You are on page 1of 18

Alat Musik yang “Punah” Diciptakan Kembali

Berkat sebuah perangkat lunak yang baru, kini


para ilmuwan berhasil menciptakan kembali alat
musik yang telah dilupakan orang yang disebut
Lituus. Sebagaimana diberitakan BBC, Senin
(1/6), alat musik jenis tiup sepanjang 8 kaki (2,4
meter) ini pernah dimainkan di zaman Romawi
Kuno, namun sudah tidak dimainkan lagi sekitar
300 tahun lalu.

Kini untuk pertama kalinya, alat musik ini


dimainkan dengan melantunkan komposisi lagu
abad ke-18 gubahan Bach “O Jesu Christ, meins
lebens licht”. Para peneliti di Engineering and Physical Sciences Research
Council (EPSRC) dan University of Edinburgh bekejasama meneliti alat ini.

Degan kolaborasi yang baik, Schola Cantorum Basiliensis (SCB) berhasil


memainkan kembali alat Lituus yang sebelumnya orang tidak pernah tahu seperti
apa bentuk dan hasil suaranya. Para peneliti ini mengembangkan sebuah sistim
yang membuat mereka mampu memainkan alat Lituus berdasarkan bentuk dan
susunan not. Hasilnya, mereka menciptakan alat Lituus sepanjang 2,4 meter
terbuat dari tanduk lurus dengan lonceng di ujungnya.

Sulit dimainkan

Mereka mengaku sulit untuk memainkan alat musik ini yang memiliki
jarak nada terbatas. Perangkat lunak yang dikembangkan oleh seorang mahasiswa
PhD, Dr Alistair Braden mampu mengembangkan rancangan alat musik tiup ini.

Dr Braden bersama supervisornya Professor Murray Campbell dibantu


oleh konservatorie spesialis alat musik Swiss, Schola Cantorum Basiliensis
(SCB). Pihak SCB memberikan tim Edinburgh gagasan mereka berdasarkan
bentuk dan nada yang dihasilkan ketika alat ini dimainkan. “Perangkat lunak ini
menggunakan data untuk merancang sebuah alat musik yang berguna dan luwes
saat dimainkan dengan kualitas nada dan akustik,” jelas Professor Campbell.

Pihak SCB kini menggunakan rancangan Edinburgh ini untuk


menciptakan dua contoh Lituus yang sama. Keduanya dimainkan di awal tahun ini
di Swiss dengan melantunkan gubahan Bach yang ditulis tahun 1730-an.
Seni = Budaya DaerahKu

Budaya Daerah. Sering sekali kita mendengar apa itu budaya!, akan tetapi
banyak sekali seseorang meninggalkan, bahkan melupakan budaya kita sendiri,
Khususnya budaya daerah Indonesia. Budaya atau kebudayaan berasal dari
bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari
kata Latin Colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Bisa diartikan
juga sebagai mengolah tanah atau
bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai “kultur”
dalam bahasa Indonesia.

GonG

Gong merupakan sebuah alat musik pukul yang


terkenal di Asia Timur. Gong ini digunakan untuk alat
musik tradisional. Saat ini tidak banyak lagi perajin gong
seperti ini.

Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan


nadanya. Nada gong baru terbentuk setelah dibilas dan
dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai, gong dikerok sehingga lapisan
perunggunya menjadi lebih tipis. Di Korea Selatan disebut juga Kkwaenggwari.
Tetapi kkwaenggwari yang terbuat dari logam berwarna kuningan ini dimainkan
dengan cara ditopang oleh kelima jari dan dimainkan dengan cara dipukul sebuah
stik pendek. Cara memegang kkwaenggwari menggunakan lima jari ini ternyata
memiliki kegunaan khusus, karena satu jari (telunjuk) bisa digunakan untuk
meredam getaran gong dan mengurangi volume suara denting yang dihasilkan.

REBANA
Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih. Bingkai berbentuk
lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk
ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia, Brunei,
Indonesia dan Singapura yang sering memakai rebana adalah
musik irama padang pasir, misalnya, gambus, kasidah dan
hadroh.
Bagi masyarakat Melayu di negeri Pahang, permainan
rebana sangat populer, terutamanya di kalangan penduduk di
sekitar Sungai Pahang. Tepukan rebana mengiringi lagu-lagu
tradisional seperti indong-indong, burung kenek-kenek, dan pelanduk-pelanduk.
Di Malaysia, selain rebana berukuran biasa, terdapat juga rebana besar yang diberi
nama Rebana Ubi, dimainkannya pada hari-hari raya untuk mempertandingkan
bunyi dan irama.

BONANG

Satu set sepuluh sampai empat-belas gong- gong kecil


berposisi horisontal yang disusun dalam dua deretan,
diletakkan di atas tali yang direntangkan pada bingkai
kayu. Pemain duduk di tengah-tengah pada sisi deretan
gong beroktaf rendah, memegang tabuh berbentuk bulat panjang di setiap tangan.
Ada tiga macam bonang, dibeda-bedakan menurut ukuran, wilayah oktaf, dan
fungsinya dalam ansambel.

BONANG BARUNG :Bonang berukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi,


adalah salah satu dari instrumen-instrumen pemuka dalam ansambel.
Khususnya dalam teknik tabuhan pipilan, pola-pola nada yang selalu
mengantisipasi nada-nada yang akan datang dapat
menuntun lagu instrumen-instrumen lainnya.
Pada jenis gendhing bonang, bonang barung memainkan
pembuka gendhing (menentukan gendhing yang akan
dimainkan) dan menuntun alur lagu gendhing.
Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, bonang barung tidak berfungsi sebagai lagu
penuntun; ia membentuk pola-pola lagu jalin-menjalin dengan bonang panerus,
dan pada aksen aksen penting bonang boleh membuat sekaran (lagu-lagu hiasan),
biasanya di akhiran kalimat lagu.

BONANG PANERUSBonang yang paling kecil, beroktaf tinggi.


Pada teknik tabuhan pipilan, bonang panerus berkecepatan dua kali lipat dari pada
bonang barung. Walaupun mengantisipasi nada-nada
balungan, bonang panerus tidak berfungsi sebagai lagu
tuntunan, karena kecepatan dan ketinggian wilayah
nadanya.
Dalam teknik tabuhan imbal-imbalan, bekerja sama
dengan bonang barung, bonang panerus memainkan pola-pola lagu jalin menjalin.

Kendang
Kendang adalah instrumen dalam gamelan Jawa Tengah yang
salah satu fungsi utamanya mengatur irama. Instrument ini
dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang yang
kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang
ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang
gedhe biasa disebut kendang kalih. Kendang kalih dimainkan
pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti
ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa
juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama
tanggung. Untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang
kosek.
Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang
sudah lama menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai
naluri pengendang, sehingga bila dimainkan oleh satu orang denga orang lain
maka akan berbeda nuansanya.

ANGKLUNG
Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dar Tanah
Sunda, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara
digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa
bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam
susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik
besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung
sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro
dan pelog.

REBAB

Rebab,(Arab: ‫ الرباب‬or ‫ رباب‬juga dilapalkan sebagai  :rebap,


rabab, rebeb, rababah, al-rababa ) adalah alat musik gesek yang
biasanya menggunakan 2 atau 3 dawai, alat musik ini banyak di
temukan di negara-negara Islam.

Alat musik yang menggunakan penggesek dan mempunyai tiga


atau dua utas tali dari dawai logam (tembaga) ini badannya
menggunakan kayu nangka dan berongga di bagian dalam ditutup
dengan kulit lembu yang dikeringkan sebagai pengeras suara.

Perkembangan Musik Tradisional

A. Pengertian Musik Nusantara

Musik Nusantara adalah seluruh musik yang berkembang di Nusantara ini, yang
menunjukkan atau menonjolkan ciri keindonesiaan, baik dalam bahasa maupun
gaya melodinya. Musik Nusantara terdiri dari musik tradisi daerah, musik
keroncong, musik dangdut, musik langgam, musik gambus, musik perjuangan,
dan musik pop.
B. Sejarah Musik Nusantara

Terdapat tahapan- tahapan perkembangan musik Indonesia (nusantara). tahapan


tersebut adalah sebagai berikut:

Masa sebelum masuknya pengaruh Hindu- Buddha

Pada masa ini, musik dipakai sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat.
Dalam beberapa kelompok, bunyi- bunyian yang dihasilkan oleh anggota badan
atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Instrumen atau alat musik
yang digunakan umumnya berasal dari alam sekitarnya.

Masa setelah masuknya pengaruh Hindu- Buddha

Pada masa ini, berkembanglah musik- musik istana (khususnya di Jawa). saat itu,
musik tidak hanya dipakai sebagai bagian ritual saja, tetapi juga dalam kegiatan-
kegiatan keistanaan (sebagai sarana hiburan para tamu raja). Musik istana yang
berkembang adalah musik gamelan. Musik gamelan  terdiri dari 5 kelompok,
yaitu kelompok balungan, kelompok blimbingan, kelompok pencon, kelompok
kendang,dan kelompok pelengkap.

Masa setelah masuknya pengaruh Islam

Selain berdagang dan menyebarkan agama islam, para pedagang arab juga
memperkenalkan musik mereka. Alat musik mereka berupa gambus & rebana.
dari proses itulah muncul orkes- orkes gambus di nusantara (Indonesia) hingga
saat ini.

Masa Kolonialisme

Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa pengaruh besar dalam


perkembangan musik Indonesia. Para pendatang ini memperkenalkan berbagai
alat musik dari negeri mereka, misalnya biola, selo (cello), gitar, seruling (flute),
dan ukulele. Mereka pun membawa sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu.
Itulah masa- masa perkembangan musik modern Indonesia. Saat itu,para musisi
Indonesia menciptakan sajian musik yang merupakan perpaduan musik barat  dan
musik Indonesia . Sajian musik itu dikenal sebagai musik keroncong.

Masa Kini

Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masukpula berbagai


jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, dan R&B. demikian pula dengan
musik- musik negeri India yang banyak dibawa melalui film- filmnya. Dari
perkembangan ini, terjadi perpaduan antara musik asing dengan musik Indonesia.
Musik India mengalami perpaduan dengan musik melayu sehingga menghasilkan
jenis musik dangdut. Maka, muncul pula berbagai musisi Indonesia yang beraliran
pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula jenis musik yang memadukan
unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat, terutama alat- alat
musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik etnis.

C. Fungsi Musik Nusantara

Secara umum, fungsi musik bagi masyarakat Indonesia antara lain sebagai sarana
atau media upacara ritual, media hiburan, media ekspresi diri, media komunikasi,
pengiring tari, dan sarana ekonomi.

Sarana upacara budaya (ritual)

Musik di Indonesia, biasanya berkaitan erat dengan upacara- upacara kematian,


perkawinan, kelahiran, serta upacara keagamaan dan kenegaraan. Di beberapa
daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen atau alat tertentu diyakini memiliki
kekuatan magis. Oleh karena itu, instrumen seperti itu dipakai sebagai sarana
kegiatan adat masyarakat.

Sarana Hiburan

Dalam hal ini, musik merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan
akibat rutinitas harian, serta sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan
warga lainnya. Umumnya masyarakat Indonesia sangat antusias dalam menonton
pagelaran musik. Jika ada perunjukan musik di daerah mereka, mereka akan
berbondong- bondongmendatangi tempat pertunjukan untuk menonton.

Sarana Ekspresi Diri

Bagi para seniman (baik pencipta lagu maupun pemain musik), musik adalah
media untuk mengekspresikan diri mereka. Melalui musik, mereka
mengaktualisasikan potensi dirinya. Melalui musik pula, mereka mengungkapkan
perasaan, pikiran, gagasan, dan cita- cita tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan
dunia.

Sarana Komunikasi

Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi- bunyi tertentu yang memiliki arti tertentu
bagi anggota kelompok masyarakatnya. Umumnya, bunyi- bunyian itu memiliki 
pola ritme tertentu, dan menjadi tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu
peristiwa atau kegiatan. Alat yang umum digunakan dalam masyarakat Indonesia
adalah kentongan, bedug di masjid, dan lonceng di gereja.

Pengiring Tarian

Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi- bunyian atau musik diciptakan oleh


masyarakat untuk mengiringi tarian- tarian daerah. Oleh sebab itu, kebanyakan
tarian daerah di Indonesia hanya bisa diiringi olehmusik daerahnya sendiri. Selain
musik daerah, musik- musik pop dan dangdut juga dipakai untuk mengiringi
tarian- tarian modern, seperti dansa, poco- poco, dan sebagainya.

Sarana Ekonomi

Bagi para musisi dan artis professional, musik tidak hanya sekadar berfungsi
sebagai media ekspresi  dan aktualisasi diri. Musik juga merupakan sumber 
penghasilan. Mereka merekam hasil karya mereka dalam bentuk pita kaset dan
cakram padat (Compact Disk/CD) serta menjualnya ke pasaran. Dari hasil
penjualannya ini mereka mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Selain dalam media kaset dan CD. Para musisi juga melakukan
pertunjukan yang dipungut biaya. Pertunjukan tidak hanya dilakukan di suatu
tempat, tetapi juga bisa dilakukan di daerah- daerah lain di Indonesia ataupun di
luar Indonesia.

D.Ragam Musik Nusantara

Musik Daerah Jakarta ( Betawi )

a. Gambang Kromong

Adalah sejenis orkes yang memadukan gamelan dengan alat musik umum (barat)
misalnya alat tiup dan alat gesek . Tangga nada yang digunakan pentatonis Cina.
Instrumennya; gong, gendang suling, bonang, kecrek, dan rebab sebagai melodi.
Dinyanyikan secara bergilir antara laki-laki dan perempuan. Lagunya berbentuk
pantun.

b. Tanjidor

Adalah kesenian tradisional khas Betawi (Jakarta). Ciri khasnya pada macam-
macam alat musik tiup dari kuningan (trompet dll) dan dilengkapi genderang
besar (bas drum) sperti pada drum band. Semua personilnya bermain sambil
berdiri.

Musik Daerah Jawa Barat

a. Gamelan Degung

adalah seperangkat alat musik /gamelan yang mempunyai ciri tertentu dalam
warna musiknya. Instrumen yang digunakan; bonang, rincik, saron, jengglong,
suling, kecapi, dan rebab. Tangga nada digunakan adalah pentatonis (pelog dan
slendro).
Pada awalnya musik ini untuk acara keagamaan, tetapi sekarang digunakan untuk
mengiringi sendratari, mengiringi gending karesmen (nyanyian resmi), dan sarana
hiburan. Keberadaannya telah di kenal sejak zaman Pakuan Pajajaran.

b. Calung

Adalah seperangkat alat musik terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara
dipukul. Tanga nada yang digunakan mulanya pentatonis slendro yang kemudian
dikembangkan menjadi laras pelog.

Menurut sejarahnya berasal dari alat yang digunakan untuk menghalau burung di
sawah yang terbuat dari belahan bambu yang disebut kekeprak. Kekeprak ini
digunakan untuk menakuti sero (binatang pemakan ikan peliharaan di kolam atau
sawah). Kekeprak ini dibunyikan dengan cara digerakkan dengan air yang jatuh
dari pancuran. Alat tersebut berkembang menjadi calung dan sekarang terdiri dari
bentuk dan nama berbeda seperti calung gambang, calung gamelan, dan calung
jinjing.

c. Angklung

Adalah seperangkat alat musik terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara
dikocok. Dulu menggunakan tangga nada pentatonis dan sekarang menggunakan
diatonis. Menurut sejarahnya angklung digunakan untuk memeriahkan pesta padi
disawah.Tokoh musik angklung yaitu Daeng Sutisna.

d. Tarling

Berasal dari Cirebon yang ambil dari singkatan gitar dan suling, yakni alat yang
mendominasi pada jenis musik ini. Semula alatnya adalah gamelan bambu lalu
meningkat pada kecapi kemudian gamelan yang terbuat dari besi atau perunggu,
kemudian setelah dikenal gitar maka digunakan untuk menggantikan kecapi.
Tokohnya antara lain ; Jon Jayana, H. Abdul Ajid dan Uun S.

e. Arumba

Adalah singkatan dari alunan rumpun bambu. Prinsipnya hampir sama dengan
angklung hanya dilengkapi dengan susunan bambu mirip gambang/saron yang
dibunyikan dengan cara dipukul. Tokohnya antara lain ; Yos Rosadi, Rahmat, Bill
Saragih dan Sukardi.

f. Gending Cianjuran

Adalah jenis musik yang menonjolkan vokal khas Cianjur. Vokal/nyanyian


diiringi dengan kecapi, suling dan rebab. Musik ini digunakan sebagai sarana
hiburan para bangsawan Sunda.
g. Klenengan

Adalah suatu pertunjukkan atau permainan gamelan yang menggunakan vokal


atau nyanyian. Gamelan ini dilengkapi dengan seperangkat gendang yang
berfungsi untuk mengiringi tarian klasik maupun modern.

h. Celempungan

Adalah jenis musik yang mengutamakan vokal/nyanyian atau gending.


Instrumennya terdiri atas kecapi, rebab, dan celempungan (bambu besar yang
diberi dawai). Kini celempungan telah diganti dengan perangkat gendang dan
gong.

Musik Daerah Jawa Timur dan Madura

Musik tradisional Jawa Timur hampir sama dengan musik gamelan Jawa Tengah.
Di Madura musik gamelan yang ada disebut Gamelan Sandur.

Musik Daerah Bali

Musik daerah Bali tidak jauh berbeda dengan musik gamelan Jawa Tengah namun
resonator lebih tinggi. Perbedaan yang menonjol adalah cara memainkannya,
yakni gamelan Bali lebih hidup, iramanya cepat dan lebih dominan suara saron
(peking) dan demungnya. Tangga nada yang digunakan adalah tangganada
pentatonis.

Musik Daerah Bima dan Sumba (NTB)

a. Musik Daerah Bima

Musik daerah ini banyak dipengaruhi musik Jawa. Jenis instrumennya antara lain;
garpu tala bambu, silu (hobo), muri (klarinet dari daun), genggong (jewharp),
sarone (suling bambu memakai ban), dan idiokardo 4 dawai.

b. Musik Daerah Sumba

Musik yang khas adalah nyanyian-nyanyian wanita. Intrumennya tidak ada yang
khas, hanya namanya berubah misalnya : jungga (musik tiup), lamba ( gendang
satu kulit ), katala ( gong ) dan suling hidung.

Musik Daerah Aceh

Musik daerah ini jelas sekali pengaruh dari musik Islami yang masuk dalam
nyanyian-nyayiannya. Instrumennya terdiri atas ; canangtring, rebana, gambus,
marwas, hareubab, gedumba ( gendang ), dan bangsi atau serimai ( suling ).
Musik Daerah Riau

a. Musik Gambus

Musik ini erat sekali hubungannya dengan agama Islam. Instrumen yang
digunakan adalah gambus, rebana/marwas, dan biola. Tema lagu umumnya
bertema keagamaan dan persoalan cinta.

b. Orkes Melayu

Adalah orkes yang membawakan lagu-lagu melayu asli. Instrumen yang


digunakan : akordeon, 4 buah gendang melayu, dan sebuah gong kecil. Orkes ini
merupakan cikal bakal musik melayu yang kita kenal sekarang sebagi musik
dangdut.

Musik Daerah Nias

Musik Nias yang asli menggunakan 3 atau 4 nada dalam satu oktav. Jenis ini
sekarang sukar sekali ditemukan. Instrumen yang digunakan ; gong besar,
faritia/saraina (gong kecil), sigu mbawa dan surune mbawa (suling), Druridana
(garputala bambu), tamburu, gendera, cucu, fodrahi, dan taburana (gendang yang
panjangnya 3 meter dengan 2 kulit), Koko (semacam celempung/kecapi), Lagiya
(rebab).

Musik Nias tidak untuk diperdengarkan tetapi untuk mengiringi cerita-cerita


untuk mendatangkan roh-roh gaib.

Musik Daerah Batak (Sumatera Utara)

Musik daerah ini banyak dipengaruhi musik gereja yang dikenal dengan sebutan
musik tataganing atau musik gondang. Tangga nada yang digunakan adalah
diatonis yang sudah harmonis.

Instumen yang digunakan antara lain ; gerantung (semacam gambang),


tangetong/nungneng (sumber bunyinya tali/dawai tapi dimainkan dengan
dipukulkan pada suatu benda), salodap, salonat, sordam, tarafait (sejenis suling),
tatagoning/gondang (satu stel gendang), gong (didatangkan dari Semarang),
arbab, hasapi, hapetan, dan kulcapi dengan 2 dawai yang dapat di stem.

Musik Daerah Minangkabau (Sumatera Barat)

Musik yang terkenal adalah talempong. Instrumennya menggunakan alat musik


daerah itu sendiri ditambah dengan alat-alat musik barat, antara lain : alat musik
tiup (saluang, bansi, serunai, puput batang padi, puput tanduk dan suliang), alat
musik perkusi (gendang dol/gendang besar, ketipung, rebana, gandang sedang,
talempong, dan gong/canang)
Musik Daerah Kalimantan

Musik daerah Kalimantan pesisir banyak mendapat pengaruh dari daerah-daerah,


seperti daerah Banjarmasin dan suku Dayak. Di Daerah Banjar masih terdapat
orkes karawitan khas Banjar. Instrumen yang digunakan terdiri ; rebab, gender,
gambang, dan suling ( diagonal ).

Suku Dayak mempunyai musik khas tersendiri dengan instrumen yang terdiri
atas ; kledi/keruri/kedire (suling), kasapi/sampek (semacam lute yang dipetik),
tawak ( gong ), gendang besar dan kecil.

Musik Daerah Minahasa

Musik khas daerah ini adalah Kulintang yaitu semacam gambang yang terbuat
dari bilahan kayu dan satu perangkat terdiri dari atas 7 kulintang. Tangga nada
yang digunakan adalah diatonis. Instrumennya antara lain ; suling, gambus dan
marwas/rebana.

Lagu-lagu yang dibawakan dalm koor bersuara 4 atau lebih dalam gaya primitif
polyphone terutama dalam acara panen.

Musik Daerah Sulawesi Selatan

Di daerah ini terdapat dua jenis musik musik Makasar (Ujung Pandang) disebut
genrang bulo yaitu diambil dari nama gendang tanpa kulit (membran) yang cara
memainkannya yaitu dengan dipukul-pukulkan pada suatu benda. Musik Bugis
disebut Idiokardo

Instrumen yang melengkapi kedua jenis musik di atas, yaitu ;

Alat musik tiup terdiri atas puwi-puwi (hobo), basing bugis (suling kembang) dan
basing-basing (klarinet).

Musik Daerah Sangihe-Talaud (Sulawesi Utara)

Musik daerah ini sangat dipengaruhi kuat oleh agama kristen. Instrumennya
terdiri atas garpu tala bambu, bansi (suling bambu), tegogong (gendang satu
kulit), salude (semacam dengan dua dawai) dan arababu (semacam rebab).

Musik Daerah Maluku

Musik di daerah Maluku, alat-alat yang asli sudah hilang. Instrumen musiknya
diseluruh Maluku hampir sama yaitu ; gong (dari Jawa), arababu (rebab) dengan
resonator dari tempurung, idiokordo yang disebut tatabuhan, korno (alat musik
tiup) yang terbuat dari siput dan disebut fuk-fuk, bermacam-macam gendang yang
disebut tifa.
Untuk daerah–daerah Islam seperti Halmahera, Bacan, Ternate, dan Tidore
dengan sendirinya memiliki alat-alat musik Islam seperti gambus, rebana, bangsil
(suling) dan sulepe (alat musik yang sumber bunyinya dari tali/dawai tapi
resonatornya dari tempurung)

Daerah Ambon memiliki klesipan (semacam gambang dari kayu yang terdiri atas
10-16 bilahan yang disebut tetabuhan kayu), dan bonang yang disebut gong
sembilan/gong dua belas. Yang paling khas adalah orkes suling bambu dengan
ambitus (luas suara) dari bass sampai sopran.

Musik Daerah Irian Jaya (Papua)

Musiknya mendapat pengaruh dari Maluku. Instrumennya tidak begitu banyak


hanya satu yang menarik, yakni Genderang (dihiasi pahatan dengan pewarnaan
yang artistik dan kulitnya dari biawak ). Alat musik lainnya seperti rebana, rebab,
tifa, dan gong (kiriman dari Maluku).

Instrumen yang ada di Papua digunakan untuk keperluan praktis, misalnya


Sekakas, yang digunakan untuk menarik ikan-ikan hiu. Sekakas bisa
mengeluarkan bunyi gemeretakan kalau dipegang setengah didalam laut dan
setengahnya lagi di udara.

Musik Daerah Timor ( NTT )

Instrumen musik yang khas adalah sasando, yaitu sebuah siter dari bambu yang
terdiri atas 36 dawai yang terbuat dari logam. Resonatornya terbuat dari daun
palm yang dirangkai dalam bentuk mangkok yang meliputi siter itu. Selain
sasando adalah dadako yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari tali/dawai
yang cara memainkannya dipukulkan pada suatu benda. Instrumen lainya adalah
bobi /foe/semaku (suling), hilu/puwi-puwi/kabarung (suling yang memakai ban),
bibililu tihar (gendang satu kulit) dan gong kecil-kecil.

Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong,
musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.

Musik Daerah/Tradisional

Musik daerah atau musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di
daerah- daerah di seluruh Indonesia. Ciri khas pada jenis musik ini teletak pada isi
lagu dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisi memiliki karakteristik khas,
yakni syair  dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat.
Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari ribuan pulau yang terbentang
dari Papua hingga Aceh. Dari sekian banyaknya pulau beserta dengan
masyarakatnya  tersebut lahir, tumbuh dan berkembang.  Seni tradisi yang
merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat pendukungnya.
Hampir diseluruh wilayah Indonesia mempunyai seni musik tradisional yang
khas. Keunikan tersebut bisa dilihat dari teknik permainannya, penyajiannya
maupun bentuk/organologi instrumen musiknya. Hampir seluruh seni tradisional
Indonesia mempunyai semangat kolektivitas yang tinggi sehingga dapat dikenali
karakter khas orang/masyarakat Indonesia, yaitu ramah dan sopan.  Namun
berhubung dengan perjalanan waktu dan semakin ditinggalkanya spirit dari seni
tradisi  tersebut, karekter kita semakin berubah dari sifat yang menjunjung tinggi
nilai-nilai kebersamaan menjadi individual/egoistis. begitu banyaknya seni tradisi
yang dimiliki bangsa Indonesia, maka untuk lebih mudah mengenalinya dapat di
golongkan menjadi beberapa kelompok yaitu alat musik/instrumen perkusi, petik
dan gesek.

I. Instrumen Musik Perkusi.

Perkusi adalah sebutan bagi semua instrumen musik yang teknik permainannya di
pukul, baik menggunakan tangan maupun stik. Dalam hal ini beberapa instrumen
musik yang tergolong dalam alat musik perkusi adalah, Gamelan, Arumba,
Kendang, kolintang, tifa, talempong, rebana, bedug, jimbe dan lain sebagainya.

Gamelan adalah alat musik yang terbuat dari bahan logam. Gamelan berasal dari
daerah Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur juga di Jawa Barat yang biasa
disebut dengan Degung dan di Bali (Gamelan Bali).  Satu perangkat gamelan
terdiri dari  instrumen saron, demung, gong, kenong, slenthem, bonang dan
beberapa instrumen lainnya. Gamelan mempunyai nada pentatonis/pentatonic.

Talempong adalah seni musik tradisi dari Minangkabau/Sumatera Barat.


Talempong adalah alat musik bernada diatonis (do, re, mi, fa, sol, la, ti, do)

Kolintang atau kulintang berasal dari daerah Minahasa/ Sulawesi Utara.


Kolintang mempunyai tangga nada diatonis/diatonic yang semua instrumennya
terdiri dari bas, melodis dan ritmis. Bahan dasar untuk membuat kulintang
adalah   kayu. Cara untuk memainkan alat musik ini di pukul dengan
menggunakan stik.

Arumba (alunan rumpun bambu) berasal dari daerah Jawa Barat. Arumba adalah
alat musik yang terbuat dari bhan bambu yang di mainkan dengan melodis dan
ritmis. Pada awalnya arumba menggunakan tangga nada pentatonis namun dalam
perkembangannya menggunakan tangga nada diatonis.

Kendang adalah sejenis alat musik perkusi yang membrannya berasal dari kulit
hewan. Kendang atau gendang dapat dijumpai di banyak wilayah Indonesia. Di
Jawa barat kendang mempunyai peraanan penting dalam tarian Jaipong. Di Jawa
Tengah, Bali, DI Yogyakarta, Jawa timur kendang selalu digunakan dalam
permainan gamelan baik untuk mengiringi, tari, wayang, ketoprak.  Tifa adalah
alat musik sejenis kendang yang dapat di jumpai di daerah Papua, Maluku dan
Nias. Rebana adalah jenis gendang yang ukuran bervariasai dari yang kecil hingga
besar. Rebana adalah alat musik yang biasa di gunakan dalam kesenian yang
bernafaskan Islam. Rebana dapat di jumpai hampir di sebagian wilayah Indonesia.

II. Instrumen Musik Petik

Kecapi adalah alat musik petik yang berasal dari daerah Jawa Barat. Bentuk
organologi kecapi adalah sebuah kotak kayu yang diatasnya berjajar dawai/senar,
kotak kayu tersebut berguna sebagai resonatornya. Alat musik yang menyerupai
Kecapi adalah siter dari daerah Jawa tengah.

Sasando adalah alat musik petik berasal dari daerah Nusa tenggara timur (Timor)
kecapi ini terbuat dari bambu dengan diberi dawai/senar sedangkan untuk
resonasinya di buat dari anyaman daun lontar yang mempunyai bentuk setengah
bulatan.

Sampek (sampe/sapek) adalah alat musik yang bentuknya menyerupai gitar


berasal dari daerah kalimantan. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu yang di
penuhi dengan ornamen/ukiran yang indah. Alat musik petik lainnya yang
bentuknya menyerupai sampek adalah Hapetan daerah Tapanuli, Jungga dari
daerah Sulawesi Selatan.

III. Instrumen Musik Gesek.

Instrumen musik tradisional yang menggunakan teknik permainan digesek adalah


Rebab. Rebab berasal dari daerah Jawa barat, Jawa Tengah, Jakarta (kesenian
betawi). Rebabb terbuat dari bahan kayu dan resonatornya ditutup dengan kulit
tipis, mempunyai dua buah senar/dawai dan mempunyai tangga nada pentatonis.
Instrumen musik tradisional lainnya yang mempunyai bentuk seperti rebab adalah
Ohyan yang resonatornya terbuat dari tempurung kelapa,  rebab jenis ini dapat
dijumpai di bali, Jawa dan kalimantan selatan.

IV. Instrumen Musik Tiup

Suling adalah instrumen musik tiup yang terbuat dari bambu. hampir semua
daerah di indonesia dapat dijumpai alat musik ini.  Saluang adalah alat musik tiup
dari  Sumatera Barat,  serunai dapat dijumpai di sumatera utara, Kalimantan.
Suling Lembang berasal dari daerah Toraja yang mempunyai panjang antara 40-
100cm dengan garis tengah 2cm.

Tarompet, serompet, selompret adalah jenis alat musik tiup yang mempunyai 4-
6 lubang nada dan bagian untuk meniupnya berbentuk corong. Seni musik tradisi
yang menggunakan alat musik seperti ini adalah kesenian rakyat Tapanuli, Jawa
Barat, Jawa Timur, Madura, Papua.
Musik Keroncong

Secara umum, musik keroncong memiliki harmoni musik dan improvisasi yang
sangat terbatas. Umumnya lagu- lagunya memiliki bentuk dan susunan yang
sama. Syair- syairnya terdiri atas beberapa kalimat (umumnya 7 kalimat) yang
diselingi dengan permainan alat musik.

Musik Dangdut

Musik dangdut merupakan hasil perpaduan antara musik India dengan musik
Melayu, musik ini kemudian berkembang dan menampilkan cirinya yang khas
dan berbeda dengan musik akarnya. Ciri khas musik ini terletak pada pukulan alat
musik tabla (sejenis alat musik perkusi yang menghasilkan bunyi ndut). Selain itu,
iramanya ringan, sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya untuk
mengerakkan anggota badannya. Lagunya pun mudah dicerna, sehingga tidak
susah untuk diterima masyarakat.

Musik Perjuangan

Musik ini lahir dari kondisi masyarakat Indonesia yang sedang terjajah oleh
bangsa asing. Dengan menggunakan musik, para pejuang berusaha mengobarkan
semangat persatuan untuk bangkit melawan penjajah. Syair- syair yang diciptakan
pada masa itu, umumnya berisi ajakan untuk berjuang, ajakan untui berkorban
demi tanah air, dan sebagainya. Irama musiknya pun dibuat cepat dan semangat,
serta diakhiri dengan semarak.

Musik Populer (pop)

Musik ini memiliki ciri, antara lain penggunaan ritme yang terasa bebas dengan
mengutamakan permainan drum dan gitar bas. Komposisi melodinyajuga mudah
dicerna. Biasanya, para musisinya juga menambahkan variasi gaya yang beraneka
ragam untuk menambah daya tarik dan penghayatan pendengar atau penontonnya.
Musik pop dibedakan menjadi musik pop anak- anak dan musik pop dewasa.

ALAT MUSIK TIUP


Alat musik tiup adalah suatu alat musik yang mengandung suatu jenis
penalun (resonator), biasanya suatu tabung, yang
kolom udara di dalamnya digetarkan dengan cara
meniup ke atau melalui suatu tempat di ujung
penalun. Titinada (pitch) getaran ditentukan oleh
panjang tabung dan modifikasi manual panjang
efektif kolom getar udara.
Cara memperoleh nada

 Mengubah panjang kolom udara getar dengan


mengubah panjang efektif tabung dengan
menutup atau membuka lubang di sisi tabung. Ini dapat dilakukan dengan
menutup lubang dengan jari atau menekan suatu kunci yang akan menutup
lubang. Metode ini digunakan oleh hampir semua alat musik tiup kayu
(woodwind instrument).
 Mengubah panjang kolom udara getar dengan mengubah panjang tabung
melalui pengaturan katup (lihat katup putar dan katup piston) yang
melalukan udara melalui tabung tambahan sehingga meningkatkan
panjang keseluruhan tabung, dan menurunkan titinada dasar. Metode ini
digunakan oleh hampir semua alat musik logam (brass instrument).
 Mengubah panjang kolom udara getar dengan memperpanjang tabung
menggunakan mekanisme geser. Metode ini digunakan misalnya oleh
trombon.
 Menggetarkan kolom udara pada berbagai harmoni tanpa mengubah
panjang kolom udara.

Jenis alat musik tiup

Alat musik tiup dibagi menjadi dua kategori utama

 Alat musik logam (brass instrument)


 Alat musik tiup kayu (woodwind instrument)

ALAT MUSIK TRADISIONAL ACEH

Alat musik tradisional merupakan sejumlah alat yang digunakan


untuk mengiringi suatu kegiatan adat di suatu wilayah tertentu.
Alat musik tradisional Aceh berarti alat musik yang digunakan
untuk acara-cara tertentu dalam tradisi masyarakat Aceh. Alat
musik ini kemudian menjadi sebuah identitas dan kebanggaan
ureueng Aceh.

Adapun alat musik tradisional Aceh tersebut di antaranya:

Serune Kalee

Serune Kalee adalah instrumen tiup tradisional Aceh yaitu


sejenis Clarinet terutama terdapat di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar, dan Aceh Barat. Alat
ini terbuat dari kayu, bagian pangkal kecil serta di bagian ujungnya besar menyerupai corong. Di
bagian pangkal terdapat piringan penahan bibir peniup yang terbuat dari kuningan yang disebut
perise.

Serune ini mempunyai 7 buah lobang pengatur nada. Selain itu terdapat lapis kuningan serta 10
ikatan dari tembaga yang disebut klah (ring) serta berfungsi sebagai pengamanan dari
kemungkinan retak/pecah badan serune tersebut. Alat ini biasanya digunakan bersama genderang
clan rapai dalam upacara-upacara maupun dalam mengiringi tarian-tarian tradisional.
Gendang (Geundrang)

Gendang terdapat hampir di seluruh daerah Aceh. Gendang berfungsi sebagai alat musik
tradisional, yang bersama-sama dengan alat musik tiup seurune kalee mengiringi setiap tarian
tradisional baik pada upacara adat maupun upacara iainnya. Alat ini terbuat dari kayu nangka, kulit
kambing dan rotan. Pembuatan gendang yaitu dengan melubangi kayu nangka yang berbentuk
selinder sedemikian rupa sehingga badan gendang menyerupai bambam. Pada permukaan
lingkarannya (kiri-kanan) dipasang kulit kambing, yang sebelumnya telah dibuat ringnya dari
rotan dengan ukuran persis seperti ukuran lingkaran gendangnya.

Sebagai alat penguat/pengencang permukaan kulit dipakai tali yang juga terbuat dari kulit. Tali ini
menghubungkan antara kulit gendang yang kanan dengan kiri. Alat pemukul (stick) gendang juga
dibuat dari kayu yang dibengkakkan pada ujungnya yaitu bagian yang dipukul ke kulit.
Canang

Canang adalah alat musik pukul tradisional yang terdapat dalam kelompok masyarakat Aceh,
Gayo, Tamiang dan Alas. Masyarakat Aceh menyebutnya “Canang Trieng”, di Gayo disebut
“Teganing”, di Tamiang disebut “Kecapi” dan di Alas disebut dengan “Kecapi Olah”.

Alat ini terbuat dari seruas bambu pilihan yang cukup tua dan baik. Kemudian bambu tersebut
diberi lubang, selanjutnya ditoreh arah memanjang untuk mendapatkan talinya. Lobang yang ter-
dapat pada ruas bambu itu disebut kelupak (Alas dan Gayo).

Jumlah tali tidak sama pada setiap daerah. Pada Canang Trieng terdapat 5 buah tali (senar) yaitu 4
buah yang saling berdekatan terletak di kiri sedangkan sebuah lagi agak besar terletak di kanan
lubang. Tali sebelah kiri dipetik menggunakan lidi, sedangkan tali sebelah kanan dipetik dengan
kuku/ibu jari kiri.

Tali kecapi ada yang 3 buah dan ada yang 4 buah. Sedangkan Kecapi Olah terdapat 4 sampai 5
buah, yang masing-masing tali diberi nama sendiri yaitu gong (tali besar dekat keleepak), tingkat
(1 atau 2 buah tali yang letaknya di tengah) dan gerindik (tali yang paling halus/tinggi suaranya),
dipetik dengan bambu yang telah diraut tipis.

Pada teganing terdapat 3 buah tali yang paling tipis terletak paling kanan dan paling kasar terletak
paling kiri. Masing-masing tali ini disebut secara berurutan dengan nama canang, memong dan
gong. Cara memainkan teganing yaitu dengan memukul talinya dengan kayu pemukul yang
disebut peguel.
Rapai
Rapai merupakan sejenis alat instrumen musik tradisional Aceh, sama halnya dengan gendang.
Rapai dibuat dari kayu yang keras (biasanya dari batang nangka) yang setelah dibulatkan lalu
diberi lobang di tengahnya. Kayu yang telah diberi lobang ini disebut baloh. Baloh ini lebih besar
bagian atas dari pada bagian bawah. Bagian atas ditutup dengan kulit kambing sedangkan
bawahnya dibiarkan terbuka. Penjepit kulit atau pengatur tegangan kulit dibuat dari rotan yang
dibalut dengan kulit. (Penjepit ini dalam bahasa Aceh disebut sidak).
Rapai digunakan sebagai alat musik pukul pada upacara-upacara terutama yang berhubungan
dengan keagamaan, perkawinan, kelahiran dan permainan tradisional yaitu debus. Memainkan
rapai dengan cara memukulnya dengan tangan dan biasanya dimainkan oleh kelompok (group).
Pemimpin permainan rapai disebut syeh atau kalipah

You might also like