Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB II
TEORISASI
A. Pengertian Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel
sendiri secara harfiah berarti contoh).
Dalam bukunya O’Sullivan menjelaskan dalam rangka pengambilan
sampel, ada beberapa pengertian yang perlu diketahui, yaitu:
Populasi Sasaran (Target Populasi) yaitu populasi yang menjadi sasaran
pengamatan atau populasi dari mana suatu keterangan akan diperoleh.
Kerangka Sampel (Sampling Frame) yaitu suatu daftar unit-unit yang ada
pada populasi yang akan diambil sampelnya (daftar anggota populasinya).
Unit Sampel (Sampling Unit): yaitu unit terkecil pada populasi yang akan
diambil sebagai sampel.
Rancangan Sampel yaitu rancangan yang meliputi cara pengambilan
sampel dan penentuan besar sampelnya.
Random yaitu cara mengambil sampel, dimana setiap unit dalam populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
B. Prosedur Pengambilan Sampel
1. Menentukan tujuan penelitian
2. Menentukan populasi penelitian
3. Menentukan jenis data yang diperlukan
4. Menentukan teknik sampling
5. Menentukan besarnya sampel (sample size)
6. Menentukan unit sampel yang diperlukan
7. Memilih sampel.
2
C. Teknik Pengambilan Sampel
3
o Purposive Sampling: pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar
pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang
dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil.
o Accidental Sampling: sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa
direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehendaki tidak
berdasarkan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan, asal
memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan
sementara saja.
o Quota Sampling: pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan
peneliti saja, besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu.
o Saturation sampling: metode pengambilan sampel dengan
mengikutsertakan semua anggota populasi sebagai sampel penelitian
o Snowball sampling; metode pengambilan sampel secara berantai (multi
level).
Teknik Pengambilan Sampel Pada Penelitian Kualitatif
Yaitu menggunakan teknik non probabilitas, yaitu suatu teknik
pengambilan sampel yang tidak didasarkan pada rumusan statistik tetapi lebih
pada pertimbangan subyektif peneliti dengan didasarkan pada jangkauan dan
kedalaman masalah yang ditelitinya. Sampel kecil merupakan ciri pendekatan
kualitatif karena pada pendekatan kualitatif penekanan pemilihan sampel
didasarkan pada kualitasnya bukan jumlahnya. Oleh karena itu, ketepatan
dalam memilih sampel merupakan salah satu kunci keberhasilan utama untuk
menghasilkan penelitian yang baik. Sampel juga dipandang sebagai sampel
teoritis dan tidak representative.
Teknik Pengambilan Sampel Pada Penelitian Kuantitatif
Pada penelitian kuantitatif canderung menggunakan teknik pengambilan
sampel yang berasal dari teori probabilitas ( probability sampling ) yakni
pengambilan sampel secara acak “random sampling”. Pengambilan sampel
melalui “probability sampling” didasarkan atas pemikiran bahwa keseluruhan
unit dalam suatu populasi memiliki kesempatan dan kemungkinan yang sama
untuk dijadikan sebagai sampel. Walaupun pengambilannya secara acak,
4
sampel yang dihasilkan tetap merupakan sampel yang representative. Pada
pendekatan kuantitatif, jumlah sampel besar, karena aturan statistik
mengatakan bahwa semakin sampel besar akan semakin merepresentasikan
kondisi riil
D. Penentuan Besarnya Sampel (Sample Size)
Dalam menetapkan besar kecilnya sampel, tidak ada suatu ketetapan yang
mutlak, artinya tidak ada ketentuan berapa persen suatu sampel harus diambil.
Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan homogenitas dan
heterogenitas populasi. Jika keadaan populasi homogen, jumlah sampel
hampir-hampir tidak menjadi persoalan, sebaliknya jika keadaan populasi
heterogen, maka pertimbangan pengambilan sampel harus memperhatikan
dua hal, yaitu (1) harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas dan (2)
besarnya populasi.
E. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data mengacu pada tujuan penelitian dan jenis data
yang diperlukan apakah itu data primer atau sekunder. Data primer yaitu data
yang diusahakan/didapat oleh peneliti sedangkan data sekunder ialah data
yang didapat dari orang/instansi lain. Data Sekunder cenderung siap “pakai”,
artinya siap diolah dan dianalisis oleh penelitian. Contoh Instansi penyedia
data: Biro Pusat Statistik (BPS); Bank Indonesia; Badan Meteorologi dan
Geofisika, dll.
a) Observasi
5
6
b) Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud-maksud tertentu. Pada
metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk
mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang
dapat menjelaskan permasalahan penelitian.
Sesuai dengan jenisnya, peneliti memakai jenis wawancara seperti yang
dikatakan oleh Faisol (1990: 63) yaitu :
a. Wawancara berstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan dengan
mengajukan beberapa pertanyaan secara sistematis dan pertanyaan yang
diajukan telah disusun sebelumnya.
b. Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara dengan mengajukan
beberapa pertanyaan secara lebih luas dan leluasa tanpa terikat oleh
susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya
c. Wawancara secara terang-terangan
d. Wawancara dengan menempatkan informan sebagai sejawat.
c) Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara
tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden).
Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.
Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon
sesuai dengan presepsinya.
7
Teknik Pengumpulan Data pada Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
10