Professional Documents
Culture Documents
Tujuan Instruksional
Setelah mendapatkan materi ini peserta diharapkan mampu:
1. Besikap tidak takabbur (sombong), tidak menghina, tidak meremehkan, dan tidak mencibir
dengan isyarat apa pun.
2. Mengetahui hakikat kesombongan dan keburukannya dengan memberikan definisi
kesombongan dan menyebutkan keburukannya.
3. Menjelaskan hal-hal yang menyebabkan kesombongan, setidaknya 5 hal.
4. Mengetahui dan menguraikan perilaku tercela akibat kesombongan, setidaknya 3 hal.
5. Menjaga dan memelihara diri dari kesombongan karena takut akan ancaman Allah swt.
dengan cara meninggalkan hal-hal yang menyebabkan kesombongan dan meninggalkan
perilaku yang menunjukkan kesombongan.
Pokok-pokok Materi
1. Ta’rif akhlak
2. Pembagian akhlak
3. Hakikat kesombongan dan keburukannya
4. Faktor-faktor penyebab kesombongan
5. Perilaku tercela yang muncul akibat kesombongan
6. Karakteristik ketawadhu’an sebagai lawan kesombongan
7. Kiat-kiat mengobati kesobongan.
Teknologi Pembelajaran
Berikan pengantar bahwa topik yang dibahas adalah menghindari akhlak tercela dan
sampaikan tujuan pembelajaran materi ini. Pancing peserta mengemukakan pengetahuannya
tentang hakikan kesombongan dan bahayanya. Luruskan dan lengkapi tanggapan peserta
tentang hakikat kesombongan dan bahayanya disertai dalil-dalil dalam Al-Quran dan Sunah.
Uraikan penyebab-penyebab kesomboingan dan perilaku lainnya yang didasari kesombongan
dengan dalil-dalilnya. Kemukakan kisah-kisah shahabat, tabi’in dan salafu-saleh dan pancing
perserta untuk mengermukakan kiat-kita mengatasi kesombongan agar mencapai ketawadhuan.
Lengkapi dan sempurnakan tanggapan peserta sehingga mencapai target yang ditetapkan.
Ta’rif Akhlak
Akhlak adalah situasi hati yang mantap, yang muncul ke permukaan dari individu muslim
dengan reflek tanpa dipertimbangkan. Apabila situasi hati itu menimbulkan amal perbuatan
yang baik dan terpuji menurut akal dan agama, ia disebut akhlak yang baik. Dan jika yang
timbul darinya adalah amal perbuatan yang buruk, berarti situasi yang menjadi sumbernya
adalah situasi hati atau akhlak yang buruk.
Di antara akhlak yang buruk tersebut adalah kesombongan (al-kibr).
Apakah kibr itu? Ia adalah perasaan yang cenderung memandang diri lebih dari orang
lain dan meremehkannya. Kesombongan memerlukan adanya orang yang disombongi dan hal-
hal yang dipergunakan untuk menyombongkan diri.
Meskipun demikian, seseorang yang menganggap dirinya besar tidak serta merta disebut
sombong. Sebab ada kalanya seseorang meganggap dirinya besar akan tetapi ia memandang
orang lain sejajar dengannya, atau bahkan lebih besar daripada dirinya. Demikian juga,
seseorang yang menganggap orang lain rendah tidak serta merta pasti orang sombong, sebab
bisa jadi ia memandang dirinya sejajar dengannya atau bahkan lebih rendah.
Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits yang mencela sikap sombong
* Kemudian Kami katakan kepada malaikat,”Bersujudlah kalian kepada Adam.”
Mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk yang bersujud, Allah
berfirman,”Apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam ketika Aku
menyuruhmu?” Iblis menjawab, “Saya lebih baik daripadanya. Engkau ciptakan aku dari
api, sedangkan ia Engkau ciptakan dari tanah.” Allah berfirman, “Turunlah kamu dari
surga, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya.” Maka keluarlah,
sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina.” (Al-A’raf/7: 11-13)
* Aku akan memalingkan orang-orang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa
alasan yang benar dari tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat-Ku, tidak
beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, maka
tidak mau menempuhnya. Tetapi jika mereka melihat jalan keksesatan, mereka terus
menempuhnya.Yang demikian itu karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami, dan mereka
selalu melalaikannya. (Al-A’raf/7: 146)
* Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk
neraka jahanam dalam keadaan hina dina.” (Al-Mukmin/40: 60)
Dari Abu Hurarirah ra., dari Nabi saw., Allah swt. berfirman, Kesombongan adalah kain
selendang-Ku, kebesaran-Ku. Pada salah satu dari keduanya niscaya Aku akan menyiksamu
di dalam neraka jahanam, dan Aku tidak mempedulikannya. (HR Muslim).
Nabi saw. bersabda, Orang-orang sombong akan dikumpulkan pada hari kiamat dalam
bentuk semut yang diinjak-injak ummat manusia karena penghinaan mereka kepada Allah.
(HR. Al-Bazzar).
Bahaya Takabbur
Dari ayat-ayat dan Hadits di atas dapatlah diketahui bahwa akibat dan bahaya takabbur
banyak sekali. Betapa tidak, sedangkan Nabi saw telah menjelaskan bahwa orang yang di
dalam hatinya ada kesombongan walaupun kecil, tidak akan masuk surga. Hal ini karena sikap
sombong menjadi tabir antara seorang hamba dengan akhlak orang yang beriman seluruhnya.
Sedangkan akhlak tersebut merupakan pintu-pintu masuk surga. Dan kesombongan telah
menutup pinut-pintu itu seluruhnya. Sebab oirang yang sombong tidak dapat mencintai orang
beriman yang lain sebagaimana mencintai dirinya sendiri, tidak dapat berlaku tawadhu’,
padahal tawadhu’ merupakan pangkal akhlak orang beriman yang bertakwa. Ia tidak dapat
terus-menerus menjaga kejujuran, tidak dapat meninggalkan rasa dendam, marah, dan dengki;
tidak dapat memberi nasehat orang lain; selalu menghina orang dan menggunjingnya.
Sikap sombong inilah yang merupakan dosa pertama iblis yang dipergunakan untuk
durhaka kepada Allah. Akibatnya ia diusir dari jannah, kemudian timbul dendam kepada Adam
a.s.
Seburuk-buruk kesombongan adalah kesombongan yang dapat menghalangi pelakunya
untuk mendapatkan manfaat ilmu dan mengahalangi pelakunya untuk menerima kebenaran dari
orang lain dan tunduk kepada kebenaran Oleh karena itu Rasulullah saw menjelaskan
kesombongan dengan dua macam bahaya ini ketika beliau ditanya oleh Tsabit bin Qais. Ia
berkata, “Wahai Rasulullah, saya adalah orang yang suka keindahansebagaimana Engkau lihat.
Apakah itu trmasuk sombong?” Nabi amenjawab, “Tidak. Akan tetapi kesombongsan adalah
menolak kebenaran dan meremehkan manusia” (HR Muslim).
Jadi setiap yang memandang dirinya lebih baik daripada orang lain dan menghinanya
serta memandangnya dengan sinis, atau menolak kebenaran padahal ia mengetahuinya, maka ia
telah sombong dan merebut hak-hak Allah.
Kesimpulan
1. Takabbur adalah rasa senang dan cenderung memandang dirinya melebihi orang lain dan
meremehkannya.
2. Hal-hal yang menyebabkan kesombongan adalah: ilmu, amal, ketmpanan/kecantikan, keturuna
dan nasab, harta kekayaan, kekuatan fisik dan keperkasaan, kekuasaan dan banyaknya
pengikut/pendukung.
3. Akibat kesombongan adalah timbulnya perilaku tercela. Misalnya tidak dpat mencintai saudara
seiman sebagaimana mencintai dirinya sendiri, tidak dapat berlaku tawadhu’, tidak dapat
menjaga kejujuran, tidak dapat menjahui rasa dendam, marah dan dengki, tidak dpat bersikap
lemah lembut, tidak mau menerima nasihat orang lain, suka menghina orang lain, dan
sebaginya.
4. Bahaya kesombongan yang paling buruk adalah menghalangi pelakunya dari mengambil
manfaat ilmu, dan menolak kebenaran yang disampaikan orang lain. Dan akhirnya dapat
menghalangi pelakunya masuk surga.
Maraji’
1. An-Nawawy, Riyadhus-Shalihin.
2. Said Hawa. 1999. Mensucikan Jiwa. Jakarta: Robbani Press.
3. Qoyyim, Al-Jauziyah. 1998. Pendakian Menuju Allah SWT. Jakarta; Al-Kautsar.