You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam proses sejarah para filosof muslim telah banyak memberikan kontribusinya
hampir terhadap seluruh pelosok dan penjuru dunia, khususnya di daerah bagian Barat.
Dimana pada saat itu duni Barat sedang dalam keadaan berkabung. Diantara para filosof yang
mampu memberikan kontribusinya terhadap dunia Barat adalah al-Kindi dan al-Farabi.

Al-Kindi dan al-farabi merupakan tokoh filosof yang telah banyak membantu dan
mengembangkan filsafat baik di dunia Timur dan Barat, dan mereka juga telah banyak
memberikan dan menyumbangkan hasil pemikiranya dalam bentuk filsafat, baik dalam
konteks ketuhanan, alam, akal, dan lain sebagaianya.

Meskipun demikian, mereka juga adakalanya condong kepada tokoh filsafat Yunani
seperti Aristoteles, Plato, dan tokoh filsafat lainya ketika masa itu. Akan tetapi pemikiran
mereka tidak sepenuhnya seperti yang diungkapkan para filosof Yunani, hanya saja mereka
sedikit mengutip dari pemikiran para filosof Yunani, karena mereka memiliki pemikiran
sendiri.

1
BAB II

1. Kontribusi Filosof Muslim Terhadap Dunia Barat

Persentuhan Eropa dengan para filosofis muslim memberikan pengaruh besar


terhadap kehidupan bangsa Barat. Pengaruh terpenting yang diambil Eropa dari pergaulannya
dengan para filosof muslim adalah semangat untuk hidup yang dibentangkan oleh peradaban
dan ilmu Islam. Kontribusi para filosof muslim kepada Eropa pada peradaan Islam itu
bersifat menyeluruh. Hampir tidak ada satu sisi pun dari berbagai sisi kehidupan Eropa yang
tidak terpengaruh oleh filosofis Islam.

2. Pemikiran Al-Kindi dan Al-Farabi Tentang Konsep Tuhan, Akal dan Alam

1) Al-Kindi

a) Konsep Tuhan

Pemikiran Al-Kindi dalam menyatakan konsep Tuhan adalah Wujud Yang Haq
(Sebenarnya) yang tidak pernah ada sebelumnya dan tidak akan pernah tiada selama-
lamanya, yang ada sejak awal dan akan tetap ada selama-lamanya. Tuhan adalah Wujud
Yang Sempurna yang tidak akan pernah didahului wujud yang lain, dan wujud-Nya tidak
akan pernah berakhir serta tidak ada wujud lain melainkan dengan perantara-Nya.

b) Konsep Alam

Al-Kindi dalam menyatakan konsep alam mengatakan bahwa tidak mungkin alam itu
berdiri sendiri, melainkan ada yang menciptakanya, karena alam itu berubah-ubah,dan yang
berubah-ubah adalah baru, jadi alam adalah baru. Karena alam adalah baru, maka alam
adalah ciptaan yang harus ada penciptanya.

2
c) Konsep Akal

Pemikiran yang dikeluarkan oleh Al-Kindi tentang konsep akal dibagi menjadi tiga
bagian yaitu: (1) inderawi, (2) rasional, dan (3) isyraqi (iluminatif).

Pengetahuan inderawi terjadi secara langsung ketika orang mengamati obyek-obyek


material, kumudian dalam proses tanpa tenggang waktu dan tanpa berupaya pindah ke
imajinasi (musyawwirah). Menurut Al-Kindi rasio adalah metode yang digunakan dalam
proses berfikir yang menggunakan logika. Isyraqi Adalah akal atau pengetahuan yang
diperoleh lewat pancaran Nur Ilahi (wahyu).

2. Al-Farobi

a) Konsep Tuhan

Ia menyatakan bahwa Allah adalah wujud yang sempurna dan yang ada tanpa suatu
sebab, karena kalau ada sebab bagi-Nya berarti Ia tidak sempurna sebab bergantung padanya.
Ia wujud yang paling dahulu dan yang paling mulia. Karena itu Tuhan adalah wujud yang
azali dan yang selalu ada.

b) Konsep Alam

Dalam konsep ini Al-Farabi memiliki pendapat bahwa pembahasan alam beserta
isinya dimulai terbalik dari bawah ke atas. Maka wujud yang terbawah belum mempunyai
bentuk. Tingkat yang lebih tinggi berupa unsur-unsur yaitu air, tanah, api, dan udara.
Tingkatan yang lebih tinggi lagi berbentuk wujud, misalnya emas, perak, besi, tembaga, dan
lain sebagainya. Kemudian ada tingkatan yang lebih tinggi lagi adalah tumbuh-tumbuhan,
dengan wujud karena ada jiwa. Kemudian ada yang lebih tinggi lagi yaitu manusia yang
memiliki akal.

c) Konsep Akal

Secara umum sebagian besar karya Al-Farabi di pusatkan kepada studi tentang akal
atau logika. Al-Farabi menyatakan bahwa: “seni logika atau akal, umumnya, memberikan
aturan-aturan, yang bila diikuti dapat memberikan pemikiran yang besar dan mengarahkan
manusia secara langsung kepada kebenaran dan menjauhkan diri dari kesalahan-
kesalahan.”

3. Metode Al-Kindi Dalam Memperoleh Pengetahuan

3
Metode al-Kindi dalam memperoleh pengetahuan, dibagi menjadi tiga macam yaitu:
(a) pengetahuan inderawi, (b) pengetahuan rasional, dan (c) pengetahuan isyraqi.

a) Pengetahuan Inderawi

Pengetahuan inderawi terjadi ketika orang mengamati obyek-obyek material,


kumudian dalam tanpa tenggang waktu dan tanpa berupaya pindah ke imajinasi. Pengetahuan
yang di peroleh ini tidak akan tetap. Karena objek kajianya tidak tetap.

b) Pengetahuan Rasional

Pengetahuan sesuatu yang diperoleh dengan jalan menggunakan akal yang bersifat
universal, tidak parsial, tidak tetap, dan bersifat immaterial dan berlandaskan pada logika.

c) Pengetahuan Isyraqi

Al-Kindi menyatakan bahwa ini adalah pengetahuan yang langsung diperoleh dari
pancaran Nur Ilahi. Tuhan mensucikan jiwa mereka dan diterangkanya jiwa mereka untuk
memperoleh kebenaran dengan jalan wahyu.

BAB III

1. Analisis

A. Keadaan dunia Barat sebelum kedatangan para filosof muslim sungguh


memprihatinkan. Akan tetapi setelah kemunculan atau kedatangan para filosof muslim di
dunia barat, mereka membawa dampak kemajuan yang pesat. Kemjuan tersebut tidak
hanya dalam beberapa aspek saja, akan tetapi hampir menyeluruh kesemua aspek
kehidupan.
B. Konsep Tuhan, akal dan alam menurut al-Farabi dan al-Kindi

• Persamaan tentang dua fillosof tersebut mengenai konsep Tuhan adalah zat
yang maha sempurna. Wujudnya tidak terdiri dari matter (benda) dan form
(bentuk), yaitu dua bagian yang terdapat pada mahluq. Sedangkan dalam
perbedaanya mereka berbeda dalam mengkaji tentang konsep wujud Tuhan.
Untuk membuktikan wujud Tuhan al-Kindi berpijak pada adanya gerak,
keanekaan dan keteraturan alam wujud sebagai adanya Tuhan. Keteraturan

4
tidak mungkin terjadi apabila tidak ada zat yang tidak terlihat, dan zat yang
tidak terlihat itu adalah Tuhan. Menurut al-Farabi wujud dibagi menjadi dua:

1) Untuk yang pertama ini al-Farabi mengkiaskan Tuhan bagai cahaya. Seperti
wujudnya cahaya itu tidak akan pernah ada bila tidak ada matahari.

2) Adalah suatu kepercayaan dalam hati. Bila mana wujud itu diperkirakan
tidak ada, maka dia musyrik. Sebab wujudnya itu adalah Tuhan.

• Dalam konsep akal mereka sama-sama dalam penggunaan rasio. Namun


perbedaanya apabila al-Kindi dalam konsep akalnya, beliau mempunyai tiga
bentuk konsep, yaitu: inderawi, rasional, dan isyraqi. Sedangkan al-Farabi
sebagian besar dalam karyanya dipusatkan pada studi tentang logika.

• Konsep alam menurut Al-Kindi hakikatnya adalah ciptaan Tuhan, karena alam
sendiri berubah-ubah, dan yang berubah-ubah adalah baru. Sedangkan al-
Farabi berpendapat bahwa pembahasan alam itu dimulai terbalik. Dimulai dari
yang abstrak.

C. Dalam memperoleh pengetahuanya al-Kindi membagi pengetahuan menjadi tiga


macam yaitu: pertama secara inderawi, pengetahuan yang langsung dapat ditangkap
dengan panca indera secara langsung. Kedua dengan rasio, pengetahuan yang
menggunakan akal atau logika sebagai penalaran. Ketiga isyraqi, pengetahuan yang
diperoleh dari Tuhan, atau yang sering disebut sebagai wahyu.

2. Kesimpulan

A. Para filosof muslim banyak memiliki pengaruh terhadap dunia barat, tidak hanya
dalam konteks yang kecil, melainkan hampir mencakup seluruh kehidupan di Negara
Barat.

B. Konsep alkindi dan al-farabi dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

5
• Tuhan adalah zat yang sempurna, yang adanya tanpa sebab, karena apabila ada
sebab maka Ia tidak sempurna, dialah yang terdahulu, dan tidak ada yang
mengahirinya.

• Konsep akal menurut al-Kindi terbagi tiga, yaitu: inderawi, rasional, dan isyraqi.
Sedangkan al-Farabi lebih menonjolkan logika dalam setiap karyanya.

• Alam adalah ciptaan Tuhan. Dimana dengan alam dapat didiskripsikan adanya
keberadaan Tuhan.

C. Al-Kindi membagi pengetahuan menjadi tiga macam yaitu: pertama secara inderawi,
pengetahuan yang ditangkap dengan panca indera secara langsung. Kedua dengan rasio,
pengetahuan yang menggunakan akal atau logika sebagai bentuk pemikiran yang pasti.
Ketiga isyraqi, pengetahuan yang diperoleh dari Tuhan, atau yang sering disebut sebagai
wahyu atau karomah yang diberikan tuhan kepada orang-orang yang dicintainya.

6
REFERENSI

Bammate, Haidar. 2000. Kontribusi Intelektual Muslim Terhadap Peradaban Dunia. Jakarta:
Darul Falah.

Mustofa, Ahmad. 2007. Filsafat Islam. Bandung: Pustaka Setia.

You might also like