You are on page 1of 26

RADIASI

Adapun Defenisi dari Radiasi tersebut adalah :


Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk
panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada
beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah
televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan
lain-lain.

Penemuan Sinar-X
Di akhir tahun 1895, Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen, Jerman, 1845-1923),
seorang profesor fisika dan rektor Universitas Wuerzburg di Jerman dengan sungguh-
sungguh melakukan penelitian tabung sinar katoda. Ia membungkus tabung dengan suatu
kertas hitam agar tidak terjadi kebocoran fotoluminesensi dari dalam tabung ke luar.
Lalu ia membuat ruang penelitian menjadi gelap. Pada saat membangkitkan sinar katoda,
ia mengamati sesuatu yang di luar dugaan. Pelat fotoluminesensi yang ada di atas meja
mulai berpendar di dalam kegelapan. Walaupun dijauhkan dari tabung, pelat tersebut
tetap berpendar. Dijauhkan sampai lebih 1 m dari tabung, pelat masih tetap berpendar.
Roentgen berpikir pasti ada jenis radiasi baru yang belum diketahui terjadi di dalam
tabung sinar katoda dan membuat pelat fotoluminesensi berpendar. Radiasi ini disebut
sinar-X yang maksudnya adalah radiasi yang belum diketahui.

Jenis-jenis dari radiasi :

Secara garis besar radiasi digolongkan ke dalam radiasi pengion dan radiasi non-pengion.

RadiasiPengion
Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi
(terbentuknya ion positif dan ion negatif) apabila berinteraksi dengan materi. Yang
termasuk dalam jenis radiasi pengion adalah partikel alpha, partikel beta, sinar gamma,
sinar-X dan neutron. Setiap jenis radiasi memiliki karakteristik khusus.

a. Partikel Alpha ( α )
Mempunyai ukuran (volume) dan muatan listrik positif yang besar. Tersusun dari
dua proton dan dua neutron, sehingga identik dengan inti atom Helium. Daya ionisasi
partikel alpha sangat besar, kurang lebih 100 kali daya ionisasi partikel β dan 10.000 kali
daya ionisasi sinar-gamma.

Karena mempunyai muatan listrik yang besar, maka partikel alpha mudah
dipengaruhi oleh medan listrik yang ada di sekitarnya dan setelah terlepas dari sumbernya
hanya mampu menjangkau jarak sejauh 4-5 cm di dalam media udara.
Sedangkan akibat ukurannya yang besar maka partikel alpha tidak mampu menembus
pori-pori kulit kita pada lapisan yang paling luar sekalipun, sehingga radiasi yang
diapancarkan oleh partikel alpha tersebut tidak berbahaya bagi manusia apabila berada di
luar tubuh.

b. Partikel Beta ( β )
Mempunyai ukuran dan muatan listrik lebih kecil dari partikel alpha. Daya
ionisasinya di udara 1/100 kali daya ionisasi partikel alpha. Dengan ukurannya yang lebih
kecil, partikel β mempunyai daya tembus lebih besar dari partikel alpha. Karena
muatannya yang kecil daya jangkau partikel β di udara bisa sejauh 9 cm, untuk
selanjutnya dibelokkan oleh medan listrik yang ada di sekitarnya.

c. Partikel Gamma ( γ )
Tidak mempunyai besaran volume dan muatan listrik sehingga dikelompokkan ke
dalam gelombang elektromagnetik. Daya ionisasinya di dalam medium sangat kecil,
Karena tidak mempunyai muatan listrik maka sinar gamma tidak terbelokkan oleh medan
listrik yang ada di sekitarnya,
sehingga daya tembusnya sangat besar dibandingkan dengan daya tembus partikel alpha
atau beta (β).

d. Sinar-X
Mempunyai kemiripan dengan sinar gamma, yaitu dalam hal daya jangkau pada
suatu media dan pengaruhnya oleh medan listrik. Yang membedakan antara keduanya
adalah proses terjadinya. Sinar gamma dihasilkan dari proses peluruhan zat radioaktif
yang terjadi pada inti atom, sedangkan sinar-X dihasilkan pada waktu elektron berenergi
tinggi yang menumbuk suatu target logam. Sinar gamma akan dipancarkan secara terus
menerus oleh sumber radioaktif selama sumber tersebut bersifat tidak stabil, sedangkan
sinar-X dapat setiap saat dihentikan pancarannya apabila pesawat sinar-X tidak diberikan
suplai daya (tenaga listrik).

e. Partikel Neutron
Mempunyai ukuran kecil dan tidak mempunyai muatan listrik. Karena ukurannya
yang kecil dan tidak terpengaruh oleh medan listrik di sekitarnya, maka partikel neutron
memiliki daya tembus yang tinggi. Partikel neutron dapat dihasilkan dari reaksi nuklir
antara satu unsur tertentu dengan unsur lainnya.

Radiasi Non – Pengion


Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek
ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi non-pengion tersebut berada di
sekeliling kehidupan kita. Yang termasuk dalam jenis radiasi non-pengion antara lain
adalah gelombang radio (yang membawa informasi dan hiburan melalui radio dan
televisi); gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi seluler
handphone); sinar inframerah (yang memberikan energi dalam bentuk panas); cahaya
tampak (yang bisa kita lihat); sinar ultraviolet (yang dipancarkan matahari).

Sifat-sifat Radiasi :
Ada dua macam sifat radiasi yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan
sumber radiasi pada suatu tempat atau bahan, yaitu sebagai berikut :

• Radiasi tidak dapat dideteksi oleh indra manusia, sehingga untuk mengenalinya
diperlukan suatu alat bantu pendeteksi yang disebut dengan detektor radiasi. Ada
beberapa jenis detektor yang secara spesifik mempunyai kemampuan untuk melacak
keberadaan jenis radiasi tertentu yaitu detektor alpha, detektor gamma, detektor neutron,
dll.

• Radiasi dapat berinteraksi dengan materi yang dilaluinya melalui proses ionisasi,
eksitasi dan lain-lain. Dengan menggunakan sifat-sifat tersebut kemudian digunakan
sebagai dasar untuk membuat detektor radiasi.
Sumber-sumber Radiasi :
Radiasi berada di mana-mana, karena sumber radiasi tersebar di mana saja di
alam semesta, baik yang terjadi secara alami (sumber radiasi alam) maupun yang terjadi
karena aktivitas manusia (sumber radiasi buatan). Sumber radiasi alam sudah ada sejak
alam semesta terbentuk, dan radiasi yang dipancarkan oleh sumber alam ini disebut
radiasi latar belakang. Sedangkan sumber radiasi buatan baru diproduksi di abad 20,
tetapi telah memberikan paparan secara signifikan kepada manusia.

Radiasi alam
Setiap manusia terkena radiasi dari alam (radiasi latar belakang) yang merupakan
bagian terbesar yang diterima oleh manusia yang tidak bekerja di tempat yang
menggunakan radioaktif atau yang tidak menerima radiasi berkaitan dengan kedokteran
atau kesehatan.
Radiasi latar belakang yang diterima oleh seseorang dapat berasal dari tiga sumber
utama, yaitu sebagai berikut :

Sumber Radiasi Kosmik


Radiasi kosmik berasal dari angkasa luar, sebagian berasal dari ruang
antarbintang dan matahari. Radiasi kosmik ini terdiri dari partikel dan sinar berenergi
tinggi (1017 eV) dan berinteraksi dengan nuklida-nuklida stabil di atmosfir membentuk
nuklida radioaktif seperti C-14, Be-7, Na-22, dan H-3. Radionuklida yang terjadi karena
interaksi nuklida dengan radiasi kosmik ini disebut radionuklida Cosmogenic.

Atmosfir bumi dapat mengurangi radiasi kosmik yang diterima oleh manusia.
Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini bergantung kepada ketinggian, yaitu radiasi yang
diterima akan semakin besar apabila posisinya semakin tinggi dari permukaan laut.
Karena itu seseorang akan menerima lebih banyak radiasi kosmik apabila berada di
puncak gunung atau ketika berpergian dengan pesawat terbang daripada di permukaan
laut.

Tingkat radiasi yang diterima seseorang bergantung juga kepada garis lintangnya
di bumi, karena radiasi kosmik ini dipengaruhi oleh medan magnet bumi. Oleh karena
medan magnet bumi kuat di daerah kutub, maka radiasi yang diterima di kutub lebih kecil
daripada di daerah katulistiwa.

Sumber Radiasi Terestrial (Primordial)


Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh radionuklida di dalam kerak bumi, dan
radiasi ini dipancarkan oleh radionuklida yang disebut primordial dengan waktu paro
berorde milyar (10.000.000.000) tahun. Radionuklida ini ada sejak terbentuknya bumi.
Radionuklida yang ada dalam kerak bumi terutama adalah
Peluruhan Uranium-238 menghasilkan deret nuklida turunan yang berakhir dengan
nuklida stabil Pb-206 (disebut deret uranium), Uranium-235 menghasilkan deret turunan
yang berakhir dengan unsur stabil Pb-207 (disebut deret actinium) dan Thorium-232
menghasilkan deret turunan yang berakhir dengan unsur stabil Pb-208 (disebut deret
thorium).

Radiasi terestrial terbesar yang diterima manusia berasal dari Radon (Radon-222)
dan Thoron (Radon-220). Kedua radionuklida ini berbentuk gas dan bisa merembes
keluar dari bumi atau bahan bangunan tempat tinggal. Tingkat radiasi yang diterima
seseorang dari radiasi terestrial ini berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain
tergantung kepada konsentrasi sumber radiasi di dalam kerak bumi. Ada beberapa tempat
di bumi yang memiliki tingkat radiasi di atas rata-rata seperti Pocos de Caldas dan
Guarapari (Brazil), Kerala dan Tamil Nadu (India) dan Ramsar (Iran).

Sumber Radiasi Dalam Tubuh Manusia


Sumber radiasi alam yang lain adalah radionuklida yang ada di dalam tubuh
manusia. Sumber radiasi ini berada di dalam tubuh manusia sejak dilahirkan atau masuk
ke dalam tubuh manusia melalui makanan, minuman, pernafasan, atau luka. Radiasi
internal ini terutama diterima dari radionuklida C-14, H-3, K-40, radon. Selain itu masih
ada sumber lain seperti Pb-210 dan Po-210 yang berasal dari ikan dan kerang-kerangan.
Buah-buahan biasanya mengandung unsur K-40. Secara alami di dalam tulang kita
terdapat polonium dan radium radioaktif, otot mengandung karbon radioaktif dan kalium
radioaktif, di dalam paru terdapat gas mulia radioaktif dan tritium. Zat-zat ini dan banyak
zat lainnya secara terus menerus memancarkan radiasi dan menyinari tubuh kita dari
dalam.

Radiasi buatan
Selain radiasi yang berasal dari alam, kita juga dapat menerima radiasi dari
beberapa sumber radiasi yang sengaja dibuat oleh manusia, di antaranya radionuklida
buatan, pesawat sinar-X, reaktor nuklir dan akselerator.

Radionuklida buatan
Dewasa ini telah banyak sekali unsur radioaktif berhasil dibuat oleh manusia
berdasarkan reaksi inti antara nuklida yang tidak radioaktif dengan neutron (reaksi fisi di
dalam reaktor atom), aktivasi neutron, atau berdasarkan penembakan nuklida yang tidak
radioaktif dengan partikel atau ion cepat (di dalam alat-alat pemercepat partikel, misalnya
akselerator atau siklotron). Radionuklida buatan ini bisa memancarkan jenis radiasi alpha,
beta, gamma dan neutron. Pada saat ini radionuklida (radioisotop) buatan tersebut telah
banyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan manusia, misalnya di bidang
pertanian, peternakan, kesehatan, industri, dan sebagainya.

Pesawat Sinar-X
Setelah ditemukannya sinar-X oleh Wilhelm Roentgen pada tahun 1895, dewasa
ini pemakaian pembangkit atau pesawat sinar-X di bidang industri maupun di bidang
kedokteran semakin meningkat.
Secara sederhana dapat diterangkan bahwa sinar-X dihasilkan oleh tabung sinar-X yaitu
tabung gelas hampa udara yang dilengkapi dengan dua buah elektroda, yaitu anoda
(target) dan katoda. Sebagai akibat interaksi antara elektron cepat yang dipancarkan dari
katoda ke target dihasilkan sinar-X dari permukaan target.

Reaktor Nuklir
Mekanisme utama yang terjadi dalam reaktor nuklir adalah pembelahan inti.
Prinsip pembelahan inti dapat digambarkan sebagai berikut :

Q adalah energi fisi (sekitar 200 MeV) yang dibebaskan, R adalah radiasi berbagai jenis
partikel atau foton pada saat pembelahan maupun hasil peluruhannya.
Dari mekanisme proses tersebut terlihat bahwa setiap reaksi pembelahan akan
menghasilkan lebih dari satu neutron baru (terjadi multiplikasi neutron) yang akan
menyebabkan pembelahan selanjutnya jika di sekitarnya terdapat inti dapat belah yang
lain. Proses demikian ini berlangsung terus dan disebut proses Reaksi Berantai. Dalam
reaktor nuklir, proses pembelahan ini tidak dibiarkan berlangsung secara bebas seperti
pada bom atau senjata nuklir, tetapi dikendalikan.
Radionuklida utama yang dihasilkan dari reaktor nuklir adalah Cs-134, Cs-137, I-131, I-
133, Sr-90 dan H-3.

Akselerator
Akselerator adalah alat yang digunakan untuk mempercepat partikel bermuatan
(ion) melalui penumbukan atau hamburan partikel dengan target. Partikel yang dipercepat
biasanya proton dan elektron. Beberapa contoh akselerator dengan partikel yang
dipercepat yang banyak dipakai adalah akselerator linear (linear accelerator = linac) dan
siklotron. Akselerator digunakan untuk menghasilkan radionuklida buatan, untuk
penelitian partikel dengan kecepatan tinggi, uji bahan, terapi, dsb.
Apa yang akan terjadi apabila radiasi berinteraksi dengan suatu materi ?
Radiasi apabila menumbuk suatu materi maka akan terjadi interaksi yang akan
menimbulkan berbagai efek. Efek-efek radiasi ini bergantung pada jenis radiasi, energi
dan juga bergantung pada jenis materi yang ditumbuk. Pada umumnya radiasi dapat
menyebabkan proses ionisasi dan atau proses eksitasi ketika melewati materi yang
ditumbuknya.

Ionisasi
Ionisasi bisa terjadi pada saat radiasi berinteraksi dengan atom materi yang
dilewatinya. Radiasi yang dapat menyebabkan terjadinya ionisasi disebut radiasi pengion.
Termasuk dalam katagori radiasi pengion ini adalah partikel alpha, partikel beta, sinar
gamma, sinar-X dan neutron.
Pada saat menembus materi, radiasi pengion dapat menumbuk elektron orbit sehingga
elektron terlepas dari atom. Akibatnya timbul pasangan ion positif dan ion negatif.

Menurut sifat kejadiannya, ionisasi dikelompokkan ke dalam ionisasi-langsung dan


ionisasi-tak-langsung. Ionisasi-langsung terjadi jika radiasi menyebabkan ionisasi pada
saat itu juga ketika berinteraksi dengan atom materi, dan proses ini bisa disebabkan oleh
partikel bermuatan listrik seperti alpha dan beta. Berbeda dengan yang terjadi pada
interaksi partikel bermuatan, interaksi radiasi yang berupa gelombang elektromagnetik
(sinar gamma atau sinar-X) ataupun partikel yang tidak bermuatan listrik (neutron) tidak
secara langsung menimbulkan ionisasi. Partikel yang dihasilkan dalam interaksi yang
pertama ini kemudian menyebabkan terjadinya ionisasi. Proses seperti ini dikenal sebagai
ionisasi-tak-langsung.

Eksitasi
Apabila radiasi yang berinteraksi dengan atom tidak cukup energinya untuk
menghasilkan ionisasi langsung, maka dapat mengakibatkan suatu elektron orbit tertentu
berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi, atau ke keadaan tereksitasi. Energi eksitasi
tersebut akan dilepaskan kembali dalam bentuk radiasi elektromagnetis, pada saat
elektron tersebut kembali ke orbit dengan tingkat energi yang lebih rendah.
INTERAKSI RADIASI ALPHA
Apa yang terjadi apabila partikel alpha berinteraksi dengan materi ?
Dibandingkan dengan partikel-partikel yang lain, partikel alpha secara fisik
maupun elektris relatif besar, terdiri dari 4 nukleon (2 proton dan 2 neutron). Selama
melintas di dalam materi, partikel alpha ini sangat mempengaruhi elektron-elektron orbit
dari atom-atom materi tersebut karena adanya gaya Coulomb. Elektron-elektron tersebut
berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi (eksitasi) atau terlepas sama sekali dari
atom dan terbentuklah pasangan-pasangan ion (ionisasi). Partikel alpha dengan energi
sebesar 3,5 MeV mempunyai jangkauan di udara sejauh 20 mm dan mampu
menghasilkan 100.000 pasangan ion. Partikel alpha yang m).µ sama mampu melintas di
jaringan tubuh sejauh 0,03 mm (30

INTERAKSI RADIASI BETA


Apa yang terjadi apabila partikel beta berinteraksi dengan materi ?
Dibandingkan dengan partikel alpha, partikel beda adalah sangat kecil. Partikel
beta (negatif) ini memiliki satu satuan muatan elementer negatif dan massanya dapat
diabaikan terhadap massa partikel alpha. Partikel beta ini pada dasarnya identik dengan
elektron yang mengorbit di atom penyerap (dengan muatan listrik yang sama), dapat
menyebabkan terjadinya ionisasi langsung dengan gaya tolak coulomb terhadap elektron
yang mengorbit tersebut. Partikel beta ini dapat pula menyebabkan terjadinya eksitasi bila
energinya tidak cukup besar untuk dapat membuat elektron orbit lepas dari sistem atom.

Partikel beta dapat menimbulkan ionisasi langsung lebih sedikit dari pada partikel
alpha dan dapat bergerak lebih jauh di dalam bahan penyerap. Partikel beta dengan energi
sebesar 3,5 MeV dapat melintas di udara sejauh sekitar 11 meter dan apabila di dalam
jaringan dapat mencapai jarak sekitar 15 mm. Partikel beta berenergi rendah 0,157 MeV
yang dipancarkan oleh Carbon-14 hanya mampu melintas di udara sejauh 30 cm dan
apabila di jaringan sekitar 0,8 mm.

Partikel beta yang berenergi lebih tinggi dapat melintas sampai dekat ke inti atom
dari bahan penyerap. Partikel ini kehilangan sebagian energinya karena mengalami
pelambatan (pengereman) di dalam medan listrik inti. Energi pengereman yang terambil
dari energi kinetik partikel beta tersebut, akan muncul sebagai sinar-X. Radiasi tipe ini
yang disebut sebagai bremsstrahlung, yang dalam bahasa Jerman berarti radiasi
pengereman.

Radiasi Bremsstrahlung merupakan hal yang penting di dalam proteksi radiasi.


Hal ini perlu mendapat perhatian khusus bagi organisasi/perorangan pemilik pesawat
sinar-X untuk berusaha meminimalkan munculnya radiasi bremsstrahlung di ruang
pesawat sinar-X dalam rangka keselamatan radiasi terhadap operator dan konsumen yang
dilayani.
INTERAKSI RADIASI GAMMA
Apa yang terjadi apabila sinar gamma atau sinar-X berinteraksi dengan materi?
Berkurangnya energi dari sinar gamma dan sinar- X pada saat melewati suatu
materi terjadi karena tiga proses utama, yaitu :
- efek fotolistrik
- efek Compton
- efek produksi pasangan

Efek fotolistrik dan efek Compton timbul karena interaksi antara sinar gamma atau sinar-
X dengan elektron-elektron dalam atom materi, sedangkan efek produksi pasangan
timbul karena interaksi dengan medan listrik inti atom.

a. Efek Fotolistrik
Pada efek fotolistrik, energi foton diserap oleh elektron orbit, sehingga elektron
tersebut terlepas dari atom. Elektron yang dilepaskan akibat efek fotolistrik disebut
fotoelektron. Efek fotolistrik terutama terjadi pada foton berenergi rendah yaitu antara
energi + 0,01 MeV hingga + 0,5 MeV. Disamping itu efek fotolistrik banyak terjadi pada
material dengan Z yang besar. Sebagai contoh efek fotolistrik lebih banyak terjadi pada
timah hitam (Z=82) daripada tembaga (Z=29).

b. Hamburan Compton
Pada efek Compton, foton dengan energi hv berinteraksi dengan elektron terluar
dari atom, selanjutnya foton dengan energi hv dihamburkan dan elektron tersebut
dilepaskan dari ikatannya dengan atom dan bergerak dengan energi kinetik tertentu.

c. Efek Produksi Pasangan


Proses produksi pasangan hanya terjadi bila foton datang / 1,02 MeV. Apabila
foton semacam ini mengenai inti atom berat, foton tersebut akan lenyap dan sebagai
gantinya timbul sepasang elektron-positron. Positron adalah partikel yang massanya sama
dengan elektron dan bermuatan listrik positif yang besarnya juga sama dengan muatan
elektron. Proses ini memenuhi hukum kekekalan energi:

Oleh karena itu proses ini hanya bisa berlangsung bilamana energi foton yang datang
minimal

adalah massa diam elektron dan c adalah kecepatan cahaya.


Berkaitan dengan uraian ini maka nilai atau besaran absorpsi linier akan bergantung pada
energi foton yang datang disamping bergantung pada jenis media/materi/zat yang
dilaluinya atau bergantung pada nomor atom (Z) media/materi yang dilaluinya.
d. Emisi Sekunder
Emisi sekunder dapat juga terjadi pada efek fotolistrik karena disebabkan oleh
dua hal sebagai berikut :

Pertama :
Karena energinya besar elektron yang dilepaskan adalah elektron dari orbit yang
lebih dalam pada unsur bernomor atom besar, maka lowongan elektron ini akan diisi oleh
elektron dari orbit yang lebih luar. Apabila pelepasan elektron terjadi pada orbit K, maka
transisi ini akan disertai dengan emisi foton dengan berbagai karakteristik berupa radiasi
sinar-X karakteristik yang dikenal dengan ”radiasi fluoresensi”.

Kedua:
Kadang-kadang foton ini menumbuk elektron dari orbit yang lebih luar dari atom
dan melepaskan elektron ini. Elektron tersebut memiliki energi kinetik yang sama dengan
energi sinar-X karakteristik dikurangi dengan energi ikat elektron tersebut dalam orbitnya
dalam orbitnya dan sisebut elektron Auger. Rangkuman interaksi foton dengan materi
(yang utama, dari antara serangkaian interaksi yang rumit)

INTERAKSI RADIASI NETRON


Apa yang terjadi apabila partikel neutron berinteraksi dengan materi?
Neutron merupakan salah satu partikel pembentuk inti atom yang tidak bermuatan
listrik. Neutron dapat dihasilkan dalam reaksi fisi dan reaksi-reaksi nuklir lainnya. Pada
umumnya neutron bebas yang berasal dari reaksi nuklir tersebut berenergi tinggi, dengan
energi lebih besar dari 0,10 MeV.
Energi ini akan makin menurun selama gerakannya di dalam bahan penyerap, karena
tumbukan dengan atom-atom bahan tersebut. Neutron-neutron tersebut akan menjadi
neutron thermal (dengan energi sekitar 0,025 eV).

Interaksi neutron dengan materi dapat terjadi dengan tiga cara :


- tumbukan elastis
- tumbukan tak elastis
- penangkapan

Tumbukan elastis dan tak elastis antara neutron dengan atom-atom bahan penyerap
menyebabkan energi neutron-cepat maupun neutron-sedang makin berkurang dan akan
mencapai daerah energi neutron thermal (lambat). Neutron-lambat inilah yang berpeluang
dapat ditangkap oleh inti atom bahan penyerap.

Tumbukan Elastis
Dalam tumbukan elastis antara neutron dengan atom bahan penyerap, sebagian
energi kinetik neutron diberikan ke inti atom terkait dalam bentuk energi kinetik, dan
berarti inti atom yang ditumbuk tersebut bergerak. Sementara itu neutron penumbuk
dibelokkan/dihamburkan.
Energi neutron yang dialihkan ke partikel yang ditumbuk antara lain ditentukan oleh
massa dari partikel yang ditumbuk. Neutron akan kehilangan paling banyak energi
kinetiknya bila bertumbukan dengan partikel yang sama atau hampir sama massanya
(misalnya neutron atau proton) atau setidak-tidaknya yang massanya tidak jauh berbeda.
Di dalam aplikasinya, air, beton dan parafin merupakan bahan yang baik untuk perisai
terhadap radiasi neutron.

Tumbukan Tak Elastis


Interaksi yang lebih rumit adalah interaksi antara neutron-cepat atau yang
berenergi sedang dengan target yang massanya jauh lebih besar dari pada neutron sendiri.
Dalam hal ini neutron dapat terserap oleh inti atom target. Inti atom penyerap neutron
tersebut menjadi tereksitasi. Pada saat inti atom tereksitasi tersebut kembali ke keadaan
semula, terpancarlah sinar gamma. Tumbukan semacam inilah yang disebut tumbukan
tak elastis. Kebolehjadian terjadinya tumbukan tak elastis ini bergantung kepada energi
kinetik neutron penumbuk. Makin besar energi neutron, maka makin besar kemungkinan
terjadinya tumbukan tak elastis tersebut.

Penangkapan Neutron
Neutron-cepat dan neutron-sedang yang diperlambat melalui tumbukan elastis dan
tak elastis akanmenjadi neutron thermal dengan orde sekitar 0,025 eV. Neutron ini
berpeluang besar untuk ditangkap oleh inti atom bahan penyerap.
Inti atom baru yang dalam keadaan tereksitasi dari hasil penyerapan neutron, dengan
nomor massa (A+1), dapat memancarkan sinar gamma untuk menuju ke keadaan yang
lebih stabil (A = nomor massa inti atom sebelum menyerap satu neutron).
Penangkapan neutron dapat juga menghasilkan reaksi-reaksi sebagai berikut :
Θ Penangkapan neutron oleh inti atom ringan dapat menghasilkan emisi proton
Θ Penangkapan neutron oleh inti atom boron dan lithium dapat menghasilkan emisi
alpha.
Θ Penangkapan neutron oleh inti atom berat dapat menghasilkan fisi / pembelahan inti
(seperti pada uranium-235, plutonium-239, dan uranium-233).
Penangkapan neutron oleh inti atom stabil dapatΘ menghasilkan isotop radioaktif
seperti pada proses aktivasi neutron. Contoh: aktivasi neutron terhadap iridium stabil Ir-
191 menghasilkan radioisotop Ir-192 (pemancar radiasi beta dan gamma), yang biasa
digunakan dalam kegiatan radiografi.
Kemampuan bahan penyerap untuk menangkap neutron bergantung kepada penampang
lintang penangkapan (capture cross section) dari masing-masing bahan, dengan satuan
barn

Cadmium, lithium dan boron merupakan penyerap neutron thermal yang baik, akan tetapi
penyerapan neutron oleh inti atom cadmium dan boron diikuti oleh radiasi gamma yang
harus diperhitungkan pada desain pembuatan perisai radiasi.
Kombinasi antara polyethylene dengan boron atau lithium merupakan perisai radiasi
neutron yang baik. Atom-atom hidrogen di dalam polyethlene memperlambat neutron,
yang selanjutnya mudah ditangkap oleh inti atom boron atau lithium. Partikel alpha yang
terbentuk akibat reaksi neutron dengan inti atom boron atau lithium ini cepat teratenuasi
(menurun intensitasnya), sehingga bahaya yang ada tinggal dari sinar gamma dengan
energi 0,48 MeV yang berasal dari interaksi boron serta kemungkinan sinar gamma
dengan energi 2,26 MeV yang merupakan hasil apabila terjadi interaksi antara hidrogen
dengan neutron yang terserap. Penyerapan neutron thermal oleh hidrogen tidak lazim,
karena penampang lintangnya (cross section) relatif kecil.
Rangkuman interaksi neutron dengan materi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Apakah radiasi mempunyai besaran satuan?
Sama halnya dengan besaran fisis lainnya, seperti panjang yang mempunyai
satuan (ukuran) meter, inchi, feet; satuan berat (kilogram, ton, pound); satuan volume
(liter, meter kubik); maka radiasi pun mempunyai satuan atau ukuran untuk menunjukkan
besarnya paparan atau pancaran radiasi dari suatu sumber radiasi maupun banyaknya
dosis radiasi yang diberikan atau diterima oleh suatu medium yang terkena radiasi.
Mengapa radiasi nuklir mempunyai satuan tidak lain karena radiasi nuklir, seperti halnya
panas dan cahaya yang dipancarkan dari matahari, membawa (mentransfer) energi yang
diteruskan ke bumi dan atmosfir.
Jadi radiasi nuklir juga membawa atau mentransfer energi dari sumber radiasi yang
diteruskan ke medium yang menerima radiasi. Sumber radiasi dapat berasal dari zat
radioaktif, pesawat sinar-X, dan lainnya.

Satuan radiasi ada beberapa macam. Satuan radiasi ini tergantung pada kriteria
penggunaannya, yaitu :
a. Satuan untuk paparan radiasi
b. Satuan untuk dosis absorbsi medium
c. Satuan untuk dosis ekuivalen
d. Satuan untuk aktivitas sumber radiasi

Paparan Radiasi.
Apa yang dimaksud dengan satuan untuk paparan radiasi?
Paparan radiasi dengan satuan Rontgen, atau sering disingkat dengan R saja,
adalah suatu satuan yang menunjukkan besarnya intensitas sinar-X atau sinar gamma
yang dapat menghasilkan ionisasi di udara dalam jumlah tertentu. Dalam hal ini 1
Rontgen adalah intensitas sinar-X atau sinar gamma yang dapat menghasilkan ionisasi di
udara sebanyak

pasangan ion per kilogram udara.


Energi yang diperlukan untuk membuat membuat satu pasangan ion di udara adalah

Oleh karena itu 1 Rontgen dapat dikonversikan ke Joule sebagai berikut :

Satuan Rontgen penggunaannya terbatas untuk mengetahui besarnya paparan radiasi


sinar-X atau sinar Gamma di udara. Satuan Rontgen belum bisa digunakan untuk
mengetahui besarnya paparan yang diterima oleh suatu medium, khususnya oleh jaringan
kulit manusia.

Dosis Serap
Apa yang dimaksud dengan satuan dosis absorbsi medium?
Radiasi pengion yang mengenai medium akan menyerahkan energinya kepada
medium. Dalam hal ini medium menyerap radiasi. Untuk mengetahui banyaknya radiasi
yang terserap oleh suatu medium digunakan satuan dosis radiasi terserap atau Radiation
Absorbed Dose yang disingkat Rad. Jadi dosis absorbsi merupakan ukuran banyaknya
energi yang diberikan oleh radiasi pengion kepada medium.
Dosis absorbsi sebesar 1 Rad sama dengan energi yang diberikan kepada medium sebesar
0,01 Joule/kg. Bila dikaitkan dengan radiasi paparan maka akan diperoleh hubungan
antara Rontgen (R) dan Rad sebagai berikut :

Kalau 1 R = 0,00869 Joule/kg. udara, maka 1 R akan memberikan dosis absorbsi sebesar
0,00869/0,01 Rad atau sama dengan 0,869 Rad. Jadi 1 R = 0,869 Rad.

Bila medium yang dikenai radiasi adalah jaringan kulit manusia, harga 1 R = 0,0096
Joule/kg. jaringan, sehingga 1 R akan memberikan dosis absorbsi pada jaringan kulit
sebesar 0,0096/0,01 Rad = 0,96. Jadi dosis serap untuk jaringan kulit dengan paparan
radiasi sebesar 1 R = 0,96 Rad.

Kedua harga konversi dari Rontgen ke Rad tersebut diatas tidak begitu besar
perbedaannya, sehingga dalam beberapa hal dianggap sama. Untuk keperluan praktis dan
agar lebih mudah mengingatnya seringkali dianggap bahwa 1 R = 1 Rad.

Dalam satuan SI, satuan dosis radiasi serap disebut dengan Gray yang disingkat Gy.
Dalam hal ini 1 Gy sama dengan energi yang diberikan kepada medium sebesar 1
Joule/kg. Dengan demikian maka :
1 Gy = 100 Rad
Sedangkan hubungan antara Rontgen dengan Gray adalah :
1R = 0,00869 Gy

Dosis Ekuivalen
Apa yang dimaksud dengan satuan dosis ekuivalen?
Satuan untuk dosis ekuivalen lebih banyak digunakan berkaitan dengan pengaruh
radiasi terhadap tubuh manusia atau sistem biologis lainnya. Dalam hal ini tingkat
kerusakan sistem biologis yang mungkin ditimbulkan oleh suatu radiasi tidak hanya
tergantung pada dosis serapnya saja (Rad) akan tetapi tergantung juga pada jenis
radiasinya. Sebagai contoh, kerusakan sistem biologis yang disebabkan oleh radiasi
neutron cepat sebesar 0,01 Gy (1Rad) akan sama dengan yang diakibatkan oleh radiasi
sinar Gamma sebesar 0,1 Gy (10 Rad).
Dua harga dosis serap yang berlainan yang berasal dari dua jenis radiasi, namun
mengakibatkan kerusakan yang sama perlu diperhatikan dalam menghitung besarnya
dosis ekuivalen.
Dalam hal ini ada suatu faktor yang ikut menentukan perhitungan dosis ekuivalen,
yaitu yang dinamakan dengan Quality Factor ata disingkat Q, yaitu suatu bilangan
(faktor) yang tergantung pada jenis radiasinya. Dosis ekuivalen ini semula berasal dari
pengertian Rontgen equivalen of man atau disingkat dengan Rem yang kemudian
menjadi nama satuan untuk dosis ekuivalen. Hubungan antara dosis ekuivalen dengan
dosis absobrsi dan quality factor adalah sebagai berikut :
Dosis ekuivalen (Rem) = Dosis serap (Rad) X Q
Sedangkan dalam satuan SI, dosis ekuivalen mempunyai satuan Sievert yang disingkat
dengan Sv. Hubungan antara Sievert dengan Gray dan Quality adalah sebagai berikut :
Dosis ekuivalen (Sv) = Dosis serap (Gy) X Q X N
Dalam persamaan tersebut di atas harga N adalah faktor modifikasi yang juga merupakan
faktor koreksi terhadap adanya laju dosis serap dan lain sebagainya.

Pada saat ini harga N menurut International Commision on Radiation Protection


(ICRP) mendekati 1, sehingga persamaannya menjadi :
Dosis ekuivalen (Sv) = Dosis serap (Gy) X Q
Berdasarkan perhitungan 1 Gy = 100 Rad, maka 1 Sv = 100 Rem.

Harga quality factor (Q) ditentukan oleh kemampuan jenis radiasi dalam
mengionisasikan zarah yang ada pada jaringan kulit. Sebagai contoh, radiasi alpha
mampu menghasilkan 1 juta pasangan ion untuk setiap milimeter panjang lintasan pada
jaringan kulit. Harga Q untuk radiasi Gamma, dan juga untuk sinar-X adalah 1,
sedangkan harga Q untuk jenis radiasi lainnya adalah sebagai berikut :

Aktivitas Radiasi
Apakah yang dimaksud dengan satuan untuk aktivitas sumber radiasi ?
Pancaran radiasi sifatnya sama dengan pancaran cahaya yaitu menyebar ke segala
arah. Oleh karena itu banyaknya partikel yang dipancarkan per satuan waktu dari suatu
sumber radiasi merupakan ukuran intensitas atau aktivitas suatu sumber radiasi.
Banyaknya partikel yang dipancarkan per satuan waktu sering juga dinamakan dengan
peluruhan per satuan waktu. Apabila suatu sumber radiasi memancarkan 1 partikel per
detik maka aktivitas sumber radiasi tersebut adalah 1 Bacquerel. Nama Bacquerel dipakai
sebagai satuan untuk iaktivitas sumber radiasi, disingkat menjadi Bq. Dengan demikian
maka :
1 Becquerel (Bq) = 1 peluruhan per detik
Satuan Becquerel (Bq) ini dipakai dalam satuan SI sejak tahun 1976. Sebelum itu satuan
untuk intensitas suatu sumber radiasi menggunakan satuan Curie atau disingkat Ci. Satu
Curie didenifinisikan sebagai :

Hubungan antara satuan Bacquerel dan satuan Curie adalah sebagai berikut :

atau :

1 Bequerel (Bq) = 27,027 X 10-12 Curie (Ci)


Kedua satuan aktivitas radiasi tersebut, Curie dan Bequerel, sampai saat ini masih tetap
dipakai. Pada umumnya untuk intensitas radiasi yang tinggi digunakan satuan Curie,
sedangkan untuk intensitas rendah digunakan satuan Bequerel. Radiasi intensitas rendah
sering juga memakai satuan mili dan mikro, dimana

Bagaimana terjadinya interaksi radiasi dengan materi biologik?


Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru dan lainnya.
Setiap organ tubuh tersusun atas jaringan yang merupakan kumpulan sel yang
mempunyai fungsi dan struktur yang sama. Sel sebagai unit fungsional terkecil dari tubuh
dapat menjalankan fungsi hidup secara lengkap dan sempurna seperti pembelahan,
pernafasan, pertumbuhan dan lainnya. Sel terdiri dari dua komponen utama, yaitu
sitoplasma dan inti sel (nucleus). Sitoplasma mengandung sejumlah organel sel yang
berfungsi mengatur berbagai fungsi metabolisme penting sel. Inti sel mengandung
struktur biologic yang sangat kompleks yang disebut kromosom yang mempunyai
peranan penting sebagai tempat penyimpanan semua informasi genetika yang
berhubungan dengan keturunan atau karakteristik dasar manusia. Kromosom manusia
yang berjumlah 23 pasang mengandung ribuan gen yang merupakan suatu rantai pendek
dari DNA (Deooxyribonucleic acid) yang membawa suatu kode informasi tertentu dan
spesifik.

Interaksi radiasi pengion dengan meteri biologic diawali dengan interaksdi fisika
yaitu, proses ionisasi. Elektron yang dihasilkan dari proses ionisasi akan berinteraksi
secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung bila penyerapan energi
langsung terjadi pada molekul organik dalam sel yang mempunyai arti penting, seperti
DNA. Sedangkan interaksi secara tidak langsung bila terlebih dahulu terjadi interaksi
radiasi dengan molekul air dalam sel yang efeknya kemudian akan mengenai molekul
organik penting. Mengingat sekitar 80% dari tubuh manusia terdiri dari air, maka
sebagian besar interaksi radiasi dalam tubuh terjadi secara tidak langsung.

A. Radiasi dengan Molekul Air (Radiolisis Air)


Penyerapan energi radiasi oleh molekul air dalam proses radiolisis air akan
menghasilkan radikal bebas (H* dan OH*) yang tidak stabil serta sangat reaktif dan
toksik terhadap molekul organik vital tubuh. Radikal bebas adalah suatu atom atau
molekul dengan sebuah electron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Keadaan
ini menyebabkan radikal bebas menjadi tidak stabil, sangat reaktif dan toksik terhadap
molekul organik vital. Radikal bebas yang terbentuk dapat sering bereaksi menghasilkan
suatu molekul biologic peroksida yang lebih stabil sehingga berumur lebih lama. Molekul
ini dapat berdifusi lebih jauh dari tempat pembentukannya sehingga lebih besar
peluangnya dibandingkan radikal bebas untuk menimbulkan kerusakan biokimiawi pada
molekul biologi. Secara alamiah kerusakan yang timbul akan mengalami proses
perbaikan secara enzimatis dalam kapasitas tertentu. Perubahan biokimia yang terjadi
yang berupa kerusakan pada molekul-molekul biologi penting tersebut selanjutnya akan
menimbulkan gangguan fungsi sel bila tidak mengalami proses perbaikan secara tepat
atau menyebabkan kematian sel.
Perubahan fungsi atau kematian dari sejumlah sel menghasilkan suatu efek biologik dari
radiasi yang bergantung pada jenis radiasi, dosis, jenis sel lainnya.

B. Radiasi dengan DNA..


Interaksi radiasi dengan DNA dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur
molekul gula atau basa, putusnya ikatan hydrogen antar basa, hilangnya basa dan lainnya.
Kerusakan yang lebih parah adalah putusnya salah satu untai DNA yang disebut single
strand break, atau putusnya kedua untai DNA yang disebut double strand breaks. Secara
alamiah sel mempunyai kemampuan untuk melakukan proses perbaikan terhadap
kerusakan yang timbul dengan menggunakan beberapa jenis enzim yang spesifik. Proses
perbaikan dapat berlangsung terhadap kerusakan yang terjadi tanpa kesalahan sehingga
struktur DNA kembali seperti semual dan tidak menimbulkan perubahan struktur pada
sel. Tetapi dalam kondisi tertentu, proses perbaikan tidak berjalan sebagai mana mestinya
sehingga walaupun kerusakan dapat diperbaiki, tetapi tidak sempurna sehingga
menghasilkan DNA yang berbeda, yang dikenal dengan mutasi.

C. Radiasi dengan Kromosom.


Sebuah kromosom terdiri dari dua lengan yang dihubungkan satu sama lain
dengan suatu penyempitan yang disebut sentromer. Radiasi dapat menyebabkan
perubahan baik pada jumlah maupun struktur kromosom yang disebut aberasi kromosom.
Perubahan jumlah kromosom, misalnya menjadi 47 buah pada sel somatic yang
memungkinkan timbulnya kelainan genetic. Kerusakan struktur kromosom berupa
patahnya lengan kromosom terjadi secara acak dengan peluang yang semakin besar
dengan meningkatnya dosis radiasi. Aberasi kromosom yang mungkin timbul adalah (1)
fragmen asentrik, yaitu patahnya lengan kromososm yang tidak mengandung sentromer,
(2) kromosom cincin, (3) kromosom disentrik, yaitu kromosom yang memiliki dua
sentromer dan (4) translokasi, yaitu terjadinya perpindahan atau pertukaran fragmen dari
dua atau lebih kromosom. Kromosom disentri yang spesifik terjadi akibat paparan radiasi
sehingga jenis aberasi ini biasa digunakan sebagai dosimeter biologic yang dapat diamati
pada sel darah limfosit, yang merupakan salah satu jenis sel darah putih. Frekuensi
terjadinya kelainan pada kromosom bergantung pada dosis, energi dan jenis radiasi, laju
dosis, dan lainnya.

D. Radiasi dengan Sel.


Kerusakan yang terjadi pada DNA dan kromosom sel sangat bergantung pada
proses perbaikan yang berlangsung. Bila proses perbaikan berlangsung dengan
baik/sempurna, dan juga tingkat kerusakan sel tidak terlalu parah, maka sel bias kembali
normal. Bila perbaikan sel tidak sempurna, sel tetap hidup tetapi mengalami perubahan.
Bila tingkat kerusakan sel sangat parah atau perbaikan tidak berlangsung dengan baik,
maka sel akan mati.
Sel yang paling sensitive terhadap pengaruh radiasi adalah sel yang paling aktif
melakukan pembelahan dan tingkat differensiasi (perkembangan/ kematangan sel)
rendah. Sedangkan sel yang tidak mudah rusak akibat pengaruh radiasi adalah sel dengan
tingkat differensiasi yang tinggi.

EFEK TERHADAP MANUSIA


Bagaimana pengaruh radiasi terhadap manusia?
Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel genetic
adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan sel somatic
adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh. Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi
dapat dibedakan atas efek genetik dan efek somatik. Efek genetik atau efek pewarisan
adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi.
Sebaliknya efek somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar
radiasi.

Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi
sehingga dapat dibedakan atas efek segera dan efek tertunda. Efek segera adalah
kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati pada individu dalam waktu singkat
setelah individu tersebut terpapar radiasi, seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema
(memerahnya kulit), luka bakar dan penurunan jumlah sel darah. Kerusakan tersebut
terlihat dalam waktu hari sampai mingguan pasca iradiasi. Sedangkan efek tertunda
merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah waktu yang lama (bulanan/tahunan)
setelah terpapar radiasi, seperti katarak dan kanker.

Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi
dibedakan atas efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik adalah efek yang
disebabkan karena kematian sel akibat paparan radiasi, sedangkan efek stokastik adalah
efek yang terjadi sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan
terjadinya perubahan pada sel.

n Efek Deterministi (efek non stokastik) Efek ini terjadi karena adanya proses
kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi.
Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun
lokal. Efek deterministik timbul bila dosis yang diterima di atas dosis ambang (threshold
dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah terpapar radiasi. Tingkat keparahan
efek deterministik akan meningkat bila dosis yang diterima lebih besar dari dosis ambang
yang bervariasi bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah dan mendekati dosis
ambang, kemungkinan terjadinya efek deterministik dengan demikian adalah nol.
Sedangkan di atas dosis ambang, peluang terjadinya efek ini menjadi 100%.

n Efek Stokastik Dosis radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan


untuk menimbulkan perubahan pada sistem biologik, baik pada tingkat molekul maupun
sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak membunuh sel tetapi mengubah sel Sel
yang mengalami modifikasi atau sel yang berubah ini mempunyai peluang untuk lolos
dari sistem pertahanan tubuh yang berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini.
Semua akibat proses modifikasi atau transformasi sel ini disebut efek stokastik yang
terjadi secara acak. Efek stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul
setelah masa laten yang lama.

Semakin besar dosis paparan, semakin besar peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan
tingkat keparahannya tidak ditentukan oleh jumlah dosis yang diterima. Bila sel yang
mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan
diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau pewarisan. Apabila sel
ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama,
ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh
dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker. Paparan radiasi dosis rendah dapat
menigkatkan resiko kanker dan efek pewarisan yang secara statistik dapat dideteksi pada
suatu populasi, namun tidak secara serta merta terkait dengan paparan individu.

Apa yang dimaksud dengan radiasi interna dan eksterna?


Apabila kita terkena radiasi dari luar tubuh maka kita menyebutnya sebagai
radiasi eksterna. Partikel a, b, sinar g, sinar-X dan neutron adalah jenis radiasi pengion,
tetapi tidak semua memiliki potensi bahaya radiasi eksterna. Partikel a memiliki daya
ionisasi yang besar, sehingga jangkauannya di udara sangat pendek (beberapa cm) dan
dianggap tidak memiliki potensi bahaya eksterna karena tidak dapat menembus lapisan
kulit luar manusia. Partikel b memiliki daya tembus yang jauh lebih tinggi dari partikel a.
Daya tembus partikel b dipengaruhi besar energi. Partikel b berenergi tinggi mampu
menjangkau beberapa meter di udara dan dapat menembus lapisan kulit luar beberapa
mm. Oleh karena itu, partikel b memiliki potensi bahaya radiasi eksterna kecil, kecuali
untuk mata. Sinar-X dan sinar g adalah gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang pendek dan meiliki kemampuan menembus semua organ tubuh, sehingga
mempunyai potensi bahaya radiasi eksterna yang signifikan. Neutron juga memiliki daya
tembus yang sangat besar. Neutron melepaskan
energi didalam tubuh karena neutron dihamburkan oleh jaringan tubuh, Neutron memiliki
potensi bahaya radiasi eksterna yang tinggi sehingga memerlukan penanganan yang
sangat hati-hati. Jika zat yang memancarkan radiasi berada di dalam tubuh, kita sebut
dengan radiasi interna.
Partikel a mempunyai potensi bahaya radiasi interna yang besar karena radiasi a
mempunyai daya ionisasi yang besar sehingga dapat memindahkan sejumlah besar energi
dalam volume yang sangat kecil dari jaringan tubuh dan mengakibatkan kerusakan
jaringan disekitar sumber radioaktif.

Partikel b mempunyai potensi bahaya radiasi interna yang tingkatannya lebih rendah dari
a. Karena jangkauan partikel b didalam tubuh jauh lebih besar dari partikel a di dalam
tubuh, maka energi b akan dipindahkan dalam volume jaringan yang lebih besar. Kondisi
ini mengurangi keseluruhan efek radiasi pada organ dan jaringan sekitarnya. Sinar g
memiliki daya ionisasi yang jauh lebih rendah dibandingkan a dan b, sehingga potensi
radiasi internanya sangat rendah.

Apakah ada prinsip dasar yang harus dipatuhi dalam penggunaan radiasi untuk
berbagai keperluan?
Dalam penggunaan radiasi untuk berbagai keperluan ada ketentuan yang harus
dipatuhi untuk mencegah penerimaan dosis yang tidak seharusnya terhadap seseorang.
Ada 3 prinsip yang telah direkomendasikan oleh International Commission Radiological
Protection (ICRP) untuk dipatuhi, yaitu :

Justifikasi
Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber lainnya harus didasarkan pada azaz
manfaat. Suatu kegiatan yang mencakup paparan atau potensi paparan hanya disetujui
jika kegiatan itu akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi individu atau
masyarakat dibandingkan dengan kerugian atau bahaya yang timbul terhadap kesehatan.

Limitasi
Dosisi ekivalen yang diterima pekerja radiasi atau masyarakat tidak boleh
melalmpaui Nilai Batas Dosis (NBD) yang telah ditetapkan. Batas dosis bagi pekerja
radiasi dimaksudkan untuk mencegah munculnya efek deterministik (non stokastik) dan
mengurangi peluang terjadinya efek stokastik.
Optimasi
Semua penyinaran ahrus diusahakan serendah-rendahnya (as low as reasonably
achieveable - ALARA), dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Kegiatan
pemanfaatan tenaga nuklir harus direncanakan dan sumber radiasi harus dirancang dan
dioperasikan untuk menjamin agar paparan radiasi yang terjadi dapat ditekan serendah-
rendahnya. Dengan demikian, sistem pembatasan dosis ini dapat digambarkan sebagai
berikut :

Pada suatu kasus tertentu, ada kalanya ketiga prinsip di atas tidak dapat dipenuhi
seluruhnya. Misalnya dalam penggunaan radiasi untuk kesehatan, tidak mungkin
menerapkan batas dosis radiasi terhadap pasien. Pada pemeriksaan sinar-X, seseorang
menerima dosis beberapa kali melebihi batas yang ditentukan bagi masyarakat, dan
dalam radioterapi (penyembuhan penyakit dengan radiasi) batas dosisnya seratus kali
melebihi batas yang ditentukan untuk para pekerja radiasi. Pemikirannya adalah bahwa
manfaat yang diperoleh dari pengobatan ini lebih besar daripada bahaya yang diakibatkan
oleh dosis yang diberikan, walaupun dosis yang diberikan tinggi. Tanpa radioterapi dan
tanpa menerima dosis radiasi, pengaruh penyakitnya (misalnya kanker) akan tetap fatal
bagi penderitanya. Untuk mengurangi dampak dari penggunaan radiasi dosis tinggi maka
faktor keselamatan dan keamanan harus tetap diperhatikan, antara lain: peralatan yang
digunakan harus beroperasi dengan baik memenuhi standarisasi dan kalibarasi, operator
yang terlatih, mematuhi prosedur dan ketentuan yang berlaku.

Batas Dosis
Bagaimana pembatasan dosis radiasi pada manusia baik untuk pekerja radiasi
maupun masyarakat umum ?
Pembatasan dosis radiasi terhadap manusia tujuannya adalah untuk melindungi
manusia dan lingkungan dari resiko radiasi yang dapt mengganggu kesehatan.
Pembatasan dosis radiasi baru dikenal pada tahun 1928 yaitu sejak dibentuknya
organisasi internasional untuk proteksi radiasi (International Commission on Radiological
Protection/ICRP). Pelopor proteksi radiasi yang terkenal adalah seorang ilmuwan dari
Swedia bernama Rolf Sievert. Ia lahir pada tahun 1896 ketika Henri Becquerel
menemukan zat radioaktif alam. Sievert kemudian diabadikan sebagai satuan dosis
paparan radiasi dalam sistem Satuan Internasional (SI). 1 Sievert (Sv) menunjukkan
berapa besar dosis paparan radiasi dari sumber radioaktif yang diserap oleh tubuh per
satuan massa (berat), yang mengakibatkan kerusakan secara biologis pada sel/jaringan.
Menurut rekomendasi ICRP.

pekerja radiasi yang di tempat kerjanya terkena radiasi tidak boleh menerima
dosis radiasi lebih dari 50 mSv per tahun dan rata-rata pertahun selama 5 tahun tidak
boleh lebih dari 20 mSv. Nilai maksimum ini disebut Nilai Batas Dosis (NBD).
Jika wanita hamil yang di tempat kerjanya terkena radiasi, diterapkan batas radiasi yang
lebih ketat. Dosis radiasi paling tinggi yang diizinkan selama kehamilan adalah 2 mSv.

Masyarakat umum dilindungi terhadap radiasi dengan menetapkan tidak ada satu
kegiatanpun yang boleh mengenai masyarakat dengan dosis melebihi rata-rata 1 mSv per
tahun dan tidak boleh ada satupun kejadian yang boleh mengakibatkan masyarakat
menerima lebih dari 5 mSv.

Khusus untuk daerah di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), ditetapkan
batas-batas yang bahkan lebih ketat. Dosis tertinggi yang diizinkan diterima oleh
masyarakat yang tinggal di sekitar PLTN adalah 0,1 mSv pertahun. Pada kenyataannya
kebanyakan PLTN hanya melepaskan sangat sedikit zat radioaktif ke lingkungan, yaitu
antara 0,001 sampai 0,01 pertahun.

Prinsip Dasar
Bagaimana caranya melakukan pencegahan terhadap paparan radiasi dari suatu
sumber radiasi?
Pengamanan tehadap pekerja radiasi, masyarakat dan lingkungan sekitar terhadap
radiasi harus diupayakan seceermat mungkin untuk mencegah terjadinya paparan yang
berlebihan. Cara-cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

Menggunakan pelindung
Laju dosis dapat dikurangi dengan memasang penahan radiasi diantara sumber
radiasi dan orang yang bekerja. Dengan teknik ini maka seseorang dimungkinkan bekerja
pada jarak yang tidak terlalu jauh dari sumber radiasi, sehingga pekerjaan dapat
dikerjakan dengan baik dan pekerja tidak menerima paparand osis yang berlebihan. Jenis
penahan radiasi yang digunakan bergantung pada jenis dan energi radiasi.

Radiasi Alfa
Partikel alfa memiliki jangkauan yang pendek di udara dan dapat dihentikan
dengan selembar kertas.

Radiasi Beta.
Dalam interaksi partikel beta berenergi tinggi dengan bahan dapat menimbulkan
pancaran sinar-x yang dikenal sebagai radiasi brehmstrahlung. Oleh karena itu, untuk
partikel beta dibutuhkan penahan radiasi bernomor atom rendah (untuk memindahkan
produksi bremstrahlung) dan dilapisi bahan bernomor atom tinggi (untuk mengatenuasi
intensitas bremstrahlunbg yang terjadi). Bahan yang direkomendasikan untuk menahan
radiasi beta energi tinggi adalah perspeks yang dikelilingi timbal.

Radiasi Gamma.
Apabila sinar gamma berinteraksi dengan bahan, radiasi tersebut tidak diserap
seluruhnya oleh bahan. Sebaliknya radiasi tersebut akan mengalami atenuasi atau
pengurangan intensitas.
Bahan yang paling baik untuk digunakan sebagai penahan radiasi gamma adalah bahan
yang bernomor atom tinggi, seperti timbal, beton dan uranium susut kadar.
Neutron.
Terserapnya neutron oleh penahan adalah karena perlambatan energi neutron
melalui tumbukan dan kemudian terjadi tangkapan neutron. Untuk dua kejadian ini,
bahan penahan yang sesuai adalah kombinasi bahan yang kandungan hidrogennya tinggi
(air, lilin paraffin, polietilen dan beton) untuk memperlambat neutron. Boron digunakan
untuk menangkap neutron lambat. Lilin paraffin yang mengandung boron digunakan
sebagai penahan ukuran kecil. Reaksi tangkapan dengan boron-10 : 10B (n, ?)7Li
menyatakan bahwa inti ataom boron-10 menyerap neutron, mengemisikan partikel alfa
dan terbentuk inti lithium-7. Partikel alfa mudah diserap oleh bahan sekelilingnya.

Menjaga jarak.
Radiasi dipancarkan dari sumber radiasi ke segala arah. Semakin dekat tubuh kita
dengan sumer radiasi maka paparan radiasi yang kita terima akan semakin besar. Untuk
mencegah paparan radiasi tersebut kita dapat menjaga jarak pada tingkat yang aman dari
sumber radiasi.

Membatasi waktu.
Sedapat mungkin diupayakan untuk tidak terlalu lama berada di dekat sumber
radiasi untuk mencegah terjadinya paparan radiasi yang besar. Untuk itu kepada pekerja
radiasi diberlakukan pengaturan waktu bekerja di daerah radiasi.

Untuk masyarakat umum pencegahan terhadap paparan radiasi yang berasal dari
instalasi nuklir dilakukan dengan mengatur jarak antara instalasi nuklir dengan lokasi
tempat tinggal masyarakat di sekitarnya pada jarak tertentu. Selain itu juga dibuat pagar
pembatas area untuk mencegah masyarakat tidak melakukan aktivitas di dekat instalasi
tersebut, kecuali dengan izin khusus dari penguasa instalasi. Untuk penanganan terhadap
jenis-jenis radiasi yang berasal dari sumber alam tidak diatur secara khusus karena
paparan radiasinya sangat rendah dan tidak menyebabkan gangguan kesehatan.

Pressurized Water Reactor (PWR)


PWR adalah jenis reaktor daya nuklir yang menggunakan air ringan biasa sebagai
pendingin maupun moderator neutron. Reaktor ini pertama sekali dirancang oleh
Westinghouse Bettis Atomic Power Laboratory untuk kepentingan kapal perang, tetapi
kemudian rancangan ini dijadikan komersial oleh Westinghouse Nuclear Power Division.
Reaktor PWR komersial pertama dibangun di Shippingport, Amerika Serikat yang
beroperasi sampai tahun 1982.

Selain Westinghouse, banyak perusahaan lain seperti Asea Brown Boveri-


Combustion Engineering (ABB-CE), Framatome, Kraftwerk Union, Siemens, and
Mitsubishi yang mengembangkan dan membangun reaktor PWR ini. Reaktor jenis ini
merupakan jenis reaktor yang paling umum. Lebih dari 230 buah reaktor digunakan
untuk menghasilkan listrik, dan beberapa ratus lainnya digunakan sebagai tenaga
penggerak kapal.
Pada reaktor jenis PWR, aliran pendingin utama yang berada di teras reaktor
bersuhu mencapai 325°C sehingga perlu diberi tekanan tertentu (sekitar 155 atm) oleh
perangkat pressurizer sehingga air tidak dapat mendidih. Pemindah panas, generator uap,
digunakan untuk memindahkan panas ke aliran pendingin sekunder yang kemudian
mendidih menjadi uap air dan menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik. Uap
kemudian diembunkan di dalam kondenser menjadi aliran pendingin sekunder. Aliran ini
kembali memasuki generator uap dan menjadi uap kembali, memasuki turbin, dan
demikian seterusnya.

Boiling water reactor (BWR)


Reaktor jenis BWR merupakan rancangan reaktor jenis air ringan sebagai
pendingin dan moderator, yang juga digunakan di beberapa Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir. Reaktor BWR pertama sekali dirancang oleh Allis-Chambers dan General
Electric (GE). Sampai saat ini, hanya rancangan General Electric yang masih bertahan.
Reaktor BWR rancangan General Electric dibangun di Humboldt Bay di California.
Perusahaan lain yang mengembangkan dan membangun reaktor BWR ini adalah ASEA-
Atom, Kraftwerk Union, Hitachi. Reaktor ini mempunyai banyak persamaan dengan
reaktor PWR; perbedaan yang paling kentara ialah pada reaktor BWR, uap yang
digunakan untuk memutar turbin dihasilkan langsung oleh teras reaktor.

Pada reaktor BWR hanya terdapat satu sirkuit aliran pendingin yang bertekanan
rendah (sekitar 75 atm) sehingga aliran pendingin tersebut dapat mendidih di dalam teras
mencapai suhu 285°C. Uap yang dihasilkan tersebut mengalir menuju perangkat pemisah
dan pengering uap yang terletak di atas teras kemudian menuju turbin. Karena air yang
berada di sekitar teras selalu mengalami kontaminasi oleh peluruhan radionuklida, maka
turbin harus diberi perisai dan perlindungan radiasi sewaktu masa pemeliharaan.
Kebanyakan zat radioaktif yang terdapat pada air tersebut beumur paro sangat singkat,
misalnya N-16 dengan umur paro 7 detik sehingga ruang turbin dapat dimasuki sesaat
setelah reaktor dipadamkan. Uap tersebut kemudian memasuki turbin-generator. Setelah
turbin digerakkan, uap diembunkan di kondenser menjadi aliran pendingin, kemudian
dipompa ke reaktor dan memulai siklus kembali seperti di atas.

Reaktor Air Didih Lanjut (Advanced Boiling Water Reactor, ABWR)


ABWR adalah reaktor air didih lanjut, yaitu tipe modifikasi dari reaktor air didih
yang ada pada saat ini. Perbaikan ditekankan pada keandalan, keselamatan, limbah yang
rendah, kemudahan operasi dan faktor ekonomi.

Perlengkapan khas ABWR yang mengalami perbaikan desain adalah (1) pompa internal,
(2) penggerak batang kendali, (3) alat pengatur aliran uap, (4) sistem pendinginan teras
darurat, (5) sungkup reaktor dari beton pra-tekan, (6) turbin, (7) alat pemanas untuk
pemisah uap (penurun kelembaban), (8) sistem kendali dijital dan lain-lain.

Reaktor CANDU
Reaktor CANDU atau CANada Deuterium Uranium adalah jenis reaktor air berat
bertekanan yang menggunakan Uranium alam oksida sebagai bahan bakar. Reaktor ini
dirancang oleh Atomic Energy Canada Limited (AECL) semenjak tahun 1950 di Kanada.
Karena menggunakan bahan bakar Uranium alam, maka reaktor ini membuthkan
moderator yang lebih efisien seperti air berat.
Moderator reaktor CANDU terletak pada tangki besar yang disebut calandria, yang
disusun oleh tabung-tabung bertekanan horisontal yang digunakan sebagai tempat bahan
bakar, didinginkan oleh aliran air berat bertekanan tinggi yang mengalir melewati tangki
calandria ini sampai mencapai suhu 290°C. Sama seperti Reaktor PWR, uap dihasilkan
oleh aliran pendingin sekunder yang mendapat panas dari aliran pendingin utama.
Dengan digunakannya tabung-tabung bertekanan sebagai tempat bahan bakar,
memungkinkan untuk mengisi bahan bakar tanpa memadamkan reaktor dengan
memisahkan tabung bahan bakar yang akan diisi dari aliran pendingin.

Reaktor Tabung Tekan


Reaktor tabung tekan merupakan reaktor yang terasnya tersusun atas pendingin
air ringan (ada juga air berat) dan moderator air berat atau pendingin air ringan dan
moderator grafit dalam pipa kalandria. Bahan pendingin dan bahan moderator dipisahkan
oleh pipa tekan, sehingga bahan pendingin dan bahan moderator dapat dipilih secara
terpisah. Pada kenyataannya terdapat variasi gabungan misalnya pendingin air ringan
moderator air berat (Steam-Generating Heavy Water Reactor, SGHWR), pendingin air
berat moderator air berat (Canadian Deuterium Uranium, CANDU), pendingin air ringan
moderator grafit (Channel Type Graphite-moderated Water-cooled Reactor, RBMK).
Teras reaktor terdiri dari banyak kanal bahan bakar dan dideretkan berbentuk kisi kubus
di dalam tangki kalandria, bahan pendingin mengalir masing-masing di dalam pipa tekan,
energi panas yang timbul pada kanal bahan bakar diubah menjadi energi penggerak turbin
dan digunakan pada pembangkit listrik. Disebut juga rektor nuklir tipe kanal.

Pebble Bed Modular Reactor (PBMR)


Reaktor PBMR menawarkan tingkat keamanan yang baik. Proyek PBMR masa
kini merupakan lanjutan dari usaha masa lalu dan dipiloti oleh konglomerat internasional
USA berbasis Exelon Corporation (Commonwealth Edison PECO Energy), British
Nuclear Fuels Limited dan South African based ESKOM sebagai perusahaan reaktor.
PBMR menggunakan helium sebagai pendingin reaktor, berbahan bakar partikel uranium
dioksida yang diperkaya Dan yang dilapisi dengan Silikon Karbida berdiameter kurang
dari 1mm, dirangkai dalam matriks grafit. Bahan bakar ini terbukti tahan hingga suhu
1600°C dan tidak akan meleleh di bawah 3500°C. Bahan bakar dalam bola grafit akan
bersirkulasi melalui inti reaktor karena itu disebut sistem pebble-bed.

Reaktor Magnox
Reaktor Magnox merupakan reaktor tipe lama dengan siklus bahan bakar yang
sangat singkat (tidak ekonomis), dan dapat menghasilkan plutonium untuk senjata nuklir.
Reaktor ini dikembangkan pertama sekali di Inggris dan di Inggris terdapat 11 PLTN
dengan menggunakan 26 buah reaktor Magnox ini. Sampai tahun 2005 ini, hanya tinggal
4 buah reaktor Magnox yang beroperasi di Inggris dan akan didekomisioning pada tahun
2010.

Reaktor Magnox menggunakan CO2 bertekanan sebagai pendingin, grafit sebagai


moderator dan berbahan bakar Uranium alam dengan logam Magnox sebagai
pengungkung bahan bakarnya. Magnox merupakan nama dari logam campuran yaitu
dengan logam utama Magnesium dengan sedikit Aluminium dan logam lainnya, yang
digunakan sebagai pengungkung bahan bakar logam Uranium alam dengan penutup yang
tidak mudah teroksidasi untuk menampung hasil fisi.

Advanced Gas-cooled Reactor (AGR)


Advanced Gas-Cooled Reactor (AGR) merupakan reaktor generasi kedua dari
reaktor berpendingin gas yang dikembangkan Inggris. AGR merupakan pengembangan
dari reaktor Magnox. Reaktor ini menggunakan grafit sebagai moderator netron, CO2
sebagai pendingin dan bahan bakarnya adalah pelet Uranium oksida yang diperkaya
2,5%-3,5% yang dikungkung di dalam tabung stainless steel. Gas CO2 yang mengalir di
teras mencapai suhu 650°C dan kemudian memasuki tabung generator uap. Kemudian
uap yang memasuki turbin akan diambil panasnya untuk menggerakkan turbin. Gas telah
kehilangan panas masuk kembali ke teras.

Russian Reaktor Bolshoi Moshchnosty


RBMK merupakan singkatan dari Russian Reaktor Bolshoi Moshchnosty Kanalny
yang berari reaktor Rusia dengan saluran daya yang besar. Pada tahun 2004 masih
terdapat beberapa reaktor RMBK yang masih beroperasi, namun tidak ada rencana untuk
membangun reaktor jenis ini lagi. Keunikan reaktor RBMK terdapat pada moderator
grafitnya yang dilengkapi dengan tabung untuk bahan bakar dan tabung untuk aliran
pendingin. Pada rancangan reaktor RBMK, terjadi pendidihan aliran pendingin di teras
samapi mencapai suhu 290°C. Uap yang dihasilkan kemudian masuk ke perangkat
pemisah uap yang memisahkan air dari uap. Uap yang telah dipisahkan kemudian
mengalir menuju turbin, seperti pada rancangan reaktor BWR.

Masalah yang dihadapi pada BWR yaitu uap yang dihasilkan bersifat radioaktif
juga terjadi pada reaktor ini. Namun, dengan adanya pemisahan uap, maka terdapat
waktu jeda yang menurunkan radiasi di sekitar turbin. Dengan menggunakan moderasi
netron yang sangat bergantung pada grafit, apabila terjadi pendidihan yang berlebihan,
maka aliran pendingin akan berkurang sehingga penyerapan netron juga berkurang, tetapi
reaksi fisi akan semakin cepat sehingga dapat menimbulkan kecelakaan.

You might also like