You are on page 1of 9

Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TERHADAP


KELESTARIAN LINGKUNGAN ALAM

Verni Yuliaty Ismail


Fakultas Ekonomi Universitas YARSI

Abstract

Businesses exist for one fundamental purpose – to earn profits for their own. Issue of social
responsibility is becoming increasingly important as companies around the world enter an era of intense
competition. A number of highly visible ecological problems and environmental disasters brought about a
new spirit of environmentalism among individuals, groups, and organizations. Increasingly, managers
began to confront questions about an organization’s decisions and activities and its impact on the natural
environment, that is referred to as the greening of management.

Keywords : Social responsibility, a new spirit of environmentalism


suatu bangsa yang tak mampu berperan
PENDAHULUAN dalam dunia bisnis global bisa jatuh
menjadikorban arus globalisasi.
Perkembangan pesat teknologi Di lain pihak, bangsa yang ingin sukses
setelah perang dunia kedua telah memacu berperan dalam dunia bisnis harus mampu
dunia bisnis di negara-negara kapitalis menghadapi perubahan kebudayaan yang
menjadi semakin dinamis. Akan tetapi dapat menampung etika dalam dunia bisnis
perkembangan ini sayangnya kurang disertai yang mengglobal tersebut. Salah satu isu
dengan pemikiran dan kesadaran moral para yang menjadi perhatian serius dalam dunia
pelakunya, sehingga menimbulkan skandal- bisnis global ini adalah masalah kelestarian
skandal bisnis yang merugikan masyarakat. lingkungan alam. Karena mau tidak mau
Oleh karena itu, sejak tahun 1970-an, etika bisnis akan berkaitan dengan penggunaan
dalam dunia bisnis menjadi semakin sering sumberdaya alam, yang mesti dipikirkan juga
dibicarakan dan dituntut realisasinya (Endro, tentang kelanjutan keberadaan sumberdaya
1999). alam tersebut bagi generasi mendatang.
Fenomena lain yang sangat Indonesia sendiri telah mengikatkan
berpengaruh adalah runtuhnya sistem diri terhadap komitmen pembangunan
ekonomi komunis di Eropa Timur sekitar berkelanjutan di Rio de Janeiro, Brasil pada
tahun 1990-an. Hal ini membawa implikasi tahun 1992. Sepuluh tahun kemudian, pada
pada pesatnya arus globalisasi ekonomi tahun 2002, Indonesia bahkan menjadi tuan
kapitalis, sehingga setiap negara menjadi rumah persiapan peringatan 10 tahun
semakin sulit menghindar dari pengaruh komitmen Rio tersebut. Secara eksplisit, dua
eksternal pada perekonomiannya. Pasar momentum penting tersebut menunjukkan
menjadi semakin mengglobal, dan interaksi bahwa Indonesia memang mempunyai
bisnis semakin luas menjangkau sampai ke komitmen terhadap konsep pembangunan
pelosok. Akibatnya, aktivitas bisnis menjadi yang berkelanjutan atau sustainable
semakin berperan sebagai agen perubahan development (Keraf, 2003). Konsep
kebudayaan manusia. Bersamaan dengan itu, pembangunan berkelanjutan merupakan
persoalan moralitas dalam dunia bisnis itu paradigma yang memandang bahwa
sendiri menjadi persoalan yang mengglobal. lingkungan dan sosial budaya tidak boleh
Di dalam kerangka perubahan kebudayaan, dikorbankan hanya demi kepentingan

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

44
Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

ekonomi. Pelajaran panjang beberapa negara


di dunia hingga sekarang seharusnya PERMASALAHAN
menyadarkan kita semua bahwa
pembangunan yang hanya menitikberatkan Pertanyaan yang muncul kemudian
pada kepentingan ekonomi – dengan adalah apakah pelestarian lingkungan alam
mengabaikan kepentingan lingkungan – telah dalam pembangunan hanya merupakan tugas
membawa malapetaka bagi manusia dan dan tanggungjawab dari pemerintah dan para
kehidupan di muka bumi. aktivis yang peduli lingkungan ? Apakah
Berbagai peraturan perundangan memang dunia bisnis hanya berfokus pada
telah dikeluarkan oleh pihak pemerintah tujuan mencari keuntungan semata ? Adakah
untuk mewujudkan konsep pembangunan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. lingkungan alam ? Padahal dalam
Sebut saja salah satu diantaranya adalah kenyataannya, sebagian besar bisnis yang
Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 dilakukan oleh perusahaan, secara langsung
tentang kehutanan. Undang-undang ini maupun tidak langsung berkaitan dengan
menegaskan bahwa penggunaan kawasan lingkungan di sekitarnya, baik lingkungan
hutan untuk kepentingan pembangunan di alam maupun lingkungan sosialnya. Untuk
luar kegiatan kehutanan hanya dapat itu perusahaan perlu mengembangkan
dilakukan di dalam kawasan hutan produksi tanggungjawab sosial terhadap lingkungan
dan hutan lindung. Sementara untuk alam dalam setiap aktivitas manajemennya.
Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Karena hal ini berkaitan pula dengan
Pelestarian Alam (KPA) seperti cagar alam, eksistensi mereka di dunia bisnis.
suaka margasatwa, taman nasional, taman Tulisan ini berusaha untuk menjawab
wisata alam, dan taman hutan raya permasalahan perlunya tanggungjawab sosial
merupakan wilayah yang dilarang untuk perusahaan terhadap lingkungan alam dalam
kegiatan apapun – termasuk usaha komersial melaksanakan aktivitas bisnisnya. Pertama,
dan pertambangan (Kompas, 2003). akan dibahas tentang bagaimana pengelolaan
Dalam kenyataannya, sampai saat ini bisnis dan keterkaitannya dengan lingkungan
masih banyak terjadi kasus-kasus illegal alam dan sosial yang ada di sekitarnya. Dari
logging atau kasus eksploitasi pertambangan sudut pandang ini akan terlihat bahwa
di kawasan suaka dan pelestarian alam, yang organisasi bisnis mempunyai tanggungjawab
sangat merugikan kelestarian hutan di sosial terhadap lingkungan alam jika ingin
Indonesia. Eksplorasi dan eksploitasi hutan perusahaannya tetap eksis.
KSA dan KPA sebenarnya sangat beresiko
terhadap kelestarian lingkungan dan PEMBAHASAN
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.
Banjir, longsor, kemarau panjang, dan Perbedaan Pandangan tentang Tanggung
kebakaran hutan adalah bencana lingkungan Jawab Sosial Perusahaan
yang telah sangat mengancam kehidupan
masyarakat Indonesia> Bhkan bencana ini Bisnis merupakan aktivitas yang
juga membawa dampak bagi lingkungan cakupannya amat luas, meliputi aktivitas
global; seperti meningkatnya pemanasan eksploitasi barang tambang atau pertanian
global, asap yang mengganggu negara dari bumi, memproses bahan dasar hingga
tetangga, dan segala dampak ikutan lainnya berguna, membuat berbagai barang jadi,
merupakan bukti nyata dari dahsyatnya mendistribusikan barang, menyediakan jasa,
dampak kerusakan hutan di Indonesia menjual dan membeli barang dagangan
terhadap lingkungan global. Bahkan dari sisi ataupun aktivitas yang berkaitan dengan
ekonomis, biaya eksternal dari seluruh suatu pekerjaan untuk memperoleh
bencana lingkungan ini sangat mahal dan penghasilan. Walaupun cakupannya luas,
memberatkan ekonomi – keungan negara, namun tujuan hakikinya adalah pertukaran
termasuk menjadi biaya eksternalitas bagi barang dan jasa, dan pertukaran ini
perusahaan. dipermudah oleh medium penukar, yaitu

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

45
Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

uang. Jadi, kriteria umum aktivitas dalam murni yang menyatakan bahwa tanggung
dunia bisnis adalah penyediaan barang dan jawab sosial hanyalah untuk mencapai
jasa demi suatu pembayaran dengan uang – keuntungan yang maksimal. Pada sisi lain
baik secara tunai maupun kredit (Griffin dan berdiri posisi sosial ekonomi, yang berprinsip
Ebert, 2002). bahwa tanggung jawab berjalan dengan baik
Bisnis yang sederhana dapat disamping dengan mencapai tingkat
dilakukan oleh individu, namun semakin keuntungan, juga termasuk melindungi dan
manusia menyadari keterbatasan dirinya mengembangkan kesejahteraan masyarakat
serta dahsyatnya manfaat kerja sama antar (Robbins dan Coulter, 2002).
manusia, maka semakin banyak bisnis yang Pandangan Klasik
hanya mungkin bisa dilaksanakan oleh suatu Agumentasi dari pandangan ini
usaha bersama individu-individu yang menyatakan bahwa tanggung jawab utama
terkoordinasi dalam suatu organisasi. Dengan manajer adalah menjalankan bisnis untuk
demikian, lalu muncul pengertian kepentingan terbaik dari pemegang saham
manajemen, yaitu bagaimana mengelola (pemilik perusahaan yang sebenarnya).
organisasi tersebut agar mencapai tujuannya. Pemegang saham memiliki satu perhatian,
Dalam hal ini, lingkup kegiatan manajemen yang menjadi kepentingannya pada
adalah merencanakan, mengorganisasikan, perusahaan, yaitu pengembalian finansial.
mengarahkan (memimpin), dan mengontrol Pada saat manajer membuat keputusan
aktivitas anggota-anggota organisasi – sendiri untuk mengeluarkan sumberdaya
dengan menggunakan semua sumberdaya perusahaan untuk “kepentingan sosial”,
yang dimiliki dan diperoleh organisasi untuk mereka menambahkannya dalam biaya
mencapai tujuannya. Melalui manajemen operasional perusahaan. Biaya-biaya ini akan
yang efektif, organisasi bisnis menjadi ditanggung konsumen dalam bentuk harga
kohesifm, akibatnya pengertian bisnis lantas yang lebih tinggi atau ditanggung oleh
bergeser dari “aktivitas” menjadi “entitas”. pemegang saham berupa penegembalian
Bentuk “entitas” yang umumnya disebut keuntungan sebagai deviden yang jumlahnya
perusahaan itu bisa berupa perusahaan lebih kecil.
perseorangan, persekutuan, koperasi, atau Pada pandangan ini tidak dikatakan
perseroan terbatas. Disinilah bermula bahwa perusahaan seharusnya tidak
perdebatan tentang persoalan tanggung mempunyai tanggung jawab secara sosial.
jawab sosial bisnis (perusahaan) dan Tetapi bentuk luas dari tanggungjawab
persoalan-persoalan etika pada umumnya tersebut adalah memaksimalkan keuntungan
(Robbins dan Coulter, 2002). bagi pemegang saham.
Tanggung jawab sosial merujuk pada Pandangan Sosial Ekonomi
cara bisnis berusaha untuk menyeimbangkan Pandangan Sosial Ekonomi
komitmen mereka pada kelompok-kelompok didasarkan pada keyakinan bahwa harapan
dan individu-individu di lingkungan mereka. masyarakat terhadap bisnis telah berubah.
Kelompok dan individu ini sering disebut Perusahaan bukanlah entitas berdiri
sebagai pihak-pihak yang berkepentingan sendiri/bebas yang hanya bertanggung jawab
terhadap organisasi atau “organizational pada pemegang saham. Mereka juga
stakeholders”; termasuk konsumen, bisnis- bertanggung jawab pada masyarakat yang
bisnis lain, pegawai, dan investor. Kelompok, lebih luas yang mengesahkan kreasi-kreasi
individu, dan organisasi tersebut yang secara mereka melalui berbagai hukum dan
langsung dipengaruhi oleh praktek-praktek peraturan dan mendukung mereka dengan
organisasi dan, lebih jauh memiliki membeli produk dan jasa mereka. Tambahan
kepentingan pada kinerja organisasai lagi, pendukung pandangan sosial ekonomi
tersebut. yakin bahwa organisasi bisnis tidak hanya
Secara umum, pandangan tentang sekedar institusi ekonomi. Masyarakat
tanggung jawab sosial bisnis difokuskan pada menerima bahkan mendorong bisnis untuk
dua pandangan ekstrim. Pada satu sisi, menjadi terlibat dalam isu-isu sosial, politik,
terdapat pandangan ekonomi klasik atau dan hukum.

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

46
Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Semakin banyak dan semakin banyak berupa individu atau institusi yang
lagi organisasi di seluruh dunia yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
mengambil tanggung jawab sosial mereka tindakan, keputusan, kebijakan, praktek-
dengan serius. Kenyataannya, survei tentang praktek atau tujuan perusahaan itu secara
pemilik bisnis melaporkan bahwa 68 persen institusional disebut pihak-pihak yang
akan melanjutkan praktek-praktek tanggung berkepentingan atau stakeholders (Endro,
jawab mereka secara sosial bahkan walaupun 1999).
mereka menemukan bahwa kativitas-aktivitas Beberapa perusahaan yang terdorong
tersebut memotong keuntungan mereka. untuk bertanggung jawab kepada
Perkembangan situasi bisnis pada “stakeholder” atau pihak yang
masa globalisasi, yaitu memasuki abad XXI berkepentingan pada mereka, berkonsentrasi
menuntut perusahaan untuk mampu bersaing pertama dan yang paling penting pada lima
di pasar global; dengan lebih menekankan kelompok utama : pelanggan, pegawai,
pada kinerja yang bagus, menjunjung investor, supplier, dan masyarakat lokal
transparansi, mentaati etika bisnis, dan dimana mereka melakukan bisnis. Mereka
menjalankan tanggung jawab sosial (corporate dapat memilih pihak berkepentingan lainnya
social responsibility). Inti dari pencitraan yang yang secara tertentu relevan atau penting bagi
baik pada perusahaan meliputi kepekaan organisasi dan berusaha untuk menunjukkan
sosial, keramahan lingkungan, kepiawaian kebutuhan dan harapan mereka sebaik
teknologi, dan kecermatan ekonomi mungkin (Griffin dan Ebert (2002).
(Budianta, 2003).
Model tanggung jawab “Pihak yang
Bisnis dan Lingkungannya Berkepentingan” dapat dilihat pada gambar
di bawah ini dan masing-masing akan
Keberadaan suatu bisnis terwujud dijelaskan lebih lanjut.
dalam keterkaitan dengan lingkungan
masyarakatnya, sehingga terputusnya o Pelanggan : Bisnis yang bertanggung jawab
hubungan perusahaan dengan lingkungan - pada konsumen, mereka terdorong untuk
terutama pihak-pihak yang berkepentingan memperlakukan konsumen secara adil dan
langsung dengan perusahaan - jelas akan jujur. Mereka juga menawarkan harga yang
membahayakan keberadaannya. Sebaliknya, pantas, menghargai garansi, komitmen
sikap dan tindakan yang baik dari lingkungan untuk memenuhi kebutuhan, dan bertahan
akan menjamin keberadaan dan vitalitas dengan kualitas produk yang mereka jual.
hidup perusahaan. Lingkungan masyarakat

Gambar 1. Model Tanggung Jawab “Stakeholder”

Pegawai Investor

PERUSAHAAN

Masyarakat Suplair
Lokal
Pelanggan

Sumber : Griffin, R.W. & Ebert, R.J. dalam Businesses – Sixth Edition (2002)

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

47
Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

o Pegawai : Bisnis yang bertanggung jawab lingkungan di sekitarnya. Perusahaan tidak


secara sosial dalam menghadapi pegawai, hanya menyesuaikan diri dengan
memperlakukan pegawai secara adil, perubahan, tapi juga mengkomunikasikan
membuat mereka sebagai bagian dari tim, perubahan. Perusahaan ikut
dan menghormati kemuliaan dan kebutuhan menumbuhkembangkan budaya industri
dasar manusia mereka. Disamping itu, pada masyarakat sekitar. Perusahaan
beberapa perusahaan juga melakukan menjadi agen perubahan yang dipahami
perluasan yang bagus untuk menemukan, dan didukung oleh masyarakat, para pihak
memperkerjakan, dan mempromosikan yang berkepentingan dalam perusahaan
masayarakat minoritas yang berkualitas. (stake holders). Inilah tanggung jawab sosial
o Investor : Untuk mempertahankan tanggung perusahaan yang bersifat “beyond company”
jawab posisi sosial terhadap investor, (Budianta, 2003).
manajer harus mengikuti prosedur akuntansi Urusan ”beyond company” ini
yang tepat, menghasilkan informasi yang biasanya juga “beyond compliance”, lebih
sesuai untuk para pemegang saham tentang dari sekedar taat pada peraturan. Pada
kinerja keuangan, dan mengelola organisasi tahap-tahap awal, diperlukan jiwa yang
untuk melindungi hak-hak pemegang saham terbuka, bebas dari wasangka , meskipun
dan investasi. Mereka harus akurat dan terus harus tetap waspada. Perusahaan sadar
terang dalam menilai pertumbuhan dan bahwa modal utamanya bukan hanya
tingkat keuntungan dan menghindari mesin yang canggih, uang berlimpah, atau
penampilan yang tidak tepat pada area-area merk dagang yang terkenal, tapi juga
yang sensitif, seperti “insider trading”, hubungan baik dengan lingkungan baik
manipulasi harga saham, dan menahan data alam maupun manusia. Perusahaan tidak
finansial. lagi bertumpu pada informasi yang
o Suplier : Hubungan dengan supplier dirahasiakan, tapi juga pada pengetahuan
atau pemasok harus dikelola dengan yang dibagi. Perusahaan perlu
baik. Beberapa perusahaan sekarang membagikan ilmunya pada khalayak, agar
mengenali pentingnya pengaturan ikut menjadi lebih produktif, inovatif, dan
kerjasama yang saling menguntungkan apresiatif pada perilaku industri.
dengan pemasok. Jadi mereka tetap
menginformasikan tentang rencana ke Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
depan, jadwal pengiriman dan harga terhadap Lingkungan Alam : “Greening
yang disepakati kedua perusahaan. of Management”
o Masyarakat Lokal : Akhirnya, sebagian
besar bisnis berusaha untuk Pada saat mendefinisikan rasa
bertanggung jawab secara sosial pada tanggung jawab sosialnya, perusahaan
masyarakat lokal mereka. Mereka secara khusus berhadapan dengan empat
dapat memberi kontribusi pada wilayah yang menjadi kepeduliannya :
program lokal, dan berusaha untuk tanggung jawab terhadap lingkungan alam,
menjadi warga perusahaan yang baik pelanggannya, pegawainya, dan
dengan meminimalkan dampak negatif investornya (Griffin dan Ebert, 2002).
mereka pada masyarakat. Tanggung jawab terhadap pelanggan,
Saat ini, sukses atau gagalnya pegawai, dan investor secara ringkas telah
perusahaan didasarkan pada hubungan, disinggung pada pembahasan tentang
komunikasi, atau relasinya dengan para “stake lingkungan perusahaan. Pada kesempatan
holders”. Kemampuan dan kemauan melakukan ini, sesuai tujuan pembuatan makalah akan
hubungan baik inilah, yang dipahami sebagai dibahas mengenai tanggung jawab bisnis
perilaku perusahaan atau “corporate behaviour”. terhadap lingkungan alam.
Perusahaan ditantang untuk memahami Sejumlah masalah ekologi yang
kontelasi masyarakat dan dipahami oleh sangat jelas dan bencana lingkungan, yang

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

24
Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

lebih besar dari polusi-polusi yang telah memenuhi kewajiban sosial); yang lain
disebutkan sebelumnya, seperti tumpahan membuat perubahan radikal dalam cara
minyak, keracunan merkuri di Jepang, dan mereka melakukan bisnis. Produk dan dan
kecelakan pabrik tenaga nuklir di Mile Island proses produksi menjadi lebih bersih.
dan Chernobyl menumbuhkan semangat baru Contohnya, Perusahaan 3M telah menjadi
tentang “environmentalisme” diantara individu, pemimpin pada usaha pengurangan
kelompok, dan organisasi. Secara meningkat, limbah dengan program 3 Ps-nya (Pollution
para manajer mulai berhadapan dengan Prevention Pays). Dupont, Xerox dan IBM
pertanyaan tentang dampak organisasi pada telah memfokuskan program lingkungan
lingkungan alam. Perhatian terhadap mereka pada pencegahan polusi , tidak
hubungan dekat antara keputusan-keputusan hanya pada pembersihannya. Contoh yang
dan aktivitas-aktivitas organisasi dan baik di dalam negeri adalah apa yang
dampaknya pada lingkungan alam disebut dilakukan oleh PT Aqua Golden
dengan “greening of management” atau Mississippi, yang bekerjasama dengan
penghijauan manajemen (Robbins dan Coulter, Dana Mitra Lingkungan, untuk melakukan
2002). pengumpulan dan daur ulang bekas botol
Satu isu “hijau” yang manajer harus plastik air minum kemasan dengan
hadapi begitu mereka menjadi lebih terlibat Program PEDULInya (Pengembangan
dalam melindungi lingkungan alam adalah Daur Ulang Limbah).
perhatian pada kunci masalah-masalah Satu pendekatan peran organisasi
lingkungan global dan bagaimana masalah- pada tanggung jawab terhadap lingkungan
masalah ini berubah. Beberapa yang lebih adalah menggunakan istilah “shades of
serius adalah melibatkan habisnya sumberdaya green” untuk menjelaskan pendekatan
alam, pemanasan global, polusi (udara, air, dan berbeda tentang aktivitas yang dapat
tanah), kecelakaan industri, dan limbah dilakukan organisasi terhadap lingkungan
beracun. Bagaimana hal ini bisa terjadi ? alam (Freeman dkk, 1995). Pendekatan ini
Sebagian besar kesalahan ditempatkan pada didasarkan pada tingkat sensitivitas
aktivitas industri di negara-negara berkembang organisasi terhadap lingkungan dan terdiri
(secara ekonomi berlebihan) selama lebih dari dari empat pendekatan, yaitu :
setengan abad terakhir. Beberapa laporan telah ‰ Pendekatan Hukum (Legal Approach) :
memperlihatkan bahwa masyarakat secara pada pendekatan ini, organisasi
berlebihan mengkonsumsi 75% energi dan menunjukkan sensitivitas lingkungan
sumberdaya dunia dan menghasilkan sebagian yang kecil. Mereka mematuhi hukum,
besar limbah industri, beracun, dan konsumen. undang-undang, dan peraturan dengan
Gambaran sama yang mengganggu adalah sukarela dan tidak menentang hukum,
bahwa populasi dunia terus tumbuh dan begitu dan mereka bahkan dapat menggunakan
negara menjadi lebih berorientasi pasar dan hukum untuk kepentingan mereka
berlebihan, masalah lingkungan global sendiri, tetapi itulah jangkauan mereka
menjadai lebih memburuk. Bagaimanapun, untuk menjadi “hijau”. Contohnya :
organisasi-organisasi di seluruh dunia – besar produk tahan lama dan penyulingan
dan kecil – telah memenuhi tanggung jawab minyak mengambil pendekatan hukum
mereka untuk menghargai dan melindungi dan mematuhi hukum dan peraturan
lingkungan alam. Peran apa yang dapat lingkungan yang relevan.
organisasi mainkan dalam menyelesaikan ‰ Pendekatan Pasar (Marker Approach) :
masalah-masalah lingkungan global ? Atau begitu organisasi menjadi lebih sadar
dengan kata lain, bagaiamana mereka dapat dan sensitif pada isu-isu lingkungan,
“menjadi hijau?” mereka dapat mengadopsi pendekatan
Ada banyak hal yang dapat dilakukan pasar. Pada pendekatan ini, organisasi
manajer dan organisasi untuk melindungi dan merespon preferensi lingkungan dari
memelihara lingkungan alam. Beberapa pelanggannya. Apapun yang
organisasi melakukan tidak lebih dari apa yang pelanggan minta dalam kaitannya
dibutuhkan oleh hukum (yaitu mereka dengan produk yang ramah

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

49
Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

lingkungan akan menjadi apa yang untuk mendaur ulang dan untuk
organisasi penuhi. Contoh : Perusahaan mengurangi baik limbah dan konsumsi
DuPont mengembangkan tipe herbisida energi dalam rangka merespon
baru yang membantu petani di seluruh permintaan berbagai pihak yang
dunia mengurangi penggunaan rutin zat- berkepentingan.
zat kimia. Dengan mengembangkan ‰ Pendekatan Aktivis (Activist
produk ini, DuPont merespon permintaan Approach) : disebut juga pendekatan
pelanggan (petani) yang ingin “hijau tua”, yaitu organisasi yang
meminimalkan penggunaan zat-zat kimia menjadikan pendekatan ini untuk
pada tanaman pertanian mereka. mencari jalan dalam menghargai dan
‰ Pendekatan “Stakeholder” (Stakeholder memelihara bumi dan sumberdaya
Approach) : pada pendekatan ini organisasi alamnya. Pendekatan aktivis
memilih untuk merespon kebutuhan yang menggambarkan tingkat tertinggi dari
beragam yang dibuat oleh pihak-pihak sensitivitas terhadap lingkungan dan
yang berkepentingan terhadap organisasi ini merupakan ilustrasi yang bagus
(stakeholder). Pada pendekatan tentang tanggung jawab sosial. Contoh
“stakeholder” , organisasi yang hijau akan : Ecover, perusahaan Belgia yang
bekerja untuk memenuhi permintaan- memproduksi produk-produk
permintaan dari kelompok seperti pegawai, pembersih dari sabun alamiah dan
pemasok, atau masyarakat. Contohnya : bahan-bahan mentah yang “renewable”,
Perusahaan Komputer Compaq menjalankan pabrik dengan emisi yang
mengembangkan program perusahaan mendekati nol.
untuk meminimalkan emisi yang merusak ,

Gambar 2. Model Pendekatan untuk Menjadi “Hijau”

Rendah Sensitivitas Lingkungan Tinggi

Pendekatan Pendekatan Pendekatan. Pendekatan


Hukum Pasar “Stakeholder” Aktivita

(Hjau Muda) (Hijau Tua)

Sumber : R. E. Freeman, J. Pierce, and R. Dodd. Shades of Green : Business Ethics and the
Environment (New York : Oxford University Press, 1995).

Berdasarkan pendekatan “shades of tanggung jawab yang tinggi terhadap


green” ini, ditunjukkan bagaimana perbedaan lingkungan alamnya. Berdasarkan model
tingkat tanggung jawab organisasi bisnis tersebut, tingkat warna “hijau” organisasi
terhadap lingkungan. Jadi, bentuk kegiatan berbeda, mulai dari hijau muda untuk
atau pengelolaan bisnis yang dilakukan oleh pendekatan hukum, sampai hijau tua untuk
organisasi bisnis juga beragam. Mulai dari organisasi yang sadar lingkungan untuk
organisasi yang hanya sekedar menghindari pendekatan aktivis.
pelanggaran hukum yang berlaku, atau untuk Apapun motivasi yang dilakukan
memenuhi keinginan pelanggan agar tingkat oleh organisasi bisnis dalam menunjukkan
penjualan mereka tinggi, sampai organisasi kepeduliannya terhadap lingkungan alam,
yang sadar dan memang mempunyai rasa pada dasarnya mereka menunjukkan bahwa

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

50
Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

mereka mempunyai keterkaitan dengan masyarakat (LSM) lokal dan dunia harus
lingkungan mereka, yaitu pihak-pihak yang ditingkatkan perannya dalam menumbuhkan
berkepentingan dengan bisnis mereka, baik tanggung jawab sosial perusahaan-
lingkungan sosial maupun lingkungan alam. perusahaan tersebut. Mengapa ? Karena
Mereka harus mematuhi hukum, yang sekali lingkungan alam ini rusak, maka
dikeluarkan pemerintah kalau tidak ingin izin dampaknya bagi kehidupan manusia dan
usahanya dicabut. Mereka harus memenuhi generasi yang akan datang sangat merugikan
permintaan pasar, kalau tidak ingin eksistensi mereka di muka bumi.
pelanggan mereka lari pada perusahaan lain. Sementara itu dari sisi organisasi
Mereka harus memenuhi keingianan bisnis, tanggung jawab sosial organisasi bisnis
masyarakat dimana lokasi usaha berada, sebagai keutamaan dalam mengelola
kalau ingin perusahaan mereka tetap bisnisnya, mutlak diperlukan untuk eksistensi
bertahan. Bahkan mereka juga harus sadar orgnisasi bisnis itu sendiri . Keutamaan
secara moral bahwa mereka juga mempunyai pelaku bisnis hanya akan tumbuh
tanggung jawab menjaga dan memelihara berkembang dan teraktualisasi bilamana ada
lingkungan alam itu sendiri, sebagai bentuk ruang yang disediakan oleh keutamaan sosial
tanggung jawab terhadap eksistensi generasi (keadilan : keutamaan individu yang
manusia di masa yang akan datang. berdimensi sosial). Sebaliknya keutamaan
Kualitas keberadaan perusahaan ini sosial hanya akan bermakna kalau ada
bergantung pada keterkaitannya dengan tindakan-tindakan kongkret pelaku bisnis
lingkungan. Kalau lingkungan masyarakat dalam kerangka keutamaan sosial tersebut
mempunyai harapan dan tuntutan etis yang (Endro, 1999).
makin besar kepada perusahaan, sementara Masalahnya, tidak setiap pelaku
perusahaan mau menghindar dengan dalih bisnis memiliki keutamaan dan tidak semua
amoralitas bisnis dan berperilaku menolak komunitas memiliki keutamaan sosial. Ada
tuntutan tersebut, maka keberadaan dua cara untuk mengatasi masalah ini :
perusahaan bisa terancam. 1. Upaya jangka panjang melalui
Melihat kondisi ini peranan pendidikan moral dan atau
pemerintah, masyarakat (sebagai konsumen pembinaan keutamaan
dan sebagai aktivis lingkungan), pemilik 2. Upaya jangka pendek dengan
(investor), atau industri lain (pemasok) mengandalkan integritas para pelaku
memegang peranan penting untuk bisnis yang memiliki keutamaan
menumbuhkan tanggung jawab sosial untuk menyusun struktur dan
organisasi bisnis terhadap lingkungan alam. peraturan yang berkeutamaan.
Bahwa kelestarian lingkungan dan
pembangunan yang berkelanjutan Kedua cara tersebut tidak bisa lepas dari
merupakan tanggung jawab kita semua konsep konkret suatu perubahan sebagai
sebagai umat manusia yang mendiami bumi. aktualisasi potensi sebagai potensi, artinya
Permasalahan tentang kasus konsesi perubahan mesti gradual dengan mengubah
tambang di hutan lindung antara pemerintah potensi menjadi realita bersamaan dengan
dan perusahaan-perusahaan pertambangan, memupuk potensi yang mau diaktualisasikan
yang telah disampaikan pada pendahuluan, menjadi realita.
tidak perlu terjadi dengan berlarut-larut
apabila semua pihak sadar akan tanggung
jawab mereka terhadap kelestarian sumber
daya alam. Kalaupun kesadaran pelaku bisnis
masih rendah dalam hal ini, maka peran
“stake holder” seperti pemerintah,

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

51
Dikta Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Kesimpulan Daftar Pustaka


Berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya
maka ada beberapa hal yang dapat Budianta, E., 2003. Humanisme Bisnis. Jakarta :
disimpulkan Pustaka Pembangunan Swadaya
1. Persoalan moralitas dalam dunia Nusantara.
bisnis sudah menjadi persoalan yang Endro, G. 1999. Redefinisi Bisnis : Suatu
mengglobal, sejalan dengan derasnya Penggalian Etika Keutamaan Aristoteles.
arus globalisasi ekonomi di dunia. Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo.
Sejumlah masalah ekologi dan
bencana alam yang muncul, telah Freeman, R.E. et al. 1995. Shades of Green :
membawa ‘semangat peduli Business Ethics and the Environment.
lingkungan’ pada organisasi bisnis. New York : Oxford University Press.
2. Sebagai bentuk tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap kelestarian Griffin, R.W. and R. J. Ebert. Business – 6th ed.
lingkungan, para manajer mulai New Jersey : Prentice – Hall International,
berhadapan dengan pengambilan Inc.
keputusan dan pelaksanaan aktivitas
organisasi yang memperhatikan Keraf, A. S. “Kontroversi Pembangunan di
dampaknya pada lingkungan alam. Hutan Lindung”. Jakarta : Kompas 13 Juli
3. Tanggungjawab sosial perusahaan 2003 – Halaman 31.
terhadap lingkungan merupakan
wujud dari keterkaitan perusahaan Kompas. “Di Tengah Kepentingan Ekologi, Duit,
dengan para ‘stakeholder’nya dan Perut Rakyat.” Minggu, 13 Juli 2003,
Halaman 28.

Robbin, S.P. and M. Coulter. Management – 7th


ed. New Jersey : Prentice - Hall
International, Inc.

Volume 2 Nomor 3, Desember 05/ Dzulqa’idah 1426 H ISSN 1411 - 0776

52

You might also like