You are on page 1of 21

makalah

UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat dan
karuniaNya penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul “ Krisis Global dan Dampaknya
terhadap perekonomian Nasional “

Masalah krisis global merupakan topik yang sedang hangat di perbincangkan pada saat
ini. Krisis yang terjadi di Negara AS itu mempengaruhi perekonomian Global, perekonomian
seluruh Negara di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Krisis tersebut memberikan banyak
dampak terhadap roda perekonomian kita. Segala sektor kehidupan pun ikut terkena dampaknya

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini bisa menjadi lebih
baik untuk masa yang akan dating

Semoga makalah ini dapat memperluas wawasan kita mengenai krisis global serta
dampaknya terhadap perekonomian nasional

Padang, Februari 2010

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar ……………………………… i

Daftar isi ……………………………… ii

BAB I . Pendahuluan

Latar belakang ……………………………… 1

Tujuan ……………………………… 2

Ruang lingkup permasalahan ……………………………… 3

BAB II. Pembahasan

Gambaran umum permasalahan ………………………………. 4

BAB III. Penutup ………………………………. 15

Saran ………………………………. 16

Daftar pustaka ………………………………. 17


BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Amerika Serikat adalah Negara adikuasa yang sangat berpengaruh terhadap Negara-
negara lain didunia. Terlalu banyak persoalan-persoalan krusial yang melibatkan dan melintasi
dimensi kemanusiaan. Jutaan masyarakat miskin dipenjuru dunia seolah nasibnya digantungkan
pada gonjang ganjing krisis global, seperti harga bahan bakar minyak dan masalah ketahanan
pangan. Hal ini pun menjadi ancaman serius bagi Negara-negara di dunia, terutama Negara
berkembang.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Negara-negara yang ada di bumi ini tengah
menghadapi suatu krisis keuangan secara global. Diakui ataupun tidak, krisis yang sedang
dihadapi hampir semua Negara yang ada ini merupakan imbas dari krisis financial yang terjadi di
Negara adidaya, Amerika Serikat. Krisis ekonomi yang terjadi di amerika serikat mengherankan
banyak orang. Banyak yang terkejut mengapa Negara sebesar Amerika Serikat bisa mengalami
krisis ekionomi atau moneter yang merontokan pasar saham dan keuangan di Amerika Serikat
dan bahkan di dunia.

Pada awal krisisnya hanya sebatas melanda Negara Amerika Serikat, Eropa, dan negara
Negara yang bergabung di Uni Eropa. Aliran gelombang krisis yang keras ternyata sampai di
kawasan Asia. Para investor yang menanamkan modalnya pada sektor non riil mulai menarik
kembali dana-dana mereka yang tertanam di lantai bursa. Penarikan dana dengan dominasi mata
uang asing oleh investor di beberapa Negara kawasan Asia tujuannya adalah menutupin kerugian
keuangan yang tengah melanda Negara-negara investor tersebut.

1
TUJUAN

Dalam pembuatan makalah ini, saya memiliki beberapa tujuan, yaitu :

Tujuan umum:

1. Agar para pembaca dapat mengetahui pengertian umum, penyebab, dampak, dan sikap
kita terhadap krisis global yang sedang terjadi akhir-akhir ini
2. Untuk memberikan saran-saran kepada para pembaca bagaimana sebaiknya kita
menyikapi krisis global tersebut
3. Untuk menbuka takbir-tgakbir permasalahan yang melatarbelakangi terjadinya krisis
global, sebagai dampak krisis yang dialami oleh Negara Amerika Serikat.

Tujuan Khusus:

1. Sarana penunjang untuk mengeluarkan pendapat penulis terhadap permasalahan krisis


global, serta pengaruhnya terhadap perekonomian nasional
2. Sebagai penunjang nilai semester di mata kuliah hukum bisnis

2
RUANG LINGKUP PERMASALAHAN

Dampak yang terjadi akibat dari krisis hebat yang dialami Amerika Serikat sangat terasa
bagi kita. Kebanyakan dari kita mengeluhkan apa yang tengah terjadi sekarang. Tidak hanya
para pelaku ekonomi saja yang merasakan, tetapi kita sebagai masyarakat dan juga sebagai
consumer merasakan dampaknya.
Bicara lebih lanjut mengenai para pelaku ekonomi, mereka adalah orang-orang yang
jelas-jelas terkena dampak dari krisis ini. Mereka harus berfikir keras bagaimana cara pandang
mereka dalam mencari celah untuk mendapatkan profit atau laba dari kegiatan ekonomi yang
mereka lakukan, tanpa mengakibatkan kerugian dalam usaha mereka itu sendiri.

3
BAB II

PEMBAHASAN

Krisis keuangan yang tengah terjadi di Amerika Serikat sudah terlihat tanda-tandanya
beberapa waktu yang lalu, tetapi baru dianggap serius oleh pemerintah Indonesia sejak tanggal 8
Oktober 2008 saat ISHG di BEI turun tajam sampai 10.38% dan mengaruskan pemerintah
menghentikan kegiatan di pasar bursa modal beberapa hari.

Sebenarnya banyak akibat yang dirasakan oleh Indonesia dengan adanya krisis keuangan
di Amerika Serikat, baik akibat positif seperti turunnya harga minyak dunia yang menembus $61
per barel, dan akibat negative seperti turunnya nilai rupiah, berkurangnya nilai export, turunnya
investasi atau terjadi flyingout, namun demikian akibat negative lebih banyak dirasakan bagi
perokonomian Indonesia terutama bagi sector riil yang mempunyai pangsa export, pemerintah
harus sungguh-sungguh menangani masalah ini karena pada akhirnya apabila tgidak tertangani
dengan benar akan mengakibatkan distabilitas Negara atau sering orang bilang akan terjadi krisis
seri kedua.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Negara-negara yang ada di bumi ini tengah
menghadapi suatu krisis keuangan secara global. Diakui ataupun tidak, krisis yang sedang
dihadapi hampir semua Negara yang ada ini merupakan imbas dari krisis financial yang terjadi di
Negara adidaya, Amerika Serikat. Krisis ekonomi yang terjadi di amerika serikat mengherankan
banyak orang. Banyak yang terkejut mengapa Negara sebesar Amerika Serikat bisa mengalami
krisis ekionomi atau moneter yang merontokan pasar saham dan keuangan di Amerika Serikat
dan bahkan di dunia.

Ada beberapa kasus yang dianggap sebagai penyebab terjadinya krisis saat ini, antara
lain:

1. Penumpukan hutang nasional hingga mencapai 8.98 trilyun dollar AS sedangkan


PDB hanya 13 trilyun dollar AS
2. Terdapat program pengurangan pajak korporasi sebesar 1.35 trilyun dollar
(akibatnya pandangan AS berkurang)
4
3. Pembengkakan biaya perang Irak dan afganistan (hasilnya Irak tidak aman dan
Osama Bin laden tidak tertangkap juga) setelah membiayai perang Korea dan
Vietnam
4. CFTC ( Commodity Futures Trading Commision) sebuah lembaga pengawas
keungan tidak mengawasi ICE (Inter Continental Commision) sebuah badan yang
melakukan aktifitas perdangangan berjangka, dimana ICE turut berperan
mendongkrak harga minyak hingga USD 100/barel
5. Subprime Mortgage: kerugian surat berharga property sehingga membangkrutkan
Merryl Lynch, Goldman Saschs, Mitsubishi UFJ
6. Keputusan suku bunga murah dapat mendorang spekulasi.

Aktor-aktor yang berperan dalam krisis financial di Amerika Serikat :

a.Kriditor perumahan murah


Banyak perusahaan di AS memiliki spesialisasi memberikan kridit perumahan bagi
orang-orang yang sebenarnya tidak layak di beri kridit subpime lenders. Para perusahaan tersebut
berani memberikan kridit karna kalo terjadi gagal bayar, perusahaan tinggal menyita dan menjual
kembali rumah yang di kriditkan. Untuk membiayai kridit ini, para perusahaan ini umumnya
juga meminjam dari pihak lain dengan jangka waktu yang pendek sekitar 1-2 tahun, padahal
kridit yang membiayai merupakan kridit perumahan jangka panjang sampai 20 tahun. Sehingga
terjadi ketimpangan (mismatch) kridit.
Akibat gagal bayar terhadap kridit perumahan tersebut, membuat banyak perusaahan
kridit perumahan ini tidak mampu membayar kembali utangnya, yang ujungnya bangkrutnya
beberapa perusahaaan tersebut. Saham perusahaan lain yang tidak mengalami kebangkrutan juga
ikut terimbas sentiment negative dan membuat takut para investor investor.
Selain pinjaman dari pihak ketiga, para perusahaan pembiayaan kridit rumah ini juga
menerbitkan semacam Efek Beragun Aset (EBA) yang dijual kepada perbangkan dan investor,
baik kepada institusi maupun kepada individu keberbagai Negara. EBA juga merupakan
instrument untuk membagi resiko. Namun yang terjadi justru sebaliknya, kekhawatarin terhadap
kemungkinan gagal bayar para debitor yang tidak layak tersebut justru berdampak pada investor
secara global baik yang memiliki EBA, maupun investor yang hanya terimbas sentiman negative.
5
b.Perusahaan pemeringkat
Perusahaan pemeringkat seperti Moody’s dan Standart and Poor’s diduga ikut mengambil
bagian dalam krisis subprime mortage ini. Perusahaan-perusahaan pemeringkat ini dinilai terlalu
lamban mengantisipasi gagal bayar utang kridit perumahan itu. Padahal tugas lembaga
pemeringkat adalah mengevaluasi obligasi atau instrument utang lainnya dan memberikan rating
yang mencerminkan resiko instrument utang tersebut.

c.Investment banks (Bank Investasi)


Investment Banks seperti Goldmas sachs, Bear Stearns juga ikut terlibat dalam terjadi
krisis subprime mortagage ini. Karena mereka memiliki spesialisasi mengembangkan instrument
investasi seperti EBA yang dijual ke perbangkan dan institusi keuangan. Investment Banks ini
juga terkena imbas dan merugi di beberapa dana investasinya yang terkait dengan utang beresiko
tinggi. Sementara Bank sentral dan private equity fund dicatat sebagai pihak yang paling besar
terimbas dari dampak krisis ini. Private equity fund adalah manajer investasi yang merancang
pembelian dan penjualan perusahaan. Mereka umumnya meminjam uang dengan bunga rendah
yang digunakan untuk membeli saham di bursa. Saham yang dibeli umumnya di jaga
performance agar menarik minat investor lain untuk membeli. Saham tersebut akan dijual setelah
harganya tinggi dalam waktu yang tidak lama.
Sedangkan bank sentral dunia seperti Bank of England (BOE), US Federal Reserve (The
Fed) dan Eropean Central Bank (ECB) sebagai pihak yang merancang tingkat suku bunga demi
mengontrol inflasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi. Kebijakan tingkat bunga rendah itulah
yang memicu pasar untuk melakukan investasi besar di perumahan. Namun kini bank sentral
harus menggelontarkan banyak dana ke pasar untuk menyuplai kebutuhan dana kas yang besar.

Dampak krisis Amerika Serikat pada Negara-negara didunia:


Pemilik surat utang Subrime Mortage bukan hanya perbankan di Amerika Serikat, tetapi
juga perbangkan di Australia, Cina, India dan Negara-negara lainnya. Dampaknya, harga saham
perbangkan di seluruh dunia jatuh. Hal ini pun menyalut kekhawatiran para pelaku pasar, karena
bermasalahnya bank akan berdampak pada melemahnya kegiatan perekonomian.
6
Peraturan Bank Indonesia tidak memungkinkan perbankan membeli surat utang
berperingkat rendah, sehingga perbankan Indonesia tidak memiliki surat utang subprime
Mortage. Akan tetapi. Karena harga saham perbankan dinegara tetengga jatuh, investor asing
juga menjual saham perbankan dan non perbankan di Indonesia. Investor local akhirnya juga
ikut melakukan aksi jual. Apalagi harga saham dan obligasi di Indonesia sudah naik banyak,
maka investorpun melakukan aksi ambil untung. Inilah yang menyebabkan harga saham turun,
imbas hasil obligasi naik dan kurs rupiah melemah, bahkan minat terhadap penawaran saham
BNI juga sempat terganggu
Sterilnya perbankan dan korporasi Indonesia dari kepemelikan subprime mortgage
menyebabkan dampak krisis pada pasar keuangan domestic berupa pelepasan surat berharga
domestic terutama SUN dan SBI oleh investor asing. Pada bulan Juli dan Agustus 2007 terjadi
penurunan kepemilikan asing pada SUN dan SBI yang cukup signifikan.investor asing
diperkirakan equity friendly dan cenderung mengalihkan penanaman dari SUN pada equity atau
risk free treasury bill. Hal ini terkait dengan tingginya suplai risk SUN atas potensi penurunan
SUN rupiah (neraca pembayaran Indonesia 2007)
Pada bulan Agustus 2007, harga-harga saham di BEJ mengalami koreksi, akibat masih
berlanjutnya tekanan di bursa Wall Street dan regional, mengakibatkan IHSG turun 89,112 poin
atau 4,11% pada satu jam pertama perdagangan tanggal 15 agustus 2007.
Turunnya IHSG memicu melemahnya nilai tukar rupiah saat itu, dari Rp 9.000,- menjadi
Rp 9.400. Dow Jones Average juga kehilangan 207,61 poin atau turun 1,57%. Masih dalam
priode waktu yang sama, indeks Nikkei mengalami kemerosotan 267,22 poin. Penurunan dratis
ini dapat dilihat dalam grafik perkembangan pasar modal di Asia Pasifik dan pasar modal di
Barat dan Jepang.
Koreksi besar-besaran yang terjadi akibat krisis subprime mortgage ini juga merambat ke
sektor-sektor lainnya. Kepanikan antara bulan Februari-Maret 2007 dan semua bidang -6%, dan
pada bulan Juni-Juli 2007 saham-saham mortgage turun lagi hingga -41% dan saham-saham
keuangan -18%.
Dampak subprime mortgage Amerika Serikat di Indonesia memang besar juga
dampaknya terhadap Negara-negara lainnya, karena adannya peraturan BI yang tidak
memungkinkan perbangkan membeli surat utang berperingkat rendah,
7
namun sebenarnya dampak krisis financial ini masih tersisa di dunia.
Pada 3 Maret 2008, tempointeraktif.com menyebutkan bahwa pasar saham Asia jatuh
setelah UBS AG memprediksikan bahwa perusahaan keuangan global kemungkinan akan
kehilangan sekitar US$ 600 miliar karena kridit macet hipotek perumahan subprime mortgage di
Amerika Serikat. Westpac Banking Corp merugi 3,3 persen sedangkan Macquarie Group Ltd.
Kembali tergelincir di hari ketiga. Pemasukan uang dalam perdagangan Amerika menurun 4,7
persen dari penutupan saham di Tokyo 29 Februari 2008, dimana Sony Corp rugi 3.6%, setelah
Yen menguat terhadap dollar, sehingga mengurangi pendapatan di luar negri. Index Australia
anjlok hingga 2.9% menjadi 5,410.90 pada pukul 10.12 di Sydney. Index New Zealand’s NZX
50, yang menjadi patokan Asia untuk memulai perdagangan, turun 1,1% menjadi 3,542.16 di
Wellington

Dampak krisis Amerika Serikat terhadap Ekonomi Indonesia


Ada beberapa hal yang bias di baca sebagai dampak atas krisis global ini terhadap
perekonomian di Indonesia. Berikut ini saya paparkan dampak resesi global ini terhadap
perekonomian Indonesia:
 Melemahnya nilai tukar .nilai tukar rupuiah pada tanggal 10 oktober sempat menembus
Rp 9.860 per USD. Di pasar antar Bank, rupiah bahkan sempat menembus Rp 10.000 per
USD.
 Investor dunia panic parah. Akibatnya bursa saham Indonesia turun sebanyak 41%
(sebelum kegiatannya dihentikan untuk sementara mulai Rabu, 8 Oktober 2008). Harga
saham bener-bener turun drastic
 Krisis perbankan global bisa mempengaruhi sector riil ekonomi dunia, termasuk
Indonesia. Karena sector perbankan AS sedang terpuruk, kekurangan modal, dan enggan
meminjamkan dollarnya, termasuk ke bank-bank Internasional di Eropa dan \Asia.
Akibatnya, perbankan internasional kekurangan dollar untuk member pinjaman kepada
pengusaha dunia, yang membutuhkan dollar untuk investasinya (untuk impor mesin,
bahan baku, dan sebagainya) termasuk di Indonesia.
 Dampak resesi ekonomi AS dan Eropa terhadap Indonesia tentunya negative,
8
tetapi karna NET ekspor (ekspor dikurang impor) hanya mengerekkan 8% dari produk
domestic bruto (PDB) Indonesia, maka dampaknya relative kecil dibandingkan
dengannegara tetangga yang bergantunggan ekspornya ke AS besar, misalnya Hongkong,
Singapura, dan Malaysia. Pada Negara berjumlah penduduk banyak seperti Indonesia
belanja masyarakatnya merupakan motor penggerak ekonomi yang kuat, untuk ekonomi
Indonesia, dampak negative kenaikkan harga bahan bakar minyak sebesar 125% pada
2005 jelas lebih besar dari pada dampak resesi ekonomi AS
 Krisis financial global dan lumpuhnya system perbankan global yang yang berlarut akan
berdampak sangat negative terhadap Indonesia, karna pembiayaan kegiatan investasi di
penyerapan tenaga kerja melambat dan akibatnya daya beli masyarakat turun, yang
akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Dalam situasi seperti ini tentunya
yang biasa dilakukan adalah efisiesi. Bisa jadi itu dilakukan dengan melakukan
pemutusan hubungan kerja atau PHK. Itu sudah menjadi konsekwensi kalo daya saing
produk kita terus berkurang sementara biaya produksi meningkat.

Dampak secara global


Krisis global di AS kali ini menimbulkan dampak luar biasa secara global. Hal ini bisa
dilihat dari kepanikan investor dunia dalam usaha mereka menyelamatkan uang mereka di pasar
saham. Mereka beramai-ramai menjual saham sehingga bursa saham terjun bebas. Sejak awal
2008, bursa saham Cina anjlok 57%, India 52%, Indonesia 41% (sebelum semua kegiatan
dihentikan sementara) dan zona eropa 37%. Sementara pasar surat utang terpuruk, mata uang
Negara berkembang melemah dan harga komoditas anjlok, apalagi para speculator komoditas
minyak menilai bahwa resesi ekonomi akan mengurangi konsumsi energy dunia.
Krisis pasar modal (saham dan surat utang) global pada dasarnya hanya mempengaruhi
investor pasar modal. Tetapi krisis perbankan global bisa mempengaruhi sector riil ekonomi
dunia, termasuk Indonesia. Inti cerita yang terjadi adalah sector perbankan AS sedang terpuruk,
kekurangan modal, dan enggan meminjamkan dollarnya, termasuk ke bank-bank internasional di
eropa dan Asia. Akibatnya, perbankan internasional kekurangan dolar untuk member pinjaman
ke para pengusaha dunia yang membutuhkan dollar untuk investasi
9
(untuk impor mesin, bahan baku dan sebahagiannya) termasuk di Indonesia.

Dampak Di Indonesia
Dampak resensi ekonomi AS dan Eropa terhadap Indonesia tentunya negative, tetapi
karna NET ekspor hanya mengerakan sekitar 8% dari produk domestic brouto (PDB) Indonesia,
maka dampaknya relative kecil dibandingkan dengan Negara tetangga yang ketergantungan
ekspornya ke AS besar misalnya hongkong,Singapura dan Malaysia

1.Melemahnya nilai tukar rupiah

Akibat krisis moneter di AS, nilai tukar rupiah melemah dan sempat menembus Rp 9.860
per USD. Di pasar antar bank. Melemahnya rupiah yangterjadi saat ini masih sejalan dengan
beberapa mata uang lainnya

Berbeda dengan krisis 1997, BI kini juga mengetahui pencatatan valas perbankan bank.
BI juga tetap waspada dan terus menjaga agar tidak terjadi pergerakan gejolak yang terlalu besar.
BI sebagai bank sentral meminta pasar tidak panic menghadapi situasi saat ini

Turbelensi di pasar financial saat ini terjadi di seluruh dunia. Bank sentral akn terus
memantau perkembangan ekonomi global, dan berusaha agar dampaknya bisa seminimal
mungkin.

2.Jatuhnya bursa saham

Dampak lain yang terjadi akibat krisis moneter di AS adalah jatuhnya bursa saham yang
terjadi dalam pertengahan Oktober 2008. Meskipun para ahli ekonomi menilai kecil
kemungkinan krisis ini menjelma menjadi krisis ekonomi berupa ambruknya perbankan dan
sektor riil. Namun untuk meningkatkan kepercayaan pelaku pasar, pemerintah sebaiknya focus
menjaga daya beli masyarakat

10
Para ahli menilai tingkat krisis yang dihadapi Indonesia sangat berbeda dengan AS,
Eropa, dan Negara maju lainnya. Di AS, krisis telah masuk ke semua sektor, mulai dari pasar
modal, perbankan dan sektor riil

Namun di Indonesia krisis hanya terjadi di pasar modal, krisis yang terjadi di pasar modal
dinilai tidak mudah bertransmisi ke sektor lain mengingat kontribusi pasar modal dalam system
keungan Indonesia sangat kecil.

3.Bidang Ketenagakerjaan

Krisis ekonomi AS sangat berdampak terhadap masyarakat khususnya tenaga kerja.


Departemen ketenagakerjaan AS, baru saja mengumumkan jumlah pengangurfan mencapai 6.1%
jauh lebih tinggi dari prediksi yang diakibatkan oleh krisis. Jumlah ini meningkat menyusul
pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan tenaga kerja akibat krisis ekonomi. Perubahan tingkat
strategi kebijakan DPR AS terhadap paket kebijakan penyelamatan ekonomi atau RUU Bailout
dengan dana sebesar US$ 700 miliar ternyata belum mendongkrak kepercayaan pasar.
4.Menurunnya daya beli masyarakat
Krisis ekonomi AS dan global berdampak pada ekonomi Indonesia, karena masih banyak
kebutuhan dalam negri Indonesia yang masih mengandalkanimport dari Negara lain. Berdampak
ke kost( karena terjadi selisih nilai tukar mata uang) harga menjadi mahal, sehingga inflansi
tinggi, daya beli masyarakat menurun. Buntutnya makin banyak rakyat miskin dan pengangura.
Penganguran dan kemiskinan tidak perlu mengkambing hitamkan krisis ekonomi global (walau
sebetulnya berpengaruh juga), tapi seharusnya kita menyadari dan mengakui bahwa fundamental
ekonomi di Indonesia memang lemah
Kita terlalu terpaku untuk mengampungkan sesuatu dengan sedikit-sedikit melakukan
import tanpa berusaha untuk mengembangkan dan memperkuat perekonomian Indonesia,
ketahanan pangan pun lemah. Memang dalam jangka pendek dan hitung-hitungan dagang
mungkin menguntungkan. Tetapi begitu terjadi krisis, dampaknya lagsung terasa, makanya
jangan heran Indonesia menjadi sasaran produk murah dari luar negri yang kasusnya bermacam-
macam seperti susu yang mengandung melamin dan sbgnya

11
Langkah-langkah Indonesia dalam menghadapi krisis global
Dalam capital inflow melalui pasar modal berkurang, diharapkan bisa terkompensasi dari
aliran dana lainnya. Diantaranya, mengenjot ekspor yang neraca perdagangan dan penanaman
modal asing lagsung (FDI)
Keinginan tersebut akan dipenuhi dengan sejumlah langkah. Langkah konvensional
dilakukan dengan memberikan insentif kepada dunia usaha. Kebijakan non konvesional juga
dilakukan dengan pemangkasan deficit APBN. Sebab, pembiayaan melalui penerbitan surat
utang makin sulit dilakukan. Selain situasi masih tak menentu, liquiditas di pasar modal akan
mongering. Apalagi setelah pemerintah AS menganggarkan dana program penyelamatan darurat
senilai US$ 700 miliar (sekitar 6.440 triliun). Selain dari pajak yang dibayar oleh rakyat AS,
dana tersebut akan dicarikan dari penerbitan obligasi di pasar
Langkah lainnya adalah melaksanakan program jarring pengaman social yang tidak
konsumtif sehingga mampu menciptakan lapangan kerja. Upaya lain adalah dengan menjaga
stabilitas harga pangan dan energy. Kridit juga akan tumbuh cepat di kisaran 36%. Pertumbuhan
kridit itu diharapkan tetap mendukung laju ekonomi dan inflasi yang wajar.
Presiden menganjurkan 10 langkah yang dapat ditempuh dalam upaya antisipasi dampak
krisis global yang tengah melanda dunia saat ini, yaitu:
1. Terus memupuk rasa optimism dan saling bekerjasama sehinga bisa tetap kepercayaan
masyarakat
2. Pertumbuhan ekonomi sebesar 6% harus terus dipertahankan antara lain dengan terus
mencari peluan ekspor dan investasicsertga mengembangkan perekonomian domestic
3. Optimalkan APBN 2009 untuk terus memacu pertumbuhan dengan tetap memperhatikan
social safety net dengan sejumlah hal yang harus diperhatikan infrastruktur, alokasi
penanganan kemiskinan, ketersediaan listrik serta pangan dan BBM
4. Kalangan dunia usaha di minta mendorong sector rill agar dapat bergerak. “bila itu dapat
dilakukan maka pajak dan penerimaan Negara bisa terjaga dan juga tenaga kerja dapat
terjaga juga. BI dan perbankan nasional harus membangun system agar kridit bisa
mendorong sector riil. Pemerintah juga akan menjalankan kewajibannya untuk
memberikan insentif dan kemudahan secara proposional

12
5. Semua pihak agar lebih kreatif menangkap peluang dimasa krisis antara lain dengan
mengembangkan pasar di Negara-negara tetangga dikawasan Asia yang tidak secara
langsung terkena pengaruh krisis keuangan AS. “ kita harus mendorong produk kita agar
kompetitif dan memiliki daya saing yang baik,” katanya
6. Galakkan lagi penggunaan produk dalam negri sehingga pasar domestic akan bertambah
kuat. “ kepada mentri saya minta untuk memberikan insentif dan disinsenif agar
penggunaan produk dalam negri dapat meningkat, kalo perlu juga akan dikeluarkan
intruksi agar pengadaan barang dan jasa didepartemen mengutamakan produk dalam
negri,” kata presiden
7. Perkuatan kerjasama lintas sector antara pemerintah, Bank Indonesia, dunia perbankan
serta sector swasta. “ cegah timbulnya ketidakpercayaan dan saya mengingatkan semua
pihak memiliki peran yang penting,” ujarnya
8. Semua kalangan diminta menghindari sikap ego sentries dan memandang remeh masalah
yang dihadapi.” Hilangkan budaya ego sentries dan juga kebiasaan ‘bussines as usual’
,” tegasnya
Komentar pelaku ekonomi terhadap krisis global
 Kepala dinas perkebunan Riau, Susilo:
“ kami tidak bisa berbuat apa-apa karena kondisi ini dipengaruhi oleh krisis ekonomi
internasional, ditambah dengan masa panen raya di berbagai Negara. Kita hanya bisa
berdoa semoga krisis ini cepat berakhir sehingga harga sawit dan karet normal kembali.”
 Presiden Direktur PT. Bakrieland Development Tbk (ELTY), Hiramsyah S Thaib:
“propespek bisnis property ditengah krisis ternyata tidak seburuk yang diperkirakan
banyak orang, justru dengan adanya krisis akan menimbulkan titik keseimbangan baru,
pada sektor property. Koreksi pasti ada, tapi ini justru menjadi ujian bagi pemain
property. Nantinya akan ada titik keseimbangan baru, pengaruh krisis ekonomi terhadap
tingkat demand dan supply memang tidak terasa, termasuk di kita, artinya hanya
pengembang property yang kuat secara fundamental yang dapat bertahab dalam krisis ini,

13
ini akan menguji masing-masing pengembang, mereka akan bertanya pada diri mereka
sendiri apakah fundamental saya sudah kuat,”

 Pemimpin Bank Indonesia (BI) Semarang, M.Zaini Aboe Amin


“IKK (Indeks Keyakinan Konsumen) terhadap kondisi perekonomian Indonesia
memasuki tahun 2008 diawali dengan keyakinan yang kembali pesimistis setelah pada
Desember 2007 berada pada level keyakinan optimistis tertinggi sejak 7 bulan terakhir.
Keyakinan konsumen terhadap akan membaiknya perekonomian pada 6 bulan mendatang
juga semakin berkurang. Pada survey Januari 2008, ekspetasi terhadap kenaikkan harga
secara umum pada 6 bulan mendatang akan semakin meningkat”
 Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono:
“ Saya mengatakan aman-aman saja, tidak goyah, dan saya mempunyai keyakinan
apabila kita bersatu, bersinerja untuk mengatasi permasalahan ini secara bersama-sama
saya yakin krisis ekonomi tahun 2007 dan 2008 insya Allah tidak akan terjadi lagi. Saya
ingin berikan contoh sebagai pelajaran berharga, kenapa kita dulu begitu jatuh dalam
krisis yang saya kira sebagai catatan penting dalam sejarah negri kita ini.”

14
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pada awalnya krisis hanya sebatas melanda Negara Amerika Serikat, Eropa, dan Negara-
negara yang bergabung di Uni Eropa. Namun , aliran gelombang krisis yang keras ternyata
sampai dikawasan Asia. Para investor yang menanamkan modalnya pada sektor non riil mulai
menarik kembali dana-dana mereka yang tertanam dilantai bursa. Penarikan dana dengan
dominasi mata uang asing oleh investor di berbagai kawasan Asia tujuannya adalah menutupi
kerugian keuangan yang tengah melanda Negara-negara investor tersebut
Kebijakan penarikan dana semakin agresif seiring dengan keringnya liquiditas Negara-
negara investor. Perilaku ini bisa kita cermati dengan meroketnya bunga pasar uang antar bank.
Sebelumnya munculnya krisis keuangan global yang dipicu ambruknnya beberapa lembaga
keuangan di besar AS, pertemuan mentri keuangan Asia Eropa di korea Selatan pada Juni 2008
hanya membahas pelajaran yang dapat diambil Asia dari integrasi system keuangan di benua
Eropa serta pendekatan pasar yang dimungkinkan dari kesepakatan mengatasi perubahan iklim
Krisis financial global yang dampaknya kini dirasakan oleh hampir seluruh Negara-
negara didunia ini adalah salah satu dampak dari tantanan ekonomi global yang saling berkaitan
tersebut.

15
SARAN
 Selain menyediakan cash untuk keperluan kita dan keluarga, mulailah membeli dan
pakailah produk-produk dalam negri. Sekarang semua Negara membutuhkan cash,
istilahnya tidak ada yang membeli dagangan mereka, semua Negara maunya jualan
produk mereka supaya dapat cash. Untuk apa kita memberikan rakyat, tapi Negara lain
yang mendapatkan pendapatannya. Jadi, pakailah semua produk dalam negri, mulai kita
mulai dari diri kita sendiri
 Produk impor yang menggiurkan sudah banyak masuk ke wilayah Indonesia. Itu
sebabnya dagangan dari Negara lain yang tidak laku di USA karena USA dan Negara-
negara kaya dan maju sudah bangkrutsehingga minatpun menjadi berkurang. Harga
barang-barang itu murah, tapi sekali lagi..untuk apa kita mmemberi makan Negara lain
sementara Negara-negara itu tidak mempunyai kapasitas lagi member kita makan. Ini
bukan kondisi normal lagi ketika perdagangan antar Negara terjadi karena saling
membutuhkan.
 Bagi yang punya rekasadana saham, jika nilai investasi kalian sudah di bawah 50%,
biarkan saja, jangan dijual, karna kalo dijual maka uang tersebut benar-benar akan tinggal
sedikit. Biarkan saja, karna nanti akan kembali lagi pada kondisi normal. Tapi kali ini
memang lama, minimal 2 tahun bahkan lebih, sekali lagi, ini krisis yang sangat besar,
terbesar sepanjang dunia modern.

16
DAFTAR PUSTAKA

Mu’arif, Samsul, dkk. 2008. Obama’s miracle ( kemenangan Dari Jakarta). Jakarta: Grafindo
Khazanah Ilmu.

http:// www.riau.co.id/index.php?module=articles&func=dispaly=1&aid=7936

http://doniriadi.blogspot.com/2008/10/krisis-ekonomi-global-dan-solusi.html

http://www.suaraindonesianews.com/2008/10/10-jurus-sby-menghadapi-krisis-keuangan.html

http://www.yauhui.net/10-jurus-sby-menghadapi-krisis-global-keuangan-dunia

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1160595

http://www.suarapembaca.detik.com/read/2008/10/29/094311/471/pengaruh-krisis-global-ke-
sektor-riil

Republika

Padang Ekspress

Seputar Indonesia

Kompas

17

You might also like