You are on page 1of 12

PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA

SERTA KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA DI


INDONESIA
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat:
1. menjelaskan proses masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia; dan
2. menguraikan wujud akulturasi kebudayaan Hindu - Budha dengan kebudayaan Indonesia.
Bagaimana dengan persiapan Anda untuk mempelajari modul ini? Mudah-mudahan Anda benar-benar siap, agar kesuksesan
dapat Anda raih.

Proses Masuknya Agama Hindu dan Budha ke Indonesia

Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua
samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia.

Untuk lebih jelasnya, silahkan Anda amati gambar peta jaringan perdagangan laut Asia Tenggara berikut ini:

Gambar 1. Peta jalur perdagangan laut Asia Tenggara


Awal abad Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera) tetapi beralih kejalur laut, sehingga secara tida
langsung perdagangan antara Cina dan India melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan
tersebut.

Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak/hubungan antara Indonesia dengan India, dan Indonesia dengan Cina
Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia.

Mengenai siapa yang membawa atau menyebarkan agama Hindu - Budha ke Indonesia, tidak dapat diketahui secara pasti,
walaupun demikian para ahli memberikan pendapat tentang proses masuknya agama Hindu - Budha atau kebudayaan India ke
Indonesia.

Untuk penyiaran Agama Hindu ke Indonesia, terdapat beberapa pendapat/hipotesa yaitu antara lain:

1. Hipotesis Ksatria, diutarakan oleh Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yang membawa agama Hindu ke Indonesia
adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka
prajurit yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan kerajaan di Indonesia.

2. Hipotesis Waisya, diutarakan oleh Dr.N.J.Krom, berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh ka
pedagang yang datang untuk berdagang ke Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang
Indonesia.

3. Hipotesis Brahmana, diutarakan oleh J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh
kaum Brahmana karena hanyalah kaum Brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatan
Kaum Brahmana tersebut diduga karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau sengaja datang untuk
menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.

Pada dasarnya ketiga teori tersebut memiliki kelemahan yaitu karena golongan ksatria dan waisya tidak mengusai bahasa
Sansekerta. Sedangkan bahasa Sansekerta adalah bahasa sastra tertinggi yang dipakai dalam kitab suci Weda. Dan golongan
Brahmana walaupun menguasai bahasa Sansekerta tetapi menurut kepercayaan Hindu kolot tidak boleh menyebrangi laut.

Disamping pendapat / hipotesa tersebut di atas, terdapat pendapat yang lebih menekankan pada peranan Bangsa Indonesia send
untuk lebih jelasnya simak uraian berikut ini.

Hipotesis Arus Balik dikemukakan oleh FD. K. Bosh. Hipotesis ini menekankan peranan bangsa Indonesia dalam proses penyebar
kebudayaan Hindu dan Budha di Indonesia. Menurutnya penyebaran budaya India di Indonesia dilakukan oleh para cendikiawan
atau golongan terdidik. Golongan ini dalam penyebaran budayanya melakukan proses penyebaran yang terjadi dalam dua tahap
yaitu sebagai berikut:

• Pertama, proses penyebaran di lakukan oleh golongan pendeta Budha atau para biksu, yang menyebarkan agama Budh
ke Asia termasuk Indonesia melalui jalur dagang, sehingga di Indonesia terbentuk masyarakat Sangha, dan selanjutnya
orang-orang Indonesia yang sudah menjadi biksu, berusaha belajar agama Budha di India. Sekembalinya dari India
mereka membawa kitab suci, bahasa sansekerta, kemampuan menulis serta kesan-kesan mengenai kebudayaan India.
Dengan demikian peran aktif penyebaran budaya India, tidak hanya orang India tetapi juga orang-orang Indonesia yaitu
para biksu Indonesia tersebut. Hal ini dibuktikan melalui karya seni Indonesia yang sudah mendapat pengaruh India ma
menunjukan ciri-ciri Indonesia.
• Kedua, proses penyebaran kedua dilakukan oleh golongan Brahmana terutama aliran Saiva-siddharta. Menurut aliran in
seseorang yang dicalonkan untuk menduduki golongan Brahmana harus mempelajari kitab agama Hindu bertahun-tahun
sampai dapat ditasbihkan menjadi Brahmana. Setelah ditasbihkan, ia dianggap telah disucikan oleh Siva dan dapat
melakukan upacara Vratyastome / penyucian diri untuk menghindukan seseorang

Jadi hubungan dagang telah menyebabkan terjadinya proses masuknya penganut Hindu - Budha ke Indonesia. Beberapa hipotes
di atas menunjukan bahwa masuknya pengaruh Hindu - Budha merupakan satu proses tersendiri yang terpisah namun tetap di
dukung oleh proses perdagangan.
Untuk agama Budha diduga adanya misi penyiar agama Budha yang disebut dengan Dharmaduta, dan diperkirakan abad 2 Mase
agama Budha masuk ke Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan arca Budha yang terbuat dari perunggu diberbag
daerah di Indonesia antara lain Sempaga (Sulsel), Jember (Jatim), Bukit Siguntang (Sumsel). Dilihat ciri-cirinya, arca tersebut
berasal dari langgam Amarawati (India Selatan) dari abad 2 - 5 Masehi. Dan di samping itu juga ditemukan arca perunggu
berlanggam Gandhara (India Utara) di Kota Bangun, Kutai (Kaltim).

Demikianlah uraian materi tentang proses masuknya agama Hindu dan Budha ke Indonesia, untuk mengukur tingkat pemahama
Anda silahkan Anda kerjakan latihan soal berikut ini!

1. Sebutkan tempat penemuan arca Budha dan langgam/coraknya yang menjadi bukti masuknya agama Budha ke Indones
abad 2 M!

2. Berikan Penjelasan teori / hipotesis masuknya agama Hindu ke Indonesia!

Jika Anda selesai menjawab latihan soal tersebut di atas, maka cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawabannya berikut ini:

1) 1. Sempaga/Sulsel. Langgam Amarawati/India Selatan


2. Jember/Jatim. Langgam Amarawati/India Selatan
3. Bukit Siguntang/Sumsel. Langgam Amarawati/India Selatan
4. Kota Bangun/Kaltim. Langgam Gandhara/India Utara

2) a. Teori waisya, Dr.N.J.Krom, agama Hindu dan Budha dibawa oleh pedagang. Kelemahannya: Kaum pedagang tidak
menguasai bahasa Sansekerta atau kitab Weda.
b. Teori Ksatria, Prof.Dr.Ir.J.L.Moens, agama Hindu dan Budha oleh Kaum Ksatria, karena kekacauan politik di India.
Kelemahannya: Kaum Ksatria tidak menguasai bahasa Sansekerta.

c. Teori Brahmana, J.C.Van Leur, agama Hindu dibawa oleh kaum Brahmana yang diundang oleh penguasa/kepala
suku Indonesia.
Kelemahannya: Kaum Brahmana tidak boleh menyebrangi laut menurut penganut Hindu yang kolot.

Bagaimana dengan jawaban Anda? Apakah sudah sesuai? Jika sudah sesuai berarti setapak Anda lebih maju dalam memahami
materi tersebut, dan lanjutkanlah menyimak materi berikutnya.
Wujud Akulturasi Kebudayaan Hindu-Budha
dengan Kebudayaan Indonesia
Apakah Anda sebelumnya pernah mendengar atau mengetahui pengertian Akulturasi? Banyak para ahli yang memberikan
definisi tentang akulturasi, antara lain menurut pendapat Harsoyo.

Akulturasi adalah fenomena yang timbul sebagai hasil jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan
yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus; yang kemudian menimbulkan
perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya

Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akulturasi sama dengan kontak budaya yaitu bertemunya dua kebudayaan
yang berbeda melebur menjadi satu menghasilkan kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan kepribadian/sifat kebudayaan
aslinya.

Dengan adanya penjelasan tentang pengertian akulturasi, apakah Anda sekarang sudah memahami istilah akulturasi? Jika Anda
sudah paham, silakan Anda simak uraian materinya. Seperti telah dijelaskan pada materi sebelumnya, dengan adanya kontak
dagang antara Indonesia dengan India, maka mengakibatkan adanya kontak budaya atau akulturasi yang menghasilkan bentuk-
bentuk kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkan kepribadian kebudayaan sendiri. Harus Anda pahami masuknya pengaruh
Hindu dan Budha merupakan satu proses tersendiri yang terpisah namun tetap didukung oleh proses perdagangan.

Hal ini berarti kebudayaan Hindu - Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima seperti apa adanya, tetapi diolah, ditelaah
dan disesuaikan dengan budaya yang dimiliki penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli
Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu - Budha.

Wujud akulturasi tersebut dapat Anda simak pada uraian materi unsur-unsur budaya berikut ini:

1. Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat Anda
temukan sampai sekarang dimana bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia.

Untuk mengukur tingkat pemahaman Anda, silakan tulis 5 kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Sansekerta,
selanjutnya Anda simak uraian materi selanjutnya.

Penggunaan bahasa Sansekerta pada awalnya banyak ditemukan pada prasasti (batu bertulis) peninggalan kerajaan
Hindu - Budha pada abad 5 - 7 M, contohnya prasasti Yupa dari Kutai, prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara.
Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno seperti yang
ditemukan pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7 - 13 M. Untuk aksara, dapat dibuktikan adanya penggunaan
huruf Pallawa, kemudian berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis. Hal ini dapat
dibuktikan melalui Prasasti Dinoyo (Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno.

Demikianlah uraian tentang contoh wujud akulturasi dalam bidang bahasa, untuk selanjutnya simak uraian materi
berikutnya.

2. Religi/Kepercayaan
Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia adalah
kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Anda masih ingat pengertian Animisme dan
Dinamisme? Bila Anda lupa, baca kembali modul ke-2 Anda!

Dengan masuknya agama Hindu - Budha ke Indonesia, masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-
agama tersebut. Agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan
kepercayaan animisme dan dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Tentu Anda bertanya apa yang
dimaksud dengan Sinkritisme? Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua
kepercayaan yang berbeda menjadi satu. Untuk itu agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia, berbeda
dengan agama Hindu - Budha yang dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut dapat Anda lihat dalam
upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Budha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang
dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India.

Demikianlah penjelasan tentang contoh wujud akulturasi dalam bidang religi/kepercayaan. Selanjutnya simak uraian
materi berikutnya.

3. Organisasi Sosial Kemasyarakatan


Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat Anda lihat dalam organisasi politik yaitu sistem
pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India.

Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah
bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun.

Raja di Indonesia ada yang dipuja sebagai dewa atau dianggap keturunan dewa yang keramat, sehingga rakyat sangat
memuja Raja tersebut, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya raja-raja yang memerintah di Singosari seperti
Kertanegara diwujudkan sebagai Bairawa dan R Wijaya Raja Majapahit diwujudkan sebagai Harhari (dewa Syiwa dan
Wisnu jadi satu).

Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang
menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota
yaitu seperti yang terjadi di kerajaan Majapahit, pada waktu pengangkatan Wikramawardana.Wujud akulturasi di
samping terlihat dalam sistem pemerintahan juga terlihat dalam sistem kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan
masyarakat berdasarkan sistem kasta.

Apakah Anda sebelumnya mengenal kasta? Kalau Anda pernah mengetahui tentang kasta, cobalah tuliskan empat kasta
menurut kepercayaan agama Hindu, seperti yang Anda ketahui pada tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1

Setelah Anda menuliskan kasta-kasta tersebut, untuk mengetahui kebenarannya, simaklah uraian materi berikut ini.

Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari kasta Brahmana (golongan Pendeta), kasta Ksatria (golongan
Prajurit, Bangsawan), kasta Waisya (golongan pedagang) dan kasta Sudra (golongan rakyat jelata).

Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan kasta-kasta
yang ada di India karena kasta India benar-benar diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan, sedangkan di Indonesia
tidak demikian, karena di Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara keagamaan.

Demikianlah contoh wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan untuk selanjutnya kalau Anda sudah
memahaminya, Anda dapat melanjutkan pada uraian materi wujud akulturasi berikutnya.

4. Sistem Pengetahuan
Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan waktu berdasarkan kalender tahun saka,
tahun dalam kepercayaan Hindu. Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun saka
dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732
M
Dari penjelasan di atas, apakah Anda sudah memahami? kalau Anda sudah paham, silahkan Anda isi tabel 1.2 dengan
tahun saka prasasti peninggalan Sriwijaya berikut ini

Tabel 1.2
No. Nama Prasastai Tahun Masehi Tahun Saka
1. Kedukan Bukit 683 M ..........
2. Ligor 775 M ..........

Untuk mengetahui kebenaran perhitungan Anda, nanti akan Anda temukan pada uraian materi kegiatan belajar 2 dalam
modul ini.

Di samping adanya pengetahuan tentang kalender Saka, juga ditemukan perhitungan tahun Saka dengan menggunakan
Candrasangkala. Apakah Anda sebelumnya pernah mendengar istilah Candrasangkala? Candrasangkala adalah susunan
kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka. Candrasangkala banyak ditemukan dalam prasasti yang
ditemukan di pulau Jawa, dan menggunakan kalimat bahasa Jawa salah satu contohnya yaitu kalimat Sirna ilang
kertaning bhumi apabila diartikan sirna = 0, ilang = 0, kertaning = 4 dan bhumi = 1, maka kalimat tersebut diartikan
dan belakang sama dengan tahun 1400 saka atau sama dengan 1478 M yang merupakan tahun runtuhnya Majapahit .

Dari uraian di atas, apakah Anda sudah paham? Kalau sudah paham simak kembali wujud akulturasi berikutnya!

5. Peralatan Hidup dan Teknologi


Salah satu wujud akulturasi dari peralatan hidup dan teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan Candi
tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-
candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi perbuatannya melalui dasar-dasar
teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk
melaksanakan pembuatan arca dan bangunan.

Untuk itu dilihat dari bentuk dasar maupun fungsi candi tersebut terdapat perbedaan. Bentuk dasar bangunan candi di
Indonesia adalah punden berundak-undak, yang merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Megalithikum yang
berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sedangkan fungsi bangunan candi itu sendiri di Indonesia sesuai dengan asal kata
candi tersebut. Perkataan candi berasal dari kata Candika yang merupakan salah satu nama dewi Durga atau dewi maut,
sehingga candi merupakan bangunan untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan orang-orang
terkemuka.

Di samping itu, dalam bahasa kawi candi berasal dari kata Cinandi artinya yang dikuburkan. Untuk itu yang dikuburkan
didalam candi bukanlah mayat atau abu jenazah melainkan berbagai macam benda yang menyangkut lambang jasmaniah
raja yang disimpan dalam Pripih.

Dengan demikian fungsi candi Hindu di Indonesia adalah untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan
dengan raja yang sudah meninggal. Hal ini terlihat dari adanya lambang jasmaniah raja sedangkan fungsi candi di India
adalah untuk tempat pemujaan terhadap dewa, contohnya seperti candi-candi yang terdapat di kota Benares merupakan
tempat pemujaan terhadap dewa Syiwa.

Untuk memperjelas pemahaman Anda, silahkan Anda simak gambar 2 candi Hindu berikut ini.
Gambar 2. Candi Jago, Malang, Jawa Timur

Gambar 2. adalah gambar candi juga salah satu peninggalan kerajaan Singosari yang merupakan tempat dimuliakannya
raja Wisnuwardhana yang memerintah tahun 1248 - 1268.

Dilihat dari gambar candi tersebut, bentuk dasarnya adalah punden berundak- undak dan pada bagian bawah terdapat
kaki candi yang di dalamnya terdapat sumuran candi, di mana di dalam sumuran candi tersebut tempat menyimpan pripih
(lambang jasmaniah raja Wisnuwardhana).

Dari penjelasan tersebut di atas, apakah Anda sudah memahami? Kalau Anda sudah paham, simaklah urutan materi
berikutnya.

Untuk candi yang bercorak Budha fungsinya sama dengan di India yaitu untuk memuja Dyani Bodhisattwa yang dianggap
sebagai perwujudan dewa, maka untuk memperjelas pemahaman Anda simak gambar 1.3. candi Budha berikut ini .

Gambar 3. Candi Borobudur, Jawa Tengah


Gambar 3. candi Borobudur adalah candi Budha yang terbesar sehingga merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia dan
merupakan salah satu peninggalan kerajaan Mataram dilihat dari 3 tingkatan, pada tingkatan yang paling atas terdapat
patung Dyani Budha.Patung-patung Dyani Budha inilah yang menjadi tempat pemujaan umat Budha. Di samping itu juga
pada bagian atas, juga terdapat atap candi yang berbentuk stupa.

Untuk candi Budha di India hanya berbentuk stupa, sedangkan di Indonesia stupa merupakan ciri khas atap candi-candi
yang bersifat agama Budha. Dengan demikian seni bangunan candi di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri karena
Indonesia hanya mengambil intinya saja dari unsur budaya India sebagai dasar ciptaannya dan hasilnya tetap sesuatu
yang bercorak Indonesia.

Demikianlah uraian materi tentang wujud akulturasi dalam peralatan hidup dan teknologi yang terlihat pada bangunan
candi, kalau Anda sudah paham simak uraian akulturasi berikutnya.

6. Kesenian
Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra dan seni pertunjukan . Dalam seni rupa contoh
wujud akulturasinya dapat dilihat dari relief dinding candi (gambar timbul), gambar timbul pada candi tersebut banyak
menggambarkan suatu kisah/cerita yang berhubungan dengan ajaran agama Hindu ataupun Budha. Contoh dapat Anda
amati gambar 4.

Gambar 4. Relief Candi Borobudur

Gambar di atas adalah relief dari candi Borobudur yang menggambarkan Budha sedang digoda oleh Mara yang menari-
nari diiringi gendang. Relief ini mengisahkan riwayat hidup Sang Budha seperti yang terdapat dalam kitab Lalitawistara.
Demikian pula halnya dengan candi-candi Hindu. Relief-reliefnya yang juga mengambil kisah yang terdapat dalam
kepercayaan Hindu seperti kisah Ramayana yang digambarkan melalui relief candi Prambanan ataupun candi Panataran.

Dari relief-relief tersebut apabila diamati lebih lanjut, ternyata Indonesia juga mengambil kisah asli cerita tersebut, tetapi
suasana kehidupan yang digambarkan oleh relief tersebut adalah suasana kehidupan asli keadaan alam ataupun
masyarakat Indonesia. Dengan demikian terbukti bahwa Indonesia tidak menerima begitu saja budaya India, tetapi selalu
berusaha menyesuaikan dengan keadaan dan suasana di Indonesia.

Untuk wujud akulturasi dalam seni sastra dapat dibuktikan dengan adanya suatu ceritera/ kisah yang berkembang di
Indonesia yang bersumber dari kitab Ramayana yang ditulis oleh Walmiki dan kitab Mahabarata yang ditulis oleh
Wiyasa. Kedua kitab tersebut merupakan kitab kepercayaan umat Hindu. Tetapi setelah berkembang di Indonesia tidak
sama proses seperti aslinya dari India karena sudah disadur kembali oleh pujangga-pujangga Indonesia, ke dalam bahasa
Jawa kuno. Dan, tokoh-tokoh cerita dalam kisah tersebut ditambah dengan hadirnya tokoh punokawan seperti Semar,
Bagong, Petruk dan Gareng. Bahkan dalam kisah Bharatayuda yang disadur dari kitab Mahabarata tidak menceritakan
perang antar Pendawa dan Kurawa, melainkan menceritakan kemenangan Jayabaya dari Kediri melawan Jenggala.
Di samping itu juga, kisah Ramayana maupun Mahabarata diambil sebagai suatu ceritera dalam seni pertunjukan di
Indonesia yaitu salah satunya pertunjukan Wayang. Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli
Indonesia sejak zaman prasejarah dan pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh masyarakat Jawa.
Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat dari pengambilan lakon ceritera dari kisah Ramayana
maupun Mahabarata yang berasal dari budaya India, tetapi tidak sama persis dengan aslinya karena sudah mengalami
perubahan. Perubahan tersebut antara lain terletak dari karakter atau perilaku tokoh-tokoh ceritera misalnya dalam kisah
Mahabarata keberadaan tokoh Durna, dalam cerita aslinya Dorna adalah seorang maha guru bagi Pendawa dan Kurawa
dan berperilaku baik, tetapi dalam lakon di Indonesia Dorna adalah tokoh yang berperangai buruk suka menghasut.

Demikian penjelasan tentang wujud akulturasi dalam bidang kesenian. Dan yang perlu Anda pahami dari seluruh uraian
tentang wujud akulturasi tersebut bahwa unsur budaya India tidak pernah menjadi unsur budaya yang dominan dalam
kerangka budaya Indonesia, karena dalam proses akulturasi tersebut, Indonesia selalu bertindak selektif.

Untuk memudahkan Anda dalam memahami uraian materi wujud akulturasi Kebudayaan Indonesia dengan Kebudayaan
India, maka simaklah ikhtisar dari wujud akulturisasi tersebut seperti pada tabel 1.3 berikut ini.

Tabel 1.3. Ikhtisar wujud kulturasi kebudayaan Indonesia dengan India.


Setelah Anda menyimak ikhtisar wujud akulturasi pada tabel 1.3 berarti uraian materi kegiatan belajar 1 telah selesai
Anda pelajari, untuk selanjutnya Anda dapat mengerjakan latihan soal pada kegiatan belajar 1 ini. Selamat mengerjakan.

Petunjuk:
1. Bacalah soal dengan teliti sebelum Anda menjawab!
2. Dahulukan menjawab soal yang Anda anggap mudah!
3. Bentuk soal terdiri dari:
a. pilihan berganda 10 soal
b. essay berstruktur 10 soal

I. Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap benar!

1. Arca Budha yang terbuat dari perunggu berlanggam Gandhara ditemukan di daerah ....
a. Palembang d. Kota Bangun
b. Jember e. Banjarmasin
c. Ujung Pandang
2. Perhatikan nama-nama kota di bawah ini!
1. Jember
2. Bukit Siguntang
3. Sempaga
4. Kota Bangun
5. Ujung Pandang
Dari nama-nama kota tersebut di atas, yang merupakan tempat ditemukannya arca Budha Amarawati yang berasal dari
abad 2 M adalah ....
a. 1, 2, 3 d. 2, 3, 4
b. 1, 2, 4 e. 3, 4, 5
c. 1, 3, 5
3. Agama Hindu masuk ke Indonesia karena dibawa golongan pedagang. Hal ini berdasarkan hipotesis yang dikemukakan
oleh ....
a. Van Leur d. Van Boch
b. W.J. Krom e. Van Vallenhoven
c. J. L. Moens
4. Hubungan perdagangan antara India dengan Indonesia pada awal tahun Masehi telah mempengaruhi masyarakat
Indonesia antara lain ....
a. dikenalnya sistem irigasi yang teratur
b. perdagangan dilakukan secara barter
c. dikenalnya ilmu pengetahuan dan astronomi
d. masyarakat Indonesia mulai mengenal uang
e. terjadinya kontak budaya meliputi agama, budaya, dan sastra.

5.

Bangunan Megalithekum yang merupakan dasar pembangunan candi adalah ....


a. menhir d. keranda
b. dolmen e. yupa
c. punden berundak-undak

6. Susunan kalimat atau gambar yang dapat dibaca sebagai angka disebut dengan huruf ....
a. Pallawa d. Candrasangkala
b. Kawi e. Paku
c. Ajisaka
7. Fungsi candi Hindu di Indonesia adalah ....
a. tempat pariwisata
b. tempat pemujaan Syiwa
c. tempat pemujaan arwah nenek moyang
d. lambang kebesaran raja
e. tempat berkumpulnya raja dan rakyatnya

8. Kitab Ramayana ditulis oleh ....


a. Walmiki d. Mpu Bharada
b. Wiyasa e. Mpu Dharmeja
c. Mpu Tantular
9. Tahun dalam agama Hindu disebut dengan tahun ....
a. Masehi d. Ajisaka
b. Kabisat e. Sakala
c. Saka
10. Bahasa Sansekerta bagi ummat Hindu di India hanya dikuasai oleh golongan ....
a. Ksatria d. Sudra
b. Brahmana e. Paria
c. Waisya

II. Essay Berstruktur

1. Relief candi Borobudur menceritakan tentang ....


2. Candi Prambanan adalah candi yang bercorak ....
3. Relief candi Prambanan menceriterakan tentang ....
4. Perbedaan tahun Saka dengan tahun Masehi adalah ....
5. Kelemahan hipotesis ksatria adalah ....
6. Hipotesis ksatria berdasarkan pendapat dari ....
7. Arca perunggu yang ditemukan di Sempaga bercorak ....
8. Huruf Pallawa di Indonesia berkembang menjadi huruf ....
9. Prasasti Indonesia pada awalnya menggunakan huruf ... dan bahasa ....
10. Agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia mengalami Sinkritisme dengan kepercayaan ....

Mudah-mudahan dengan adanya latihan tersebut, Anda dapat lebih mudah mengingat uraian materi kegiatan belajar 1 ini.

Dan untuk mengetahui nilai kebenaran jawaban Anda, maka cocokkan dengan kunci jawaban yang telah disediakan.

Semoga hasil jawaban Anda memuaskan dan selamat melanjutkan belajar Anda pada kegiatan belajar selanjutnya.

You might also like