You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran merupakan  tahapan-tahapan yang dilalui dalam

mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang,

dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta

didik. Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahap-tahap

ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus

berupaya dengan optimal  mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik anak didik,  demi  mencapai tujuan pembelajaran.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh E. Mulyasa (2007), bahwa tugas guru tidak

hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi

fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning)

kepada seluruh peserta didik.  Untuk mampu melakukan proses pembelajaran ini

si guru harus mampu menyiapkan proses pembelajarannya.

Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh seorang guru hendaknya

terlebih dahulu harus memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan

bagaimana implikasinya dalam proses pembelajaran. Makalah ini mencoba

menguraikan mengenai definisi, teori, dan ciri khas dari proses belajar.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Proses Belajar

Proses belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan

berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana

Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian besar

perkembangan individu berlangsung melalui proses belajar.

Berikut beberapa definisi proses belajar menurut para ahli :

1. Moh. Surya (1997) : “Proses belajar dapat diartikan sebagai suatu proses

yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru

secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri

dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.

2. Witherington (1952) : “proses belajar merupakan proses perubahan dalam

kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru

berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.

3. Crow & Crow dan (1958) : “ proses belajar adalah diperolehnya

kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”.

4. Hilgard (1962) : “kegiatan proses belajar adalah proses dimana suatu

perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons

terhadap sesuatu situasi”.

5. Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar adalah perubahan perilaku

yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.

2
6. Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang

yang muncul karena pengalaman”.

Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari proses

belajar adalah perubahan perilaku.

B. Teori-teori Belajar

a) Teori Operant Conditioning

Teori operant conditioning dimulai pada tahun 1930-an. Burhus

Fredik Skinner selama periode teori stimulus (S)- Respons ( R) untuk

menyempurnakan teorinya Ivan Pavlo yang disebut “Classical

Conditioning”. Skinner setuju dengan konsepnya John Watson bahwa

psikologi akan diterima sebagai sain (science) bila studi tingkah laku

(behavior) tersebut dapat diukur, seperti ilmu fisika, teknik, dan

sebagainya.

Menurut Skinner , belajar adalah proses perubahan tingkah laku

yang harus dapat diukur. Bila pembelajar (peserta didik) berhasil belajar,

maka respon bertambah, tetapi bila tidak belajar banyaknya respon

berkurang, sehingga secara formal hasil belajar harus bisa diamati dan

diukur.

Hasil temuan Skinner terdapat tiga komponen dalam belajar yaitu :

1. Discriminative stimulus (SD),

2. Response

3. Reinforcement (penguatan)

3
- penguatan positif

- penguatan negative

b) Teori Conditioning Of Learning, Robert M. Gagne

Teori ini ditemukan oleh Gagne yang didasarkan atas hasil riset

tentang faktor-faktor yang kompleks pada proses belajar manusia.

Penelitiannya diamksudkan untuk menemukan teori pembelajaran yang

efektif. Analisanya dimulai dari identifikasi konsep hirarki belajar, yaitu

urut-urutan kemampuan yang harus dikuasai oleh pembelajar (peserta

didik) agar dapat mempelajari hal-hal yang lebih sulit atau lebih

kompleks.

Menurut Gagne belajar memberi kontribusi terhadap adaptasi yang

diperlukan untuk mengembangkan proses yang logis, sehingga

perkembangan tingkah laku (behavior) adalah hasil dari efek belajar yang

komulatif (gagne, 1968). Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa belajar itu

bukan proses tunggal. Belajar menurut Gagne tidak dapat didefinisikan

dengan mudah, karena belajar bersifat kompleks.

Gagne (1972) mendefinisikan belajar adalah : mekanisme dimana

seseorang menjadi anggota masyarakat yang berfungsi secara kompleks.

Kompetensi itu meliputi, skill, pengetahuan, attitude (perilaku), dan nilai-

nilai yang diperlukan oleh manusia, sehingga belajar adalah hasil dalam

berbagai macam tingkah laku yang selanjutnya disebut kapasitas atau

outcome. Kemampuan-kemampuan tersebut diperoleh pembelajar

(peserta didik) dari :

4
1. Stimulus dan lingkungan

2. Proses kognitif

Menurut Gagne belajar dapat dikategorikan sebagai berikut :

1. Verbal information (informasi verbal)

2. Intellectual Skill (skil Intelektual)

3. Attitude (perilaku)

4. Cognitive strategi (strategi kognitif)

Belajar informasi verbal merupakan kemampuan yang dinyatakan,

seperti membuat label, menyusun fakta-fakta, dan menjelaskan.

Kemampuan/ unjuk kerja dari hasil belajar, seperti membuat pernyataan,

penyusunan frase, atau melaporkan informasi.

Kemampuan skil intelektual adalah kemampuan pembelajar yang

dapat menunjukkan kompetensinya sebagai anggota masyarakat seperti;

menganalisa berita-berita. Membuat keseimbangan keuangan,

menggunakan bahasa untuk mengungkapkan konsep, menggunakan

rumus-rumus matematika. Dengan kata lain ia tahu “Knowing how”

Attitude (perilaku) merupakan kemampuan yang mempengaruhi pilihan

pembelajar (peserta didik) untuk melakukan suatu tindakan. Belajar mealui

model ini diperoleh melalui pemodelan atau orang yang ditokohkan, atau

orang yang diidolakan.

Strategi kognitif adalah kemampuan yang mengontrol manajemen

belajar si pembelajar mengingat dan berpikir. Cara yang terbaik untuk

mengembangkan kemampuan tersebut adalah dengan melatih pembelajar

5
memecahkan masalah, penelitian dan menerapkan teori-teori untuk

memecahkan masalah ril dilapangan. Melalui pendidikan formal

diharapkan pembelajar menjadi “self learner” dan “independent tinker”.

c) Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget (Cognitive Development

Theory)

Menurut Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interksi yangterus

menerus antara individu dengan lingkungan. Fokus perkembangan

kognitif Piaget adalah perkembangan secara alami fikiran pembelajar

mulai anak-anak sampai dewasa. Konsepsi perkembangan kognitif Piaget,

duturunkan dari analisa perkembangan biologi organisme tertentu.

Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan) adalah seperti system

kehidupan lainnya, yaitu proses adaptasi.

Menurut Piaget ada tiga perbedaan cara berfikir yang merupakan

prasyarat perkekmbangan operasi formal, yaitu; gerakan bayi, semilogika,

praoprasional pikiran anak-anak, dan operasi nyata anak-anak dewas.

Ada empat faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif

yaitu :

1) Lingkungan fisik

2) Kematangan

3) Pengaruh social

4) Proses pengendalian diri (equilibration)

(Piaget, 1977)

6
Tahap perkembangan kognitif :

1) Periode Sensori motor (sejak lahir – 1,5 – 2 tahun)

2) Periode Pra Operasional (2-3 tahun sampai 7-8 tahun)

3) Periode operasi yang nyata (7-8 tahun sampai 12-14 tahun)

4) Periode operasi formal

Kunci dari keberhasilan pembelajaran adalah

instruktur/guru/dosen/guru harus memfasilitasi agar pembelajar dapat

mengembangkan berpikir logis.

d) Teori Berpikir Sosial (social Learning Theory)

Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang psikolog

pendidikan dari Stanford University, USA. Teori belajar ini

dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana orang belajar dalam seting

yang alami/lingkungan sebenarnya.

Bandura (1977) menghipotesiskan bahwa baik tingkah laku (B),

lingkungan (E) dan kejadian-kejadian internal pada pembelajar yang

mempengaruhi persepsi dan aksi (P) adalah merupakan hubungan yang

saling berpengaruh (interlocking), Harapan dan nilai mempengaruhi

tingkah laku.

Tingkah laku sering dievaluasi, bebas dari umpan balik lingkungan

sehingga mengubah kesan-kesan personal. Tingkah laku mengaktifkan

kontingensi lingkungan. Karakteristik fisik seperti ukuran, ukuran jenis

kelamin dan atribut sosial menumbuhkan reaksi lingkungan yang berbeda.

7
Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri

individu. Kontingensi yang aktif dapat merubah intensitas atau arah

aktivitas.

C. Ciri Khas Proses Belajar

Adapun ciri khas dari proses belajar yang dikemukan oleh Syaifull

Bahri Djamarah, adalah sebagai berikut :

1. Perubahan yang terjadi secara sadar.

2. Perubahan dalam belajar yang bersifat fungsional.

3. Perubahan dalam belajar yang bersifat positif dan aktif.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Berdasarkan ciri khas tersebut setidaknya ada dua faktor yang

mempengaruhinya, yakni :

1. Faktor Endogen, yakni semua faktor yang berada dalam diri individu.

Faktor Endogen ini meliputi :

- Faktor Fisik

Yang temasuk dalam faktor fisik ini adalah kesehatan, anak

yangkurang sehat atau kurang gizi, daya tangkap dan kemampuan

belajrnya akan kurang dibandingkan dengan anak yang sehat. Selain

kesehatan, cacat yang dibawa anak sejak berada dalam kandungan

juga termasuk dalam faktor fisik. Anank yang bisu atau tuli sejak lahir

8
akan menghadapi kesulitan untuk bereaksi dan berineteraksi dengan

lingkungan sekelilingnya.

- Faktor Psikis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikis yang bisa

mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan proses pembelajaran.

Diantarnya adalah sebagai berikut :

 Intelegensi

 Perhatian dan minat

 Bakat

 Motivasi

 Kematangan

 Kepribadian

2. Faktor Eksogen, yakni semua faktor yang berada diluar individu.

Faktor Eksogen ini meliputi faktor keluarga, sekolah dan

lingkungan lain.

Faktor Keluarga.

Menurut pandangan sosiologis, keluarga adalah “Lembaga sosial

terkecil dari masyarakat ”. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama

dalam kehidupan manusia tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai

manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Keadaan

keluarga akan sangat menentukan berhasil tidaknya anak dalam menjalin

proses belajarnya.

9
Faktor keluarga sebagai salah satu penentu yang berpengaruh

dalam belajar, terdiri dari tiga aspek, yakni :

 Kondisi ekonomi keluarga.

 Hubungan emosional orang tua dan anak.

 Cara mendidik anak

Faktor Sekolah.

Lingkungan sekolah yang meliputi para guru, pegawai administrasi

dan teman –teman sekolah, sangat mempengaruhi semangat belajr seorang

anak. Ada beberapa aspek yang dapat dilihat dari faktor lingkungan

sekolah ini, diantaranya :

1. Cara mengajar para guru

2. Kerpibadian para personel guru.

3. Hubungan emosional antara g uru dan murid

4. Kedisiplinan sekolah.

Faktor Lingkungan lain.

Faktor ini meliputi teman bergaul ada aktivitas dalam masyarakat.

Aktivitas di luar sekolah memang baik untuk membantu perkembangan

anak. Namun, tidak semua aktivitas dapat membantu anak.

Bertitik tolak dari situasi di atas, maka perlulah rasanya dilakukan suatu

kegiatan yang membantu siswa dalam belajar. Sebelum beranjak jauh

mengenai prosedur pelaksanaan diagnosis ini, terlebih dahulu akan

dikemukakan pengertian dari diagnosis belajar. Istilah diagnosis belajar

10
diadopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike dan Hargen ( Abin

Syamsudin 19 : 307 ), diagnosis dapat diartikan sebagai :

1. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang

dialami seseorang melaui pengujian dan studi yang seksama mengenai

gejala –gejalanya.

2. Studi yang seksama terhadap fakta tentang sesuatu hal untuk

menentukan karakteristik atau kesalahan –kesalahan esensial.

3. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan studi yang seksama atas

gejala atau fakta tentang sesuatu hal.

11
BAB III

PENUTUP

Proses belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan

berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian

besar perkembangan individu berlangsung melalui proses belajar.

Proses belajar yaitu suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk

memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari

pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.

Beberapa teori belajar yang banyak digunakan diantaranya : Teori Operant

Conditioning, Teori Conditioning Of Learning Robert M. Gagne, Teori

Perkembangan Kognitif Jean Piaget (Cognitive Development Theory), dan Teori

Berpikir Sosial (social Learning Theory).

Ciri khas dari proses belajar meliputi : perubahan yang terjadi secara

sadar, perubahan dalam belajar yang bersifat fungsional, perubahan dalam belajar

yang bersifat positif dan aktif, perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara,

perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, perubahan mencakup seluruh

aspek tingkah laku.

Berdasarkan ciri khasnya, ada dua faktor yang mempengaruhinya, yakni:

a) Faktor Endogen, yakni semua faktor yang berada dalam diri individu. Factor ini

meliputi : faktor fisik dan faktor psikis., b) actor eksogen, yakni semua actor

yang berada diluar individu. Faktor ini meliputi : actor keluarga, sekolah dan

lingkungan lain.

12
DAFTAR PUSTAKA

13

You might also like