You are on page 1of 25

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1 Sejarah Demokrasi
Istilah "demokrasi" berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno
pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari
sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari
istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi
sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem "demokrasi" di banyak
negara.
Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci
tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini
disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam
suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan
kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk
kesejahteraan rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan
ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu
besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab,
bahkan kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap
HAM.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya
kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji
dan tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan
membawa kebaikan untuk rakyat.

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 1


Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi
harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga
negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori)
membatasi kekuasaan lembaga negara tersebut.

1.1.2 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah :

1. Menjelaskan sejarah, pengertian dan prinsip demokrasi.

2. Memaparkan sejumlah sumber hukum yang menjadi landasan demokrasi.

3. Memaparkan contoh nyata penerapan budaya demokrasi dalam kehidupan


di sekolah.

4. Meliput kegiatan pemilihan OSIS di sekolah.

1.2 Pengertian
1.2.1 Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya
mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh
pemerintah negara tersebut.

a. Prof. Dardji Darmodihardjo,S.H.

Demokrasi pancasila adalah Paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian


dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-
ketentuan seperti dalam pembukaan UUD 1945.

b. Prof. dr. Drs. Notonagoro,S.H.

Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 2


Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan
Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

c. Ensiklopedi Indonesia

Demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang politik


sosial ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional berusaha
sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.

d. Menurut Internasional Commision of Jurits


Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyar dimana kekuasaan
tertinggi ditangan rakyat dan di jalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-
wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan yang bebas. Jadi, yang di
utamakan dalam pemerintahan demokrasi adalah rakyat.

e. Menurut Lincoln
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
(government of the people, by the people, and for the people).

f. Menurut C.F Strong


Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat
politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa
pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakan kepada
mayoritas itu.

1.2.2 Jenis-jenis Demokrasi

Demokrasi terbagi dalam dua jenis: demokrasi bersifat langsung dan demokrasi
bersifat representatip.

Demokrasi bersifat langsung / Direct Demokrasi.


demokrasi langsung juga dikenal sebagai demokrasi bersih. Disinilah rakyat
memiliki kebebasan secara mutlak memberikan pendapatnya, dan semua
aspirasi mereka dimuat dengan segera didalam satu pertemuan.

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 3


Jenis demokrasi ini dapat dipraktekkan hanya dalam kota kecil dan komunitas
yang secara relatip belum berkembang,dimana secara fisik memungkinkan
untuk seluruh electorate untuk bermusyawarah dalam satu tempat, walaupun
permasalahan pemerintahan tersebut bersifat kecil.

Demokrasi langsung berkembang di Negara kecil Yunani kuno dan Roma.


Demokrasi ini tidak dapat dilaksanakan didalam masyarakat yang komplek dan
Negara yang besar. demokrasi murni yang masih bisa diambil contoh terdapat
diwilayah Switzerland.

Mengubah bentuk demokrasi murni ini masih berlaku di Switzerland dan


beberapa Negara yang didalamnya terdapat bentuk referendum dan inisiatip.
Dibeberapa Negara sangat memungkinkan bagi rakyat untuk memulai dan
mengadopsi hukum, bahkan untuk mengamandemengkan konstitusional dan
menetapkan permasalahan public politik secara langsung tampa campur tangan
representative.

Demokrasi bersifat representatip / Representative Demokrasi.


Didalam Negara yang besar dan modern demokrasi tidak bisa berjalan sukses.
Oleh karena itu, untuk menanggulangi masalah ini diperlukan sistem demokrasi
secara representatip. Para representatip inilah yang akan menjalankan atau
menyampaikan semua aspirasi rakyat didalam pertemuan. Dimana mereka
dipilih oleh rakyat dan berkemungkinan berpihak kepada rakyat. ( Garner ).

Sistem ini berbasis atas ide, dimana rakyat tidak secara langsung hadir dalam
menyampaikan aspirasi mereka, namun mereka menyampaikan atau
menyarankan saran mereka melaui wakil atau representatip. Bagaimanapun,
didalam bentuk pemerintahan ini wewenang disangka benar terletak ditangan
rakyat, akan tetapi semuanya dipraktekkan oleh para representatip.

1.2.3 Macam-macam Demokrasi di Dunia

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 4


Macam-macam demokrasi pemerintahan yang dianut oleh berbagi bangsa di dunia
adalah demokrasi parlementer, demokrasi dengan pemisahan kekuasaan dan
demokrasi melalui referendum. Marilah kita bahas satu-persatu.
1. Demokrasi Parlementer, adalah suatu demokrasi yang menempatkan kedudukan
badan legislatif lebih tinggi dari pada badan eksekutif. Kepala pemerintahan
dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri
dalam kabinet diangkat dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi
parlementer Presiden menjabat sebagai kepala negara.

Menurut Anda, apakah Indonesia pernah menganut pemerintah demokrasi


Parlementer? Silahkan Anda diskusikan dengan teman-teman Anda. Dan silahkan
lanjutkan dengan uraian materi berikutnya.
2. Demokrasi dengan sistem pemisahan kekuasaan, dianut sepenuhnya oleh
Amerika Serikat. Dalam sistem ini, kekuasaan legislatif dipegang oleh Kongres,
kekuasaan eksekutif dipegang Presiden, dan kekuasaan yudikatif dipegang oleh
Mahkamah Agung.

Coba Anda pikirkan mengapa ketiga lembaga tersebut perlu dipisahkan? Tepat,
dengan adanya pemisahan kekuasaan seperti itu, akan menjamin keseimbangan
dan menghindari penumpukan kekuasaan dalam pemerintah.
Bagaimana, apakah Anda mengerti dengan uraian-uraian di atas? Kalau belum,
silahkan ulangi kembali membaca pada bagian-bagian yang terasa sulit. Kalau
sudah jelas silahkan lanjutkan uraian tentang sistem demokrasi melalui
referendum.
3. Demokrasi melalui Referendum
Yang paling mencolok dari sistem demokrasi melalui referendum adalah
pengawasan dilakukan oleh rakyat dengan cara referendum. Sistem referendum
menunjukkan suatu sistem pengawasan langsung oleh rakyat. Ada 2 cara
referendum, yaitu referendum obligator dan fakultatif.

Referendum obligator atau wajib lebih menekankan pada pemungutan suara


rakyat yang wajib dilakukan dalam merencanakan pembentukan UUD negara,
sedangkan referendum fakultatif, menenkankan pada pungutan suara tentang

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 5


rencana undang-undang yang sifatnya tidak wajib.

Untuk memudahkan kita memahami uraian materi tersebut diatas, simaklah tabel
berikut ini.

Nama Istilah Penjelasan


Paham yang bersifat politik dan sosial dari suatu bangsa yang
Nasionalisme menempatkan kesetiaan tertinggi dari rakyatnya kepada bangsa
dan negaranya.
Pahan kebebasan yang menghendaki kebebasan Individu dalam
Liberalisme
bidang politik, ekonomi dan agama.
Aliran yang digunakan sebagai dasar untuk menentang
kepemilikan secara individu atau paham yang bertujuan
Sosialisme
membentuk negara kemakmuran dengan usaha kolektif dan
membatasi milik perseorangan.
Suatu paham yang mengakui segenap rakyat dalam pemerintahan
Demokrasi
rakyat.

1.2.4 Demokrasi Pancasila


Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yg bersumber pada
kepribadian & filsafat hidup bangsa Indonesia, & sumber ajarannya adalah
Pancasila. Setiap hak2 & kewajiban warga negara pelaksanaan hak asasinya bersifat
horizontal maupun vertikal. Sistem ini menjaga keseimbangan antar konflik &
konsensus, mendasari pembentukan identitas bersama. Hal ini menyebebkan
berbagai bentuk pelaksanaan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
& bernegara harus berdasarkan Pancasila.
Sebagai ideologi nasional , Pancasila sebagai cita - cita masyarakat dan
sebagai pedoman membuat keputusan politik. Sebagai pemersatu masyarakat yang
menjadi prosedur penyelesaian konflik. Nilai-nilai demokrasi yang terjabar dari nilai
- nilai Pancasila adalah :
1. Kedaulatan rakyat;
2. Republik
3. Negara berdasar atas hukum

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 6


4. Pemerintahan yang konstitusional
5. Sistem perwakilan
6. Prinsip musyawarah
7. Prinsip ketuhanan
Demokrasi Pancasila dapat diartikan secara luas dan sempit. Secara luas,
demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila dalam bidang politik, ekonomi dan sosial. Secara sempit, demokrasi
Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan.

1.2.5 Aspek Demokrasi Pancasila

Berdasarkan pengertian dan Pendapat tentang demokrasi Pancasila dapat


dikemukakan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya.

a. Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi)

Demokrasi Pancasila harus dijiwai dan diintegrasikan oleh sila-sila lainnya.


Karena itulah, pengertian demokrasi pancasila tidak hanya merupakan demokrasi
politik tetapi juga demokrasi ekonomi dan sosial (Lihat amandemen UUD 1945 dan
penyelesaiannya dalam pasal 27,28.29,30,31, 32, 33. dan 34).

b. Aspek Formal

Mempersoalkan proses dan cara rakyat menunjuk wakil-wakilnya dalam badan-


badan perwakilan rakyat dan pemerintahan dan bagaimana mengatur
permusyawaratan wakil-wakil rakyat secara bebas, terbuka, dan jujur untuk
mencapai kesepakatan bersama.

c. Aspek Normatif

Mengungkapkan seperangkat norma atau kaidah yang membimbing dan menjadi


kriteria pencapaian tujuan.

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 7


d. Aspek Optatif

Mengetengahkan tujuan dan keinginan yang hendak dicapai.

e. Aspek Organisasi

Mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksaan demokrasi pancasila di


mana wadah tersebut harus cocok dengan tujuan yang hendak dicapai.

f. Aspek Kejiwaan

Menjadi semangat para penyelenggara negara dan semangant para pemimpin


pemerintah.

1.2.6 Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila

Adapun Prinsip-prinsip Pancasila:

a. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia


b. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
c. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain
d. Mewujudkan rasa keadilan sosial
e. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
f. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan
g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

1.2.7 Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dalam Waktu 50 Tahun


a. Periode 1945-1949 dengan Undang-Undang 1945 seharusnya berlaku
demokrasi Pancasila, namun dalam penerapan berlaku demokrasi Liberal.
b. Periode 1949-1950 dengan konstitusi RIS berlaku demokrasi liberal.
c. Periode 1950- 1959 UUDS 1950 berlaku demokrasi Liberal dengan multi-
Partai

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 8


d. Periode 1959-1965 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi
Pancasila namun yang diterapkan demokrasi terpimpin (cenderung
otoriter)
e. Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila
(cenderung otoriter)
f. Periode 1998- sekarang UUD 1945, berlaku Demokrasi Pancasila
( cenderung ada perubahan menuju demokratisasi)

1.3 Pembatasan Masalah


Pembatasan masalah yang akan dibahas makalah ini, diantaranya:
- Pengertian demokrasi
- Macam-macam demokrasi dan demokrasi di Indonesia
- Aspek dan landasan demokrasi
- Penerapan demokrasi di sekolah
- Penerapan demokrasi melalui kegiatan pemilihan pengurus OSIS di sekolah
- Tata cara dan tahap-tahap kegiatan pemilihan OSIS di sekolah
- Dokumentasi dan liputan kegiatan pemilihan pengurus OSIS di SMP Negeri 2
Sumedang

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 9


BAB 2
PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Demokrasi di Lingkungan Sekolah


Yang terlibat dalam pendidikan adalah pihak sekolah, orang tua dan
masyarakat lingkungan sekolah. Apabila ada permasalahan yang menyangkut
kepeningan bersama maka sebaiknya di lakukan musyawarah sehingga lebih mudah
untuk menyelesaikannya dan akan kelihatan saling mendukung.

2.1.1 Contoh Penerapan Demokrasi di Sekolah

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam


bentuk sebagai berikut:

- Kegiatan pemilihan OSIS

- Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan;

- Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama;

- Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;

- Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah;

- Sikap anti kekerasan.

2.1.2 Manfaat Penerapan Demokrasi di Sekolah

- Mempererat persaudaraan; memperkokoh persatuan dan kesatuan.

- Menciptakan keharmonisan; keamanan, kesejahteraan, kedamaian.

- Menggali potensi-potensi yang ada.

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 10


- Mewujudkan lingkungan yang mampu mengadaptasikan berbagai kegiatan yang
sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, mussyawarah, dan
keadilan sosial.

2.2 Pelaksanaan Pemilihan Pengurus OSIS

2.2.1 Pengertian OSIS

OSIS (kepanjangannya adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah) adalah suatu


organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah
Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama((SMP)) dan Sekolah Menengah
Atas((SMA)). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk
menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing
seorang guru yang dipilih oleh pihak sekolah.

Anggota OSIS adalah seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat
OSIS itu berada. Seluruh anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk
kemudian menjadi pengurus OSIS.

2.2.2 Latar Belakang Berdirinya OSIS

Tujuan nasional Indonesia, seperti yang tercantum pada Pembukaan Undang-undang


Dasar 1945, adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dan secara operasional diatur melalui
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pembangunan Nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan Manusia


Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan
pendidikan merupakan bagian dari Pembangunan Nasional. Di dalam garis-garis
besar haluan Negara ditetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila,
bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang maha Esa,
kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 11


dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya
sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Garis-garis Besar Haluan Negara juga menegaskan bahwa generasi muda yang di
dalamnya termasuk para siswa adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan
sumber insani bagi pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila dan undang-
undang dasar 1945.

Mengingat tujuan pendidikan dan pembinaan generasi muda yang ditetapkan baik di
dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 maupun di dalam garis-garis besar
Haluan Negara amat luas lingkupnya, maka diperlukan sekolah sebagai lingkungan
pendidikan yang merupakan jalur pendidikan formal yang sangat penting dan
strategis bagi upaya mewujudkan tujuan tersebut, baik melalui proses belajar
mengajar maupun melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.

2.2.3 Struktur/Perangkat Organisasi

Perangkat OSIS terdiri dari : Pembina OSIS, Perwakilan Kelas, dan Pengurus Osis.

1. Pembina OSIS :
a. Pembina OSIS terdiri dari :
1) Kepala Sekolah sebagai Ketua
2) Wakil Kepala Sekolah sebagai Wakil Ketua
3) Guru sebagai anggota, sedikitnya 5 (lima) orang dan bergantian setiap
tahun pelajaran.
b. Rincian Tugas
1) Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan, pembinaan dan
pengembangan OSIS di sekolahnya;
2) Memberikan nasehat kepada perwakilan kelas dan pengurus;
3) Mengesahkan keanggotaan perwakilan kelas dengan surat Keputusan
Kepala Sekolah;
4) Mengesahkan dan melantik pengurus OSIS dengan Surat Keputusan
Kepala Sekolah;

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 12


5) Mengarahkan penyusunan Anggaran Rumah Tangga dan Program Kerja
OSIS;
6) Menghadiri rapat-rapat OSIS;
7) Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas OSIS.
2. Perwakilan Kelas
a. Terdiri atas 2 (dua) orang dari setiap kelas.
b. Rincian Tugas
1) Mewakili kelasnya dalam rapat perwakilan kelas;
2) Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program kerja OSIS;
3) Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat kelas;
4) Memilih pengurus OSIS dari daftar calon yang telah disiapkan;
5) Menilai laporan pertanggungjawaban pengurus OSIS pada akhir
jabatannya;
6) Mempertanggungjawabkan segala tugas kepada Kepala Sekolah selaku
Ketua Pembina;
7) Bersama-sama pengurus menyususn Anggaran Rumah Tangga.
3. Pengurus OSIS
a. Syarat Pengurus OSIS
1) Taqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa;
2) Memiliki budi pekerti yang baik sopan santun terhadap orangtua, guru dan
teman;
3) Memiliki bakat sebagai pemimpin;
4) Memiliki kemauan, kemampuan, dan pengetahuan yang memadai;
5) Dapat mengatur waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga pelajarannya tidak
terganggu karena menjadi pengurus OSIS;
6) Pengurus dicalonkan oleh Perwakilan Kelas;
7) Khusus untuk ketua OSIS SLTA, ditambah persyaratan :
a. Mempunyai kemampuan berpikir yang jernih;
b. Memiliki wawasan mengenai kondisi yang sedang dihadapi bangsanya.
8) Tidak duduk di kelas terakhir, karena akan menghadapi ujian akhir.
b. Kewajiban Pengurus

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 13


1) Menyusun dan melaksanakan Program Kerja sesuai dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga OSIS;
2) Selalu menjunjung tinggi nama baik, kehormatan dan martabat sekolahnya;
3) Kepemimpinan pengurus OSIS bersifat kolektif;
4) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada rapat Perwakilan
Kelas dan pada akhir masa jabatannya;
5) Selalu berkonsultasi dengan Pembina.
c. Struktur dan Rincian Tugas Pengurus
1) Ketua
a) Memimpin organisasi dengan baik dan bijaksana;
b) Mengkoordinasikan semua aparat kepengurusan;
c) Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan direncanakan
oleh aparat kepengurusan;
d) Memimpin rapat;
e) Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan
musyawarah dan mufakat;
f) Setiap saat mengevaluasi kegiatan aparat kepengurusan.
2) Wakil ketua
a) Bersama-sama ketua menetapkan kebijaksanaan;
b) Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan;
c) Menggantikan ketua jika berhalangan;
d) Membantu ketua dalam melaksanakan tugasnya;
e) Bertanggung jawab kepada ketua;
f) Wakil ketua I bersama dengan wakil sekretaris I mengkoordinir 4 seksi;
seksi I, II, III, IV, wakil ketua II bersama-sama dengan wakil
sekretaris II mengkoordinir 4 seksi; seksi V, VI, VII dan VIII.
3) Sekretaris
a) Memberi saran/masukan kepada ketua dalam mengambil keputusan;
b) Mendampingi ketua dalam memimpin rapat;
c) Menyiapkan, mendistribusikan dan menyimpan surat serta arsip yang
berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan;
d) Menyiapkan laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan;

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 14


e) Bersama ketua menandatangani setiap surat;
f) Bertanggung jawab atas tertib administrasi organisasi;
g) Bertindak sebagai notulis dalam rapat atau diserahkan kepada wakil
sekretaris.
4) Wakil sekretaris
a) Aktif membantu pelaksanaan tugas sekretaris;
b) Menggantikan sekretaris jika sekretaris berhalangan;
c) Masing-masing wakil sekretaris membantu para wakil ketua
mengkoordinir seksi I, II, III, IV dan seksi V, VI, VII, VIII.
5) Bendahara dan Wakil Bendahara
a) Bertanggung jawab dan mengetahui segala pemasukan/pengeluaran
uang/biaya yang diperlukan;
b) Memnuat tanda bukti kuitansi setiap pemasukan.pengeluaran uang
untuk pertanggungjawaban.
c) Bertanggung jawab atas inventaris dan perbendaharaan;
d) Menyampaikan laporan keuangan secara berkala.
6) Ketua Seksi
a) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan seksi yang menjadi tanggung
jawabnya;
b) Melaksanakan kegiatan seksi yang telah dipogramkan;
c) Memimpin rapat seksi;
d) Menetapkan kebijaksanaan seksi dan mengambil keputusan
berdasarkan musyawarah dan mufakat;
e) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
seksi kepada ketua melalui koordinator.
d. Pokok-pokok Kegiatan Seksi
1) Seksi Ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, antara lain :
a) Melaksanakan ibadah sesuai dengan ketentuan agama masing-masing;
b) Memperingati hari-hari besar agama;
c) Mengadakan kegiatan lomba yang bersifat keagamaan; dan
d) Kegiatan lainnya.
2) Seksi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, antara lain :
a) Melaksanakan upacara bendera pada setiap hari Senin pagi dan hari
Sabtu sore, serta hari-hari besar Nasional;

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 15


b) Melaksanakan Bhakti Sosial/Masyarakat;
c) Memelihara kelestarian dan keindahan lingkungan sekolah; dan
d) Kegiatan lainnya.
3) Seksi Pendidikan dan Pendahuluan Bela Negara, antara lain :
a) Melaksanakan tata tertib sekolah;
b) Melaksanakan baris-berbaris;
c) Melaksanakan wasata siswa, mendaki gunung, napak tilas; dan
d) Kegiatan lainnya.
4) Seksi kepribadian dan Budi Pekerti Luhur, antara lain :
a) Melaksanakan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4);
b) Melaksanakan tata karma siswa;
c) Melaksanakan kegiatan amal untuk meingankan penyandang cacat,
yatim piatu, orang jompo, dan orang yang tertimpa bencana alam; dan
d) Kegiatan lainnya.
5) Seksi Berorganisasi Pendidikan Politik dan Kepemimpinan, antara lain :
a) Memanfaatkan OSIS dan mengembangkan Program OSIS;
b) Melaksanakan latihan kepemimpinana siswa;
c) Menyelenggarakan forum diskusi ilmiah;
d) Membantu pelaksanaan penataran siswa; dan
e) Kegiatan lainnya.
6) Seksi Keterampilan dan Kewiraswastaan, antara lain :
a) Meningkatkan usaha koperasi sekolah dan unit produksi;
b) Melaksanakan praktek kerja nyata (PKN);
c) Membuat keterampilan dengan bahan bekas; dan
d) Kegiatan lainnya.
7) Seksi Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi, antara lain :
a) Menyelenggarakan lomba olahraga;
b) Menyelenggarakan senam pagi;
c) Melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkotika;
d) Pelestarian lingkungan hidup yang dikreasikan berupa kegiatan :
penghijauan, perbaikan selokan, mandi cuci kakus (MCK) dll.

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 16


e) Gerakan kebersihan lingkungan yang dikreasikan berupa kegiatan :
membersihkan corat-coret di tembok/dinding/papan nama jalan/papan
reklame/dinding, bis umum, memelihara telepon umum, dll
f) Menciptakan barang-barang yang semula tidak berguna menjadi barang
yang berguna dan bernilai; dll
8) Seksi Persepsi, Apresiasi dan Kreasi Seni, antara lain :
a) Menyelenggarakan berbagai macam pentas seni;
b) Menyelenggarakan lomba; panggung remaja; deklamasi/ baca puisi;
c) Menyelenggarakan sanggar berbagai mavam seni; dan
d) Kegiatan lainnya.

Bagan Struktur Organisasi Siswa Intra Sekolah

2.2.3 Tata Cara Pemilihan Pengurus OSIS

2.2.4 Tata Cara dan Tahap-tahap Pemilihan Pengurus OSIS

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 17


Tata Cara Pemilihan Kelas dan Pemilihan Pengurus OSIS adalah sebagai berikut.
a. Pemilihan Perwakilan Kelas
1) Pada awal tahun ajaran baru, hari pertama masuk sekolah, semua siswa
yang duduk di kelas yang bersangkutan memilih ketua dan wakil ketua
kelas. Acara pemilihan ini dihadiri oleh wali kelas.
2) Kemudian dilanjutkan dengan cara pemilihan 2 (dua) orang anggota
perwakilan kelas. Anggota perwakilan kelas dapat dirangkap oleh ketua
dan wakil ketua kelas.
3) Kepala Sekolah selaku Ketua Pembina atau menunjuk wakil Kepala
Sekolah/Wakil Ketua Pembina segera mengundang rapat semua anggota
perwakilan kelas.

b. Tata Cara Pencalonan dan Pemilihan Pengurus

1) Tahap Pencalonan

Paling lambat dalam waktu satu minggu setelah terbentuknya Perwakilan


Kelas, pimpinan rapat Perwakilan Kelas mengadakan rapat pleno
perwakilan kelas dengan acara utama pencalonan pengurus OSIS.

2) Susunan acara rapat pencalonan pengurus sebagai berikut :

a) Pembukaan oleh pimpinan rapat perwakilan kelas;

b) Pengarahan Ketua Pembina atau Wakil Ketua Pembina;

c) Setiap anggota perwakilan kelas mengajukan secara tertulis paling


banyak 5 (lima) nama calon pengurus;

d) Pimpinan rapat perwakilan kelas menyususn nama-nama dari seluruh


calon yang diajukan oleh anggota perwakilan kelas dalam suatu daftar
menurut abjad;

e) Pengesahan daftar nama calon pengurus oleh rapat perwakilan kelas.

c. Tahap Pemilihan

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 18


1) Paling lambat dalam waktu dua minggu setelah ditetapkan calon pengurus
OSIS, pimpinan rapat perwakilan kelas mengadakan rapat pleno
perwakilan kelas dengan acara utama pemilihan pengurus OSIS.

2) Susunan acara pemilihan pengurus OSIS :

a) Pembukaan oleh pimpinan rapat perwakilan kelas;

b) Pengarahan oleh Ketua Pembina atau Wakil Ketua Pembina yang


ditunjuk oleh Ketua Pembina;

c) Setiap anggota Perwakilan Kelas memilih 5 (lima) nama dari daftar


calon pengurus OSIS;

d) Pimpinan rapat Perwakilan Kelas mengadakan penghitungan suara dan


menetapkan 5 (lima) nama calon yang memperoleh jumlah suara
terbanyak sebagai ketua, wakil-wakil Ketua, dan Sekretaris;

e) Kelima pengurus terpilih itu bertindak selaku formatur;

f) Rapat formatur untuk melengkapi susunan pengurus OSIS yang baru


dipimpin oleh ketua terpilih;

g) Rapat perwakilan kelas menerima susunan pengurus OSIS yang baru


dan melaporkan kepada Ketua Pembina.

3. Pengesahan dan Pelantikan

a. Berdasarkan laporan dari pimpinan rapat Perwakilan Kelas mengenai hasil


rapat pleno perwakilan kelas tentang susunan pengurus OSIS yang baru,
Ketua Pembina mengesahkan dengan mengeluarkan Surat Keputusan Kepala
Sekolah mengenai susunan pengurus OSIS tersebut.
b. Kepala Sekolah menugaskan pimpinan rapat Perwakilan Kelas untuk
menyelenggarakan acara pelantikan pengurus OSIS.
c. Pelantikan pengurus OSIS dilaksanakan pada saat upacara bendera dengan
acara tambahan sebagai berikut.

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 19


1. sepatah kata pimpinan rapat perwakilan kelas.

2. pembacaan surat keputusan Kepala Sekolah tentang susunan pengurus


OSIS yang baru.

3. pelantikan pengurus OSIS oleh Kepala Sekolah.

4. sambutan Ketua OSIS yang baru dilantik.

5. amanat Kepala Sekolah.

6. pembacaan do’a.

7. menyanyikan lagu “Padamu Negeri”

8. ucapan selamat kepada pengurus OSIS yang baru.

2.2.5 Pelaksanaa Kegiatan Pemilihan Pengurus OSIS di SMP Negeri 2


Sumedang

Sejumlah siswa tengah mengatur barisan untuk dipersilahkan duduk dan mengambil kertas suara.

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 20


Siswa sedang menunggu dipanggil untuk mengambil kertas suara & memilih ketua osis di bilik suara
.

Seorang siswa yang sedang mengambil kertas suara

Sejulmah siswa yang tengah memilih ketua OSIS di bilik suara.

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 21


Siswa yang sedang memasukan kertas suara kedalam kotak suara.

Siswa yang sudah memilih ditandai dengan tinta hitam di jari kelingking sebelah kiri.

Suasana pemilihan pengurus OSIS SMPN 2 Sumedang masa bakti 2010/2011

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 22


Para calon ketua OSIS yang tengah menunggu jalannya pemilihan.

2.2.6 Hasil Akhir Pemilihan Pengurus OSIS SMP Negeri 2 Sumedang


Berikut hasil akhir pemilihan Pengurus OSIS SMPN 2 Sumedang :
- Virssa Noperisa terpilih sebagai Ketua Umum dengan jumlah terbanyak yakni
295 suara.
- Wini Apriani terpilih menjadi Ketua I dengan jumlah 195 suara.
- Rangga Djatikusumah terpilih menjadi Ketua II dengan jumlah 138 suara.

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 23


Daftar Pustaka

Tim MGMP PKN,dkk. 2009. Lembar Kegiatan Siswa Pendidikan


Kewarganegaraan. Sumedang: Naratas Sukses.
Wiyono, Hadi, dan Isworo. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMP.
Jakarta: Ganeca Exact.
http://www.google.com, diakses pada 15 Februari 2010.
http://www.wikipedia.com , diakses pada 15 Februari 2010.
http://www.scribd.com , diakses pada 15 Februari 2010.
http://www.mily.blogspot.com , diakses pada 17 Februari 2010.
http://1aj.blogspot.com , diakses pada 20 februari 2010.
http://nursetiawanti.wordpress.com , diakses pada 25 Februari 2010.
http://www.e-dukasi.net , diakses pada 26 Februari 2010.
http://www.scribd.com/doc/7571979/MAKALAH-Pembuatan-Proposal , diakses
pada 22 Februari 2010.

Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 24


Pelaksanaan Demokrasi di Lingkungan Sekolah 25

You might also like