Professional Documents
Culture Documents
PENCEGAH
GEGAR BUDAYA ( CULTURAL SHOCK ) PENYEBAB
MELETUSNYA KONFLIK ANTAR ETNIS
(Seri Pendidikan Politik Rakyat Melalui Komunikasi AntarBudaya)
I. PRAWACANA
Walaupun bangsa Indonesia telah mengenal hubungan antar budaya yang harmonis sejak
nenekmoyang menduduki kepulauan Indonesia ratusan abad yang lalu, namun kini
setelah banyak cendekiawan, ulama, politisi, pengusaha maupun ahli hukum yang
berwawasan modern, tetap saja sifat instinktif yang residual primitif muncul ke
permukaan. Lebih-lebih disaat berbagai konflik kepentingan menyeruak dalam kehidupan
bangsa, seperti konflik politik, bisnis, etnis maupun konflik local primordial.
Tahap awal komunikasi dilakukan dengan bahasa tubuh, isyarat raut wajah, gerak
anggota tubuh ( tangan, mata dll ) sebagai bahasa nonverbal. Kemudian dengan
kecerdasan akalnya manusia mulai belajar bahasa etnis lain, sehingga memudahkan
komunikasi antar etnis dimuka bumi ini. Kini dengan bantuan kemajuan teknologi
komunikasi manusia semakin , cerdas, lugas dan lancar berkomunikasi. Namun demikian
lagi-lagi pada saat terdesak oleh kepentingan individu, manusia yang cerdas, alim dan
beragamapun kembali menjadi primitif.
E:\library\cd-apkomindo-2\aplikasi\politik\gegar-budaya-03-2001.doc 1
menjadi jembatan yang menghubungkan manusia yang satu dengan lainnya, maka tanpa
komunikasi manusia akan terisolasi ( terkucil ).
Ketika kita berbicara, maka yang terjadi sesungguhnya ketika sedang berperilaku,
berkomunikasi dengan bahasa terucapkan. Bila kita tersenyum, melambaikan tangan,
berwajah garang, muram, atau anggukkan atau geleng kepala itu juga berkomunikasi
melalui bahasa isyarat, juga berperilaku. Perilaku ini acapkali digunakan manusia untuk
mengkomunikasikan sesuatu yang mengandung arti tertentu kepada orang lain.
Budaya menunjukkan bangsa, demikian kata pepatah. Budaya merupakan cara manusia
hidup. Berkomunikasi, kegiatan ekonomi, politik, sosial, kebiasaan makan, penggunaan
bahasa, persahabatan dan teknologi merupakan kegiatan berdasarkan pola-pola budaya.
Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat, budaya didefenisikan secara
formal sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna,
hirarkhi, agama, waktu, peranan, hubungan ruang dan konsep alam semesta.
Budaya dan komunikasi. Keanekaragaman budaya berpengaruh pula beranekaragamnya
praktek-praktek komunikasi, karenanya maka budaya merupakan landasan
berkomunikasi. Bagaikan ikan dengan air, budaya dan komunikasi tidak adapat
dipisahkan, karena budaya selain menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa
( message ) dan bagaimana orang menyandi ( to code ) pesan, juga memberi makna
pesan yang disampaikan dan kondisi pengiriman pesan serta cara memperhatikan dan
menafsirkan pesan / informasi.
Komunikasi antar budaya lebih cenderung dikenal sebagai perbedaan budaya dalam
mempersepsi obyek-obyek sosial dan kejadian-kejadian, di mana masalah-masalah kecil
dalam komunikasi sering diperumit oleh adanya perbedaan-perbedaan persepsi dalam
memandang masalah itu sendiri. Dalam hal ini komunikasi antar budaya diharapkan
berperan memperbanyak dan memperdalam persamaan dalam persepsi dan pengalaman
seseorang. Namun demikian karakter budaya cenderung memperkenalkan kita kepada
pengalaman – pengalaman yang berbeda sehingga membawa kita kepada persepsi yang
berbeda-beda atas dunia eksternal kita.
Bahasa verbal maupun non verbal dalam komunikasi memang dapat dipelajari, namun
tetap saja keterbatasan individual berperan dalam keberhasilan komunikasi antar budaya.
Perbendaharaan kata, tata bahasa dan fasilitas verbal belum cukup.
Maka pemahaman dan penguasaan bahasa isyarat ( non verbal ) seperti : gerak-gerik
anggota tubuh dan ekspresi wajah, maupun isyarat halus dari nada suara, kemungkinan
akan ditafsirkan secara salah dan memungkinkan orang lain tersinggung perasaanya,
tanpa kita tahu mengapa hal itu terjadi.
Pola komunikasi suatu masyarakat tertentu merupakan bagian dari keseluruhan pola
budaya dan dapat dipelajari / dipahami dalam konteks bahwa pola-pola komunikasi yang
menjadi pengamatan kita diseluruh dunia adalah kumpulan dari adat istiadat yang selama
ini kita anggap sepele dan tidak berarti.
E:\library\cd-apkomindo-2\aplikasi\politik\gegar-budaya-03-2001.doc 3
sebelah memandang perbedaan kultur. Bahkan pertentangan politik dapat dibawa ke
lembaga mental psikologis, karena perilaku mereka sering dianggap irasional ataupun
non rasional. ( contoh PKB, Golkar, Muhammadyah di Jatim ).
Faktor penting lainnya pemicu gegar budaya, manakala kita tidak memahaminya adalah
TRADISI. Tradisi melengkapi masyarakat dengan suatu tatanan mental yang
berpengaruh kuat atas sistem moral untuk menilai apa yang dianggap benar atau salah,
baik atau buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan. Suatu budaya diekspresikan
dalam tradisi, tradisi yang memberikan para anggotanya suatu rasa memiliki dalam suatu
keunikan budaya. Tradisi juga dimiliki oleh suatu organisasi sipil, militer, agama dan
suatu kelompok masyarakat ( perhatikan ucapara keprotokolan mereka ! ).
Tradisi walaupun merupakan norma dan prosedur yang harus ditaati bersama, juga harus
menyesuaikan dengan perkembangan jaman, pengetahuan dan teknologi menuju
terciptanya budaya global.
Perbedaan-perbedaan budaya dengan segala keunikannya, merupakan pemicu “ benturan
budaya “, bila manager kosmopolitan yang multicultural tidak mampu mencermati
perobahan jaman. Mereka harus mampu menghargai dan mampu berkomunikasi dengan
kelompok budaya yang ada dalam wewenang manajerialnya. Tidak memaksakan sikap-
sikap ( attitudes ) dan pendekatan-pendekatan budaya yang dimilikinya terhadap orang
lain. Sikap menghargai budaya oranglain yang beda merupakan syarat kepemimpinan
multi budaya dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia sikap ini mutlak
dimiliki bila tidak ingin disebut Pemimpin Etnosentrisme.
V. PENUTUP
1. Dengan bekal pemahaman dan luasnya pengetahuan tentang komunikasi
antar budaya, berarti kita memiliki kemampuan pribadi dan keterampilan
managerial yang dapat diandalkan dalam memahami oranglain, mampu
menempatkan diri dalam posisi budaya oranglain dengan tetap menjaga
jatidiri budaya sendiri ( adaptasi, toleransi, harmoni dan sinergi budaya ).
2. Perbedaan tradisi, budaya dan berbagai perilaku subkultur tertentu dalam
kelompok masyarakat dapat dijadikan alat perekat membangun
kebersamaan ( togetherness ) untuk tujuan dan tercapainya kepentingan
bersama atas dasar saling peduli, saling menghormati dan saling
mempercayai sesama anak bangsa.
3. Komunikasi antar ( silang / lintas ) budaya bagi bangsa Indonesia sangat
penting untuk dipahami oleh segenap komponen bangsa, mengingat
negara dan bangsa Indonesia terdiri dari kepulauan yang dihuni oleh
berbagai etnis dengan anekaragam budaya, tradisi dan memeluk agama
yang beraneka ragam. Pemahaman ini sangat penting utamanya dalam
menyikapi pelaksanaan otonomi daerah yang sering dijangkiti pandangan
etnosentrisme sempit.
4. Opensky policy dibidang informasi dan komunikasi yang dianut Indonesia
mengharuskan, segenap masyarakat Indonesia memahami dan mengerti
komunikasi antar budaya, mengingat revolusi 3 T ( Technology, tourisme
and Transportation ) yang melanda dunia akan memperlancar arus
perjalanan bangsa asing berkunjung ke Indonesia, untuk berbagai
kepentingan yang bersifat global.
5. Masih melekatnya etnosentrisne sebagian suku / RAS dan kelompok
budaya tertentu, yang berprasangka terhadap kelompok ras / budaya
lainnya, tetap menjadi potensi konflik yang latent, harus diwaspadai oleh
pemerintah dan masyarakat, walaupun dipermukaan tampak interaksi
positif dengan bahasa pemersatu, tidaklah menjamin komunikasi lintas
budaya berjalan mulus, tanpa diiringi oleh pembiasaan perilaku melalui
pendekatan hati nurani dan akal rasio serta kecerdasan spritual.
6. Kata kunci yang sangat penting dalam komunikasi antar berdaya adalah
KETULUSAN dalam komunikasi dialogis setiap komponen dan anggota
kelompok budaya, yang diiringi oleh sikap pribadi yang bebas dari rasa
permusuhan dan prasangka.
Semoga bangsa kita mampu dan mau keluar dari buruk sangka dan pertentangan
kepentingan kelompok SARA yang sesungguhnya hanyalah merupakan pemborosan
E:\library\cd-apkomindo-2\aplikasi\politik\gegar-budaya-03-2001.doc 5
energi dan waktu belaka. Masih banyak karya kreatif dan inovatif yang dapat
diabdikan bagi bangsa dan negara tercinta.
AR. K A D I R
Alamat : Pemerhati Komunikasi Politik
Jln. Adinegoro No. 14 dan Irama Kehidupan
Medan 20235 Mantan Ka. Kanwil Deppen SU.
E. mail : ark_infokom@plasa.com