You are on page 1of 57

DIETETIKA PENY.

INFEKSI DAN DEFISIENSI

Pertemuan 1

Deskripsi mata kuliah

 Pengertian pelayanan gizi terpadu

 Penerapan prinsip diit dalam keadaan sakit.

Terapi diet : penyakit defisiensi , kegemukan atau pengaturan BB, saluran

cerna, infeksi, hati dan kantung empedu.

Tujuan kurikuler

 Pada akhir pendidikan, peserta didik mampu memberikan pelayanan diet

secara terpadu dan berkesinambungan terhadap pasien dengan penyakit

saluran cerna, infeksi, peny.hati dan kantung empedu, juga pengaturan berat

badan.

Pokok bahasan

 Terapi diet dalam upaya penyembuhan dan pemulihan.

 Asuhan gizi terpadu dalam sistem pelayanan.

 Standar makanan dan penggolongan menurut kepadatan.

 Susunan menu dan cara memasak.

 Langkah-langkah dalam pelayanan gizi pasien.

 Penerapan diet penyakit defisiensi, saluran cerna, infeksi, penyakit hati dan

empedu, serta pengaturan Berat badan.

Sejarah

 Hipocrates (460-370 SM) à makanan berperan untuk penyembuhan penyakit .

Contoh : (madu, air, serealia – menyembuhkan diare dan demam).

1
 Florence Nightingale (l854) : pioner di bidang perawatan dan dietetik

(makanan dapat mengobati prajurit yang luka).

 DR. FW Facy (l870) : mengajar food dan dietetic. Perlunya makanan yang

sesuai untuk orang sakit dan sehat . Jika pengelolaan makanan tidak baik dapat

menyebabkan gizi kurang/buruk.

Perkembangan di Indonesia

 1888 berdiri lab. Kesehatan oleh Belanda dan tahun l938 diubah menjadi

lembaga Eykman di Indonesia

 1950/1951 berdiri sekolah mendidik ahli diet 1 tahun--- disempurnakan 3

tahun

 2004 --- dikembangkan pendidikan Gizi Strata I

 Pendidikan Gizi : tenaga ahli madya dan ahli gizi.

Perkembangan konsep sehat

 Masy primitif : sehat berarti bebas dari penyakit

à pelayanan sifatnya kuratif

 Masy modern : sehat perlu dikelola dan disiapkan à preventif

 Pencegahan penyakit à kesehatan dan kualitas hidup masyarakat meningkat

termasuk angka harapan hidup bangsa

 5 level pencegahan penyakit : promosi, preventif, pencegahan dini, kuratif dan

rehabilitatif

Perkembangan konsep gizi

 Masyarakat makin maju -à faktor lingkungan dan perilaku merupakan faktor

utama menyebabkan seseorang sakit

 Faktor lingkungan dan perilaku (lingkungan biologi, sosial, fisik dll)

 Tujuan makan à kesehatan dan gizi

2
 Prinsip (adequat, seimbang, kontrol energi, densitas zat gizi, variasi,moderat

(sedang).

 3 B (beragam, berimbang, bergizi)

 Kebutuhan makan : umur, jenis kelamin, Berat badan, aktifitas, faktor stress

dll

Terminologi

 Makanan : bahan selain obat mengandung zat gizi dan berguna untuk

mempertahankan kehidupan dan mengganti jaringan yang rusak

 Diit : - makanan sehari-hari

- makanan yg diatur

- makanan diatur jumlah dan jenisnya u

memenuhi kebutuhan /kepentingan

tertentu.

 Dietetika : ilmu dan seni yang mengatur perencanaan, persiapan dan penyajian

makanan seseorang sesuai prinsip gizi yang pengaturannya

mempertimbangkan ekonomi, sosial dan psikologi.

 Profesi yang memperhatikan ilmu dan seni pelayanan gizi pada manusia

sebagai komponen kesehatan yang esensial à PERSAGI, ASDI

 Terapi diit : bag. Dari dietetik yang khusus menggunakan makanan utk tujuan

penyembuhan.

 Status gizi : keadaan seseorang sebagai akibat penggunaan zat gizi yang

diperoleh tubuh -à antropometri, biokimia, klinis , konsumsi (anamnesa

riwayat gizi)

3
Terapi diit penting?

 Sakit à kebutuhan gizi meningkat karena makan bukan hanya memenuhi

kebutuhan organ, meningkatkan daya tahan, mengganti sel yang rusak dan

mempercepat penyembuhan.

 Meningkatnya masalah gizi kurang di rumah sakit

Pasien RS – malnutrition

 Pada waktu masuk sudah kurang gizi

 Pembatasan diit terlalu lama

 Makan kadang terlewatkan karena terganggu pemeriksaan medis atau nafsu

makan kurang

Prinsip dan konsep dasar Terapi diit

 Memelihara atau mempertahankan status gizi (koreksi kelebihan atau

kekurangan)

 Memberikan istirahat organ.

 Menyesuaiakan BB dengan kondisi yang diinginkan.

 Menyediakan makanan sesuai toleransi dan metabolismenya : jumlah, jenis,

dan waktu.

Kunci keberhasilan manajemen diet

 Individu → manusia unik → latar belakan fisiologi, emosi, sosial, ekonomi

dan budaya yang berbeda. Oleh karena melakukan wawancara baik kepada

indevidu tersebut atau keluarge merupakan kunci keberhasilan( mengambil

data riwayat dll)

Makanan berkualitas

 Makanan yang dipilih, disiapkan dengan tujuan tertentu, memenuhi kebutuhan

gizi, dapat diterima, atraktif dan aman.

4
Alat bantu ahli gizi– asuhan gizi

 PUGS

 KGA

 Penuntun diit

 Daftar komposisi bahan makanan

 Daftar penukar

 Daftar Interaksi obat dan zat gizi

 Nilai normal hasil lab

Cara menghitung kebutuhan energi

 Bayi : 110 – 120 Kal/kg BB

 Anak : 1000 + (100 x umur dlm th) atau

Umur Kal/kgBB RDA (89) CMBRG

1-3 th 105 102 100

4-6 th 90 89,6 90

7-9 th 75 73,2 80

10-12 th 65 (laki) 65,3 70

55 (prm) 54,6 60 (13-15 th)

50 (>15 th)

Cara menghitung BBI

 Bayi : Panjang/TB naik 24, 12, 8 cm selama th 1, 2, 3. kemudian naik 4 cm s.d

8 th

 Anak : BBI = (umur (th) x 2 ) + 8

 Dewasa : brocca

TB – 100 plus minus 10%, kecuali wanita TB 155 cm, laki2 TB 160 cm tdk

dilakukan koreksi

5
Cara menghitung kebutuhan energi

 Remaja :

13-15 th 55 Kal/kgBB (laki2)

45 Kal/kgBB (perempuan)

16-19 th 45 Kal/kgBB (laki2)

40 Kal/kgBB (perempuan)

Rata2 45 Kal/kgbb utk laki & perempuan

 Metode I (Cooper dkk)

BMR = 1 Kal/kgBB ideal/jam + aktifitasfisik

Pertambahanan aktifitas fisik : bed rest 10%, ringan 30% sedang 50%, agak

berat 75%, berat 100%

 Metode II (Krause) : aktifitas Kal/kgBBI/hr

bed rest :27,5; sangat ringan 30; ringan 35 sedang 40; berat 45

 Metode Harris Benedict utk dewasa

BEE laki2= 66,47 +13,75(BB) + 5(TB)-6,75 (U)

BEE Perempuan=655,1+9,56(BB)+1,85(TB)-4,67 (U)

Keb energi = BEE x faktor aktifitas x faktor stres

Cara menghitung kebutuhan bayi dan anak

 Bayi : 120 -110 kg/BBI

 Anak

 A. 1000 + (100 X umur dalam tahun)

 Aturan berat : 10 kg berat pertama x 100 + 10 kg berat kedua x 50 kg cal + 10

kg Berat ke3 x 25 kg)

Distribusi total energi ke dalam HA, protein & lemak

 HA 50-60%

6
 Protein : 10-15%

bayi 8-10 %, anak 10%, remaja 12%, dewasa 10-15%

 Lemak

dewasa aktif sedang 20-25%, anak remaja sangat aktif 30-35%

7
Manajemen asuhan gizi pasien

Pertemuan 2

3 asuhan, terdiri dari

 Asuhan Gizi

 Asuhan Keperawatan

 Asuhan Medis

Mekanisme asuhan gizi (PGRS)

Pelayanan gizi/asuhan gizi/dietetic process (DAA)

• Adalah proses yg dinamis sebab pasien sbg fokus asuhan gizi selalu berubah,

pd saat yg sama terjadi perubahan penyakit akibat intervensi medis, gizi &

sosial

• Proses pelayanan diet berupa siklus manajemen penyakit & pasien/klien

sekaligus

8
Model Pelayanan Gizi Rawat Inap & Rawat Jalan (Penuntun Diet)

Terapi Gizi Medis (MNT)

• Tahun 1990 à mempromosikan manfaat pengelolaan/pengobatan penyakit

dengan gizi.

• Komponen : Pengkajian gizi, penyediaan modifikasi diet, konseling gizi,

terapi gizi khusus.

• Tahun 2001 : manfaat MNT adalah diagnosa gizi, pemberian terapi &

konseling untuk tujuan penanganan penyakit yang dilakukan oleh RD atau

profesional gizi.

Nutrition Care Process (ADA 2006)

• Metode pemecahan masalah yang sistematis dan digunakan profesi dietetik

secara kritis dalam membuat keputusan tentang masalah gizi & penyediaan

pelayanan gizi yang berkualitas & efektif secara aman.

Tujuan NCP (Nutrition Care Process)

• Metode sistematik & terstruktur à berfikir kritis dalam membuat keputusan

• Mengelola pelayanan gizi secara menyeluruh (holistik) dan ilmiah

• Membantu pasien memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatannya

9
• Menghasilkan dampak yang baik

4 step dalam NCP

1. Nutrition assessment (pengkajian gizi)

2. Nutrition diagnosis (diagnosa gizi)

3. Nutrition intervention (intervensi gizi)

4. Nutrition monitoring & evaluatin (monitoring & evaluasi gizi)

Asessmen atau pengkajian gizi

• Skrining atau asessmen awal dilakukan setelah pasien dirawat 1-3 hari untuk

mengetahui apakah pasien butuh asessmen lanjutan

• Skrining dapat dilakukan dengan cepat misal adanya penurunan BB (10%)

dalam waktu singkat perlu di kaji lebih lanjut untuk mencegah adanya gizi

kurang, dengan Subyektif Global Assessment (SGA) dll

• Asessmen lanjutan : sosek, status gizi, data lab, data medik & riwayat gizi

Pengkajian Gizi

• Menggunakan data riwayat gizi melalui wawancara & pengukuran

• Meliputi : BB, TB, riwayat BB; Data pemeriksaan biokimia; asupan makan,

kemampuan menerima, mengunyah, menelan makanan, pasien makan sendiri,

fungsi organ saluran cerna, ada konstipasi, kembung, diare, food

alergi/tolerance; obat yg diminum (potensi adanya interaksi obat & gizi),

adanya trauma, infeksi, luka bakar, stress, faktor yang pengaruhi status gizi

(kesukaan, budaya dll)

• Riwayat gizi : makanan yang disukai & tidak disukai, tipe makanan yang

dikonsumsi sehari-hari (recall makan 24 jam, asupan makan setiap hari & hari

libur), frekuensi makan & waktu makan, fasilitas masak, anggaran makan

perorang perhari, jenis suplemen yg dikonsumsi (tablet, kapsul, vitamin dll)

10
• Kebutuhan diet selama dirawat : makanan yg disukai & tidak disukai,

preskripsi diet & alasan diberikan diet tsb, nafsu makan (kemampuan

mengunyah, ada mual/muntah, kembung/nyeri dll), ada hambatan fisik

Perencanaan

• Berdasarkan hasil asessmen dibuat rencana pelayanan gizi meliputi preskripsi

diet, tujuan diet & strategi mencapai tujuan

• Mis pasien DM dg kelebihan BB

• Tujuan :

Menurunkan glukosa darah s.d.batas normal dalam waktu 1 bln

Menurunkan BB secara bertahap s.d. batas normal dalam waktu 3 bln

Mampu memilih jenis & jumlah makanan sesuai kebutuhan

• Strategi : menetapkan preksripsi diet dg tepat, menyediakan makanan sesuai

kebutuhan gizi, selera, kemampuan menerima, memberikan penyuluhan &

konsultasi gizi.

Tujuan terapi diet

• Memelihara/mempertahankan kesehatan melibatkan : pencegahan (preventif),

diagnosa dini, penyembuhan (kuratif) dan istirahat (keseimbangan hidup baik

sbg individu/masyarakat)

• Contoh :

Terapi diet pasien Diabetes Melitus (DM) tidak hanya penyembuhan DM,

namun memikirkan pencegahan penyakit baru yg diakibatkan karena DM,

misal perlu memperhatikan asupan lemak, menurunkan BB (kalau pasien

gemuk), mengurangi asupan garam (bila ada tanda-tanda hipertensi),

kesimpulan terapi diet harus berfikir menyeluruh (holistik)

11
Implementasi & Evaluasi

• Implementasi pelayanan gizi hendaknya sesuai rencana

• Implementasi pelayanan gizi dievaluasi berdasarkan hasil lab, asupan makan,

antropometri/status gizi, sikap, perilaku dan pengetahuan tentang makanan, &

perkembangan penyakit secara keseluruhan

• Jika hasil evaluasi tidak mencapai tujuan atau timbul masalah maka dilakukan

peninjauan ulang disetiap langkah pelayanan gizi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam terapi diet atau asuhan gizi

• Keadaan penyakit yg perlu perubahan diet : kondisi akut, kronis, data klinis,

lab

• Kemungkinan lamanya penyakit

• Alasan perubahan diet, karakteristik diet, keuntungan & kerugiannya,

modifikasi diet & indikasi penggunaannya

• Toleransi pasien terhadap makanan

Pengaruh penyakit terhadap penerimaan makanan

• Stress karena penyakit : kecemasan, rasa takut dll

• Pengaruh obat : anoreksia, mempengaruhi absorpsi & utilisasi

• Pengaruh sakit terhadap proses penyakit, kebiasaan makan dll

• Stress gizi : trauma, infeksi, stress psikis dan lain - lain dapat menyebabkan

keseimbangan zat gizi terganggu

• Modifikasi diet : cenderung menambah problem dan perlu konsultasi gizi

Hal - hal yg perlu perhatian dalam penyembuhan penyakit secara individu

• Ingin dilayani secara individu (setiap pasien punya kebutuhan psikis, sosial &

spiritual)

12
• Pasien haurs berperan dalam pengobatan, harus diberi pengertian tentang

pengobatannya

• Pasien mengharap setiap tingkah laku dapat diterima sebagai bagian dari

sakitnya

• Mengharap akan dilayani dengan ramah, sabar & penuh perhatian

Dokumentasi SOAP

• S (subyektif) : catt bgm asumsi & keluhan ps ttg penyakit & dietnya (riwayat

penyakit klg, dahulu, sekarang, pola mak, kead sosek, lingkungan), termasuk

kesan pewawancara terhadap performance & sikap pasien

• O (obyektif) : Antropometri (BB, TB, LLA dll), Biokimia, Clinis (hasil

diagnosa, hasil observasi), Dietary atau anamnesa diet (kebiasaan, pola, frek

mak, b.m yg sering digunakan)

• A (assessmen) :

klinis (diagnosa penyakit),

gizi (st gizi, pemenuhan gizi terhdp kebut),

pengetahuan, assessment kasus keseluruhan

• P (planning) :

Tujuan diet, prinsip/syarat diet,

strategi penyuluhan/konseling,

strategi/prosedur monitoring

Peranan Anggota Tim Asuhan Gizi

• Dokter : kapten, tanggung jwb terhadap pasien, tentukan diagnosa & terapi

• Perawat : jalur komunikasi anggota tim dengan pasien, membantu pasien saat

makan, mengawasi, mencatat & melaporkan respon pasien terhadap diet

13
• Ahli gizi : terjemahkan diet dalam hidangan, rencana pelayanan gizi-evaluasi,

beri konseling/penyuluhan, menilai status gizi pasien, buat pola mak sesuai

kebiasaan & pengobatan, anjuran makanan enteral jika diperlukan

14
MODIFIKASI DIET

Pertemuan 3

Tujuan instruksional umum & khusus

• Mahasiswa mampu :

– Menentukan standar porsi bahan makanan

– Memasak menu makanan Biasa

Isi praktek

1. Menimbang , mengukur satu satuan standar porsi bahan makanan mentah

2. Memasak nasi ,lauk hewani, lauk nabati, sayur,snack

3. Menimbang standar nasi 100 gr,150 gr,200 gr

4. Diskusi hasil praktek

Preskripsi diet

 Tujuan preskripsi diet dalam pelayanan gizi = preskripsi obat di farmasi

 Berisi jenis, jumlah kandungan zat gizi & frekuensi makan berdasarkan

penyakit & tujuan dietnya

 Khususnya terdiri dari kebutuhan energi (sesuai BB, aktivitas), jumlah & jenis

protein, HA, lemak, vitamin, mineral, air, serat

 terapi diet : modifikasi kualitatif & kuantitatif dari normal diet ke makanan

tertentu

 Kualitatif jika diet disesuaikan dengan jenis makanan yg dibolehkan dan

konsistensi makanan

 kuantitatif jika diet dihitung dengan menaikkan dan menurunkan jumlah

kandungan energi dan zat gizi tertentu

15
Mengapa perlu modifikasi

 Mempertahankan/memperbaiki status gizi

 Memperbaiki kekurangan zat gizi klinis/sub klinis

 Memelihara,menurunkan dan meningkatkan BB

 Mengistirahatkan organ tubuh tertentu

 Menghilangkan bahan makanan tertentu yang diduga menimbulkan

alergi/masalah kesehatan lain

 Menyesuaikan komposisi diet normal dengan kemampuan tubuh menerima,

metabolisme, mengeluarkan zat gizi dan zat lain dari tubuh

Penyesuaian/modifikasi diet

1. perubahan konsistensi : mak cair, lunak, rendah serat, tinggi serat

2. Menaikkan dan menurunkan kandungan energi & zat gizi diet : diet rendah &

tinggi energi dll

3. Menaikkan dan menurunkan jenis makanan tertentu : diet rendah garam, diet

rendah laktosa

4. Menghilangkan mak tertentu : diet alergi, diet bebas gluten

5. Penyesuaian rasio & keseimbangan antara prot, lemak, HA (diet DM,

ketogenik, ginjal, rendah kolesterol)

6. Pengaturan kembali jumlah & frekuensi makanan (diet DM)

7. Perubahan cara menyalurkan makanan/zat gizi : makanan enteral/sonde,

parenteral

Bagaimana diet terapi dinamakan dan diuraikan

 Dinamakan berdasarkan diet modifikasi bukan berdasarkan diit penyakitnya

(kecuali diit DM dan penyakit tertentu)

 Penamaan seringnya dalam bentuk kualitatif

16
 Preskripsi diet à dibuat dalam bentuk kebutuhan energi didasarkan pada BB,

dan aktifitas, kebutuhan zat gizi lain misal Protein, lemak, CHO, mineral,

vitamin, serat dll.

Standar makanan umum Rumah Sakit

 adalah modifikasi konsistensi yaitu makanan biasa, lunak, saring, cair,

makanan lewat pipa

 sedang standar makanan khusus : adalah modifikasi diet dari segi yang lain

misal menaikkan dan menurunkan zat gizi tertentu dll

Makanan biasa

 Mengandung 1600-2200 Kalori, 60-80 g protein, lemak 80-100 g, HA 180-

300 g

 Untuk pasien yang tidak perlu makanan khusus sehubungan dengan

penyakitnya

 Dapat ditambahkan minyak, margarin, gula untuk meningkatkan energi &

rasa enak makanan

 Tidak ada makanan yang dibatasi namun beberapa Rumah Sakit

menganjurkan mengurangi lemak jenuh/khol, gula, garam sesuai anjuran

kepada org sehat

17
Makanan lunak

 Sebagai diet transisi

 Rendah serat, selulosa, jaringan ikat & sisa

 Untuk kemudahan mekanik makanan kondisi saluran cerna & mencerna

dengan sedikit/ tanpa gigi, infeksi, pasca operasi

 Trendnya bebas sayuran, roti, serealia sesuai dengan toleransi pasien

 Jika pasien tidak dapat mengunyah (setelah operasi wajah) diberi ‘mechanical

soft diet’ dengan daging giling, sayur & buah dihaluskan/dicincang

18
Makanan saring

 Seperti makanan lunak tapi tekstur lebih halus (diblender/disaring)

 Sebagai transisi diet

 Untuk waktu singkat 1-3 hari karena kurang energi & vit B1

19
Makanan cair

 Untuk pasien dengan kondisi butuh tambahan gizi yg mudah cerna, minimal

sisa

 Untuk waktu singkat, untuk test diagnostik

 Untuk pasien dengan kesulitan menelan & mengunyah, infeksi akut, gangguan

lambung & usus halus

 Ada 3 kelompok : cair bening, cair penuh, cair kental

Makanan cair bening

 Untuk pasien pasca operasi, memenuhi kebutuhan cairan, beberapa elektrolit,

sedikit energi s.d. saluran cerna berfungsi

 Tidak merangsang saluran cerna, menimbulkan flatulence, merangsang

peristaltik, tanpa sisa

 Untuk waktu pendek

20
 400-500 Kalori, 5-10 g protein, HA 100-120 g, tanpa lemak

Makanan cair penuh

 Cair pada suhu ruang atau suhu tubuh

 Jika direncanakan dengan baik akan mencukupi kebutuhan gizi kecuali serat

(konstipasi)

 Untuk waktu lama dapat ditambah suplemen protein, vit, atau formula enteral

tinggi serat

 Jika cairan dibatasi, makanan cair dapat dibuat 2 Kal/ml

Makanan cair kental

 Konsistensi kental atau semi padat pada suhu ruang

 Tidak butuh proses mengunyah & mudah menelan

 Tidak merangsang saluran cerna

 Transisi

Modifikasi CHO, Protein,dan Lemak

 Diet DM

 Diet Rendah kalori

 Diet rendah CHO sederhana dan tinggi Ptn

 Diit tinggi lemak, tinggi energi

Modifikasi lemak

 Diit rendah lemak

 Diit rendah kholesterol lemak sedang

 Diit dislipidemia dll.

Modifikasi protein

 Diit rendah protein

 Diet bebas gluten

21
 Diet rendah phenilalanin

 Diet rendah purin

 Diet rendah tyramin

 Diet tinggi protein

Modifikasi CHO

 Diet bebas laktosa

 Diet dumping sindroma

Modifikasi mineral dan elektrolit

 Diit tinggi natrium:addison disease

 Diit rendah natrium;hipertensi, toxemia

 Diit tinggi kalium : minum diuretik lama

 Diitrendah cu:Wilson’s desease

 Diit tinggi kalsium tinggi phosphor

 Diit tinggi zat besi

 Diit tinggi vitamin A dll.

Hal-hal apa yang perlu dipertimbangkan makanan diet

 Atraktif à stimulasi nafsu makan

 Melibatkan kesekaan pasien dan mau mendengar keluhan pasien perlu dan

diperhatikan khusus pasien yang asupan makan rendah

 Bagi pasien yang mempunyai keterbatasan harus dijelaskan baik menu yang

disajikan atau cara makan dll.

Bagaimana strateginya jika pasien asupannya kurang

 Berikan ekstra makanan diantara waktu makan : roti isi, pudding, milkshake

 Tambahkan sumber energi dalam makanannya misal : margarin, mayonese,

saus putih, pudeng dll

22
 Minuman padat gizi dalam makanan utama/snack

 Dicampur antara oral dengan enteral/parenteral

Makanan Enteral & Parenteral

 Makanan enteral : makanan cair yang diberi lewat saluran cerna, bisa oral atau

lewat pipa. Dapat buatan sendiri (RS) atau prod komersial

 Makanan parenteral : makanan/zat gizi yg diberi langsung ke darah (para =

bukan, enteron = sal cerna atau bukan ke saluran cerna). Disebut jg infus.

Mak biasa/lunak/saring

Berat Energi, Protein, Lemak, KH, vit A,C,Fe,Ca,B1

 Pagi

 Snack

 Siang

 Snack

 Malam

Praktek modifikasi diet

Mak biasa Mak lunak Mak saring

Pagi:

 Nasi Nasi tim Bubur sumsum

goreng Telur ½ mtg

 Telur Semur telur

ceplok Sayur bening

 Lalap timun

timun

dstnya

Modifikasi resep masakan rendah kalori dan rendah lemak

23
PIE AYAM

200 g terigu 50 g margarin 100 g daging ayam***

100 g margarin* 50 g terigu 150 g telur ayam dipisah

20 g margarin 250 g susu** putihnya

Air es 100 g keju parut ****

 Kulit pie : campur terigu & margarin, tuangi es hingga jadi adonan, diamkan

15-30 menit.bentuk dalam loyang pie

 Isi pie :lumerkan margarin, masukkan terigu, aduk rata, tuang susu sedikit

demi sedikit, hingga adonan kental. Masukan ayam & kuning telur.kocok

putih telur sampai kaku, campur dlm adonan isi. Beri merica,garam, magi

blok, keju parut. Isi loyang dg kulit dan isi pie & panggang hingga matang

Yang dimodifikasi :

*) kurangimargarin

**) gunakan susu rendah lemak/skim/non fat

***) Gunakan ayam tanpa kulit

****) gunakan keju rendah lemak

Variasi isi pie :

 Gunakan sedikit daging + banyak sayur

 Kacang2an mengganti sebagian daging

 Toping dapat gunakan kentang

Tips memodifikasi resep

 Realistik (seimbang antara tujuan memodifikasi dg penampilan & rasa mak)

 Tidak ada mak yg bagus/jelek, yg ada diet yg bagus/jelek

 Umumnya modifikasi dilakukan tanpa terlalu banyak merubah rasa &

penampilan

24
 Jika tidak mungkin memodifikasi, sajikan mak asli sebagai hadiah (sekali2)

Resep Makanan Saring

BUBUR SUMSUM

Bahan :

1. tepung beras 35 gr

2. santan 100 gr  ½ gelas

Cara membuat :

1. larutkan tepung beras dengan sedikit air

2. didihkan santan, kemudian masukkan larutan tepung beras

3. masak sampai matang

BUBUR HAVERMUT

Bahan :

1. havermuut 25gr  3 sdm

2. Susu 10 gr  1sdm

3. Gula 10 gr  1sdm

Cara :

1. larutkan havermut dgn 1gelas air matang

2. campurkan susu dan gula di dalamnya, aduk

3. masak sampai matang

4. di blender

CEPLOK AIR

Bahan :

1. telur 1 btr

2. larutan cuka

cara :

25
1. masakkan wajan, masukkan larutan cuka

2. ceplok telur di wajan, dimasak sampai matang

SCRAMBLE EEG

Bahan :

1. telur 1 btr

2. margarine ½ sdm

cara :

1. telur dikocok ditambah garam dan merica sedikit

2. margarin di cairkan diatas wajan

3. masukkan telur ke wajan sambil diaduk

4. masak sampai matang

SEMUR BOLA-BOLA AYAM GILING

Bahan :

1. ayam giling 1 ons

2. bawang bombay ½ buah

3. bawang merah 3 btr

4. bawang putih 1 btr

5. kecap 1 sdm

6. pala, merica sedikit

7. telur 1btr

cara :

1. ayam giling dicampur dengan kocokan telur diberi garam

2. tumis baw.putih cincang dan baw.bombay iris

3. massukan kedalam panci yang berisi air mendidih

4. tambahkan bumbu pala, merica, kecap

26
5. masukkan bulatan-bulatan adonan ayam ke dalamnya

6. masak sampai matang

TIM IKAN

Bahan :

1. ikan tengiri 100 gr diiris tipis

2. bawang bombay 10 gr diiris tipis

3. daun bawang 1 buah diiris

4. jahe 1 cm diiris halus

5. margarine ½ sdm

6. kecap asin dan kecap inggris

7. jeruk nipis

cara :

1. lumuri ikan dengan air jeruk nipis dan garam  10 menit

2. campur bumbu-bumbn, aduk sampai rata

3. taruh ikan dalam mangkok, masukkan campuran bumbu

4. dikukus sampai matang

PERKEDEL TAHU KUKUS

Bahan :

1. tahu putih 1 buah dihancurkan

2. 1 btr putih telur dikocok

3. tepung maizena 1 sdt

4. daun bawang dicincang halus

5. udang cincang ½ ons

6. garam, gula sedikit

cara :

27
1. campur tahu, udang dengan putih telur sambil diaduk rata

2. masukkan bumbu-bumbu dengan tepung maizena yang dicairkan sedikit air

3. dicetak di mangkok keci, dikukus sampai matang

BUBUR KACANG HIJAU

Bahan :

1. kacang hijau 50 gr direbus

sampai matang

2. gula merah 25 gr

3. santan 1 gelas direbus sampai matang

4. agar-agar ¼ bungkus dicairkan

cara :

1. kacang hijau di blender

2. campurkan santan, gula merah dan kacang hijau

3. dimasak, lalu ditambah agar-agar sambil mengaduk

4. setelah matang dicetak

SUP LABU KUNING / WORTEL / BAYAM

Bahan :

1. labu kuning / wartel ¼ kg, bayam 2 iris

2. bawang bombay 1 buah diiris halus

3. bawang putih 1 buah dihaluskan

4. margarine

cara :

1. Labu kuning / wortel direbus

2. tumis bumbu masukkan sayuran, dimasak sampai matang

3. blender sayuran dengan air 200 cc

28
4. masak sayuran dengan agar-agar ¼ bungkus

5. cetak adonan

6. diberi kuah kaldu yang telah diberi buumbu sup

SUP KACANG MERAH

Bahan :

1. kacang merah segar 50 gr

2. Bw bombay 1 buah diiris

3. bw putih 1 buah dihancurkan

Cara :

1. kacang merah direbus sampai matang

2. tumis bw bombay dan bw putih diberi kaldu

3. masukkan kacang merah, masak sampai meresap bumbunya

4. blender kacang merah, kemudian dimasak dengan agar-agar ¼ bungkus

5. dicetak, kemudian diberi kuah sup

GADON

Bahan :

1. Daging giling / ayam cincang ¼ kg

2. Telur 1 btr

3. Santan  ½ gelas

4. Bawang merah 3 btr

5. Bawang putih 1 btr

6. Kemiri 1 btr

7. Ketumbar sedikit

8. Daun salam

9. Daun jeruk

29
Cara membuat :

1. Daging / Ayam dicampur dengan telur yang dikocok

2. Semua bumbu dihaluskan kecuali daun salam dan daun jeruk

3. Semua dicampur dengan santan

4. Masukkan ke dalam mangkok cetakan / dibungkus kecil-kecil dengan daun

pisang atau plastik, diatasnya diberi daun salam dan daun jeruk

5. Kukus sampai matang

CEPLOK AIR

Bahan :

1. telur 1 btr

2. larutan cuka

cara :

1. masakkan wajan, masukkan larutan cuka

2. ceplok telur di wajan, dimasak sampai matang

PURE KENTANG

Bahan :

1. kentang 200 gr  2 buah

2. margarine 1 sdm

3. bubuk susu sedikit

Cara membuat :

1. kukus kentang beserta kulitnya sampai matang

2. kupas, dihaluskan, dicampur margarine + susu

3. dicetak seperti kue sumpit

SCRAMBLE EEG

Bahan :

30
1. telur 1 btr

2. margarine ½ sdm

cara :

1. telur dikocok ditambah garam dan merica sedikit

2. margarin di cairkan diatas wajan

3. masukkan telur ke wajan sambil diaduk

4. masak sampai matang

SEMUR BOLA-BOLA AYAM GILING

Bahan :

1. ayam giling 1 ons

2. bawang bombay ½ buah

3. bawang merah 3 btr

4. bawang putih 1 btr

5. kecap 1 sdm

6. pala, merica sedikit

7. telur 1btr

cara :

1. ayam giling dicampur dengan kocokan telur diberi garam

2. tumis baw.putih cincang dan baw.bombay iris

3. massukan kedalam panci yang berisi air mendidih

4. tambahkan bumbu pala, merica, kecap

5. masukkan bulatan-bulatan adonan ayam ke dalamnya

6. masak sampai matang

MAKANAN CAIR LEWAT PIPA

Bahan :

31
1. susu standard instant/ formula

2. tepung maizena

3. telur /kuning telur

4. margarine/minyak kacang

5. gula

Cara :

1. timbang masing2 bahan sesuai hitungan nilai gizi

2. didihkan air

3. aduk rata tepung maizena sbg pengental dengan air matang dingin 50cc kemudian

dimasak

4. campur susu/formula ,gula diaduk sampai rata dan diseduh dengan air mendidih

5. kocok telur sampai homogen dan dicampur dengan air panas

6. bila menggunakan margarine atau minyak dicampur dengan sedikit air panas

7. campurkan semua ,formula susu, ,telur,maizena,margarine diaduk rata ,

kemudian ditambahkan air panas sampai mencapai ukuran cairan yang ditentukan

8. saring dengan saringan yang halus kecil sambil dimasukkan kedalam botol

9. diberi etiket sesuai diitnya spt 1500 kal P 90 /1500 cc ,tn Ali ,r/.. km

Penyusunan menu

Tujuan Intruksional umum

• Mahasiswa mampu :

Menyusun menu untuk orang sakit

Tujuan intruksional

• Mahasiswa mampu

1. menyusun pola menu dan menu sesuai diit

2.menyusun komposisi bahan makanan sesuai harga

32
Isi kuliah

1.Penyusunan menu untuk orang sakit memerlukan tahapan yang perlu

diperhatikan:

- syarat diit , bahan makanan yang dilarang

- dana ,harga bahan makanan

- alat & sarana masak , tenaga

- kemampuan kulinari

2.Menghitung komposisi bahan makanan untuk makanan cair

3.Contoh pola menu & menu siklus 5 hari

4.Contoh komposisi makanan cair 1500 cal.

Praktek memasak makanan lunak dan cincang

Tujuan intruksional umum & khusus

Mahasiswa mampu :

- memasak makanan lunak & cincang

Isi praktek

1. Memasak makanan utama : Bubur, kentang ongklok

2. Lauk hewani : ikan panggang kecap

3. Lauk nabati : tempe bacem

4. Sayur : sayur asem

5. Snack : kue pisang

Praktek memasak makanan saring & cair

Tujuan intruksional umum & khusus

 Mahasiswa mampu :

memasak makanan saring &cair

Isi praktek

33
• Mak. Utama : bubur sumsum,pure

• Lauk hewani :ceplok air,gadon

• Lauk nabati :perkedel tahu kukus

• Sayur : sup wortel, bening bayam

• Snack : puding coklat maezena

• Formula makanan cair 1700 P70

34
Defisiensi Protein, Kalori dan kegemukan

Pertemuan 4

Tujuan intruksional umum

 Mahasiswa mampu mendiskrip-sikan diit klien karena difisiensi protein dan

karena kegemukan

Tujuan intruksional khusus

 Mahasiswa mampu :

1.Menghitung kebutuhan energi dan zat-zat gizi

2.Menyusun pola bahan makanan & menu sehari

Isi kuliah

• Syarat diit untuk defisiensi protein dan diit untuk kegemukan

• Menghitung kebutuhan energi dan zat-zat gizi

• Menyusun pola bahan makanan sehari sesuai kebutuhan

• Menyusun menu sehari

Praktek memasak menu Defisiensi Protein dan Menu Kegemukan

Tujuan instruksional umum & khusus

 Mahasiswa mampu memasak menu Diit TKTP dan Diit Rendah Kalori

Isi Praktek

• Makanan utama : nasi

• Lauk hewani diit TKTP : 2 macam diit Rendah Kalori : 1 macam

• Lauk nabati TKTP/ RK : 1 macam

• Sayur

35
• snack.

(menu yang akan dimasak sesuai diskusi antar kelompok )

Diet Energi Tinggi Protein Tinggi

 Diet Energi Tinggi Protein Tinggi ( ETPT) adalah diet yang mengandung

energi dan protein diatas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk

Makanan Biasa ditambah bahan makanan sumber protein tinggi seperti susu,

telur dan daging, atau dalam bentuk Makanan Enteral Energi Tinggi Protein

Tinggi. Diet ini diberikan bila pasien telah mempunyai cukup nafsu mkan dan

dapat menerima makanan lengkap.

Tujuan Diet

Tujuan Diet Energi Tinggi Protein Tinggi

 Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan

mengurangi kerusakan jaringan tubuh.

 Menambah berqat badan hingga mencapai berat badan normal.

Syarat Diet energi Tinggi Protein Tinggi

 Energi Tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB

 Protein Tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB

 Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.

 Karbohidrat cukup, sesuai kebutuhan energi total.

 Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal.

 Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna.

Diet Energi Tinggi Protein Tinggi diberikan kepada pasien :

 Kurang Energi protein (KEP)

 Sebelum dan setelah operasi tertentu,multi trauma, serta selama radioterapi

atau kemoterapi.

36
 Luka bakar berat dan baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi.

 Hiipertiroid, hamil, dan post-partum dimana kebutuhan energi dan protein

meningkat.

Diet ENERGI RENDAH / Diet RENDAH KALORI

 Diet Energi rendah adalah diet yang kandungan nerginya dibawah kebutuhan

normal, cukup vitamin dan mineral, serta banyak mengandung serat yang

bermanfaat dalam proses penurunan berat badan. Diet ini membatasi makanan

padat energi seperti, kue-kue yang banyak mengandung karbohidrat

sederahana dan lemak seperti goreng- gorengan.

Tujuan diet Energi Rendah

 Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender,

kebutuhna fisik.

 Mencapai IMT normal 18,5-25 kg/m2.

 Mengurangi asupan energi sehingga tercapai penurunan berat badan sebanyak

½ - 1 kg/minggu. Pastikan bahwa yang berkurang adalah sel lemak dengan

mengukur tebal lemak lipatan kulit dan lingkar pinggang.

Syarat – syarat diet Energi Rendah

 Energi Rendah, ditujukan untuk menurunkan berat badan. Pengurangan

dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kebiasaan makan dan

segi kualitas maupun kuantitas. Untuk menurunkan berat badan sebanyak ½ -

1 kg/minggu, asupan energi dikurangi sebanyak 500-1000 kkal/hari dari

kebutuhan normal. Perhitungan kebutuhan energi normal dilakukan

berdasarkan berat badan ideal.

 Proteiin sedikit lebih tinggi, yaitu 1- 1,5 g/kg/BB/hari atau 15-20% dari

kebutuhan energi total.

37
 Lemak sedang yaitu, 20-25% dari kebutuhan energi total. Usahakan sumber

lemak berasal dari makanan yang mengandung lemak tidak jenuh ganda yang

kadarnya tinggi.

 Karbohidrat sedikit lebih rendah, yaitu 55-65% dari kebutuhan energi total.

Gunakan lebihh banyak sumber karbohidrat kompleks untuk memberi rasa

kenyang dan mencegah konstipasi. Sebagai alternatif, bisa gunakan gula

buatan sebagai pengganti gula sederhana.

 Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan.

 Dianjurkan untuk 3 kali makan utama dan 2-3 kali mkan selingan.

 Cairan cukup, yaitu 8-10 gelas/hari.

KASUS DIET DEFISIENSI KALORI ,PROTEIN dan KASUS OBESITAS

Diet ENERGI TINGGI PROTEIN TINGGI / Diet ETPT

 Diberikan kepada pasien Kurang Energi Protein, keganasan dengan terapi

kemo & radioterapi, lukabakar berat,hipertiroid , ibu hamil &postpartum

 Syarat : Energi 40-45 kkal/ BB, Protein 2-2,5 g/kg BB, Lemak 10-25 % dari

kebutuhan energi total , karbohidrat sisa % dar kebutuhan energi total , zat

gizi lain cukup sesuai kebutuhan normal Diet Energi Tinggi Protein

Tinggi / Diit TKTP diberikan secara umum :

Energi : 2600 kkcal , Protein : 100 g (2 g / kg BB)

Energi :3000 kkcal , Protein : 125 g ( 2,5 g /kg BB )

Diet ENERGI RENDAH / Diit RENDAH KALORI

 Diet ini diberikan kepada pasein yang berdasarkan perhitungan IMT > 25

 Syarat diit : Energi rendah dengan mengurangi asupan energi sebanyak 500-

1000 kkcal/hari dari kebutuhan normal ( penurunan BB 0.5-1 kg

/minggu ) ,Protein 11,5 g/kg BB/ hari atau 15-20 % dari energi total ,

38
Lemak :20-25 % dari energi total , Karbohidarat : 55-60 % dari energi

total , Vitamin & Mineral cukup, Cairan cukup 8-10 gelas / hari

39
Diet SaluranPencernaan

Pertemuan 5

Tujuan Instruksional Umum

 Mahasiswa mampu mendiskripsikan makanan Diet untuk gangguan pada

saluran pencernaan.

Tujuan Instruksional Khusus

Mahasiswa mampu :

 Menghitung kebutuhan energi dan zat-zat gizi

 Menyusun pola bahan makanan sehari

 Menyusun menu sehari

Isi kuliah

 Syarat diit Lambung dan diit Rendah sisa

 Menghitung kebutuhan energi&zat gizi

 Menyusun pola B.M & menu sehari

 Bentuk makanan untuk kasus Diare

 Penerapan dalam bentuk kasusu pada lambung

SALURAN CERNA ATAS

• Saluran cerna ialah saluran yang berfungsi mencerna makanan, mengabsorpsi

zat-zat gizi dan mengekskresikan sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna atas

terdiri dari mulut, kerongkongan, dan lambung.

• Ada dua bentuk dasar aktivitas yang terlibat, yaitu:

• Aktivitas mekanik atau aktivitas otot, yaitu dalam bentuk pergerakan otot

gastrointestinalis.

40
• Aktivitas kimia atau aktivitas enzym yaitu berupa sekret gastrointestinal yang

berperan dalam reaksi kimia sel dan kelenjar saluran cerna (GI-tract) juga

mengeluarkan sekreta seperti mukus, air dan elektrolit.

Klasifikasi Penyakit Saluran Cerna Atas

• Disfagia

Disfagia adalah kesulitan menelan karena adanya gangguan aliran makanan

pada saluran cerna. Disfagia dapat terjadi pada lansia, adanya gangguan syaraf

menelan, tumor esofagus, dan pasca stroke. Keluhan ini akan bermanifestasi

bila terdapat gangguan gerakan-gerakan pada otot menelan dan gangguan

transportasi makanan dari mulut ke lambung

• Bentuk makanan bergantung pada cara pemberian. Bila diberikan melalui

pipa, makanan diberikan dalam bentuk Makanan Cair Penuh, bila di berikan

per oral maka makanan diberikan dalam bentuk Makanan cair kental, saring,

atau lunak.

Tujuan Diet Disfagia

• Menurunkan resiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam saluran

pernafasan.

• Mencegah dan mengkoreksi defisiensi zat gizi dan cairan.

Syarat-syarat Diet Disfagia

 Cukup energi, protein, dan zat gizi lainnya.

 Mudah dicerna, porsi makanan kecil, dan sering diberikan.

 Cukup cairan.

 Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan. Diberikan secra

bertahap, di mulai dari Makanan Cair Penuh atau Cair Kental, Makanan

Saring, kemudian Makanan Lunak.

41
 Makanan Cair Jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan tersedak atau

aspirasi.

 Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa (selang) atau sonde

Hematemesis-Melena

 Hematemesis melena adalah suatu kondisi di mana pasien mengalami muntah

darah yang disertai dengan buang air besar (BAB) berdarah dan berwarna

hitam.

Tujuan diet pasca-hematemesis Melena

 Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada saluran

cerna,mengurangi risiko perdarahan ulang, dan mencegah aspirasi.

 Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.

Syarat-syarat Diet Pasca-Hematemesis Melena

 Tidak merangsang saluran cerna.

 Tidak meninggalkan sisa.

 Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam

untuk memberi istirahat pada lambung

 Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau duodenum sudah tidak ada

Penyakit lambung

 Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi Gastritis Akut dan Kronis,

Ulkus Peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan ”Dumping

Syndrome” dan kanker lambung.

 Karsinoma lambung di RSUP H. Adam Malik (Medan) dijumpai pada 92

orang (11,2%), laki-laki 68 orang (73,9%), dan wanita 24 orang (26,1%).

Lokasi terbanyak di korpus dan antrium 45 orang (48,9%), pre pilorik 39

orang (42,3%) kardiak 8 orang (8,7%).

42
 Di Indonesia sendiri menurut penelitian dari beberapa sentra patologi anatomi,

karsinoma lambung tidak termasuk dalam 10 besar penyakit kanker terbanyak

dijumpai. Akan tetapi dari penelitian terlihat bahwa insidensi karsinoma

lambung di Indonesia makin bertambah, hal ini disebabkan karena

meningkatnya pelayanan kesehatan dan sarana diagnostik yang lebih lengkap.

 Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makanan dan cairan

secukupnya yang tidak memberatkan kerja lambung serta mencegah dan

menetralkan asam lambung yang berlebihan.

Prinsip diet

 Pasien dianjurkan untuk makan secara teratur, tidak terlalu kenyang dan tidak

boleh berpuasa (makan sedikit-sering).

 Makanan harus mengandung cukup kalori dan protein namun kandungan

lemak atau minyak, khususnya yang jenuh, harus dikurangi.

 Makanan pada diet lambung harus mudah dicernakan dan mengandung serat

pangan yang solulable (solulable dietary fibre).

 Makanan tidak boleh mengandung bahan yang merangsang, yang

menimbulkan gas, yang bersifat asam, yang mengandung minyak/lemak

secara berlebihan , dan yang bersifat melekat.

 Makan tidak boleh terlalu panas atau dingin.

SALURAN CERNA BAWAH

 Saluran cerna bawah terdiri atas usus halus, usus besar, rektum dan anus.

Pencernaan di usus, terjadi enzimatis, peremasan, dan penyerapan zat gizi.

 Pencernaan enzimatis terjadi dalam usus dan bertujuan menghidrolisis

makanan menjadi beberapa komponen zat gizi dasar (protein, lemak,

karbohidrat, vitamin dan mineral).

43
Klasifikasi Penyakit Saluran Cerna Bawah

Penyakit usus Inflamatorik

 Penyakit usus Inflamatorik adalah peradangan terutama pada ileum dan usus

besar dengan gejala diare, disertai darah, lendir, nyeri abdomen, berat badan

berkurang, nafsu makan berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi

steatorea (adanya lemak dalam feses).

 Di Indonesia karsinoma kolorektal merupakn karsinoma saluran cerna yang

banyak dijumpai, termasuk kedalam 10 jenis kanker terbanyak, dan

menempati urutan ke-6 dari penyakit keganasan yang ada.

 Faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan timbulnya karsinoma

kolorektal ini adalah faktor kebiasaan makan tinggi kolesterol dan rendah

serat. Gambaran klinis sangat bervariasi dan tidak spesifik. Bisa dijumpai

tanpa keluhan sampai adanya keluhan yang berat dan sangat tergantung pada

lokasi dan besarnya tumor. Pada karsinoma kolon, konon penderita datang

dengan keluhan adanya masa di perut abdomen kanan, obstruksi baru akan

timbul bila tumor sudah sangat besar.

Tujuan Diet Penyakit Usus Inflamatorik

 Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

 Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang.

 Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut.

 Mengistirahatkan usus pada masa akut

Syarat-syarat Diet Penyakit Usus Inflamatorik

 Pada fase akut dipuasakan dan diberi makanan secara parenteral saja.

44
 Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan secara bertahap, mulai dari

bentuk cair (per oral maupun enteral), kemudian meningkat menjadi Diet Sisa

Rendah dan Serat Rendah.

 Bila gejala hilang dapat diberikan Makanan Biasa.

 Kebutuhan gizi, yaitu :

– Energi tinggi dan protein tinggi.

– Suplemen vitamin dan mineral antara lain vitamin A, C, D, asam folat, vitamin

B12, kalsium, zat besi, magnesium, dan seng.

 Makanan Enteral Rendah atau Bebas Laktosa dan mengandung asam lemak

rantai sedang dapat diberikan karena sering terjadi intoleransi laktosa dan

malabsorpsi lemak.

 Cukup cairan dan elektrolit.

 Menghindari makanan yang menimbulkan gas.

 Sisa Rendah dan secara bertahap kembali ke Makanan Biasa.

Penyakit Divertikular

 Penyakit divertikular terdiri atas penyakit Divertikulosis dan Divertikulitis.

Penyakit Divertikulosis yaitu adanya kantong-kantong kecil yang terbentuk

pada dinding kolon yang terjadi akibat tekanan intrakolon yang tinggi pada

konstipasi kronik. Hal ini terutama terjadi pada usia lanjut yang makanannya

rendah serat.

 Penyakit divertikulitis terjadi bila penumpukan sisa makanan pada divertikular

menyebabkan peradangan.

Tujuan Diet Penyakit Divertikulosis

 Meningkatkan volume dan konsistensi feses.

 Menurunkan tekanan intra luminal.

45
 Mencegah infeksi.

Syarat-syarat Diet Penyakit Divertikulosis

 Kebutuhan energi dan zat-zat gizi normal.

 Cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter sehari

 Serat tinggi.

Tujuan Diet Penyakit Divertikulitis

 Mengistirahatkan usus untuk mencegah perforasi.

 Mencegah akibat laksatif dari makanan berserat tinggi.

Syarat-syarat Diet Penyakit Divertikulitis

 Mengusahakan asupan energi dan zat-zat gizi cukup sesuai dengan batasan

diet yang ditetapkan.

 Bila ada pendarahan, dimulai dengan makanan Cair Jernih.

 Makanan diberikan secara bertahap, mulai dari Diet Sisa Rendah I ke Diet

Sisa Rendah II dengan konsistensi yang sesuai.

 Hindari makanan yang banyak mengandung biji-biji kecil, seperti tomat,

jambu biji, dan stroberi, yang dapat menumpuk dalam divertikular.

 Bila perlu diberikan makanan Enteral Rendah atau Bebas Laktosa.

 Untuk mencegah konstipasi, minum minimal 8 gelas sehari.

KASUS DIET PENYAKIT SALURAN CERNA

Diet SISA RENDAH /RENDAH SISA

 Diit ini diberikan kepada pasien Diare berat, peradangan saluran

cerna,pra&pasca operasi saluran cerna

 Syarat diit : Energi cukup ,Protein cukup,Lemak sedang, Karbohidrat

cukupmenghindari makanan yang berserat tinggi, menghindari susu &produk

susu, menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu asam,terlalu manis

46
dan berbumbu tajam ,dihidangkan pada suhu tidak terlalu

panas/dingin.makanan diberikan dalam porsi kecil , berbentuk makanan

saring atau lunak.

Diet LAMBUNG

 Diit ini diberikan kepada pasein Gastritis, Ulcus Pepticum, Tifus

Abdominalis , pasca bedah saluran cerna atas.

 Syarat diit : Mudah cerna, porsi kecil ,diberkan sering Energi dan protein

cukup, Lemak rendah 10-15 % dari energi total Rendah serat,cairan cukup

,tidak mengandung bahan makanan/ bumbu yang tajam , baik secara

termis,mekanis, kimia. Makanan dapat berbentuk saring, lunak dengan

pegunaan bahan makanan yang tidak dilarang ( toleransi pasein terhadap

bahan makanan/ makanan sangat induvidual )

47
DIET PENY. HATI DAN KANDUNG EMPEDU

Pertemuan 6

HATI

Definisi

• Hati/liver merupakan organ paling besar dan paling berat yang ada dalam

tubuh. Bertnya sekitar 1,3 kg

• Letaknya berada di bagian atas sebelah kanan abdomen dan dibawah tulang

rusuk

Fungsi Hati

• Untuk menyaring segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia

termasuk yang diserap dari prmukaan kulit

• Untuk menetralkan dan menghancurkan substansi beracun

• Membantu menghambat infeksi

Penyakit Hati

• Ada dua jenis penyakit hati

– Hepatitis

– Sirosis hati

Hepatitis

• Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh keracunan toksin

tertentu atau karena infeksi virus.

• Penyakit ini disertai anoreksia, demam, rasa mual, dan muntah, jaundice

(kuning), kencing berwarna gelap dan pembesaran pada hati

Sirosis Hati

48
• Kerusakan hati yang disebabkan oleh hepatitis kronis, alkohol, penyumbatan

saluran empedu dan beberapa kelainan metabolisme

• Gejalanya: kelelahan, kehilangan berat badan, penurunan daya tahan tubuh,

gangguan pencernaan, pembesaran hati dan limpa, dll

Terapi

• Pada kasus penyakit hati, terapi yang umumnya dilakukan oleh dokter adalah

pengobatan simtomatik yang dikombinasikan dengan pemberian suplemen

gizi yang berkhasiat sebagai pelindung hati seperti fosfolipid,lesitin,metionin

formula enteral khusus,preparat antibodi dan antivirus

Tujuan Terapi Diet Penyakit Hati

• Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi

hati

• Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut

• Mencegah katabolisme protein

• Mencegah penurunan berat badan

• Mencegah/mengurangi asites,varises esophagus,dan hipertensi portal

• Mencegah koma hepatik

Prinsip diet yang harus di perhatikan

• Pemberian suplemen vitamin mineral untuk memberikan 100-200% AKG

• Pembatasan garam bila terdapat asites dan edema

• Higiene makanan dan minuman juga perlu diperhatikan karena salah satu

penyebab peningkatan amonia

Syarat diet penyakit hati

• Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein yang diberikan secara

bertahap sesuai kemampuan pasien yaitu 40-45 kkal/kgBB

49
• Lemak cukup,yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk mudah

dicerna

• Protein agak tinggi, yaitu 1,25-1,5 g/kgBB agar terjadi anabolisme protein

• Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi.

• Natrium diberikan rendah tergantung tingkat edema dan asites

• Cairan diberikan lebih dari biasa

• Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah atau makanan biasa

sesuai kemampuan saluran cerna

• Menghindari pemberian makanan yang merangsang

Jenis diet khusus penyakit hati

• Hal ini didasarkan pada gejala dan keadaan penyakit pasien

• Jenis diet penyakiy hati tersebut adalah

– Diet hati I (DH I)

– Det hati II (DH II)

– Diet hati III (DH III)

– Selain itu juga menyertakan diet garam rendah

Diet garam rendah I

• Diet garam rendah diberikan kepada pasien dengan edema,asites atau

hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak menambahkan garam

dapur. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya

• Kadar natrium pada diet rendah garam I adalah 200-400 mg Na

Diet hati I

• Diet hati I diberiakan bila pasien dalam keadaan akut. Melihat keadaan pasien

makanan diberikan dalam bentuk cincang/lunak, pemberian protein dibatasi

(30g/hari)dan lemak diberikan dalam bentuk mudah dicerna

50
Diet hati II

• Diet hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati I kepada

pasien dengan nafsu makannya cukup. Menurut keadaan pasien makanan

diberikan dalam bentuk lunak/biasa

• Protei diberikan ig/kgBB

• Lemak sedang 20-25% dari kebutuhan energi total dalam bentuk mudah

dicerna

Diet hati III

• Diet hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati II

• Menurut kesanggupan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau

biasa. Makanan ini cukup energi, protein, lemak, mineral dan vitamin tapi

tinggi karbohidrat

• Bahan makanan yang dibatasi untuk diet hati I,II dan III adalah dari sumber

lemak,yaitu semua makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan

santan serta bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah,

kol,sawi, lobak, ketimun,durian dan nangka.

• Sedangkan bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hati I,II,III adalah

makanan yang mengandung alkohol, teh atau kopi kental

Fungsi Kandung Empedu

 Fungsi utama kandung empedu adalah untuk mengkonsentrasikan dan

menyimpan empedu yang diproduksi oleh hati

 Cairan empedu mengandung garam empedu dan kolesterol

51
 Empedu membantu pencernaan serta absorpsi lemak dan vitamin larut

lemak,mineral besi, dan kalsium

Penyakit kandung Empedu

 Penyakit kandumg empedu umumnya terdiri atas

 Infeksi (kolesistitis)

 Batu empedu (kolelitiasis)

Kolesistitis

 Peradangan kandung empedu, penyebab utamanya adalah batu empedu yang

menyumbat saluran empedu

 Penyakit ini dapat disertai jaudice, karena cairan empedu tidak bisa masuk ke

saluran cerna berubah warna menjadi bilirubia yang berwarna kuning dan

masuk ke peredaran darah

Kolelitiasis

 Terbentuknya batu empedu yang bila masuk ke dalam saluran empedu

menimbulkan penyumbatan dan kram

 Penyaluran empedu ke duodenum terganggu sehingga mengganggu absorpsi

lemak

 Ada dua jenis batu empedu , yaitu kolesterol dan batu pegmen

Tujuan Diet

 Untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dan memberi

istirahat pada kandung empedu dengan cara:

 Mengendalikan berat badan

 Membatasi asupan lemak <30%

 Membatasi konsumsi gula murni

52
 Menghindari program penurunan berat badan

 Membatasi makanan yang menyebabkan kembung

Prinsip diet kandung empedu

 Makanan untuk sarapan pagi jangan terlalu banyak lemak

 Gunakan susu rendah lemak atau susu skim

 Gunakan pengganti gula seperti aspartam

 Beli makanan cemilan rendah lemak

 Makan sayuran yang tidak menimbulkan gas

 Lakukan olahraga santai seperti berjalan atau bersepeda

Syarat-syarat diet penyakit kandung empedu

 Energi sesuai kebutuhan

 Protein agak tinggi, yaitu 1-1,25 g/kgBB

 Pada keadaan akut lemak tidak diperbolehkan sampai keadaan akutnya

mereda, sedangkan pada keadaan kronis dapat diberikan 20-25% dari

kebutuhan energi

 Bila perlu berikan suplemen vitamin A,D,E,dan K

 Serat tinggi terutama dalam bentuk pektin

 Hindari bahan makanan yang dapat menimbulkan rasa kembung

 Diet harus baik dan seimbang

 Diet tidak boleh mengandung makanan yang merangsang dan menimbulkan

gas

 Diet rendah lemak dapat dianjurkan selama 4-6 minggu

 Dalam keadaan akut, biasanya pasien mendapatkan cairan serta elektrolit

lewat infus

53
Jenis diet khusus penyakit kandung empedu

 Terdapat 3 jenis diet khusus penyakit kandung enpedu

 Diet lamak rendah I

 Diet lamak rendah II

 Diet lemak rendah III

Diet lemak rendah I

 Diet lemak rendah I diberikan kepada pasien kolesistitis dan kolelitiasis

dengan kolik akut

 Makanan yang diberikan berupa buah-buahan dan minuman manis

 Makanan ini rendah energi dan semua zat gizi kecuali vitamain A dan C

Diet lemak rendah II

 Diet lemak rendah II diberikan secara berangsur bila keadaan akut dapat

diatasi dan perasaan mual sudah berkurang

 Menurut keadaan pasien makanan diberikan dalam bentuk cincang, lunak atau

biasa.

 Makanan ini rendah energy, kalsium dan tiamin

Diet lemak rendah III

 Diet lemak rendah III di berikan kepada pasien penyakit kandung empedu

yang tidak gemuk dan mempunyai nafsu makan

 Menurut keadaan pasien makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa

 Makanan ini cukup energi dan semua zat gizi

 Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet penyakit kandumg empedu

adalah semua makanan dan daging yang mengandung lemak, gorengan, dan

makanan yamg menimbulakan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak,

ketimun, durian, dan nangka.

54
KASUS DIET PENYAKIT HAT I DAN KANDUNG EMPEDU

Diet HATI

 Diet ini diberikan kepada pasein Hepatitis dan Sirosis Hati

 Syarat diit :Energi tinggi,diberikan bertahap 40-45 kkcal/ kg BB ,Lemak

cukup 20 -25 % dari energi total mudah dicerna ( lemak MCT) , Protein

disesuaikan keadaan klinik pasien ,1,25-1,5 g/kg BB ,pada Serosis diberikan

rendah /sedang 0.6-1 g /kg BB , Karbohidrat diberikan dalam bentuk

sederhana , Vitamn & Mineral cukup kecualikalau ada anemia , Natrium

diberikan rendah tergantung tingkat odema dan asites. Makanan diberikan

sesuai keadaan pasien dapat berbentuk Cair (akut) ,saring, cincang , lunak

,biasa.

Diet RENDAH LEMAK

 Diet ini diberikan pasein dengan Kolelitiasis yaitu batu empedu dan kolesistis

yaitu peradangan kandung empedu

 Syarat diit : Energi sesuai kebutuhan, bila kegemukan disertai diit Rendah

Energi, Protein 1-1,25 g/kg BB , Lemak rendah & mudah dicerna,bila kronis

diberikan 20 % dari energi total , serat tinggi bentuk peptin untuk mengikat

kelebihan asam empedu , hindari bahan makanan yang dapat menimbulkan

kembung /mual. Makanan diberikan dalam bentuk sari buah & minuman

manis ,berangsur cincang ,lunak atau biasa

55
DIET PENYAKIT INFEKSI SALURAN NAFAS

Pertemuan 7

Infeksi

 Infeksi adalah kolonisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap

organisme inang, dan bersifat membahayakan inang.

 Organisme penginfeksi atau patogen menggunakan sarana yang dimiliki inang

untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang.

Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka

kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian.

 Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen

umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun

sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus,

prion, dan viroid.

 Simbiosis antara parasit dan inang, di mana satu pihak diuntungkan dan satu

pihak dirugikan, digolongkan sebagai parasitisme.

Pengobatan Infeksi dengan Antibiotika

 Terkadang antibiotika merupakan obat yang mujarab dan penting untuk

mengatasi infeksi.

 Antibiotika yang sering digunakan dan ditemui di pasaran adalah penicillin,

tetracycllin streptomycin, dan chloramphenicol. Akan tetapi, antibiotika juga

memiliki efek samping dan perlu digunakan secara hati-hati. Dan perlu

56
digunakan secara terbatas dengan memperhatikan hal-hal berikut :Reaksi dan

efek peracunan, Mengganggu keseimbangan alami, Kekebalan terhadap

pengobatan.

KASUS PENYAKIT INFEKSI SALURAN NAFAS

 Diit penyakit Infeksi Saluran Nafas diberikan pada pasein seperti

Brockhitis,gejala Asma

 Syarat Diit : Energi sesuai kebutuhan , Protein agak tinggi 1-1.25 g/kg BB ,

Lemak agak tinggi 25 % dari total energi, karbohidrat sedang dengan

mengurangi karbohidrat sederhana, Vitamin & Mineral cukup

 Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa , menghindari bahan

makanan yang secara induvidual menimbulkan gangguan (batuk, sesak ).

57

You might also like