Professional Documents
Culture Documents
transportasi, meliputi darat, laut, udara. Belum lenyap rasa ngeri kita atas tragedi
jatuhnya pesawat Adam Air dan kecelakaan dua kapal laut, kita kembali harus
terhenyak oleh kabar terbakarnya pesawat Garuda di Yogyakarta pada awal Maret
silam.
Ratusan jiwa telah menjadi korban kejadian naas yang beruntun itu. Sungguh
memprihatinkan. Bahkan, para korban Adam Air hingga hari ini tak pernah ditemukan.
Tim SAR dan masyarakat hanya berhasil mengais kepingan-kepingan badan pesawat
yang terapung di permukaan laut. Diduga pesawat boeing 737 yang membawa ratusan
penumpang itu terjun bebas dan tenggelam di dasar laut.
Kecelakaan pesawat udara hampir selalu mengakibatkan korban jiwa dalam jumlah
besar. Apa lagi bila kecelakaan itu berupa meledak, terbakar, atau jatuhnya pesawat.
Nyaris tak menyisakan banyak korban yang selamat.
Rabu pagi (7/3) Garuda Indonesia GA 200 PK-GZC terbakar dan meledak sesaat
setelah melakukan fast-hard landing dan overrun hingga break up fire di Bandara
Adisutjipto Yogyakarta. Setidaknya 23 orang meninggal atas kejadian tersebut,
termasuk beberapa jurnalis Australia yang sedianya akan meliput pertemuan
Alexander Downer dan Din Syamsudin di Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (UMY), Rabu siang.
Agak kaget juga mengingat insiden ini menimpa Garuda. Andaikata insiden ini
menimpa Adam Air atau Lion Air, barangkali sebagian dari kita “cuma” shrug our
shoulders, dan bilang “nggak lagi, deh.” Namun selama ini Garuda dikenal
dengan reputasinya yang cukup bagus dan relatif aman. Ternyata memang Tuhan
tidak pilih-pilih.
Ada yang bilang Garuda itu Great And Reliable Until Delay Anounced. Banyak
yang bilang bahwa maskapai ini harganya sebanding dengan pelayanannya. Jadi,
kendati banyak maskapai lain menawarkan harga bantingan, mereka cenderung
kembali ke Garuda lagi. Garuda punya aviator-aviator jempolan, walaupun
terkadang standar yang diterapkan tidak selalu sama — mirip-mirip dengan
airlines di UK.
Dari data yang ada, Garuda Indonesia sudah kehilangan 595 penumpang plus satu
ground fatality dalam 15 kecelakaan fatal dan 3 insiden non-fatal sejak tahun
1950. Dan sejak 2002, Garuda “hanya” mengalami satu kali kecelakaan fatal.
Lima tahun tanpa kecelakaan adalah rekor yang “cukup bagus” untuk ukuran
standar orang Indonesia
Kasus Adam Air Perlihatkan Kerancuan
Kasus Adam Air menunjukkan kerancuan. Menteri Perhubungan yang tidak bisa
bekerja dan telah melakukan kebohongan publik, tetap dibiarkan berkiprah. Ketua
DPR yang harusnya menyalurkan keresahan publik, lebih banyak fokus ke
masalah lain.
Kasus penyebab kecelakaan pesawat Adam Air Boeing 737-400 dengan nomor
penerbangan KI 574 hingga kini memang belum diketahui. Tapi yang pasti dalam
kasus ini Menteri Perhubungan Hatta Rajasa adalah pejabat negara yang paling
bertanggung jawab terhadap kecelakaan tersebut, diluar maskapai penerbangan itu
sendiri. Menhub bertanggung jawab menghindari berbagai kecelakaan transportasi
belakangan ini termasuk tenggelamnya kapal Senopati Nusantara. Karena itu
pencopotannya selaku menteri adalah suatu keharusan, selain penghentian Menko
Kesra yang terlilit konflik kepentingan kasus lumpur Sidoardjo.
"Kopilot ini masih muda, baru memiliki sekitar 2.000 jam terbang, sedangkan
pilot cukup berpengalaman dengan sekitar 15 ribu jam terbang," ujar Ketua
KNKT Tatang Kurniadi dalam wawancaranya kepada televisi Australia Nine
Network, kemarin.
Menurut Tatang, pilot dan kopilot tersebut merupakan pasangan baru dalam
satu penerbangan. Pihaknya akan mendalami ada apa di balik percekcokan itu
dan apakah kedua orang tersebut bisa bekerja sama atau tidak.
Hanya saja, saat dikonfirmasi mengenai hal itu, Tatang mengaku tidak
mengeluarkan argumentasi seperti itu. Dalam wawancara dengan televisi
Australia, dia hanya menceritakan crew resources management (CRM).
Untuk mengklarifikasi informasi tersebut, Senin, hari ini, atau Selasa, besok,
pihaknya segera mengadakan jumpa pers.
"Ndak ada argumentasi seperti itu. Bulenya nyimpulkan sendiri kali," ungkap
Tatang melalui SMS yang dikirim kepada koran ini.
Untuk itu, KNKT membawa VCR itu ke pabriknya, Boeing Company di Honey
Well, Seattle, Amerika Serikat (AS). "VCR itu sudah diperbaiki Boeing, namun
kita belum dapat sampaikan isi
16 Maret 2007
Santunan Rp600 Juta Bagi Korban Meninggal Kecelakaan Garuda
Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (15/3),
mengatakan tiga ahli waris korban tersebut masing-masing mendapat santunan sebesar
Rp600 juta. Sementara kepada 18 korban meninggal lainnya akan dilakukan setelah proses
persyaratan administrasinya lengkap.
Dengan demikian hingga Rabu (14/3), Garuda telah menyerahkan uang simpati kepada 122
penumpang GA-200 masing-masing Rp25 juta. Sebanyak 73 dari mereka berdomisili di
Jakarta, 38 di Yogyakarta, sisanya berdomisili di sejumlah daerah lainnya, satu di Hiroshima
Jepang dan satu berdomisili di Singapura.
Sedangkan ahli waris dari penumpang Prof Dr Koesnadi, mendapat santunan asuransi jiwa
Rp1 milyar di samping Rp600 juta. Karena Prof Dr Koesnadi telah menjadi anggota New
Executive Card Plus dan telah terbang bersama Garuda 802 kali.
nya," lanjut Tatang. Awal tahun 2007 merupakan awal tahun yang tidak
begitu baik bagi Indonesia, terutama bagi dunia penerbangan. Dalam waktu
kurang dari tiga bulan, tercatat telah terjadi lebih dari 23 kali insiden maupun
kecelakaan pesawat.
Berikut ini daftar insiden dan kecelakaan pesawat yang berhasil dikumpulkan
Indoflyer, sejak tanggal 1 Januari hingga hari Jumat 9 Maret 2007 :
01 Januari 2007
02 Januari 2007
06 Januari 2007
• Pelita Air Service Fokker 28, mengalami keretakan pada kaca kokpit di
Kupang, Nusa Tenggara Timur
• Batavia Air Boeing 737-300 PK-YTU, Roda depan bagian kanan lepas
ketika akan take-off penerbangan dari Pangkal Pinang menuju Jakarta.
Pesawat Return to Apron (RTA) dan kemudian diperbaiki
11 Januari 2007
• Pelita Air Service Fokker 100 PK-PJN, mengalami keretakan pada kaca
dalam penerbangan Jakarta-Dumai.
• Sriwijaya Air Boeing 737-200, Return to Base (RTB) dalam
penerbangan dari Jakarta-Palembang, karena masalah Radar Cuaca. )
14 Januari 2007
17 Januari 2007
18 Januari 2007
19 Januari 2007
31 Januari 2007
• Lion Air Boeing 737-400, dalam penerbangan Gorontalo-Makassar-
Jakarta, mengalami gangguan pada mesin, dan mesin tidak dapat
dihidupkan pada saat akan berangkat.
04 Februari 2007
20 Februari 2007
24 Februari 2007
25 Februari 2007
02 Maret 2007
• Merpati Nusantara Airlines Boeing 737-200, penerbangan dari Kuala
Lumpur menuju Jakarta dialihkan ke Batam dikarenakan kebocoran Oli
pada pesawat.
07 Maret 2007