You are on page 1of 34

TATA TULIS LAPORAN

PERAWATAN DAN PENGOPRASIAN

POMPA PENGENDALI BANJIR MODEL MIXED FLOW RH 20 M


DI
SUKU DINAS TATA AIR JAKARTA PUSAT
DPU DKI JAKARTA

DISUSUN OLEH :

Nama : EDI SAPUTRA


No. Pokok : 05422105
Jurusan : Tehnik Mesin
Peminatan : Perawatan dan Perbaikan

INSTIUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL


PROGRAM DIPLOMA III
JAKARTA
2008
LEMBAR PENGESAHAN I

Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa :

Nama : EDI SAPUTRA


No. Pokok : 05422105
Jurusan : Tehnik Mesin
Peminatan : Perawatan Dan Perbaikan
Program : Diploma III
Institut Sains Dan Teknologi Nasional

Benar adanya merupakan operator pompa pengendali banjir Kartini v da berada dibawah
naungan SUKU DINAS TATA AIR JAKARTA PUSAT.

Jakarta , …………….2008

Pembimbing kerja praktek

( Ir. Warsito MM )
LEMBAR PENGESAHAN II

Laporan kerja praktek , dengan nama dibawah ini :

Nama : EDI SAPUTRA


No. Pokok : 05422105
Jurusan : Tehnik Mesin
Peminatan : Perawatan dan Perbaikan
Program : Diploma III
Institut Sains dan Teknologi Nasional

Telah disetujui oleh Dosen pembimbing laporan

Mengetaui, Menyetujui,

Sek. Pelaksana Jurusan Mesin D3 Dosen Pembimbing Loporan

( ) ( )
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis memanjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia - Nya yang telah memberikan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kerja praktek ini. Adapun pelaksanaannya dilakukan di STASIUN POMPA
PENGENDALI BANJIR KARTINI V dengan alamat Jalan Kartini V kel. Kartini
Kec.Sawah Besar Jakarta Pusat pada 01 April sampai dengan 01 Juni 2008.
Untuk itu juga penulis mengucapkan banyak terima terima kasih kepada :

1. Bapak Ir………….. MM, selaku Kepala SUDIN Tata Air Jakarta Pusat.
2. Bapak Ir Juaini MM, salaku Kepala Sub Pemeliharaan Bangunan Air SUDIN Tata
Air Jakarta Pusat
3. Bapak Ir Warsito MM, selaku Kepala Koordinator Pompa dan Pintu Air SUDIN
Tata Air Jakarta Pusat
4. Bapak Gindo Damanik, selaku Koordinator Pompa dan Pntu Air SUDIN Jakarta
Pusat
5. Bapak Ir. Ucok Mulyo Sugeng ST, selaku Kepala Jurusan Tehnik Mesin Diploma
III
6. Bapak …………., selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek
7. Kedua orang tua dan Istri saya yang telah memberikan dorongan dan motivasi bak
berupa moril dan materiil.
8. Kepada tekan – rekan di pintu dan pompa air SUDIN Jakarta Pusat yang telah
membantu memberikan informasi dan pengetahuan lainnya
9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini
yang tidak dapat penulis ssebutkan satu persatu
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menambah
baiknya laporan ini sehinga laporan ini dapat berguna menambah wawasan dan
pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Penulis
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan I…………………………….i


Lembar Pengesahan II……………………………..ii
Kata Pengantar iii
Dafter Isi iv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Metode Pengumpulan Data
1.4 Sistematika Penulisan

BAB II. SEJARAH PERUSAHAAN

BAB III. TEORI UMUM

BAB IV. PENGOPRASIAN DAN PERAWATAN POMPA MIXED FLOW RH 20


M

BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran –saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seperti kita ketahui bahwa kwalitas suatu pendidikan sangat dipengaruhi oleh tenaga
pendidik, sarana dan prasarana penunjang dan kurikulum yang dipakai. Oleh sebab itu,
maka pemerintah menetapkan kebijakan untuk meningkatkan kwalitas pendidikan dengan
ikut berpartisifasinya dunia pendidikan dalam pembangunan dengan melakukan
kerjasama dengan dunia industri melalui penetapan kurikulum yang mewajibkan siswa
maupun mahasiswa untuk mengikuti program kerja prakrek yang sesuai dengan tingkat
dan jurusannya masing – masing.
Dengan kaitannya melalui usaha – usaha itu, maka Institut Sains dan Tekologi
Nasional Jakarta, khususnya program Diploma III jurusan Tehnik Mesin, menetapkan
agar para mahasiswa melakukan kerja praktek yang mempunyai beben akademis
sebanyak 4 SKS (Satuan Kredit Semester) sebagai salah satu syarat kelulusan bagi
mahasiswa.
Kerja praktek yang dilaksanakan merupakan tugas akademis bagi setiap mahasiswa
semester terakhir dijurusan tehjik mesin program diploma III ISTN Jakarta, yang dapat
dilakukan pada instansi yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang didapat di bangku
kuliah

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud yang terkandung dalam pelaksanaan kerja praktek ini adalah :


o Sebagai studi perbandingan bagi penulis antara ilmu yang didapat di bangku
kuliah dengan kondisi sesungguhnya saat praktek di lapangan pekerjaan
sehingga penulis dapat menganalisa perbanduingan tersebut.
o Menambah wawasan penulis sebagai mahasiswa jurusan tehnik mesin dalam
hal perkembangan teknologi pada dunia industri.
Sedangkan tujuan yang diharapkan setelah melaksanakan kerja prektek ini adalah :
o Agar penulis mendaapatkan gambaran mengenai hal ketenagakerjaan dalam
struktur organisasi perusahaan.
o Sebagai proses pendewasaan dalam memecahkan suatu permasalahan atau
kesulitan secara tehnis maupun sosial yang mungkin akan ditemukan
dikemudian hari.
o Agar penulis memperoleh ilmu – ilmu yang mungkin tidak diberikan di bangku
kuliah.

1.3 BATASAN MASALAH

Dalam pembatasan masalah pada kerja praktek ini penulis hanya membahas tentang
pengoperasian dan perawatan pada pompa Mixed Flow RH 20 M yang ada pada instalasi
pengendali banjir pompa kartini.
1.4 METODE PENGUMPULAN DATA

Data – data untuk laporan kerja praktek ini, penulis memperoleh menggunakan
metode atau cara – cara sebagai berikut :
1. Observasi Lapamgan
yaitu secara langsung melihat objek yang akan diteliti
2. Referensi atau studi pustaka
Yaitu mencari segala macam buku da informasi lain tentang Pompa Model Mixed
Flow RH 20 M
3. Konfirmasi atau wawancara
Yaitu mengadakan tanya jawab kepada pembimbimg kerja praktek, koordinator
dan teman – teman para operator yang memahami dan lebih berpengalaman
tentang pompa pengendali banjir.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, metode pengumpulan data,
pembatasan masalah dan sitematika penulisan dari kerja praktek ini

BAB II SEJARAH ORGANISASI


Berisi tentang sejarah singkat organisasi, kegiatan dan hasil pelayanan
serta struktur organisasinya

BAB III TEORI UMUM


Menjelaskan secara umum tentang cara kerja, pengoprasian dan
perlengkapan pompa model mixed flow RH 20 M

BAB IV PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN PADA INSTALASI POMPA


Menjelaskan tentang tata cara perawatan pada pompa dan
perlengkapannya.

BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang bahan – bahan referensi yang menjadi panduan penulis
dalam pembuatan laporan kerja praktek
BAB II
SEJARAH KEDINASAN

2.1. SEJARAH SINGKAT

Usaha untuk mengatasi banjir/genangan di propinsi DKI Jakarta telah dilakukan


dari dahulu sebelum jakrta menjadi Ibukota Negara Republik Indonesia yaitu semenjak
masih bernama Jayakarta di era kepemimpinan Van Breem seorang Gubernur Kolonial
Belanda
Untuk mengurusi masalah banjir /genangan perlu berbagai pemikiran yang
melibatkan berbagai instansi tekait dan juga partisipasi masyarakt. Penangan banjir ini
diatur dalam Keputusan Gubernur KDKI Jakarta nomor : 2340 tahun 1985 ( ex. Gubernur
Suprapto )
Upaya yang dilakukan dapat digolongkan dalm dua hal yaitu upaya fisik dan non-
fisik. Hal ini memerlukan keterlibatan instansi teknis dan non-teknis dari pemerintahan
pusat maupun daerah. Penangan ini dilakukan secara terpadu, sebelum, sedang dan
setelah terjadi banjir.
Sarana dan prasaran pengendali banjir di prop. DKI Jalarta ini belum seluruhnya
dibangun, sehingga usaha – usaha pengendalian masih terbatas pada kondisi yang ada,
dengan tujuan mengurangi kerugian yang timbulkan.
Untuk menangani/mengantisipasi hal tersebut dilaksanakan Siaga Banjir atau
Piket Banjir ditingkat pisat (PI PWSCC) dan pempa Propinsi DKI Jakarta.
Saat ini sebagian besar kegiatan pengendalian banjir telah dilimpahkan ke pemda
prop. DKI Jakarta sesuai dengan kesepakatan bersama tanggal 1 September1994 tentang
pengendalian banjir dan drainase di prop. DKI Jakarta. Kesepakatan tersebut
ditindaklanjuti dengan penyerahan pengelolaan sarana pengendalian banjir dari
Depertemen Pekerjaan Umum (cq. PI PSCC) ke pemda prop. DKI Jakarta (cq.DPU Prop.
DKI Jakarta pada tanggal 31 Oktober 1997 dimana sebelumnya penanganan ini lebih
banyak pada tingkat pusat (Kopro Banjir )

2.1.1 BIDANG PENANGANAN

Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Tata Air adalah bagian dari beberapa dinas di
pemda DKI yang mengurusi pengendalian banjir di Jakarta. Semua urusan yang
berhubungandengan pengoprasian pompa dan pintu air, pembangunan dan perawatan
sarana dan prasarana yang berhubungan dengan pengendalian banjir di Ibukota Jakarta
adalah dibawah kordinasi dinas ini. Mulai dari hulu sampai hilir.
Usaha pengendalian ini dilakukan dengan perbaikan system melalui perbaikan
saluran mikro dan makro, penambahan pompa diwilayah rawan genangan, perbaikan
sitem drainase adalah otoritas Dinas Tata Air.
Semua tentang kondisi pompa dan pintu air, pengoprasianya, kondisi cuaca (curah
hujan) adalah tugas harian yang harus dilakukan oleh para operator kepada posko banjir
yang menjadi pusat monitoring tentang gambaran secara umum pengendalian air di
Jakarta yang selanjutnya akan dilaporkan kepada Gubernur DKI Jakarta.
2.2 STRUKTUR ORGANISASI

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa dalam dalam setiap organisasi
diperlukan adanya suatu susunan organisasi, seperti juga pada Dinas Pekerjaan Umum
(DPU) yang ditampilkan pada gambar……..

TERTERA PADA GAMBAR

Setelah melihat bagan struktur organisasi DPU berikut dapat diuraikan tentang
tugas masing – masing jabatan dalam bagan tersebut

1. Kepala Dinas
Tugas : - bertanggung jawab kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta terhadap
kondisi pompa dan pintu air dan kegiatan pengendalian banjir dan program
lainnya yang bersifat tekhnis
- membawahi SUDIN lima wilayah terhadap kegiatan pengendalian banjir
dan kegiatan pemeliharaan lainnya.

2. Kepala PSDA dan Pantai


Tugas : - bertanggung jawab terhadap operasional pengendalian air di Jakarta mulai dari
hulu sampai dengan hilir

3. Kepala Koordinator Pompa dan Pintu Air di DKI Jakarta


Tugas : - bertanggung jawab mengatur semua kegiatan pengendalian air yang dilakukan
oleh pompa dan pintu air yang dianggap vital
- membawahi rayon – rayon yang mengepalai beberapa instalasi pompa dan pintu air
besar dan vital

4. Kepala Rayon
- bertanggung jawab terhadap terhadap kegiatan - kegiatan pompa dan pintu air besar
yang yang berada dibawah kendali langsung PSDA dan Pantai DPU DKI Jakarta.
- mengepalai dalam pengoprasian dan bertanggung jawab terhadap sebuah instalai pompa
besar dan vital

5. Kepala Suku Dinas


bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan pompa dan pintu air di wilayah yang
dalam cakupan Kotamadya masing – masing yang berada dibawah tanggung jawab
SUDIN Tata Air

6. Kasie pemeliharaan
- mekukan program kegiatan pemeliharaan pompa dan pintu air juga sarana dan prasarana
pendukung lainnya yang berhubungan dalsm kegiatan pengedalian banjir diwilayah
masimg - masing

7. Koordinator pompa dan Pintu Air


-Melaksanakn dan memenuhi kebutuhan oprasional dan perawatan pompa dan pinti air
-memberikan bimbingan tehnis dan pengawasan prosedur kerja kepada para operator
pompa dan pintu air
- menyediakan tenaga tehnis pada saat terjadi kerusakan yang berat pada pompa dan
pintu air

8. Operator Pompa dan Pintu Air


- mengoprasikan pompa dan pintu air dalam rangka pengendalian air
- memrikan laporan berkala kepada posko pengendali banjir tentang situasi pompa dan
pintu air dan kondisi cuaca diwilayah kerja masing – masing ke PUSAT 2 sebgai posko
pelaporan pengoprasian pompa dan pontu air

2.3 BUDAYA DPU DKI JAKARTA


sumber daya manusia yang disiplin, dedikasi, integritas tinggi, berfikir aktif dan
prefosianal dalam bidang tugasnya guna mencapai pelayanan yang maksimal pada
masyarakat.

2.4 VISI DPU DKI JAKARTA

VISI DPU
Mewujudkan sarana dan prasarana bidang pekerjaan umum yang berkwalitas,
berdedikasi tinggi, handal dan bermanfaat bagi masyarakatdalam mengurangi bahaya
dampak banjir Jakarta dan mendukung penurunan tingkat kemacetan dengan melakukan
langkah – langkah :
1. melakukan pengendalian banjir dan genangan air, meningkatkan kwalitas air
permukaan dan kwalitas lingkungan bidang pekerjaan umum.
2. melakukan penggendalian terhadap penggunaan dan pemanfaatan daerah milik
jalan, garis sepadan sungai/kali, waduk, situ/rawa, dan pantai.
3. memberdayakan masyarakat dalam pembangunan dan pemeliharaan sarana dan
sarana bidang pekerjaan umum.
4. melakukan pengendalian banjir dan genangan air, meningkatkan kwalitas air
permukaan dan kwalitas lingkungan bidang pekerjaan umum.
5. melakukan penggendalian terhadap penggunaan dan pemanfaatan daerah milik
jalan, garis sepadan sungai/kali, waduk, situ/rawa, dan pantai.
6. memberdayakan masyarakat dalam pembangunan dan pemeliharaan sarana dan
sarana bidang pekerjaan umum.

TUPOKSI
DPU PROPINSI DKI JAKARTA
( PERDA No. 32/2001 & Kep. Gub. No. 147/2002 )

TUGAS POKOK
Melaksanakan :
 pembinaan
 pengembangan
 pengaturan.
 Kelengkapan prasarana kota, bangunan dan perlengkapannya.
Sarana dan prasarana bidang ekerjaan umum meliputi :
 Jalan
 Tata air
 Tehnik lingkungan

2.5 MISI DPU DKI JAKARTA

MISI DKI
 Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana kota yang efesien, efektif,
kompetitif dan terjangkau menuju Jakarta sebagai Kota Jasa (Service City)
 Mewujudkan pembangunan yang adil, ramah lingkungan dan berbasis partisipasi
masyarakat.
 Menegakkan supremasi hukum, meningkatkan keamanan, ketentraman dan
ketertiban kota.
 Meningkatkan kwalitas kehidupan dan kerukunan warga.
 Melaksanakan pengelolaan Tata Pemerintahan Kota yang baik.

VISI DPU
Mewujudkan sarana dan prasarana bidang pekerjaan umum yang berkwalitas,
berdedikasi tinggi, handal dan bermanfaat bagi masyarakatdalam mengurangi bahaya
dampak banjir Jakarta dan mendukung penurunan tingkat kemacetan dengan melakukan
langkah – langkah :

TUPOKSI
DPU PROPINSI DKI JAKARTA
( PERDA No. 32/2001 & Kep. Gub. No. 147/2002 )

TUGAS POKOK
Melaksanakan :
 pembinaan
 pengembangan
 pengaturan.
 Kelengkapan prasarana kota, bangunan dan perlengkapannya.
Sarana dan prasarana bidang ekerjaan umum meliputi :
 Jalan
 Tata air
 Tehnik lingkungan

2.6 PEDOMAN KERJA

1. Tata Tertib Kerja


a. Jam kerja senin s/d minggu selama 24 jam penuh. Pergantian shift dilukukan pada
setiap jam 08.00 wib
b. Seluruh petugas membuat laporan harian secara lisan melalui Handy Talky (HT)
keposko banjir DPU maupun SUDIN
c. Seluruh operator menabsensikan kehadirannya setiap masuk kerja
d. Seluruh operator berkewajiban menjaga kebersihan lingkngan kerja
e. Penanggung jawab pompa berkewajiban mengontrol kondisi pompa dan pintu air
dan memberikan laporan kepada koordinator pompa dan pintu jika terjadi masalh
pada pompa, pintu air dan sarana dan prasarana lainnya.
f. Para petugas pompa dan pintu air berkewajiban menggunakan seragan PDH

2. Keselamatan Kerja
a. melakukan perawatan dan perbaikan ringan pompa dan pintu air sesuai dengan
buku panduan pemeliharaan pompa
b. menggunakn peralatan seperti standar yang dianjurkan
c. menggenakan pakaian yang tidak mengganggu dalam melakukan pekerjaan.
d. Melakukan kegiatan perawatan pada saat kondisi mesin dan pompa berhenti
operasi

BAB III
TEORI UMUM
3.1. PENJELASAN UMUM
Pemilihan suatu jenis pompa pengendali banjir di dasarkan pada perhitungan
banyak hal.diantaranya adalah berapa luas daerah yang akan dilayanani, luas lahan yang
tersedia, biaya kontruksi dan perlengkapan dan tentu saja kehandalan dari pompa itu
sendiri.
Pengertian secara umum pompa adalah suatu alat untuk mameindahkan atau
mengalirkan fluida baik berupa cairan maupun gas.
Secara rinci lagi dapat juga diartikan pompa yang digunakan dalam pengedalian
banjir adalah suatu alat yang digunakan untuk mendorong fluida bertekanan berbeda dari
suatu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan media pipa.
Dengan menggunakan pompa maka fluida yang tidak mempunyai tekanan dapat
pindahkan atau dorong untuk dapat dialirkan. Melalui sisi isap (suction) dan dikeluarkan
melalui sisi telan (Dischage), damana pendorongnya adalah tergantung jenis pompa yang
digunakan. Performa
suatu pompa dapat berubah tergantung pada karaktristik fluida yang dialirkan
atau pindahkan. Hal ini harus sangat menjadi perhatian dalam menentukan karakteristik
pompa.

STRUKTUR POMPA MIXED FLOW RH 20M


Pompa mixed flow RH 20M salah satu termasuk jenis pompa turbo yang
mempunyai daya sedot jenis sedang . Pompa ini sendiri mempunyai dua bagian utama
yaitu mesin penggerak dan pompa. Pompa jenis ini umumya dilengkapi dengan sebuah
pompa pancing untuk mengisi pipa pancingan pada saat sedotan awal.
Struktur pompa Mixed Flow RH 20 M sama pada umumnya pompa air secara
umum dan pompa pengendali banjir lainnya yaitu memompakan air namun dalam
beberapa bagian memeng berbeda seperti daya pompa, penerus daya mesin, merek dan
kapasitas daya penggerak pompa, struktur pompa, perlengkapan pompa, sistem kerja dan
lain – lainnya.
Sruktur pompa terdiri atas komponen – komponen utama sebagai berikut :
 Impeller
 Casing
 Poros utama
 Balans beban axial
 Seal ( penyekat ) pompa
 Bantalan ( bearing )
 Fan belt model V
 Pipa - pipa
 Valve

Penggerak ( Prime Mover)


Pompa yang digerakan secara terus menerus, maka mesin penggerak yang
digunakan yang lebih ekonomis adalah menggunakan elektro motor karena biaya
operasionalnya cenderung lebih murah dan pembangkit listriknya slalu tersedia. Tetapi
kendalanya adalah saat terjadi banjir sering terjadi pemadaman maka pompa tidak akan
bisa beroperasi. Maka umumya pompa yang berpenggerak motor listrik slalu dilengkapi
motor diesel sebagai generator setnya.
Sebagian pompa penggendali banjir yang ada saat ini masih menggunakan tenaga
mesin diesel sebagai tenaga penggerak temasuk pompa Mixed Flow 20 M ini karena
dalam beberapa hal mesin diesel mempunyai beberapa kelebihan diantaranya :
 Tenaga yang dihasilkan besar
 Instalasi yang sedarhana
 Portable
 Mudah perawatannya
 Dapat dioperasikan dalam jangka waktu lama
 Dan lain – lain

PENGHITUNGAN DAYA & KAPASITAS POMPA


Dasar penghitungan daya air yang dipindahkan oleh pompa mempunyai dasar
perhitungan yang sama dengan perhitungan turbin :

Rumus
P  Y . g . h . Q /  mesin & pompa
Dimana :
P = Daya dalm Kw
Y = Berat jenis cairan
g = Gravitasi
h = Head / Tinggi tekan
Q = Debit cairan dalam m/detik
 = Efesiensi mesin penggerak, penghubung gerak dan pompa
Akan tetapi setiap pompa akan diberikan daya motor penggerak yang lebih besar
daripada yang diperlukan, hal ini dilakukan untuk mencegah beban berlebih pada
penggerak dan untuk menjaga lifetime penggerak tersebut. Untuk menghitung tingkat /
angka effesiensi dapat juga dilakukan dari daya motor penggerak dengan menggunakan
kw meter atau amperemeter
 NPSH : Net Positive Suction Head
Yang dimaksud dengan NPSH adalah kemampuan suatu pompa untuk menghisap
suatu cairan pada ketinggian tertentu ( Tergantung dari temperatur dan jenis cairan )

TABLE UNJUK KERJA POMPA

Putaran Daya Mesin Head Kapasitas Effesiensi


( Rpm ) ( kW ) (m) ( Lt/ dt ) (%)

Diesel Pompa
1200 400 25 4 300 72
1500 500 40 6 500 80
1800 600 55 7 660 75
2000 667 75 7,5 700 70

DATA TEKNIS POMPA MIXED FLOW RH 20 M DI INSTALASI POMPA


KARTINI V

1. POMPA
Merk : Tirta phala
Model : Mixed Flow RH 20 M
Kapasitas : 0,5 M / detik
Daya Capai Total : 6 Meter
Daya : 40 kW
Putaran : 500 rpm
Efesiensi : 80 %
Putaran : Berlawanan arah jarum jam ( dilihat dari ujung
poros pompa bagian penggerak )
MATERIAL
Casing : Besi cor FC 250
Impeller : Bronze BC 6
Shaft : Baja tahan karat SUS 304
Bearing Housing : Besi cor FC 250

2. MESIN PENGGERAK
Merek : ISUZU
Tipe Mesin : Injeksi langsung
Jumlah silinder : 6 buah
Langkah silinder : 118 mm
Volume Langkah : 5.785 cm
Perbandingan Komp. : 17,5 : 1
Urutan Pengapian : 1-5-3-6-4-2
Pompa Bahan Bakar : Bosch A-type
Governor : Sistem mekanik
Nozzle injeksi : Bosch multi hole type
Jenis Bahan Bakar : Solar ( ASTM D 975 No. 2 - D )
Motor Starter : 12 Volt / 3,7 kW
Pembangkit listrik : AC 12 V – 50 A
Jenis Pelumas ( API ) : CC atau CD ( SAE 40 )
Kapasitas Air Pendingin : 12 Liter
Berat Mesin : 450 kg
Panjang Mesin : 1132 mm
Lebar Mesin : 648 mm
Tinggi mesin : 843 mm
Celah Katup : 0,4 dan 0,4 mm
Kap. Tangki Bahan Bakar : 100 Liter
Tenaga : 80 kW
Putaran Maksimum : 3000 rpm
Konsumsi BB Rata-rata : 17,51 / jam

3. PERLENGKAPAN STANDARD
Landasan Mesin
Pompa Pancing

BAGIAN – BAGIAN KONTRUKSI POMPA DAN FUNGSINYA

BAB IV
PERAWATAN MESIN
seperti halnya pada managemen perawatan tahapan perawatan mesin terdapat
pada tiga tahapan juga yaitu Preventive Maintenance ( perawatan pencegahan ),
Corrective Maintenance ( perawatan ringan ) dan overhaul (perbaikan). Selain itu
terdapat juga perawatan yang yang dilakukan selama mesin beroperasi

………………………….TEORI PERAWATAN ……………………….

Hal – hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan perawatan pompa dan mesin
penggeraknya adalah sebagai berikut:
1. persiapn alat-alat kerja
Untuk mengoprasika pompa ini , persiapan alat-alat yang perlukan tidak banyak.
Alat- alat yang dipersiapkan berupa kunci-kunci pas untuk pemasangan pipa
buang dan pipa hisap. Meskipun demikian lebih baik dipersiapkan alet-alat yang
mungkin diperlukan juga untuk pemeriksaan ulang. Usahakan dalam bekerja
perlatan tidak tercecer, sehingga bila diperlukan dapat digunakan dengan benar.

2. memahami mengapa mesin harus dirawat


jika melakukan melakukan suatu perawatan ringan hanya melakukan kegiatan
perawatan luar seperti membersihkan debu saja tidak banyak hal yang harus
diperhatikan tetapi jika sudah harus membongkar bagian dalam suatu komponen
harus memiliki langkah khusus. Jangan membongkar mesin bila belum
mengetahui alasan dibongkar, hal ini untuk mempermudah menemuka penyebab
kerusakan selama membongkar dan memeriksa.
3. pemeriksaan sebelum membongkar
sebelum membongkar suatu komponen dari bagian mesin, periksalah bagian
mesin untk menentukan bagian manakah yang harus dibongkar dan diperiksa. Hal
ini untuk memastikan anda untuk menentukan apakah mesin perlu diturnkan dari
kendaraan atau tidak
4. pemriksaan selama membongkar
Jangan membongkar begitu saja , periksalah tiap komponen yang dibongkar dan
periksa kotorannya, keausan dan kerusakan pada tiap komponen yang dilepaskan
dari mesin.
5. menyusun komponenyang dibongkar secara teratur
komponen yang dibongkar disusun secara rapih dan teratur, mur dan baut yang
tipenya berbeda jangan dicampur adukan dengan baut – baut lainnya, hal ini
untuk menghemat waktu pada saat merakit kembali.
6. membersihkan komponen yang dibongkar
bersihkanlah komponen yang telah dibongkar dari kotoran , pasir, debu, oli atau
gemuk untuk mempermudah pemeriksaan secara akurat untuk mencegah
kerusakan pada mesin.
7. merakit kembali
rakitlah komponen mesin dengan benar sesuai dengan spesifikasi atau pengeasan
momen, nilai penyetelan yang ditunjukan dalam pedoman reparasi
8. memeriksa dan penyetelan kompanen fungsional
gunakan pengukuran (Gauge) atau tester yang baik untuk memeriksa berfungsi
atau tidaknya komponen dan lakukanlah penyetelan seperlunya.

PERAWATAN POMPA SARANA PENGENDALI BANJIR

PERAWATAN MESIN PENGGERAK


1. pemeriksaan tinggi air baterry dan kabel penghubung arus
a. periksa apakah tingginya berada pada LOWER LEVEL atau UPPER LEVEL
b. jika dibawah batas lower level, isilah dengan air murni (Aquades)
c. periksa kebel MIN dan PLUS baterry terhadap karat yang dapat mengganggu saat
START awal
2. pemeriksaan radiator cap
a. dengan menggunakan adaptor, pasang radiator cap pada radiator cap tester,
kemudian naikan sampai jarum penunjuk pada Gauge berhenti
b. periksa pada tekanan berapa jarum berhenti
Nilai standar : 0,78-0,98 Bar, 8-10 kg/cm, 11- 14 Psi
Limit : 0,65 kg/cm².
c. ganti radiator cap jika penunjuk jarum pada gauge dibawah limit
d. bersihkan radiator cap sebelum pemeriksaan karena karat atau kotoran lainnya
dapat menyebabkan terjadinya keselahan pengukuran
3. pemeriksaan kebocoran air pendingin mesin
a. pastikan bahwa tingi air pendingin pada filler neck. Pasang radiator cap tester dan
pompa hingga tekanannya mencapai 1,0 kg/cm², kemudian periksa kebocoran
dari radiator huse dan sambungannya
Perhatian :
o pastikan bahwa bagian yang diperiksa tidak ada yang basah
o saat melakukan pengetesan , hati – hati jangan sampai air pendingin tumpah
o hati – hati saat memesang dan melepas tester jangan sampai merusak filler
pada radiator
b. jika ada kebocoran , perbaiki atau ganti part yang rusak
4. pemeriksaan jumlah engine oil
a. tarik keluar oil level gauge dan bersihkan oli yang menempel dengankain bersih
agar ketinggian oil dapat terbaca
b. masukan kembali oil level gauge kedalam guide
c. tarik keluar perlahan – lahan dan periksa apakah oil level berada pada kiran antara
batas MIN _ MAX
Catatan :
o tempatkan kendaraan pada tempat yang rata
o periksalah pasda saat engine diam. Jika engine telah dihidupkan, matikan dan
tunggulah beberapa saatsebelum diperiksa
d. jika dibawah garis MIN, tambahkan oil sesuai dengan spesifikasinya
Perhatian :
o isilah sampai batas MAX supaya tidak mempengaruhi kemampuan engine
o hidupkan engine pada idling dan matikan. Tunggu beberapa saat dan perisa oil
level sekali seperti langkah pada point a untuk memastikan bahwa level
berada pada batas spesifikasinya.
5. pemeriksaan oil pressure
a. hidupkan mesin dengan putaran idle selama 5 menit sampai jarum menunjukan
pada oil pressure meter menunjukan angka yang dianjurkan
b. bila jarum menunjukan dibawah angka yang dianjurka tambahkan oil mesin
sesuai dengan spesifikasinya.

6. pemeriksaan dan perbersihan air cleaner


a. lepaskan air cleanera cover
b. periksa air clanerelement dari kotoran dan sumbatan
c. tiup air cleanr element dengan udara compresssor dari bagian dalam
d. bersihkan air cleaner case dengan kain bersih atau sejenisnya
e. ganti apabila condisinya sudah sangat kotor dan tersumbat
7. membersihkan fuel filter
a. lepaskan air cleanr
b. turunkan sisa tekanan bahan bakar pada saluran pipa dan hose
c. lepaskan eye bolt sambil menah
d. lepaskan fuel filter nut
Perhatian :
Lapisi dengan kain untuk mencegah cipratan bahan bakar
e. lepaskan fuel filter
f. waktu pemasangan kembali fuel filter, pergunakn gasket baru dan kencangkan
high pressure hose ssesuai dengan spesifikasi
g. setelah setelah pemasangan, periksa apkah terdapat kebocoran bahan bakar,
 hubungkan aliran listrik pada terminal penggerak fuel pump untuk
menggerakan fuel pump
 periksa kebocoran pada saluran bahan bakar waktu terdapat tekanan pada
saluran bahan bakar
8. Penggantian oil filter
a. lepaskan oil filter dengan menggunakan alat bantu yang dianjurkan
b. turunkan sisa oli
c. lepaskan eye bolt sambil menah
d. lepaskan fuel filter nut
Perhatian :
Lapisi dengan kain untuk mencegah cipratan bahan bakar
e. lepaskan fuel filter
f. waktu pemasangan kembali fuel filter, pergunakn gasket baru dan kencangkan
high pressure hose ssesuai dengan spesifikasi
g. setelah setelah pemasangan, periksa apkah terdapat kebocoran bahan bakar,
 hubungkan aliran listrik pada terminal penggerak fuel pump untuk
menggerakan fuel pump
 periksa kebocoran pada saluran bahan bakar waktu terdapat tekanan pada
saluran bahan bakar

9. pemberian pelumasan grease


pergunakan grease sesuai dengan nomor grease yang dianjurkan dan mempegunakan
penembak grease bertekanan.
10. membersihkan trottle body ( throttle valve )
Lepaskan air intake hose dari throttle body, dan periksa sisa karbon pada throttle
valve dan pergerakan valve
Beri cairan bubuk pembersihpada valve untuk menghilangkan sisa karbon dengan
melakukan langkah – langkah sebagai berikut
 panaskan engine
 lepaskan air intake hose dari throttle body
 tutup by pass passage inlet dari throttle body
perhatian :
jangan sampai cairan pembersih masuk ke by pass passage
 semprotkan cairan pembersih kedalam valve melalui saluran masuk throttle body
dan biarkan kira – kira selama 5 menit
 hidupkan engine, naikan putaran beberapa kali kemudian biarkan idle selama 1
menit. Apabila putaran idling menjadi tidak stabil dan tampak akan mati, buka
sedikit throttle agar engine tetap hidup
 apabila masih terdapat sisa karbon pada throttle valve, lakukan langkah 4 dan
langkah 5 sekali lagi
 lepaskan tutup pada by pass passage inlet
 pasang air intake passage
 lepas terminal beterry dan pasang kembali setelah lebih dari 10 detik
 setel basik idle speed

11. memeriksa tekanan awal fuel injection


a. pasang injection nozzle pada tester
b. gerakan lever tester sebanyak 2 –3 kali untuk menyemprotkan bahan bakardan
memebuang angin
c. secara perlahan tekan lever ditester, dan baca nilai yang ditunjukan pada jarum
pressure gaugedi posisi jarum naik berlahndan kemudian turun .
Nilai satandar (tekanan initial) : 150 – 160 kg /cm
d. jika tekanan initial feul injection diluar standar, lepaskan nozzle holder.
Kemudian bersihkan dan ganti ketebalan shim untuk penyetelan tekanan initial
fuel injectioan
Catatan :
Untuk melepas, pemasangan dan penyetelan nozzle holder ada 10 macam ukuran
shim untuk penyetelan, dengan batas ketebalannya 0,10 – 0,80 mm.
Bila ketebaln ditambah 0,1mm, tekanan initial fuel injection naik 24 kg/cm².
12. pemeriksaan kebocoran fuel dan nozzle
a. secara perlahan – lahan gerakan tuas nozzle tester sampai tekanan didalam
nozzle( nilai yang ditunjjukan pressure gauge ) mencapai130-140 kg/ cm², dan
periksa bahwa tidak boleh ada kebocoran dari nozzle selama 10 detik
b. jika terjadi kebocoran , bongkar nozzle, bersihkan dan periksa kembali atau ganti
13. pemeriksaan kondisi penyemprotan injection
a. gerakan lever pada nozzle teser (4-6 kali setiap detik ) untuk menginjeksikan
bahan bakar secara terus – menerus. Periksa apakah penyemprotan yang terjadi
rata, tipis ( sudut penyemorotan nol ). Bentuk penyemprotan yang salah seperti
yang ditunjukan pada gambar
A. sudut penyemprotan terlalu besar
B. membias
C. Injeksi bahan bakar terputus - putus
b. pastikan tidak ada tetesan bahan bakar setelah penyemprotan
c. jika terjadi tetesan, lapaskan nozzle, bersihkan dan periksa kembali atau ganti
nozzle
14. pemeriksaan dan penyetelan tegangan drive belt
a. periksa tegangannya dengan menekan bagian tengah belt diantara pulley dengan
gaya sebesar 9,8 kg.. ukur defleksi belt.
Nilai standar : 13,0 – 16,0 mm
b. Jika tegangan tidak mencapai nilai standar, setel tegangan belt
15. penyetelan tegangan Drive Alternator
a. kendurkan nut pada alternator pivot bolt
b. kendurkan lock bolt
c. gunakan adjusting bolt untuk penyetelan defleksi bolthing mencapai nilai standar
Nilai standar : 3,0 – 16,0 mm
d. kencangkan nut pada alternator pivot bolt
Momen pengencangan : 4,4 kg
e. kencangkan lock bolt
Momen pegencangan : 7,2 kg
f. kencangkan adjusting
Momen pengencangan : 0,5 kg
g. putar crankshaft satu putaran atau lebih dengan arah searah jarum jam, kemudian
periksa tegangan belt
Perhatian :
Ganti slalu kedia belt secara bersamaan, dan jangan memberikan oil pada belt
16. pemeriksaan dan penyetelan valve clearence
a. hidupkan engine dan biarkan panas hingga suhu engine coolant mnunjukan 80 -
90C
b. lepaskan timing belt upper cover
c. lepaskan rover cover
d. luruskan tanda timing dari crankshaft sprockets dan tempatkan cylinder No. 1 di
top dead center
Perhatian :
Crankshaft harusa slalu diputar searah jarum jam
e. ukur valve clearence seperti yang ditunjukan oleh gambar
Nilai standar : 0,25mm
Catatan :
Masukkan tickness gauge dari tengah cylinder head kearah luar sedemikian rupa
sehingga tidak menyentuh pad
f. jika clearence diluar nilai standar,m kendurkan lopck nut di rocker armdan setel
kembali dengan memutar adjusting screw sambil mengunakan tickness gauge
untuk mengukur clearence
g. kencangkan lock nut sambil menahanadjusting screw dengan menggunakan screw
driver agar tidak ikut berputar
h. putar crankshaft 360 searah jarum jam untuk membuat cylinder No. 4 diposisi
dead center
i. ukur valve clearence diposisi seperti yang ditunjukan pada gambar, jika besarnya
clearence tidak mencapai nilai standart, ulangi langkah e dan h diatas
j. oleskan sealent kebagian semi-cilcular yang ditunjukan pada gambar
k. pasang rocker cover
l. pasang timing belt upper cover
17. pemeriksaan dan penyetelan injection timing
a. lepaskan semua glow plug
b. lapas timing belt upper cover
c. luruskan tanda timing di camshaft sprocket dan setel cylinder No. 1 di posisi top
dead center
d. lepas timing check valve yang ada dibelakang injection pump
e. sebelum memesang special tool, pastikan push rod keluar 10 mm, ukuran push
rod dapat disetel dengan inner nut
f. hubungkan dial guge dengan special tool
g. pasang special tool pada check plug yang ada dibelakang injection pump
h. putar crankshaft searah jarum jam untuk menggerakan cylinder No. 1 sekitar 30
sebelum cmpression top dead center
i. setel jarum dial gauge di posisi 0
j. periksa apakah jarum tidak bergerak seandainya crankshaft diputar belahan 2-3
dalam dua arah ( searah atau berlawanan jarum jam)
catatan :
jika jarum jam bergerak, posisi notch tidak tepat karena itu putar kembali cylinder
No. 1 kira – kira 30 sebelum compression dead top
k. putar crankshaft searah putaran jarum jam untuk menempatkan cylinder No. 1
diposisi 9 ATDC
l. periksa apakah nilai yang ditunjukan dial gauge sesuai nilai standar
Nilai standar :1  0,03 mm
m. jika penunjukan jarum tidak standar, setel injection timing dengan prosedur
berikut :
o kendorkan injection pipe union nut ( 4 buah ) diinjection pump ( jangan
melepas nut-nut tersebut )
Perhatian :
Jika mengendurkan nut, tahan delivery valve holder dengan spner sedemikian
rupa hingga sehingga tidak ikut berputar
o kendurkan upper mounting belt pada injection pump ( jangan melepas nut dan
bolt
o miringkan injection pump kekiri dan kekanan, kemudian setel jarum didial
gauge sedemikian rupa hingga nilainya sesuai
o untuk sementara waktu mengencangkan mounting nut dan boltdiinjection
pump
o ulangi langkah 9-13 untuk memeriska apakah penyetelannya sudah sesuai
o kencangkan mounting nut dan bolt sampai spesipikasi momen
pengencangannya
o kencangkan injection nut, tahan delivery holder valve dengan menggunakan
spannersedemikian rupa sehinggan tidak ikut berputar
o lepaskan special tool
o pasang gasket baru ketiming check plug
o kecangkan timing check plug sampai pecipikasi momen pengencangan

18. penyetelan kopling

PERAWATAN POMPA MIXED FLOW RH 20 M


1. penyetelan belt pemindah daya
a. periksa belt pemindah daya apakah lendutannya masih pada batas toleransi
b. jika batas lendutan sudah melebihi batas toleransi yang bisa
mengakibatkan terjadinya slip saat terjadi pemindahan daya, kendorkan
baut penyetel yang
2. pemeriksaan rumah pelumas bantalan poros pompa
a. periksa nut bawah penahan minyak pelumas poros dari kebocoran. Jika
terjadi kebocoran buka nut tersebut dan berikan sealtape pada nut penutup
bawah sebagai penyekat
b. tambahkan jika oli dibawah batas yang ditentukan sesuai dengan grade
yang dianjurkan pabrik
c. jika jarak antara ( clearence) poros ( shaft ) dengan bantalan duduk ( plain
bearing )menjadi 3 kali lebih besar dari angka yang dibeikan pada table
2.2 maka gantilah
catatan :
kebocoran bantalan dapat diamati dari kebocoran minyak pelumas pada poros
dan rumah poros
3. pemeriksaan glant paking (seal penyekat poros)
a. periksa keborocoran gland paking dengan cara mengisi pipa pancingan
dan lakukan pengamatan apakah ada bocoran air dari sela-sela poros
dengan pipa pancingan
b. jika terjadi tetesan air diluar batas yang dianjurkan, coba atasi dengan
menambahkan gemuk sebagai penyekat dan mengencangkan kedua nut
pengikat dengan tolls
c. ketika kebocoran dari gland paking bertambah dan kebocoran air masih
tidak tercapai setelah diganti
d. periksa sleevedan pindahkan dengan yang baru yaitu dengan
menambahkan sekitar 3 sampai 4 mm dari diameter
4. pemerisaan poros pompa ( shaft )
a. perksa kelurusan poros akibat dari beban axial dan pembebanan gaya
puntir perputaran impeller
b. pemerika tingkat keausan poros terhadap bantalan. Jika keausan melebihi
dari clearence yang diizinkan ganti poros,
c.
5. pemeriksaan gate valve
a. bersihkan kotoran poros pengikat valve
b. lumasi dengan grease ( gemuk)
6. pemeriksaan balans beban axial
a. lepaskan pengaman/penutup beban axial
b. gerakan beban axial dengan menghidupkan mesin penggerak dan coupling
dalam kondisi tersambung
c. kencangkan nut pengikat beban axial dengan tools dalam kondisi beban
tidak tersambung dengan mesin penggerak
7. Pemeriksaan pipa hisap dan pipa buang
Pompa ini baik pipa hisap maupun pipa buangnya terpisah dari pompa induk. Untuk itu
pemasangan pipa hisap dan pipa buang dilakukan dimana pompa akan dipakai.
Pada bagian ujung pipa hisap ditempatkan foot valve dimaksudkan agar air yang
berada dipipa hisap tidak turun turun pada qaktu pompa dimatikan sehingga
diharapkan tidak perlu lagi dipancing kalau pompa dihidupkan lagi.
Pada pangkal pipa terpasang elbow yang menghadap keatas untuk menampung air
pada permulaan pompa dijalankan (pemancing pompa )
8. Pemeriksaan Impeler
karena posisi impeller berada di dalam rumah keong maka impeller tidak dapat diamati
secara langsungtetapi dapat diamati dari volume air yang keluar melalui pipa buangnya,
a. periksa impeller dengan mengamati besarnya jumlah air air yang keluar melalui
air yang keluar dari pipa buang. Biasanya kerusakan terjadi akibat dalam proses
kerja terbentur benda keras maupun kontak langsung terhadap air.
b. Periksa kondisi impeller terhadap korosi akibat kontak langsung dengan air
maupun bahan kimia lain yang terkandung didalm air maupun umur dari impeller
itu sendiri. Jika kondisi impeller sangat mempengaruhi efesiensio ker pompa,
ganti impeller
c. Atau memeriksa umur impeller kapan impeller tersebut digunakan dengan melihat
buku sejarah pompa itu. Jika umur impeller telah melampaui dari standar yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya maka harus dilakukan penggantian

Persiapan Pengoprasian Pompa


Persiapan dalam pengoprasian pompa adalah merupakan suatu kegiatan
perawatan karena karena banyak hal yang harus diperhatikan dan diketahui oleh operator
pompa. Hal ini karena pompa mixed flow ini mempunyai dua buah bagian yang terpisah
dan sebuah pompa pancing yang masing – masing alat tersebut memerlukan perlakuaan
khusus. Ada urutan pengoprasian yang harus dipatuhi bila mau pompa dapat beroperasi
dan dapat menyedot air.
Sebelum mengoprasikan pompa, untuk tinggi maksimum dan minimum dari muka
air perlu pengamatan water level secara automatic digital atau manual dengan cara
memonitor peil schall. Hal ini harus diperhatikan oleh operator untuk menjaga atau
menghindari kejadian – kejadian abnormal pada pompan itu sendiri, walaupun secara
otomatis pompa akan mati sendiri bila mencapai ketinggian minimum. Selain itu juga ada
tanda – tanda sinyal apabila ada kejadian – kejadian abnormal.

1. persiapn alat-alat kerja


Untuk mengoprasika pompa ini , persiapan alat-alat yang perlukan tidak banyak. Alat-
alat yang dipersiapkan berupa kunci-kunci pas untuk pemasangan pipa buang dan pipa
hisap. Meskipun demikian lebih baik dipersiapkan alet-alat yang mungkin diperlukan
juga untuk pemeriksaan ulang. Usahakan dalam bekerja perlatan tidak tercecer,
sehingga bila diperlukan dapat digunakan dengan benar.

2. Pemeriksaan
Periksa mesin penggerak atau diesel ( lihat buku petunjuk mesin penggerak )
Periksa hal-hal yang penting dan dibutuhkan dalam proses operasi
 Periksa minyak pelumas
Minyak harus dalam keadaan cukup, tambahkan minyak pelumas sampai batas
normal tongkat penduga bila garis batas minyak dibawah normal tongkat
penduga. Pemeriksaan pelumas dilakukan setiap kali sebulum menjalankan mesin.
 Periksa air radiator mesin penggerak sebelum mesin dijalankan dan dalam
keadaan dingin. Tambahkan air bila kurang
 Periksa tangki bahan bakar
Bahan bakar yang dipergunakan untuk mesin penggerak ini adalah solar. Bahan
bakar harus murni dan bersih. Kekosongan bahan bakar akan sangat menyulitkan
pengoprasian mesin penggerak ini.
 Perhatikan agara tidak ada kebocoran pada pipa – pipa saluran, baik pipa saluran
bahan bakar , minyak pelumas maupun air pendingin, semua sambungan harus
rapat dan bebas dari kebocoran. Pipa yang bocor harus segera diperbaiki atau
diganti.
 Periksa kondisi , kekencangannya, termasuk baut pondasi.
 Periksa kondisi kopling antara motor penggerak dan ruang tranmisi kepompa
dengan cara manual, periksa arah putarannya.
Perhatian !!!!
Penambahan minyak pelumas, air pendinginatau bahan bakar yang harus dilakukan
pada saat mesin dalam keadaan mati. Untuk air radiator, mesin penggerak harus dalam
keadaan dingin. Jangan menempatkan benda - benda yang menghambat ventilasi udara
diruang penggerak ataupun disaringan udara. Hal ini akan mengakibatkan mesin akan
sulit bernapas ataupun temperatur akan naik ( Overheating )
Jangan mengoprasikan pompa pada kondisi elevasi air ( ketinggian air ) kurang dari
yang telah ditentukan, karena bisa kengakibatkan pompa akan terlalu berat untuk
beroperasi ( beban tinggi )

LANGKAH PENGOPRASIAN POMPA


Lakukan pengoprasian pompa dengan petunjuk yang benar. Setelah langkah – langkah
tersebut diatas dilakukan guna dapat beroperasinya pompa untuk memompakan air.
Dibawah ini akan diuraikan petunjuk pengoprasian pompa

Langkah Pertama
Pengoprasian Gasolin Engin Pump/ pompa untuk pancingan
 Pasang pipa hisap dan pipa buangnya
 Isi air tangki pancingan pada pompa pancingan
 Buka kunci bahan bakar
 Geser handle choke pada posisi choke untuk memudahkan start pertama
 Tarik tali start pompa pancingan
 Setelah pompa dapat hidup, geser handle choke ke posisi Run
 Buka kran pada pipa buang pompa pancingan untuk mengisi air ke pipa hisap
pada pompa induk
 Isi penuh pipa hisap pompa induk hingga air keluar dengan sendirinya lewat pipa
buang pompa induk
 Matikan pompa pancingan kemudian tutup kran pancingan
.
Lankah Kedua
Persiapan Pengoprasian Mesin Penggerak dan Pompa Induk
 Putarlah knop pengatur kecepatan mesin  2 putaran sebelum mesin dihdupkan
 Start mesin penggerak dengan memutar kekiri untuk langkah pemanasan nozzle
( posisi HEATING ) selama  30 detik lalu putar kekanan.
 Biarkan mesin hidup untuk langkah pemanasan  15 menit untuk langkah
pemanasan sebelum mesin dilakukan pembebanan
 Tekan handle kopling untuk menghubungkan putaran mesin penggerak dengan
pompa induk
 Tambahkan putaran mesin sampai  2000 rpm sampai air keluar dari pipa buang
 Setelan pompa bekerja normal pada rpm 1500 lakukan pengawasan extra.
Misalnya pada bagian yang berputar, kebocoran yagn mungkin terjadi pada waktu
pompa bekerja, panel yang ada, bahan bakar dan lain – lain

Langkah Ketiga
Menghentikan Kerja Pompa
 Turunkan putaran mesin penggerak dari 1500 rpm menjadi  500 – 600 rpm
 Tarik handle kopling untuk membebaskan putaran mesin penggerak dengan
pompa induk
 Matikan mesin penggerak dengan memutar kunci kontak kekiri ( posisi OFF )
 Putarlah knop pengatur kecepatan kembali pada mesin

PERMASALAHAN
Dalam pengoprasian pompa di setiap stasiun pompa pengendali banjir dipegaruhi oleh :
 Sampah
Sampah merupakan kendala terbesar dalam pengoprasian pompa. Sampah –
sampah tersebut sangat mengurangi kenerja pompa sehingga mengakibatkan
mengurangi daya sedot pompa. Debit air yang seharusnya dapat mengalir
kepenampunngan melalui saringan ( screen ) pompa tertutup olehnya.
Hal ini juga dapat mengganggu kinerja karn dapat mengganjal pada lower valve
yang berfungsi sebagai penahan air pancingan pada pipa hisap.
 Peralatan
Perlengkapan pompa dalam Banyak pompa ( terutama pompa kecil dan sedang )
yang tidak dilengkapi conveyor dan weed screen. Tenaga para operator masih
dominan digunakan. Permasalahannya adanya keterbatasan tenaga para operator
untuk mengangkat sampah dari sarimgan pompa agar air dapat mengalir
kepenampungan pompa.

PERAWATAN POMPA PANCING


……………………..TERDAPAT PADA BUKU PANDUAN………………

BAB V
PENUTUP

5.1. kesimpulan

Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yang kiranya ada
manfaatnya bagi semua pihak, guna memrikan suatu gambaran kepada kita sampai
dimana kemajuan pendidikan mahasisiwa ISTN Jakarta.
1. Secara teori

Dari mata kuliah perawatan yang secara teoritis jika dibandingkan dengan
kenyataan dilapangan memeng tidak terlalu jauh berbeda. Tetapi kalau melihat
perkembangan teknologi permesinan saat ini, materi yang terapkan dikampus tampaknya
harus terus mengikuti segala kemajuan tersebut, karena jika melihat jenis-jenis mesin-
mesin industri dan automotif dengan segala variasinya guna memenuhi segala kebutuhan
dilapangan adalah sangat beragam dan cepat. Seperti saat ini pergeseran penggunaan
bahan bakar dari cair ke gas harus juga diantisipasi perkembangannya dengan menambah
pengetahuan tentang mesin yang berbahan bakar gas ini dan juga segala modifikasi mesin
– mesin industri maupun automatif yang pengoprasiaannya serba compurized.

2. Secara Praktek

Dalam mata kuliah praktek perawatan, objek atau bahan-bahan praktek yang
digunakan sebaiknya merupakan objek yang update yang acapkali digunakan pada
permesinan industri saat ini. Hal – hal ini mungkin sudah merupakan hal yang wajib
dimiliki guna terus meningkatkan pengetahuan dan kwalitas para mahasiswanya.

5.2. Saran – saran

Setelah mengikuti kerja praktek diperusahaan atau instansi, penulis mempunyai


kesimpulan bahwa dengan diadakannya program kerja praktek ini, dapat membawa
mahasiswa kepada suatu pemikiran dan perkembangn yang lebih banyak dalam melihat
perkembangan dunia industri yang sangat sinamis dan dapat secara langsung merasakan
di dunia pekerjaan yang sesungguhnya. Sehingga muncul gambaran bahwa dunia
industri bukan lagi sebagai hasil coba praktek melainkan sebai tempat untuk
menghasilkan dan dapat langsung dimanfaatkan oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

PENGERTIAN UMUM
Air adalah kebutuhan pokok bagi kehidupan kita, walaupun dalam pemakaiannya jarang
kita memikirkan keberadaannya berasal dari mana. Yang pada akhirnya tidak bijaknya
dalam penggunaannya.

Pernahkah dalam pemikiran kita sampai kapan kita dapat menikmati anugrah Tuhan
yang melimpah ini dapat kita nikmati. Bagaimana kita menjaga dan memanfaatkannya
agar terus lestari dan dapat dinikmati oleh anak cucu kita, bagaimana mempertanggung
jawabkannya Harus ada kerja dan program kedepan untuk ini.

Kalau direnungkan, nikmat ini telah menjadi musibah karna kurang bijaknya kita
memanfaatkannya. Air yang seharusnya menjadi anugrah kini menjadi petaka. Banjir
yang terjadi akhir- akhir ini terrjadi bukan hanya kondisi alam semata tetapi oleh tangan
jahil dan tindakan kita juga kita. Kencendrungan meningkat terhadap kondisi ini terus
terjadi. Ini semua adalah cerminan terhadap pola pikir dan tindakan kita.

Adalah masih merupakan cita-cita dan mimpi kita dapat hidup berdampingan dengan
alam. Sudah saatnya kita jadikan sungai dan airnya halaman depan rumah kita, tempat
kita memandang dan dapat menikmatinya bukan halaman belakang rumah kita tempat
membuang dan menyimpan segala kotoran dan barang bekas. Jika melihat sungai kita
berapa banyak sampah yang tiap harinya dibuang kesana, belum limbah industri kecilnya.

Kondisi ironisnya ini tidak terkecuali terjadi juga di Jakarta yang kebetulan menjadi
Ibukota Negara Indonesia sekaligus tempat tinggal dimana kalangangan masyarakat
umumnya telah mendapat pencerahan. Seharusnya kondisi ini tidak terjadi jika ada rasa
memiliki dan bertanggung jawab dari masyarakatnya. karna masalah ini bukan hanya
tanggung jawab pemerintah daerah semata. Program sebagus apapun tidak akan
terlaksana dengan baik jika peran serta dan keikut sertaan masyarakatnya kurang.

PENGENALAN UMUM TEHNIK POMPA

Didalam era pembangunan ini sudah sanagt diperlukan dalam suatu system ataupun
sarana dan prasarana drainase yang effesien, ekonomis serta penerapan yang mudah dan
tepat guna.
Daerah industri, pertanian maupun pengembangan kota membutuhkan system drainase
yang memenuhi tuntutan diatas.
Daerah perkotaan diseluruh Indonesia terutama daerah tepi pantai dangat memungkinkan
terjadinya banjir karena dipengaruhi oleh kountur daerahnya dibawah permukaan laut,
sampah dari masyarakat dan industri – indistri sekitarnya yang menyumbat aliran
maupun penurunan muka tanah akibat pembangunan gedung pencakar langit, pemakaian
air tanah yang berlebihan, berkurangnya daerah – daerah resapan air belum lagi faktor
yang tidak menguntungkan lainnya seperti daerah aliran dari sungai dari daerah
sekitarnya

TEORI POMPA
Teori umum pompa
Pengertian secara umum pompa adalah suatu alat untuk mameindahkan atau mengalirkan
fluida baik berupa cairan maupun gas.
Secara rinci lagi dapat juga diartikan pompa yang digunakan dalampengedalian banjir
adalah suatu alat yang digunakan untuk mendorong fluida bertekanan berbeda dari suatu
tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan media pipa.
Dengan menggunakan pompa maka fluida yang tidak mempunyai tekanan dapat
pindahkan atau dorong untuk dapat dialirkan. Melalui sisi isap (suction) dan dikeluarkan
melalui sisi telan (Dischage), damana pendorongnya adalah tergantung jenis pompa yang
digunakan. Performa suatu pompa dapat berubah tergantung pada karaktristik fluida yang
dialirkan atau pindahkan. Hal ini harus sangat menjadi perhatian dalam menentukan
karakteristik pompa.
Pompa mixew flow RH 20 M adalah pompa aliran campuran yaitu gabungan antara unsur
centrifugal dan axial. Pemindah daya yang digunakan adalah belt dan fully model V.
Pompa jenis ini termasuk golongan pompa jenis turbo ( Turbo Pump). Pompa yang akan
dibahas pada tulisan ini diferakan mesin diesel enam silinder jenis lurus dengan kapasitas
mesin 5.700 cc. Peralatan lain yang digunakan untuk pompa pancingnya adalah pompa
centrifugal bermerek Briggs & Stratton dengan kapasitas 3.5 HP.
KLASIFIKASI POMPA
( Secara Umum )
(TERTERA PADA BUKU PANDUAN )

PENGHITUNGAN DAYA & KAPASITAS POMPA


Dasar penghitungan daya air yang dipindahkan oleh pompa mempunyai dasar
perhitungan yang sama dengan perhitungan turbin :

Rumus
P  Y . g . h . Q /  mesin & pompa
Dimana :
P = Daya dalm Kw
Y = Berat jenis cairan
g = Gravitasi
h = Head / Tinggi tekan
Q = Debit cairan dalam m/detik
 = Efesiensi mesin penggerak, penghubung gerak dan pompa

TAMBAH LAGI !!!!! CONTOH SOAL

Akan tetapi setiap pompa akan diberikan daya motor penggerak yang lebih besar
daripada yang diperlukan, hal ini dilakukan untuk mencegah beban berlebih pada
penggerak dan untuk menjaga lifetime penggerak tersebut. Untuk menghitung tingkat /
angka effesiensi dapat juga dilakukan dari daya motor penggerak dengan menggunakan
kw meter atau amperemeter
 NPSH : Net Positive Suction Head
Yang dimaksud dengan NPSH adalah kemampuan suatu pompa untuk menghisap
suatu cairan pada ketinggian tertentu ( Tergantung dari temperatur dan jenis cairan )
TABLE UNJUK KERJA POMPA

Putaran Daya Mesin Head Kapasitas Effesiensi


( Rpm ) ( kW ) (m) ( Lt/ dt ) (%)

Diesel Pompa
1200 400 25 4 300 72
1500 500 40 6 500 80
1800 600 55 7 660 75
2000 667 75 7,5 700 70

POMPA MIXED FLOW RH 20 M


Pompa air pengerak mesin diesel dengan dimensi tidak terlalu besar (< 600) dimana
pemindahan daya menggunakan sabuk karet (V – Belt ) merupakan satu kesatuan system
yang cukup sederhana tetapi handal dalam pengoprasiannya.
Pompa dengan kontruksi jenis ini dapat dipindah (portable) dan dapat ditempatkan
dengan kondisi lapangan, sehingga sangat membantu dakan memenuhi kebutuhan air,
baik untuk irigasi pertanian maupun pengedali banjir.
Didalam pelaksanaannya seperti cara pemasangan oleh kontraktor, pengoprasian oleh
operator maupun perawatan oleh pengelola pada umumnya relatif mudah. Sehingga
dengan demikian dapat memenuhi seperti yang diharapkan sehinga diharapkan dapt
memperpanjang umur tehnis pompa itu sendiri.
Dalam proses pembanguna sebuah instalasi pompa banyak hal yang harus menjadi bahan
pertimbangan diantaranya luas wilayah kerja, besarnya daya pompa, ruang yang tersedia,
penempatan pompa dan lain – lain setelah itu baru diputuskan jenis pompa dan daya
pompa yang dibutuhkan.

DATA TEKNIS POMPA MIXED FLOW RH 20 M

1. POMPA
Merk : Tirta phala
Model : Mixed Flow RH 20 M
Kapasitas : 0,5 M / detik
Daya Capai Total : 6 Meter
Daya : 40 kW
Putaran : 500 rpm
Efesiensi : 80 %
Putaran : Berlawanan arah jarum jam ( dilihat dari ujung
poros pompa bagian penggerak )
MATERIAL
Casing : Besi cor FC 250
Impeller : Bronze BC 6
Shaft : Baja tahan karat SUS 304
Bearing Housing : Besi cor FC 250

2. MESIN PENGGERAK
Merek : ISUZU
Tipe Mesin : Injeksi langsung
Jumlah silinder : 6 buah
Langkah silinder : 118 mm
Volume Langkah : 5.785 cm
Perbandingan Komp. : 17,5 : 1
Urutan Pengapian : 1-5-3-6-4-2
Pompa Bahan Bakar : Bosch A-type
Governor : Sistem mekanik
Nozzle injeksi : Bosch multi hole type
Jenis Bahan Bakar : Solar ( ASTM D 975 No. 2 - D )
Motor Starter : 12 Volt / 3,7 kW
Pembangkit listrik : AC 12 V – 50 A
Jenis Pelumas ( API ) : CC atau CD ( SAE 40 )
Kapasitas Air Pendingin : 12 Liter
Berat Mesin : 450 kg
Panjang Mesin : 1132 mm
Lebar Mesin : 648 mm
Tinggi mesin : 843 mm
Celah Katup : 0,4 dan 0,4 mm
Kap. Tangki Bahan Bakar : 100 Liter
Tenaga : 80 kW
Putaran Maksimum : 3000 rpm
Konsumsi BB Rata-rata : 17,51 / jam

3. PERLENGKAPAN STANDARD
Landasan Mesin
Pompa Pancing

TABEL UNJUK KERJA POMPA


Putaran Daya Mesin Head Kapasitas Effesiensi
( Rpm ) ( Kw ) (m) ( Lt / dt ) (%)
Diesel Pompa

STRUKTUR POMPA
Struktur pompa Mixed Flow RH 20 M sama pada umumnya pompa air secara umum dan
pompa pengendali banjir lainnya yaitu memompakan air namun dalam beberapa bagian
memeng berbeda seperti daya pompa, penerus daya mesin, merek dan kapasitas daya
penggerak pompa, struktur pompa, perlengkapan pompa, sistem kerja dan lain – lainnya.
Sruktur pompa terdiri atas komponen – komponen utama sebagai berikut :
 Impeller
 Casing
 Poros utama
 Balans beban axial
 Seal ( penyekat ) pompa
 Bantalan ( bearing )
 Fan belt model V
 kurang
PENGGERAK ( PRIME MOVER )
Pompa yang digerakan secara terus menerus, maka mesin penggerak yang digunakan
yang lebih ekonomis adalah menggunakan elektro motor karena biaya operasionalnya
cenderung lebih murah dan pembangkit listriknya slalu tersedia. Tetapi kendalanya
adalah saat terjadi banjir sering terjadi pemadaman maka pompa tidak akan bisa
beroperasi. Maka umumya pompa yang berpenggerak motor listrik slalu dilelngkapi
motor diesel sebagai generator setnya.
Sebagian pompa penggendali banjir yang ada saat ini masih menggunakan tenaga mesin
diesel sebagai tenaga penggerak temasuk pompa Mixed Flow 20 M ini karena dalam
beberapa hal mesin diesel mempunyai beberapa kelebihan diantaranya :
 Tenaga yang dihasilkan besar
 Instalasi yang sedarhana
 Portable
 Mudah perawatannya
 Dapat dioperasikan dalam jangka waktu lama
 Dan lain – lain

PETUNJUK PENGOPRASIAN POMPA

Persiapan Pengoprasian Pompa

Sebelum mengoprasikan pompa, untuk tinggi maksimum dan minimum dari muka air
perlu pengamatan water level secara automatic digital atau manual dengan cara
memonitor peil schall. Hal ini harus diperhatikan oleh operator untuk menjaga atau
menghindari kejadian – kejadian abnormal pada pompan itu sendiri, walaupun secara
otomatis pompa akan mati sendiri bila mencapai ketinggian minimum. Selain itu juga ada
tanda – tanda sinyal apabila ada kejadian – kejadian abnormal.

1. persiapn alat-alat kerja


Untuk mengoprasika pompa ini , persiapan alat-alat yang perlukan tidak banyak. Alat-
alat yang dipersiapkan berupa kunci-kunci pas untuk pemasangan pipa buang dan pipa
hisap. Meskipun demikian lebih baik dipersiapkan alet-alat yang mungkin diperlukan
juga untuk pemeriksaan ulang. Usahakan dalam bekerja perlatan tidak tercecer,
sehingga bila diperlukan dapat digunakan dengan benar.
2. Pemeriksaan pipa hisap dan pipa buang
Pompa ini baik pipa hisap maupun pipa buangnya terpisah dari pompa induk. Untuk itu
pemasangan pipa hisap dan pipa buang dilakukan dimana pompa akan dipakai.
Pada bagian ujung pipa hisap ditempatkan foot valve dimaksudkan agar air yang
berada dipipa hisap tidak turun turun pada qaktu pompa dimatikan sehingga
diharapkan tidak perlu lagi dipancing kalau pompa dihidupkan lagi.
Pada pangkal pipa terpasang elbow yang menghadap keatas untuk menampung air
pada permulaan pompa dijalankan (pemancing pompa )

3. Pemeriksaan
Periksa mesin penggerak atau diesel ( lihat buku petunjuk mesin penggerak )
Periksa hal-hal yang penting dan dibutuhkan dalam proses operasi
 Periksa minyak pelumas
Minyak harus dalam keadaan cukup, tambahkan minyak pelumas sampai batas
normal tongkat penduga bila garis batas minyak dibawah normal tongkat
penduga. Pemeriksaan pelumas dilakukan setiap kali sebulum menjalankan mesin.
 Periksa air radiator mesin penggerak sebelum mesin dijalankan dan dalam
keadaan dingin. Tambahkan air bila kurang
 Periksa tangki bahan bakar
Bahan bakar yang dipergunakan untuk mesin penggerak ini adalah solar. Bahan
bakar harus murni dan bersih. Kekosongan bahan bakar akan sangat menyulitkan
pengoprasian mesin penggerak ini.
 Perhatikan agara tidak ada kebocoran pada pipa – pipa saluran, baik pipa saluran
bahan bakar , minyak pelumas maupun air pendingin, semua sambungan harus
rapat dan bebas dari kebocoran. Pipa yang bocor harus segera diperbaiki atau
diganti.
 Periksa kondisi , kekencangannya, termasuk baut pondasi.
 Periksa kondisi kopling antara motor penggerak dan ruang tranmisi kepompa
dengan cara manual, periksa arah putarannya.
Perhatian !!!!
Penambahan minyak pelumas, air pendinginatau bahan bakar yang harus dilakukan
pada saat mesin dalam keadaan mati. Untuk air radiator, mesin penggerak harus dalam
keadaan dingin. Jangan menempatkan benda - benda yang menghambat ventilasi udara
diruang penggerak ataupun disaringan udara. Hal ini akan mengakibatkan mesin akan
sulit bernapas ataupun temperatur akan naik ( Overheating )
Jangan mengoprasikan pompa pada kondisi elevasi air ( ketinggian air ) kurang dari
yang telah ditentukan, karena bisa kengakibatkan pompa akan terlalu berat untuk
beroperasi ( beban tinggi )

PENGOPRASIAN POMPA PENGENDALI BANJIR


Lakukan pengoprasian pompa dengan petunjuk yang benar. Setelah langkah – langkah
tersebut diatas dilakukan guna dapat beroperasinya pompa untuk memompakan air.
Dibawah ini akan diuraikan petunjuk pengoprasian pompa
Langkah pertama
Peengoprasian Gasolin Engin Pump/ pompa untuk pancingan
 Pasang pipa hisap dan pipa buangnya
 Isi air tangki pancingan pada pompa pancingan
 Buka kunci bahan bakar
 Geser handle choke pada posisi choke untuk memudahkan start pertama
 Tarik tali start pompa pancingan
 Setelah pompa dapat hidup, geser handle choke ke posisi Run
 Buka kran pada pipa buang pompa pancingan untuk mengisi air ke pipa hisap
pada pompa induk
 Isi penuh pipa hisap pompa induk hingga air keluar dengan sendirinya lewat pipa
buang pompa induk
 Matikan pompa pancingan kemudian tutup kran pancingan
.
Lankah Kedua
Persiapan Pengoprasian Mesin Penggerak dan Pompa Induk
 Putarlah knop pengatur kecepatan mesin  2 putaran sebelum mesin dihdupkan
 Start mesin penggerak dengan memutar kekiri untuk langkah pemanasan nozzle
( posisi HEATING ) selama  30 detik lalu putar kekanan.
 Biarkan mesin hidup untuk langkah pemanasan  15 menit untuk langkah
pemanasan sebelum mesin dilakukan pembebanan
 Tekan handle kopling untuk menghubungkan putaran mesin penggerak dengan
pompa induk
 Tambahkan putaran mesin sampai  2000 rpm sampai air keluar dari pipa buang
 Setelan pompa bekerja normal pada rpm 1500 lakukan pengawasan extra.
Misalnya pada bagian yang berputar, kebocoran yagn mungkin terjadi pada waktu
pompa bekerja, panel yang ada, bahan bakar dan lain – lain
Langkah Ketiga
Menghentikan Kerja Pompa
 Turunkan putaran mesin penggerak dari 1500 rpm menjadi  500 – 600 rpm
 Tarik handle kopling untuk membebaskan putaran mesin penggerak dengan
pompa induk
 Matikan mesin penggerak dengan memutar kunci kontak kekiri ( posisi OFF )
 Putarlah knop pengatur kecepatan kembali pada mesin

PERMASALAHAN
Dalam pengoprasian pompa di setiap stasiun pompa pengendali banjir dipegaruhi oleh :
 Sampah
Sampah merupakan kendala terbesar dalam pengoprasian pompa. Sampah –
sampah tersebut sangat mengurangi kenerja pompa sehingga mengakibatkan
mengurangi daya sedot pompa. Debit air yang seharusnya dapat mengalir
kepenampunngan melalui saringan ( screen ) pompa tertutup olehnya.
Hal ini juga dapat mengganggu kinerja karn dapat mengganjal pada lower valve
yang berfungsi sebagai penahan air pancingan pada pipa hisap.
 Peralatan
Perlengkapan pompa dalam Banyak pompa ( terutama pompa kecil dan sedang )
yang tidak dilengkapi conveyor dan weed screen. Tenaga para operator masih
dominan digunakan. Permasalahannya adanya keterbatasan tenaga para operator
untuk mengangkat sampah dari sarimgan pompa agar air dapat mengalir
kepenampungan pompa.

 organisasi
manisianya

PEMERIKSAAN SELAMA POMPA OPERASI


Pemeriksaan selama pompa operasi antara lain :
 Perlunya pemeriksaan terhadap adanya suara – suara mencurigakan
 Pemeriksaan terhadap adanya getaran yang mencurigakan
 Pemerisaan adanya kebocoran _ kebocoran ( gland packing, Sole plate dudukan
pompa, tempat – tempat sambungan pipa dan lain – lain
 Perlu diperhatikan semua peralatan yang berhubungan dengan pompa sewaktu
operasi dalam kondisi normal.
 Jangan menghidupkan dan mengoprasikan pompa apabila posisi tinggi muka air
( elevasinya ) kurang dari syarat minimal untuk operasi pompa.
 Bila terjadi sesuatu kejadian atau kejanggalan yagn mengarah pada kerusakan
atau yang lain – lainya, lakukan pencatatan pada buku laporan rutin, baik waktu
( jam ) tanggal, hari, bulan, dan informasi lain tentang keterangan kejadian
tersebut dimulai.
 Atau juga menggunakan pola 4 D ( dilihat, didengar, diraba dan dicium )

PERAWATAN POMPA

You might also like