You are on page 1of 23

BUDIDAYA ANGGREK

SKALA RUMAHAN

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Bahasa Indonesia


Semester Genap

Disusun Oleh :

1. Danes Eko Setiyawan


(04)
2. Inge Kartika Putri
(18)
3. Fitri Sri Utami
(15)
Kelas : IX E
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MOJOKERTO
SMP NEGERI 2 MOJOSARI
2010
HALAMAN PENGESAHAN
Karya ilimiah yang berjudul Budidaya Anggrek telah selesai......................2010
Disetujui Oleh :
Guru Pembimbing Wali Kelas

Rini Sulistyowati, S.Pd


NIP. 1960 0926 1984 03 2 003

Mengtahui
Kepala Sekolah SMPN 2 Mojosari

Drs. H. HARYONO
NIP. 130 918 208
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuk-Nya
saya dapat menyelesaikan karya ilmiah “Budidaya Anggrek”. Kegiatan ini
bermanfaat untuk menambah wawasan siswa-siswi SMP Negeri 2 Mojosari.
Karya ilmiah ini saya susun dengan sebaik-baiknya dan mengupayakan agar
karya ilmiah ini dapat menunjang dan menambah kualitas belajar maupun wawasan
siswa-siswi SMP Negeri 2 Mojosari pada khususnya dan semua pembaca pada
umumya.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah mengijinkan dan fasilitas siswa-siswi
untuk membuat karya ilmiah ini.
2. Drs. H. Haryono, Selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2
Mojosari.
3. Rini Sulistyowati, S.Pd, Selaku Guru Bahasa Indonesia, selaku
Guru Pembimbing.
4. Ms. Chidayat, Selaku Wali Kelas IX E.
5. Kepada semua pihak yang terlibat langsung dalam penyusunan
karya ilmiah ini karena tanpa masukan dan bantuan semua
pihak, saya tidak bisa menyelesaikan karya ilmiah ini dengan
baik.
Saya mohon maaf jika karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangat saya harapkan dari pembaca karya
ilmiah ini demi penyempurnaan karya ilmiah ini.
Akhirul kalam, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua Bapak atau
Ibu Guru atas bimbingannya.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2.Tujuan
1.3. Ruang Lingkup atau Batasan Masalah
1.4 Metode Penyusunan
BAB II
2.1. Mengenal Anggrek lebih dekat

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembuatan karya ilmiah ini sangat diperlukan bagi siswa untuk
menambah wawasan dan pengetahuan. Kegiatan seperti ini sangat diperlukan
oleh semua siswa untuk dapat menerapkan pelajaran teorinya yang ada di
Sekolah. Selain itu, juga dapat meningkatkan mutu dan semangat belajar .
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, saya mendapat bermacam kesulitan,
saya tidak akan putus di tengah jalan, karena saya tahu ini semua juga untuk
kegiatan saya, demi mencapai prestasi. Karena itu, saya terus berusaha agar
karya ilmiah ini hasilnya sempurna dan baik.
1.2 Tujuan Kegiatan
1. Menambah ilmu pengetahuan serta wawasan,
2. Meningkatkan kualitas pendidikan,
3. Mengetahui secara lengkap bagaimana cara membudidayakan bunga
anggrek.
1.3 Ruang Lingkup atau Batasan Masalah
Adanya kesulitan pada penyusunan karya ilmiah, maka saya mempunyai
batasan masalah pengkajian pada karya ilmiah ini.
Batasan masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini, antara lain :
1. Mengenal sekilas tentang anggrek.
2. Bagaimana cara memilih dan menyiapkan lahan untuk menanam
anggrek?
3. Bagaimana cara penanaman bibit anggrek?
4. Bagaimana cara perawatan tanaman dan pemupukan anggrek?
5. Bagaimana pengendalian hama dan penyakit?
6. Bagaimana penanganan waktu panen dan paskah panen?
1.4 Metode Penyusunan
a. Tanya Jawab
Dengan metode ini kami bisa menyatakan masalah yang kurang jelas
agar masalah ini bisa cepat terselesaikan, kegiatan tanya jawab ini bisa
membantu kita untuk dapat meminta.
b. Referensi
Dengan metode ini kami bisa tahu lebih jelas dan mengembangkan
data yang telah kita dapat, melalui sumber buku yang ada seperti :
1. Budidaya Anggrek. untuk umum hal. 1 – 52, PT Agro Media Pustaka.
BAB II
HASIL KEGIATAN
2.1. Mengenal Anggrek Lebih Dekat
2.1.1. Sejarah dan Perkembangan Anggrek
Anggrek ( Orehidaceae ), termasuk dalam keluarga tanaman
bunga-bungaan. Di seluruh dunia diperkirakan ada sekitar 25000 spesies
dan 800 jenis Anggrek. Indonesia sendiri memiliki lebih dari 4000 spesies
yang tersebar di hampir semua pulau. Jenis anggrek yang banyak tumbuh
di Indonesia antara lain: Phalaenopsis, Paphiopedilum, Dendrobium,
Coelogyne, Cymbidium, Bulbophyllium. Anggrek Indonesia yang
terkenal adalah Anggrek Bulan ( Phalaenopsis Amabilis ) yang diangkat
sebagai “Bunga Nasional” dan dijuluki “Puspa Pesona”, serta Anggrek
Kantong ( Paphiopedilum Javanicum ).
2.1.2. Ciri Morfologi Anggrek
Sebelum menanam dan membungakan anggrek di pekarangan
rumah, ada baiknya terlebih dahulu kita mengenal ciri fisiknya. Ciri fisik
tanaman anggrek sebagai berikut :
1. Akar
Akar anggrek lunak, mudah patah, berlendir, dan agak lengket.
Bentuknya meruncing di bagian ujung.
2. Batang
Ada dua tipe pertumbuhan batang anggrek, yaitu tipe monopodial
dan tipe simpodial. Anggrek tipe monopodial umumnya batang tunggal
dan tipe simpodial terbatas hingga mencapai ketinggian maksimal.
3. Daun
Bentuk daun anggrek berbeda-beda tergantung pada varietasnya.
Secara umum bentuknya sempit memanjang hingga bulat memanjang.
Letak tubuh daun anggrek saling berhadapan atau berpasangan.
4. Bunga
Bunga anggrek dapat muncul dipucuk tanaman ( tipe Acranthe ).
Bunga anggrek tersusun atas beberapa bagian meliputi sepal, petal,
benang sari, putik dan ovari.
5. Buah dan Biji Anggrek
Buah anggrek memiliki bentuk capsular berbelah enam.
Sementara itu, bentuk biji anggrek sangat kecil jumlahnya ribuan.
2.1.3 Jenis-jenis Anggrek
Pembagian jenis anggrek bertujuan memudahkan pemeliharaan
dan perawatannya.
Pembagian Anggrek Jenis Anggrek Keterangan
Berdasarkan tipe Anggrek Anggrek tipe ini tumbuh horizontal
pertumbuhan Simpodial seperti tanaman merambat. Batang
tumbuhnya disebut Rhizoma,
akarnya tumbuh disepanjang
rhizoma, dengan arah menurun dan
membentuk batang vertikal yang
disebut umbi semu.
Pada pseudobulb yang berbentuk
batang tangkai bunga akan muncul
dari ujung batangnya. Contohnya
Anggrek Dendrobium.
Anggrek Anggrek tipe ini tumbuh ke atas dari
Monopodial satu batang (stem), daunnya muncul
dari ujung batang, terus-menerus
selama hidupnya.
Anggrek Monopodial tidak
mempunyai Rhizoma dan
Pseudobulb, tetapi memiliki akar
udara.
Berdasarkan Tempat Anggrek Epifit Anggrek ini tumbuh menumpang di
Tumbuh batang tanaman lain. Akarnya
melekat di dahan tanaman inang dan
mendapatkan air dari hujan dan
kabut. Namun, anggrek epifit tidak
mengambil sari makanan dari
tanaman inang
Anggrek Anggrek ini tumbuh di bebatuan,
Lithophyte menempel dengan cara
mencengkeram akar di permukaan
batu.
Anggrek Anggrek itu tumbuh di humus dan
Saprophyte daun-daun kering.
Anggrek Anggrek ini tumbuh di padang
Terrestrial rumput dan tanah humus yang
terdapat di hutan.
Berdasarkan Suhu Anggrek suhu Tumbuh dengan baik pada suhu 15 –
dingin 21 0C (siang hari) dan 10 – 13 0C
(malam hari). Lokasi tumbuh di
daerah dengan ketinggian 2000 –
4000 m di atas permukaan laut.
Suhu Sedang Tumbuh dengan baik pada suhu 21 –
32 0C (siang hari) dan 13 – 18 0C
(malam hari). Lokasi tumbuh di
daerah dengan ketinggian 750 – 2000
m di atas permukaan laut.
Anggrek Suhu Tumbuh dengan baik pada suhu 26 –
Panas 35 0C (siang hari) dan 18 – 24 0C
(malam hari). Lokasi tumbuh di
daerah dengan ketinggian 0 – 750 m
di atas permukaan laut.
2.2 Merawat dan Membungakan Anggrek
2.2.1. Menjaga Lingkungan Anggrek
Lingkungan anggrek adalah area disekitar lokasi tumbuh anggrek
baik itu lingkungan pot maupun di sekitar pot ditempatkan. Tanaman
anggrek dapat tumbuh dimanapun tapi untuk menciptakan anggrek yang
prima dan terus berbunga, faktor lingkungan harus diperhatikan.
a. Iklim dan sirkulasi Udara
Pemantauan suhu lingkungan harus terus dilakukan. Selain itu,
sirkulasi udara juga harus selalu lancar mengalir agar pertumbuhan
anggrek dijamin akan maksimal.
b. Cahaya Matahari
Tanaman anggrek membutuhkan cahaya matahari, terutama pada
pagi hari dan siang hari saat stomata atau mulut daunnya terbuka untuk
memasak.
c. Kebersihan Lingkungan
Gulma yang tumbuh harus selalu disiangi dengan cara mencabut
beserta akar-akarnya agar tidak tumbuh kembali.
d. Kelembaban
Anggrek sangat menyenangi daerah yang lembab. Untuk
menciptakan suasana yang lembab adalah dengan meletakkan tanaman
lain di bawah rak-rak tempat pot enggrek diletakkan.
2.2.2. Pemilihan Media Tanam
Media tanam sangat memengaruhi pertumbuhan dan produksi
bunga. Untuk itu, perlu terus dilakukan usaha mencari media tanam yang
paling cocok. Berikut ini beberapa media tanam yang umum digunakan
oleh para penganggrek di Indonesia.
 Pecahan Batu Bata
Digunakan sebagai dasar pot, karena mempunyai kemampuan drainase
dan aerase yang baik. Media tanam ini cocok digunakan sebagai media
tanam anggrek Dendrobium.
 Moss
Digunakan sebagai media tanam anggrek karena memiliki daya ikat
air, serta sistem aerase dan drainase yang baik. Baik digunakan
sebagai media tanam anggrek phalaenopsis.
 Pakis
Memiliki daya mengikat air, aerasi dan drainase yang baik, serta masa
lapuknya tergolong lama, cocok digunakan sebagai media tanam
anggrek Phalaenopsis.
 Serabut Kelapa
Media tanam ini juga mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan
untuk pertumbuhan anggrek, cocok digunakan sebagai media tanam
anggrek phalaenopsis.
 Serutan Kayu / Potongan Kayu
Media ini tidak mudah lapuk karena banyak mengandung senyawa-
senyawa yang sulit terdekomposisi seperti selulosa, lignin, dan
hemiselulosa. Selain itu, serutan kayu atau potongan kayu memiliki
tingkat aerasi dan drainase yang baik, tetapi daya menyimpan airnya
kurang dan miskin. Media serutan kayu, sangat baik digunakan
sebagai media tanam anggrek Arantera.
 Pecahan Arang
Pecahan arang tidak mudah lapuk, serta tidak mudah ditumbuhi
cendawan dan bakteri. Namun, media ini sulit mengikat air dan miskin
zat hara. Media tanam ini cocok digunakan sebagai media tanam
anggrek Dendrobium.
2.2.3. Penyiraman dan Pemupukan
Penyiraman yang berlebihan dapat menimbulkan kerusakan,
terutama untuk anggrek yang di tanam di daerah yang lembab karena
dapat mengakibatkan pembusukan bahkan kematian pada anggrek. Karena
itu, frekuensi penyiraman disesuaikan dengan jenis anggrek, media tanam
yang digunakan dan temperatur saat itu.
 Untuk anggrek monopodial, penyiraman dilakukan 2 – 3 kali
sehari.
 Untuk anggrek simpodial, penyiraman cukup dilakukan 1 – 2 kali
sehari. Tanaman anggrek Vanda sp, yang termasuk anggrek tipe
monopodial perlu disiram lebih dari dua kali sehari, terutama pada
musim kemarau.
 Untuk anggrek yang ditanam di media yang mudah menyerap air,
seperti serabut kelapa, pakis dan moss, penyiraman cukup dilakukan
sehari sekali.
 Untuk anggrek yang ditanam di media yang sulit menyerap air,
seperti pecahan arang, potongan kayu, penyiraman cukup dilakukan 2
– 3 kali sehari.
Cara menyiram anggrek yang paling baik adalah dengan
menyemprotnya menggunakan nozzle yang dapat diatur besar-
kecilnya butiran air yang keluar. Penyiraman dapat ditujukan ke
seluruh bagian tanaman, tetapi jangan sampai menciptakan genangan
dipermukaan media tanam.
Pemupukan
Tanaman anggrek membutuhkan unsur hara untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Ada 16 unsur hara yang
dibutuhkan oleh anggrek. Tiga unsur diperoleh dari udara dan air, yaitu
Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O). 13 unsur lain dibagi menjadi
2 bagian yaitu unsur makro seperti Nitrogen (N), Posfor (F), Kalium (K),
Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S), dan unsur mikro seperti Besi
(Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Boron (B), Molybdinum
(Mo), dan Klorin (Cl). Unsur makro dan mikro dipenuhi dari makanan
yang didapat oleh akar atau dihasilkan dari proses fotosintesis. Tanaman
harus diberi pupuk, baik organik maupun anorganik.
Pupuk terbaik yang diberikan adalah pupuk majemuk, yakni pupuk
yang mengandung unsur makro dan mikro sekaligus.
Kualitas dan kuantitas pupuk yang diberikan sangat mempengaruhi
keseimbangan perubahan vegetatif dan generatif tanaman. Oleh karena itu,
pupuk yang diberikan harus mengandung tiga unsur makro : N, P dan K
dengan komposisi tergantung pada unsur anggrek.
Pupuk yang digunakan bisa berupa pupuk daun atau pupuk akar.
Namum, agar pupuk lebih cepat terserap sebaiknya gunakan pupuk daun.
Pemberian pupuk dilakukan dengan penyemprotan menggunakan nozzle.
Jenis pupuk daun yang banyak tersedia di pasaran antara lain Gandasil,
Hyponex, Vitabloom, Gaviota, atau Mamigro.
2.2.4. Tabel 1. Jadwal Pemupukan Anggrek
Umur Anggrek Jadwal pemupukan Keterangan
1. Bibit - Satu Bibit seedling
Seedling minggu sekali, pupuk membutuhkan
dicampur dengan vitamin B1 pupuk dengan
atau atronik. kandungan N
- Dua tinggi.
minggu sekali, pupuk
dicampur dengan fungisida.
2. Anggrek - Satu Dua minggu sekali
remaja ( akan minggu dua kali. aplikasikan
berbunga ) - Satu insektisida untuk
minggu sekali pupuk pencegahan hama
dicampur dengan vitamin B1 dan penyakit.
dan fungisida.
- Untuk
merangsang pembungaan,
satu minggu sekali berikan
pupuk yang mengandung P.
tinggi.
3. Anggrek - Satu Pemupukan dapat
berbunga minggu sekali dilakukan lebih
sering, tetapi
dosisnya dikurangi.
Tabel 2. Jadwal Pemupukan Anggrek.
Jenis Unsur Nama Unsur Kegunaan
Makro Nitrogen (N) Dibutuhkan untuk sintesa asam amino,
protein, asam nukleat, berbagai
koenzim, serta berfungsi sebagai
konstituen molekul klorofil ( zat hijau
daun ).
Posfor (P) Merupakan komponen gula fosfat,
asam nukleat, nukleotida, koenzim, dan
fofolit, fungsi utama P adalah
mentransfer energi reaksi-reaksi kimia
dalam tubuh anggrek. Unsur P secara
nyata mempengaruhi pertumbuhan
seluruh bagian anggrek.
Kalium (K) Kalium mempengaruhi enzim yang
membantu proses fotosintesis dan
respirasi metabolisme karbohidrat.
Kalsium (Ca) Dibutuhkan sebagai bahan pengisi
dinding sel, mempengaruhi tingkat
hormon yang berfungsi sebagai
dektosifikasi racun dari unsur lain,
terutama unsur mikro.
Magnesium Merupakan inti molekul klorofil yang
(Mg) memegang peran penting dalam proses
fotosintesis.
Sulfur (S) Diperlukan sebagai unsur asam amino
yang mengandung vitamin dan koenzim
penting.
Mikro Besi (Fe) Unsur mikro jarang diberikan secara
khusus karena dianggap tercukupi oleh
campuran atau ketidakmurnian pupuk
makro. Unsur mikro yang paling sering
kekurangan adalah Besi ( Fe ), karena
oksidasi unsur Fe berubah menjadi
senyawa yang tidak tersedia bagi
anggrek.
2.2.5. Repotting
Repotting merupakan proses penggantian pot dan media tanam
anggreknya. Pekerjaan ini sebaiknya dilakukan setelah masa berbunga
selesai dan mulai tumbuh akar baru. Alat yang digunakan antara lain pisau
tipis (cutter atau silet). Sementara itu, waktu yang tepat melakukan
repotting adalah setiap 2 – 3 tahun, atau jika salah satu dari beberapa
keadaan di bawah ini telah terjadi.
 Media tanam telah rusak, hancur, atau membusuk.
 Media tanam sudah terlalu asam ( PH<5 ), sehingga menghambat
pertumbuhan tanaman. Media tanam yang terlalu asam ditandai
dengan tumbuhnya lumut di atas permukaannya.
 Muncul lapisan kerak berwarna putih pada media tanam. Lapisan
ini merupakan sisa pupuk yang sangat mematikan jika mengenai akar.
 Akar tanaman telah tumbuh di luar pot.
Sebelum melakukan repotting, semua alat dan media tanam yang
baru direndam di dalam larutan Fungisida Physar 20 atau Dithane M-45
selama beberapa menit agar bibit jamur yang mungkin ada mati.
Berikut ini langkah-langkah melakukan repotting :
1. Keluarkan anggrek dari pot lama dengan hati-hati agar akarnya tidak
banyak yang rusak atau putus.
2. Setelah anggrek dikeluarkan dari pot yang lama, buang semua sisa
media tanam yang masih menempel di akar.
3. Potong akar yang sudah mati atau membusuk dengan gunting yang
steril. Ciri akar yang membusuk berwarna soklat kehitaman. Rendam
anggrek di dalam larutan vitamin B1 dalam beberapa menit untuk
mengurangi stres sebelum ditanam ulang.
4. Tanam anggrek di pot yang berisi media tanam baru, lalu letakkan di
tempat yang agak teduh dan lembab. Siram media tanam secukupnya,
jangan terlalu basah.
2.3. Memperbanyak Anggrek
2.3.1. A. Perbanyakan Secara Generatif
Perbanyakan Secara Generatif dilakukan dengan cara menanam
biji anggrek yang dihasilkan dari hasil persilangan. Biji-biji ini secara
genetis memiliki sifat heterozigot ( beragam ), sehingga sangat sulit untuk
mendapatkan anakan anggrek yang sifatnya sama dengan sang induk. Dari
hasil perbanyakan secara generaitf akan dihasilkan banyak anakan
aanggrek dengan varietas beragam.
2.3.2 B. Perbanyakan Secara Vegetatif
Perbanyakan anggrek secara Vegetatif dilakukan dengan
menumbuhkan bagian vegetatif tertentu dari tanaman induk. Dari teknik
perbanyakan ini akan dihasilkan anakan anggrek yang memiliki kesamaan
sifat genetik dengan induknya.
Cara yang digunakan dalam perbanyakan secara vegetatif berbeda-
beda sesuai dengan jenis anggreknya.
a. Perbanyakan Dengan Stek
Perbanyakan dengan stek umumnya dilakukan pada anggrek
tipe monopodial yang hidup terestrial. Dari perbanyakan dengan stek
akan didapat anakan yang memiliki kesamaan sifat dengan induknya.
Anggrek yang di stek, sebaiknya dipilih dari tanaman yang
tingginya mencapai dua meter atau lebih. Batang anggrek ini
kemudian dipotong sepanjang 80 cm dari pucuknya. Potongan inilah
yang lalu ditanam. Enam bulan kemudian biasanya sudah tumbuh
tunas-tunas baru sepanjang 60 cm yang telah berakar. Tunas ini juga
sudah dapat digunakan sebagai bahan stek.
b. Pembelahan Anakan
Perbanyakan anggrek dengan pembelahan anakan hanya dapat
dilakukan pada anggrek tipe simpodial. Caranya bulb yang telah
kering dan kehilangan daun ( back bulb ) dipisahkan agar mata tunas
yang terdapat dibagian bawah bulb dapat tumbuh menjadi tanaman
baru. Pemisahan ini dilakukan dengan memotong setengah lingkaran
rhizom menggunakan pisau yang tajam. Rhizom baru dapat dipotong
setelah tumbuh tunas dan berakar.
c. Bibit Keiki
Perbanyakan dengan keiki ( bayi ) umumnya dilakukan pada
anggrek Dendrobium SP. Keiki tumbuh dari buku batang tanaman
dewasa, biasanya diakibatkan oleh anggrek yang kekurangan unsur
hara atau menurunnya kualitas media tanam. Arah pertumbuhan keiki
cenderung ke atas.
2.3.3. C. Kultur Jaringan
Perbanyakan tanaman menggunakan teknik kultur jaringan
pertama kali dicoba pada tahun 1902 Haberlandt, berdasarkan adanya sifat
tanaman yang disebut totipotensi ( sel yang sedang tumbuh ) dapat
berkembang menjadi tanaman yang utuh , yang dicetuskan oleh 2 orang
sarjana Jerman, Schwan dan Schlciden pada tahun 1830. Saat ini, teknik
kultur jaringan menjadi cara yang paling efektif untuk menghasilkan
tanaman baru dalam jumlah besar dan memiliki sifat yang sama dengan
induknya.
Dalam perbanyakan anggrek, teknik kultur jaringan bertujuan
menghasilkan bunga dalam jumlah banyak dan seragam. Caranya
dilakukan dengan menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif ( akar, daun,
batang, mata tunas ) atau menumbuhkan jaringan-jaringan generatif
( ovule, embrio dan biji ) pada media buatan berupa cairan atau padat
bebas mikroorganisme. Kegiatan ini dilakukan dalam ruangan yang steril
menggunakan peralatan yang juga telah disterilkan.
2.4. Menyilangkan Anggrek
Tujuan menyilangkan anggrek adalah mendapatkan varietas baru dengan
warna dan bentuk bunga yang menarik. Misalnya, memiliki mahkota bunga yang
kompak dan bertekstur tebal, menghasilkan anggrek potong yang prima,
menghasilkan anggrek yang mampu mengeluarkan kuntum banyak,
menghilangkan sifat kuntum bunga yang gugur dini akibat kelainan genetik,
serta memacu anggrek yang tidak atau jarang berbunga menjadi lebih produkttif.
Namun, tidak semua anggrek dapat disilang, ada anggek yang hanya
dapat menjadi “ibu”, tetapi belum tentu menjadi “bapak” atau sebaliknya.
Mengetahui jenis kelamin anggrek dapat diketahui dari polennya. Polen
berwarna kuning tua, menandakan anggrek jantan. Polen berwarna kuning muda
menandakan anggrek betina. Anggrek jantan menurunkan warna dan anggrek
betina menurunkan bentuk bunga kepada keturunannya secara genetik.
Berikut ini beberapa tahapan dalam menyilangkan anggrek
a. Penyerbukan
Penyerbukan anggrek dilakukan dengan cara mengambil tepung sari
(polen), lalu dimasukkan ke dalam stigma (kepala putik) anggrek jenis lain
yang telah masak. Alat yang digunakan bisa berupa jarum, tusuk gigi, atau
pinset yang steril. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Buka ujung colum bunga hingga terlihat polen yang
berwarna kuning cerah.
2. Ambil polen secara hati-hati menggunakan pinset,
jarum, atau tusuk gigi yang ujungnya telah dibasahi air.
3. Masukkan polen ke dalam stigma ( kepala putik ).
4. Beberapa hari kemudian bunga yang telah diserbuki
akan layu, pertanda penyerbukan berhasil. Jika tidak terserang hama atau
penyakit, akan terbentuk bakal buah yang terus berkembang menjadi buah
sempurna yang berisi biji.
b. Penebaran Biji
Tiga bulan setelah penyerbukan, biji anggrek yang berasal dari buah
matang ( berwarna hijau kekuningan atau sudah merekah ) sudah siap ditebar.
Kriteria biji yang layak tebar adalah yang bentuknya bulat berisi, berwarna
kuning atau kecoklatan. Berikut ini bahan media tebar biji anggrek :
1. Agar-agar 8 gram.
2. Pupuk NPK 20 -20 -20.
3. Air kelapa 150 cc.
4. Gula putih 20 gram.
5. Carcoal aktif ( arang aktif ) 2 gram.
Semua bahan media tebar dicampur dengan satu liter air, lalu direbus
hingga mendidih. Setelah itu dimasukkan ke dalam botol sebanyak 50 cc /
botol. Botol yang berisi media tebar ditutup dengan aluminium foil, lalu
disterilkan di autoklaf dengan suhu 1200 C selama 20 menit. Diamkan media
ini selama 48 jam sebelum ditebari biji.
Penebaran biji dilakukan di dalam kotak steril ( laminar air flow ).
Caranya sebagai berikut :
1. Buah dibersihkan, lalu direndam dalam klorox 10%
selama 15 menit atau dibakar dengan busen selama 2 – 3 menit agar steril.
2. Potong ujung buah.
3. Masukkan biji ke dalam media tebar.
4. Letakkan media tanam di dalam ruang dengan
pencahayaan 20-30%.
Biji anggrek berkecambah dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan,
kemudian dipindahkan ke dalam wadah berupa botol dengan campuran media
tanam yang sama, tetapi ditambah dengan zat penumbuh akar atau NAA
( Naflit Asetit Acit ). Dalam 1 botol dimasukkan sekitar 40 kecambah, dan
dirawat hingga menjadi berbentuk plantet ( tanaman sempurna, memiliki akar,
natang dan daun ).
c. Komuniti Pot ( Kompot )
Bibit yang sudah berbentuk plantet sudah dapat disemai di dalam pot
dengan media tanam arang atau pakis. Caranya bibit dikeluarkan dari dalam
botol, lalu dicuci bersih, setelah itu ditanam dengan jumlah 30 bibit / pot.
Kemudian letakkan pot di atas rak yang atasnya diberi paranet 20% dan
dilapisi dengan plastik UV.

d. Individual Pot ( Seedling )


Tiga hingga empat bulan kemudian, bibit yang telah tumbuh semakin
besar dipisahkan secara individual di dalam pot-pot kecil. 4 bulan kemudian
dipindahkan kembali ke pot yang lebih besar, lalu dirawat hingga berbunga.
2.5. Pengendalian Hama
Jenis Hama Gejala Serangan Pengendalian
1. Tanaman tumbuh tidak Rendam pot di dalam air
Semut sempurna karena akarnya yang telah diberi
rusak akibat gigitan semut. insektisida. Dosisnya 2
cc/liter.
2. Pucuk-pucuk daun rusak Aplikasi insektisida
Belalang akibat gigtan belalang. Orthene, Diazinon,
Malathion, Bayrusil, atau
Filidol. Pengaplikasian
dilakukan 10 hari sekali
dengan dosis 2 cc/liter.
3. Daun anggrek rusak karena Aplikasi insektisida
Keong gigitan keong. Metadeks yang dicampur
(Subulina dengan tape dengan
Octana) perbandingan 1:1
campuran ini lalu di tebar
ke media tanam.
4. Sama dengan gejala serangan Rendam pot di dalam air
Kutu Babi hama semut, bedanya hama selama 10 menit
kutu babi tidak menyerang
kuncup bunga anggrek.
5. Muncul lubang-lubang di Sama seperti
Kumbang batang. pengendalian hama
Penggerak belalang.
6. Daun, kuncup bunga, dan Sama dengan
Ulat bunga yang telah mekar rusak pengendalian hama
akibat gigitan ulat. belalang.
7. Di permukaan atas dan bawah Sama dengan
Kepik daun terlihat bintik-bintik pengendalian hama
putih / kuning. Daun yang belalang.
terserang akan gugur
sehingga tanaman menjadi
gundul.

You might also like