You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai salah satu kelenjar endokrin, pankreas memiliki peranan yang
cukup besar terhadap pengaturan sistem hormonal tubuh. Selain sebagai endokrin,
pankreas juga berfungsi sebagai kelenjar eksokrin.
Pankreas merupakan salah satu organ pada sistem pencernaan yang
memiliki dua fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa
hormon penting seperti insulin dan glukagon. Pankreas terletak pada bagian
posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
Beberapa fungsi dari pankreas adalah :
 Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glukagon, yang
menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan
dari hati
 Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang
mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot.
Insulin juga merangsang hati untuk merubah glukosa menjadi glikogen
dan menyimpannya di dalam sel-selnya (Anonymous, 2009)
Ketika fungsi pankreas tidak lagi bekerja dengan baik, baik karena pola
makan yang buruk ataupun kelainan genetik, maka keseimbangan kadar gula
dalam tubuh pun ikut terganggu. Hal ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi
penyakit, bahkan dapat menyebabkan kematian. Maka dari itu kita harus
mengetahui terlebih dahulu bagaimana keadaan pankreas secara anatomis,
histologis, serta fisiologis normalnya.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless)


yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan"
dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan
menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak
memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan
kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin(Jimmy Wales, 2008).
Pankreas merupakan organ tubuh istimewa yang berfungsi ganda sebagai
kelenjar eksokrin dan endokrin. Sebagai kelenjar eksokrin pankreas membantu
dan berperan penting dalam sistem pencernaan dengan mensekresikan enzim-
enzim pankreas seperti amilase, lipase dan tripsin. Sebagai kelenjar endokrin,
pankreas dikenal dengan produksi hormon-hormon insulin dan glukagon yang
berperan dalam metabolisme glukosa. Fungsi endokrin pankreas dilakukan oleh
pulau-pulau Langerhans yang tersebar di antara bagian eksokrin pankreas
(Guyton, 1976; Greenspan dan Forsham, 1983; Sundler dan Hakanson, 1988).
Dari hasil penelitian Sundler dan Hakanson (1988) dengan menggunakan
elektron mikroskop dilaporkan bahwa pulau Langerhans berisi kurang lebih lima
jenis sel endokrin. Empat dari lima tipe tersebut adalah sel-sel ß, sel-sel α, sel-sel
somatostatin dan PP, yang dapat diketahui melalui respon dari hormon yang
dikandungnya. Tipe sel kelima, disebut sel DI belum dapat diidentifikasi. Pada
pankreas manusia normal sel insulin berkisar 62% dari jumlah total sel di pulau
Langerhans, glukagon 15%, PP 14%, somatostatin 9% dan DI kurang dari 1%
(Sundler dan Hakanson, 1988). Pada babi jumlah sel glukagon berkisar antara 5-
30% dari total sel di pulau Langerhans (Delmann, 1993).
Pankreas merupakan organ penting dalam mengukur kadar glukosa darah.
Hormon yang berperan dalam pengaturan kadar glukosa darah tersebut adalah
insulin yang disekresikan oleh sel beta dan glikogen yang disekresikan oleh sel

2
3

alfa. Adanya senyawa kimia yang masuk kedalam tubuh dengan dosis tinggi dapat
menghancurkan sel-sel pulau langerhans. Kerusakan-kerusakan sel beta pulau
langerhans ini akan menyebabkan produksi insulin menurun. Dengan turunnya
insulin maka akan mengakibatkan hiperglikemia (Ganong, 1995).
Menurut Pearce, S.A dan Wilson, L.L (1991), pengaturan kadar gula
dipengaruhi oleh aktifitas hormon insulin, glikogen adrenalin. Insulin efektif
menurunkan kadar glukosa dalam darah dan hormon adrenalin membebaskan
cadangan glukosa sehingga kadar glukosa meningkat. Selain itu gula darah juga
dipengaruhi oleh hati, pankreas, adenohipofisis dan adrenalin juga masih
dipengaruhi oleh tiroid, kerja fisik dan faktor lainya seperti Hiperediter dan
Imunologi.Konsentrasi glukosa dalam darah normal sebesar 50-100 mg/dl.
Penyimpangan dari kadar normal dapat diakibatkan karena perubahan kecepatan
oksidasi glukosa dan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi.
Pada hewan, susunan topografi sel-sel endokrin tersebut adalah sebagai
berikut: sel-sel insulin berada di tengah-tengah, sel-sel glukagon dan sel PP
berada di perifer atau di sepanjang tepi pulau Langerhans. Sedangkan sel-sel
somatostatin menyebar di antara sel-sel glukagon, sel insulin serta sel PP (Sundler
dan Hakanson, 1988). Susunan ini ternyata berbeda pada spesies hewan yang
berbeda (Grimelius, 1968).
BAB III
PEMBAHASAN

A. Anatomi Pankreas
Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang dan tebal
sekitar 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm (pada manusia). Pankreas terbentang dari atas
sampai ke lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua
saluran ke duodenum (usus 12 jari), terletak pada dinding posterior abdomen di
belakang peritoneum sehingga termasuk organ retroperitonial kecuali bagian kecil
caudanya yang terletak dalam ligamentum lienorenalis. Strukturnya lunak dan
berlobulus.

1. Bagian Pankreas
Pankreas dapat dibagi ke dalam:
a. Caput Pancreatis, berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam
bagian cekung duodenum. Sebagian caput meluas di kiri di
belakang arteri dan vena mesenterica superior serta dinamakan
Processus Uncinatus.
b. Collum Pancreatis merupakan bagian pancreas yang mengecil dan
menghubungkan caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatis
terletak di depan pangkal vena portae hepatis dan tempat
dipercabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta.
c. Corpus Pancreatis berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis
tengah. Pada potongan melintang sedikit berbentuk segitiga.
d. Cauda Pancreatis berjalan ke depan menuju ligamentum
lienorenalis dan mengadakan hubungan dengan hilum lienale.

4
5

GAMBAR 1. Bagian-bagian Pankreas

2. Hubungan
a. Ke anterior: Dari kanan ke kiri: colon transversum dan perlekatan
mesocolon transversum, bursa omentalis, dan gaster.
b. Ke posterior: Dari kanan ke kiri: ductus choledochus, vena portae hepatis
dan vena lienalis, vena cava inferior, aorta, pangkal arteria mesenterica
superior, musculus psoas major sinistra, glandula suprarenalis sinistra, ren
sinister, dan hilum lienale.

3. Vaskularisasi
a. Arteriae
 A.pancreaticoduodenalis superior (cabang A.gastroduodenalis )
 A.pancreaticoduodenalis inferior (cabang A.mesenterica cranialis)
 A.pancreatica magna dan A.pancretica caudalis dan inferior cabang
A.lienalis
b. Venae
Venae yang sesuai dengan arteriaenya mengalirkan darah ke sistem porta.
6

4. Aliran Limfatik
Kelenjar limfe terletak di sepanjang arteria yang mendarahi kelenjar.
Pembuluh eferen akhirnya mengalirkan cairan limfe ke nodi limfe coeliaci dan
mesenterica superiores.
5. Inervasi
Berasal dari serabut-serabut saraf simpatis (ganglion seliaca) dan
parasimpatis (vagus).
6. Ductus Pancreaticus
a. Ductus Pancreaticus Mayor (Wirsungi)
Mulai dari cauda dan berjalan di sepanjang kelenjar menuju ke caput,
menerima banyak cabang pada perjalanannya. Ductus ini bermuara ke pars
desendens duodenum di sekitar pertengahannya bergabung dengan ductus
choledochus membentuk papilla duodeni mayor Vateri. Kadang-kadang
muara ductus pancreaticus di duodenum terpisah dari ductus choledochus.
b. Ductus Pancreaticus Minor (Santorini)
Mengalirkan getah pancreas dari bagian atas caput pancreas dan kemudian
bermuara ke duodenum sedikit di atas muara ductus pancreaticus pada
papilla duodeni minor.
c. Ductus Choleochus et Ductus Pancreaticus
Ductus choledochus bersama dengan ductus pancreaticus bermuara ke
dalam suatu rongga, yaitu ampulla hepatopancreatica (pada kuda). Ampulla
ini terdapat di dalam suatu tonjolan tunica mukosa duodenum, yaitu papilla
duodeni major. Pada ujung papilla itu terdapat muara ampulla. (Richard S.
Snell, 2000)
7

GAMBAR 2. Ductus Pancreaticus pada Pankreas

B. Histologi Pankreas
Pankreas berperan sebagai kelenjar eksokrin dan endokrin. Kedua fungsi
tersebut dilakukan oleh sel-sel yang berbeda.
1. Bagian Eksokrin
Pankreas dapat digolongkan sebagai kelenjar besar, berlobulus, dan
merupakan tubuloasinosa kompleks. Asinus berbentuk tubular, dikelilingi lamina
basal dan terdiri atas 5-8 sel berbentuk piramid yang tersusun mengelilingi lumen
sempit. Tidak terdapat sel mioepitel. Di antara asini, terdapat jaringan ikat halus
mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, saraf dan saluran keluar.

GAMBAR 3. Sel-sel Asinar pada Pankreas


8
7

2. Bagian Endokrin
Bagian endokrin pankreas, yaitu Pulau Langerhans, tersebar di seluruh
pankreas dan tampak sebagai massa bundar, tidak teratur, terdiri atas sel pucat
dengan banyak pembuluh darah yang berukuran 76×175 mm dan berdiameter 20
sampai 300 mikron tersebar di seluruh pankreas, walaupun lebih banyak
ditemukan di ekor daripada kepala dan badan pankreas.(Derek Punsalam, 2009).
Pulau ini dipisahkan oleh jaringan retikular tipis dari jaringan eksokrin di
sekitarnya dengan sedikit serat-serat retikulin di dalam pulau.(Anonymous, 2009).
Sel-sel ini membentuk sekitar 1% dari total jaringan pankreas.(John Gibson,
1981)
Pada manusia, pulau Langerhans terdapat sekitar 1-2 juta pulau. Masing-
masing memiliki pasokan darah yang besar. Darah dari pulau Langerhans
mengalir ke vena hepatika. Sel-sel dalam pulau dapat dibagi menjadi beberapa
jenis bergantung pada sifat pewarnaan dan morfologinya.( Derek Punsalam, 2009)
Dengan pewarnaan khusus, ssel-sel pulau Langerhans terdiri dari empat
macam:
1. Sel Alfa, sebagai penghasil hormon glukagon. Terletak di tepi pulau,
mengandung gelembung sekretoris dengan ukuran 250nm, dan batas inti
kadang tidak teratur.
2. Sel Beta, sebagai penghasil hormon insulin. Sel ini merupakan sel
terbanyak dan membentuk 60-70% sel dalam pulau. Sel beta terletak di
bagian lebih dalam atau lebih di pusat pulau, mengandung kristaloid
romboid atau poligonal di tengah, dan mitokondria kecil bundar dan
banyak.
3. Sel Delta, mensekresikan hormon somatostatin. Terletak di bagian mana
saja dari pulau, umumnya berdekatan dengan sel A, dan mengandung
gelembung sekretoris ukuran 300-350 nm dengan granula homogen.
4. Sel F, mensekresikan polipeptida pankreas. Pulau yang kaya akan sel F
berasal dari tonjolan pankreas ventral.(Anonymous, 2009)
9
7

Gambar 4. Sel-sel pulau Langerhans

C. Fisiologi Pankreas
1. Eksokrin
Getah pankreas mengandung enzim-enzim untuk pencernaan ketiga jenis
9
makanan utama : protein, karbohidrat, dan lemak. Ia juga mengandung ion
7
bikarbonat dalam jumlah besar, yang memegang peranan penting dalam
menetralkan kimus asam yang dikeluarkan oleh lambung ke dalam duodenum.
Enzim-enzim proteolitik adalah tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase,
ribonuklease, deoksiribonuklease. Tiga enzim petama memecahkan keseluruhan
dan secara parsial protein yang dicernakan, sedangkan neklease memecahkan
kedua jenis asam nukleat : asam ribonukleat dan deoksinukleat.
Enzim pencernaan untuk karbohidrat adalah amilase pankreas, yang
menghidrolisis pati, glikogen, dan sebagian besar karbohidrat lain kecuali selulosa
untuk membentuk karbohidrat, sedangkan enzim-enzim untuk pencernaan lemak
adalah lipase pankreas, yang menghidrolisis lemak netral menjadi gliserol, asam
lemak dan kolesterol esterase, yang menyebabkan hidrolisis ester-ester kolesterol.
Enzim-enzim proteolitik waktu disintesis dalam sel-sel pankreas berada
dalam bentuk tidak aktif ; tripsinogen, kimotripsinogen, dan
prokarboksipeptidase, yang semuanya secara enzimtik tidak aktif. Zat-zat ini
hanya menjadi aktif setelah mereka disekresi ke dalam saluran cerna. Tripsinogen
diaktifkan oleh suatu enzim yang dinamakan enterokinase, yang disekresi oleh
10

mukosa usus ketike kimus mengadakan kontak dengan mukosa. Tripsinogen juga
dapat diaktifkan oleh tripsin yang telah dibentuk. Kimotripsinogen diaktifkan oleh
tripsin menjadi kimotripsin, dan prokarboksipeptidase diaktifkan dengan beberapa
cara yang sama.
Penting bagi enzim-enzim proteolitik getah pankreas tidak diaktifkan
sampai mereka disekresi ke dalam usus halus, karena tripsin dan enzim-enzim lain
akan mencernakan pankreas sendiri. Sel-sel yang sama, yang mensekresi enzim-
enzim proteolitik ke dalam asinus pankreas serentak juga mensekresikan tripsin
inhibitor. Zat ini disimpan dalam sitoplasma sl-sel kelenjar sekitar granula-granula
enzim, dan mencegah pengaktifan tripsin di dalam sel sekretoris dan dalam asinus
dan duktus pankreas.
pankreas rusak berat atau bila saluran terhambat, sjumlah besar sekret
pankreas tertimbun dalam daerah yang rusak dari pankreas. Dalam keadaan ini,
efek tripsin inhibitor kadang-kadang kewalahan, dan dalam keadaan ini sekret
pankreas dengan cepat diaktifkan dan secara harfiah mencernakan seluruh
pankreas dalam beberapa jam, menimbulkan keadaan yang dinamakan
pankreatitis akut. Hal ini sering menimbulkan kematian karena sering diikuti
syok, dan bila tidak mematikan dapat mengakibatkan insufisiensi pankreas selama
hidup.
Enzim-enzim getah pankreas seluruhnya disekresi oleh asinus kelenjar
pankreas. Namun dua unsur getah pankreas lainnya, air dan ion bikarbonat,
terutama disekresi oleh sel-sel epitel duktulus-duktulus kecil yang terletak di
depan asinus khusus yang berasal dari duktulus. Bila pankreas dirangsang untuk
mengsekresi getah pankreas dalam jumlah besar – yaitu air dan ion bikarbonat
dalam jumlah besar – konsentrasi ion bikarbonat dapat meningkat sampai 145
mEq/liter.
Setiap hari pankreas menghasilkan 1200-1500 ml pancreatic juice, cairan
jernih yang tidak berwarna. Pancreatic juice paling banyak mengandung air,
beberapa garam, sodium bikarbonat, dan enzim-enzim. Sodium bikarbonat
memberi sedikit pH alkalin (7,1-8,2) pada pancreatic juice sehingga menghentikan
11

gerak pepsin dari lambung dan menciptakan lingkungan yang sesuai bagi enzim-
enzim dalam usus halus.
Enzim-enzim dalam pancreatic juice termasuk enzim pencernaan
karbohidrat bernama pankreatik amilase; beberapa enzim pencernaan protein
dinamakan tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase; enzim pencernaan lemak yang
utama dalam tubuh orang dewasa dinamakan pankreatik lipase; enzim pencernaan
asam nukleat dinamakan ribonuklease dan deoksiribonuklease.
Seperti pepsin yang diproduksikan dalam perut dengan bentuk inaktifnya
atau pepsinogen, begitu pula enzim pencernaan protein dari pankreas. Hal ini
mencegah enzim-enzim dari sel-sel pencernaan pankreas.
Enzim tripsin yang aktif disekresikan dalam bentuk inaktif dinamakan
tripsinogen. Aktivasinya untuk tripsin diselesaikan dalam usus halus oleh suatu
enzim yang disekresikan oleh mukosa usus halus ketika bubur chyme ini tiba
dalam kontak dengan mukosa. Enzim aktivasi dinamakan enterokinase.
Kimotripsin diaktivasi dalam usus halus oleh tripsin dari bentuk inaktifnya,
kimotripsinogen. Karboksipeptidase juga diaktivasi dalam usus halus oleh tripsin.
Bentuk inaktifnya dinamakan prokarboksipeptidase.

2. Endokrin
Tersebar di antara alveoli pankreas, terdapat kelompok-kelompok kecil sel
epitelium yang jelas terpisah dan nyata. Kelompok ini adalah pulau-pulau kecil/
kepulauan Langerhans yang bersama-sama membentuk organ endokrin.
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin adalah :
a. Insulin
Insulin adalah suatu polipeptida yang mengandung dua rantai asam amino
yang dihubungkan oleh jembatan disulfida. Terdapat perbedaan kecil dalam
komposisi asam amino molekul dari satu spesies ke spesies lain. Perbedaan ini
biasanya tidak cukup besar untuk dapat mempengaruhi aktivitas biologi suatu
insulin pada spesies heterolog tetapi cukup besar untuk menyebabkan insulin
bersifat antigenik.
12

Insulin dibentuk di retikulum endoplasma sel B. Insulin kemudian


dipindahkan ke aparatus golgi, tempat ia mengalami pengemasan dalam granula-
granula berlapis membran. Granula-granula ini bergerak ke dinding sel melalui
suatu proses yang melibatkan mikrotubulus dan membran granula berfusi dengan
membran sel, mengeluarkan insulin ke eksterior melalui eksositosis. Insulin
kemudian melintasi lamina basalis sel B serta kapiler dan endotel kapiler yang
berpori mencapai aliran darah.
Waktu paruh insulin dalam sirkulasi pada manusia adalah sekitar 5 menit.
Insulin berikatan dengan reseptor insulin lalu mengalami internalisasi. Insulin
dirusak dalam endosom yang terbentuk melalui proses endositosis. Enzim utama
yang berperan adalah insulin protease, suatu enzim di membran sel yang
mengalami internalisasi bersama insulin.
Efek insulin pada berbagai jaringan:
1. Jaringan Adiposa
 Meningkatkan masuknya glukosa
 Meningkatkan sintesis asam lemak
 Meningkatkan sintesis gliserol fospat
 Menungkatkan pengendapan trigliserida
 Mengaktifkan lipoprotein lipase
 Menghambat lipase peka hormone
 Meningkatkan ambilan K+
2. Otot
 Meningkatkan masuknya glukosa
 Meningkatkan sintesis glikogen
 Meningkatkan ambilan asam amino
 Meningkatkan sintesis protein di ribosom
 Menurunkan katabolisme protein
 Menurunkan pelepasanasam-asam amino glukoneogenik
 Meningkatkan ambilan keton
 Meningkatkan ambilan K+
13

3. Hati
 Menurunkan ketogenesis
 Meningkatkan sintesis protein
 Meningkatkan sintesis lemak
 Menurunkan pengeluaran glukosa akibat penurunan
glukoneogenesis dan peningkatan sintesis glukosa
Pada orang normal, pankreas mempunyai kemampuan untuk
menyesuaikan jumlah insulin yang dihasilkan dengan intake karbohidrat, tetapi
pada penderita diabetes fungsi pengaturan ini hilang sama sekali.
b. Glukagon
Molekul glukagon adalah polipepida rantai lurus yang mengandung 29n
residu asam amino dan memiliki molekul 3485. Glukagon merupakan hasil dari
sel-sel alfa, yang mempunyai prinsip aktivitas fisiologis meningkatkan kadar
glukosa darah. Glukagon melakukan hal ini dengan mempercepat konversi dari
glikogen dalam hati dari nutrisi-nutrisi lain, seperti asam amino, gliserol, dan
asam laktat, menjadi glukosa (glukoneogenesis). Kemudian hati mengeluarkan
glukosa ke dalam darah, dan kadar gula darah meningkat.
Sekresi dari glukagon secara langsung dikontrol oleh kadar gula darah
melalui sistem feed-back negative. Ketika kadar gula darah menurun sampai di
bawah normal, sensor-sensor kimia dalam sel-sel alfa dari pulau Langerhans
merangsang sel-sel untuk mensekresikan glukagon. Ketika gula darah meningkat,
tidak lama lagi sel-sel akan dirangsang dan produksinya diperlambat.
Jika untuk beberapa alasan perlengkapan regulasi diri gagal dan sel-sel
alfa mensekresikan glukagon secara berkelanjutan, hiperglikemia (kadar gula
darah yang tinggi) bisa terjadi. Olahraga dan konsumsi makanan yang
mengandung protein bisa meningkatkan kadar asam amino darah juga
menyebabkan peningkatan sekresi glukagon. Sekresi glukagon dihambat oleh
GHIH (somatostatin).
Glukagon kehilangan aktivitas biologiknya apabila diperfusi melewati hati
atau apabila diinkubasi dengan ekstrak hati, ginjal atau otot. Glukagon juga
diinaktifkan oleh inkubasi dengan darah. Indikasinya ialah bahwa glukagon
14

dihancurkan oleh sistem enzim yang sama dengan sistem yang menghancurkan
insulin dan protein-protein lain.

GAMBAR 5. Regulasi Insulin dan Glukagon


c. Somatostatin
Somatostatin dijumpai di sel D pulau langerhans pankreas. Somatostatin
menghambat sekresi insulin, glukagon, dan polipeptida pankreas dan mungkin
bekerja lokal di dalam pulau-pulau pankreas. Penderita tumor pankreas
somatostatin mengalami hiperglikemia dan gejala-gejala diabetes lain yang
menghilang setelah tumor diangkat. Para pasien tersebut juga mengalami
dispepsia akibat lambatnya pengosongan lambung dan penurunan sekresi asam
lambung, dan batu empedu, yang tercetus oleh penurunan kontraksi kandung
empedu.
Sekresi somatostatin pankreas meningkat oleh beberapa rangsangan yang
juga merangsang sekresi insulin, yakni glukosa dan asam amino, terutama arginin
dan leusin. Sekresi juga ditingkatkan oleh CCK. Somatostatin dikeluarkan dari
pankreas dan saluran cerna ke dalam darah perifer.
d. Polipeptida pankreas
Polipeptida pankreas manusia merupakan suatu polipeptida linear yang
dibentuk oleh sel F pulau langerhans. Hormon ini berkaitan erat dengan
15

polipeptida YY (PYY), yang ditemukan di usus dan mungkin hormon saluran


cerna; dan neuropeptida Y, yang ditemukan di otak dan sistem saraf otonom.
Sekresi polipeptida ini meningkat oleh makanan yang mengandung
protein, puasa, olahraga, dan hipoglikemia akut. Sekresinya menurun oleh
somatostatin dan glukosa intravena. Pemberian infus leusin, arginin, dan alanin
tidak mempengaruhinya, sehingga efek stimulasi makanan berprotein mungkin
diperantarai secara tidak langsung. Pada manusia, polipeptida pankreas
memperlambat penyerapan makanan, dan hormon ini mungkin memperkecil
fluktuasi dalam penyerapan. Namun, fungsi faal sebenarnya masih belum
diketahui.
BAB IV
KESIMPULAN

 Anatomi Pankreas
Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar terbentang dari atas sampai ke
lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua saluran ke duodenum.
1. Bagian Pankreas
- Caput Pancreatis
- Collum Pancreatis
- Corpus Pancreatis
- Cauda Pancreatis
2. Hubungan
- Ke anterior: Dari kanan ke kiri: colon transversum dan perlekatan
mesocolon transversum, bursa omentalis, dan gaster.
- ke posterior: Dari kanan ke kiri: ductus choledochus, vena portae
hepatis dan vena lienalis, vena cava inferior, aorta, pangkal arteria
mesenterica superior, musculus psoas major sinistra, glandula suprarenalis
sinistra, ren sinister, dan hilum lienale.
3. Vaskularisasi
- Arteriae
a. A.pancreaticoduodenalis superior (cabang A.gastroduodenalis )
b. A.pancreaticoduodenalis inferior (cabang A.mesenterica cranialis)
c. A.pancreatica magna dan A.pancretica caudalis dan inferior ,cabang
A.lienalis
- Venae.
Venae yang sesuai dengan arteriaenya mengalirkan darah ke sistem porta.
4. Aliran Limfatik
Kelenjar limfe terletak di sepanjang arteria yang mendarahi kelenjar.
Pembuluh eferen akhirnya mengalirkan cairan limfe ke nodi limfe coeliaci
dan mesenterica superiores.

16
17

5. Inervasi
Berasal dari serabut-serabut saraf simpatis (ganglion seliaca) dan
parasimpatis (vagus).
6. Ductus pancreaticus
- Ductus Pancreaticus Mayor ( Wirsungi)
- Ductus Pancreaticus Minor ( Santorini)
- Ductus Choleochus et Ductus Pancreaticus

 Histologi Pankreas
Pankreas berperan sebagai kelenjar eksokrin dan endokrin. Kedua fungsi
tersebut dilakukan oleh sel-sel yang berbeda.
1. Eksokrin, terdiri dari sel asinar
2. Endokrin, terdiri dari sel-sel:
- Sel α, penghasil hormon glukagon
- Sel β, penghasil hormon insulin
- Sel delta, penghasil hormon somatostasin
- Sel F, penghasil hormon polipeptida pankreas

 Fisiologi pankreas
1. Sebagai eksokrin, menghasilkan getah pankreas yang mengandung
enzim-enzim pencernaan seperti enzim amilase pankreas, enzim-enzim
proteolitik, dan lain-lain.
2. Sebagai endokrin, menghasilkan hormon insulin, glukagon,
somatostatin, dan polipeptida pankreas.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2009.http://books.google.co.id/books/

Anonymous. 2009. http://dok-tercantik.blogspot.com/2009/01/pankreas-html

Anonymous. 2009.http://id.wikipedia.org/wiki/Pankreas

Anonymous. 2009.http://myblogmyown.wordpress.com/2009/04/14/pankreas/

Anonymous.2009.http://one.indoskripsi.com/content/anatomi-dan-fisiologi-

pankreas

Anonymous. 2009.http://sugartomat.blogspot.com/2009/03/hormon-pankreas.html

Anonymous.2009.http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/baijour
nal/I_KetutMuditeAdnyane_PerbandinganAntara.pdf/

Cambridge Comunication Limited. 1985. Anatomy and Physiology A


Self_Instructional Course 2. The Endocrine Gland and the Nervous
System. Churchill Livingstone: London

Delmann, H.D. 1993. Textbook of Veterinary Histology. Lea and Fiebiger:


Philadelphia

Faiz, Omar, dkk. 2004. At a Glance Anatomi. Erlangga: Jakarta

Getty, R. 1975. Sisson and Grossman's The Anatomy of the Domestic Animals.
Vol.1. W.B. Saunders Company: Philadelphia. London. Toronto.

Gibson, John. 1981. Modern Physiology and Anatomy for Nurses. Blackwell
Science Limited: Oxford
Grimelius, L. 1968. A Silver Nitrate Stain for a-2 Cells in Human Pancreatic
Islet. Acta Soc. Med: Upsal.
Guyton, A.C. 1976. Textbook of Medical Physiology. WB Saunders Company:
Philadelphia. London
19

Pearce, Evelyn. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia:


Jakarta
S. Snell, Richard. 2002. Clinical Anatomy for Medical Students. Lippincot
Williams & Wilkins Inc: USA
Sundler, F and R. Hakanson. 1988. Peptide hormone producing
endocrine/paracrine cell in the gastro- entero-pancreatic region. In :
18
Handbook of Chemical Neuroanatomy. Vol.6: The Peripheral Nervous
System. A Bjorklund, T. Hokfelt and C. Owman (eds). Elsevier Science
Publishers BV.

You might also like