You are on page 1of 16

TUGAS I Dosen Pembimbing

KELOMPOK Hasmalina, S.si , M.si

“ PEMANFAATAN BIOGAS “

KELOMPOK 7

ARDHAN SUHENDRA (10852002815)


SAHIDIN (10852003084)
M. ROHIMI (10852004166)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2009/2010
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang pemanfaatan Biogas.
Shalawat beriringan salam tidak lupa juga diucapkan kepada junjungan
Nabi besar Muhammad SAW karena berkat beliaulah kita semua dibimbing ke
alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat
sekarang ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami dengan hati terbuka mengharapkan kritikan
dan saran yang besifat membangun untuk kesempurnaan makalah dimasa yang
akan datang. Dan apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf yang
sebesar – besarnya.
Mudah – mudahan makalah ini sangat bermanfaat bagi kita semua, dan
atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 08 Nopember 2009

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….......... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….... 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………....... 1
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………..... 2
1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………………... 2
BAB II PENGENALAN BIOGAS
2.1 Pengertian Biogas……………………………………………………... 3
2.2 Sejarah Biogas………………………………………………………… 3
2.3 Prinsip Teknologi Biogas……………………………………………... 4
2.4 Komposisi Biogas………………………………….………………….. 5
BAB III PENGOLAHAN, REAKTOR DAN PROSES KERJA BIOGAS
3.1 Pengolahan Biogas……………………………………………………. 7
3.2 Reaktor Biogas………………………………………………………... 7
3.2.1 Reaktor Kubah Tetap (fixed-dome)………………………... 7
3.2.2 Reaktor Floating Drum…………………………………….. 8
3.2.3 Reaktor Balon ……………………………………………... 8
3.3 Proses Kerja Biogas………………………………………………….... 9
BAB IV MANFAAT DAN KELEBIHAN BIOGAS
4.1 Manfaat dan Kelebihan yang dimiliki Biogas…………………………
10
4.2 Perhitungan Peluang Pemanfaatan Biogas dalam mengatasi masalah
BBM di Indonesia………………………………………………………… 10
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………….
12
5.2 Saran…………………………………………………………………...
12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Setelah terjadinya krisis energi yang mencapai puncak pada dekade 1970,
dunia menghadapi kenyataan bahwa persediaan minyak bumi, sebagai salah satu
tulang punggung produksi energi terus berkurang. Bahkan beberapa ahli
berpendapat, bahwa dengan pola konsumsi seperti sekarang, maka dalam waktu
50 tahun cadangan minyak bumi dunia akan habis (Pinske, 1993 dalam Salim,
2005).
Sebagai konsekuensi logis, tanpa bahan baku (energi), kehidupan ini tidak
ada. Oleh sebab itu akan merupakan suatu keharusan bagi setiap orang untuk
melakukan usaha penyeimbangan antara kebutuhan dengan ketersediaan. Usaha-
usaha tersebut bisa berupa pencarian dan pemanfaatan sumber bahan lain
(pengganti). Sebagai contoh, potensi sumber daya alam yang dapat dikembangkan
menjadi sumber energi adalah batu bara, panas bumi, aliran sungai, angin,
matahari, sampah serta sumber-sumber lain yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
seperti pohon jarak. Energi terbarukan lain yang dapat dihasilkan dengan
teknologi tepat guna yang relatif lebih sederhana dan sesuai untuk daerah
pedesaan adalah energi biogas. Pemanfaatan biogas merupakan salah satu usaha
untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar fosil yang
tidak dapat diperbarui/unrenewable (Judoamidjojo dkk., 1992).
Biogas diperoleh dengan memproses limbah bio atau biomassa di dalam
alat kedap udara yang disebut digester. Biomassa berupa limbah dapat berupa
kotoran ternak bahkan tinja manusia, sisa-sisa panenan seperti jerami, sekam dan
daun-daunan sortiran sayur dan sebagainya. Namun, sebagian besar terdiri atas
kotoran ternak.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari biogas?
2. Efektifkah biogas sebagai pengganti BBM untuk menghasilkan energi?
3. Apa saja bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan biogas?
4. Apa saja kandungan yang dimiliki oleh biogas?
5. Apa perbedaan biogas dengan sumber bahan bakar lainnya?
6. Bagaimana cara mengolah biogas?
7. Bagaimana cara pemanfaatan biogas?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahui pengertian biogas.
2. Mengetahui kandungan yang terdapat dalam biogas.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki biogas.
4. Mengetahui cara pemanfaatan dan pengolahan biogas.

1.4 MANFAAT PENULISAN


1. Dapat mengetahui perbedaan biogas dengan sumber enrgi bahan bakar lainnya.
2. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki biogas.
3. Dapat mengetahui cara megolah biogas.
4. Dapat menambah wawasan.
5. Dapat membantu memecahkan masalah akibat kelangkaan BBM sebagai
sumber energi.
6. Dapat memotivasi untuk menghasilkan teknologi tepat guna dalam rangka
membantu pemerintah untuk menghemat energi.
BAB II
PENGENALAN BIOGAS

2.1 PENGERTIAN BIOGAS


Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan dari
proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang
hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik
bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik
(padat, cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak yang
cocok untuk sistem biogas sederhana. Disamping itu juga sangat mungkin
menyatukan saluran pembuangan di kamar mandi atau WC kedalam sistem
biogas. Di daerah yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu,
tempe atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam sistem biogas,
sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. Hal
ini memungkinkan karena limbah industri tersebut diatas berasal dari bahan
organik yang homogen. Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi
produktifitas sistem biogas disamping parameter-parameter lain seperti
temperatur digester, pH, tekanan dan kelembaban udara.
Salah satu cara menentukan bahan organik yang sesuai untuk menjadi
bahan masukan sistem bio-gas adalah dengan mengetahui perbandingan Karbon
(C) dan Nitrogen (N) atau disebut rasio C/N. Beberapa percobaan yang telah
dilakukan oleh ISAT menunjukkan bahwa aktifitas metabolisme dari bakteri
methanogenik akan optimal pada nilai C/N sekitar 8-20.

2.2 SEJARAH BIOGAS


Gas methan sudah lama digunakan oleh warga Mesir, China, dan Roma
kuno untuk dibakar dan digunakan sebagai penghasil panas. Sedangkan, proses
fermentasi lebih lanjut untuk menghasilkan gas methan ini pertama kali
ditemukan oleh Alessandro Volta (1776). Hasil identifikasi gas yang dapat
terbakar ini dilakukan oleh Willam Henry pada tahun 1806. Dan Becham (1868),
murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882), adalah orang pertama yang
memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan methan.
Adapun alat penghasil biogas secara anaerobik pertama dibangun pada
tahun 1900. Pada akhir abad ke-19, riset untuk menjadikan gas methan sebagai
biogas dilakukan oleh Jerman dan Perancis pada masa antara dua Perang Dunia.
Selama Perang Dunia II, banyak petani di Inggris dan Benua Eropa yang
membuat alat penghasil biogas kecil yang digunakan untuk menggerakkan
traktor. Akibat kemudahan dalam memperoleh BBM dan harganya yang murah
pada tahun 1950-an, proses pemakaian biogas ini mulai ditinggalkan. Tetapi, di
negara-negara berkembang kebutuhan akan sumber energi yang murah dan selalu
tersedia selalu ada. Oleh karena itu, di India kegiatan produksi biogas terus
dilakukan semenjak abad ke-19. Saat ini, negara berkembang lainnya, seperti
China, Filipina, Korea, Taiwan, dan Papua Nugini, telah melakukan berbagai riset
dan pengembangan alat penghasil biogas. Selain di negara berkembang, teknologi
biogas juga telah dikembangkan di negara maju seperti Jerman.

2.3 PRINSIP TEKNOLOGI BIOGAS


Pada prinsipnya, teknologi biogas adalah teknologi yang memanfaatkan
proses fermentasi (pembusukan) dari sampah organik secara anaerobik (tanpa
udara) oleh bakteri methan sehingga dihasilkan gas methan. Gas methan adalah
gas yang mengandung satu atom C dan 4 atom H yang memiliki sifat mudah
terbakar. Gas methan yang dihasilkan kemudian dapat dibakar sehingga
dihasilkan energi panas. Bahan organik yang bisa digunakan sebagai bahan baku
industri ini adalah sampah organik, limbah yang sebagian besar terdiri dari
kotoran, dan potongan-potongan kecil sisa-sisa tanaman, seperti jerami dan
sebagainya, serta air yang cukup banyak. Proses ini sebetulnya terjadi secara
alamiah sebagaimana peristiwa ledakan gas yang terbentuk di bawah tumpukan
sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Leuwigajah, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat.
Prinsip pembuatan biogas, yaitu menciptakan alat yang kedap udara
dengan bagian-bagian pokok terdiri atas pencerna (digester), lubang pemasukan
bahan baku dan pengeluaran lumpur sisa hasil pencernaan (slurry), dan pipa
penyaluran biogas yang terbentuk. Di dalam digester ini terdapat bakteri methan
yang mengolah limbah bio atau biomassa dan menghasilkan biogas. Biogas yang
telah terkumpul di dalam digester selanjutnya dialirkan melalui pipa penyalur gas
menuju tabung penyimpanan gas atau langsung ke lokasi penggunaannya.

2.4 KOMPOSISI BIOGAS


Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik
yang terjadi. Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan
sistem pengolahan limbah maju dapat menghasilkan biogas dengan 55-75% CH4.

Komponen %
Metana (CH4) 55-75
Karbon dioksida (CO2) 25-45
Nitrogen (N2) 0-0.3
Hidrogen (H2) 1-5
Hidrogen sulfida (H2S) 0-3
Oksigen (O2) 0.1-0.5
Tabel 1: komposisi gas yg terdapat dalam biogas

Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana


(CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi
(nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana
semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan
memperlakukan beberapa parameter yaitu: Menghilangkan hidrogen sulphur,
kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur mengandung racun
dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka
akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan
maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya
karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur
dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada saat
yang sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih
korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida
yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan
untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik
penyalaan biogas serta dapat menimbukan korosif.
Nilai kalori dari 1 m3 Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan
setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu biogas sangat cocok digunakan
sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah,
LPG, butana, batu bara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
Kesetaraan biogas dapat dilihat dari tabel berikut:

Keterangan Bahan bakar lain


Elpiji 0,46 kg
Minyak tanah 0,62 liter
Minyak solar 0,52 liter
1 m3 biogas Bensin 0,80 liter
Kayu bakar 3,50 kg
Tabel 2: Biogas dibandingkan bahan bakar lainnya

BAB III
PENGOLAHAN, REAKTOR DAN PROSES KERJA BIOGAS
3.1 PENGOLAHAN BIOGAS
Pengolahan biogas banyak macamnya, di antaranya dengan skala besar
atau skala kecil. Keduanya membutuhkan bahan baku yang sama yaitu kotoran
atau sampah organik. Perbedaannya untuk skala besar digunakan untuk
menampung energi bagi masyarakat luas dengan kegiatan atau pekerjaan yang
lebih banyak. Contohnya, pembangkit listrik di pedesaan. Sedangkan skala kecil
digunakan untuk menampung energi bagi usaha atau kegiatan yang lebih
personal. Contohnya, salah satu bahan bakar untuk memproduksi kue donat di
pabrik donat. Berikut contoh cara pembuatan biogas:
1. Kotoran sapi kira-kira 1kg atau berapalah dibungkus plastik kemudian di kubur
dalam tanah selama kurang lebih 1-3 bulan
2. Buat wadah untuk tempatnya misalnya gali tanah atau di tong sampah jangan
lupa buat lubang atau apalah untuk nyalurin gas yang dihasilkannya melalui
selang
3. Masukkan kotoran sapi tadi ke dalam tempat yang sudah disediakan tadi
kemudian tambahkan kotoran sapi atau sampah organik lain tutup tempatnya
tunggu sampai kotoran sapi tadi diuraikan bakteri.

3.2 REAKTOR BIOGAS


Ada beberapa jenis reaktor biogas yang dikembangkan diantaranya adalah
reaktor jenis kubah tetap (Fixed-dome), reaktor terapung (Floating drum), reaktor
jenis balon, jenis horizontal, jenis lubang tanah, jenis ferrocement. Dari keenam
jenis digester biogas yang sering digunakan adalah jenis kubah tetap (Fixed-
dome) dan jenis Drum mengambang (Floating drum). Beberapa tahun terakhi ini
dikembangkan jenis reaktor balon yang banyak digunakan sebagai reaktor
sedehana dalam skala kecil.

3.2.1 Reaktor kubah tetap (Fixed-dome)


Reaktor ini disebut juga reaktor china. Dinamakan demikian karena
reaktor ini dibuat pertama kali di chini sekitar tahun 1930 an, kemudian sejak saat
itu reaktor ini berkembang dengan berbagai model. Pada reaktor ini memiliki dua
bagian yaitu digester sebagai tempat pencerna material biogas dan sebagai rumah
bagi bakteri,baik bakteri pembentuk asam ataupun bakteri pembentu gas metana.
bagian ini dapat dibuat dengan kedalaman tertentu menggunakan batu, batu bata
atau beton. Strukturnya harus kuat karna menahan gas aga tidak terjadi
kebocoran. Bagian yang kedua adalah kubah tetap (fixed-dome). Dinamakan
kubah tetap karena bentunknya menyerupai kubah dan bagian ini merupakan
pengumpul gas yang tidak bergerak (fixed). Gas yang dihasilkan dari material
organik pada digester akan mengalir dan disimpan di bagian kubah.
Keuntungan dari reaktor ini adalah biaya konstruksi lebih murah daripada
menggunaka reaktor terapung, karena tidak memiliki bagian yang bergerak
menggunakan besi yang tentunya harganya relatif lebih mahal dan perawatannya
lebih mudah. Sedangkan kerugian dari reaktor ini adalah seringnya terjadi
kehilangan gas pada bagian kubah karena konstruksi tetapnya.

3.2.2 Reaktor floating drum


Reaktor jenis terapung pertama kali dikembangkan di india pada tahun
1937 sehingga dinamakan dengan reaktor India. Memiliki bagian digester yang
sama dengan reaktor kubah, perbedaannya terletak pada bagian penampung gas
menggunakan peralatan bergerak menggunakan drum. Drum ini dapat bergerak
naik turun yang berfungsi untuk menyimpan gas hasil fermentasi dalam digester.
Pergerakan drum mengapung pada cairan dan tergantung dari jumlah gas yang
dihasilkan.
Keuntungan dari reaktor ini adalah dapat melihat secara langsung volume
gas yang tersimpan pada drum karena pergerakannya. Karena tempat
penyimpanan yang terapung sehingga tekanan gas konstan. Sedangkan
kerugiannya adalah biaya material konstruksi dari drum lebih mahal. faktor korosi
pada drum juga menjadi masalah sehingga bagian pengumpul gas pada reaktor ini
memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan menggunakan tipe kubah tetap.

3.2.3 Reaktor balon


Reaktor balon merupakan jenis reaktor yang banyak digunakan pada skala
rumah tangga yang menggunakan bahan plastik sehingga lebih efisien dalam
penanganan dan perubahan tempat biogas. reaktor ini terdiri dari satu bagian yang
berfungsi sebagai digester dan penyimpan gas masing masing bercampur dalam
satu ruangan tanpa sekat. Material organik terletak dibagian bawah karena
memiliki berat yang lebih besar dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga
atas.

3.3 PROSES KERJA BIOGAS


Di dalam digester bakteri-bakteri methan mengolah limbah bio atau
biomassa dan menghasilkan biogas methan. Dengan pipa yang didesain
sedemikian rupa, gas tersebut dapat dialirkan ke kompor yang terletak di dapur.
Gas tersebut dapat digunakan untuk keperluan memasak dan lain-lain. Biogas
dihasilkan dengan mencampur limbah yang sebagian besar terdiri atas kotoran
ternak dengan potongan-potongan kecil sisa-sisa tanaman, seperti jerami dan
sebagainya, dengan air yang cukup banyak.
Untuk pertama kali dibutuhkan waktu lebih kurang dua minggu sampai
satu bulan sebelum dihasilkan gas awal. Campuran tersebut selalu ditambah setiap
hari dan sesekali diaduk, sedangkan yang sudah diolah dikeluarkan melalui
saluran pengeluaran. Sisa dari limbah yang telah dicerna oleh bakteri methan atau
bakteri biogas, yang disebut slurry atau lumpur, mempunyai kandungan hara yang
sama dengan pupuk organik yang telah matang sebagaimana halnya kompos
sehingga dapat langsung digunakan untuk memupuk tanaman, atau jika akan
disimpan atau diperjualbelikan dapat dikeringkan di bawah sinar matahari
sebelum dimasukkan ke dalam karung.

BAB IV
MANFAAT DAN KELEBIHAN BIOGAS
4.1 MANFAAT DAN KELEBIHAN YANG DIMILIKI BIOGAS
- Biogas merupakan energi tanpa menggunakan material yang masih memiliki
manfaat termasuk biomassa sehingga biogas tidak merusak keseimbangan
karbondioksida yang diakibatkan oleh penggundulan hutan (deforestation) dan
perusakan tanah.
- Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil
sehingga akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya.
- Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaannya di atmosfer
akan meningkatkan temperatur, dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar
maka akan mengurangi gas metana di udara.
- Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material yang
tidak bermanfaaat, bahkan bisa menngakibatkan racun yang sangat berbahaya.
Aplikasi anaerobik digestion akan meminimalkan efek tersebut dan meningkatkan
nilai manfaat dari limbah.
- Selain keuntungan energi yang didapat dari proses anaerobik digestion dengan
menghasilkan gas bio, produk samping seperti sludge. Material ini diperoleh dari
sisa proses anaerobik digestion yang berupa padat dan cair. Masing-masing dapat
digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat.

4.2 PERHITUNGAN PELUANG PEMANFAATAN BIOGAS DALAM


MENGATASI MASALAH BBM DI INDONESIA
Program penghapusan BBM yang dilaksanakan pada tahun 2005 akan
menjadi momentum yang tepat dalam penggunaan energi alternatif seperti biogas.
Hal ini bisa dihitung dengan adanya jumlah bahan baku biogas yang melimpah
dan rasio antara energi biogas dan energi minyak bumi yang menjanjikan (8900
kkal/m3 gas methan murni).
Hal yang pertama harus diperhitungkan dalam menghitung jumlah energi
yang dihasilkan adalah berapa banyak jumlah bahan baku yang dihasilkan.
Jumlah bahan baku gas ini didapatkan dengan menjumlahkan jumlah feses dan
sampah organik yang dihasilkan setiap hari. Jumlah bahan baku ini akan
menentukan berapa jumlah energi dan volume alat pembentuk biogas.
Sebagai pertimbangan, telah diketahui di China dan India, dalam 1 hari
jumlah feses yang dihasilkan 1 ekor sapi adalah 5 kg dan 80 kilogram kotoran
sapi yang dicampur 80 liter air dan potongan limbah lainnya dapat menghasilkan
1 meter kubik biogas. Jika diasumsikan bahwa jumlah feses manusia yang
dihasilkan sebanyak 0.5 kg/hari/orang, 1 keluarga terdiri dari 5 orang, dan setiap
keluarga memelihara 1 ekor sapi, serta 1 desa terdiri dari 40 orang, maka akan
didapatkan hasil perhitungan jumlah feses yang dihasilkan sebanyak 140 kg feses/
hari. Dengan jumlah ini, maka biogas yang dihasilkan setiap hari sebanyak 1,75
m3/hari atau sebesar 15.575 kkal/hari.
Hal ini akan semakin mengejutkan dengan adanya perhitungan bahwa
jumlah penduduk indonesia berdasarkan data statistik pada tahun 2000 sebanyak
lebih dari 200 juta jiwa. Dengan hanya mengandalkan asumsi perhitungan jumlah
kotoran manusia tanpa memperhitungan sampah organik dan feses hewan ternak,
akan didapatkan hasil feses sebanyak 100 juta kg feses/hari atau 1,25 juta m3/hari
atau 11.125 juta kkal/hari. Apabila dengan asumsi konversi 1 J = 4.2 kal maka
akan didapatkan hasil total energi yang dihasilkan hanya dari jumlah penduduk
adalah sebesar 30.66 MW.

BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dengan adanya global warming (pemanasan global), berkurang sumber
daya alam yang tidak dapat diperbarui seperti BBM, biogas dapat membantu
menyelesaikan permasalahan yang muncul tentang itu. Biogas merupakan sistem
teknologi penghasil energi dengan menggunakan bahan baku kotoran atau sampah
organik. Menerapkan sistem fermentasi bakteri diciptakanlah alat biogas yang
dapat dipergunakan sebagai penghasil energi dan pembangkit listrik. Bahan yang
mudah didapatkan dan biaya yang tidak mahal tentunya sangat membantu
masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi khususnya dengan
naiknya harga BBM.

5.2 SARAN
Dari uraian dan kesimpulan yang telah disusun maka penyusun ingin
memberikan saran.
1. Semoga masyarakat luas dapat mempraktikan teknologi ini secara langsung.
2. Teknologi terus dikaji lebih dalam agar dapat menarik masyarakat untuk
menggunakannya.
3. Adanya sosialisasi dan penyuluhan dari para peneliti/ilmuan atau pemerintah
terhadap masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://megtech.net/?P=80
2. http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1123717100
3. http://binacc.blogspot.com/2008/06/contoh-karya-ilmiah-kelas-x.html
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Biogas
5. http://www.scribd.com/doc/5055298/biogas
6. http://www.dikti.go.id
7. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/teknologi-pertanian/rancang-bangun-
prototipe-reaktor-bio-gas-limbah-sapi-dengan-pengaturan-temperatur-dan-deraj

You might also like