Professional Documents
Culture Documents
Tim Penyusun
ii
DESKRIPSI JUDUL
iii
PETA KEDUDUKAN MODUL
iv
PRASYARAT
v
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ii
DESKRIPSI JUDUL …………………………………………………….. iii
PETA KEDUDUKAN MODUL ………………………….……………… iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… vi
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ………………………………… vii
TUJUAN ………………………………………………………………….. viii
KEGIATAN BELAJAR 1 ………………………………………………... 1
KEGIATAN BELAJAR 2 ………………………………………………... 10
LEMBAR EVALUASI ……………………………………………………. 17
LEMBAR KUNCI JAWABAN …………………………………………... 18
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 20
vi
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
vii
TUJUAN
1. Tujuan akhir
Siswa diharapkan dapat memahami, dan menguasai cara pemasangan
pondasi batu kali model stall dan pijler sesuai dengan prosedur yang
disyaratkan dengan baik dan benar.
2. Tujuan antara
a. Siswa dapat memasang pondasi stall dari batu batu kali sesuai dengan
gambar kerja .
b. Siswa dapat memasang pondasi pijler dari batu kali sesuai dengan
gambar kerja
viii
KEGIATAN BELAJAR 1
PONDASI STAAL
A. Lembar Informasi
1
tembok. Walaupun demikian dalam menentukan ukuran luas dasar pondasi
harus diperhitungkan muatan dari bangunan diatasnya.
Pondasi staal dapat dibuat dari pasangan batu merah, pasangan batu
kali/alam dan beton tidak bertulang/bertulang atau gabungan.
0,15
+ 0.00
-0,80
0,25
0,70
1,10
0,40
0,30
TRASRAM + 0.00
0,80
1,20
2
Dalam penggambaran, untuk pasangan batu merah ½ batu diambil
ukuran 15 cm, sedang untuk pasangan 1 batu diambil ukuran 30 cm.
Lantai ditetapkan sebagai titik nol dan dipakai sebagai dasar ukuran
dari keseluruhan bangunan. Di atas dan di bawah lantai setebal
masing-masing 20 cm dari pasangan tembok dibuat pasangan kedap
air yang disebut trasraam dengan campuran 1 pc : 2 pc. Maksud
pasang trasraam adalah agar air dari bawah tanah dapat naik ke atas
pasangan tembok. Persyaratan ini dalam praktek supaya diperhatikan.
Di bawah lantai diberi lapisan pasir urug setebal ? 20 cm yang
dipadatkan dengan maksud agar diperoleh permukaan yang rata dan
cukup kuat.
Pondasi tidak diletakkan langsung diatas tanah dalam lubang
pondasi, tetapi di atas tanah tersebut diberi lapisan pasir urug setebal
5 a 10 cm, dengan maksud agar diperoleh permukaan yang merata.
Ukuran lubang dasar galian pondasi dibuat lebih lebar 20 cm kiri-
kanan lebar dasar pondasi agar orang dapat bekerja pada waktu
mengerjakan pasangan pondasi. Galian lubang pondasi dibuat miring
(5 : 1) agar dinding tanah galian tidak mudah runtuh. Kemiringan
galian tanah ini makin besar untuk tanah-tanah yang gembur/lembek.
Trasraam dibawah lantai dapat pula diganti dengan beton bertulang
yang disebut : balok “sloof” yang dibuat dari beton bertulang dengan
campuran 1 pc : 2 pc : 3 kr. Maksud penggunaan balok sloof selain
sebagai pengganti trasraam dibawah lantai juga untuk meratakan
daya dukung dari pondasi terhadap muatan bangunan diatasnya serta
penurunan pondasi mempengaruhi konstruksi bangunan diatasnya
karena didukung oleh balok sloof.
Pasangan batu merah atau batu kali dapat pula seluruhnya diganti
dengan beton tumbuk dengan campuran 1 ps : 3 ps : 5 kr. Prinsip
konstruksinya sama dengan pasangan batu merah/batu kali.
Konstruksi pondasi dengan beton tumbuk ini terutama digunakan
untuk tanah basah/berair.
Selain dengan pasangan batu merah, batu kali dan beton tumbuk,
pondasi staal dapat pula dibuat dari beton bertulang.
3
Pondasi staal beton bertulang digunakan apabila diperlukan dasar
pondasi yang lebar/luas akibat muatan bangunan yang besar/berat
diatas tanah yang kurang baik. Prinsip dari konstruksi beton bertulang
adalah terdiri dari campuran/gabungan beton dan besi baja
sedemikian rupa sehingga kedua macam bahan ini merupakan satu
kesatuan yang dapat menahan muatan/gaya dari suatu konstruksi
bangunan.
Beton bertugas menahan gaya tekan, sedang besi baja bertugas
menahan gaya tarik. Untuk beton, umumnya digunakan campuran
1Pc:2Ps:3Kr, sedang besi baja menggunakan berbagai macam
ukuran/diameter yang ukuran dan jumlahnya tergantung dari hasil
perhitungan konstruksi. Pemasangan besi baja atau yang lazim
disebut penulangan dibagi menjadi 2 jenis tulangan yaitu tulangan
pokok dan tulangan pembagi. Tulangan pembagi pada umumnya
diambil 20% dari tulangan pokok.
Bentuk sederhana dari pondasi staal beton bertulang adalah
bentuk strook, yang juga disebut : strip fundation atau strip footing.
Konstruksi bentuk strook akan membengkok/melengkung akibat
muatan dari tembok dan juga reaksi tekanan dari tanah tempat strook
diletakkan. Mula-mula reaksi tekanan tanah adalah merata, tetapi
berhubung beban/muatan terberat ada ditengah-tengah maka reaksi
tanah akan berubah. Mengingat bentuk bidang momen seperti
tergambar, maka untuk bentuk strook perlu disesuaikan dengan
pembagian muatan.
Untuk letak tanah kuat yang agak dalam, misalnya 1,50 m – 2.00
m dapat pula pondasi staal diletakkan diatas timbunan pasir. Cara ini
dilaksanakan apabila diinginkan menghemat biaya dari pasangan
pondasi staal. Timbunan pasir harus dipadatkan selapis demi selapis
(? setebal tiap 20 cm) dengan menggunakan alat penumbuk dan
disiram air.
4
0,15
TRASRAM
+ 0.00
SLOOF
0,25
0,70
1,10
TRASRAM
0,15
+ 0.00
SLOOF
0,25
0,70
1,50
5
B. Lembar Kerja
Pertemuan
Siku
Pertemuan A
silang
A
Pertemuan
tegak
20
80
25
70
110
6
1. Alat
2. Bahan
4. Langkah Kerja
7
? Pasanglah satu lapisan batu kosongan dengan ketinggian + 15 cm –
20 cm (tanpa spesi) sepanjang pondasi sebagai lapisan dasar,
kemudian taburkan pasir serta disiram air sampai celah-celah antara
batu dapat terisi penuh.
? Rentangkan benang sisi luar rencana pondasi antara profil dengan
profil setinggi + 30 cm.
? Hamparkan spesi pondasi dan pasanglah batu pondasi dengan rapi
dengan posisi batu mendatar.
? Ulangi langkah di atas sampai dengan ketinggian sesuai dengan
rencana.
? Isilah celah-celah antara batu pondasi bagian samping sampai penuh.
8
Lembar Latihan
9
KEGIATAN BELAJAR 2
PONDASI PIJLER
A. Lembar Informasi
Dalam pelaksanaan pembuatan pondasi staal, terlebih dahulu harus
dilakukan penggalian tanah sepanjang tembok sesuai gambar denah
bangunan berupa parit-parit. Apabila letak kedalaman tanah baik/kuat
antara 0,80 – 2,00 m, penggalian parit-parit tidak mengalami kesukaran.
Tetapi kalau letak kedalaman tanah baik sampai 2,50 – 3,00 m, maka
penggalian parit tidak menguntungkan lagi. Oleh karena itu digunakan
pondasi dengan konstruksi lain, yaitu yang disebut pondasi pijler.
Bahan dari pondasi pijler dapat menggunakan :
a. pasangan batu merah
b. pasangan batu kali
c. beton batu kali, yaitu pasangan batu kali dengan perekat/spesi
dari beton.
Bentuk dari pondasi pijler berupa pyramida terpancung.
10
m rata-rata (2,50 – 3,50m). Diatas pondasi pijler diletakkan balok sloof,
seperti halnya pada perkembangan konstruksi pondasi staal.
Ukuran dari pondasi pijler tidak sama besar, artinya untuk tembok
bagian luar yang mempunyai beban/muatan besar ukuran pondasi
pijler juga lebih besar dibandingkan dengan ukuran pondasi pijler yang
memikul tembok bagian dalam. Juga ukuran pijler yang ini tergantung
dari jarak antara pijler yang satu dengan yang lain. Tetapi untuk
memudahkan dalam pelaksanaan, ukuran pijler-pijeler pada tembok-
tembok luar diambil sama besar dan sebagai dasar ditetapkan ukuran
hasil perhitungan yang terbesar.
11
Balok sloof dipindahkan ke atas sebagai pengganti dari
trasraam bagian bawah (di bawah lantai), sedang pasangan pondasi
pijler dinaikkan.
Balok sloof dipindahkan ke atas seperti perkembangan pertama, tetapi
pasangan pondasi pijler tidak dinaikkan. Untuk menahan tekanan
tanah/pasir di bawah lantai, konstruksi balok sloof yang tidak diatas
pijler dapat dibuat lebih tipis.
Sloof
12
Sedang pada lengkung penghubung setengah lingkaran tidak
diperlukan perkuatan, karena arah gaya ada yang hanya berupa
tegak/vertikal (V).
B.
13
B. Lembar Kerja
A
A A
B
B
A A
A
TIPE A TIPE B
Bawplank
Kemiringan
Kemiringan
tebing tanah
tebing tanah
Pondasi
Pijler
Pondasi
Pijler
PONDASI PIJLER TAMPAK ATAS
14
30
20
Benang
250
180
220
1. Alat
2. Bahan
15
3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
? Bekerjalah dengan sungguh-sungguh, gunakan pakain kerja secara
benar dan lengkap.
? Pecahlah batu yang terlalu besar menggunakan bodem atau pukul
besi, sehingga mudah untuk diangkat
? Lakukan pemecahan batu di tempat yang tidak membahayakan akibat
pecahan batu yang terlempar.
4. Langkah Kerja
? Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
? Bersihkan galian yang telah dibuat dan kontrol kedalaman dan lebar
galian serta kelurusannya.
? Hamparkan pasir sebagai lapisan dasar pondasi dan dipadatkan
sehing -ga mempunyai permukaan yang rata dengan tebal minimum
+20 cm.
? Apabila pasirnya kering pada saat pemadatan lakukan penyiraman
dengan air secukupnya (jangan terlalu jenuh).
? Setelah padat siramlah dengan air hingga jenuh
? Pasanglah profil pondasi secara kuat pada lokasi yang telah
ditentukan.
? Pasanglah satu lapisan batu kosongan dengan ketinggian + 15 cm –
20 cm (tanpa spesi) sepanjang pondasi sebagai lapisan dasar,
kemudian taburkan pasir serta disiram air sampai celah-celah antara
batu dapat terisi penuh.
? Rentangkan benang sisi sudut luar rencana pondasi antara profil
dengan bentuk 4 persegi panjang atau bujur sangkar penampang
profil dari dasar sampai dengan ketinggian pondasi.
? Hamparkan spesi pondasi dan pasanglah batu pondasi dengan rapi
dengan posisi batu mendatar.
? Ulangi langkah di atas sampai dengan ketinggian sesuai dengan
renca-na, dengan ketinggian maksimum 1 m perhari.
? Isilah celah-celah antara batu pondasi bagian samping sampai penuh.
16
LEMBAR EVALUASI
17
LEMBAR KUNCI JAWABAN
18
4. Hasil kerja pasangan pondasi perlu dikontrol tentang beberapa hal,
adalah :
? Kenyamanan kerja ruang kerja yang mencukupi.
? Letak posisi batu yang dipasang.
? Kepadatan spesi.
? Kelurusan pasangan.
? Permukaan pasangan pondasi.
19
DAFTAR PUSTAKA
(relevan dengan kompetensi dalam modul)
20