Professional Documents
Culture Documents
METODA PENGUKURAN, PERHITUNGAN
DAN EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN
DAN EVALUASI TINGKAT KEBISINGAN
LINGKUNGAN
Metode Pengukuran
Metode Pengukuran
Pengukuran tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan
dua cara:
1. Cara Sederhana
Dengan sebuah sound level meter biasa diukur tingkat
Dengan sebuah sound level meter biasa diukur tingkat
tekanan bunyi dB(A) selama 10 (sepuluh) menit untuk
tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap 5 (lima)
detik.
detik.
2. Cara Langsung
Dengan sebuah integrating sound level meter yang
mempunyai fasilitas pengukuran LTM5, yaitu L
mempunyai fasilitas pengukuran L yaitu Leq dengan
dengan
waktu ukur setiap 5 detik, dilakukan pengukuran
selama 10 (sepuluh) menit.
Sound Level Meter
Æuntuk mengukur kebisingan di lingkungan kerja
Ada tiga cara atau metode pengukuran akibat kebisingan di lokasi
kerja:
j
• Pengukuran titik sampling
Æ dilakukan bila kebisingan diduga melebihi ambang batas
• Pengukuran peta kontur
Æsangat bermanfaat dalam mengukur kebisingan, karena peta
tersebut dapat menentukan gambar tentang kondisi kebisingan
dalam cakupan area.
• Pengukuran
g dengan
g Grid
Ædengan membuat contoh data kebisingan
pada lokasi yang di inginkan (Cth: 10x10m)
Metode Pengukuran
Metode Pengukuran
• Waktu
Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas
pengukuran dilakukan selama aktifitas
24 jam (LSM) dengan cara pada siang hari
tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 16
tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 16
jam (LS) pada selang waktu 06.00 ‐ 22.00 dan
aktivitas dalam hari selama 8 jam (LM) pada
aktivitas dalam hari selama 8 jam (L ) pada
selang 22.00 ‐ 06.00.
Metode Pengukuran
Metode Pengukuran
Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu
tertentu dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu
pengukuran pada siang hari dan pada malam hari paling
sedikit 3 waktu pengukuran, sebagai contoh:
p g g
• L1 diambil pada jam 07.00 mewakili jam 06.00 ‐ 09.00
• L2 diambil pada jam 10.00 mewakili jam 09.00 ‐ 11.00
• L3 diambil pada jam 15.00 mewakili jam 14.00 ‐
L3 di bil d j 15 00 kili j 14 00 17.00
17 00
• L4 diambil pada jam 20.00 mewakili jam 17.00 ‐ 22.00
• L5 diambil pada jam 23.00 mewakili jam 22.00
L5 diambil pada jam 23 00 mewakili jam 22 00 ‐ 24.00
24 00
• L6 diambil pada jam 01.00 mewakili jam 24.00 ‐ 03.00
• L7 diambil pada jam 04.00 mewakili jam 03.00 ‐ 06.00
Metode Pengukuran
Metode Pengukuran
Keterangan :
• Leq : Equivalent Continous Noise Level atau Tingkat
Kebisingan Sinambung Setara ialah nilai tingkat
kebisingan dari kebisingan yang berubah‐ubah
kebisingan dari kebisingan yang berubah ubah
(fluktuatif) selama waktu tertentu, yang setara dengan
tingkat kebisingan dari kebisingan yang ajeg (steady)
pada selang waktu yang sama.
pada selang waktu yang sama.
Satuannya adalah dB(A).
• LTMS = Leq dengan waktu sampling tiap 5 detik
• LS = LLeq selama siang hari
l i h i
• LM = Leq selama malam hari
• LSM = LLeq selama siang dan malam hari
selama siang dan malam hari
Metode Perhitungan
Metode Perhitungan
• LS dihitung sebagai berikut:
dihitung sebagai berikut:
LS = 10 log 1/16 {T1.100,1 L1 + ... + T4.100,1 L4} dB(A)
g / { , , } ( )
• LM dihitung sebagai berikut:
LM dihitung sebagai berikut:
Fisiologis
Komunikasi
Pengaruh Noise
pada Manusia
p Keseimbangan
K t li
Ketulian
Psikologis
Peredaran Darah
Terganggu
Otot‐otot menjadi
tegang
Gangguan Tidur
Gangguan Pencernaan
Gangguan Pencernaan
Fisiologis
Gangguan Pendengaran
Gangguan pada Sistem
Saraf
Basal Metabolisme
Keselamatan Kerja
Kesehatan Kerja
Komunikasi Gangguan
Pencernaan
Mutu Pekerjaan
menurun
Produktivitas
Menurun
Kepala Pusing
Mual
Keseimbangan Mudah Pingsan
Trauma Akustik
Ketulian
progresif
if
Prebycusis
Pendengaran
Tinitus
Tinitus`
T li Permanen
Tuli P
Pengaruh/Akibat‐akibat dari Kebisingan
Tipe Uraian
Akibat‐akibat badaniah Kehilangan pendengaran Perubahan ambang batas
sementara akibat
kebisingan, Perubahan
kebisingan, Perubahan
ambang batas permanen
akibat kebisingan.
Akibat‐akibat fisiologis Rasa tidak nyaman atau
stres meningkat, tekanan
darah meningkat, sakit
kepala, bunyi dering
Akibat‐akibat psikologis Gangguan emosional Kejengkelan, kebingungan
Sumber: Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1996
CONTOH KASUS KEBISINGAN
CONTOH KASUS KEBISINGAN
• Jakarta →
• kebisingan di jalan raya kota‐kota
besar di Indonesia telah
mencapai 80 dB
• penyebab: meningkatnya jumlah
penyebab: meningkatnya jumlah
kendaraan bermotor di kota‐kota
besar
• batasan: ambang batas
batasan: ambang batas
kebisingan yang diperkenankan
hanyalah 70 dB
• efek: 10,7% anggota masyarakat
yang melakukan aktivitas di
l k k k i i di
sekitar jalan raya mengalami
gangguan pendengaran akibat
bisingg
FAKTOR‐FAKTOR KEBISINGAN AKIBAT
KENDARAAN
• faktor‐faktor
faktor faktor yang berpengaruh terhadap
yang berpengaruh terhadap
kebisingan lalu lintas ini adalah mesin, jenis
bahan bakar, kipas, sistem pembuangan,
hisapan karburator, jenis ban, dan vibrasi bodi
kendaraan
CONTOH KENDARAAN YANG
MENYEBABKAN KEBISINGAN
• Bajaj→
j j
• dr. Jenny Bashiruddin THT
FKUI/RSCM
• rata‐rata 91 dB
• menurut Occupational Safety and
Health Administration (OSHA) dan
Health Administration (OSHA) dan
WHO → intensitas rata‐rata ≠ > 85 dB
selama 40 jam/ minggu
FAKTOR‐FAKTOR KEBISINGAN AKIBAT
BUKAN FAKTOR KENDARAAN
• parameter lalu lintas
parameter lalu lintas
• parameter jalan
• parameter lingkungan
li k
• parameter cuaca
http://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch8en/appl8en/ch8a3en.html
CONTOH KASUS
CONTOH KASUS
• pesawat take off dapat mencapai 150 Db
• The National Institute for Occupational Safety and Health
f p f y
→ maksimum 85 dB jangka waktu maksimum 8 jam per
hari
• Transportasi udara menyumbang kurang lebih 20% dari
20% dari
total noise yang dihasilkan di bidang transportasi. Noise
yang dihasilkan bersifat terpusat hanya pada daerah
bandara sehingga konsennya adalah pada daerah sekitar
bandara.
• Noise umumnya berasal dari jet
engine, friksi aerodinamik dan
engine, friksi dan
ground craft operation
(misal saat taxiing).
http://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch8en/appl8en/ch8a3en.html
MENURUT LAPORAN WHO 1998:
MENURUT LAPORAN WHO 1998:
• 8
8 – 12% → penduduk dunia telah menderita dampak
12% → penduduk dunia telah menderita dampak
kebisingan dalam berbagai bentuk
• Tingkat kebisingan lalulintas jalan pada permukiman
g g j p p
di tiga kota yaitu Kota Bekasi, Bogor, dan Tangerang
rata‐rata di atas 70 dBA
AMBANG PEDENGARAN
AMBANG PEDENGARAN
GRADASI PARAMETER
Normal 0 – 25 dB
Tuli Ringan 25 – 40 dB
Tuli Sedang
Tuli Sedang 41 – 60 dB
41 60 dB
Tuli Berat 61 – 90 dB
Tuli Sangat Berat > 90 dB
Polusi Vibrasi (Getaran)
Gregory
Sumber: http://hyperphysics.phy‐astr.gsu.edu/hbase/images/percon.gif
PEMAHAMAN FISIKA TENTANG GETARAN
Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
BAKU TINGKAT GETARAN UNTUK KENYAMANAN DAN KESEHATAN
Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
GRAFIK BAKU TINGKAT GETARAN UNTUK KENYAMANAN DAN KESEHATAN
Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK BERDASARKAN DAMPAK KERUSAKAN
Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
GRAFIK BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK BERDASARKAN DAMPAK KERUSAKAN
Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK BERDASARKAN JENIS BANGUNAN
Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
BAKU TINGKAT GETARAN KEJUT
Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
PENGUKURAN DAN ANALISIS TINGKAT GETARAN
• Alat
– Alat penangkap getaran (Accelerometer atau
seismometer)
– Alat ukur atau alat analisis getaran (Vibration meter atau
vibration analyzer)
– Tapis pita 1/3 oktaf atau pita sempit (Filter 1/3 oktaf atau
Narrow Band)
– Pencatat
P t t tingkat
ti k t getaran
t (Level
(L l atau
t X - Y recorder)
d )
– Alat analisis pengukur tingkat getaran (FFT Analyzer)
Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
GAMBAR-GAMBAR ALAT UNTUK PENGUKURAN TINGKAT GETARAN
iii
ii
i iv
i. Accelero
Accelero-meter
meter
ii. Vibration-meter
iii. Narrow-band
iv. X Y Recorder
v. FFT Analyzer
A l
v
• Pengukuran
g Getaran untuk Kenyamanan
y dan
Kesehatan
1. Alat penangkap getaran dilelakkan pada lantai atau
permukaan y
p yang
g bergetar,
g , dan disambungkang ke alat
ukur getaran yang dilengkapi dengan filter.
2. Alat ukur dipasang pada besaran simpangan. Dalam hal
alat: tidak dilengkapi dengan fasilitas itu, dapat
digunakan konversi besaran.
3. Pembacaan dan pencatatan dilakukan untuk setiap
frekwensi 4 – 63 Hz atau dengan sapuan oleh alat
pencatatt t getaran.
t
4. Hasil pengukuran digambarkan pada Grafik
Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
• Getaran untuk Keutuhan Bangunan
g
Cara pengukuran sama dengan pengukuran getaran untuk
kenyamanan dan kesahatan manusia, hanya besaran yang
dipakai
p adalah kecepatan
p g
getaran puncak
p ((Peak velocity).
y)
Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup nomor 49 Tahun 1996
tentang Baku Tingkat Getaran, maka untuk
usaha atau kegiatan diluar peruntukan
kawasan/lingkungan diwajibkan melakukan
analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL) tterkait
k it getaran
t ((mekanik
k ik ddan k
kejut)
j t)
yang dihasilkan untuk dibandingkan dengan
baku tingkat getaran.
getaran
EFEK GETARAN
Pengaruh Getaran
Pengaruh Getaran
• Menguntungkan (misal : getaran dawai gitar, mencari
g g ( g g ,
kedalaman,dsb)
• Merugikan / merusak (misal : getaran pada saat konstruksi
b
bangunan, macet, gelombang air laut,dsb)
t l b i l t d b)
Penyebab Getaran
Penyebab Getaran
Berdasarkan Keputusan
p Menteri Lingkungan
g g Hidup p No. 49 Tahun
1996, penyebab getaran dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh
sarana dan peralatan
d l t kegiatan
k i t manusia.
i
2. Getaran seismik adalah getaran tanah yang disebabkan oleh
peristiwa alam dan kegiatan
p g manusia.
Efek Getaran terhadap manusia
Efek Getaran terhadap manusia
• Getaran mengenai
g sebagian anggota tubuh misalnya
g gg y
tangan/kaki (Tool Hand Vibration)
• Getaran mengenai seluruh anggota tubuh (Whole Body
Vib ti )
Vibration)
Getaran Sebagian Tubuh
Getaran Sebagian Tubuh
Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui tangan
akibat pemakaian peralatan yang bergetar, frekuensinya
biasnya antara 20‐500 Hz. Frekuensi yang paling berbahaya
adalah pada 128 Hz, karena tubuh manusia sangat peka pada
frekuensi ini.
Getaran seperti ini biasanya dialami oleh pengemudi kendaraan
seperti : traktor, bus, helikopter, atau bahkan kapal
Efek pada organ tertentu bergantung pada resonansi alamiah
organ tersebut : dada (3‐6
organ tersebut : dada (3 6 Hz), kepala (20
Hz), kepala (20‐30
30 Hz), rahang (100
Hz), rahang (100‐
150 Hz)
Reaksi manusia terhadap Getaran
Reaksi manusia terhadap Getaran
Efek‐Efek
Efek Efek getaran menurut waktu
getaran menurut waktu
Dari beberapa penelitian efek dari getaran akan berdampak secara akut
(dalam waktu singkat) maupun
(dalam waktu singkat) maupun kronis (dalam waktu
(dalam waktu yang lama).
yang lama)
• Gejala akut dari efek getaran
¾ Pusing
¾ Tidak nyaman
y
¾ Nyeri dada
¾ Mual
¾ Hilang keseimbangan
¾ P b h
Perubahan suara
¾ Nafas pendek
¾ Tidak bisa bekerja secara presisi
• Gejala
j kronis
¾ Perubahan struktur tulang belakang
¾ Hernia
¾ Gangguan pada sistem gastrointestinald
¾ Gangguan reproduksi pada wanitae.
Gangguan reproduksi pada wanitae
Efek dari vibrasi frekuensi rendah
terhadap
h d konstruksi
k k bangunan
b
Pengaruh Getaran Motor Pada Tubuh
Pengaruh Getaran Motor Pada Tubuh
• Membuat syaraf punggung terjepit oleh tulang belakang. Pada
y p gg g j p g g
saat anda menerima getaran dari motor maka tubuh akan
membebankannya pada tulang belakang. Sedangkan tulang
belakang memiliki peredam semacam bantalan Dengan
belakang memiliki peredam semacam bantalan. Dengan
adanya getaran tersebut maka akan menyebabkan bantalan
itu mengeras karena beradu antar tulang. Sehingga tumbuh
tulang baru disamping ruas tulang tadi yang dapat menjepit
susunan urat syaraf di tulang belakang atau pungung.
• Bagian tubuh lain dapat juga terjadi pada tangan yang
Bagian tubuh lain dapat juga terjadi pada tangan yang
menerima getaran pada setang setir.
Menimimalkan getaran pada tubuh
manusia karena alat
k l kerja
k
1) Mengunakan peralatan kerja yang rendah intensitas
) g p j y g
getarannya (dilengkapi dengan damping/peredam).
2) Menambah atau menyisipkan damping diantara tangan dan
alat, misalnya membalut pegangan alat dengan karet.
l t i l b l t l td k t
3) Memelihara/merawat peralatan dengan baik. Dengan
mengganti bagian‐bagian yang aus atau memberikan
gg g g y g
pelumasan.
4) Meletakan peralatan dengan teratur. Alat yang diletakan
di
diatas meja yang tidak stabil dan kuat dapat menimbulkan
j id k bil d k d i b lk
getaran di sekelilingnya.
5) Menggunakan remote kontrol
5) Menggunakan remote kontrol
MEMINIMALKAN DAMPAK GETARAN AKIBAT
KEGIATAN TRANSPORTASI
KEGIATAN TRANSPORTASI
• Pengaturan
g letak daerah‐daeran hunian p pada jjalan‐jalan
j arteri
utama yang melayani lalu‐lintas berat
•Metode pembatasan lalu‐lintas (Traffic Restrain) pada waktu‐
waktu
kt tertentu
t t t
•Penggunaan material pada perkerasan yang bisa mereduksi
energi
g ggetaran seperti
p pelapisan
p p aspal
p p pada p permukaan
perkerasan kaku
•Pertimbangan untuk tidak menempatkan bangunan‐bangunan
yang pekak terhadap
h d getaran kek sumber b getaran sepertii
bangunan Laboratoriun
•Menghindari
Menghindari pekerjaan malam hari, karena manusia lebih peka
terhadap getaran pada malam hari.
• Flight International, "Environmental Effect", edisi Mei 2000
• www.dishub‐diy.net
• www.gemari.kbi.go.id
• Kebisingan(Noise), Dr. Ir. Katharina Oginawati, MS
• Ambar Pencemaran Udara,
Ambar, Udara 1999
• Nasri, Teknik Pengukuran dan Pemantauan Kebisingan di Tempat Kerja,
1997
• Sastrowinoto,, Penanggulangan
gg g Dampak
p Pencemaran Udara Dan Bisingg
Dari Sarana Transportasi, 1985
• Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1996. Baku Tingkat Kebisingan, Surat
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: Kep‐
48/MENLH/1996/25 November 1996, 1996 Jakarta.
Jakarta
• Federal Transit Administration U.S. Department of Transportation
• http://www.fta.dot.gov
• http://www.wikipedia.org/Noise/Vibration.htm
p // p g/ /