You are on page 1of 15

Sistem Reproduksi 

Invertebrata

Diarsipkan di bawah: Sistem reproduksi — gurungeblog @ 6:16 am


Tags: aseksual, Invertebrata, seksual, Sistem reproduksi

Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual pada hewan lebih jarang terjadi daripada tumbuhan. Biasanya reproduksi
aseksual merupakan suatu alternatif dan bukan pengganti dari reproduksi seksual. Beberapa
invertebrata,  misalnya jenis cacing pipih (Planaria) berkembang biak dengan cara fragmentasi.
Fragmentasi merupakan pemutusan bagian tubuh. Setelah tumbuh mencapai ukuran yang
normal, Planaria secara spontan terbagi-bagi menjadi beberapa bagian. Setiap bagian
berkembang menjadi dewasa dan proses tersebut akan terulang kembali.
Invertebrata lain melakukan melakukan reproduksi aseksual dengan cara pertunasan (budding).
Pertunasan merupakan proses terbentuknya tunas kecil (yang serupa dengan induknya) dari
tubuh induk.
Keturunan berkembang sebagai tunas pada badan induk. Pada beberapa spesies, seperti pada
Obelia, tunas tersebut lepas dan hidup bebas. Pada spesies lain, misalnya koral atau anemon laut,
tunas tersebut tetap terikat pada induk hingga menyebabkan terjadinya koloni koral.
Pertunasan juga dijumpai pada hewan parasit, contohnya cacing pita (Taenia solium). Daging
babi yang kurang matang dapat mengandung sistiserkus termakan dari cacing pita, yang terdiri
dari suatu kapsul yang mengandung skoleks. Bila sistiserkus termakan, getah lambung akan
melarutkan dinding kapsul sehingga skoleks keluar dan melekatkan diri dengan alat penghisap
dan kait, pada dinding usus. Skoleks kemudian membuat tunas-tunas (proglotid) pada ujung
belakangnya. Tunas-tunas ini tetap terikat satu sama lain. Setelah dewasa proglotid
mengembangkan alat kelamin. Proglotid yang paling tua akhirnya lepas dan keluar bersama
kotoran. Namun, sebelum hal ini terjadi, rantai tersebut dapat mencapai panjang 6 meter dan
mengandung lebih dari 1000 proglotid, dimana tiap proglotid merupakan individu yang
dapat berdiri sendiri.
Beberapa spesies invertebrata yang tingkatannya lebih tinggi berkembang biak dengan cara
partenogenesis. Partenogenesis merupakan telur yang dihasilkan oleh hewan betina yang
berkembang menjadi individu baru tanpa dibuahi, contohnya serangga. Pada beberapa kasus,
partenogenesis merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan hewan tertentu untuk
berkembang biak. Tetapi pada umumnya

hewan tersebut melakukan partogenesis pada waktu tertentu, seperti yang dilakukan oleh Aphid
(kutu daun) melakukan partenogenesis pada musim ketika banyak terdapat sumber makanan di
sekelilingnya.

Reproduksi secara partenogenesis lebih cepat daripada reproduksi secara seksual, hal ini
memungkinkan jenis tersebut untuk memanfaatkan sumber makanan yang tersedia dengan cepat.

Reproduksi Seksual
Sebagian besar invertebrata melakukan reproduksi secara seksual. Reproduksi seksual dicirikan
dengan penyatuan gamet (fertilisasi), yaitu sperma dan ovum. Fertilisasi pada invertebrata sering
dijumpai pada cacing tanah yang bersifat hermafrodit (satu individu menghasilkan sperma dan
ovum). Meskipun hermafrodit, cacing tanah tidak dapat melakukan fertilisasi sendiri, melainkan
dengan pasangan cacing tanah lainnya.

MENGUPAS HEWAN AVERTEBRATA
Posted on September 23, 2008 by Pakde sofa

MENGUPAS HEWAN AVERTEBRATA

1. Taksonomi adalah studi teoretis tentang pengkasifikasian atau penggolongan suatu


organisme, termasuk dasar-dasar, prinsip-prinsip, prosedur, dan aturan-aturannya.
Urutan tingkatan takson adalah, Kingdom, Filum, Kelas, Ordo, Familia, Genus, dan
Spesies.
2. Klasifikasi hewan didefinisikan sebagai penggolongan hewan ke dalam kelompok
tertentu berdasarkan kekerabatannya, yaitu yang berhubungan dengan kontiguitas
(kontak), kemiripan, atau keduanya. Klasifikasi dapat berdasarkan hubungan evolusi,
habitat, dan cara hidupnya.
3. Sistematika didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang jenis-jenis dan keanekaragaman
organisme dan semua kekerabatan di antara organisme tersebut.
4. Keberhasilan reproduksi ditentukan oleh adaptasi tingkah laku, morfologi, atau
fisiologi, baik secara langsung atau tidak langsung.
5. Reproduksi pada avertebrata dapat secara seksual atau aseksual. Reproduksi seksual
selalu mengikutkan penyatuan materi genetik dari dua genom. Sedangkan reproduksi
aseksual adalah reproduksi tanpa terjadinya pembuahan.
6. Pembuahan pada hewan Avertebrata dapat terjadi secara internal (di dalam tubuh)
atau eksternal (di luar tubuh).
7. Larva sebagian besar hewan avertebrata bersifat lesitotrofik dan sebagian planktotrofik.
8. Penyebaran larva dari hewan avertebrata yang hidup di perairan tergantung dari
berapa lama hewan tersebut dapat mempertahankan thhapan larva dan kecepatan serta
arah arus air tempat larva tersebut hidup.
protozoa, porifera, dan Placozoa
Protozoa merupakan hewan bersel tunggal yang berukuran mikroskopis dan bersifat
eukariotik. selain berperan penting sebagai produsen dan dekomposer dalam rantai
makanan, protozoa juga oapat menyebabkan penyakit ganas pada manusia dan ternak.
Reproduksi pada protozoa dapat dilakukan secara seksual maupun aseksual yang meliputi
pembelahan biner (blnary lission), pembelahan jamak (multiple fission). pertunasan
(budding), dan plasmotomi. Filum Protozoa terdiri atas Subfilum Sarcomastigophora yang
berflagela, Sarcodina yang memiliki pseudopodia, sporozoa yang mampu membentuk
spora dan o1no1nnyu bersifat parasit, serta Ciliophora yang tubuhnya dikelilingi oleh cilia.
Subfilum Sarcodina terbagi menjadi empat kelas utama yaitu Amoebida, Foraminifera,
Heliozoa dan Radiolaria.
Filum Porifera tersusun atas hewan-hewan multiseluler primitif yang disebut dengan
istilah sepon. Rangka tubuh sepon tersusun atas spikula yang bervariasi bentuknya dan
penting sebagai karakter untukldentifikasi dan tclasiRkasi’ Reproduksi pada sepon dapat
dilakukan secara aseksual maupun seksual. Sepon bersimbiosis mutualistik dengan
Cyanobacteria di mana sepon menyediakan ruangan.bagi Cyanobacteria dan sebaliknya
Cyanobacteriu menyediakan oksigen dan nutrien bagi sepon. Porifera tersusun atas kelas
Calcarea (sepon sejati, Hexactinelida (sepon gelas), Sclerospongiae, dan Demospongiae,
Filum Placozoa merupakan hewan multislluler yang memiliki bentuk seperti sepon, Tubuh
terdiri dari dua lapis sel tanpa organisani yang jelas’ Anggota filum ini hanya satu jenis
yang diketahui yaituTrichoplax adhaerens dan hidup di laut.
Radiata: Cnidaria dan Ctenophora
1. Radiata adalah kelompok hewan yang simetri tubuhnya radial dan memiliki lapisan
lembaga yang diploblastik (filum Cnidaria) dan triplobalastik (filum Ctenophora).
2. Cnidaria memiliki mulut yang merupakan satu-satunya lubang menuju ke system
digesti sehingga hewan-hewan anggota kelompok ini disebut hewan yang bersistem
pencernaan tak sempurna. Sistem digesti Cnidaria berbentuk kantung dan biasa disebut
selenteron atau rongga gastrovaskuler. Di rongga usus ini, makanan dicerna secara
ekstraseluler.
3. Tentakel yang mengelilingi lubang mulut Cnidaria dilengkapi dengan sejumlah sel-sel
alat sengat yang disebut nematosis untuk pemangsaan.
4. Filum Cnidaria terdiri atas 4 kelas, ialah Scyphozoa, Cubozoa, Hydrozoa, dan Anthozoa.
5. Dalam daur hidupnya, Cnidaria mengalami metagenesis (pergantian generasi) antara
bentuk polip dan bentuk medusa. Pada kelas Scyphozoa dan Cubozoa, bentuk medusa
adalah stadium yang utama. Sebaliknya, pada Hydrozoa dan Anthozoa, bentuk polip
adalah stadium yang utama; bahkan bentuk medusa tidak dikenal pada Anthozoa.
6. Reproduksi pada hewan Cnidaria dapat melalui cara aseksual (biasanya dengan tunas)
dan cara seksual (pembuahan gamet betina oleh gamet jantan).
7. Pada medusa Scyphozoa, gonad berkembang di jaringan gastrodermis. Setelah
pembuahan, Scyphozoa mengalami 5 stadium dalam daur hidupnya, ialah planula,
skifistoma, strobila, efira, dan medusa. Daur hidup pada Cubozoa mirip Scyphozoa, tetapi
stadium strobila (dan tentu saja efira) tidak dilaluinya. Skifistoma dari Cubozoa dapat
bertunas untuk memperoleh polip baru atau langsung bermetamorfosis menjadi medusa
baru.
8. Mulut dari medusa Hydrozoa disebut manubrium. Lubang mulutnya ditopang oleh
velum, suatu jaringan yang berupa membran.
9, Jaringan otot Cnidaria terdapat di lapisan mesoglea. Kontraksi otot di jaringan tersebut
menyebabkan hewan ini bergerak.
l0.Berbeda dari Cnidaria, pada Ctenophora tidak dijumpai polimorfisme dan spesies yang
berkoloni. Juga, pada setiap sel tubuh Ctenophora dijumpai dua atau lebih silia. Hewan
Ctenophora ini bergerak dengan bantuan silia berbentuk barisan sisir-sisir sepanjang
poros oral-aboral, dan umumnya berjumlah 8 lajur.
11.Sistem digesti Ctenophora sudah sempurna. Berbeda dari Cnidaria, tentakel
Ctenophora yang hanya sepasang ini, dipenuhi oleh sel-sel koloblas.
12.Tidak seperti Cnidaria yang diesis, pada umumnya Ctenophora adalah hewan yang
hermafrodit simultan, walaupun ada beberapa anggotanya yang melakukan reproduksi
secara aseksual (biasanya melalui fragmentasi).
Acoelomata: Platyhelminthes
l. Filum Platyhelminthes adalah sebuah takson dari kelompok cacing yang betubuh pipih,
tidak berongga, triploblastik, dan bersimentri bilateral. Filum ini terdiri atas 3 kelas, ialah
Turbellaria, Cestoda, dan Trematoda. Sekitar 80% dari spesies cacing Platyhelminthes
bersifat parasitik.
2. Cacing Platyhelminthes tidak memiliki saluran pencernaan yang sempurna dan tidak
memiliki organ respirasi maupun sistem sirkulasi.
3. Platyhelminthes.memiliki sistem saraf yang sederhana berupa jaringan saraf yang
tersebar.
4. Organ ekskreasi Platyhelminthes berupa ginjal primitif (protonefridia) yang disebut sel
api atau sel obor. Organ ini berfungsi menjaga keseimbangan ion dan air, serta membuang
sisa-sisa hasil metabolisme.
5. Reproduksi cacing Platyhelminthes bersifat hermafrodit simultan.
6. Daur hidup cacing Platyhelminthes umumnya melalui stadium larva. Larva Muller
adalah larva cicing pipih yang hidup bebas di laut, sedangkan mirasidium dan serkaria
adalah larva-larva cacing pipih yang hidupnya parasitik.
7. Sebagian besar cacing Platyhelminthes yang hidup bebas (kelas Turbellaria) berhabitat
lautan, beberapa spesies hidup di perairan tawar, dan hanya sedikit spesies yang hidup di
daratan.
8. Epidermis tubuh cacing pita (kelas Cestoda) disebut tegumen, skoleks yang penuh
dengan kait dan batil isap berada di bagian anterior dan rangkaian proglotid di bagian
belakangnya. Dalam daur hidupnya, cacing pita ini umumnya memerlukan 2 macam inang
: inang utama dan inang perantara.
9. Cacing Platyhelminthes dari kelas Trematoda terbagi menjadi dua kelompok besar :
Monogenea dan Digenea. Cacing Monogenea adalah cacing ektoparasit yang tidak
membutuhkan inang antara dalam daur hidupnya, sedangkan cacing Digenea adalah
cacing endoparasit yang membutuhkan inang perantara sebelum mencapai inang utama.
10. Cacing Platyhelminthes yang bersifat parasitik (Cestoda dan Trematoda) menjadi
penyebab penyakit yang ganas pada ternak dan manusia, dan berdampak kerugian
ekonomi yang cukup besar.

Acoelomata Minor; Mesozoa, Gnathostomulida, dan Rhynchocoela


l. Mesozoa adalah kelompok hewan bersel banyak yang dalam klasifikasi ditempatkan
antara Protista dan Platyhelminthes (Metazoa). Setiap sel tubuh Mesozoa memunculkan
dua atau lebih silia.
2. Lapisan lembaga, sistem digesti, sistem sirkulasi, sistem respirasi, ataupun system saraf,
tidak dipunyai oleh Mesozoa.
3. Semua anggota kelompok hewan Mesozoa hidupnya parasitik terhadap hewan
avertebrata laut lainnya.
4. Daur hidup Mesozoa dari filum Orthonectida melalui stadium plasmodia (bentuk
amoeba), sedangkan Mesozoa dari filum Rhombozoa melalui stadium nematogen (bentuk
cacing). Hewan Orthonectida melakukan reproduksi secara diesis, sedangkan hewan
Rhombozoa adalah hermafrodit simultan.
5. Hewan dari filum Gnathostomulida melakukan reproduksi secara hermafrodit dan pada
filum ini tidak dikenal adanya stadium larva.
6. Rhynchocoela bertubuh pipih dorsovental, tak bersegmen, dan memanjang seperti
cacing pita. Mereka sudah memiliki sistem digesti yang sempurna, sistem sirkulasi yang
sejati, dan melakukan respirasi dengan cara difusi.
7. Rongga tubuh Rhynchocoela dipenuhi oleh sel-sel mesoderm yang membentuk jaringan
parenkim; yang tersisa hanyalatr rongga tubuh di bagian anterior yang disebut rinkosel.
8. Rhynchocoela umumnya melakukan reproduksi secara seksual (diesis atau
hermafrodit). Larvanya disebut pilidium.
Pseudocoelomata: Nematoda
Nematoda merupakan salah satu anggota pseudocoelomata yang rongga badannya berupa
pseudosol. Nematoda yang hidup bebas sebagian besar hidup di laut, perairan tawar, dan
di tanah. Bentuk badan yang silindris merupakan adaptasi terhadap lingkungannya,
khususnya bagi nematoda yang hidup di sedimen, dan spesies teresfrial yang hidup di
lapisan tipis air sekeliling partikel tanah. Sebagian besar nematode merupakan spesies
parasit yang penting, misalnya cacing Ancylostoma, Ascaris, Trichinella, dan Trichuris.
Bentuk badan yang silindris dengan otot dinding badan longitudinal, kutikula yang elastik,
dan tekanan hidrostatik cairan pseudosoelom sangat membantu menimbulkan gerakan
undulatori sehingga memudatrkan bergerak bagi nematoda. Perilaku makan pada
nematoda melibatkan gerakan otot faring untuk menelan. Gigi atau stilet umumnya
terdapat pada nematoda yang karnivor dan nematoda pemakan tumbuhan (herbivor).
Sebagian besar nematoda bersifat diesis, fertilisasinya internal, beberapa ada yang
hermafrodit dan reproduksinya dengan cara partenogenesis.
Pseudocoelomata Minor
Rotifera adalah termasuk pseudocoelomata yang berukuran mikroskopis. Sebagian besar
hidup di perairan tawar, hidup bebas dan ada yang parasit pada avertebrata’ Pada ujung
anterior terdapat sekelompok silia yang tersusun dalam lingkaran (korona). Alat
pencernaannya yaitu faring mengalami modifikasi sebagai penggiling makanan. Alat
kelamin jantan dan betina terpisah, reproduksinya dapat secara seksual dan
partenogenesis. Secara partenogenesis, individu betina menghasilkan telur yang dorman
Nematomorpha adalah kelompok pseudocoelomata yang secara morfologis mirip dengan
nematoda. Bentuk tubuh cacing ini silindris panjang, berukuran makroskopis dengan
panjang mencapai 1 m dan lebar tubuhnya kurang dari 1 mm. Secara internal cacing ini
pada yang dewasa maupun dewasa muda tidak mempunyai sistem ekskretori, dan
nutrisinya hanya diperlukan pada saat berada di dalam tubuh hospes (arthropoda) yaitu
dengan absorpsi langsung melalui dinding tubuh, otot dinding tubuhnya hanya
mempunyai otot longitudinal. Individu anggota filum Nematomorpha bersifat diesis dan
fertili sasinya internal.
Acanthocephala merupakan salah satu kelompok aschelminthes yang semua anggotanya
hidup sebagai endoparasit yang memerlukan dua hospes dalam daur ‘hidupnya. Stadium
dewasa muda hidup sebagai parasit pada crustasea dan insekta, sedangkan stadium
dewasanya hidup di dalam saluran pencernaan vertebrata, khususnya ikan . Pada yang
dewasa, tubuhnya dibedakan menjadi tiga bagian yaitu : probosis, leher, dan badan.
Tubuh pada umumnya berukuran kecil yaitu hanya mencapai beberapa cm. Individunya
bersifat diesis, organ kelamin jantan dan betina terpisah. Reproduksinya dengan cara
seksual (kopulasi), dan fertilisasinya internal. Pada umumnya acanthocephala tidak
mempunyai sistem ekskretori yang khusus, dinding tubuhnya tidak dilapisi oleh kutikula,
dan mempunyai otot sirkular dan longitudinal, sistem sirkulasinya dengan sistem saluran
lakuna.
Coelomata (Protostomia): Mollusca
Hewan Mollusca memiliki tubuh yang lunak, bercangkang atau tidak dan diselaputi lendir.
Kaki Mollusca terletak di ventral dan dilengkapi otot yang kuat. Bagian anterior tubuh
bermodifikasi menjadi kepala. Saluran pencernaan pendek dan terpilin. Sistem sirkulasi
tertutup. Sistem ekskresi terdiri atas I – 7 pasang nepridia. Sistem syaraf terdiri atas
pasangan serebral, pleural, pedal, dan ganglion viseral. Mollusca bernafas dengan insang
atau paru-paru. Reproduksinya monoesis, dioesis atau hermaprodit dengan fertilisasi
internal/eksternal. Larva bila ada umumnya berbentuk trokofor. Mollusca hidup pada
habitat yang beragam di laut, air payau atau terestrial di air tawar atau daratan. Filum
Mollusca dibagi menjadi kelas Monoplacophora, Aplacophora, Polyplacophora,
Scaphopoda, Gastropoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda. Pembagian tersebuterutama
didasarkan pada cangkang dan kaki. Kelas Monoplacophora merupakan Mollusca purba
dengan cangkang tunggal berbentuk kerucut. Kelas Aplacophora berbentuk seperti cacing
tanpa cangkang, dibagi menjadi ordo Neomenioidea dan Chaetodermatoidea berdasarkan
kaki dan sistem reproduksi. Kelas Polyplacophora merupakan Mollusca dengan jumlah
cangkang delapan buah, berdasarkan susunan cangkang dibagi menjadi ordo
Lepidopleurida dan Chitonida.

Kelas Scapophoda memiliki satu cangkang berbentuk tanduk. Ketiga kelas dari’ Mollusca
tersebut seluruhnya hidup di laut. Kelas Gastropoda merupakan Mollusca yang memiliki
cangkang tunggal dengan bentuk beragam. Gastropoda dibagi menjadi subkelas
Prosobranchia (3 ordo), Opisthobranchia (8 ordo), dan Pulmonata (2 ordo) berdasarkan
alat pernafasannya, sedangkan pembagian ke dalam ordo terutama didasarkan pada
insang, cangkang, dan letak mata. Gastropoda hidup pada berbagai habitat di laut, air
payau, air tawar dan daratan. Kelas Pelecypoda memiliki sepasang cangkang dengan kaki
berbentuk seperti kapak. Pembagian kedalam subkelas Palaeotaxodonta (1 ordo),
Cryptodonta (1 ordo), Pteriomorpha (2 ordo), Paleoheterodonta (2 ordo), Heterodonta (3
ordo), dan Anomalodesmata (1 ordo) terutama didasarkan pada gigi engsel, sedangkan
pembagian ke dalam ordo pada umumnya didasarkan pada otot adduktor, insang, dan
sifon. Pelecypoda hidup di perairan laut, payau, dan tawar. Kelas Cephalopoda dicirikan
dengan letak kaki di kepala. Cephalopoda dibagi subkelas Nautiloidea, Ammonoidea, dan
Coleoidea (5 ordo). Pembagian ke dalam subkelas didasarkan pada ada tidaknya cangkang
dan jumlah lengan, sedangkan pembagian ke dalam ordo terutama didasarkan pada letak
cangkang dan anatomi mata. Cephalopoda seluruhnya hidup di laut.

Coelomata (hotostomia): Annelida


Filum Annelida merupakan cacing selomata berbentuk gelang yang memiliki tubuh
memanjang, simeffi bilatiral, bersegmen, dan permukaannya dilapisi kutikula. Dinding
tubuh dilengkapi otot. Memiliki prostomium dan sistem sirkulasi. Saluran pencernaan
lengkap. Sistem ekskresi sepasang nephridia di setiap segmen. Sistem syaraf tangga tali.
Sisiernrespirasi terdaput puda epidermis. Reproduksi monoesis atau diesis dan larvanya
trokofor/veliger. Kebanyut un cacing Annelida hidup akuatik di laut dan terestrial di air
tawar atau darat.Filum Annelida dibagi menjadi kelas Polychaeta, Oligochaeta,
Archiannelida, dan Hirudinea. pembagian ke dalam kelas terutama didasarkan pada
segmentasi tubuh. seta, parapodium, sistem sirkulasi, ada tidaknya batil isap, dan sistem
reproduksi’ Kelas iotyct aetu dibagi menjadi kelompok Errantia dan Sedentaria
didasarkan pada kesempurnaan bentuk parapodium, siri, ada tidaknya rahang, probosis,
bentuk segmen’ aan letat insang. Kelas Oligochaeta dibagi menjadi ordo Plesiopora,
Prosotheca, Prosopora, dan Opisthopora berdasarkan alat ekskresi, letak gonofor, dan
letak spermateka. Kelas girudinea dibagi menjadi ordo Acanthobdellida, Rhynchobdellida,
dnathobdellida, dan Erpobdellida berdasarkan ada tidaknya batil isap dan probosis, serta
septum pada segmen tubuh.
Arthropoda
Arthropoda merupakan filum yang memiliki jumlah anggota yang terbanyak, yaitu 75%
dari hewan yang telah diketahui sampai saat ini. Dapat ditemukan di setiap ekosistem yang
ada di bumi. Tubuhnya memiliki segmen yang disebut tagmatisasi, pada insekta dan
crustacean memiliki tiga tagma yang telah terpisah: kepala, dada, dan perut. Tubuh
dilapisi oleh kutikula yang mengandung khitin. Jumlah anggota tubuh’(alat gerak) sangat
bervariasi tergantung pada kelasnya.
Coelomata Minor
Tardigrada dan Onychophora merupakan filum peralihan antara Annelida dengan
Arthropoda. Tubuh dilapisi oleh khitin yang secara periodik mengelupas. Rongga tubuh
utama berupa hemocoel. Memiliki anggota gerak (kaki), pada Tardigrada berjumlah 4
pasang, sedangkan pada Onychopora 20 pasang. Tardigrada memiliki kemampuan
cryptobiosis, yaitu kemampuan untuk mempertahankan diri dalam lingkungan yang
ekstrim, misalnya suhu yang dingin atau kekeringan. Lophophora yang beranggotakan
tiga filum (Phoronida, Brachiopoda, dan Bryozoa) memiliki circumoral dan terdapat
tentakel di sekitarnya, anus terletak di luar lingkaran mulut tersebut. Sedangkan pada
Entoprocta, anus terletak di dalam lingkaran tentakel tersebut. Sebagian besar anggota
Lophophora dan Entoprocta hidup sesil menempel pada substrat. Mengambil makanan
dengan cara menyaring air atau endapan yang melalui tentakel. Filum Echiura dan
Sipuncula berbentuk seperti cacing (vermiform), hidup menetap (sesil) di dasar laut
dengan membuat lubang. Cara makan hewan ini dengan menyaring detritus atau deposit
yang ada disekitarnya
Coelomata (Deuterostomia): Echinoderma
1. Kelompok Echinodermata memiliki tiga karakteristik yang paling menonjol, yaitu:
tubuh yang simetri radial pentamerus, osikel-osikel berkapur (calcareous osicles), sistem
peredaran-air (water vascular system).
2. Filum Echinodermata terbagi menjadi 5 kelas, yaitu kelas Asteroidea, kelas
Ophiuroidea, kelas Echinoidea, kelas Holothuroidea, dan kelas Crinoidea.
3. Perbedaan ophiuroid dengan asteroid adalah: (1) pada ophiuroid lengan tidak menyatu
dengan cakram pusat, (2) struktur lengan lebih padat, (3) tidak memiliki celah
ambulakral, papula maupun pediselaria, serta (4) madreporit terletak pada pemukaan
oral tubuh.
4. Kelompok Echinoidea memiliki struktur khusus yaitu lentera Aristoteles, yang
digunakan sebagai alat kunyah.
5. Kelompok Holothuroidea memiliki kemampuan mengeluarkan organ Tubules of Cuvier
sebagai fenomena pertahanan. Selain itu Holothuroidea mampu mengeluarkan organ
dalam yang dikenal dengan istilah eviserasi.
6. Krinoid terdiri atas lili laut yang sesil, dan bintang bulu yang hidup bebas. Tubuh
krinoid memiliki ciri khas yaitu dengan adanya mahkota pentamerus dan kaliks.
7. Sebagian besar Holothuroidea memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi.
Coelomata (Deuterostomia):minor

1. Hemichordata tidak memiliki notochord, tetapi memiliki dua karakteristik kelompok


chordata, yaitu: celah insang (pharyngeal gill slits) dan jalinan syaraf (nerve cord) di
daerah dorsal.
2. Filum Hemichordata terbagi menjadi dua kelas yaitu: kelas Enteropneusta dan
Fterobranchia.
3. Kelompok hewan dalam kelas Enteropneusta dan Pterobranchia memiliki persamaan
dalam pembagian tubuh yaitu terdiri atas 3 bagian: bagian kepala (head/anterior), bagian
leher (collar), dan bagian batang tubuh (trunk).
4. Hewan dalam kelas Enteropneusta bersifat diesis dengan fertilisasi eksternal, sedangkan
koloni dalam kelas Pterobranchia bersifat diesis dengan fertilisasi internal.
5. Tubuh Chaetognatha (cacing panah) terdiri atas kepala, batang tubuh, dan ekor. Kepala
memiliki duri pencengkeram (grasping spines) untuk menangkap mangsa.
6. Chaetognatha bersifat hermafrodit, dan fertilisasi dilakukan secara internal.
7. Filum Pogonophora terdiri atas dua kelompok, pogonophora perviate dan pogonophora
obdurate (vestimentiferan) yang dapat dibedakan dari ujung anterior yaitu tentakel.
Tentakel-tentakel vestimentiferan tumbuh bergabung dan mengelilingi suatu struktur
obturakula, sedangkan tentakel pada perviate tidak bergabung dan tumbuh di bagian
lobus sefalik (cephalic lobe).

Chordata Nonvertebrata
1. Chordata nonvertebrata memiliki tiga karakterisrtik hewan insang, jaringan syaraf
dorsal, dan notochord. vertebrata, yaitu: celah
2. Filum Chordata nonvertebrata terdiri atas subfilum Urochordata dan Cephalochordata.
3. Subfilum Urochordata terdiri atas 3 kelas yaitu: Ascidiacea yang bersifat bentik,
Larvacea, dan Thaliacea yang bersifat planktonik.
4. Cephalochordata secara kolektif dikenal sebagai lanselet dan secara individual dikenal
sebagai amphioxus.
5. Amphioxus merupakan peralihan antara avertebrata dan vertebrata, dan memiliki
notochord berbentuk sel-sel cakram yang memanjang dari ujung ekor hingga rostrum.
Sumber Buku Taksonomi Avertebrata Karya Sundowo Harminto

ran

 Home
 LKS
 PRIA
 WANITA
 GAMETOGENESIS
 MENSTRUASI
 PENYAKIT
 REPRODUKSI HEWAN

Facebook Badge
Acep Durahman's Profile

Create Your Badge


MAU BINCANG LANGSUNG DG BAPA ???

QUIZ QUIZ QUIZZ.. !


QUIZ PERTEMUAN ke-1
QUIZ PERTEMUAN ke2

Materi Baru

 Home
 Animasi Vasektomi Dan Tubektomi
 Animasi Spermatogenesis dan Oogenesis
 Quiz 2
 Quiz 1
 Animasi Perkembangan Janin
 Animasi Fertilisasi
 Animasi Reproduksi Diknas 2
 Animasi Reproduksi Diknas 1
 Lembar Kerja Siswa

Archives

 May (18)

Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

SISTEM REPRODUKSI HEWAN


Coba perhatikan .....!
cara berkembang biak planaria sp. (cacing pipih). Anak terbentuk dari induk yang mengalami
pembelahan sel (fragmentasi). Karena tidak ada sel kelamin yang terlibat maka disebut
reproduksi aseksual. Okay !!!

Nah selengakapnya dibawah ini :

Reproduksi Pada Hewan Invertebrata

bisa terjadi secara seksual (melibatkan sel kelamin) maupun aseksual (tidak melibatkan )

Reproduksi aseksual/vegetative meliputi :

1. Fragmentasi yaitu pemisahan salah satu bagian tubuh yang kemudian dapat tumbuh dan
berkembang menjadi individu baru. Contohnya Planaria sp dan Asterias sp.
2. Budding/tunas/gemmulae yaitu pembentukan tonjolan pada salah satu bagian tubuh hewan
dan adapat berkembang menjadi individu baru. Contohnya hewan Acropora sp dan Euspongia
sp.
3. Fisi yaitu pembelahan sel pada sel induk dan hasilnya akan berkembang menjadi individu baru.
Dibedakanmenjadi 2 yaitu pembelahan biner, contohnya pada Bakteri dan pembelahan multiple
paada Virus.
4. Sporulasi yaitu dengandibentuknya spora pada sel indukdan akhirnya spora akan berkembang
menjadi individu baru. Contohnya pada Plasmodium sp.
5. Parthenogenesis yaitu terbentuknya individu baru melalui sel telur yang tanpa dibuahi.
Contohnya lebah madu jantan, semut jantan dan belalang.
Paedogenesis yaitu terbentuknya individu baru langsung dari larva/nimpha. Contohnya pada
Class Trematoda/cacing isap yaitu Fasciola hepatica dan Clonorchis sinensis.

Reproduksi seksual/generative

1. Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami spesialisasi sex. Terjadi
persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami). Contohnya pada Paramaecium sp.
2. Fusi yaitu persatuan/peleburan duya macam gamet yang belum dapat dibedakan jenisnya.
Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
3. Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
Contohnya pada Phyllum Protozoa.
4. Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya sama.
Contohnya Chlamydomonas sp.
5. Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan bentuk yang tidak sama.
Contohnya pada Hydra sp.

Reproduksi Pada Vertebrata

1. Class Pisces yaitu dengan ovipar dan secara fertilisasi eksternal, ovovivipar dan vivipar. Organa
reproduksinya meliputi testis, vas deferens, lubang urogenitalia untuk jantan dan untuk betina
adalah ovarium, oviduk dan lubang urogenitalia.
2. Class Amphibia yairu dengan fertilisasi eksternal. Organ reproduksinya meliputi testis, vasa
efferentia dan kloakauntuk jantan dan untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan kloaka.
3. Class Reptilia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksinya meliputi testis, hemipenis,
vas deferens, epididimis dan kloaka. Untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan kloaka.
4. Class Aves yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi bagi yang jantan yaitu testis, vas
deferens dan kloaka. Untuk yang betina meliputi ovarium kiri, oviduk, dan kloaka.
5. Class Mammalia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi jantan meliputi penis, vas
deferens, testis dan anus. Untuk yang betina meliputi ovarium, oviduk, uterus dan anus.
Memiliki sistem menstruasi yang disebut dengan fase estrus serta tipe uterus yang kompleks.
termasuk kedalam kelompok ini adalah manusia.yang telah kita kupas tuntas di blog ini.

Invertebrata atau Avertebrata adalah sebuah istilah untuk menyebut hewan yang tidak memiliki tulang
belakang.

Sebenarnya Hewan Invertebrata dibagi menjadi lebih dari 30 fhylum. Berhubung terlalu banyak, saya
memutuskan bahwa di blog ini hanya akan mencantumkan 9, di antaranya :
• Protozoa (hewan bersel satu).
Protozoa merupakan hewan bersel tunggal, berinti sejati (eukariotik) dan tidak memiliki dinding sel.
Protozoa berasal dari kata protos yang berarti pertama dan zoom yang berarti hewan sehingga disebut
sebagai hewan pertama. Ukurannya antara 3 – 1000 mikron dan merupakan organisme mikroskopis
bersifat heterotrof.
Cara Reproduksi :
Generatif : Konjugasi
Vegetatif : Membelah diri
Contoh : Amoeba, Paramecium, Euglena.

• Pofifera (hewan berpori)


Sebuah filum untuk hewan multiseluler yang paling sederhana.
Cara Reproduksi :
Generatif : Peleburan sperma dan ovum di luar tubuh
Vegetatif : Pembentukan Tunas.
Contoh : Spons, bunga karang.

• Coelenterata (Hewan rongga usus).


Coelenterata adalah hewan berongga bersel banyak yang memiliki tentakel.
Cara Reproduksi :
Generatif : Fertilisasi
Vegetatif : Pembentukan tunas.
Contoh : Enemon Laut, Bahar, Karang batu.

• Arthropoda
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah
berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem
peredaran darah terbuka.
Cara Reproduksi :
Generatif : Fertilisasi
Vegetatif : Partenogenesis.
Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking.

• Platyhelminthes (cacing pipih)


Platyhelminthes adalah binatang sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh simetris bilateral tanpa
peredaran darah dengan pusat syarah yang berpasangan.
Cara Reproduksi :
Generatif : Fertilisasi ovum dan sperma di dalam tubuh.
Vegetatif : Fragmentasi
Contoh : cacing pita, cacing planaria, cacing hati.

• Nemathelminthes (cacing gilik)


Nemathelminthes adalah cacing yang berbentuk benang atau gilig. Hewan yang memiliki tubuh simetris
bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun tiak ada sistem peredaran darah.
Cara Reproduksi :
Generatif : Pembentukan gamet.
Vegetatif : Fragmentasi.
Contoh : cacing askaris, cacing akarm, cacing tambang, cacing filaria.

• Anelida (cacing beruas-ruas).


Annelida adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan berbagai sistem
organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua
kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermafrodit.
Cara Reproduksi :
Generatif : Pembentukan gamet.
Vegetatif : Fragmentasi.
Contoh : cacing tanah, cacing pasir, lintah.

• Echinodermata (hewan berkulit duri)


Echinonermata adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan jumlah lengan lima buah
bersimetris tubuh simetris radial.
Cara Reproduksi :
Generatif : Fertilisasi secara eksternal.
Vegetatif : Fragmentasi.
Contoh : bintang laut, landak laut, bulu babi.

• Mollusca (hewan lunak).


Mollusca adalah hewan bertubuh lunak tanpa segmen dengan tubuh yang lunak dan biasanya memiliki
pelindung tubuh yang berbentuk cangkang atau cangkok yang terbuat dari zat kapur untuk perlindungan
diri dari serangan predator dan gangguan lainnya.
Cara Reproduksi :
Generatif : Fertilisasi
Contoh : Gurita, cumi-cumi, kerang.

HEWAN TINGKAT TINGGI (VERTEBRATA)


Hewan tingkat tinggi atau Vertebrata adalah hewan yang bertulang belakang. Memiliki struktur
tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata. Hewan vertebrata
memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki
perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang
punggung. Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja
sempurna peredaran darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi
salurannya.

Ciri alat tubuh hewan yang bertulang belakang sebagai berikut:


1. Mempunyai kelenjar bundar, endoksin yang menghasilkan hormon untuk pengendalian.
Pertumbuhan dan proses fisiologis atau faal tubuh
2. Susunan saraf terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang
3. Bersuhu tubuh panas dan tetap (homoiternal) dan bersuhu tubuh dingin sesuai dengan kondisi
lingkungan (poikiloternal)
4. Sistem pernapasan/terpirasi dengan paru-paru (pulmonosum) kulit dan insang operculum
5. Alat pencernaan memanjang mulai dari mulut sampai ke anus yang terletak di sebelah vertran
(depan) dan tulang belakang
6. Kulit terdiri atas epidermis (bagian luar) dan endodermis (bagian dalam)
7. Alat reproduksi berpasangan kecuali pada burung, kedua kelenjar kelamin berupa ovalium dan
testis menghasilkan sel tubuh dan sel sperma

Hewan vertebrata ini terdiri atas kelas yaitu:


1. Kelas Pisces (Ikan)
2. Kelas Amphibi (Latin amphi = dua, bia = hidup)
3. Kelas Reftilia (Bahasa latin repare = merangkak/merayap)
4. Kelas Aves (Burung)
5. Kelas mamalia (Bahasa latin mamae artinya kelenjar buah dada, mamalia artinya hewan
menyusui)

HEWAN TINGKAT RENDAH (INVERTEBRATA)


Hewan tingkat rendah atau Invertebrata adalah: hewan yang tidak bertulang belakang, serta
memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan
bertulang punggung/belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih
sederhana dibandingkan hewan invertebrata.

Hewan invertebrata ini terdiri atas kelas (filum) sbb:


I Hewan berpori (Porifera)
II Hewan berongga (Coelenterata)
III Cacing pipih (Platyhelminthes)
IV Cacing gilig (Nemathelminthes)
V Cacing gelang (Annelida)
VI Hewan bertubuh lunak (Mollusca)
VII Hewan bertubuh beruas-ruas (Arthopoda)
VIII Hewan berkulit duri (Echinodermata)
IX Hewan bersel satu (Protozoa)

materi referensi:

http://denclik.blogspot.com/2008/07/maka…
http://ainaimpact.blogspot.com/2008/04/i…

You might also like