You are on page 1of 94

SURVEI TINGKAT KONDISI FISIK PADA ANGGOTA KLUB

BOLA VOLI DIA KABUPATEN KUDUS


TAHUN 2005/2006

SKRIPSI
Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh
Nama

: Iwan Setiawan

Nim

: 6101401005

Jurusan

: Pendidikan Jasmani Kesehatan


dan Rekreasi

Fakultas

: Fakultas Ilmu Keolahragaan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2005

SARI
Iwan, 2005. Survei Kondisi Fisik Pada Aggota Klub Bola Voli DI
A
Kabupaten Kudus Tahun 2005/2006. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan
Dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kondisi fisik pada
anggota klub bola voli DIA Kabupaten Kudus 2005/2006
Populasi dalam penelitian ini adalah atlet klub bola voli DIA sebanyak
30 atlet putra. Sampel peneliti sebanyak 30 atlet putra yang dambil
dari
keseluruhan populasi dengan teknik purposive sampling. Metode penelitian ini
menggunakan metode tes dan pengukuran kemampuan fisik bagi pemain bola voli
menggunakan sistem monitoring evaluasi dan pelaporan (SMEP) khususnya
cabang olahraga bola voli pengukuran kemampuan fisik meliputi: (1) Han
d
dynamometer, (2) leg Dynamometer, (3) Sit-Ups, (4). Phush-Ups, (5) Squa
t
Jumps, (6) lari 50 Meter, (7) flexometer, (8) Vertical Jump, (9) Medical Ball Putt,
(10 Lari 15 menit. Analisis data penelitian menggunakan uji statistik tendenasi
sentral yaitu menggunakan Mean, Modus, Median dan analisis prosentase.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kondisi fisik pemaian bola voli
pada anggota klub bola voli DIA Kabupaten Kudus, dari 30 respond
en
terdapat (3,3%) dalam kategori baik, 25 responden atau (83,3%)dalam kategori
cukup, selebihnya (13,3%) dalam kategori kurang
Saran yang diberikan dari penelitian ini adalah perlu upaya
menyempurnakan pola pembinaan latihan guna meningkatkan kemampuan fisik
pemain serta meningkatkan latihan kondisi fisik secara keseluruhan.

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi


Fakultas Ilmu Keolahragan Universitas Negeri Semarang.pada:
Hari

: Selasa

Tanggal

: 6 Desember 2005

Pukul

: 09.00

Tempat

: Ujian Skripsi

Ketua

Sekertaris

Dr. Khomsin, M.Pd


Nip. 131469638

Drs Sulaiman, M.Pd


Nip. 131813670
Dewan Penguji:

1. Drs. Hermawan Pamot, M.Pd (Ketua)


Nip.131961216

2. Drs. Harry Pramono, M.Si (Anggota)


Nip. 13149638

3. Drs. Tri Rustiadi, M.Kes (Anggota)


Nip. 131876221
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapa
t
menyelesaikan pembuatan skripsi ini..
Selama penyusunan skripsi, penulis telah banyak menerima bantuan dari
berbagai

pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis

ingin

menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:


1.

Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

2.
a

Drs. Harry Pramono, M.Si selaku Ketua Jurusan PJKR FIK UNNES sert
dosen pembimbing dan Sekertaris Jurusan Universitas Negeri Semarang yang
selalu banyak memberikan bantuan serta dorongan kepada penulis.

3. Drs. Tri Rustiadi, M.kes selaku dosen pembimbing yang telah bany
ak
memberi petunjuk dan bimbingan selama pembuatan skripsi
4.

Bapak Edi Briton, SH Selaku ketua klub bola voli DIA Kudus dan berserta
pelatihnya yang telah memberikan fasilitas dalam melakukan penelitian ini

5.

Semua dosen dan karyawan fakultas ilmu keolahragaan Universitas Negeri


Semarang yang telah memberikan bantuan bagi penulis selama pembuatan

skripsi
6.

Rekan-rekan Jurusan PJKR terutama angkatan 2001 yang telah memberikan


dorongan dan semangat bagi penulis.

7.

Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan, yang telah benyak membantu
penulis selama pembuatan skripsi

iv

Mengingat sempitnya pengetahuan dan pengalaman penulis, maka


penulis menyadari adanya kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini akan
penulis terima dengan senang hati.
Dengan kerendahan hati penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kemajuan olahraga bola voli khususnya klub bola voli DIA Kudus dan di
Kabupaten Kudus pada umumnya.

Semarang,

September 2005

Penulis

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
1.

Dan tiada ada yang menolong aku kecuali Allah.

2.

Sesuatu yang ada di atas, suatu saat pasti akan jatuh kebawah.

3.

Tidak ada kata terlambat bagi yang mau berusaha, katakan SEMANGAT !!!

PERSEMBAHAN
Laporan ini aku persembahkan untuk:
1. Bapak, Ibu yang selalu memberikan
doa yang tak henti-hentinya kepada
saya
2.

Kakak-kakaku

dan

keponakan

saya

yang selalu memberikan dukungan.


3. Intanita yang telah memberikan suport
kepada saya.
4.

Teman-teman

angkatan

2001

PJKR

yang selalu memberikan dukungan.


5.

Para pembaca yang budiman

vi

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................

SARI..........................................................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................

iii

KATA PENGANTAR ...............................................................................

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................................

vi

DAFTAR ISI.............................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

ix

DAFTAR GRAFIK...................................................................................

DAFTAR TABEL .....................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................

xii

BAB I

: PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul.....................................................

1.2. Permasalahan ...................................................................

1.3. Penegasan Isitilah.............................................................

1.4. Tujuan Penelitian .............................................................

1.5. Manfaat Penelitian ............................................................


BAB II

: LANDASAN TEORI
2.1. Hakekat dalam Kondisi Fisik ............................................

2.1.1. Kondisi Fisik/Kemampuan Fisik ...................................

2.2. Komponen Komponen Kondisi Fisik .............................

2.3. Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Fisik .......................

18

2.4. Prinsip-Prinsip Program Latihan Pada Permainan


Bola Voli..........................................................................

23

2.5. Teknik dalam Permainan Bola Voli.................................

28

2.6. Klub Bola Voli ..................................................................

32

vii

2.7. Kondisi Fisik yang Dibutuhkan Bagi Pemain Bola Voli ..

32

2.8.. Pembinaan Fisik Bagi Pemain Bola Voli........................

34

2.9. Tes Kemampuan Fisik......................................................

37

2.10. Hubungan antara Kondisi Fisik dengan Permainan


Bola Voli ..........................................................................
BAB III

38

: METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian Penentuaan Obyek Penelitian .............

40

3.1.1. Penentuan Populasi ................................................

40

3.1.2. Penentuan Sampel ..................................................

41

3.1.3. Variabel Penelitian .................................................

42

3.1.4. Instrumen Penelitian ..............................................

42

3.2. Metode Pengumpulan Data ...............................................

49

3.3. Analisis Data .....................................................................

50

3.4. Variabel yang Mempengaruhi Penelitian.........................

52

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Penelitian .................................................................

54

4.1.1 Kekuatan .................................................................

54

4.1.2. Daya Tahan .............................................................

57

4.1.3. Kecepatan...............................................................

60

4.1.4. Flexibilitas..............................................................

61

4.1. 5. Power .....................................................................

61

4.1. 6. Daya Tahan VO2 Max..............................................

63

4.2. Pembahasan......................................................................

65

BAB V : KESIMPULAN
5.1. Simpulan ...........................................................................

68

5.2. Saran.................................................................................

68

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

70

LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................

71

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

1.

Gerakan Melakukan Service ..............................................................

29

2.

Gerakan Melakukan Passing ..............................................................

30

3.

Gerakan Melakukan Umpan (Set-up ) ................................................

30

4.

Gerakan Melakukan Smash ( Spike ) .................................................

31

5.

Gerakan Melakukan Bendungan ( block ) ..........................................

31

6.

Alat-Alat yang Digunakan untuk Mengetes .......................................

78

7.

Pelaksanaan Gerakan Pemanasan ......................................................

78

8.

Pelaksanaan Tes Hand Dynamometer ................................................

79

9.

Pelaksanaan Tes Leg Dynamometer ...................................................

79

10. Pelaksanaan Tes sit-ups .....................................................................

80

11. Pelaksanaan Tes Phus-Up ..................................................................

80

12. Pelaksanaan Tes Squat-Jump .............................................................

81

13. Pelaksanaan Tes Lari 50 Meter ..........................................................

81

14. Pelaksanaan Tes Flexometer ..............................................................

82

15. Pelaksanaan Tes Vertical Jump ..........................................................

82

16. Pelaksanaan Tes Medicine Ball Put ...................................................

83

17. Pelaksanaan Tes Lari 15 Menit .........................................................

83

ix

DAFTAR GRAFIK
Grafik

Halaman

1.

Grafik Kekuatan Otot Lengan (pull) ...................................................

55

2.

Grafik Kekuatan Otot Lengan (push) ..................................................

55

3.

Grafik Kekuatan Otot Tungkai ............................................................

56

4.

Grafik Sit Ups ......................................................................................

57

5.

Grafik Push Ups ..................................................................................

58

6.

Grafik Squat jump................................................................................

59

7.

Grafik Lari 50 meter ............................................................................

60

8.

Grafik Flexometer................................................................................

61

9.

Garfik Vertical Jump ...........................................................................

62

10. Garfik Medicine Ball Put ....................................................................

63

11. Grafik VO2 Max ...................................................................................

64

12. Grafik Frekuensi Kondisi Fisik Pemain Bola Voli Klub Dia
Kabupaten Kudus ...............................................................................

64

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

1.

Konversi Nilai Kondisi Fisik ...............................................................

76

2.

Kategori Tes Kondisi Fisik ..................................................................

76

3.

Komponen Fisik Dasar Cabang-Cabang Olahraga Bola Voli


Dan Teknik Pengukuran Serta Kategori Kemampuan Setiap
Komponen ( Putra)..............................................................................

77

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.

Data Pengambilan Nama Pada Anggota Klub Bola Voli


Umur 16-19 Tahun 2005/2006............................................................

2.

72

Tabel Koneversi Nilai Kondisi Fisik /Tabel Kategori Tes Kondisi


Fisik ....................................................................................................

4.

71

Data Hasil Penelitian Kondisi Fisik Pada Anggota Klub Bola Voli
DIA Umur 16-19 Tahun 2005/2006 ............................................

3.

Halaman

Komponen Fisik Dasar Cabang-Cabang Olahraga Bola Voli


Dan Teknik Pengukuran Serta Kategori Kemampuan Setiap

76

Komponen ( Putra)...........................................................................

77

5.

Alat-Alat Untuk Mengetes, Gambar Gerakan Pemenasan..................

78

6.

Pelaksanaan Tes Hand Dynamometer, Pelaksanaan Tes Leg


Dynamometer .......................................................................................

79

7.

Pelaksanaan Tes Sit-Ups, Pelaksanaan Tes Phus-Up .........................

80

8.

Pelaksanaan Tes Squat-Jump, Pelaksanaan Tes Lari 50 Meter ..........

81

9.

Pelaksanaan Tes Flexometer, Pelaksanaan Tes Vertical Jump ...........

82

10. Pelaksanaan Tes Medicine Ball Put, Pelaksanaan Tes Lari 15 Menit

83

11. Tabel Daftar Petugas Pengambilan Data .............................................

84

12. Surat Keterangan Terra Untuk Stop Watch .........................................

85

13. Surat Keterangan Terra Untuk Stop Watch Lanjutan ..........................

86

14. Surat Keterangan Dari Klub Bola Voli DIA Kudus ......................

87

15. Surat Keterangan Permohonan Ijin Penelitian Dari Dekan .................

88

16. Surat Keterangan Usulan Penetapan Pembimbing ..............................

89

17. Surat Keterangan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi...............

90

xii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul


Pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan upaya peningkatan
kualitas manusia Indonesia diarahkan dalam rangka peningkatan jasmani, mental,
rohani, masyarakat serta ditujukan untuk membentuk watak dan kepribadian,
disiplin, dan sportifitas yang tinggi serta peningkatan yang dapat membangkitkan
rasa kebanggaan nasional (Bahan Penataran & Referensi P4, 1990:152).

Gerakan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat


terus menerus ditingkatkan agar lebih meluas dan merata di seluruh pelosok tanah
air untuk menciptakan budaya berolahraga dan iklim yang sehat mendorong peran
serta aktif masyarakat alam peningkatan prestasi masyarakat yang sportif.
Olahraga terdiri dari berbagai macam cabang olahraga diantaranya
cabang olahraga permainan yaitu bola voli. Permainan bola voli merupakan salah
satu cabang olahraga permainan yang sangat populer dan digemari oleh seluruh
lapisan masyarakat di tanah air. Permainan bola voli merupakan permainan beregu
yang sekaligus juga merupakan pertandingan olahraga berprestasi dimana setiap
pemain dituntut untuk bermain dengan baik, kerja sama, dan bertanggung jawab
pada setiap posisi.
Kenyataan ini dapat kita lihat bahwa perkembangan olahraga bola voli
baik
voli

di desa maupun

di kota sangat pesat.

Banyak

klub-klub bola

dimasyarakat mengakibatkan persaingan di kalangan klub yang lebih tinggi, maka


klub jelas dituntut untuk berusaha meningkatkan prestasi semaksimal mungkin.
1
2

Untuk meningkatkan prestasi bola voli di Indonesia ada faktor yan


g
perlu diperhatikan dan membutuhkan pembenahan diberbagai sektor, diantaranya
adalah sarana dan prasarana, kompetisi yang teratur dan berkesinambungan,
kualitas pelatih serta didukung penelitian-penelitian ilmiah dan ilmu pengetahuan.
Faktor-faktor ini perlu ditangani secara sungguh-sungguh dan tentunya diperlukan
dukungan dari semua pihak yang berkompeten khususnya PBVSI sebagai induk
organisasi bola voli Indonesia.

Pembinaan bola voli dalam bentuk tim yang terdiri dari 6 orang. Suatu
tim yang kuat dan tangguh adalah tim yang didalamnya terdapat pemain yan
g
dapat diandalkan, baik sebagai individu maupun sebagai tim. Artinya sebagai
individu, kemampuan fisik maupun teknik yang baik harus dimiliki. Sedangkan
sebagai tim, harus dapat bekerjasama dengan pemain lain sehingga sua
tu
kekompakan yang dapat menjadikan sebagai suatu tim yang tangguh.
Prestasi optimal seorang atlet dapat dicapai jika memilki 4 maca
m
kelengkapan. Kelengkapan tersebut meliputi: 1) Pengembangan fisik (Phisycal
Build-Up), 2) Pengembangan teknik (Technical Build-Up), 3) Pengembangan
mental (Mental Build-Up), kematangan juara (M. Sajoto, 1995:7).
Peningkatan kondisi fisik di lingkungan klub-klub perlu dibina untuk
menunjang
ng

terciptanya

prestasi

yang

optimal

karena

para

atletnya

ya

mempunyai kondisi fisik yang baik akan dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik.
Klub bola voli DIA ini terletak di jalan Lingkar Utara Peganjara
n
Kabupaten Kudus yang memfokuskan pada bidang prestasi olahraga bola voli
3

khusunya di Kudus. Dimana klub ini baru berdiri 1 setengah tahun dan kuran
g
lebih 90 orang yang mengikuti, pada klub bola voli DIA kabupaten kudus ini
satu-satunya dalam program latihannya yang terjadwal dan dibedakan dengan
tingkatan umur yang berbeda.

Latihan yang teratur, terencana dan bertanding harus dilaksanakan pada


semua pemain klub bola voli DIA selama proses latihan. Kesemua tug
as
tersebut membutuhkan waktu, tenaga, pikiran yaang tidak sedikit. Diman
a
seorang pemain harus melaksanakan latihan setiap 3 hari dalam seminggu, latihan
teknik, fisik, taktik dan kematangan bertanding yang dilaksanakan didala
m
ruangan maupun diluar ruangan.
Seperti halnya pemain klub bola voli DIA memerlukan kondisi fisik
yang maksimal,

akan tetapi fisik yang sangat mempengaruhi

berjalan

pertandingan, dimana pada klub bola voli DIA ini belum pernah mendapatkan
gelar juara selama ada kompetisi yang pernah diadakan di Kabupaten Kudu
s
maupun diluar Kabupaten Kudus dikarenakan kurang banyak dalam melakukan
uji coba pertandingan. Pembinaan pemain bola voli DIA dilakukan untu
k
melahirkan pemain-pemain bola voli yang dapat diandalkan dan dapat berprestasi
dengan baik, Agar dapat menghasilkan pemain bola voli yang dapat diandalkan,
pembinan
ng

fisik

yang

diberikan

secara

menyeluruh.

Pembinaan

fisik

ya

diberikan terutama sepuluh komponen kondisi fisik yaitu: kekuatan (strength),


daya tahan (endurance), daya ledak (muscular power), kecepatan (speed), daya
lentur (flexebility), kelincahan (agility), koordinasi (coordinaation), keseimbangan
(balance), ketepatan (accuracy), reaksi (reaction) ( M. Sajoto, 1995: 8-10)
Karena prestasi pemain bola voli sangat ditentukan oleh kondisi fisik
setiap pemain utamanya. Mencapai prestasi yang maksimal tidaklah mudah, selain
4

membutuhkan ketekunan serta perjuangan yang panjang, kondisi fisik yang baik

adalah salah satu faktor menentukan dalam mencapai suatu prestasi olahraga. M
Sajoto (1988:8), menyatakan bahwa kondisi fisik merupakan persyaratan yang
sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi, bahkan dapat dikatakan
sebagai unsur dasar yang tidak dapat ditawar-tawar lagi, dengan kondisi fisik yang
baik
apat

akan

meningkatkan

teknik

yang

baik

dan

sempurna,

serta

meningkatkan kualitas bermain khususnya permainan bola voli.


Peningkatan kondisi fisik harus dikembangkan oleh semua komponen
yang ada, walapun dalam pelaksanannya perlu ada prioritas untuk menentukan
komponen mana yang perlu mendapatkan porsi latihan lebih besar sesuai dengan
olahraga yang ditekuni. Tidak adanya salah satu komponen akan mengurangi hasil
yang dicapai dengan demikian permainan bola voli membutuhkan dasar fisik yang
baik tetapi tidak meninggalkan faktor-faktor yang lain seperti teknik, taktik, dan
mental pemain.
Kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam upaya
prestasi suatu cabang olahraga. Maka program latihan harus direncanakan yang
lebih baik. Dengan kondisi fisik yang baik diharapkan (1). Ada peningkatan dalam
kemampuan sistem sirkulasi kerja jantung, (2). Ada peningkatan dalam komponen
kondisi fisik, (3). Ada gerakan yang lebih baik dari sebelumnya, (4)
ada
pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan, (5). Ada
respon

yang

cepat

dari

organisme

tubuh

semakin

respon

diperlukan

(Harsono,1988: 133)
Untuk dapat bermain bola voli dengan baik diperlukan suatu latihan
pembinan yang meliputi fisik, teknik, taktik dan mental serta kematang
an
bertanding. Hal ini merupakan sasaran utama dan menjadi suatu kesatuan yang
5

tidak bisa dipisahkan dalam merencanakan dan melaksanakan program latihan


yang berkesinambungan dengan demikian kondisi fisik mempunyai peranan yang
sangat penting untuk mencapai suatu prestasi dalam bidang olahraga. Lata
r
belakang masalah yang penulis paparkan diatas mendasar penulis mengadakan
suatu penelitian dengan judul Survei Tingkat Kondisi Fisik pada Anggota Klub
Bola Voli DIA Di Kabupaten Kudus Tahun 2005/2006

1.2. Permasalahan
Dalam penelitian masih dapat permasalahan yang masih perlu dikaji,
dianalisa dan selanjutnya diusahakan pemecahan. Permasalahan dalam penelitian
ini adalah: Bagaimana tingkat kondisi fisik pada anggota klub bola voli DIA
Kabupaten Kudus tahun 2005/2006?

1.3 Penegasan Istilah


Untuk

menegaskan

penafsiran

isi

judul

skripsi

agar

memperole

h
gambaran yang jelas dan mengarah pada tujuan penelitan, istilah-istilah yang
perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1.3.1 Survei
Menurut Winarno Surakhmad dalam Suharsimi Arikunto (1990:114)
Mengatakan bahwa pada umumnya survey merupakan cara pengumpulan data
dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (jangka waktu) yang bersamaan
jumlahnya biasanya cukup besar.
Sedangkan menurut Van Dalen dalam Suharsimi Arikunto (1990:14)
mengatakan bahwa survey merupakan bagian dari studi deskriptif yang bertujuan
6

untuk mencari kedudukan (status), fenomena (gejala) dan menentukan kesamaan


status dengan cara membandingkan dengan standar yang sudah ditentukan.
Dalam

penelitian

ini

survey

yang

diartikan

oleh

media

dal

am
memperoleh data dengan terkait dengan tes.

1.3.2 Kondisi Fisik


Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen yang tidak dapat
dipisahkan, baik peningkatannya maupun pemeliharannya. Artinya bahwa setiap
usaha peningkatan kondisi fisik, maka harus mengembangkan semua komponen
tersebut (M. Sajoto,1995:8). Komponen kondisi fisik meliputi yaitu kekuatan
(Strength), daya tahan (Endurance), daya ledak (Muscular power), kecepatan
(Speed), daya lentur (Flexebility), kelincahan (Agility), koordinasi (Coordination),
keseimbangan(Balance),

ketepatan

(Accuracy),

reaksi

(Reaction)

(M.

Sajoto,1995: 8-10 ).
Pada penelitan ini kondisi fisik yang dimaksud adalah kondisi fisik yang
diperlukan oleh anggota klub bola voli meliputi: kekuatan (strength), daya tahan
(endurance), daya ledak (muscular power), kecepatan (speed), daya lentu
r
(flexebility), kelincahan (agility).

1.3.3 Anggota
Bagian dari sesuatu yang berangkian; badan yang menjadi bagian dari
perserikatan atau organisasi ( kamus bahasa Indonesia, 1997: 38 ).
7

1.3.4. Klub Bola Voli


Klub bola voli adalah perkumpulan, perserikatan, organisasi ( W. J. S
Purwadarminta, 1976 : 513 ). Yang dimaksud klub bola voli didalam penelitian ini
adalah masyarakat yang mengikuti latihan bola voli di DIA Kudus.

1.4. Tujuan Penelitian


Tujuan merupakan suatu dorongan dan arah yang ingin dicapai, sebab
dengan tujuan seseorang akan dapat terdorong untuk dapat berbuat menyeleksi
apa yang telah diperbuat tersebut. Perbuatan yang tanpa dilandasi dengan tujuan
maka hasil yang ingin dicapai akan sulit untuk melakukan evaluasi sehingg
a
diketahui faktor pendukung serta hambatan yang ada.
Adapun tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui tingkat kondisi
fisik pada anggota klub bola voli DIA di Kabupaten Kudus tahun 2005/2006.

1.5. Manfaat Penelitian


Setiap

hasil

penelitian

diharapkan

bisa

memberi

manfaat

agi
pengembangan ilmu dan teknologi, khususnya disiplin ilmu yang dijadika
n
penelitian. Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah:
1.

Dapat memberikan gambaran mengenai kondisi fisik pemain bola voli klub
DIA Kudus, sehingga dapat dijadikan pertimbangan bagi program latihan
fisik selanjutnya.

2.

Pemain yang kondisinya kurang, dapat memperbaiki diri sehingga kondisi


fisiknya baik dan diharapkan prestasi dapat meningkat.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Hakekat Dalam Kondisi Fisik


Olahraga merupakan salah satu cara untuk menjaga kondisi agar tetap baik,
sehingga banyak terlihat pria maupun wanita melakukan latihan olahraga baik itu
dilapangan atau dijalan-jalan semua ini mereka lakukan agar kesehatan da
n
kondisi fisik lebih baik dan terjaga. Dalam hampir semua kegitan manusia, baik
kegiatan itu didominasi oleh kegiatan fisik maupun yang didominasi oleh kegiatan
non fisik, seseorang berperan sekali dalam kegiatan sehari-harinya.
Disamping berperan langsung dari keadaan fisik terhadap produktivitas kerja
yang saat ini sudah semakin diyakini manfaatnya, masih banyak sisi lain dar
i
penampilan fisik yang berpengaruh terhadap kegiatan dan peran kita sehari-hari.
Keadaan fisik yang baik akan mempengaruhi pula terhadap aspek-aspek
kejiwaan yang berupa peningkatan motivasi kerja, semangat kerja, rasa percaya
diri, ketelitian dan lain sebagainya. Secara psikologis pula keadaan fisik pu
n
nampaknya sangat besar pula pengaruhnya dalam lingkungan kegiatan kita
,
terutama dalam bersosialisasi. Orang yang tinggi besar dan kekar akan kesan lain
dibanding orang yang bertubuh kecil dan pendek. Orang yang kerempeng dengan
berotot atau perutnya mengembang akan lain pula memberi kesan. Mungkin pada
setiap situasi lingkungan yang berbeda membutuhkan struktur fisik yang berbeda
pula. Namun yang sangat penting dari semua keadaan tersebut adalah keadaan

fisik yang berkaitan dengan unjuk kerja atau prestasi kerja. Dalam konteks yang

8
9

lebih khusus yaitu dalam kegiatan olahraga, maka kondisi fisik seseorang sangat
mempengaruhi bahkan menentukan gerak penampilannya (Harsono. 1988 : 153).

2.1.1. Kondisi Fisik/Kemampuan Fisik


Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen- komponen yang
tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatannya, pemeliharanya. Artinya
bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut
harus dikembangkan, walaupun disana sini dilakukan sistem prioritas sesuai
keadaan atau status yang dibutuhkan (M.Sajoto, 1995:8). Sedangkan menurut
Soegiyanto (1993:221) kemampuan fisik adalah kemampuan memfungsikan
organ-organ tubuh dalam melakukan aktivitas fisik. Kemampuan fisik sangat
penting untuk mendukung aktivitas psikomotor. Gerakan yang terampil bisa
dilakukan apabila kemampuan fisiknya memadai, maka yang perlu bisa dilakukan
selanjutnya adalah bagaimana seorang pemain dapat diketahui status dan kondisi
fisiknya pada suatu saat.

2.2. Komponen Komponen Kondisi Fisik


Kondisi fisik mencakup

pengertian

yang

komplek, maka baru

dap

at
dipahami jika mengetahui tentang komponen-komponen kondisi fisik yang saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya, namun komponen-komponen memiliki
ciri-ciri tersendiri yang berfungsi pokok pada kondisi fisik seseorang. Aga
r

seseorang dapat dikatakan kondisi fisiknya baik atau kesegaran jasmaninya baik,
maka status setiap komponen harus berada dalam kategori baik.
10

Komponen kondisi fisik menurut para ahli ada sepuluh komponen, seperti
yang dikemukakan oleh M. Sajoto sebagai berikut:
a. Kekuatan (strenght)
b. Daya tahan(endurance)
c. Daya ledak (muscular power)
d. Kecepatan (speed)
e. Daya lentur (flexibility)
f. Kelincahan (agility)
g. Koordinasi (coordination)
h. Keseimbangan (balance)
i. Ketepatan (accuracy)
j. Reaksi (reaction)
(M. Sajoto. 1990:16)
Selanjutnya tentang kesepuluh komponen akan dibicarakan peranan masingmasing komponen sebagai berikut:

2.2.1. Kekuatan (strength)


Kekuatan

adalah

kemampuan

kondisi

fisik

seseorang

tentang

kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu


bekerja (M. Sajoto 1990 : 16). Kekutan sangat penting bagi setiap event baik atlet
pria maupun wanita. Serabut otot yang ada didalam otot akan memberika
n
respon/tanggapan
n.

apabila

dikenakan

beban

atau

tahanan

dalam

latiha

Tanggapan/respon ini membuat otot lebih efisien dan mampu memberikan respon
lebih baik kepada sistem urat-urat syaraf.
11

Kemampuan

menggunakan

gaya

untuk

bergerak

dengan

kuat

membutuhkan jumlah tertentu tenaga otot. Maka dari itu, semakin besar tenaga
yang diberikan oleh atlet, semakin besar potensi untuk meningkatkan produksi
gaya. Kekuatan penting bagi pemain bola voli jika telah siap diguna
kan
dilapangan bola voli. Merupakan hal yang sulit untuk meniru gerakan seperti pada
ruang beban, dengan segala ketepatan, banyak model-model gerakan yang akan
dilakukan selama latihan/pada pertandingan. Latihan fungsional dari kekuatan
berusaha untuk menghubungkan ruang beban ke dalam permainan.

2.2.2. Daya Tahan (Endurance)


Daya tahan adalah kemampuan organisme atlet unuk melawan kelelahan
yang timbul saat menjalankan aktivitas dalam waktu yang lama (Suharno HP,
1986:38). Sedangkan menurut Harsono (2004:4) daya tahan adalah keadaan atau
kondisi tubuh yang dapat berlatih unuk waktu yang lama, tanpa mengala
mi
kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan latihan tersebut. Menurut Rusli
Lutan (200:71) daya tahan adalah suatu keadaan atau kondisi tubuh yang mampu
untuk bekerja dalam waktu yang cukup lama. Seorang atlet dikatakan mempunyai
daya tahan yang baik apabila ia tidak mudah lelah atau dapat terus bergerak dalam
keadaan leleh, atau ia mampu bekerja tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan
setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Dalam hal ini dikenal dua macam daya tahan yakni :

2.2.2.1. Daya Tahan Umum (General Endurance)

Adalah kemampuan daya tahan organisme atlet untuk melawan kelelahan


yang timbul akibat beban latihan dimana intesitasnya rendah dan menengah
.
12

(Suharno

HP,1986:39).

Menurut

Sajoto

(1995:8).

Adalah

kemampua

n
seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, patu-paru dan peredaran darah
secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja otot dengan intensitas tinggi
dalam waktu yang cukup lama (M Sajoto,1995:8). Selain kecepatan, permainan
bola
n

voli

memerlukan

ketahanan.

Menurut Kasiyo

(1993:259)

penampila

olahraga ketahanan tergantung pada: 1) pengangkatan oksigen dari udara ke otototot aktif, 2) penggunaan oksigen ini oleh otot dalam metabolisme aerobik. Proses
pengiriman oksigen dilakukan oleh sistem jantung yang terdiri dari komponen
paru, jantung, pembuluh darah dan darah. Selama latihan, setiap komponen dari
paru jantung sedemikian rupa sehingga untuk meningkatkan pengangkuta
n
oksigen secara keseluruhan kepada otot-otot aktif.

2.2.2.2. Daya Tahan Otot (Local Endurance)


Adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk
kontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dalam beba
n
tertentu (M. Sajoto 1990 : 16). Menurut Harsono (1988:177) daya tahan oto
t
mengacu kepada suatu kelompok otot yang mampu untuk melakukan kontraksi
yang berturut-turut ( misalnya phus-up, sit-up) atau mempertahankan suat
u
kontraksi stastis untuk waktu yang lama. Daya tahan mengacu pada kemampuan

melakukan kerja ditentukan intensitasnya dalam waktu tertentu (PASI,1993:72)


Faktor utama yang membatasi dan pada waktu yang sama mempengaruhi
prestasi adalah kelelahan. Seseorang atlet dipikirkan memiliki daya tahan yang
baik apabila dia tidak mudah lelah atau dapat terus bergerak dalam keadaa
n
kelelahan. Daya tahan dari semua kemampuan biomotor harus dikembangkan
dahulu.
p

Tanpa

daya

tahan

adalah

sulit

mengadakan

pengulangan

tehada
13

tipe/macam latihan lain yang cukup untuk mengembangkan komponen fitnes yang
lain. Menurut Rubiyanto Hadi (2004:45) daya tahan otot adalah kapasitas otot
melakukan kontraksi secara terus menurus pada tingkat sub maksimal. Menurut
Suharno HP (1986: 39) daya tahan otot lokal adalah kemampuan daya taha
n
lamanya
al

organisme

atlet

yang

timbul

akibat

beban

latihan

submaksim

intensitasnya. Otot-otot setempat memegang peranan dalam proses daya tahan ini.

2.2.3. Daya Ledak (Muscular Power)


Adalah

kemampuan

seseorang

dalam

mempergunakan

kekuatan

maksimum yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Dalam hal ini,


dapat dinyatakan bahwa daya ledak (power) = kekuatan (force) x kecepata
n
(velocity). Seperti dalam lompat tinggi, tolak peluru serta gerak lain yang bersifat
explosive (M. Sajoto 1990 : 17). Menurut Suharno HP (1986:54) daya leda
k
adalah kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan
beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh.

2.2.4. Kecepatan (Speed)

Adalah

kemampuan

seseorang

dalam

mengerjakan

gerakan

berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat


singkatnya seperti dalam lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda, panahan
dan lain-lain. Dalam hal ini ada kecepatan gerak dan kecepatan explosive (M
.
Sajoto 1990) Kecepatan menurut Sudjarwo (1981:21) merupakan kemampuan
dari pada reaksi otot yang ditandai dari perubahan antar kontraksi dan relaksasi
untuk menuju frekuensi maksimal. Latihan kecepatan sering menggunaka
n
pembebanan sehingga diperlukan latihan-latihan kekutan yang mendahuluinya.
14

Kecepatan memilik dua komponen dasar, jumlah jarak dalam setia


p
langkah dan jumlah langkah yang dilakukan persatuan waktu. Irama waktu ketika
menggerakan lengan dan kakinya dan jarak dalam setiap langkah menentukan
kecepatan seorang atlet. Idealnya seorang pemain akan mencapai ratarata
frekuensi tertinggi dalam setiap langkah.
3)

Menurut Suharno HP (1986:4

kemampuan organisme atlet dalam melakukan gerakan gerakan dengan waktu


yang sesingkat-singkatnya untuk mencapai hasil yang sebaik-baikinya.

2.2.5. Daya Lentur (Flexibility)


Adalah efektifitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitis
dengan kelenturan tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan
tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh tubuh.
Untuk memperbaiki kelenturan atau memelihara kelenturan tubuh kita
maka harus menggerakan persendian kita pada daerah geraknya yang maksimal

dan teratur (Sadoso Sumardjono 1992 : 21). Menurut Harsono (1988:16


3)
kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak
sendi. Kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastis
tidaknya otot, tendon dan ligmen. Orang yang mempunyai ruang gerak yang luas
dalam sendi-sendinya dan mempunyai otot yang elastis adalah orang yang
memiliki kelentukan yang baik.
Menurut Sudjarwo (1981:225) kelentukaan adalah kemampuan seseoarang
untuk melakukan gerakan amplitudo gerakan yang luas. Usaha-usaha gerakan
tersebut dihasilkan atas kemampuan kelentukan tubuh atau persendian-persendian.
Keuntungan bila memiliki kelentukan yang baik yaitu 1) cepat menguas
ai
gerakan-gerakan dalam melakukan teknik- teknik maupun taktik, 2) tidak mudah
15

mendapat cedera, 3) gerakan-gerakan akan dilaksanakan dengan mudah sehingga


tidak cepat lelah, 4) membantu daya tahan, kecepatan, kelincahan serta efisiensi.
Menurut Suharno HP (1986:49) kelentukan adalah sutau kemampuan da
ri
seseorang dalam melaksanakan gerakan dengan amplitudo yang luas.

2.2.6. Kelincahan (Agility)


Adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi di arena tertentu.
Seseorang yang mampu merubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi
dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik (M Sajot
o,
1995:9).
Pada permainan bola voli kelincahan diperlukan dalam mengubah posisi
saat diri kita menerima bola dan melakukan gerakan menyerang. Kelincaha
n

berhubungan dengan gerakan kaki yang merupakan fondasi bagi semua keahlian
dasar dalam bermain bola voli. Menurut Suharno HP (1986:47) kelincahan adalah
kemampuan gerak dari seseorang untuk merubah posisi dan arah secepat mungkin
sesuai dengan situasi yang dihadapi dan dikehendaki dengan kecepataan tinggi
kelincahan sangat penting fungsinya unuk meningkatkan prestasi maksimal dalam
cabang olahraga.

2.2.7. Koordinasi (Coordination)


Adalah kemampuan seseorang untuk mengintegrasikan bermacam-macam
gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif. Misalnya
dalam bermain tenis, seorang pemain akan kelihatan mempunyai koordinasi yang
baik, bila ia dapat bergerak kearah bila sambil mengayun raket kemudi
an
memukulnya dengan teknik yang benar (M. Sajoto 1990 : 17).
16

Menurut Suharno HP (1986:47) koordinasi adalah kemampuan seseorang


untuk merangkaikan beberapa unsur gerak menjadi satu gerakan yang selaras
sesuai dengan tujuannya. Koordinasi pada prinsipnya pengaturan saraf-saraf pusat
dan tepi secara harmonis dalm menggabungkan gerak-gerak otot synergis dan
antagonis harus selaras. Menurut broer dan zernicke (1979) yang dikutip oleh
Harsono (1988:221) koordinasi adalah kemampuan untuk mengkombinasikan
beberapa ketegangan dengan urutan yang benar dan melakukan gerakan yang
kompleks secara mulus tanpa pengeluaran energi yang berlebihan. Denga
n
demikian hasilnya adalah gerakan yang efisien, halus, mulus (smooth) da
n
terkoordinasi dengan baik.
Tingkat koordinasi baik tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin

dalam kemampuanya melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat dan efisien.
Seorang atlet dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu
keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga dapat mengubah dan berpindah
secara cepat dari pola gerakan yang satu kepola gerakan yang lain sehingg
a
gerakanya mudah dan efisien.

2.2.8. Keseimbangan (Balance)


Adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ saraf otot
seperti dalam hand stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang
sedang
lain)

berjalan

kemudian

terganggu

(misalnya

tergelincir

dan

lain-

(M. Sajoto 1990 : 18). Menurut Rubiyantoi Hadi (200:45) keseimbangan adalah
kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri
(static balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic balance).
17

Menurut

Suharno

HP

(1986:59)

keseimbangan

adalah

kemampua

n
seseorang untuk mempertahakan keseimbangan badan dalam berbagai keadaan
agar tetap seimbang. Sedangkan menurut Mc Gee (1979) yang dikuitip ole
h
Harsono (1988:223) keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankaan
neuromuskular tersebut dalam satu posisi atau sikap yang efisien selagi bergerak.
Keseimbangan ada 2 macam yaitu:
1. Keseimbangan statis yaitu kemampuan seseorang dalam mempertahankan
keseimbangaan

dengan

ti
melakukan hand stand.

ruang

gerak yang biasanya

sangat kecil seper

2. Keseimbangan dinamis yaitu kemampuan organ untuk bergerak dari satu titik
ke titik lain atau ruang dengan mempertahankan keseimbangan seperti ski air,
sepatu roda.

2.2.9. Ketepatan (Accurasy)


Adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas
terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat suatu jarak mungkin suatu obye
k
langsung yang harus dikenai dengan salah satu tubuh ( M.Sajoto, 1995: 9
).
Menurut Suharno HP (1986:57) ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk
mengarahkan sesuatu gerak ke suatu sasaran sesuai dengan tujuanya. Sedangkan
menurut Rubiyanto Hadi (2004:46) ketepatan adalah kemampuan seseorang
mengarahkan sesuatu sesuai dengan sasaran yang dikehendaki.

2.2.10. Reaksi (Reaction)


Adalah kemampuan sesorang

untuk segera bertindak secepatnya dalam

menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indra syaraf atau feeling lainnya
18

seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus ditangkap dan lain-lain
(M. Sajoto 1990 : 18).
Seseorang atlet dapat diketahui status atau keadaan kondisi fisiknya pada
suatu saat. Status kondisi fisik suatu atlet atau pemain dapat diketahui dengan cara
penilaian yang berbentuk tes kemampuan ada bermacam-macam tes, baik itu
dilakukan dilaboratorium maupun dilapangan yang dikenal dengan performance
Kondisi fisik merupakan kemampuan memfungsikan organ-organ tubuh
didalam melakukan aktivitas fisik ( Soegiyanto 1993:221). Tetapi yang perlu
dikembangkan adalah yang sesuai dengan pekerjaan sehari-hari. Dari sepuluh

komponen kondisi fisik yang dominan dalam olahraga bola voli adalah unsur
kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan, daya lentur dan keseimbangan,
sedangkan unsur yang lain juga berpengaruh namun tidak sama besarnya dengan
keenam unsur kondisi fisik tersebut
.
2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Fisik
Banyak sekali faktor kondisi fisik, dimana faktor-faktor tersebut saling
melengkapi. Faktor utama yang mempengaruhi kondisi fisik antar lain: faktor
latihan, faktor istirahat, faktor kebiasan hidup sehat, lingkungan serta makanan
dan gizi (Dangsina Moeloek , Skripsi Wardan, 1998:12).

2.3.1. Faktor Latihan


Yang

dimaksud

latihan

ini

disini

adalah

latihan

olahraga

ya

itu
pengulangan dari beberapa gerak tertentu, secara sistematis dan teratur berirama
dengan untuk memelihara atau meningkatkan kemampuan seseorang, dalam
mencapai prestasi yang maksimal (Hari Sanjaya, 1993:10).
19

Adapun prinsip-prinsip latihan menurut Suharno H.P. adalah sebagai


berikut :
1). Prinsip latihan harus sepanjang tahun tanpa berseling.
Meningkat sifat adaptasi atlet (manusia) terhadap beban latihan yang
diterima bersifat labil dan sementara, maka untuk mencapai mutu prestasi
maksimal, adaptasi atlet akan menurun lagi bila beban latihan menjadi ringan
dan latihan tidak kontinyu. Tindakan-tindakan yang perlu dilaksanakan oleh
pelatih agar prestasi dan adaptasi atlet jangan sampai menurun.
2). Sasaran latihan pada setiap periode selalu berbeda penekanannya.

3). Pergunakanlah bermacam-macam metode latihan sesuai dengan tujuan latihan.


4). Betul dan tepat penggunaan intensitas latihan dalam periode persiapa
n,
periode pertandingan dan periode peralihan (Suharsono H.P, 1998:19).
5). Kenaikan beban yang teratur
Latihan makin lama makin beratnya, tetapi kenaikan latihan beban harus
sedikit demi sedikit. Hal ini penting untuk menjaga agar tidak terjadi ove
r
training

dan proses

adaptasi

atlet

terhadap

loading

akan

terjamin

keteraturanya. Loading diperberat setingkat demi setingkat dengan merubah


salah satu atau semua ciri-ciri loading seperti: intensity, volume, frekuensi dan
lain-lain.

Kenaikan

beban

yang

meloncat

dan

cepat

beratnya,

kan
mengakibatkan akan terjadi over training dan penghentian prestasi atle
t
(Suharno H.P,1986:2).

2.3.2. Faktor Istirahat


Tubuh akan merasa lelah setelah melakukan aktifitas, hal ini disebabkan
oleh pemakaian tenaga untuk aktifitas yang bersangkutan. Untuk mengembalikan
20

tenaga yang telah terpakai, diperlukan istirahat. Dengan beristirahat tubuh akan
menyusun kembali tenaga yang hilang.
Mengingat

pentingnya

istirahat

dalam

proses

pengembalian

tenaga,

diperlukan pengaturan antara istirahat dan aktifitas yang dilakukan. Sedangkan


istirahat yang baik dan ideal adalah dengan jalan tidur.

2.3.3. Faktor Kebiasaan yang Sehat

Seseorang apabila menginginkan kondisi fisik tetap terjaga, maka ia harus


menerapkan cara hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, meliputi :
1. Makan makanan yang bersih dan mengandung gizi yang baik (empat sehat lima
sempurna)
2. Selalu menjaga kebersihan pribadi, mandi yang teratur, kebersihan gigi,
kebersihan rambut, kebersihan kuku dan pakaian yang bersih.

2.3.4. Faktor Lingkungan


Lingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal dalam waktu yang
lama, dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik, serta sosial, mulai d
ari
lingkungan
n

perumahan,

lingkungan

pekerjaan

daerah

tempat

tinggal

da

sebagainya. Kualitas kesehatan seseorang dapat dilihat dengan keadaan status


kondisi fisik, bagian yang paling kelihatan dari kesegaran secara umum adalah
kondisi fisik.

2.3.5. Makanan dan Gizi


Sejak masih dalam kandungan manusia sudah memerlukan makanan dan
gizi yang cukup yang digunakan untuk pertumbuhan. Jadi dalam pembinaa
n
21

kondisi fisik, tubuh haruslah cukup makanan yang bergizi, yang mengandung
unsur-unsur: protein, lemak, karbohidrat, garam-garam mineral, vitamin dan air.
Adapun unsur-unsur yang mengandung makanan dan gizi antara lain:
a. Protein
Ada dua macam protein, yaitu protein nabati dan protein hewani. Protein
hewani adalah protein yang berasal dari hewan sedangkan protein nabati adalah

protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.


Protein berfungsi sebagai bahan pembangun tubuh, untuk pertumbuhan,
untuk mengganti bagian tubuh yang rusak, pembuatan enzim, hormon, pigmen
dan penghasil kalori. Protein mengandung unsur karbon (C) maka protein dapat
pula berperan sebagai zat tenga, zat pembakar apabila kebutuhan tubuh aka
n
kalori tidak dapat dipenuhi oleh hidrat arang dan lemak. Apabila prot
ein
digunakan sebagai zat tenaga atau zat pembakar maka protein tidak dap
at
digunakan sebagai bahan pembentuk sel-sel tubuh (Asmiro Sutarno, 1980 : 25).
Sehingga dapat disimpulkan selain sebagai zat pembangun protein juga
dapat berfungsi sebagai sumber tenaga bagi tubuh, ini berarti protein berperan
terhadap kondisi fisik.
b. Lemak
Lemak merupakan penghasil energi kedua setelah hidarat arang. Didalam
pemecahan lemak sampai menjadi energi diperlukan oksigen yang cukup banyak
sehingga, kalau seorang atlet memerlukan energi dalam waktu cepat, maka energi
berasal dari hidarat arang dan bukan dari lemak. Lemak berperan sebagai sumber
energi untuk cabang olahraga yang mempunyai intensitas sedang dalam waktu
yang lama. Didalam pemecahanya, lemak akan menghasilkan 9Kkal, selain sebagi
22

sumber energi, lemak juga diperlukan untuk pelarut vitamin A,D, E,dan .( Sunair
leane, 2002:5)
c. Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat makanan yang memberikan yang paling banyak.
Zat ini berfungsi sebagai oksidasi atau pembakar lemak. Karena karbohidrat,
maka penghancuran protein sebagai tenaga berkurang, sehingga protein banyak

dimanfaatkan sebagai bahan pembangun.


Susunan karbohidrat dan hidrat arang terdiri dari unsur-unsur karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O). dalam tubuh hidrat, arang akan di bakar
dan
menghasilkan
kar

tenaga

dan

panas.

Satu

gram

hidrat

arang

akan

diba

menghasilkan 4 kalori. Dalam hidangan sehari-hari rakyat Indonesia, lebih kurang


60 80 % kalori yang dibutuhkan sehari berasal dari hidrat arang, bahkan ad
a
yang mencapai 90 % (Asmiro Sutarno, 1980:18).
d. Vitamin
Vitamin berfungsi sebagai penjaga agar tubuh tetap normal. Pemenuhan
vitamin dalam tubuh haruslah tetap, sebab apabila kekurangan vitamin tertentu
akan menderita penyakit tertentu pula. Tetapi kalau kelebihan tidak berfungsi.
Kekurangan salah satu vitamin disebut avitaminosi. Fungsi utama vitamin adalah
untuk mengatur proses metabolisme protein, lemak dan hidart arang (Asmiro
Sutarno,
i

1980:20).

Sehingga

dapat

disimpulkan

vitamin

berperan

sebaga

pengantar metabolisme dalam tubuh dan orang yang metabolismenya normal


dimungkinkan akan memiliki kondisi fisik yang baik.
e. Air
Tubuh sebagian besar terdiri dari air. Air didalam tubuh, selain berfungsi
sebagai zat pembangun seperti telah disebutkan diatas, bahwa air merupaka
n
23

bagian dari jaringan-jaringan tubuh, air berfungsi sebagai zat pengatur, a


ir
berperan antara lain sebagai zat pelarut hasil-hasil pencernaan makanan, sehinga
zat-zat yang diperlukan tubuh dapat diserap melalui dinding usus,. Sebaliknya

dengan adanya air dan sisa-sisa pencernaan dapat pula dikeluarkan dari tubuh.
baik melalui paru-paru, kulit, ginjal maupun usus. Selain itu air berfungsi dalam
pengaturan panas tubuh, dengan jalan mengalirkan panas yang di hasilka
n
keseluruh bagian tubuh (Asmiro Sutarno,1980: 31-32).

2.4. PrinsipPrinsip Program Latihan Pada Permainan Bola Voli

2.4.1. Program Latihan


Program

adalah

suatu

acara

yang

meliputi

proses

persiapan,

aat
melaksanakan dan saat akhir/penyelesaian laporan yang berguna untuk menunjang
pelaksanaan rencana latihan. Tegasnya program latihan merupakan pelaksanaan
langsung suatu rencana latihan untuk mencapai suatu tujuan (Suharno H
P,
1986:80).
Adapun PrinsipPrinsip Program Latihan Pada Permainan Bola Voli
adalah sebagai berikut:

2.4.1.1. Program Latihan Satu Tahun


Untuk membuat program latihan tahunan, biasanya klimak pertandingan
yang telah ditetapkan waktu dan bulan sebelumnya oleh top organisasi yan
g
bersangkutan, menjadi dasar dan titik/tolak pembuatan program latihan. Setelah
24

mengetahui
at

masa

klimak

pertandingan,

pembuat

program

latihan

dap

menentukan (Suharno HP, 1986:80):


1.

Beberapa lama waktu yamg diperlukan

2.

Jumlah atlet dan kemampuan pada saat dan kemampuan pada saat dilatih

3.

Tempat,alat, perlengkapan dan biaya

4.

Target yang akan dicapai

5.

Tenaga-tenaga pelaksana

6.

Sistem dan metode-metode latihan yang akan digunakan.


Program latihan tahunan ini dibagi lagi menjadi kegiatankegiatan latihan

yang tergantum didalam program bulanan, mingguan dan harian. Program tahunan
secara garis besarnya dibagi menjadi periodesasi-periodesasi latihan sebagai
berikut:
Isi sasaran latihan pada tiap peridosasi adalah:
a. Periodesasi Persiapan :
-

Mencari bibit atlet yang unggul atau seleksi atau atlet berpotensi tinggi

Pembentukan fisiik umum dan khusus

Pembentukan teknik teknik indvidual

b. Periodisasi Pertandingan
-

Latihan kondisi fisik khusus

Latihan teknik-teknik individual bersifat lebih tinggi dari pada yang


dilatihkan pada periode persiapan.

Latihan group taktik, tim taktik sesuai dengan sistem dimana pola yang
dikehendaki pelatih
25

Ceking fisik, tehnik dan pertandingan percobaan

Pembentukan mental dan kematangan juara

Klimak pertandingan

c. Periodesasi Peralihan
-

Evaluasi hasil klimak pertandingan segara umum maupun individual

Latihan fisik umum ( penjagaan kondisi fisik dengan cara relak)

Rekreasi dan relaksasi fisik dan mental

Membuat laporan dan dokumentasi

2.4.1.2. Program Latihan Bulanan


Bulanan merupakan pelaksanaan langsung program tahunan. Oleh karena
itu stress sasaran latihan tiap-tiap bulan tidak boleh menyebal dari periodesasi
tahunan untuk menetukan sasaran latihan dan penyebarannya tiap bulan, pelatih
harus menginventarisasi bahan sasaran latihan dalam masalah unsur gerak fisik,
macam-macam teknik, permasalahan taktik dan mental. Setelah itu pandai
pandailah menempatkan stress latihan sesuai denagn kekurangan pada atlet unuk
dilatihkan selaras dengan
P,

sasaran

pada periodesasi tahunan (Suharno H

1986:84).
Adapun contoh program latihan bulanan adalah sebagai berikut:
1. Sasaran pada periode persiapan persiapan bulan ke1 ialah selaksi atlet, maka
dalam bulan itu pelatih melakukan :
-

Observasi dalam pertandingan yang diadakan

Tes fisik baik umum maupun khusus

Tes kecakapan dalam ganbanga olahraganya

Pengukuran-pengukran anthrometrie.
26

2. Sasaran yang ke 2
-

Meningkatkan strength dan andurance (70%)., meningkatkan teknik dasar

(30%).
3. Sasaran yang ke 3
-

Meningkatkan speed, agility, flexsibility (60%), meningkatkan teknik


menengah (40%).

4. Sasaran yang ke 4
-

Meningkatkan stamina, power, reaksi, koordinasi, kesimbangan,


ketepatan, feeling (50%), meningkatkan teknik menengah (50%).

2.4.1.3. Program Latihan Mingguan


Mingguan pelaksanaan langsung bulan dimana sasaran latihan tergantung
dari pedoman pada bulanan. Tujuan latihan pada program mingguan sudah lebih
kongkrit dan merupakan bagian-bagian tujuan pada program bulanan. Dalam satu
bulan dibuat empat program latihan dimana sasaran harus tergantung pad
a
progarm bulanan. Untuk menentukan tujuan latihan pada program mingguan,
pelatih betul-betul menguasai bagian-bagian sebanyak mungkin dari tiap-tiap unit
sasaran bulanan. Pelaksanaan mingguan, pelatih sudah menentukan sistem,
metode, loading, perlengkapan alat, hari dan tanggal dalam mencapai tujua
n
latihan mingguan ( Suharno HP,1986:85). Oleh sebab itu harus berhati-hati dalam
meneingkatkan beban dan frekuensi latihan, terutama jika latiahan sudah melebihi
4 kali perminggu ( M. Yunus,1992:183).
Adapun contoh program latihan mingguan adalah sebagai berikut:
A. Pembuatan program latihan mingguan, mengambil sasaran bulanan ke 2 didepan
dalam permainan bola voli. Sasaran bulan ke 2 didepan meliputi unsur-unsur:

27

Meningkatkan strength dan endurance

Meningkatkann teknik dasar

Sampiran segi mental

2.4.1.4. Program Latihan Harian


Program latihan harian merupakan pelaksana langsung program mingguan.
Dalam satu minggu berapa kali latihan, kemudian dijabarkan dalam bentu
k
program

harian

(Suharno

HP,1986:87).

Program

latihan

harian

dibuat

berdasarkan:
1.

Jumlah atlet yang dilatih

2.

Waktu yang digunakan berapa jam

3.

Atlet, tempat dan perlengkapan

4.

Kemampuan atlet sampai dimana

5.

Tujuan/sasaran latihan hasil penjabaran dari tujuan mingguan meliputi


skill fisik dan mental

6.

Organisasi/formasi latihan sesuai dengan jumlah atlet dan tenaga pembina


yang ada.
Program latihan harian metodiknya sebagai berikut:

A. Pemanasan: waktu 10% dari waktu yang tersedia untuk latihan (waktu total).
Isi latihan :
-

Senam umum atau senam khusus untuk mempersiapakan fisik dan mental
dalam pelaksanaan inti latihan. Bersenam tanpa dan dengan alat dan dapat
diterapkan.
28

B. Inti Latihan :
-

Tujuan latihan yang kongkrit hasil penjabaran program mingguan,


dilaksanakan dengan formasi-formasi (organisasi latihan)

Waktu 80% dari waktu total. Umpama untuk strength dan endurance 50%,
teknik dasar 30%, dan sampiran mental training

Stress latihan terletak disini.

C. Penenangan:
-

Senam relaksasi untuk mengendorkan otot-otot setelah bekerja keras

Evaluasi dan koreksi hasil latihan

Waktu 10% dari waktu yang tersedia.


Dalam program harian perlu dicantumkan patokan waktu yang digunakan

tiap-tiap macam bahan latihan. Buatlah bahan-bahan formasi dan organisasi yang
mendatangkan

efisiensi,

efektif

dan

menggembirakan.

Program

harian

dilaksanakan secara tip dan disiplin agar cepat tercapai tujuan latihan.

2.5. Teknik Dalam Permainan Bola Voli


Bola voli merupakan olahraga yang terdiri dari 12 pemain setiap ti
m
terdiri dari 6 pemain terdiri dari tinggi net yang memadai baik itu pria maupaun
wanita dan ukuran panjang dan lebar terjangkau dan dimainkan kedua lengan
dengan tidak ada kesalahan yang berarti. Permainan bola voli sangat diperlukan
kekuatan otot yang kuat dan terlatih dimana dalam olahraga bola voli i
ni
memerlukan

kecepatan,

kelincahan,

koordinasi,

kekuatan

reaksi

dan

keseimbangan.
Teknik dasar permainan bola voli harus dikuasi agar permainan dapat
berjalan dengan lancar dan teratur serta bila ada pemain yang tidak ben
ar
29

melakukannya, maka pemain tersebut dinyatakan melakukan kesalahan. Hal ini


sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa, agar permainan berjalan dengan

baik, lancar dan teratur, maka para pemain dituntut harus menguasai teknik dasar
permainan bola voli. Sebab bila tidak benar melakukannya pemain tersebu
t
dinyatakan melakukan kesalahan dan setiap kesalahan ada sanksi atau hukuman
(Imam Sadikun,dkk,1992: 86).

2.5.1. Adapun Teknik Dasar Permainan Bola Voli Meliputi:


1. Service
Service adalah suatu upaya memasukan bola kedalam daerah lawan oleh
pemain dari daerah service untuk memukul bola dengan satu tangan atau lengan.
Awal mulanya service hanya merupakan pukulan pembuka untuk memulainya
suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan bahwa teknik service saat ini
hanya sebagai permulaan permainan, tetapi bila ditinjau dari taktik sud
ah
merupakan suatu serangan awal bagi regu yang memulainya untuk mendapatkan
nilai (Herry Koesyanto, 2003:10)

Gambar 1 Gerakan melakukan service


(Imam Sadikun, 1992:96)

30

2. Passing
Passing adalah suatu usaha atau upaya bagi seorang pemain bola vol
i
dengan
uk

cara

menggunakan

suatu

teknik

tertentu

yang

tujuannya

unt

mengoperkan bola yang dimainkan kepada temannya seregunya untuk dimainkan


dilapangan sendiri. Adapun macam-macam passing itu sendiri ada dua yait
u
passing bawah dan passing atas

Gambar 2. Gerakan melakukan passing


(Imam Sadikun, 1992:93)

3. Umpan (Set-Up)
Umpan (Set-Up) adalah sajian bola yang diberikan kepada seregunya
dengan harapan agar bola tersebut dipergunakan untuk menyerang daerah lawan
untuk mencapai kemenangan.

Gambar 3. Gerakan melakukan umpan (Set-Up)


(Imam Sadikun, 1992:95)

31

4. Smash (Spike)
Smash (spike) adalah tindakan memukul bola yang lurus kebawa
h

sehingga bola akan bergerak dengan cepat dan menukik melewati atas net menuju
lapangan lawan dan sulit untuk menerima.

Gambar 4. Gerakan melakukan smash (Spike)


(Imam Sadikun, 1992:102)

5. Bendungan ( Block)
Bendungan (Block) adalah daya upaya bagi pemain depan untuk menahan
bola didekat net setelah bola dipukul oleh lawan (M. Yunus, 1992: 69-119)

Gambar 5. Gerakan melakukan bendungan (Block)


(Imam Sadikun, 1992:103)

32

2.6. Klub Bola Voli DIA

Klub bola voli DIA ini berdiri satu setengah tahun adalah satu-satunya

yang
ang

ada

di

Kudus

dalam program latihannya

yang

terjadwal

dan

mengikutinya kurang lebih 90 orang, dimana arti pada nama sebuah klub bola voli
DIAini adalah nama dari sesorang yang memiliki pada klub bola voli.

2.7. Kondisi Fisik yang dibutuhkan Bagi Pemain Bola Voli

2.7.1. Kekuatan (strength)


Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan
dalam
a

mempergunakan

otot-otot

untuk

menerima

beban

sewaktu

bekerj

(M.Sajoto,1995:8). Pada bola voli, kekuatan digunakan dalam berbagai bentuk


seperti:
- Bergeraknya

tubuh

seseorang

pemain

(melompat,

berlari

dan

sebagainya).
-

Menyerang dan mengatasi kekuatan otot lawan (M. Yunus,1992: 134).

2.7.2. Keceptan (speed)


Kecepatan
mengerjakan
u

adalah

gerakan

kemampuan

berkesinambungan

seseorang
dalam

kemampuan

bentuk

yang

seseorang
sama

untuk

dalam

wakt

sesingkat-singkatnya (M.Sajoto, 1995:9). Kecepatan yang masih bersifat umum diberikan


dalam bentuk latihan lari dan sekaligus dengan latihan, pada saat otot masih segar.

33

2.7.3. Kelincahan (agility)


Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisis di area
tertentu, seseorang yang mampu mengubah posisi yang berbeda dalam kecepatan
ini dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik (M.Sajoto,

1995:9). Kelincahan melibatakan interaksi dari berbagai unsur lain seper


ti
kecepatan reaksi, kekuatan, kelentukan, ketrampilan motorik dan sebagainya.

2.7.4. Kelenturan (flxsibility)


Kelenturan adalah efektivitas seseorang dalam menyesuaikan diri segala
aktivitas dengan pengukuran tubuh yang yang luas. Hal ini akan sangat mudah
ditandai dengan tingkat flexsibiltas persendian pada
1995:9).

Kemapuan

untuk

melakukan

gerak

seluruh tubuh (M.Sajoto,

persendian

secara

luas,

memungkinkan pemain melakukan dan menguasai motor-skill secara baik dan


benar
m

dan

memungkinkan

pemain

untuk

mencapai

tingkat

optimal

dala

permainan bola voli.

2.7.5. Daya Otot (muscular power)


Daya otot adalah kemapuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan
maksimum yang dikerjakan dalam waktu yang sependek-pendeknya (M.Sajoto,
1995: 8). Menurut Suharno HP (1986: 39) daya tahan otot lokal ada
lah
kemampuan daya tahan lamnya organisme atlet yang timbul akibat beban latihan
submaksimal intensitasnya. Otot-otot setempat memegang peranan dalam proses
daya tahan ini.
34

2.7.6. Daya Tahan (endurance)

Daya tahan adalah kemapuan seseorang dalam menggunakan otot-ototnya


untuk berkonsentrasi secara terus menerus dalam waktu yang relaif lama dengan
beban tertentu (M.Sajoto:1995 8). Permainan bola voli menyangkut uns
ur

peredaran darah dan unsur pernafasan atau cardiovasculair.

2.8. Pembinan Fisik Bagi Pemain Bola Voli


Pembinaan

fisik

bagi

pemain

bola

voli

merupakan

pembentuka

n
kondisi fisik yang sudah bersifat khusus pada cabang olahraga. Kompenen
komponen kondisi fisik yang perlu dibina bagi pemain bola voli antara lain:

2.8.1. Bentuk Latihan Kekuatan (strenght)


Ada dua cara kerja otot pada setiap menggunakan kekuatan yai
tu
kekuatan dinamika dan kekuatan statik. Kekuatan dinamika adalah bila oto
t
bekerja atau berkontraksi dimana terjadi otot memendek dan memanjang. Kerja
otot semacam ini disebut istilah kontraksi isotonik sedangkan kekuatan statik
adalah bila otot berkontraksi tanpa perubahan panjang otot. Kerja seperti in
i
disebut dengan kontraksi isometrik (Sudarjwo, 1981:20).
Latihan yang menggunakan beban berat badan maupun beban dari luar
sebagai tahanan
n

merupakan suatu cara yang baik untuk memulai latiha

kekuatan. Latihan dengan tahanan berat badan dapat berupa: push-up, situp,
squat jump dan squat trush. Sedangkan latihan dengan tahanan dari luar dapat
berupa weight training yaitu latihan-latihan yang sistematis, dimana beban hanya
dipakai sebagai alat untuk menambah tahanan terhadap kontraksi otot, untuk
mencapai tujuan tertentu.
35

2.8.2. Bentuk Latihan Daya Tahan ( endurance )

Unsur penting yang perlu diingat dalam latihan daya tahan adala
h
menyangkut unsur sirkulasi (peredaran darah) dan unsur respirasi (pernafasan).
Istilah lain yang populer dalam dunia olahraga adalah sistem cardioespiratory.
Bentuk-bentuk latihan daya tahan antara lain:
a. Fartlek
Adalah suatu latihan daya tahan untuk membangun dan memulihka
n
kondisi tubuh sesorang. Fartlek adalah latihan kondisi fisik yang sangat bai
k
untuk semua cabang olahraga yang memerlukan daya tahan. Fartlek dilakukan
biasanya dialam terbuka dan dimulai dengan lari alam (cross country). Lar
i
dimulai dengan lambat-lambat kemudian lari cepat pada jarak pendek secar
a
intensif, kemudian divariasikan pada jarak sedang dengan kecepatan tetap yang
agak tinggi, lalu diikuti jogging (lari dengan kecepatan rendah) diikuti lari cepat
beberapa kali.
b. Interval training
Adalah suatu bentuk latihan daya tahan dengan waktu latihan tertentu
dengan masa pemulihan (recovery) diantara pengulangan latihan. Interval training
merupakan satu bagian dari program latihan yang sangat penting dalam jadwal
latihan modern dan hasilnya positif untuk mengembangkan daya tahan.

2.8.3. Bentuk Latihan Kecepatan ( speed )


Kecepatan adalah merupakan kemampuan dari pada reaksi otot yan
g
ditandai dengan perubahan antara kontraksi dan relaksasi untuk menuju frekuensi
maksimal

(Sudjarwo,1981:21).

Latihan

kekuatan

sering

menggunakan
36

pembebanan sehingga diperlukan latihan-latihan kekuatan yang mendahuluinya.


Bentuk-bentuk latihan kecepatan antara lain:
a. Interval training.
b. Lari jarak pendek 10 meter x 8,20 meter x 6,40 meter x 8 meter.
c. Ekslerasi yaitu dimulai dengan tempo lambat makin lama makin cepat.

2.8.4. Bentuk Latihan Kelentukan ( fleksibility )


Ada dua bentuk dalam mengembangkan kelentukan yaitu peregangan
dinamis

dan

peregangan

statis.

Peregangan

dinamis

dilakukan

dengan

menggerakan tubuh atau anggota tubuh secara berirama atau dengan memantulmantulkanya,
is

sehingga

otot

terasa

teregang

dan

lentur. Peregangan

stas

dilakukan dengan meregangkan angota tubuh dan mempertahankan sikap tersebut


tanpa bergerak (statis) untuk beberapa saat.

2.8.5. Bentuk Latihan Kelincahan (Agility)


Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah posisi diarea tertentu
dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik. Kelincahan melibatkan
interaksi dan keterampilan motorik.
Bentuk-bentuk latihan kelincahan meliputi:
a. Lari rintangan yaitu lari melalui berbagai rintangan yang dipasang baik dengan
jalan melompati, menerbos ( dari bawah rintangan )
b. Lari berbelok-belok (zig-zag) yaitu berlari secepat-cepetnya melalui tinggi
tonggok yang dipasang pada jarak tertentu.
c. Lari bolak-balik (shutle run).
37

2.8.6. Bentuk Latihan Daya Ledak Otot (Muscular power)


Unsur penting dalam power yaitu kekuatan otot dan kecepatan otot dalam
menggerakan tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan. Bentuk latihan untuk
membina daya ledak otot adalah latihan plyometrik..

2.9. Tes Kemampuan Fisik


Tes kemampuan fisik pada masing-masing cabang olahraga berbeda
dikarenakan tes kemampuan fisik disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
cabang olahraga. Walupun tes tersebut belum dapat menggambarkan kebutuhan
yang sebenarnya atau keseluruhan, tetapi tes pengukuran tersebut sudah dapat
menggambarkan kemampuan fisik seseorang.
Macam-macam tes dan pengukuran kemampuan fisik bagi pemain bola
voli menggunakan sistem monitoring evaluasi dan pelaporan (SMEP) khususnya
cabang olahraga bola voli (KONI, 1999:39). Macam teknik pengukurannya adalah
1) Hand dynamometer, 2) leg Dynamometer, 3) Sit-Ups, 4) Phush-Ups, 5) Squat
Jumps, 6) lari 50 Meter, 7)
,

flexometer, 8) Vertical Jump, 9) Medical Ball Put

10) Lari 15 menit.

2.9.1. Kriteria Kondisi Fisik


Untuk mengetahui status kondisi fisik pemain bola voli klub DIA

Kudus maka dilakukan tes kondisi fisik, untuk mengklasifikasikan pemain yang
telah mengikuti tes dengan menggunakan norma tes kondisi fisik.
Hasil setiap yang dicapai oleh pemain dinamakan hasil kasar yang masih
merupakan satuan ukuran yang berbeda-beda, maka perlu diganti dangan satuan

ukuran
ah

yang sama,

satuan

pengganti ini adalah

nilai. Selanjutnya

adal
38

memberikan nilai untuk setiap skor yang diperoleh dari setiap butir tes, dilakukan
dengan cara menotasikan skor tersebut dengan norma penilaian yang sesua
i
dengan
a

jenis

kelamin

pada

cabang

olahraga

yang

bersangkutan,

sehingg

diperoleh kedudukan kategori skor tes tersebut dan bobot nilanya.


Konversi untuk setiap kategori komponen kondisi fisik pemain bola voli
dapat dilihat pada lampiran no 69.

2.10. Hubungan Kondisi Fisik Dengan Permainan Bola Voli


Permainan bola voli merupakan olahraga yang menunutut kekuatan,
ketahanan, kelincahan, daya tahan dan kecepatan otot tubuh yang prima gerakan
teknik bola voli melibatkan seluruh tubuh, mulai dari otot kaki, otot perut, otot
punggung, otot paha dan otot lengan.
Dari beberapa uraian diatas, maka kondisi fisik yang sangat bagus sangat
penting untuk menunjang permainan bola voli. Taktik dan strategi permainan bola
voli akan lebih berkembang jika ditunjang dengan kondisi fisik yang prim
a.
Pelatih akan leluasa dalam mengatur tempo permainan bola voli jika kondisi yang
baik akan memudahkan kerja otot seluruh tubuh, antara lain misalnya:
1. Daya tahan diperlukan untuk bermain dalam waktu 3 set kali kemenanga
n
dengan game 25 point.
2. Kecepatan diperlukan untuk menyerang lawan dengan gerakan smes dengan
sesingkat-singkatnya.
3. Power eksplosif dan kecepatan berguna untuk melakukan bendungan (block)

dari lawan.
4. Kelincahan dipergunakan untuk mengubah posisi pada saat menyerang dan
bertahan.
39

5. Kelentukan berfungsi agar tubuh dapat leluasa dalam melakukan pergerakan


tanpa menimbulkan terjadinya cedera.
Dengan demikian kondisi fisik yang baik sangat diperlukan oleh pemain
yang mengikuti latihan bola voli dan menguasai teknik dasar dan taktik permainan
demi peningkatan prestasi olahraga bola voli.
40

2.5. Umur 16-19 Tahun


Pada usia ini, pertumbuhan dan perkembangan anak hampir mendekati
puncak. Dan waktu reaksi pada usia itu berkembang pada kemampuan terbaik.
Karena itu cabang olahraga atau tugas gerak yang memerlukan reaksi d
an
kecepatan sangat cocok untuk anak seusia itu.
Penjenjangan pelatihan itu disusun berdasrakan kematangan olahragawan
dan karena itu, secara kualitatif, penjenjagan itu dilukiskan dalam model piramid
sebagai berikut:

Gambar 1. Piramida laihan berdasarkan usia (sharkey,1986)

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Dalam memilih
sehingga
ng

nantinya

akan

metodologi
diperoleh

yang
hasil

digunakan,
yang

sesuai

diperlukan
dengan

ketelitian
tujuan

ya

diharapkan.
Agar diperoleh tujuan yang sesuai dengan yang diharapkan, mak
a
penggunan metodologi penelitan yang diharapkan dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah sesuai dengan aturan yang berlaku. Adapun metode penelitian ini
meliputi hal-hal sebagai berikut:

3.1. Metode Penentu Obyek Penelitian


Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan obyek peneliti yait
u
mengenal langkah-langkah yang harus ditempuh supaya tidak terjadi kesalahan
dalam penelitian. Untuk mengurangi dan menghindari kesalahan yang mungkin
terjadi, perlu di dalam pemisahan tentang untuk menentukan obyek peneliti
antara lain:

3.1.1.

Penentu Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek peneliti. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan peneliti populasi. (Suharsimi Arikunto,1998:115).

41
42

Populasi dalam penelitian ini adalah anggota klub bola voli DIA

Kudus tahun 2005/2006 yang berjumlah 30 orang putra.


Adapun alasan peneliti mengambil populasi tersebut adalah:
1. Mereka adalah anggota klub bola voli DIA Kudus.
2. Mereka dalam tingkat usia yang relatif sama yaitu antara 16 sampai 19 tahun.
Berdasarkan alasan tersebut, maka populasi yang diambil telah memiliki
persyaratan sebagai populasi yaitu paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama,
sehinga telah memenuhi syarat untuk jadikan obyek penelitian.

3.1.2.

Penentuan Sampel
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari sampel, maka penelitia

n
sampel disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian wakil populasi yang
diteliti (Suharsimi Arikunto, 1998: 117). Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pemain bola voli yang berusia 16-19 tahun pada anggota klub bola voli
DIA Kudus tahun 2005/2006.
Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling pada klub
bola voli DIA Kudus. Maksud peneliti hanya mengambil pemain yang berusia

16-19
tu

tahun.

Teknik

ini

dilakukan

karena

beberapa

pertimbangan

yai

keterbatasan waktu, tenaga dan sehingga dapat mengambil sampel penelitian ini
adalah 30 orang pemain.
43

3.1.3.

Variabel Penelitian
Setiap penelitian mempunyai obyek yang dijadikan sasaran dalam

penelitian, obyek tersebut sering disebut sebagai gejala. Variabel adalah gejala
bervariasi yang menjadi obyek penelitian. (Suharsimi Arikunto, 1991 : 99).
Pada penelitian ini variabel yang diselidiki adalah kondisi fisik anggota
klub bola voli DIA .

3.1.4.

Instrumen Penelitian
Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah tes kondisi fisik

Indonesia untuk usia

16 sampai 19 tahun. Macam-macam tes dan pengukuran

kemampuan fisik bagi pemain bola voli menggunakan sistem monitoring evaluasi
dan pelaporan (SMEP) khususnya cabang olahraga bola voli (KONI, 1999:39).
Macam teknik pengukuranya adalah 1) Hand dynamometer, 2) Leg Dynamometer,
3) Sit-Ups, 4)Phush-Ups, 5) Squat Jumps, 6) Lari 50 Meter, 7) flexometer, 8
)
Vertical Jump, 9) Medical Ball Put, 10) Lari 15 Menit.

3.1.4.1.Ketentuan Umum Pelaksanan Tes Untuk Peserta


Seluruh tes dilaksanakan satu hari dengan urutan sebagaimana telah
dikemukakan pada petunjuk pelaksanaan sebagai berikut :

1. Hand Dynamometer
Tujuan

: Mengukur komponen kekuatan otot lengan.

Alat/fasilitas

: Hand Dynamometer
44

Pelaksanaan

a. Testi berusaha menekan alat dengan kedua tangan secara bersamasama


sekuatnya, kemudian alat tersebut menujukan besarnya dari kemampuan
menekan testi tersebut.
b. Testi berusaha menarik alat tersebut dengan kedua tangan dengan ar
ah
berlawanan

sekuat-kuatnya

pada

alat

tersebut

dapat

terlihat

besarn

ya
kemampuan menarik dari testi tersebut.

2. Leg Dynamometer
Tujuan

: Mengukur komponen otot tungkai

Alat/fasilitas

: Leg dynamometer

Pelaksanaan

Testi memakai pengikat pinggang, kemudian berdiri dengan membengkokan


kedua lututnya hingga bersudut 45, lalu ikat pinggang tersebut diikatkan pada leg
dynamometer. Setelah itu testi berusaha sekuat-kuatnya

meluruskan kedua

tungkainya. Setelah testi ternyata telah maximum meluruskan kedua tungkainya,


lalu kita lihat alat-alat tersebut menunjukan angka berapa

3. Sits-ups

Tujuan

: Mengukur komponen daya tahan otot perut

Alat/fasilitas

: Matras

Pelaksanaan

Testi tidur terlentang, kedua tangan saling berkaitan dibelakang kepala, kedua
kaki dilipat sehingga membentuk sudut 90 , seorang pembantu memegang erat45

erat kedua pergelangan kaki testi tersebut dan menekannya pada saat testi bangun.
Testi coba berusaha bangun sehingga berada dalam sikap duduk dan kedua siku
dikenakan pada kedua lutut dan kemudian dia kembali ke sikap semula. Lakukan
secara berulang-ulang dan kontinyu.

4. Push-ups
Tujuan

: Mengukur komponen daya tahan lokal otot lengan dan bahu

Alat/fasilitas

: Bidang yang datar

Pelaksanaan

Testi berbaring dengan sikap telungkup, kedua tangan dilipat disamping badan.
Kedua
at,

tangan

menekan

lantai

dan

diluruskan,

sehingga

badan

terangk

sedangkan sikap badan dan tungkai merupakan garis lurus. Setelah itu diturunkan
badan dengan cara membengkokan lengan pada siku, sehingga dada menyentuh
lantai. Dan Lakukan secara berulang-ulang dan kontinyu.

5. Squat- jumps
Tujuan

: Mengukur komponen daya tahan lokal otot tungkai

Alat/fasilitas

: Sebidang datar/ ruangan

Pelaksanaan

Testi berada pada sikap setengah jongkok dengan salah satu kakinya berad
a
didepan, sedangkan kedua tangan saling berkait diletakan dibelakang kepala,
pandangan kedepan. Testi melompat keatas sehingga kedua tungkai lurus, lalu
mendarat dengan berganti kaki kedepan dan kebelakang, dengan sikap setengah
jongkok. Dan Lakukan secara berulang-ulang dan kontinyu.
46

6. Lari 50 meter
Tujuan

: Mengukur komponen kecepatan

Alat/fasilitas

: Stop watch, lintasan 50 meter, bendera start

Pelaksanaan

Testi coba berdiri dibelakang garis start, dengan sikap start melayang. Pada abaaba ya testi berusaha lari secepat mungkin mencapai finish.

7. Flexometer
Tujuan

: Mengukur komponen flektibilitas

Alat/fasilitas

: Alat pengukur fleksi ( flexometer )

Pelaksanaan

Testi berdiri tegak diatas alat ukur dengan kedua kaki rapat dan kedua ujung ibu
jari kaki rata dengan pinggir alat ukur. Badan dibungkukan kebawah, tanga
n
lurus. Renggutkan badan kebawah perlahan-lahan sejauh mungkin, kedua tangan
menelusuri alat ukur dan berhenti pada jangkuan terjauh.

8. Vertical jump
Tujuan

: Mengukur komponen power otot tungkai

Alat/fasilitas

: Papan skala, kapur

Pelaksanaan

Testi berdiri menghadap dinding dengan salah satu lengan diluruskan keatas. Lalu
dicatat tinggi jangkuan tersebut. Kemudian testi berdiri dengan bagian samping
kearah tembok, dan salah satu lengan yang terdekat dengan tembok lurus keatas,
47

kemudian dia mengambil sikap jongkok sehingga lututnya membentuk 45


.
Setelah itu testi coba berusaha melompat setinggi mungkin. Pada saat tit
ik
tertinggi dari lompatan itu ia segera menyentuhkan ujung jari dari salah sat
u
tangannya pada papan ukuran kemudian mendarat dengan kedua kaki.

9. Medicine ball-put
Tujuan

: Mengukur komponen power otot lengan dan bahu

Alat/fasilitas

: Bola medicine 6 pound

Pelaksanaan

Testi duduk tegak dengan punggung menyentuh dinding, sambil kedua tanganya
memegang bola medicine, sehingga bola tersebut menyentuh dada. Kemudian
tangan mendorong bola tersebut kedepan sejauh mungkin. Sebelum testi coba
mendorong bola medicine, badan bersandar pada dinding. Hal ini mencegah agar
testi pada waktu mendorong tidak dibantu oleh gerakan badan kedepan. Testi
diberi kesempatan 3 (tiga) kali percobaan.
Dengan rumus : VO2 MAX=
10. Lari 15 menit

- 133 x 0,172 + 33,3

Tujuan

: Mengukur komponen daya tahan cardiovaskulair

Alat/fasilitas

: Stop wacth, lintasan lari, peluit

Pelaksanaan

Testi berdiri dibelakang garis start. Pada aba-aba ya diberikan, testi coba mulai
berlari selama 15 menit telah berakhir dan peluit dibunyikan.
xmeter
15
48

3.1.4.2. Petunjuk Umum Pelaksanaan Tes Bagi Peserta


1.

Pada waktu melaksanakan tes, hendaknya testi memakai pakaian olahraga.


Bila memakai sepatu, hendaknya memakai sepatu yang bersol karet.

2.

Sebelum melaksanakan tes, testi hendaknya:


a. Telah memahami benar akan tes yang akan dilakukan dan menguasai cara
pelaksanaannya, untuk itu perlu diberikan kesempatan mencoba-coba
gerakan yang akan dilakukan.
b. Telah melakukan pemanasan terlebih dahulu.
c. Pemain yang mengikuti tes, tetapi tidak melakukan tugasnya hasilny

a
dengan angka nol (0).

3.1.4.3. Petunjuk Umum Pelakasanaan Tes Untuk Petugas


a. Harap memberikan pemanasan terlebih dahulu.
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mencoba-coba gerakan.
c. Memberikan nomer dada yang jelas dan mudah dilihat oleh petugas.
d. Bagi peserta yang tidak melaksanakan satu butir tes tidak diberi nilai.
e. Untuk mencatat dari hasil tes dapat mempergunakan formulir.

3.1.4.4. Petunjuk Penilaian


Penilaian tes kondisi fisik (untuk menilai prestasi dari masing-masing
butir tes) menggunakan norma tes kondisi fisik untuk klasifikasi atau kategori
kondisi fisik.
Prestasi setiap butir yang dicapai oleh pemain yang telah mengikuti tes
tersebut merupakan hasil kasar hasil kasar yang dinilai adalah:
49

1.

Hand dynamometer, yang dinilai adalah berapa kilogram yang ditekan dan
ditarik pada tangan

2.

Leg dynamometer, yang dinilai adalah berapa kilogram yang ditarik

3.

Sit-up 1 menit, yang dinilai adalah berapa kali testi dapat melakukannya.

4.

Squat-jumps 1 menit, yang dinilai adalah

berapa

kali testi dapat

melakukannya.
5.

Phus-up 1 menit, yang dinilai adalah berapa kali testi dapat melakukannya

6.

Lari 50 meter, yang dinilai adalah waktu yang dicapai.

7.

Flexometer, yang dinilai adalah pencapian raihan yang terjauh pada tangan.

8.

Madicine ball, yang dinilai adalah jauhnya lemparan.

9.

Vertical jump, yang dinilai adalah tinggi loncatan yang dicapai.

10. Lari 15 menit, yang dinilai adalah berapa meter yang ditempuh.
Hasil kasar merupakan satuan ukuran yang berbeda-beda tersebut diatas
perlu diolah dengan satuan ukuran yang sama yaitu Nilai. Nilai tes kondisi fisik
untuk peserta diperoleh dengan mungubah nilai kasar setiap butir tes kondisi fisik
untuk peserta diperoleh dengan mengubah nilai kasar setiap butir tes menjadi nilai
terlebih dahulu. Langkah berikutnya yaitu menjumlahkan nila-nilai dari kedelapan
butir tes tersebut. Hasil penjumlahan dibagi dengan jumlah item tes dan hasilnya

menjadi dasar untuk menentukan tes kondisi fisik.


50

3.1.4.5. Alat dan Perlengkapan


Alat dan perlengkapan yang digunakan dalam penelitian ini adala
h
lapangan klub bola voli DIA lintasan lari yang datar, stopwatch,
leg
dynamometer, hand dynamometer, vertical jump, bendera, roll meter, bola
madicine, flexometer, kapur, peluit, nomer dada, formulir tes.

3.2. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data juga merupakan faktor yang penting dalam
sebuah penelitian, karena berhubungan langsung dengan data yang diperoleh.
Untuk memperoleh data yang sesuai maka dalam penelitian ini menggunakan
metode survey dengan dengan teknik tes.
Metode ini dimaksud untuk pengumpulan data-data mengenai tingkat
kondisi fisik pada atlet bola voli. Tes kondisi fisik ini untuk usia 16-19 tahun.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pengumpulan data,
antara lain:
1. Cara mendapatkan sampel
Menyusun daftar anggota klub bola voli DIA yang akan dijadikan
subyek penelitian

( populasi sebanyak 30 orang putra).

2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan agustus 2005 tepatnya pada:
Hari

: Rabu

Tanggal

: 24 Agustus 2005

Pukul

: 15.00 WIB sampai 18.00 WIB.


51

3. lokasi penelitian
Tes dilaksanakan sekali dan dipusatkan di klub bola voli DIA

Kabupaten Kudus.
4. Tenaga pembantu
Saat penelitian tenaga pembantu saat penelitian ini berlangsung 8 orang.

3.3. Analisis Data


Untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti, mak
a
analisis data merupakan suatu langkah yang penting dalam penelitian. Data yang
sudah terkumpul akan tidak berarti apa-apa bila tidak diolah, karena itu perl
u
analisis data tersebut.
Penggunaan analisis data dapat dilaksanakan dengan dua jenis analisis
yaitu analisis statistik analisis non statisitik. Dalam penelitian seseorang peneliti
dapat memakai salah satu dari analisis tersebut. Karena data yang terkumpu
l
berupa angka-angka, maka penulis menggunakan analisis statisitk. Hal ini sesuai
dengan pendapat
yang
ta

dipersiapkan

Sutrisno Hadi (1990:221) yang mengatakan cara-cara ilmiah


untuk

mengumpulkan

data

dengan

menganalisis

da

penyelidikan yang berwujud angka-angka adalah teknik ststistik.


Pertimbangan digunakan metode analisis statistik adalah sebagai berikut:
1.

Dengan analisis statistik obyektivitas hasil peneiliti lebih terjamin, karena

prosedurnya menggunakan data matematis yang logis.


2. Statistik dapat meringkas data yang besar dalam bentuk yang sederha
na
sehingga mudah diketahui. Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan
52

analisis deskriptif dengan uji statistik tendenasi sentral yaitu Mean, Median,
Modus, dan Prosentase (%). Tendenasi sentral digunakan untuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas mengenai kesimpulan data, baik mengenai sampel
maupun populasi.

3.3.1. Mean
Arti mean adalah angka rata-rata. Dari segi arimatik Mean adalah jumlah
nilai-nilai dibagi dengan jumlah individu. Dalam analisis ini mean yang dicari
adalah Mean dari distribusi bergolong. Rumus Mean adalah:
Mean=

fx
N

Keterangan:
X= Nilai variabel
f = Frekuensi
N= Jumlah individu
(Sutrisno Hadi, 1997:39).

3.3.2. Median
Median adalah suatu nilai yang membatasi 50 persen dari distribusi atas
dan 50 persen frekuensi distribusi sebelah bawah (Sutrisno Hadi,1997:44).

3.3.3. Modus
Modus adalah nilai variabel yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam
distribusi (Sutrisno Hadi,1997:48).
53

3.3.4. Analisis Prosentase


Analisis prosentase (%) yang disajikan pada hasil peneliti adalah hasil
dari pengkategorian didasarkan atas data penelitian sebanyak 5 kategori yaitu:
Sempurna, Baik Sekali, Baik, Cukup, Kurang.

3.4 Variabel yang Mempengaruhi Penelitian


Pada

penelitian

ini

telah

diusahakan

untuk

menghindari

adan

ya
kemungkinan
n
pengambilan
ng

kesalahan
data,

selama

maka

melakukan

dibawah

ini

penelitian

dikemukakan

sehubungan
adanya

denga

variabel

ya

dikendalikan meliputi beberapa faktor dan usaha untuk menghindarinya. Adapun


faktor-faktor tersebut adalah:

3.4.1 Faktor- Faktor Kesungguhan Hati


Kesungguhan hati dari tiap anak dalam melakukan kegiatan penelitian
tidak

sama,

sehingga

dapat

mempengaruhi

hasil

penelitian.

Untuk

menghindarinya diupayakan agar bersungguh-sungguh dalam melakukan tes


dengan ditunggui pelatihnya.

3.4.2 Faktor Cuaca

Karena pelaksanan tes didalam ruangan


cuaca
a

sangat

diperhitungkan

khususnya

yang

dan dilapangan, maka faktor


dapat

mengganggu

jalanny

penelitian. Bila ini terjadi maka proses penelitian hari itu diganti dengan hari lain.
54

3.4.3. Faktor Tenaga Peneliti


Karena dalam tes ini membutuhkan kecermatan dan ketelitian yang
tinggi, maka faktor tenaga sangat penting diperhatikan. Dalam penelitian in
i
tenaga pembantu dalam proses pelaksanaan tes kondisi fisik sebelumnya telah
dibekali
m

tentang

cara-cara,

proses

penilaian

dan

segala

peraturan

dala

pelaksanaan tes kondisi fisik, sehingga dalam pelaksanaannya pengambilan tes


fx dan kesalahan dapat dikurangi sekecil mungkin.
berjalan dengan benar

3.3.4. Standard Deviasi


Standard deviasi adalah akar jumlah devisi kuadrat dibagi banyakny
a
individu dalam distribusi. Rumus standard deviasi:
fx
SD=
N
N
Keterangan :
X= Nilai variabel
f = Frekuaensi
N= Jumlah individu

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Hasil penelitian ini merupakan hasil pengukuran tentang kondisi fisik pada
anggota klub bola voli DIA, Kabupaten Kudus tahun 2005/2006 sebanyak 30
pemain. Data diambil menggunakan sistem monitoring evaluasi dan pelaporan
yang dikeluarkan oleh KONI. Berkaitan dengan kondisi fisik anggota klub bola
voli digunakan

tes komponen fisik untuk putra meliputi: kekuatan, daya tahan

otot, speed, flexibilitas, power dan daya tahan umum (cardio vasculair).

4.1.1

Kekuatan
Tes kekuatan digunakan untuk mengukur kekuatan otot lengan dan bahu

menggunakan hand dynamometer serta kekuatan otot tungkai menggunakan leg


dynamometer.

4.1.1.1. Kekuatan otot lengan dan bahu


Hasil pengukuran kekuatan otot lengan dapat dilihat dari pull dan kekuatan
bahu menggunakan push. Rata-rata pull dari 30 pemain mencapai 22,2667 k
g
dengan nilai pull paling besar sebesar 35 kg dan terkecil 10 kg. Hal ini berar
ti
bahwa rata-rata kekuatan otot lengan pemain bola voli klub DIA Kabupaten
Kudus dalam kurang karena < 30 kg. Rata-rata nilai kekuatan bahu (push) sebesar
17,23 kg dengan nilai tertinggi 30 kg dan terendah 9 kg.

54
55

Berdasarkan data yang diperoleh ternyata 77% pemain mempunya


i
kekuatan lengan (pull) kurang karena < 30, selebihnya 23% pemain mempunyai
kekuatan pull yang cukup.
Grafik 1. Kekuatan Otot Lengan (Pull)
K ekuatan

O tot Lengan

( P u ll )

100%
80%

77%

60%
40%

s e k a li

23%

s e m p u rn a

20%
0%
k u ra n g

cukup

B a ik

B a ik

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2005


Berdasarkan data tentang kekuatan bahu (push) yang diperoleh ternyata
93% pemain mempunyai kekuatan bahu (push) yang kurang karena kurang dari
30, selebihnya 7% pemain mempunyai kekuatan push yang cukup.
Grafik 2. Kekuatan Otot Lengan (Push)
K e k u a ta n O to t L e n g a n (P u s h )

100

93%

80%
60%
40%
20%

7%

0%
K u ra n g

C ukup

B a ik

B a ik
s e k a li

S e m p u rn a

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2005

56

Secara umum kekuatan otot lengan dan bahu pemain bola voli klub DIA
dalam kategori kurang karena karena frekuensi latihan yang kurang yaitu 3 kali
pertemuan dan hari yang tidak latihan digunakan untuk pemulihan kondisi, dalam
hal ini penilain tes yang digunakan adalah tes penilaian yang digunakan ini adalah
standar nasional

4.1.1.2. Kekuatan Otot Tungkai


Kekuatan otot tungkai dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan
leg dynamometer. Rata-rata kekuatan otot tungkai responden mencapai 72,67 kg
dengan kekuatan terendah 22 kg dan tertinggi 225 kg.
Berdasarkan

data

yang

diperoleh

ternyata

29

responden

atau

97

%
mempunyai kekuatan otot tungkai <145 kg dalam kategori kurang baik, dan hanya
ada 1 responden atau 3% dalam kategori baik pada interval 215-282 kg.
Grafik 3. Kekuatan Otot Tungkai
K e ku a ta n O to t T u n g ka i

120
100

97%

80%
60%
40%
20%
0%

3%
K u ra n g

C u ku p

B a ik

B a ik s e ka li

Sumber: Hasil Peneilitian Tahun2005


57

4.1.2.

Daya Tahan
Daya tahan otot dapat dilihat dari daya tahan otot perut menggunaka

n
teknik pengukuran sit-ups, daya tahan otot lengan dan bahu dengan push-up dan
daya tahan otot tungkai menggunakan squat jumps.

4.1.2.1. Daya Tahan Otot Perut


Rata-rata

kemampuan

responden

dalam melakukan

sit-ups untuk

mengetahui daya tahan otot perut mencapai 44 kali per menit dalam kategor
i
cukup. Dari 30 responden, kemampuan terendah 31 kali per menit dan tertinggi
72 kali.
Berdasarkan data yang diperoleh ternyata 22 responden atau 73% mampu
melakukan sit-ups antara 30-49 per menit dalam kategori cukup, selebihnya 6
responden atau 20% antara 50-69 dalam kategori baik dan hanya 2 responden atau
7% mampu melakukan antara 70-89 dalam kategori baik sekali.
Grafik 4. Sit Ups
S it-U p s

73%

80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

20%

K u ra n g

C u ku p

B a ik

7%

B a ik
s e ka li

S e m p u rn a

58

Sumber: Hasil Peneilitian Tahun 2005


4.1.2.2. Daya Tahan Otot Lengan dan bahu
Rata-rata

kemampuan

responden

dalam

melakukan

push-ups

untu

k
mengetahui daya tahan otot lengan dan bahu mencapai 29 kali per menit dalam
kategori baik sekali. Dari 30 responden, kemampuan terendah 17 kali per menit
dalam kategori cukup data tertinggi 37 kali dalam kategori baik sekali.
Berdasarkan data yang diperoleh ternyata 19 responden atau 63% mampu
melakukan
ali,

push-ups

antara

29-37

per

menit

dalam

kategori

baik

sek

selebihnya 8 responden atau 27% antara 20-28 kali dalam kategori baik dan hanya
3 responden atau 10% mampu melakukan antara 12-19 kali dalam kategori
cukup.
Grafik 5. Push Ups
P u s h -U p s

63%

70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

27%
10%
K u ra n g

C ukup

B a ik

B a ik
s e ka li

S e m p u rn a

Sumber: Hasil Peneilitian Tahun 2005


59

4.1.2.3. Daya Tahan Otot Tungkai


Rata-rata kemapuan responden dalam melakukan squat jumps mencapai
55 kali per menit pada interval 46-66 dalam kategori baik. Dari 30 responde
n
kemampuan squat jump terendah 37 kali dan tertinggi 76 kali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden terdapat 1
7
responden
k,

atau

57% mampu

melakukan

45-66

kali

dalam kategori bai

selebihnya 8 responden atau 27% mampu melakukan antara 25-45 kali dalam
kategori cukup, dan 5 responden atau 17% antara 67-88 kali dalam kategori baik
sekali.
Grafik 6. Squat Jump
S q u a t-J u m p s

57%

60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

27%
17%

K u ra n g

C ukup

B a ik

B a ik
s e k a li

S e m p u rn a

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2005


60

4.1.3.

Kecepatan (Speed)
Komponen yang ketiga dari kondisi fisik dasar adalah kecepatan (speed).

Dalam penelitian ini kecepatan diukur dengan lari 50 meter yang diukur dengan
waktu yang dibutuhkan responden. Rata-rata waktu tempuhnya mencapai 7,7
detik, dengan waktu tercepat 6,78 detik dan waktu paling lambat 8,73 detik.
Berdasarkan

data

yang

diperoleh

ternyata

16

responden

atau

53

%
mempunyai kecepatan yang cukup dengan waktu tempuh antara 6,9 7,9 detik,
selebihnya 12 responden atau 40% dalam kategori kurang yaitu mencapai 8-9
detik dan hanya 2 responden atau 7% antara 5,6 6,8 detik dalam kategori baik.
Grafik 7. Lari 50 Meter
L ari 5 0 M eter
60%

53%

50%

40%

40%
30%
20%

7%

10%
0%
K u ra n g

C u ku p

B a ik

B a ik
s e k a li

S e m p u rn a

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2005


4.1.4.

Fleksibilitas
Fleksibilitas diukur menggunakan flexometer dalam satuan cm. Rata-rata

hasil pengukuran mencapai

15,0166 cm dalam kategori baik. Hasil pengukuran

terendah mencapai 8 cm dalam kategori cukup dan tertinggi 22,5% dalam kategori
baik sekali.
61

Berdasarkan hasil penelitian ternyata 17 responden atau 57% dala


m

kategori baik pada interval 12-17 cm, selebihnya 7 responden atau 23% dalam
kategori baik sekali dan 6 responden atau 20% dalam kategori cukup
Grafik 8. Fleksibilitas
F le xo m e te r

57%

60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

23%

20%

K u ra n g

C u ku p

B a ik

B a ik
s e ka li

S e m p u rn a

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2005


4.1.5. Power
Power atau kekuatan dapat dilihat dari dua jenis yaitu power otot tungkai
menggunakan vertical jump dan power otot lengan menggunakan medicine ball
put.

4.1.5.1. Power Otot Tungkai


Rata-rata

kemampuan

responden

dalam

melakukan

vertical

jum

p
mencapai 53 cm, dengan kemampuan terendah 20 cm dan tertinggi 65 cm.
Berdasarkan data yang diperoleh ternyata 40% responden mempunyai
kemampun vertical jump yang baik dengan interval 53-61, selebihnya 20% dalam
62

kategori baik sekali pada interval 62-69 , terdapat 23% dalam kategori kurang
dengan interval 38-45 dan 17% dalam kategori cukup dengan interval 46-52.

Grafik 9. Vertical Jump


V e rtic a l J u m p

50%

40%

40%
30%

23%

17%

20%

20%
10%
0%
K u ra n g

C ukup

B a ik

B a ik
s e k a li

S e m p u rn a

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2005

4.1.5.2. Power Otot Lengan


Rata-rata kemampuan

responden dalam melakukan medicine ball put

mencapai 4,4553 m, dengan jarak terpendek 3 meter dan terjauh 5,8 m.


Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat 40% responden yang mampu
melakukan medicine ball put dengan baik yaitu antara 4,53 5,37 m, selebihnya
47% responden mampu melakukan cukup baik antara 3,68 4,52 m dan 13
%
dalam kategori kurang pada interval 2,63 3,67 m.
63

Grafik 10. Medicine Ball Put


M e d ic in e B a ll P u t

50%

47%

40%
30%
20%
10%

0%

40%

13%
K u ra n g

C u ku p

B a ik

B a ik
s e ka li

S e m p u rn a

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2005

4.1.6. Daya Tahan


Pengukuran daya tahan menggunakan lari 15 menit yang selanjutnya dicari
nilai VO2 max. Rata-rata VO2 max responden mencapai 50,8813 dalam kategori
cukup.
Berdasarkan data yang diperoleh ternyata sebagian besar responde
n
mempunyai VO2 max yang cukup. Dari 30 responden terdapat 73% dala
m
kategori cukup yaitu pada interval 50-52 dan 27% dalam kategori kurang (< 49).
Secara umum kondisi fisik pemain bola voli klub DIA Kabupaten Kudus
termasuk dalam kategori cukup yaitu dengan rata-rata skor 42,5455 pada interval
36-52. Dari data persentase skor paling kecil mencapai 32,73 dan skor palin
g
besar sebesar 54,55 dalam kategori baik.
64

Grafik 11. VO2 Max


VO

M ax

73%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

27%

K u ra n g

C uk u p

B a ik

B a ik

s e k a li

S e m p u rn a

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2005


Berdasarkan gambar grafik diatas terlihat bahwa dari 30 responde
n
terdapat 25 responden atau 83,3% dalam kategori cukup, selebihnya 13,3% dalam
kategori kurang, selebihnya 13,3% dalam kategori kurang dan 3,3% dala
m
kategori baik
Grafik 12. Kondisi Fisik Pemain Bola Voli Klub DIA
Kabupaten Kudus tahun 2005
K o n d is i F is ik

100

83%

80%
60%
40%
20%

13%

3%

0%
K u ra n g

C ukup

B a ik

B a ik
s e k a li

S e m p u rn a

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2005


65

4.2.

Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi fisik pada anggota klub bola

voli DIA Kabupaten Kudus tahun 2005/2006 dalam kategori cukup hal ini dapat
dimengerti karena tes kondisi fisik mengunakan standar penilaian atlet nasional,
terbukti dari 30 responden yang diteliti terdapat 83,3% dalam kategori cukup,
13,3% dalam kategori kurang dan hanya 3,3% dalam kategori baik. Hal i
ni

menunjukkan bahwa kekuatan, daya tahan otot, speed, fleksibilitas dan daya tahan
umum masih perlu ditingkatkan.
Ditinjau dari kekuatan otot lengan para pemain ternyata sebagian besar
masih kurang karena pada latihan kekuatan otot lengan yang diberikan kurang
secara optimal dan tidak ada latihan khusus beban yang diberikan pada setia
p
pemain, terbukti dari 77% responden mempunyai kekuatan otot lengan (pull)
kurang dari 30 kg dan 93% mempunyai kekuatan otot lengan (push) juga kurang
dari 30 kg. Rendahnya kekuatan pemain dapat dilihat dari kekuatan otot tungkai
yang masih kurang karena kemungkinan tidak ada pelatih yang memberika
n
latihan khusus pada fisik salah satunya pada kekuatan otot tungkai. Dari 3
0
responden terdapat 97% mempunyai kekuatan otot tungkai kurang dari 145 kg
dalam kategori kurang. Hasil ini menunjukkan bahwa kekuatan otot lenga
n
maupun kekuatan tungkai pemain bola voli DIA Kabupaten Kudus masih perlu
ditingkatkan.
Daya tahan otot perut para pemain sudah termasuk dalam kategori cukup.
Dari data

terdapat 73% pemain mempunyai frekuensi sit-up antara 30-49 kali

dalam kategori cukup karena makanan dan gizi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat kondisi fisik seseorang. Dilihat dari daya tahan otot lengan
termasuk dalam kategori baik, terbukti dari 63% pemain mampu melakukan push66

up antara 29-37 kali dalam satu menit (kategori baik sekali) dan 27% mamp
u
melakukan push up antara 20-28 kali dalam satu menit yang termasuk dala
m

kategori baik karena pada tes ini sering dilakukan setiap dalam latihan, terbiasa
dan melakukanya secara sungguh-sungguh. Dilihat dari daya tahan otot tungkai
sudah termasuk baik, terbukti dari 57% pemain mampu melakukan squat jumps
antara 45-66 kali dalam kategori baik dan 17% antara 67-88 kali dalam kategori
baik sekali karena dalam tes ini para testi melakukannya secara maksimal dan
ingin memecu seberapa kekuatan otot tungkai yang dihasilkan
Kecepatan para pemain masih kurang dikarenakan testi ini kemungkinan
terlalu leleh dan tenaganya terfokus pada tes sebelumnya, hal ini dapat dilihat dari
hasil penelitian sebanyak 30 responden terdapat 53% mempunyai kecepatan yang
cukup (6,9-7,9 detik) dan 40% dalam kategori kurang (8-9 detik).
Fleksibilitas para pemain termasuk dalam kategori baik, terbukti dari 57%
pemain memiliki fleksibilitas antara 12-17 cm dalam kategori baik dan 23
%
dalam kategori sangat baik (18-23 cm) dikarenakan tes ini ringan dan tida
k
memaksakan pada tenaga.
Kekuatan otot tungkai para pemain termasuk dalam kategori baik, hal ini
dapat dilihat dari hasil vertikal jump, terdapat 40% pemain mampu melakukan
vertikal jump antara 53-61 kali dan 20% dalam kategori baik sekali yaitu antara
62-69 kali, namun demikian kekuatan otot lengan para pemain masih dala
m
kategori cukup karena pada tes ini sangat mempengaruhi tinggi tidaknay seorang
pemain bola voli meninbulkan daya ledak pada vertical tidak maksimal. Dari data
menunjukkan bahwa 47% pemain mampu melakukan medicine ball putt antara
3,68-4,52 m dalam kategori cukup. Selebihnya 40% antara 4,53-5,37 m dalam
67

kategori baik dikarenakan para testi sudah memahami dan bagaimana car
a

melakukan gerakan tes yang akan dilakukan


Dilihat dari daya tahan cardiovasculair ternyata sebagian besar masih
dalam kategori cukup. Berdasarkan data yang diperoleh ternyata 73% mempunyai
VO2 max antara 50-52 dalam kategori cukup, selebihnya 27% mempunyai VO2
max kurang dari 49 dalam kategori kurang dikarenakan tes ini membutuhka
n
waktu yang singkat sehingga para testi sudah kelelahan dan membutuhkan kondisi
yang prima.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum kondisi
fisik para pemain Klub Bola Voli DIA Kabupaten Kudus dalam kategori cukup,
karena frekuensi latihan yang kurang yaitu 3 kali pertemuan dan dan tidak ada
pelatih khusus fisik, hari yang tidak latihan digunakan untuk pemulihan kondisi,
dalam hal ini penilain tes yang digunakan adalah standar atlet nasional terutama
pada kekuatan otot lengan, kekuatan otot tungkai, daya tahan otot perut, kecepatan
lari, daya tahan otot lengan dan daya tahan cardio vasculair

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil peneliti dan pembahasan, maka dapat disimpulkan dalam
peneliti adalah:
1. Kondisi fisik pemain klub bola voli DIA untuk kelompok umur 1619
dengan jumlah sampel 30 orang putra adalah (83,3 %) dalam kategori cukup,
selebihnya (13,3%) dalam kategori kurang dan (3,3%) dalam kategori baik.

5.2. Saran
Dari simpulan peneilti maka saran yang diberikan pada penelitian in
i
adalah:
1. Supaya pelatih dan pembinaan klub bola voli DIA Kudus khususnya da
n
pembinana olahraga pada umumnya dapat meningkatkan kondisi fisik dengan
program latihan teratur, terencana, dengan memperhatikan periodesasi latihan
yaitu periode latihan, periode pertandingan, periode peralihan dan pembagian
porsi latihan fisik dan latihan teknik serta memperhatikan prinsip-prinsip
latihan agar pretasi pemain secara individu maupun tim dapat tercapai optimal.
2. Perlunya ditingakatkan latihan kondisi fisik pada :
a. Kelentukan, contoh peregangan stastis dan peregangan dinamis.
b. Daya tahan otot, contoh latihan plyometerik, medicine ball.
c. Kekuatan, contoh latihan phus-up,. set-up, latihan pembebanan.
d. Daya latihan aerobik, contoh latihan fartlek. Interval training.
68
69

e. Daya tahan anaerobik, contoh latihan sprint akselerasi.


3. Perlu acuan tes kondisi fisik yang sudah baku untuk para anggota PBVSI jawa
tengah yaitu menggunakan buku acuan dari sistem monitoring ( SMEP ) KONI
pusat.

DAFTAR PUSTAKA

Asmiro Sutarno, 1980. Ilmu Gizi Untuk SGO. Jakarta. Depdikbud


Engkos Kosasih, 1993. Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta.
Akademik Pressindo.
Harsono,1988. Coacing Dan Aspeek-Aspeek Dalam Coacing. Jakarta.
Hery Koesyanto, 2003. Belajar Bermain Bola Volley. Semarang. Dosen FIK
UNNES Semarang.
Imam Sadikun, 1992. Permaninan Bola Besar. Jakarta Depdikbud
Kamisa, 1997. Kamus Bahasa Indonesia, jakarta
KONI Pusat, 1999. Sistem Monitoring Evaluasi dan pelaporan. KONI Pusat
Leane Sunair,1992. Dukungan Zat-Zat Gizi Untuk Menunjang Prestasi Olahraga.
Jakarta. Kalammedia
Maman Rachman, 2004. Konsep dan Analisis Statistik. Press UNNES
Moeljono Wiryoseoputro, 1993. Kesehatan olahraga. Jakarta. Depdikbud.
M. Sajoto, 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga.
Semarang. dahara prerss
PASI, 1993. Pengenalan Kepada Teori Kepelatihan. Jakarta. PASI
Rusli Lutan,2000. Dasar-Dasar Kepelatihan.Jakarta. Depdikbud.
Suharno H.P,1986. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta. IKIP Yogyakarta.
Suharsimi Arikunto. 1998. Prossedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.
Sadoso Sumosardjuno. 1992. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga.
Jakarta Gramedia. Depdikbud.
Sudjarwo,1981. Dasar-Dasar Coaching. Surakarta. UNS Surakarta.
Sugiyanto Sujarwo, 1993. Perkembangan Dan Belajar Gerak. Jakarta.
Depdikbud.

70
71

WJS. Purwodarminto, 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai


Pustaka

Lampiran

72

Gambar
Alat-Alat yang Digunakan untuk Mengetes

73

Gambar
Pelaksanaan Gerakan Pemanasan
74

Gambar
Pelaksanaan Tes Hand Dynamometer

Gambar
Pelaksanaan Tes Leg Dynamometer
75

Gambar
PelaksanaanTes Sit-Ups

Gambar
Pelaksanaan Tes Push- Up
76

Gambar
Pelaksanaan Tes Squat Jump

Gambar
Pelaksanaan Tes Lari 50 Meter
77

Gambar
Pelaksanaan Tes Flexometer

Gambar

Pelaksanaan Tes Vertical Jump


78

Gambar
Pelaksanaan Tes Medicine Ball Putt

Gambar
Pelaksanaan Tes 15 Menit

79

Tabel 3
No

1.

2.

Komponen

Kekuatan:
Otot
Lengan &
Bahu.
Otot
tung
kai
Daya tahan
otot:
Otot Perut

3.
4.
5.

Otot
lengan
&bahu
Otot
tung
kai

Kurang

Cukup

Kategori
Baik

Hand
Dynamometer
Leg
Dynamometer

23 - 29

30 - 36

77-145

Sit-Ups

20 29

Push-Ups
Squat-Jump
Lari 50 Meter
Flexometer

Otot

Sempurna

37 - 43

44 - 50

>51

146 214

215 282

> 283

70 89

> 90

30 49

50 69
29 - 37

> 38

12 - 19

20 - 28
67 - 87

>

25 - 45

46-66
5,7 - 4,7

< 4,6

7,9 - ,9

6,8 5,6

18 23

> 24

4 - 11
4 - 24
9-8
1-5

12 - 17
38 - 45

> 70
46 - 52

Flexibilitas
Power
Otot

Baik
Sekali

6 - 11
Vertical Jump

Speed

6.

Teknik
Pengukuran

tung
kai

Medicine Ball
Putt
Lari 15 menit
(Vo2 max)

2,63 3,67

53 - 61

62 69

4,535,37

5,88 6,22

3,68 4,52

>6,23

> 59
< 49
50 - 52
53 - 55

56 - 58

leng
an

Daya tahan:
Umum
(Cardio
Vasculair)

Komponen Fisik Dasar


Cabang-Cabang Olahraga Bola Voli Dan Teknik Pengukuranya
Serta Kategori Kemampuan Setiap Komponen ( Putra )

80

No Nama
NO Kriteria NAMA
1. Iwan Setiawan
2. Yeni Pamiji
1. 3.Sempurna
Erwin
Santosa
2. 4.Baik
Afandi
SekaliGhozali
Imam
3 5. Solekan
Dwi Septanto
4. 6.Baik
Niko
Sudarso
5. 7.Cukup
Luhur
Wahyu Widiyanto
6. 8. Narwida
Hendro
7. Kurang
Adi
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28
29.
30.

Keterangan
UMUR
Nilai
Peneliti
Mahasiswi PJKR
10FIK16
Mahasiswa PJKR FIK
16
8 FIK
Mahasiswa PJKR
16
Mahasiswa PJKR
6 FIK
16
Mahasiswa PJKR FIK
Asisten Pelatih 4 17
16
Pelatih
2 17

Hermawan
16
Aris Setyawan
19
Kategori kemampuan
Rentang
skor
Handi
18
9,6-10
Wandi Sempurna
18
Tanto Baik Sekali
16
8,0-9,5
Asro
19
6,0-7,9
Ardi Baik
17
Dibyo Cukup
17
4,0-5,9
M. Aris
17
Kurang
2,0-3,9
Dwi Nur
17
Wardani
19
Imron
16
Akhlis
16
Hafis
16
Dodi
16
Anjis
18
Rendi
19
Farukun
19
Purwadi
17
Wiwid
19
Rino
19
Hadi
18
(SMEP KONI PUSAT, 199:24)
Faroki
19
TABEL DAFTAR PETUGAS PENGAMBIL DATA

81

DATA PENGAMBILAN NAMA PADA ANGGOTA KLUB BOLA VOLI


UMUR 16-19 TAHUN 2005/2006
82

Tabel I
Konversi Nilai Tes Kondisi Fisik

Tabel 2
Kategori
TesPUSAT,
Kondisi199:24)
Fisik
(SMEP
KONI

83

You might also like