Professional Documents
Culture Documents
Gagal Jantung
(Congestive Heart Failure/CHF)
DISUSUN OLEH :
JURUSAN GIZI
1
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah, saya ucapkan kepada Allah yang telah banyak
(teori), ibu Ani Prasetyaningsih yang memberikan saya kesempatan membahas lebih
Dalam makalah ini saya mengulas cukup banyak materi yang sekiranya bisa
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................3
BAB I..............................................................................................................4
BAB II............................................................................................................8
BAB III...........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................22
3
BAB I
A. PENDAHULUAN
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses
pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari
organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang
mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung.
Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2
ventrikel. Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke
berbagai bagian tubuh. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran
sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus oleh
suatu selaput yang disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk
mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya.
Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik.
Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi
jantung manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang diawali
kekuatan rangsang dari otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.
Terdapat beberapa bagian jantung (secara anatomis) akan kita bahas dalam
makalah ini, diantaranya yaitu :
a. Bentuk Serta Ukuran Jantung
Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk
oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta
ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm
seta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram
dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan.
Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan
sisanya adalah ventrikel. Pada orang awam, atrium dikenal dengan serambi dan
ventrikel dikenal dengan bilik.
Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya
tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot
yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari
ventrikel kanan.
Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum interatriorum),
sementara kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter-
4
ventrikulorum). Atrium dan ventrikel pada masing-masing sisi jantung berhubungan
satu sama lain melalui suatu penghubung yang disebut orifisium atrioventrikuler.
Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup oleh suatu katup atrioventrikuler (katup AV).
Katup AV sebelah kiri disebut katup bikuspid (katup mitral) sedangkan katup AV
sebelah kanan disebut katup trikuspid.
b. Katup-Katup Jantung
Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang memisahkan
keduanya yaitu katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga
mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral/ bikuspid. Kedua katup ini
berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah masuk
dari atrium ke ventrikel.
1) Katup Trikuspid
5
Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup
ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan.
Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan
dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup
trikuspid terdiri dari 3 daun katup.
2) Katup pulmonal
Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel
kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri
pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan
kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3
daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel
kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju
arteri pulmonalis.
3) Katup bikuspid
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri
menuju ventrikel kiri.. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat
kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.
4) Katup Aorta
6
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup
ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir
keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi,
sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.
Jantung adalah salah satu organ tubuh yang vital. Jantung kiri berfungsi
memompa darah bersih (kaya oksigen/zat asam) ke seluruh tubuh, sedangkan jantung
kanan menampung darah kotor (rendah oksigen, kaya karbon dioksida/zat asam
arang), yang kemudian dialirkan ke paru-paru untuk dibersihkan. Jantung normal
besarnya segenggam tangan kiri pemiliknya. Jantung berdenyut 60-80 kali per menit,
denyutan bertambah cepat pada saat aktifitas atau emosi, agar kebutuhan tubuh akan
energi dapat terpenuhi. Andaikan denyutan jantung 70 kali per menit, maka dalam 1
jam jantung berdenyut 4200 kali atau 100.800 kali sehari semalam. Tiap kali
berdenyut dipompakan darah sekitar 70 cc, jadi dalam 24 jam jantung memompakan
darah sebanyak kira-kira 7000 - 7.571 liter.
Jantung mempunyai dua fungsi :
1. Jantung harus menyediakan darah yang cukup mengandung oksigen dan
nutrisi untuk organ-organ dari tubuh, darah ini harus mempunyai tekanan yang
cocok untuk perfusi dan pemberian makanan. Pada saat yang sama jantung
juga harus memompakan darah yang mengandung bahan-bahan sisa ke organ-
organ ekskresi misalnya hati dan ginjal dan memompakan darah yang suhunya
berlebihan ke sistem pendingin dari tubuh, yaitu pembuluh darah di kulit.
Semua hal ini dapat dilakukan oleh jantung sebelah kiri.
2. Fungsi lain dari jantung ialah mengisi darah dengan oksigen yang segar dari
udara dan pada saat yang bersamaan mengekskresi salah satu hasil akhir
metabolisme yaitu karbondioksida. Pertukaran kedua gas ini dengan udara dari
alveoli paru berlangsung melaui membran alveolus yang sangat tipis. Jika
tekanan sama tingginya dengan tekanan di bilik kiri atau aorta, cairan darah
segera akan mengisi alveoli dengan cara filtrasi dan penderita akan mati oleh
karena edema paru.
Gagal jantung sangat sering ditemukan. Penyakit ini termasuk salah satu dari
urutan tertinggi dalam daftar penyebab kematian dikebanyakan negara-negara Barat,
tetapi di negara tropis penyakit ini juga merupakan penyebab sangat penting dari
invaliditas dan bahkan kematian.
7
BAB II
B. PEMBAHASAN
Definisi Penyakit Gagal Jantung (Congestive Heart Failure/CHF)
Penyakit Gagal Jantung yang dalam istilah medisnya disebut dengan "Heart
Failure atau Cardiac Failure", merupakan suatu keadaan darurat medis dimana jumlah
darah yang dipompa oleh jantung seseorang setiap menitnya {curah jantung (cardiac
output)} tidak mampu memenuhi kebutuhan normal metabolisme tubuh. Dampak dari
gagal jantung secara cepat berpengaruh terhadap kekurangan penyediaan darah,
sehingga menyebabkan kematian sel akibat kekurangan oksigen yand dibawa dalam
darah itu sendiri. Kurangnya suplay oksigen ke otak (Cerebral Hypoxia),
menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran dan berhenti bernafas dengan tiba-tiba
yang berujung pada kematian.
Gagal jantung kongestif pada bayi dan anak merupakan kegawatdaruratan yang
sangat sering dijumpai oleh petugas kesehatan dimanapun berada. Keluhan dan gejala
sangat bervariasi sehingga sering sulit dibedakan dengan akibat penyakit lain di luar
jantung.
Kondisi pada penyakit gagal jantung bukanlah berarti bahwa jantung stop
bekerja (cardiac arrest), melainkan jantung tidak lagi mampu memompakan darah
sebagaimana tugasnya sehari-hari bagi tubuh seseorang.
Mekanisme dari gagal jantung :
Biasanya yang pertama mengalami kegagalan ialah bilik kiri. Lagipula, bilik
kiri mempunyai tugas yang paling berat. Jika bilik kiri tidak mampu memompakan
darah, maka timbul tiga hal :
1. Darah yang tinggal di dalam bilik kiri akan lebih banyak pada akhir sistole
daripada sebelumnya dan karena pengisian pada saat diastole berlangsung
terus, maka akan terdapat lebih banyak darah di dalam bilikk kiri pada akhir
diastole. Peninggian volume dari salah satu ruang jantung, dalam hal ini bilik
8
kiri (preload). Jika penyakit jantung berlanjut, maka diperlukan peregangan
yang makin lama makin besar untuk menghasilkan energi yang sama. Pada
satu saat akan terjadi bahwa peregangan diastolik yang lebih besar tidak lagi
menghasilkan kontraksi yang lebih baik dan jantung akan gagal melakukan
fungsinya (dekompensasi).
2. Jika bilik kiri tidak mampu memompakan darahnya yang cukup ke aorta untuk
memenuhi kebutuhan dari organ yang terletak perifer, berarti curah jantung
sangat rendah dan juga akan menimbulkan tekanan darah yang rendah. Pada
kebanyakan kasus, hal ini akan menimbulkan perasaan lelah pada penderita.
Curah jntung yang rendah menimbulkan perasaan lesu. Pada kasus-kasus yang
berat, perfusi darah arteri ke otak akan berkurang dan otak akan menderita,
yang akan menimbulkan kecendrungan timbulnya pingsan, meskipun hal ini
jarang ditemukan pada gagal jantung kronik kecuali miokard yang mengalami
kerusakan hebat atau ritme jantung sangat abnormal.
3. Sistim Renin-angiontensin-aldosteron (sistim RAA)
Karena perfusi dari glomerus berkurang, maka ultrafiltrasinya juga akan
berkurang, natrium direabsorpsi lebih sempurna di dalam nefron dan natrium
yang hilang dari urin akan berkurang. Pada saat yang sama perfusi dari
aparatus jugstaglomerular juga berkurang sistem RAA diaktifkan akan
terjadilah sekresi aldosteron oleh kelenjar adrenal. Aldosteron ini akan
menyebabkan reabsorpsi Na+ di tubulus distal bertambah banyak yang diganti
dengan ion K+ dan H+. Akibat dari retensi natrium ini ialah tertahannya air
dalam ruang ekstra seluler dan dalam aliran darah oleh tekanan osmotik dari
natrium. Volume darah akan bertambah dan cadangan vena akan terisi penuh
dengan darah. Tekanan di dalam vena sistemik sentral akan meninggi.
Serambi dan bilik akan lebih diregangkan dari sebelumnya (preload yang
meninggi) dan dengan demikian mekanisme kompensasi dapat diperbaiki.
Namun bertambahnya isi darah ven aakan menyebabkan hepatomegali.
Penambahan jumlah ion Na+ dan H2O pada ruang interstisial bersama-sama
dengan tekanan yang tinggi di dalam sistim vena kadang-kadang akan
menimbulkan pitting edema.
9
Penyebab gagal jantung dapat berupa faktor dari dalam jantung itu sendiri
maupun dari luar. Faktor dari dalam lebih sering karena terjadinya kerusakan-
kerusakan yang sudah dibawa, sedangkan faktor dari luar cukup banyak, antara lain:
penyakit jantung koroner, hipertensi, dan diabetes mellitus.
1. Gangguan mekanik ; beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi secara tunggal
atau bersamaan yaitu :
• Beban tekanan
• Beban volume
• Tamponade jantung atau konstriski perikard (jantung tidak dapat diastole).
• Obstruksi pengisian bilik
• Aneurisma bilik
• Disinergi bilik
• Restriksi endokardial atau miokardial
Periode Neonatus
Disfungsi miokardium relatif jarang terjadi pada masa neonatus, dan bila ada biasanya
berhubungan dengan asfiksia lahir, kelainan elektrolit atau gangguan metabolik
lainnya. Lesi jantung kiri seperti sindrom hipoplasia jantung kiri, koarktasio aorta,
10
atau stenosis aorta berat adalah penyebab penting gagal jantung pada 1 atau 2 minggu
pertama.
Periode Bayi
Antara usia 1 bulan sampai 1 tahun penyebab tersering ialah kelainan struktural
termasuk defek septum ventrikel, duktus arteriosus persisten atau defek septum
atrioventrikularis. Gagal jantung pada lesi yang lebih kompleks seperti transposisi,
ventrikel kanan dengan jalan keluar ganda, atresia tricuspid atau trunkus arteriosus
biasanya juga terjadi pada periode ini.
Periode Anak
Gagal jantung pada penyakit jantung bawaan jarang dimulai setelah usia 1 tahun. Di
negara maju, karena sebagian besar pasien dengan penyakit jantung bawaan yang
berat sudah dioperasi, maka praktis gagal jantung bukan menjadi masalah pada pasien
penyakit jantung bawaan setelah usia 1 tahun.
1 2 3
Keterangan :
11
Gambar 3 : Dinding-dinding jantung menebal, dinding otot jantung menebal untuk
memompa lebih kuat.
Epidemiologi
12
Tanda serta gejala penyakit gagal jantung dapat dibedakan berdasarkan bagian
mana dari jantung itu yang mengalami gangguan pemompaan darah, lebih jelasnya
sebagai berikut :
Pada bayi, gejala Gagal jantung biasanya berpusat pada keluhan orang tuanya
bahwa bayinya tidak kuat minum, lekas lelah, bernapas cepat, banyak berkeringat dan
13
berat badannya sulit naik. Pasien defek septum bilik atau duktus arteriosus persisten
yang besar seringkali tidak menunjukkan gejala pada hari-hari pertama, karena pirau
yang terjadi masih minimal akibat tekanan bilik kanan dan arteri pulmonalis yang
masih tinggi setelah beberapa minggu (2-12 minggu), biasanya pada bulan kedua atau
ketiga, gejala gagal jantung baru nyata. Anak yang lebih besar dapat mengeluh lekas
lelah dan tampak kurang aktif, toleransi berkurang, batuk, mengidap sesak napas dari
yang ringan (setelah aktivitas fisik tertentu) sampai sangat berat (sesak napas pada
waktu istirahat).
Pasien dengan kelainan jantung yang dalam kompensasi karena pemberian obat
gagal jantung, dapat menunjukkan gejala akut gagal jantung bila dihadapkan kepada
stress, misalnya penyakit infeksi akut. Pada gagal jantung kiri atau gagal jantung
ventrikel kiri yang terjadi karena adanya gangguan pemompaan darah oleh ventrikel
kiri, biasanya ditemukan keluhan berupa perasaan badan lemah, berdebar-debar,
sesak, batuk, anoreksia, keringat dingin.
Tanda obyektif yang tampak berupa takikardi, dispnea, ronki basah paru di
bagian basal, bunyi jantung III (diastolic gallop)atau terdengar bising apabila terjadi
dilatasi bilik, pulsus alternan. Pada gagal jantung kanan yang dapat terjadi karena
gangguan atau hambatan daya pompa bilik kanan sehingga isi bilik kanan menurun,
tanpa didahului oleh adanya Gagal jantung kiri, biasanya gejala yang ditemukan
berupa edema tumit dan tungkai bawah, hepatomegali, lunak dan nyeri bila ditekan;
edema pada vena perifer (vena jugularis), gangguan gastrointestinal dan asites.
Keluhan yang timbul berat badan bertambah akibat penambahan cairan badan, kaki
bengkak, perut membuncit, perasaan tidak enak di epigastrium.
14
Pada kasus akut, gejala yang khas ialah gejala edema paru yang meliputi :
dyspnea, orthopnea, tachypnea, batuk-batuk dengan sputum berbusa, kadang-kadang
hemoptisis, ditambah gejala low output seperti : takikardi, hipotensi dan oliguri
beserta gejala-gejala penyakit penyebab atau pencetus lainnya seperti keluhan angina
pectoris pada infark miokard akut. Apabila telah terjadi gangguan fungsi bilik jantung
yang berat, maka dapat ditemukan pulsus alternan. Pada keadaan yang sangat berat
dapat terjadi syok kardiogenik.
Bayi dan anak yang menderita gagal jantung yang lama biasanya mengalami
gangguan pertumbuhan. Berat badan lebih terhambat daripada tinggi badan. Tanda
yang penting adalah takikardi (150x/mnt atau lebih saat istirahat), serta takipne
(50x/mnt atau lebih saat istirahat). Pada perikardium dapat teraba aktivitas jantung
yang meningkat.
Bising jantung sering ditemukan pada auskultasi, yang tergantung dari kelainan
struktural yang ada. Khususnya pada neonatus dan bayi kecil. Ronki juga sering
ditemukan pada gagal jantung. Bendungan vena sistemik ditandai oleh peninggian
tekanan vena jugular, serta refluks hepatojugular. Kedua tanda ini sulit diperiksa pada
neonatus dan bayi kecil, tampak sianosis perifer akibat penurunan perfusi di kulit dan
peningkatan ekstraksi oksigen jaringan ekstremitas teraba dingin, pulsasi perifer
melemah, tekanan darah sistemik menurun disertai penurunan capillary refill dan
gelisah. Pulsus paradoksus , pulsus alternans (penurunan fungsi bilik stadium lanjut).
Bising jantung menunjukan diagnosis tetapi tidak adanya bising jantung tidak dapat
memungkiri bahwa bukan gagal jantung.
15
Dokter akan memberikan dugaan gagal jantung berdasarkan pada catatan medis
sebelumnya, gejala dan tanda serta test atau pemeriksaan fisik.
Beberapa pemeriksaan atau test pada pasien dengan dugaan gagal jantung:
~Test atau pemeriksaan darah
~Test atau pemeriksaan urine
~Pemeriksaan X-ray dada
~Electrocardiogram atau elektro kardio grafi (ECG)
~Echocardiography
~Radionuclide ventriculography
Medikamentosa :
16
Pada umumnya obat-obatan yang efektif mengatasi gagal jantung menunjukkan
manfaat untuk mengatasi disfungsi sistolik. Gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri
hampir selalu disertai adanya aktivitas sistem neuro-endokrin, karena itu salah satu
obat pilihan utama adalah ACE Inhibitor.
Obat-obatan inotropik, seperti digoksin diberikan pada kasus gagal jantung untuk
memperbaiki kontraksi ventrikel. Dosis digoksin juga harus disesuaikan dengn
besarnya clearance kreatinin pasien. Obat-obat inotropik positif lainnya adalah
dopamine (5-10 Ugr/kg/min) yang dipakai bila tekanan darah kurang dari 90 mmHg.
Bila tekanan darah sudah diatas 90 mmHg dapat ditambahkan dobutamin (5-20
Ugr/kg/min). Bila tekanan darah sudah diatas 110 mmHg, dosis dopamin dan
dobutamin diturunkan bertahap sampai dihentikan.
Spironolakton, dipakai sebagai terapi gagal jantung kongestif dengan fraksi ejeksi
yang rendah, bila walau sudah diterapi dengan diuretik, ACE-I dan digoksin tidak
menunjukkan perbaikan. Dosis 25 mg/hari dan ini terbukti menurunkan angka
mortalitas gagal jantung sebanyak 25%.
17
Pada usia lanjut lebih sering terdapat gagal jantung dengan disfungsi diastolik. Untuk
mengatasi gagal jantung diastolik dapat dengan cara:
3. Diuretika, untuk gagal jantung disertai udem paru akibat disfungsi diastolik.
Bila tanda udem paru sudah hilang, maka pemberian diuretika harus hati-hati
agar jangan sampai terjadi hipovolemia dimana pengisian ventrikel berkurang
sehingga curah jantung dan tekanan darah menurun.
Pemberian antagonis kalsium dan beta bloker harus diperhatikan karena keduanya
dapat menurunkan kontraktilitas miokard sehingga memperberat kegagalan jantung.
Untuk CHF dengan kelainan konduksi (Left bundle branch block) dapat dilakukan
operasi implantasi alat biventricular-pacing untuk mengatasi dissinkronisasi
ventrikelnya. Tapi hal ini juga malah dapat menyebabkan arrhytmia-induced sudden
death. Oleh karena itu dipakai kombinasi dari alat biventricular-pacing dan
cardioverter defibrillation.
Transplantasi jantung
18
Transplantasi jantung dilakukan pada pasien CHF yang bila tanpa operasi akan
meninggal dalam waktu beberapa minggu. Umumnya dilakukan pada pasien lansia
yang kurang dari 65 tahun, yang tidak memiliki masalah kesehatan yang serius
lainnya. Lebih dari 75% pasien transplantasi jantung hidup lebih lama dari 2 tahun
sesudah operasinya. Sebagian bahkan dapat hidup sampai lebih dari 12 tahun.
Walaupun begitu, operasi transplantasi jantung merupakan suatu operasi besar yang
sangat sulit dan banyak persyaratannya, mengingat :
DIET JANTUNG I
Dasar diet :
Karena fungsi jantung terganggu maka aliran darah ginjal juga akan terganggu.
Agar kadar ureum darah tidak meningkat maka perlu diberikan protein yang rendah.
Sebagai akibat kegagalan jantung bisa menyebabkan timbulnya oedema. Untuk
mengurangi oedema, pemberian garam harus dibatasi.
Tujuan Diet :
19
Syarat-syarat :
- Karbohidrat sedang
- Lemak rendah
- Air dibatasi
- konsumsi natrium dibatasi 150-180 mg/hr pada bayi, 400 mg/hr pada anak.
2. Kecap, tauco,coklat
3. Minuman yang mengandung gas seperti air soda, coca cola, dan sebagainya.
Asupan gizi tidak adekuat, karena banyak zat gizi yang tidak
dianjurkan dalam dietnya.
Terjadinya Hipoalbuminemia, karena asupan protein rendah.
Gagal Ginjal, disebabkan kegagalan fungsi jantung yang berpengaruh
pada kerja ginjal.
20
Respiratory Failure, timbulnya gejala-gejala sesak nafas.
BAB III
21
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman N. 1987. Gagal Jantung dalam : Ilmu Penyakit Dalam. Balai penerbit
FKUI. Jakarta. Hal 193 – 204
Kabo P, Karim S. 1996. Gagal Jantung Kongestif. Dalam : EKG dan penanggulangan
beberapa penyakit jantung untuk dokter umum. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta. Hal 187 – 205
Oesman I.N, 1994. Gagal Jantung. Dalam: Buku ajar kardiologi anak. Binarupa
Aksara. Jakarta. Hal 425 – 441
Price, Sylvia A 1994. Gangguan Fungsi Mekanis Jantung dan Bantuan Sirkulasi.
Dalam : Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. EGC.
Jakarta. 582 – 593
Sibuea Herdin W, Marulam Panggabean, et al. 2005. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta :
Rineka Cipta.
22
23