Professional Documents
Culture Documents
Sulit dimainkan
Mereka mengaku sulit untuk memainkan alat musik ini yang memiliki
jarak nada terbatas. Perangkat lunak yang dikembangkan oleh seorang mahasiswa
PhD, Dr Alistair Braden mampu mengembangkan rancangan alat musik tiup ini.
Budaya Daerah. Sering sekali kita mendengar apa itu budaya!, akan tetapi
banyak sekali seseorang meninggalkan, bahkan melupakan budaya kita sendiri,
Khususnya budaya daerah Indonesia. Budaya atau kebudayaan berasal dari
bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari
kata Latin Colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Bisa diartikan
juga sebagai mengolah tanah atau
bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai “kultur”
dalam bahasa Indonesia.
GonG
REBANA
Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih. Bingkai berbentuk
lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk
ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia, Brunei,
Indonesia dan Singapura yang sering memakai rebana adalah
musik irama padang pasir, misalnya, gambus, kasidah dan
hadroh.
Bagi masyarakat Melayu di negeri Pahang, permainan
rebana sangat populer, terutamanya di kalangan penduduk di
sekitar Sungai Pahang. Tepukan rebana mengiringi lagu-lagu
tradisional seperti indong-indong, burung kenek-kenek, dan pelanduk-pelanduk.
Di Malaysia, selain rebana berukuran biasa, terdapat juga rebana besar yang diberi
nama Rebana Ubi, dimainkannya pada hari-hari raya untuk mempertandingkan
bunyi dan irama.
BONANG
Kendang
Kendang adalah instrumen dalam gamelan Jawa Tengah yang
salah satu fungsi utamanya mengatur irama. Instrument ini
dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang yang
kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang
ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang
gedhe biasa disebut kendang kalih. Kendang kalih dimainkan
pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti
ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa
juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama
tanggung. Untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang
kosek.
Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang
sudah lama menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai
naluri pengendang, sehingga bila dimainkan oleh satu orang denga orang lain
maka akan berbeda nuansanya.
ANGKLUNG
Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dar Tanah
Sunda, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara
digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa
bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam
susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik
besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung
sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro
dan pelog.
REBAB
Perkembangan Musik Tradisional
Musik Nusantara adalah seluruh musik yang berkembang di Nusantara ini, yang
menunjukkan atau menonjolkan ciri keindonesiaan, baik dalam bahasa maupun
gaya melodinya. Musik Nusantara terdiri dari musik tradisi daerah, musik
keroncong, musik dangdut, musik langgam, musik gambus, musik perjuangan,
dan musik pop.
B. Sejarah Musik Nusantara
Pada masa ini, musik dipakai sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat.
Dalam beberapa kelompok, bunyi- bunyian yang dihasilkan oleh anggota badan
atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Instrumen atau alat musik
yang digunakan umumnya berasal dari alam sekitarnya.
Pada masa ini, berkembanglah musik- musik istana (khususnya di Jawa). saat itu,
musik tidak hanya dipakai sebagai bagian ritual saja, tetapi juga dalam kegiatan-
kegiatan keistanaan (sebagai sarana hiburan para tamu raja). Musik istana yang
berkembang adalah musik gamelan. Musik gamelan terdiri dari 5 kelompok,
yaitu kelompok balungan, kelompok blimbingan, kelompok pencon, kelompok
kendang,dan kelompok pelengkap.
Selain berdagang dan menyebarkan agama islam, para pedagang arab juga
memperkenalkan musik mereka. Alat musik mereka berupa gambus & rebana.
dari proses itulah muncul orkes- orkes gambus di nusantara (Indonesia) hingga
saat ini.
Masa Kolonialisme
Masa Kini
Secara umum, fungsi musik bagi masyarakat Indonesia antara lain sebagai sarana
atau media upacara ritual, media hiburan, media ekspresi diri, media komunikasi,
pengiring tari, dan sarana ekonomi.
Sarana Hiburan
Dalam hal ini, musik merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan
akibat rutinitas harian, serta sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan
warga lainnya. Umumnya masyarakat Indonesia sangat antusias dalam menonton
pagelaran musik. Jika ada perunjukan musik di daerah mereka, mereka akan
berbondong- bondongmendatangi tempat pertunjukan untuk menonton.
Bagi para seniman (baik pencipta lagu maupun pemain musik), musik adalah
media untuk mengekspresikan diri mereka. Melalui musik, mereka
mengaktualisasikan potensi dirinya. Melalui musik pula, mereka mengungkapkan
perasaan, pikiran, gagasan, dan cita- cita tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan
dunia.
Sarana Komunikasi
Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi- bunyi tertentu yang memiliki arti tertentu
bagi anggota kelompok masyarakatnya. Umumnya, bunyi- bunyian itu memiliki
pola ritme tertentu, dan menjadi tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu
peristiwa atau kegiatan. Alat yang umum digunakan dalam masyarakat Indonesia
adalah kentongan, bedug di masjid, dan lonceng di gereja.
Pengiring Tarian
Sarana Ekonomi
Bagi para musisi dan artis professional, musik tidak hanya sekadar berfungsi
sebagai media ekspresi dan aktualisasi diri. Musik juga merupakan sumber
penghasilan. Mereka merekam hasil karya mereka dalam bentuk pita kaset dan
cakram padat (Compact Disk/CD) serta menjualnya ke pasaran. Dari hasil
penjualannya ini mereka mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Selain dalam media kaset dan CD. Para musisi juga melakukan
pertunjukan yang dipungut biaya. Pertunjukan tidak hanya dilakukan di suatu
tempat, tetapi juga bisa dilakukan di daerah- daerah lain di Indonesia ataupun di
luar Indonesia.
a. Gambang Kromong
Adalah sejenis orkes yang memadukan gamelan dengan alat musik umum (barat)
misalnya alat tiup dan alat gesek . Tangga nada yang digunakan pentatonis Cina.
Instrumennya; gong, gendang suling, bonang, kecrek, dan rebab sebagai melodi.
Dinyanyikan secara bergilir antara laki-laki dan perempuan. Lagunya berbentuk
pantun.
b. Tanjidor
Adalah kesenian tradisional khas Betawi (Jakarta). Ciri khasnya pada macam-
macam alat musik tiup dari kuningan (trompet dll) dan dilengkapi genderang
besar (bas drum) sperti pada drum band. Semua personilnya bermain sambil
berdiri.
a. Gamelan Degung
adalah seperangkat alat musik /gamelan yang mempunyai ciri tertentu dalam
warna musiknya. Instrumen yang digunakan; bonang, rincik, saron, jengglong,
suling, kecapi, dan rebab. Tangga nada digunakan adalah pentatonis (pelog dan
slendro).
Pada awalnya musik ini untuk acara keagamaan, tetapi sekarang digunakan untuk
mengiringi sendratari, mengiringi gending karesmen (nyanyian resmi), dan sarana
hiburan. Keberadaannya telah di kenal sejak zaman Pakuan Pajajaran.
b. Calung
Adalah seperangkat alat musik terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara
dipukul. Tanga nada yang digunakan mulanya pentatonis slendro yang kemudian
dikembangkan menjadi laras pelog.
Menurut sejarahnya berasal dari alat yang digunakan untuk menghalau burung di
sawah yang terbuat dari belahan bambu yang disebut kekeprak. Kekeprak ini
digunakan untuk menakuti sero (binatang pemakan ikan peliharaan di kolam atau
sawah). Kekeprak ini dibunyikan dengan cara digerakkan dengan air yang jatuh
dari pancuran. Alat tersebut berkembang menjadi calung dan sekarang terdiri dari
bentuk dan nama berbeda seperti calung gambang, calung gamelan, dan calung
jinjing.
c. Angklung
Adalah seperangkat alat musik terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara
dikocok. Dulu menggunakan tangga nada pentatonis dan sekarang menggunakan
diatonis. Menurut sejarahnya angklung digunakan untuk memeriahkan pesta padi
disawah.Tokoh musik angklung yaitu Daeng Sutisna.
d. Tarling
Berasal dari Cirebon yang ambil dari singkatan gitar dan suling, yakni alat yang
mendominasi pada jenis musik ini. Semula alatnya adalah gamelan bambu lalu
meningkat pada kecapi kemudian gamelan yang terbuat dari besi atau perunggu,
kemudian setelah dikenal gitar maka digunakan untuk menggantikan kecapi.
Tokohnya antara lain ; Jon Jayana, H. Abdul Ajid dan Uun S.
e. Arumba
Adalah singkatan dari alunan rumpun bambu. Prinsipnya hampir sama dengan
angklung hanya dilengkapi dengan susunan bambu mirip gambang/saron yang
dibunyikan dengan cara dipukul. Tokohnya antara lain ; Yos Rosadi, Rahmat, Bill
Saragih dan Sukardi.
f. Gending Cianjuran
h. Celempungan
Musik tradisional Jawa Timur hampir sama dengan musik gamelan Jawa Tengah.
Di Madura musik gamelan yang ada disebut Gamelan Sandur.
Musik daerah Bali tidak jauh berbeda dengan musik gamelan Jawa Tengah namun
resonator lebih tinggi. Perbedaan yang menonjol adalah cara memainkannya,
yakni gamelan Bali lebih hidup, iramanya cepat dan lebih dominan suara saron
(peking) dan demungnya. Tangga nada yang digunakan adalah tangganada
pentatonis.
Musik daerah ini banyak dipengaruhi musik Jawa. Jenis instrumennya antara lain;
garpu tala bambu, silu (hobo), muri (klarinet dari daun), genggong (jewharp),
sarone (suling bambu memakai ban), dan idiokardo 4 dawai.
Musik yang khas adalah nyanyian-nyanyian wanita. Intrumennya tidak ada yang
khas, hanya namanya berubah misalnya : jungga (musik tiup), lamba ( gendang
satu kulit ), katala ( gong ) dan suling hidung.
Musik daerah ini jelas sekali pengaruh dari musik Islami yang masuk dalam
nyanyian-nyayiannya. Instrumennya terdiri atas ; canangtring, rebana, gambus,
marwas, hareubab, gedumba ( gendang ), dan bangsi atau serimai ( suling ).
Musik Daerah Riau
a. Musik Gambus
Musik ini erat sekali hubungannya dengan agama Islam. Instrumen yang
digunakan adalah gambus, rebana/marwas, dan biola. Tema lagu umumnya
bertema keagamaan dan persoalan cinta.
b. Orkes Melayu
Musik Nias yang asli menggunakan 3 atau 4 nada dalam satu oktav. Jenis ini
sekarang sukar sekali ditemukan. Instrumen yang digunakan ; gong besar,
faritia/saraina (gong kecil), sigu mbawa dan surune mbawa (suling), Druridana
(garputala bambu), tamburu, gendera, cucu, fodrahi, dan taburana (gendang yang
panjangnya 3 meter dengan 2 kulit), Koko (semacam celempung/kecapi), Lagiya
(rebab).
Musik daerah ini banyak dipengaruhi musik gereja yang dikenal dengan sebutan
musik tataganing atau musik gondang. Tangga nada yang digunakan adalah
diatonis yang sudah harmonis.
Suku Dayak mempunyai musik khas tersendiri dengan instrumen yang terdiri
atas ; kledi/keruri/kedire (suling), kasapi/sampek (semacam lute yang dipetik),
tawak ( gong ), gendang besar dan kecil.
Musik khas daerah ini adalah Kulintang yaitu semacam gambang yang terbuat
dari bilahan kayu dan satu perangkat terdiri dari atas 7 kulintang. Tangga nada
yang digunakan adalah diatonis. Instrumennya antara lain ; suling, gambus dan
marwas/rebana.
Lagu-lagu yang dibawakan dalm koor bersuara 4 atau lebih dalam gaya primitif
polyphone terutama dalam acara panen.
Di daerah ini terdapat dua jenis musik musik Makasar (Ujung Pandang) disebut
genrang bulo yaitu diambil dari nama gendang tanpa kulit (membran) yang cara
memainkannya yaitu dengan dipukul-pukulkan pada suatu benda. Musik Bugis
disebut Idiokardo
Alat musik tiup terdiri atas puwi-puwi (hobo), basing bugis (suling kembang) dan
basing-basing (klarinet).
Musik daerah ini sangat dipengaruhi kuat oleh agama kristen. Instrumennya
terdiri atas garpu tala bambu, bansi (suling bambu), tegogong (gendang satu
kulit), salude (semacam dengan dua dawai) dan arababu (semacam rebab).
Musik di daerah Maluku, alat-alat yang asli sudah hilang. Instrumen musiknya
diseluruh Maluku hampir sama yaitu ; gong (dari Jawa), arababu (rebab) dengan
resonator dari tempurung, idiokordo yang disebut tatabuhan, korno (alat musik
tiup) yang terbuat dari siput dan disebut fuk-fuk, bermacam-macam gendang yang
disebut tifa.
Untuk daerah–daerah Islam seperti Halmahera, Bacan, Ternate, dan Tidore
dengan sendirinya memiliki alat-alat musik Islam seperti gambus, rebana, bangsil
(suling) dan sulepe (alat musik yang sumber bunyinya dari tali/dawai tapi
resonatornya dari tempurung)
Daerah Ambon memiliki klesipan (semacam gambang dari kayu yang terdiri atas
10-16 bilahan yang disebut tetabuhan kayu), dan bonang yang disebut gong
sembilan/gong dua belas. Yang paling khas adalah orkes suling bambu dengan
ambitus (luas suara) dari bass sampai sopran.
Instrumen musik yang khas adalah sasando, yaitu sebuah siter dari bambu yang
terdiri atas 36 dawai yang terbuat dari logam. Resonatornya terbuat dari daun
palm yang dirangkai dalam bentuk mangkok yang meliputi siter itu. Selain
sasando adalah dadako yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari tali/dawai
yang cara memainkannya dipukulkan pada suatu benda. Instrumen lainya adalah
bobi /foe/semaku (suling), hilu/puwi-puwi/kabarung (suling yang memakai ban),
bibililu tihar (gendang satu kulit) dan gong kecil-kecil.
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong,
musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.
Musik Daerah/Tradisional
Musik daerah atau musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di
daerah- daerah di seluruh Indonesia. Ciri khas pada jenis musik ini teletak pada isi
lagu dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisi memiliki karakteristik khas,
yakni syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat.
Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari ribuan pulau yang terbentang
dari Papua hingga Aceh. Dari sekian banyaknya pulau beserta dengan
masyarakatnya tersebut lahir, tumbuh dan berkembang. Seni tradisi yang
merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat pendukungnya.
Hampir diseluruh wilayah Indonesia mempunyai seni musik tradisional yang
khas. Keunikan tersebut bisa dilihat dari teknik permainannya, penyajiannya
maupun bentuk/organologi instrumen musiknya. Hampir seluruh seni tradisional
Indonesia mempunyai semangat kolektivitas yang tinggi sehingga dapat dikenali
karakter khas orang/masyarakat Indonesia, yaitu ramah dan sopan. Namun
berhubung dengan perjalanan waktu dan semakin ditinggalkanya spirit dari seni
tradisi tersebut, karekter kita semakin berubah dari sifat yang menjunjung tinggi
nilai-nilai kebersamaan menjadi individual/egoistis. begitu banyaknya seni tradisi
yang dimiliki bangsa Indonesia, maka untuk lebih mudah mengenalinya dapat di
golongkan menjadi beberapa kelompok yaitu alat musik/instrumen perkusi, petik
dan gesek.
Perkusi adalah sebutan bagi semua instrumen musik yang teknik permainannya di
pukul, baik menggunakan tangan maupun stik. Dalam hal ini beberapa instrumen
musik yang tergolong dalam alat musik perkusi adalah, Gamelan, Arumba,
Kendang, kolintang, tifa, talempong, rebana, bedug, jimbe dan lain sebagainya.
Gamelan adalah alat musik yang terbuat dari bahan logam. Gamelan berasal dari
daerah Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur juga di Jawa Barat yang biasa
disebut dengan Degung dan di Bali (Gamelan Bali). Satu perangkat gamelan
terdiri dari instrumen saron, demung, gong, kenong, slenthem, bonang dan
beberapa instrumen lainnya. Gamelan mempunyai nada pentatonis/pentatonic.
Arumba (alunan rumpun bambu) berasal dari daerah Jawa Barat. Arumba adalah
alat musik yang terbuat dari bhan bambu yang di mainkan dengan melodis dan
ritmis. Pada awalnya arumba menggunakan tangga nada pentatonis namun dalam
perkembangannya menggunakan tangga nada diatonis.
Kendang adalah sejenis alat musik perkusi yang membrannya berasal dari kulit
hewan. Kendang atau gendang dapat dijumpai di banyak wilayah Indonesia. Di
Jawa barat kendang mempunyai peraanan penting dalam tarian Jaipong. Di Jawa
Tengah, Bali, DI Yogyakarta, Jawa timur kendang selalu digunakan dalam
permainan gamelan baik untuk mengiringi, tari, wayang, ketoprak. Tifa adalah
alat musik sejenis kendang yang dapat di jumpai di daerah Papua, Maluku dan
Nias. Rebana adalah jenis gendang yang ukuran bervariasai dari yang kecil hingga
besar. Rebana adalah alat musik yang biasa di gunakan dalam kesenian yang
bernafaskan Islam. Rebana dapat di jumpai hampir di sebagian wilayah Indonesia.
Kecapi adalah alat musik petik yang berasal dari daerah Jawa Barat. Bentuk
organologi kecapi adalah sebuah kotak kayu yang diatasnya berjajar dawai/senar,
kotak kayu tersebut berguna sebagai resonatornya. Alat musik yang menyerupai
Kecapi adalah siter dari daerah Jawa tengah.
Sasando adalah alat musik petik berasal dari daerah Nusa tenggara timur (Timor)
kecapi ini terbuat dari bambu dengan diberi dawai/senar sedangkan untuk
resonasinya di buat dari anyaman daun lontar yang mempunyai bentuk setengah
bulatan.
Suling adalah instrumen musik tiup yang terbuat dari bambu. hampir semua
daerah di indonesia dapat dijumpai alat musik ini. Saluang adalah alat musik tiup
dari Sumatera Barat, serunai dapat dijumpai di sumatera utara, Kalimantan.
Suling Lembang berasal dari daerah Toraja yang mempunyai panjang antara 40-
100cm dengan garis tengah 2cm.
Tarompet, serompet, selompret adalah jenis alat musik tiup yang mempunyai 4-
6 lubang nada dan bagian untuk meniupnya berbentuk corong. Seni musik tradisi
yang menggunakan alat musik seperti ini adalah kesenian rakyat Tapanuli, Jawa
Barat, Jawa Timur, Madura, Papua.
Musik Keroncong
Secara umum, musik keroncong memiliki harmoni musik dan improvisasi yang
sangat terbatas. Umumnya lagu- lagunya memiliki bentuk dan susunan yang
sama. Syair- syairnya terdiri atas beberapa kalimat (umumnya 7 kalimat) yang
diselingi dengan permainan alat musik.
Musik Dangdut
Musik dangdut merupakan hasil perpaduan antara musik India dengan musik
Melayu, musik ini kemudian berkembang dan menampilkan cirinya yang khas
dan berbeda dengan musik akarnya. Ciri khas musik ini terletak pada pukulan alat
musik tabla (sejenis alat musik perkusi yang menghasilkan bunyi ndut). Selain itu,
iramanya ringan, sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya untuk
mengerakkan anggota badannya. Lagunya pun mudah dicerna, sehingga tidak
susah untuk diterima masyarakat.
Musik Perjuangan
Musik ini lahir dari kondisi masyarakat Indonesia yang sedang terjajah oleh
bangsa asing. Dengan menggunakan musik, para pejuang berusaha mengobarkan
semangat persatuan untuk bangkit melawan penjajah. Syair- syair yang diciptakan
pada masa itu, umumnya berisi ajakan untuk berjuang, ajakan untui berkorban
demi tanah air, dan sebagainya. Irama musiknya pun dibuat cepat dan semangat,
serta diakhiri dengan semarak.
Musik ini memiliki ciri, antara lain penggunaan ritme yang terasa bebas dengan
mengutamakan permainan drum dan gitar bas. Komposisi melodinyajuga mudah
dicerna. Biasanya, para musisinya juga menambahkan variasi gaya yang beraneka
ragam untuk menambah daya tarik dan penghayatan pendengar atau penontonnya.
Musik pop dibedakan menjadi musik pop anak- anak dan musik pop dewasa.
Serune Kalee
Serune ini mempunyai 7 buah lobang pengatur nada. Selain itu terdapat lapis kuningan serta 10
ikatan dari tembaga yang disebut klah (ring) serta berfungsi sebagai pengamanan dari
kemungkinan retak/pecah badan serune tersebut. Alat ini biasanya digunakan bersama genderang
clan rapai dalam upacara-upacara maupun dalam mengiringi tarian-tarian tradisional.
Gendang (Geundrang)
Gendang terdapat hampir di seluruh daerah Aceh. Gendang berfungsi sebagai alat musik
tradisional, yang bersama-sama dengan alat musik tiup seurune kalee mengiringi setiap tarian
tradisional baik pada upacara adat maupun upacara iainnya. Alat ini terbuat dari kayu nangka, kulit
kambing dan rotan. Pembuatan gendang yaitu dengan melubangi kayu nangka yang berbentuk
selinder sedemikian rupa sehingga badan gendang menyerupai bambam. Pada permukaan
lingkarannya (kiri-kanan) dipasang kulit kambing, yang sebelumnya telah dibuat ringnya dari
rotan dengan ukuran persis seperti ukuran lingkaran gendangnya.
Sebagai alat penguat/pengencang permukaan kulit dipakai tali yang juga terbuat dari kulit. Tali ini
menghubungkan antara kulit gendang yang kanan dengan kiri. Alat pemukul (stick) gendang juga
dibuat dari kayu yang dibengkakkan pada ujungnya yaitu bagian yang dipukul ke kulit.
Canang
Canang adalah alat musik pukul tradisional yang terdapat dalam kelompok masyarakat Aceh,
Gayo, Tamiang dan Alas. Masyarakat Aceh menyebutnya “Canang Trieng”, di Gayo disebut
“Teganing”, di Tamiang disebut “Kecapi” dan di Alas disebut dengan “Kecapi Olah”.
Alat ini terbuat dari seruas bambu pilihan yang cukup tua dan baik. Kemudian bambu tersebut
diberi lubang, selanjutnya ditoreh arah memanjang untuk mendapatkan talinya. Lobang yang ter-
dapat pada ruas bambu itu disebut kelupak (Alas dan Gayo).
Jumlah tali tidak sama pada setiap daerah. Pada Canang Trieng terdapat 5 buah tali (senar) yaitu 4
buah yang saling berdekatan terletak di kiri sedangkan sebuah lagi agak besar terletak di kanan
lubang. Tali sebelah kiri dipetik menggunakan lidi, sedangkan tali sebelah kanan dipetik dengan
kuku/ibu jari kiri.
Tali kecapi ada yang 3 buah dan ada yang 4 buah. Sedangkan Kecapi Olah terdapat 4 sampai 5
buah, yang masing-masing tali diberi nama sendiri yaitu gong (tali besar dekat keleepak), tingkat
(1 atau 2 buah tali yang letaknya di tengah) dan gerindik (tali yang paling halus/tinggi suaranya),
dipetik dengan bambu yang telah diraut tipis.
Pada teganing terdapat 3 buah tali yang paling tipis terletak paling kanan dan paling kasar terletak
paling kiri. Masing-masing tali ini disebut secara berurutan dengan nama canang, memong dan
gong. Cara memainkan teganing yaitu dengan memukul talinya dengan kayu pemukul yang
disebut peguel.
Rapai
Rapai merupakan sejenis alat instrumen musik tradisional Aceh, sama halnya dengan gendang.
Rapai dibuat dari kayu yang keras (biasanya dari batang nangka) yang setelah dibulatkan lalu
diberi lobang di tengahnya. Kayu yang telah diberi lobang ini disebut baloh. Baloh ini lebih besar
bagian atas dari pada bagian bawah. Bagian atas ditutup dengan kulit kambing sedangkan
bawahnya dibiarkan terbuka. Penjepit kulit atau pengatur tegangan kulit dibuat dari rotan yang
dibalut dengan kulit. (Penjepit ini dalam bahasa Aceh disebut sidak).
Rapai digunakan sebagai alat musik pukul pada upacara-upacara terutama yang berhubungan
dengan keagamaan, perkawinan, kelahiran dan permainan tradisional yaitu debus. Memainkan
rapai dengan cara memukulnya dengan tangan dan biasanya dimainkan oleh kelompok (group).
Pemimpin permainan rapai disebut syeh atau kalipah