Professional Documents
Culture Documents
Modus Kejahatan
Beberapa media pertengahan Agustus melaporkan bahwa polisi telah
menggulung komplotan penipu yang menggunakan telepon selular sebagai media dalam
melancarkan aksinya. Modus operandi kelompok ini adalah dengan mengirimkan pesan
lewat Short Messaging Service (SMS) kepada calon korbannya mengabarkan bahwa
penerima menjadi pemenang undian yang diselenggarakan pihak tertentu. Syarat yang
harus dipenuhi korban untuk mendapatkan hadiah yang dijanjikan, mengirimkan
sejumlah dana untuk membayar pajak undian ataupun membeli voucher prabayar
operator yang telah ditentukan dan memberi tahu nomornya kepada para penipu tersebut.
Penangkapan tujuh tersangka penipu ini hendaknya tidak membuat pihak
kepolisian berpuas diri dan masyarakat pengguna telepon selular mengabaikan kejahatan
yang berkait dengan mengguritanya pemakaian teknologi ini.
Selain otak pelaku kejahatan belum tertangkap, dimungkinkan pula masih
adanya kelompok lain yang menggunakan modus operandi yang sama, serta ragam
kejahatan lainnya tetap mengintai.
Di antaranya adalah pencurian atau perampasan pesawat telepon selular.
Bentuknya yang kecil, harganya yang relatif mahal dan menjadi aksesoris wajib yang
selalu dibawa ke mana-mana, membuat benda ini menjadi incaran pelaku kejahatan.
Seperti yang dilakukan komplotan yang dikenal dengan ”kapak merah”. Korban yang
mereka incar biasanya adalah mereka yang menggunakan handphone (HP), ketika berada
di dekat lampu-lampu merah dan HP pula yang menjadi sasaran perampasan.
Sementara itu, seperti diakui seorang preman dalam wawancara ”Kupas Tuntas”
di Trans TV (12/8), ternyata para penjahat tidak sembarang menentukan korban
kejahatannya. Telepon selular yang diincar adalah telepon selular generasi baru yang
mereka ketahui dari media massa. Alasannya jelas, lebih mudah dijual dengan harga
relatif tinggi.
Kejahatan berupa pencurian atau perampasan telepon selular, ternyata tidak
hanya terjadi di sini. Di Belanda, sedikitnya dalam terjadinya 482 kasus street crime,
dengan pencurian telepon selular sebanyak 339 buah. Dari Inggris dilaporkan, pencurian
telepon selular terjadi tiap tiga menit. Tahun lalu diperkirakan sekitar 710.000 telepon
selular, dua persen dari seluruh pemilik telepon selular dicuri. Angka tersebut bisa
membengkak jika 330.000 telepon selular lainnya yang jadi sasaran, tidak gagal dicuri.
Kejahatan terhadap pencurian telepon selular diperkirakan sepertiga dari kejahatan
pencurian yang ada di sana.
Modus kejahatan lainnya adalah pemanfaatan SMS untuk penyebaran berita
palsu, fitnah maupun pesan berantai. Seperti pernah beradar beberapa waktu, beredar
SMS yang berisi ucapan selamat dari kader partai tertentu untuk pernikahan keempat
seorang pejabat tinggi negeri ini. Semua dapat dilakukan dengan mudah bahkan dengan
layanan pengiriman SMS gratis lewat internet atau fasilitas hidden sender, seseorang
dapat mengirim pesan SMS ke siapa saja dengan nama palsu serta tanpa teridentifikasi.
Kejahatan berupa penyebaran pornografi, cerita maupun gambar, baik samar-samar, halus
maupun kasar dan terang-terangan, juga menggurita.
Dikhawatirkan, dengan akan hadirnya layanan MMS (Multimedia Messaging
Service) yang menyediakan aplikasi multimedia termasuk audio, video, animasi, data dan
teks dengan kemudahan seperti SMS, mobileporn akan makin begitu bebas berkeliaran
tanpa bisa dihalangi.
Riset: Ponsel Terbukti Tidak Sebabkan Kanker Otak
Bukti paling anyar diperoleh periset di Pusat Penelitian Kanker London yang
didukung 3 universitas ternama Inggris. Mereka membandingkan pemakaian ponsel pada
966 orang yang didiagnosa mengidap kanker otak dengan 1,716 orang pengguna ponsel
yang dinyatakan sehat.
"Secara umum, kami menemukan bahwa tidak ada resiko peningkatan resiko
kanker otak yang diakibatkan dari pemakaian telepon seluler dalam jangka waktu yang
panjang, baik dari lamanya durasi telepon atau banyaknya panggilan yang dilakukan,"
ujar Profesor Patricia McKinney dari Universitas Leeds.
Dia menambahkan bahwa hasil riset tersebut konsisten dengan hasil studi yang sudah
terlebih dahulu dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa. Sampai saat ini, sudah lebih dari
4,000 kasus kanker otak di Inggris serta 20,000 kasus di Amerika Serikat yang
didiagnosis setiap tahunnya. Namun tidak ada satupun yang membuktikan bahwa
pemakaian ponsel bisa menyebabkan sakit kepala, kanker otak, atau penyakit lainnya.
Periset juga menguji beberapa kelompok kecil untuk mengetahui kemampuan mengingat
pemakai ponsel. Kemampuan mengingat ini disebut sebagai "recall bias." Penderita
kanker otak ternyata masih memiliki kemampuan mengingat yang baik, dan hasil
pengujian menunjukkan kedua kelompok yang diteliti mempunyai kesamaan. Terbukti
melalui riset ini pemakaian ponsel tidak menyebabkan efek "recall bias."
McKinney bersama para ilmuwan lain dari Universitas Leeds, Manchester serta
Nottingham juga menemukan bukti bahwa tidak ada hubungan antara sisi kepala yang
tumbuh kanker otak dan sisi kepala lain pada penderita kanker otak saat mereka
menggunakan ponsel untuk berbicara.