You are on page 1of 3

Nama : Andi Taufiq Yusuf

NIM : E21108264
Jurusan : Ilmu Administrasi Negara
Mata Kuliah : Analisis Kebijakan Publik

A. Sumber-sumber Pembiayaan APBD

Dari beberapa literatur yang telah kami kumpulkan dapat diketahui bahwa
hal-hal yang menjadi sumber pembiayaan APBD adalah :
1. Pendapatan Asli Daerah, yakni dana dari pajak, retribusi serta badan
usaha milik daerah
2. Dana Perimbangan, yakni dana yang berasal dari pusat yang bertujuan
menciptakan keseimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan
antara Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil
(DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). DBH
bersumber dari pajak dan sumber daya alam. Sedangkan DAU dialokasikan untuk
Provinsi dan Kabupaten/Kota. Untuk besaran DAK ditetapkan setiap tahun dalam
APBN. DAK dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus
yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional (dari perpu
3 tahun 2005 tentang perubahan atas undang-undang nomor 32 tahun
2004 tentang pemerintah daerah).
3. Pinjaman Daerah, misalnya pinjaman dari bank dan atau daerah/Negara
lain.
4. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah, misalnya kerjasama dengan
investor asing (pihak ke 3)

B. Agenda Setting

Proses (agenda
setting)

1
Dari bagan dan tabel di atas dapat dipahami bahwa agenda setting merupakan
tahap awal dari sebuah proses pembuatan kebijakan publik. Agenda setting berasal
(input) dari masalah-masalah publik/masyarakat umum yang kemudian berkembang
menjadi masalah kebijakan dan pada akhirnya diharapkan diberikan solusi oleh
pemerintah dengan pengadaan sebuah kebijakan. Secara sederhana agenda setting
dapat dimaknai sebagai sebuah proses menentukan mana masalah dalam masyarakat
yang perlu/pantas untuk dikembangkan menjadi sebuah kebijakan.

Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa tidak semua masalah


umum akan diputuskan sebagai masalah kebijakan dalam proses agenda setting
ada beberapa kriteria masalah yang harus dipenuhi yakni (Kimber, 1974 ;
Salesbury 1976; Sandbach,1980; Hogwood & Gunn, 1986) :
1. Telah mencapai titik kritis tertentu yang jika diabaikan akan menjadi
ancaman yang serius;
2. Telah mencapai tingkat partikularitas tertentu yang berdampak
dramatis;
3. menyangkut emosi tertentu dari sudut kepentingan orang banyak
(umat manusia) dan mendapat dukungan media massa;
4. menjangkau dampak yang amat luas ;
5. mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan dalam masyarakat ;
6. menyangkut suatu persoalan yang fashionable (sulit dijelaskan,
tetapi mudah dirasakan kehadirannya)
Agenda setting itu sendiri terdiri dari 3 aktivitas utama yaitu :
a. Persepsi terhadap masalah
b. Pendefenisian masalah
c. Proses mobilisasi/pencarian dukungan terhadap masalah

2
Dari poin-poin tersebut dapat dilihat bahwa penentuan masalah kebijakan
pada dasarnya bersifat subjektif karena berasal dari persepsi para pelaku
kebijakan sendiri, itulah mengapa masyarakat harus berusaha “sendiri” untuk
meyakinkan para aktor bahwa masalah yang mereka ajukan betul harus
dikembangkan menjadi sebuah kebijakan. Untuk melakukan hal ini masyarakat
biasa mengumpulkan massa untuk berunjuk rasa, meminta bantuan media
massa atau meminta bantuan lobi kepada para pakar/tokoh masyarakat yang
mampu mempengaruhi pemerintah.

Selain itu dari poin ke 3 juga dapat dilihat bahwa sebuah masalah juga
harus mendapatkan dukungan politis dari kelompok-kelompok kepentingan
dalam pemerintahan (dimensi politik). Ini berarti masyarakat kadang harus
kecewa tuntutan/keinginannya tak dipenuhi hanya karena tak mendapat
dukungan dari para kelompok kepentingan (elit) seperti perwakilan partai
tertentu, pemegang modal atau para pengusaha.

Terakhir penulis ingin mengingatkan sebuah hal, bahwa tak semua


masalah bisa menjadi masalah publik, tidak semua masalah publik bisa menjadi
masalah kebijakan, tak semua masalah kebijakan bisa masuk ke agenda setting,
dan tak semua masalah yang ada dalam agenda setting bisa menjadi agenda
pemerintah yang akan melahirkan kebijakan public, semuanya butuh proses dan
dukungan secara politis (Jones;1984).

You might also like