keputusan Menteri Negara 
Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor No. KEP‐
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat 
Kebisingan, bahwa baku tingkat kebisingan 
adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang
adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang 
diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari 
usaha atau kegiatan sehingga tidak
usaha atau kegiatan sehingga tidak 
menimbulkan gangguan kesehatan manusia 
dan kenyamanan lingkungan
dan kenyamanan lingkungan
Baku Tingkat Kebisingan 
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no. Kep‐48/MENLH/11/
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no. Kep 48/MENLH/11/ 1996
1996
Zona Kebisingan (1)
Zona Kebisingan (1)
Daerah dibagi sesuai dengan titik kebisingan yang diizinkan 
• Zona A : Intensitas 35 – 45 dB. Zona yang diperuntukkan 
bagi tempat penelitian, RS, tempat perawatan 
kesehatan/sosial & sejenisnya.
• Zona B : Intensitas 45 – 55 dB. Zona yang diperuntukkan 
bagi perumahan, tempat Pendidikan dan rekreasi. 
• Zona C : Intensitas 50 
Zona C : Intensitas 50 – 60 dB. Zona yang diperuntukkan 
60 dB. Zona yang diperuntukkan
bagi perkantoran, Perdagangan dan pasar.
• Zona D : Intensitas 60 – 70 dB. Zona yang diperuntukkan 
bagi industri, pabrik, stasiun KA, terminal bis dan
bagi industri, pabrik, stasiun KA, terminal bis dan 
sejenisnya.
Zona Kebisingan (2)
Zona Kebisingan (2)
Zona Kebisingan menurut IATA (International Air 
o a eb s ga e u ut ( te at o a
Transportation Association)
y
• Zona A: intensitas > 150 dB → daerah berbahaya 
dan harus dihindari
• Zona B: intensitas 135‐150 dB → individu yang 
terpapar perlu memakai pelindung telinga 
(earmuff dan earplug)
• Zona C: 115‐135 dB → perlu memakai earmuff
Z C 115 135 dB → l k i ff
• Zona D: 100‐115 dB → perlu memakai earplug
Zona Kebisingan (2)
Zona Kebisingan (2)
Zona Kebisingan menurut IATA (International Air 
o a eb s ga e u ut ( te at o a
Transportation Association)
y
• Zona A: intensitas > 150 dB → daerah berbahaya 
dan harus dihindari
• Zona B: intensitas 135‐150 dB → individu yang 
terpapar perlu memakai pelindung telinga 
(earmuff dan earplug)
• Zona C: 115‐135 dB → perlu memakai earmuff
Z C 115 135 dB → l k i ff
• Zona D: 100‐115 dB → perlu memakai earplug
EARPLUG EAR MUFF
Pengukuran Tingkat Kebisingan
Pengukuran Tingkat Kebisingan
Ada tiga cara atau metode pengukuran akibat 
g p g
kebisingan di lokasi kerja:
1. Pengukuran dengan titik sampling
– Pengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga 
k dl k k bl k b dd
melebihi ambang batas hanya pada satu atau 
beberapa lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat 
dil k k
dilakukan untuk mengevalusai kebisingan yang 
t k l i k bi i
disebabkan oleh suatu peralatan sederhana, misalnya 
Kompresor/generator. Jarak pengukuran dari sumber 
h
harus dicantumkan, misal 3 meter dari ketinggian 1 
di t k i l3 t d i k ti i 1
meter. Selain itu juga harus diperhatikan arah 
mikrofon alat pengukur yang digunakan.
Pengukuran Tingkat Kebisingan
Pengukuran Tingkat Kebisingan
2. Pengukuran dengan peta kontur
g g p
– Pengukuran dengan membuat peta kontur sangat 
bermanfaat dalam mengukur kebisingan, karena peta 
tersebut dapat menentukan gambar tentang kondisi
tersebut dapat menentukan gambar tentang kondisi 
kebisingan dalam cakupan area. Pengukuran ini 
dilakukan dengan membuat gambar isoplet pada 
kertas berskala yang sesuai dengan pengukuran yang 
e as be s a a ya g sesua de ga pe gu u a ya g
dibuat. Biasanya dibuat kode pewarnaan untuk 
menggambarkan keadaan kebisingan, warna hijau 
untuk kebisingan dengan intensitas dibawah 85 dBA 
g g
warna orange untuk tingkat kebisingan yang tinggi 
diatas 90 dBA, warna kuning untuk kebisingan dengan 
intensitas antara 85 – 90 dBA.
Pengukuran Tingkat Kebisingan
Pengukuran Tingkat Kebisingan
3 Pengukuran dengan Grid
3. Pengukuran dengan Grid
– Untuk mengukur dengan Grid adalah dengan 
membuat contoh data kebisingan pada lokasi yang
membuat contoh data kebisingan pada lokasi yang 
di inginkan. Titik–titik sampling harus dibuat 
dengan jarak interval yang sama diseluruh lokasi. 
Jadi dalam pengukuran lokasi dibagi menjadi 
beberpa kotak yang berukuran dan jarak yang 
sama, misalnya : 10 x 10 m. kotak tersebut 
i l 10 10 k k b
ditandai dengan baris dan kolom untuk 
memudahkan identitas
memudahkan identitas.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup 
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor No. KEP‐48/MENLH/11/1996 tentang Baku 
Tingkat Kebisingan

METODA PENGUKURAN, PERHITUNGAN 
DAN EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN
DAN EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN 
LINGKUNGAN
Metode Pengukuran
Metode Pengukuran
Pengukuran tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan 
dua cara: 
1. Cara Sederhana 
Dengan sebuah sound level meter biasa diukur tingkat 
Dengan sebuah sound level meter biasa diukur tingkat
tekanan bunyi dB(A) selama 10 (sepuluh) menit untuk 
tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap 5 (lima) 
detik. 
detik.
2. Cara Langsung 
Dengan sebuah integrating sound level meter yang 
mempunyai fasilitas pengukuran LTM5, yaitu L
mempunyai fasilitas pengukuran L yaitu Leq dengan 
dengan
waktu ukur setiap 5 detik, dilakukan pengukuran 
selama 10 (sepuluh) menit. 
Sound Level Meter
Æuntuk mengukur kebisingan di lingkungan kerja
Ada tiga cara atau metode pengukuran akibat kebisingan di lokasi
kerja:
j
• Pengukuran titik sampling
Æ dilakukan bila kebisingan diduga melebihi ambang batas
• Pengukuran peta kontur
Æsangat bermanfaat dalam mengukur kebisingan, karena peta
tersebut dapat menentukan gambar tentang kondisi kebisingan
dalam cakupan area.
• Pengukuran
g dengan
g Grid
Ædengan membuat contoh data kebisingan
pada lokasi yang di inginkan (Cth: 10x10m)
Metode Pengukuran
Metode Pengukuran
• Waktu
Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas 
pengukuran dilakukan selama aktifitas
24 jam (LSM) dengan cara pada siang hari 
tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 16
tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 16 
jam (LS) pada selang waktu 06.00 ‐ 22.00 dan 
aktivitas dalam hari selama 8 jam (LM) pada 
aktivitas dalam hari selama 8 jam (L ) pada
selang 22.00 ‐ 06.00. 
Metode Pengukuran
Metode Pengukuran
Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu 
tertentu dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu 
pengukuran pada siang hari dan pada malam hari paling 
sedikit 3 waktu pengukuran, sebagai contoh: 
p g g
• L1 diambil pada jam 07.00 mewakili jam 06.00 ‐ 09.00 
• L2 diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00 ‐ 11.00 
• L3 diambil pada jam 15.00 mewakili jam 14.00 ‐
L3 di bil d j 15 00 kili j 14 00 17.00 
17 00
• L4 diambil pada jam 20.00 mewakili jam 17.00 ‐ 22.00 
• L5 diambil pada jam 23.00 mewakili jam 22.00 
L5 diambil pada jam 23 00 mewakili jam 22 00 ‐ 24.00 
24 00
• L6 diambil pada jam 01.00 mewakili jam 24.00 ‐ 03.00 
• L7 diambil pada jam 04.00 mewakili jam 03.00 ‐ 06.00 
Metode Pengukuran
Metode Pengukuran
Keterangan : 
• Leq : Equivalent Continous Noise Level atau Tingkat 
Kebisingan Sinambung Setara ialah nilai tingkat 
kebisingan dari kebisingan yang berubah‐ubah
kebisingan dari kebisingan yang berubah ubah 
(fluktuatif) selama waktu tertentu, yang setara dengan 
tingkat kebisingan dari kebisingan yang ajeg (steady) 
pada selang waktu yang sama.
pada selang waktu yang sama. 
Satuannya adalah dB(A). 
• LTMS = Leq dengan waktu sampling tiap 5 detik
• LS = LLeq selama siang hari
l i h i
• LM = Leq selama malam hari 
• LSM = LLeq selama siang dan malam hari
selama siang dan malam hari
Metode Perhitungan
Metode Perhitungan
• LS dihitung sebagai berikut: 
dihitung sebagai berikut:

LS = 10 log 1/16 {T1.100,1 L1 + ... + T4.100,1 L4} dB(A)
g / { , , } ( )

• LM dihitung sebagai berikut:
LM dihitung sebagai berikut:

10 log 1/8 {T5.100,1 L5 + ... + T7.10


LM = 10 log 1/8 {T5.10 + ... + T7.100,1 L7} dB(A)
} dB(A)
Metode Perhitungan
Metode Perhitungan
Untuk mengetahui apakah tingkat kebisingan 
Untuk mengetahui apakah tingkat kebisingan
sudah melampaui tingkat kebisingan maka perlu 
dicari nilai LSM dari pengukuran lapangan. L
dicari nilai L dari pengukuran lapangan LSM
dihitung dari rumus:

10 log 1/24 {16.100,1 LS + 8.10


LSM = 10 log 1/24 {16.10 + 8.100,1 (LM+5)} dB(A)
} dB(A)
Metode Evaluasi
Metode Evaluasi
Nilai LLSM yang dihitung dibandingkan dengan 
Nilai yang dihitung dibandingkan dengan
nilai baku tingkat kebisingan yang ditetapkan 
dengan toleransi + 3 db(A)
dengan toleransi + 3 db(A)
EFEK KEBISINGAN
Gangguan Pendengaran
Gangguan Pendengaran
Æperubahan  pada tingkat pendengaran yang berakibat 
kesulitan dalam melaksanakan kehidupan normal Berikut
kesulitan dalam melaksanakan kehidupan normal.Berikut 
gradasi gangguan pendengaran karenan bising itu sendiri 
menggunakan percakapan sehari‐hari: 
Intensitas suara dalam kehidupan 
sehari‐hari
h h
¾ batas pendengaran manusia (0 dB)
¾ suara daun bergerak tertiup angin (20 dB)
¾ bisikan lembut sejauh 3 feet (30 dB)
¾ percakapan normal (55‐60 dB)
¾ suara mobil sejauh 15 feet (70 dB)
¾ suara vakum cleaner (80 dB)
¾ mesin pemotong rumput (90 dB)
¾ suara mesin mobil pembersih salju (100 dB)
¾ gergaji mesin (110 dB)
¾ konser musik rock ((120 dB))
¾ pesawat terbang take off (130‐150 dB)
¾ petasan (150 dB) shotgun ditembakan (170 dB)
Pengaruh Bising(Noise) pada Manusia 

Fisiologis

Komunikasi
Pengaruh Noise 
pada Manusia
p Keseimbangan

K t li
Ketulian

Psikologis
Peredaran Darah
Terganggu
Otot‐otot menjadi
tegang

Gangguan Tidur

Gangguan Pencernaan
Gangguan Pencernaan
Fisiologis
Gangguan Pendengaran 

Gangguan pada Sistem
Saraf

Basal Metabolisme

Bayi Prematur dan Gangguan 


dan Gangguan
Perkembangan Janin
Keadaan Pribadi
Masing‐Masing
Penurunan
Intelektualitas
Lingkungan
Rasa Tidak
Rasa Tidak
Nyaman
Psikologis Kurang
Konsentrasi
Gastristis
Produktivitas
P d kti it
Kerja
Jantung Koroner
Gangguan pada Saat
Bekerja

Keselamatan Kerja

Kesehatan Kerja
Komunikasi Gangguan 
Pencernaan
Mutu Pekerjaan
menurun
Produktivitas
Menurun
Kepala Pusing

Mual
Keseimbangan Mudah Pingsan

Trauma Akustik
Ketulian
progresif
if

Prebycusis
Pendengaran
Tinitus
Tinitus`

T li Permanen
Tuli P
Pengaruh/Akibat‐akibat dari Kebisingan
Tipe Uraian
Akibat‐akibat badaniah Kehilangan pendengaran Perubahan ambang batas 
sementara akibat
kebisingan, Perubahan
kebisingan, Perubahan 
ambang batas permanen
akibat kebisingan.
Akibat‐akibat fisiologis Rasa tidak nyaman atau
stres meningkat, tekanan
darah meningkat, sakit
kepala, bunyi dering
Akibat‐akibat psikologis Gangguan emosional Kejengkelan, kebingungan

Gangguan gaya hidup Gangguan tidur atau


istirahat, hilang konsentrasi
istirahat, hilang
waktu bekerja, membaca
dsb.
Gangguan pendengaran Merintangi kemampuan
mendengarkann TV, radio, 
percakapan, telpon dsb.
Pengaruh Bising(Noise) pada Lingkungan

• Menggangu habitat makhluk hidup dan juga


bisa menyebabkan kepunahan
• Suara bising yang berlebihan dapat merusak
pendengaran permanen
Penanganan kebisingan terkait
Transportasi
Penanganan kebisingan pada sumber bising 
Penanganan kebisingan pada sumber bising
dapat dilakukan melalui beberapa hal, antara 
lain :
lain :
1) pengaturan lalu lintas;
2)
2) pembatasan kendaraan berat;
b k d b
3) pengaturan kecepatan;
4) perbaikan kelandaian jalan;
5) pemilihan jenis perkerasan jalan
5) pemilihan jenis perkerasan jalan.
Penghalang dengan Tanaman
Penghalang dengan Tanaman
Tanaman yang digunakan untuk penghalang 
Tanaman yang digunakan untuk penghalang
kebisingan harus memiliki kerimbunan dan 
kerapatan daun yang cukup dan merata mulai
kerapatan daun yang cukup dan merata mulai 
dari permukaan tanah hingga ketinggian yang 
diharapkan Untuk itu perlu diatur suatu
diharapkan. Untuk itu, perlu diatur suatu 
kombinasi antara tanaman penutup tanah, 
perdu dan pohon atau kombinasi dengan
perdu, dan pohon atau kombinasi dengan 
bahan lainnya sehingga efek penghalang 
menjadi optimum
menjadi optimum.
Jenis‐jenis
Jenis jenis Tanaman
Tanaman
1) penutup tanah (cover crops);
a. rumput;t
b. leguminosae.
2) perdu;
a. bambu pringgodani (Bambusa Sp);
p gg ( p);
b. likuan‐yu (Vermenia Obtusifolia);
c. anak nakal (Durante Repens);
d. soka (Ixora Sp);
e kakaretan (Ficus Pumila);
e. kakaretan
f. sebe (Heliconia Sp);
g. teh‐tehan (Durante);
3) pohon;
a. akasia (Acacia Mangium);
b. johar (Casia Siamea);
c. pohon‐pohon yang rimbun dengan cabang rendah.
Contoh Pengaturan Tanaman
Contoh Pengaturan Tanaman
Contoh Pengaturan Tanaman dan Tanah
Contoh Pengaturan Tanaman dan Tanah
PROSES TERJADINYA BISING
PROSES TERJADINYA BISING
• getaran
getaran sumber bunyi → median udara → 
sumber bunyi → median udara →
gendang dan tulang‐tulang kecil → rumah 
siput
GAMBARAN TINGKAT KEBISINGAN
GAMBARAN TINGKAT KEBISINGAN
1. batas pendengaran manusia (0 dB) 
2. suara daun bergerak tertiup angin (20 dB) 
3. bisikan lembut sejauh 3 feet (30 dB) 
4. percakapan normal (55‐60 dB) 
5. suara mobil sejauh 15 feet (70 dB) 
6. suara vakum cleaner (80 dB) 
7. mesin pemotong rumput (90 dB)
8. suara mesin mobil pembersih salju (100 dB) 
9. gergaji mesin (110 dB) 
10. konser musik rock (120 dB) 
( )
11. pesawat terbang take off (130‐150 dB) 
12. petasan (150 dB) shotgun ditembakan (170 dB) 
BOBOT KEBISINGAN PADA 
TRANSPORTASI
BAKU TINGKAT KEBISINGAN
BAKU TINGKAT KEBISINGAN
Peruntukan Kawasan/ Lingkungan  Tingkat Kebisingan (dB )
Kesehatan
1. Peruntukan kawasan
•Perumahan dan pemukiman 55
•Perdagangan dan jasa 70
•Perkantoran dan perdagangan 65
•Ruang terbuka hijau
•Ruang terbuka hijau 50
•Industri 70
•Pemerintahan dan fasilitas umum 60
2. Lingkup kegiatan
•Rumah sakit atau sejenisnya 55
j y
•Sekolah atau sejenisnya 55
•Tempat ibadah atau sejenisnya 55

Sumber: Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1996
CONTOH KASUS KEBISINGAN
CONTOH KASUS KEBISINGAN
• Jakarta →
• kebisingan di jalan raya kota‐kota 
besar di Indonesia telah 
mencapai 80 dB
• penyebab: meningkatnya jumlah 
penyebab: meningkatnya jumlah
kendaraan bermotor di kota‐kota 
besar
• batasan: ambang batas 
batasan: ambang batas
kebisingan yang diperkenankan 
hanyalah 70 dB
• efek: 10,7% anggota masyarakat 
yang melakukan aktivitas di 
l k k k i i di
sekitar jalan raya mengalami 
gangguan pendengaran akibat 
bisingg
FAKTOR‐FAKTOR KEBISINGAN AKIBAT 
KENDARAAN
• faktor‐faktor
faktor faktor yang berpengaruh terhadap 
yang berpengaruh terhadap
kebisingan lalu lintas ini adalah mesin, jenis 
bahan bakar, kipas, sistem pembuangan, 
hisapan karburator, jenis ban, dan vibrasi bodi 
kendaraan
CONTOH KENDARAAN YANG 
MENYEBABKAN KEBISINGAN
• Bajaj→
j j
• dr. Jenny Bashiruddin THT 
FKUI/RSCM
• rata‐rata 91 dB
• menurut Occupational Safety and 
Health Administration (OSHA) dan
Health Administration (OSHA) dan 
WHO → intensitas rata‐rata ≠ > 85 dB 
selama 40 jam/ minggu
FAKTOR‐FAKTOR KEBISINGAN AKIBAT 
BUKAN FAKTOR KENDARAAN
• parameter lalu lintas
parameter lalu lintas
• parameter jalan
• parameter lingkungan
li k
• parameter cuaca
http://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch8en/appl8en/ch8a3en.html

CONTOH KASUS
CONTOH KASUS
• pesawat take off dapat mencapai 150 Db
• The National Institute for Occupational Safety and Health
f p f y
→ maksimum 85 dB jangka waktu maksimum 8 jam per 
hari
• Transportasi udara menyumbang kurang lebih 20% dari
20% dari
total noise yang dihasilkan di bidang transportasi. Noise 
yang dihasilkan bersifat terpusat hanya pada daerah
bandara sehingga konsennya adalah pada daerah sekitar
bandara.
• Noise umumnya berasal dari jet 
engine, friksi aerodinamik dan 
engine, friksi dan
ground craft operation
(misal saat taxiing). 

http://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch8en/appl8en/ch8a3en.html
MENURUT LAPORAN WHO 1998:
MENURUT LAPORAN WHO 1998:
• 8
8 – 12% → penduduk dunia telah menderita dampak 
12% → penduduk dunia telah menderita dampak
kebisingan dalam berbagai bentuk 
• Tingkat kebisingan lalulintas jalan pada permukiman 
g g j p p
di tiga kota yaitu Kota Bekasi, Bogor, dan Tangerang 
rata‐rata di atas 70 dBA
AMBANG PEDENGARAN
AMBANG PEDENGARAN
GRADASI PARAMETER
Normal 0 – 25 dB
Tuli Ringan 25 – 40 dB
Tuli Sedang
Tuli Sedang 41 – 60 dB
41  60 dB
Tuli Berat 61 – 90 dB
Tuli Sangat Berat > 90 dB
Polusi Vibrasi (Getaran)

Gregory
Sumber:  http://hyperphysics.phy‐astr.gsu.edu/hbase/images/percon.gif
PEMAHAMAN FISIKA TENTANG GETARAN

Getaran adalah gerakan bolak-balik yang ada di sekitar titik


keseimbangan di mana kuat
k at lemahnya
lemahn a dipengaruhi
dipengar hi besar
kecilnya energi yang diberikan. Satu getaran frekuensi adalah
satu kali gerak bolak-balik penuh.

Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi dalam


kurun waktu satu detik. Rumus frekuensi adalah jumlah getaran
g jumlah
dibagi j detik waktu. Frekuensi memiliki satuan hertz / Hz

Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu


kali getaran. Rumus untuk mencari periode adalah angka 1
dibagi jumlah frekuensi dengan satuan detik / sekon.

Amplitudo adalah jarak terjauh simpangan dari titik


keseimbangan.
i
Hubungan antara Periode, Frekuensi, dan Amplitude
(Georgia State University)
Getaran yang Merambat
(Georgia State University)
VIBRASI DAN AMDAL

Getaran adalah gerakan bolak


bolak-balik
balik
suatu massa melalui keadaan seimbang
p suatu titik acuan.
terhadap
– Getaran mekanik adalah getaran yang
ditimbulkan oleh sarana dan peralatan
kegiatan manusia.
manusia
– Getaran seismik adalah getaran tanah
yang disebabkan oleh peristiwa alam dan
kegiatan manusia.
– Getaran kejut adalah getaran yang
berlangsung secara tiba
tiba-tiba
tiba dan sesaat.
sesaat
Sumber:  Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
BAKU TINGKAT GETARAN

Baku tingkat getaran (mekanik dan


kejut) adalah batas maksimal tingkat
getaran mekanik yang diperbolehkan
dari usaha atau kegiatan pada media
padat sehingga tidak menimbulkan
gangguan terhadap kenyamanan dan
kesehatan serta keutuhan bangunan.
bangunan

Sumber:  Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
BAKU TINGKAT GETARAN UNTUK KENYAMANAN DAN KESEHATAN

Sumber:  Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
GRAFIK BAKU TINGKAT GETARAN UNTUK KENYAMANAN DAN KESEHATAN

Sumber:  Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK BERDASARKAN DAMPAK KERUSAKAN

Sumber:  Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
GRAFIK BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK BERDASARKAN DAMPAK KERUSAKAN

Sumber:  Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK BERDASARKAN JENIS BANGUNAN

Sumber:  Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
BAKU TINGKAT GETARAN KEJUT

Sumber:  Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
PENGUKURAN DAN ANALISIS TINGKAT GETARAN

• Alat
– Alat penangkap getaran (Accelerometer atau
seismometer)
– Alat ukur atau alat analisis getaran (Vibration meter atau
vibration analyzer)
– Tapis pita 1/3 oktaf atau pita sempit (Filter 1/3 oktaf atau
Narrow Band)
– Pencatat
P t t tingkat
ti k t getaran
t (Level
(L l atau
t X - Y recorder)
d )
– Alat analisis pengukur tingkat getaran (FFT Analyzer)

Sumber:  Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
GAMBAR-GAMBAR ALAT UNTUK PENGUKURAN TINGKAT GETARAN

iii

ii

i iv

i. Accelero
Accelero-meter
meter
ii. Vibration-meter
iii. Narrow-band
iv. X Y Recorder
v. FFT Analyzer
A l
v
• Pengukuran
g Getaran untuk Kenyamanan
y dan
Kesehatan
1. Alat penangkap getaran dilelakkan pada lantai atau
permukaan y
p yang
g bergetar,
g , dan disambungkang ke alat
ukur getaran yang dilengkapi dengan filter.
2. Alat ukur dipasang pada besaran simpangan. Dalam hal
alat: tidak dilengkapi dengan fasilitas itu, dapat
digunakan konversi besaran.
3. Pembacaan dan pencatatan dilakukan untuk setiap
frekwensi 4 – 63 Hz atau dengan sapuan oleh alat
pencatatt t getaran.
t
4. Hasil pengukuran digambarkan pada Grafik

Sumber:  Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
• Getaran untuk Keutuhan Bangunan
g
Cara pengukuran sama dengan pengukuran getaran untuk
kenyamanan dan kesahatan manusia, hanya besaran yang
dipakai
p adalah kecepatan
p g
getaran puncak
p ((Peak velocity).
y)

Sumber:  Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996
tentang Baku Tingkat Getaran, maka untuk
usaha atau kegiatan diluar peruntukan
kawasan/lingkungan diwajibkan melakukan
analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL) tterkait
k it getaran
t ((mekanik
k ik ddan k
kejut)
j t)
yang dihasilkan untuk dibandingkan dengan
baku tingkat getaran.
getaran
EFEK GETARAN
Pengaruh Getaran
Pengaruh Getaran
• Menguntungkan (misal : getaran dawai gitar, mencari 
g g ( g g ,
kedalaman,dsb)
• Merugikan / merusak (misal : getaran pada saat konstruksi 
b
bangunan, macet, gelombang air laut,dsb)
t l b i l t d b)
Penyebab Getaran
Penyebab Getaran
Berdasarkan Keputusan
p Menteri Lingkungan
g g Hidup p No. 49 Tahun
1996, penyebab getaran dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh
sarana dan peralatan
d l t kegiatan
k i t manusia. 
i
2. Getaran seismik adalah getaran tanah yang disebabkan oleh
peristiwa alam dan kegiatan
p g manusia.
Efek Getaran terhadap manusia
Efek Getaran terhadap manusia
• Getaran mengenai
g sebagian anggota tubuh misalnya 
g gg y
tangan/kaki (Tool Hand Vibration)
• Getaran mengenai seluruh anggota tubuh (Whole Body 
Vib ti )
Vibration)
Getaran Sebagian Tubuh
Getaran Sebagian Tubuh 
Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui tangan
akibat pemakaian peralatan yang bergetar, frekuensinya
biasnya antara 20‐500 Hz. Frekuensi yang paling berbahaya 
adalah pada 128 Hz, karena tubuh manusia sangat peka pada 
frekuensi ini.

Getaran ini berbahaya pada pekerjaan


pada pekerjaan seperti :
1.Operator gergaji rantai
2. Tukang semprot, potong rumput
3. Gerinda,
4. Penempa palu.
Getaran Seluruh badan
Getaran Seluruh badan
Getaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body vibration) 
p ( y )
yaitu terjadi getaran pada tubuh pekerja yang bekerja sambil 
duduk atau sedang berdiri dimana landasanya yang 
menimbulkan getaran Biasanya frekuensi getaran ini adalah
menimbulkan getaran. Biasanya frekuensi getaran ini adalah 
sebesar 5‐20 Hz

Getaran seperti ini biasanya dialami oleh pengemudi kendaraan 
seperti : traktor, bus, helikopter, atau bahkan kapal

Efek pada organ tertentu bergantung pada resonansi alamiah 
organ tersebut : dada (3‐6
organ tersebut : dada (3 6 Hz), kepala (20
Hz), kepala (20‐30
30 Hz), rahang (100
Hz), rahang (100‐
150 Hz)
Reaksi manusia terhadap Getaran
Reaksi manusia terhadap Getaran
Efek‐Efek
Efek Efek getaran menurut waktu
getaran menurut waktu
Dari beberapa penelitian efek dari getaran akan berdampak secara akut
(dalam waktu singkat) maupun
(dalam waktu singkat) maupun kronis (dalam waktu
(dalam waktu yang lama).
yang lama)
• Gejala akut dari efek getaran
¾ Pusing
¾ Tidak nyaman
y
¾ Nyeri dada
¾ Mual
¾ Hilang keseimbangan
¾ P b h
Perubahan suara
¾ Nafas pendek
¾ Tidak bisa bekerja secara presisi
• Gejala
j kronis
¾ Perubahan struktur tulang belakang
¾ Hernia
¾ Gangguan pada sistem gastrointestinald
¾ Gangguan reproduksi pada wanitae.
Gangguan reproduksi pada wanitae
Efek dari vibrasi frekuensi rendah
terhadap
h d konstruksi
k k bangunan
b
Pengaruh Getaran Motor Pada Tubuh
Pengaruh Getaran Motor Pada Tubuh
• Membuat syaraf punggung terjepit oleh tulang belakang. Pada 
y p gg g j p g g
saat anda menerima getaran dari motor maka tubuh akan
membebankannya pada tulang belakang. Sedangkan tulang 
belakang memiliki peredam semacam bantalan Dengan
belakang memiliki peredam semacam bantalan. Dengan 
adanya getaran tersebut maka akan menyebabkan bantalan 
itu mengeras karena beradu antar tulang. Sehingga tumbuh 
tulang baru disamping ruas tulang tadi yang dapat menjepit
susunan urat syaraf di tulang belakang atau pungung.
• Bagian tubuh lain dapat juga terjadi pada tangan yang 
Bagian tubuh lain dapat juga terjadi pada tangan yang
menerima getaran pada setang setir. 
Menimimalkan getaran pada tubuh
manusia karena alat
k l kerja
k
1) Mengunakan peralatan kerja yang rendah intensitas 
) g p j y g
getarannya (dilengkapi dengan damping/peredam).
2) Menambah atau menyisipkan damping diantara tangan dan 
alat, misalnya membalut pegangan alat dengan karet.
l t i l b l t l td k t
3) Memelihara/merawat peralatan dengan baik. Dengan 
mengganti bagian‐bagian yang aus atau memberikan 
gg g g y g
pelumasan.
4) Meletakan peralatan dengan teratur. Alat yang diletakan 
di
diatas meja yang tidak stabil dan kuat dapat menimbulkan 
j id k bil d k d i b lk
getaran di sekelilingnya.
5) Menggunakan remote kontrol
5) Menggunakan remote kontrol
MEMINIMALKAN DAMPAK GETARAN AKIBAT 
KEGIATAN TRANSPORTASI
KEGIATAN TRANSPORTASI
• Pengaturan
g letak daerah‐daeran hunian p pada jjalan‐jalan
j arteri
utama yang melayani lalu‐lintas berat
•Metode pembatasan lalu‐lintas (Traffic Restrain) pada waktu‐
waktu
kt tertentu
t t t
•Penggunaan material pada perkerasan yang bisa mereduksi
energi
g ggetaran seperti
p pelapisan
p p aspal
p p pada p permukaan
perkerasan kaku
•Pertimbangan untuk tidak menempatkan bangunan‐bangunan
yang pekak terhadap
h d getaran kek sumber b getaran sepertii
bangunan Laboratoriun
•Menghindari
Menghindari pekerjaan malam hari, karena manusia lebih peka
terhadap getaran pada malam hari.
• Flight International, "Environmental Effect", edisi Mei 2000
• www.dishub‐diy.net
• www.gemari.kbi.go.id
• Kebisingan(Noise), Dr. Ir. Katharina Oginawati, MS
• Ambar Pencemaran Udara,
Ambar, Udara 1999
• Nasri, Teknik Pengukuran dan Pemantauan Kebisingan di Tempat Kerja,
1997
• Sastrowinoto,, Penanggulangan
gg g Dampak
p Pencemaran Udara Dan Bisingg
Dari Sarana Transportasi, 1985
• Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1996. Baku Tingkat Kebisingan, Surat
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: Kep‐
48/MENLH/1996/25 November 1996, 1996 Jakarta.
Jakarta
• Federal Transit Administration  U.S. Department of Transportation 
• http://www.fta.dot.gov 
• http://www.wikipedia.org/Noise/Vibration.htm
p // p g/ /

You might also like