You are on page 1of 15

TAKSONOMI DAN KLASIFIKASI

MAKHLUK HIDUP
I. Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Di bumi keanekaragaman makhluk hidup sangat beranekaragam dan semakin
lama bertambah banyak, tentu saja keanekaragaman juga bertambah. Dengan adanya
makhluk hidup yang jumlahnya berjuta-juta itu diperlukan suatu metode untuk
mempelajarinya. Untuk mempelajari makhluk hidup tersebut, manusia berusaha
menyederhanakan makhluk hidup dengan menggolong-golongkan makhluk hidup
berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki.
Di dalam kelompok yang mempunyai ciri-ciri yang sama tersebut pastilah
ditemukan lagi perbedaan-perbedaan. Kemudian dibentuk kelompok-kelompok yang
lebih kecil berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki, sehingga akan diperoleh
kelompok terkecil dengan persamaan ciri yang sama. Ilmu yang mempelajari
pengelompokkan makhluk hidup dengan suatu sistem tertentu disebut klasifikasi atau
taksonomi.
Pada abad ke-18 Carolus Linnaeus (1707 – 1778), seorang ahli biologi dari
Swedia memperkenalkan klasifikasi berdasarkan persamaan struktur. Makhluk hidup
yang mempunyai struktur tubuh yang sama ditempatkan dalam satu kelompok. Bila
dalam satu kelompok ditemukan perbedaan–perbedaan, maka dipisahkan dalam
kelompok yang lebih kecil lagi begitu seterusnya. Hal ini menghasilkan setiap
kelompok kecil mempunyai persamaan ciri. Dengan cara seperti ini maka makhluk
yang ada dipermukaan bumi ini dibedakan menjadi dua (2) kelompok dunia kehidupan
besar yaitu: dunia hewan atau Animalia dan dunia tumbuhan atau Plantae. Selanjutnya
setiap dunia akan dibagi menjadi kelompok-kelompok lebih kecil yang disebut dengan
takson-takson.

I.2 Tujuan
Pembuatan makalah tentang Taksonomi dan Klasifikasi ini bertujuan agar
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara mengklasifikasi
makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan. Pembuatan makalah ini juga bertujuan
agar mahasiswa dapat mengidentifikasi keanekaragaman hayati yang tersebar di bumi
ini.

I.3 Rumusan Masalah


Di bumi ini terdapat berbagai macam makhluk hidup baik tumbuhan dan hewan.
Klasifikasi atau pengelompokkan dibutuhkan untuk mempelajari keanekaragaman
makhluk hidup. Untuk dapat melakukan pengklasifikasian, ada beberapa yang perlu
dipahami terlebih dahulu. Pada makalah ini akan dibahas tentang apa itu klasifikasi,
tujuan dari klasifikasi, system dan metode pengklasifikasian, serta tingkatan-tingkatan
dalam klasiifikasi.

II. Isi/Pembahasan
II.1Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan
persamaan ciri, cara hidup, tempat hidup, dan daerah penyebaran. Klasifikasi yang
dilakukan oleh para ahli biologi bertujuan:
1. Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis, agar
mudah dikenal.
2. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-cirinya.
3. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup.
4. Mempelajari evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatnya.

Klasifikasi memiliki manfaat penting yang dapat langsung diterapkan bagi


kepentingan manusia yaitu:
1. Pengelompokan memudahkan kita mempelajari organisme yang beraneka ragam.
2. Klasifikasi dapat dipergunakan untuk melihat hubungan yang lain. Contoh:
harimau memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan kucing
daripada dengan komodo, karena harimau dan kucing memiliki banyak
persamaan ciri-ciri, misalnya: harimau dan kucing sama-sama menyusui, berkaki
empat, dan berambut. Sedangkan komodo bertelur, berkaki empat, kulit bersisik,
dan melata.

Makhluk hidup yang memiliki banyak persamaan ciri-ciri memiliki


hubungan kekerabatan yang lebih dekat. Namun ada juga manfaat praktis dari
mempelajari klasifikasi, misalnya, kita dihadapkan pada pilihan untuk
menentukan habitat yang harus dipertahankan guna melindungi spesies langka
yang jumlahnya sangat sedikit. Caranya adalah dengan melakukan studi untuk
mencari spesies langka tersebut. Jika kerabatnya lebih mudah dipelajari maka
dapat dibuat kesimpulan berdasarkan kebutuhan spesies kerabatnya terhadap
habitat tertentu.

3. Pengenalan terhadap berbagai spesies makhluk hidup sangat penting karena


dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Misalnya, dengan mengetahui
ciri-ciri unggul dari berbagai spesies makhluk hidup, kita dapat
memanfaatkannya secara langsung antara lain untuk bahan pangan, papan,
sandang, dan obat-obatan. Pengenalan terhadap adanya interaksi antara makhluk
hidup dengan lingkungannya membantu kita turut menjaga keseimbangan
ekosistem. Keseimbangan ekosistem memberikan manfaat tak langsung bagi
manusia, misalnya mencegah bencana alam seperti tanah longsor dan banjir serta
hama penyakit tanaman.

II.2Dasar Klasifikasi
Kegiatan klasifikasi tidak lain adalah pembentukan kelompok-kelompok
makhluk hidup dengan cara mencari keseragaman ciri atau sifat di dalam
keanekaragaman ciri yang ada pada makhluk hidup tersebut. Makhluk hidup sangat
banyak jumlahnya dan sangat beranekaragam ciri dan sifatnya. Untuk mempelajarinya
perlu dicari cara yang paling baik, yaitu dengan melakukan pengelompokan atau
klasifikasi makhluk hidup. Jadi tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah
menyederhanakan obyek kajian, sekaligus mempermudah dalam mengenali
keanekaragaman makhluk hidup.
Sejak zaman prasejarah manusia sudah melakukan pengelompokan makhluk
hidup. Ada kelompok hewan berbisa dan tidak berbisa, kelompok hewan pemangsa
dan yang dimangsa, serta hewan yang berguna dan merugikan bagi manusia.
Demikian juga tumbuhan, ada tumbuhan obat-obatan, dan tumbuhan penghasil
pangan. Selain itu ada pula tumbuhan sayur-sayuran dan buah-buahan serta umbi-
umbian.
Anda dapat melakukan pengelompokan makhluk hidup seperti di atas. Melalui
pengamatan di lingkungan sekitar, Anda dapat mengelompokkan hewan berkaki dua
dan berkaki empat, serta hewan pemakan rumput dan pemakan daging. Demikian pula
pada tumbuhan, ada kelompok tumbuhan buah-buahan, sayur-sayuran dan sebagainya.
Perkembangan selanjutnya, para ilmuwan telah mengembangkan cara
pengelompokan makhluk hidup yang lebih baik dan lebih maju dibandingkan dengan
cara-cara pengelompokan pada zaman prasejarah. Contoh; Aristoteles (384 – 322
SM), mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan dan
hewan. Tumbuhan dikelompokkan menjadi herba, semak dan pohon. Sedangkan
hewan digolongkan menjadi vertebrata dan avertebrata. John Ray (1627 – 1708),
merintis pengelompokkan makhluk hidup kearah grup-grup kecil. Ia telah melahirkan
konsep tentang jenis dan spesies. Carolus Linnaeus (1707 – 1778), mengelompokkan
makhluk hidup berdasarkan pada kesamaan struktur. Ia juga mengenalkan pada system
tata nama makhluk hidup yang dikenal dengan binomial nomenklatur. Pada tahun
1969 R.H Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi 5 (lima)
kingdom/kerajaan, yaitu Monera (bakteri dan ganggang biru); Protista (ganggang dan
protozoa); Fungi (jamur); Plantae (tumbuhan); dan Animalia (hewan).

Gambar 16. Kerajaan makhluk hidup menurut Whittaker

Masing-masing kingdom/kerajaan makhluk hidup dibagi-bagi menjadi


Divisio/Divisi untuk tumbuhan dan Phylum/Filum untuk hewan. Setiap Divisi atau
Filum terbagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Demikian dan
seterusnya.
Setiap kelompok yang terbentuk dari hasil klasifikasi makhluk hidup, disebut
Takson. Lahirlah istilah taksonomi (takson = kelompok, nomos = hukum), atau juga
disebut sistematika (susunan dalam suatu system). Berdasarkan uraian diatas dapat
ditafsirkan, bahwa para ilmuwan mengelompokan makhluk hidup beerdasarkan
banyaknya persamaan dan perbedaan baik morfologi, fisiologi, dan anatominya.
Makin banyak persamaan, dikatakan makin dekat hubungan kekerabatannya.
Makin sedikit persamaannya, makin jauh kekerabatannya. Makhluk hidup yang
memiliki banyak persamaan ciri, dapat saling kawin dan menghasilkan keturunan yang
fertile (subur), maka makhluk ini dimasukkan ke dalam suatu kelompok (takson) yang
disebut spesies atau jenis.
Beberapa spesies atau jenis yang berkerabat dekat dapat dikelompokkan de
dalam takson Familia (suku). Familia yang berkerabat dekat membentuk Ordo
(bangsa), dan Ordo-ordo yang berkerabat dekat dikelompokkan ke dalan Classis
(kelas). Kelas-kelas yang berkerabat dikelompokkan ke dalam Phylum (Filum) untuk
hewan, pada tumbuhan disebut Divisio atau Divisi. Semua Filum dan atau Divisi yang
berkerabat membentuk Kingdom atau kerajaan.
Dengan cara demikian maka terbentuklah tingkatan klasifikasi atau tingkatan
takson. Semakin tinggi kedudukan suatu takson maka semakin sedikit persamaan ciri
tetapi semakin banyak jumlah anggotanya. Sebaliknya, semakin rendah kedudukan
takson, semakin banyak persamaan ciri, tetapi jumlah anggotanya sedikit.
Untuk membantu memahami uraian di atas, perhatikan skema atau bagan
berikut!

Gambar 17. Skema tingkatan takson, spesies (jenis), sampai kingdom (kerajaan)

Sesuai dengan perkembangan klasifikasi, maka pengelompokkan atau klasifikasi


makhluk hidup tidak lagi berdasarkan manfaatnya tetapi sudah berdasarkan ciri-ciri
morfologi,anatomi dan fisiologinya.

II.3Sistem Klasifikasi
a. Sistem Artifisial atau Buatan
Sistem Artifisial adalah klasifikasi yang menggunakan satu atau dua ciri pada
makhluk hidup. Sistem ini disusun dengan menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat
yang sesuai dengan kehendak manusia, atau sifat lainnya. Misalnya klasifikasi
tumbuhan dapat menggunakan dasar habitat (tempat hidup), habitus atau
berdasarkan perawakan (berupa pohon, perdu, semak, ternak dan memanjat).
Tokoh sistem Artifisial antara lain Aristoteles yang membagi makhluk hidup
menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan (plantae) dan hewan (animalia). Ia pun
membagi tumbuhan menjadi kelompok pohon, perdu, semak, terna serta memanjat.
Tokoh lainnya adalah Carolus Linnaeus yang mengelompokkan tumbuhan
berdasarkan alat reproduksinya.
b. Sistem Alami
Klasifikasi sistem alami dirintis oleh Michael Adams dan Jean Baptiste de
Lamarck. Sistem ini menghendaki terbentuknya kelompok-kelompok takson yang
alami. Artinya anggota-anggota yang membentuk unit takson terjadi secara alamiah
atau sewajarnya seperti yang dikehendaki oleh alam.
Klasifikasi sistem alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan
morfologi (bentuk luar tubuh) secara alami atau wajar. Contoh, hewan berkaki dua,
berkaki empat, tidak berkaki, hewan bersayap, hewan bersirip, hewan berbulu,
bersisik, berambut dan lain-lain. Sedangkan pada tumbuhan, ada kelompok
tumbuhan berkeping biji satu, berkeping biji dua.

c. Sistem Filogenetik
Klasifikasi sistem filogenetik muncul setelah teori evolusi dikemukakan oleh
para ahli biologi. Pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859.
Menurut Darwin, terdapat hubungan antara klasifikasi dengan evolusi.
Sistem filogenetik disususn berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara
takson yang satu dengan yang lainnya. Selain mencerminkan persamaan dan
perbedaan sifat morfologi dan anatomi maupun fisiologinya, sistem ini pun
menjelaskan mengapa makhluk hidup semuanya memiliki kesamaan molekul dan
bio kimia, tetapi berbeda-beda dalam bentuk susunan dan fungsinya pada setiap
makhluk hidup.
Jadi pada dasarnya, klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan
persamaan fenotip yang mengacu pada sifat-sifat bentuk luar, faal, tingkah laku
yang dapat diamati, dan pewarisan keturunan yang mengacu pada hubungan
evolusioner sejak jenis nenek moyang hingga cabang-cabang keturunannya.
.
Gambar 19. Klasifilasi dan evolusi, kerajaan, divisi, anak divisi, dan beberapa kelas,
untuk menunjukkan kemungkinan urutan evolusi tumbuhan.
 
II.4Tingkat Taksonomi
a. Kerajaan (Kingdom)
Di atas filum dan divisi terdapat tingkatan yang paling tinggi yaitu kingdom
(kerajaan/ negnum atau dunia). Semua hewan dimasukkan dalam kingdom
animalia, semua tumbuhan dimasukkan dalam kingdom plantae.

b. Tumbuhan/Hewan (Divisio/Phyllum)
Filum merupakan tingkatan takson yang menghimpun beberapa klas memiliki
persamaan ciri-ciri. Filum atau Devisi digunakan untuk menunjuk suatu kelompok
makhluk hidup yang sebagian besar cirinya sama. Umumnya filum digunakan
untuk menunjukkan takson hewan, sedangkan divisi digunakan untuk
menunjukkan takson tumbuh-tumbuhan.

c. Kelas (Classis)
Merupakan beberapa ordo yang memiliki persamaan ciri dimasukkan ke dalam
satu klas. Nama kelas adalah nama genus + nae. contoh: Equisetum + nae, menjadi
kelas Equisetinae.
d. Bangsa (Ordo)
Ordo merupakan tingkatan takson yang menghimpun beberapa famili.
e. Suku (Familia)
Nama-nama suku pada umumnya merupakan suku kata sifat yang dijadikan
sebagai kata benda berbentuk jamak. Biasanya berasal dari nama marga makhluk
hidup yang bersangkutan. Bila tumbuhan, maka ditambahkan akhiran aceae.
Contoh, nama suku Solanaceae, berasal dari kata Solanum + aceae. Tetapi bila
hewan ditambahkan dengan idea. Contoh, nama suku Felidae, berasal dari kata
Felis + idea.

f. Marga (Genus)
Nama marga tumbuhan maupun hewan terdiri atas suku kata yang merupakan
kata benda berbentuk tunggal (mufrad). Huruf pertamanya ditulis dengan huruf
besar. Contoh, marga tumbuhan Solanum (terong-terongan), marga hewan Felis
(kucing), dan sebagainya.

g. Jenis (Spesies)
Spesies atau jenis merupakan takson yang menjadi satuan atau unit dasar
klasifikasi. Dua organisme atau lebih dimasukkan dalam satu spesies yang sama
jika organisme tersebut dapat melakukan perkawinan alami dan menghasilkan
keturunan yang kotil. Contohnya padi, jagung, kedelai, sapi, kambing, semut
rangrang dan rayap. Keturunan kotil artinya keturunan (anak-anak) yang
dihasilkan dapat kawin dengan sesamanya dan dapat menghasilkan anak. Dalam
satu spesies terdapat varietes dan ras. Istilah varietas digunakan untuk tumbuhan
dan istilah ras digunakan untuk hewan. Pemberian nama dengan dua kata dikenal
dengan istilah binomial nomenklatur.

II.5Tatanama Binomial (Nomenclatur binomial)


Nomenclatur binomial adalah sistem penamaan makhluk hidup dengan
menggunakan bahasa latin di mana setiap makhluk hidup mendapatkan atau diberikan
nama dalam dua kata bahasa latin. Kata yang pertama menunjukkan genus, sedangkan
kata yang satu lagi menunjukkan species. Genus ditulis dengan huruf pertama huruf
besar dan species huruf pertamanya adalah huruf kecil.
Aturan-aturan pemberian nama binomium nomenclatur pada binatang dan
tumbuh-tumbuhan :
1. Setiap makhluk hidup memiliki nama spesies yang berbeda-beda dan tidak
boleh sama.
2. Nama genus hanya terdiri dari satu kata dan dimulai dengan huruf besar.
3. Nama spesies boleh terdiri dari dua kata atau lebih dan dimulai dengan huruf
kecil
4. Setiap makhluk hidup baik hewan dan tumbuhan memiliki nama ilmiah
masing-masing
5. Penamaan ilmiah makhluk hidup menggunakan bahasa latin atau yang
dilatinkan
6. Nama penemu spesies dapat mencantumkan namanya dibelakang nama
spesiesnya.

II.6Cara Identfikasi
Dalam ilmu biologi identifiksi makhluk hidup dipelajari dalam taksonomi.
Penjelasan rinci tentang taksonomi/ identifikasi makhluk hidup adalah sebagai beriku:
• Identifikasi adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang
tepat dalam sistem klasifikasi.
• Tumbuhan/hewan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh
dunia ilmu pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah
dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.
• Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti
aturan yang ada dalam KITT.
• Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan
ke dunia ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang
isi KITT.
• Untuk identifikasi tumbuhan/hewan yang telah dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan, memerlukan sarana antara lain bantuan orang, specimen
herbarium, buku-buku flora/fauna i, kunci identifikasi dan lembar identifikasi
jenis.
• Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang
jawabnya harus ditemukan pada spesimen yang akan diidentifikasi.
• Bila semua pertanyaan berturut-turut dalam kunci identifikasi ditemukan
jawabnya, berarti nama serta tempatnya dalam sistem klasifikasi
tumbuhan/hewan yang akan diidentifikasi dapat diketahui.
• Lembar Identifikasi Jenis adalah sebuah gambar suatu jenis tumbuhan/hewan
yang disertai dengan nama klasifikasi jenis yang bersangkutan.

II.7Animalia
Pembagian hewan berdasarkan :
1. Makanannya :
a. Herbivore
 Adalah golongan hewan pemakan tumbuhan hijau.
 Memiliki gigi geraham depan (dens premolare) dan geraham belakang
dens molare) yang kuat dan banyak.
 Memiliki gigi seri (dens incisivus) yang tajam.
 Tidak mempunyai gigi taring (dens caninus).
 Memiliki enzim selulase.
 Contoh : Hewan Mammalia yang hidup di padang rumput.

b. Carnivore
 Adalah golongan hewan pemakan daging.
 Memiliki gigi taring (dens caninus) yang tajam.
 Memiliki kuku yang tajam
 Memiliki sisi rahang dan ujung gigi geraham yang saling bertemu.
 Contoh : Singa, Harimau, Kucing, Buaya dll.

c. Omnivore
 Adalah golongan gewan pemakan daging dan tumbuhan hijau (pamakan
segala).
 Memiliki sifat perpaduan antara herbivore dan carnivore.
 Contoh : Musang, Beruang, Ayam, Tikus dll.

d. Insectivore
 Adalah golongan hewan pemakan serangga.
 Contoh : Cecak, Kadal,Bunglon, Kelelawar dll.

2. Ada tidaknya tulang belakang :


a. Invertebrata yaitu golongan hewan yang tidak mempunyai tulang belakang.
Dibagi menjadi 9 phyllum/filum yaitu :
 Porifera/hewan berpori, contoh : Spongia sp/hewan spon
 Coelenterata/hewan berongga, contoh : Hydra viridis, Aurelia aurita/ubur-
ubur
 Platyhelminthes/cacing pipih, contoh : Planaria maculate, Tania
saginata/cacing pita pada manusia dan sapi.
 Nemathelminthes/cacing gilig, contoh : Ascaris lumbricoides, Acylostoma
duodenale/cacing tambang pada usus duabelas jari manusia.
 Annelida/cacing gelang, contoh : Hirudo medicinalis/lintah, Lumbricus
terrestris/cacing tanah.
 Mollusca/hewan bertubuh lunak, contoh : Achatina fulica/siput, Octopus
sp/gurita
 Arthropoda/herwan berbuku-buku, dibagi menjadi 4 kelas yaitu :
 Insect/serangga, contoh : Hetaerina america/capung,
 Crustacea/udang-udangan, contoh: Ceonobita clypeatus/umang
(kelomang)
 Arachnida/laba-laba, contoh : Eurypelma californica/laba-laba
 Myriapoda/lipan, contoh : Scolopendra subspinipes/kelabang (lipan)

 Echinodermata/hewan berkulit duri, dibagi menjadi 5 kelas yaitu :


 Asteriodea/bintang laut, contoh : Dermaterias imbricate dan
Asterias vulgaris/ bintang laut
 Ophiuroidea/bintang ular laut, contoh : Ophioderma
brevispinum/bintang ular laut.
 Echinoidea/landak laut, contoh : Diadema antillarum/landak laut,
Echinos esculentus/bulu babi berbulu pendek
 Holothuroidea/teripang, contoh : Holothuria scabra/teripang,
Curcuma planci/mentimun laut.
 Crinoidea/lili laut, contoh : Lamprometra palmata/lili laut,

b. Vertebrata yaitu golongan hewan yang mempunyai ruas-ruas tulang belakang.


Dibagi menjadi 5 kelas yaitu :
 Pisces/ikan, contoh : Osteoglossum bicirhosum/ikan Arwana.
 Amphibia/katak, contoh : Rana sp
 Reptilia/hewan melata/merayap, contoh : ular, kadal, bunglon
 Aves/unggas, contoh : Aquila achrysaeto/rajawali
 Mammalian/hewan menyusui, contoh : sapi,kambing, orang utan

Dalam mengelompokkan hewan untuk takson filum para ahli biologi


menggunakan beberapa karakteristik hewan, antara lain:
 Uniseluler atau multiseluler
 Diploblastik atau tripoblastik.
 Metameri atau non metameri.
 Asimetri, simetri radial atau simetri bilateral.
 Anggota tubuh berbuku-buku atau tidak.
 Mempunyai kerangka luar atau kerangka dalam.
 Mempunyai notokord atau tidak.
 Bentuk dan letak sistem organ.

II.8Tumbuhan
Pembagian tumbuhan berdasarkan :
1. Tempat tinggalnya :
a. Xerophyte
 Adalah golongan tumbuhan yang berada di daerah yang kekurangan
air/minum akan sumber air.
 Memiliki bentuk daun yang seperti duri dengan batang yang tebal dan
berair.
 Memiliki akar sarabut yang sangat panjang.
 Memiliki lapisan lilin/kutikula.
 Contoh : Kaktus, Kurma

b. Hidrophyte
 Adalah golongan tumbuhan yang berada di daerah yang kaya akan
air/perairan.
 Memiliki daun yang ringan, tipis dan lebar.
 Memiliki batang yang berongga.
 Memiliki banyak stomata.

c. Higrophyte
 Adalah golongan tumbuhan yang berada di daerah yang cukup air dan
tidak terlalu banyak atau kering.
 Memiliki daun/bentuk seperti daun yang kecil dan tipis.
 Memiliki akar serabut.

2. Letak bakal bijinya :


a. Gymnospemae
 Adalah golongan tumbuhan yang memiliki letak bakal biji di luar
buahnya.
 Umumnya memiliki akar tunggang dan pohonnya besar-besar.
 Daunnya berbentuk jarum, kecil, tebal
 Tidak mempunyai perhiasan bunga/bunga sesungguhnya.
 Contoh :
 Pinus merkusii/pinus
 Camara lantana/cemara
 Gnetum gnemon/melinjo
 Cycas rumphii/Pakis haji

b. Angisopermae
 Adalah golongan tumbuhan yang memilki letak bakal biji di dalam buah.
 Umumnya pohonnya besar,perdu, tumbuhan merambat/memanjat.
 Daunnya pipih dan lebar dengan bentuk yang bermacam-macam.
 Mempunyai cadangan makanan bagi embrio.
 Dibedakan menjadi kelas Monokotil dan Dikotil.

3. Memiliki tubuh bentuk thalus/lembaran :


a. Adalah golongan tumbuhanyang memiliki lembaran pipih pada
tubuhnya/bentuk tubuh yang seperti lembaran/thalus.
b. Dibedakan menjadi 5 macam berdasarkan warnanya :
 Chlorophyta dengan pigmen klorofil/hijau.
 Chrysophyta dengan warna keemasan.
 Phaeophyta dengan warna pirang/kecoklatan.
 Cyanophyta dengan warna biru kehijauan.
 Rhodophyta dengan warna merah.
4. Memiliki pembuluh/pengangkutan :
a. Adalah golongan yang mempunyai jaringan pembuluh atau jaringan
pengangkutan.
b. Contohnya dalah tumbuhan Paku/Pterydophyta/fern.
c. Memiliki akar, batang daun yang sejati.
d. Memiliki generasi sporofit dan gametofit.
e. Berkembang biak dengan spora.
f. Pterydophyta dibedakan menjdi 4 macam :
 Paku purba/Psilophytinae, contoh : Psilotum nudum
 Paku ekor kuda/Equisetinae, contoh : Equisetum debile/paku ekor kuda
 Paku kawat/Lycopodinae, contoh : Lycopodium cernuum/Paku kawat,
Selaginella sp
 Paku sejati/Filicinae, contoh : Adiantum nidus/paku sarang burung,
Adiantum trapiziforem/suplir, Marsilea crenata/semanggi.

5. Tumbuhan tidak berpembuluh


a. Adalah golongan tumbuhan yang tidak memiliki jaringan pembuluh/jaringan
pengangkutan.
b. Contohnya tumbuhan lumut/Bryophyta/most.
c. Memiliki generasi gametofit (yaitu tumbuhan penghasil gamet) dan sporofit
yaitu tumbuhan penghasil spora).
d. Hidup menempel pada bat, tanah, tempat yang lembab.
e. Memiliki akar, batang daun yang semu.
f. Berkembang biak dengan spora.
g. Bryophyta dibedakan menjadi :
 Lumut Hati/Hepaticeae, contoh : Marchantia polymorpha
 Lumut Daun/Musci, contoh ; Polytrichum commune
 Lumut Tanduk, contoh : Anthoceros sp

Klasifikasi Tumbuhan:
1. ALGA/GANGGANG
a. Chlorophyta: Ganggang Hijau
b. Chrysophyta: Ganggang Keemasan
c. Phaeophyta: Ganggang Pirang/Coklat
d. Rhodophyta: Ganggang Merah

2. BRYOPHYTA: LUMUT

3. PTERIDOPHYTA: PAKU-PAKUAN
a. Kelas Psilophytinae
b. Kelas Equisetinae
c. Kelas Lycopodinae
d. Kelas Filicinae

4. SPERMATOPHYTA ATAU TUMBUHAN BERBIJI


Menghasilkan biji sebagai alat berkembang biak, nama lainnya Embriophyta
Siphonogamae (tumbuhan berembrio yang perkawinannya melalui suatu saluran) atau
Antophyta (tumbuhan berbunga) atau Phanerogamae (alat kelaminnya tampak jelas
yaitu berupa benang sari dan putik).

III. Penutup
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran

You might also like