You are on page 1of 9

KELOMPOK 11

1. Siti Jumaida
2. Siti Siamah
3. Siti Yunita Andhini
4. Siti Noorbajah
5. Sri Rejeki

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


PRODI D-III KEBIDANAN
TAHUN 2009
SISTEM SYARAF PADA IBU

1. Ovarium

Ovarium merupakan organ berbentuk almond, berukuran 2 x 4 cm dan melekat

pada bagian ligamentum oleh mesofanlum.

Ovarium terletak pada bagian depan dinding lateral pelvis, pada lekukan yang

dinamakan fossa ovarii. Sebelum pubertas ovarium bersifat halus tetapi setelah

pubertas ovarium secara progresif berpacu karena degenerasi luteum setelah

menopause ovarium menyusut dan permukaannya berlubang-lubang.

Persyarafan ovarium berasal dari flexus aortikus dan menyertai perjalanan

artesi ovaria

2. Tuba Uterina

Terdapat dua tuba uterine : masing-masing panjangnya 10 cm dan terletak

pada pinggir atas ligamentum latum. Tuba uterine dibagi 4 bagian yaitu :

lufundubulum, ampulla. Isthus dan bagian interamural.

3. Uterus

Uterus adalah organ berongga yang berbentuk buah per, berdinding otot tebal.

Pada Nultipara panjang uterus 8 cm, lebar 5 cm dan tebal 2,5 cm, uterus dibagi dalam

fundus, korpus dan cervik.

Fundus merupakan bagian uterus yang terdapat di atas muara tuba uterine.

Corpus merupakan bagian uterus yang terdapat dibawah tuba uterine.

Cervik merupakan bagian yang berhubungan dengan rongga tubuh ostium

internum dan vagina melalui ostium eksternum


Persyarafan uterus berasal dari cabang flexus hypogastrikus inferior dinding

otot atau miometrium tebal dan dibentuk oleh otot polos yang disokong oleh jaringan

ikat. Di dalam otot terdapat filamen tebal (myosin) dan filamen tipis (aktin). Ujung

dari aktin disebut membaran Z dan pada ujung myosin terdapat Cros bridges. Interaksi

antara aktin dengan Cros bridges akan menyebabkan kontraksi. Dalam keadaan

kontraksi maksimum dimana aktin dengan Cros bridges sepenuhnya bertumpang

tindih. Pada keadaan ini adalah kontraksi yang paling kuat pada otot.

Selama kehamilan uterus sangat membesar sebagai akibat peningkatan

pembentukan estrogen dan progesteron, mula-mula uterus tetap sebagai organ pelvis,

tetapi menjelang bulan ke tiga, fundus naik dan keluar dari pelvis dan menjelang

bulan ke 9 mencapai procesus xiphoideus.

4. Persyarafan Pelvis

Plexus Lumbalis

Mempersyarafi otot-otot di sekitar persendian paha. M. Pasos mayor dan

minor (L1 – L5) M. Quadratis Lumborum (TM – L3) dan Mm, iliocastel Lumborum

Plexus Lumbalis berhubungan dengan Nm. Intercostalis.

Nervus iliohipogastricus (T12 – L1)

Berjalan di bagian dalam M. quadratus lumborum, menyilang di permukaan

posterior ginjal, selanjutnya berjalan di antara M. transversus abdominis dan M.

obliquus internus abdominis.

Mempersarafi : otot dinding abdomen.

Kedua cabang kutaneus : mempersarafi kulit di atas aponeurosis M. obliquus externa

abdominis dan kulit daerah pelvik.


Nervus iliongunalis (5)

Berjalan sepanjang ligamentum inguinale melalui canalis inguinalis bersama

ligamentum teres uteri, menuju labium majus pudenda ipsilateral.

Mempersarafi : otot-otot yang menyusun dinding abdomen

Cabang kutaneus mepersarafi : kulit mons pubis dan sisi anterior kulit labium majus.

Nervus genitofemoralis (60)

Di M. Psoas bercabang manjadi 2 yaitu ;

a. Cabang genitalis

Berjalan di atas ligamentum inguinale menuju canalis inguinalis bersama

ligamentum teres uteri, menuju labium majus pudenda ipsilateral. Cabang

kutaneus mempersarafi labium majus pudenda ipsilateral dan kulit pada bagian

dalam kontralateral.

b. Cabang femoralis

Berjalan di bawah ligamentum inguinale, kemudian melalui hiatus saphenus di

dalam fascia. Cabang kutaneus : kulit paha atas disebelah lateral bagian tersebut

dipersarafi oleh cabang genital.

Plexus lumbosacralis

Dibentuk dan ramus ventrales atau anteriores, radikal lumbalis dan sacralis.

Mempersarafi : serat saraf motorik dan sensorik pada kaki.

Pluxus lumbalis :

- Tersebut dari cabang L1 sampai L4

- Akarnya terletak di medial M. Psos

- Merupakan origo N. obsturatorius (1) dan femoralis (2)


Truncus lumbosacralis

- Berasal dari truncus lumbosacralis dan S1 sampai S3 (setelah keluar dari formina

sacralis)

- Saraf utama – N. ischradieus (4)

7 N. cutaneus femoris, lateralis, 8 N. cutaneus, femoris posterior, 9 N. pudendus, 3

gluteus superior.

5. Persarafan Difaragma Pelvis dan Genitalis Eksterna

Nervus pudendus (S2 – S4)

Terdiri atas serat saraf sensorik motorik simpatis dan parasimpatis dari radiks

secralis.

- Meninggalkan pelvis di bawah M. piriformis, berjalan melalui forman ischiadica

mayor, berjalan melingkari bagian luar ligamentum sacrospinale dan masuk

kembali ke pelvis melalui foramen ischiadica minor.

- Berjalan menuju canalis alcock (pundendalis) menuju symphysis pubica.

- Cabang femoralis Motorik : M. transverses perinea profundus sphincter uretra.

Sensorik : N. dorsalis elitoridis

Cabang N. pudendus

- Nervus rectalis inferioris (langsung berasal dari S2 dampai S4)

Motorik mempersarafi : M. sphincter ani externus

Sensorik mempersarafi : Kulit anus (bagian bawah saluran anal)

- Nervus pernealis

Cabang fropunda : Motorik : M. sphincter ani externus

M. levtor ani
Cabang superfisioalis : Motorik : M. bulbospongiosus

M. ischiocavernosus

M. transversus perinei superfisialis

Sensorik : Labium majus (Nn. Labiales posteriores)

Meatus urethra externus

Vestibulum vaginae

- Nervus coccygeus

Bersama rami anterior S4 dan S5, membentuk plexus di M. coccygeus serat

sensoriknya mepersarafi kulit regio cocigeal dan anal (Nn. Cocygeal).

Cabang sensorik lain : - N. genitofemoralis

- N. iliohypogastrikus

- N. obturatorius

- N. cutaneus femoris posteriol


HUBUNGAN SARAF DENGAN REPRODUKSI WANITA

Organ reproduksi wanita terbagi atas organ genetalia eksterna dan organ genetalia

interna. Organ genetalia eksterna dan vagina adalah bagian untuk senggama. Sedangkan

organ genetalia interna adalah bagian untuk ovulasi. Tempat pembuahan sel telur,

transportasi blastokis, implantasi. Dan tumbuh kembang janin, sistem saraf alat genetal

pada umumnya otonom.

Organ Genetalia Eksterna

Kulit yang meliputi bibir kecil (labia minora) mengandung banyak glanula sebasea

( kelenjar-kelenjar lemak) dan juga ujung-ujung saraf yang menyebabkan bibir kecil

sangat sensitif.

Glans klitoridis pada klitoris terdiri atas jaringan yang dapat mengembang penuh

dengan urat saraf sehingga sangat sensitif.

Persarafan perineum terutama oleh nervus pudendus dan cabang-cabangnya.

Organ Genetalia Interna

Inervasi uterus terutama terdiri atas sistem saraf simpatetik dan untuk sebagian

terdiri atas sistem parasimpatetik dan serebrospinal. Sistem parasimpatetik berada di

dalam panggul sebelah kiri dan kanan Os. sakrum berasal dari saraf sakral 2,3 dan 4 yang

selanjutnya memasuki pleksus frankenhauser. Sistem simpatetik masuk ke rongga

panggul sebagai pleksus hipogastrikus melalui bifurkosio aorta dan promentorium terus

ke bawah menuju ke pleksus frankenhauser. Pleksus ini terdiri atas ganglion-ganglion

berukuran besar dan kecil terletak terutama pada dasar ligamentum sakrouterina.
Serabut-serabut saraf tersebut diatas memberi inervasi pada miometrium dan

endometrium. Kedua sistem simpatetik dan parasimpatetik mengandung unsur motorik

dan sensorik. Kedua sistem bekerja antagonistik. Saraf simpatetik menimbulkan kontraksi

dan vasokantraksi. Sedangkan yang parasimpatetik sebaliknya, yaitu mencagah kontraksi

dan menimbulkan vasodilatasi.

Saraf yang berasal dari torakal 11 dan 12 mengandung saraf sensorik dari uterus

dan meneruskan perasaan sakit dari uterus ke pusat saraf (serebrum). Saraf sensorik dari

serviks dan bagian atas vagina melalui saraf sakral 2,3 dan 4. sedangkan yang dari bagian

bawah vagina melalui nervus pundedus dan nervus ileoinguinals.

Ovarium (indung telur) pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan

mesovarium tempat ditemukannya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf

untuk ovarium. Disamping itu masih ada sistem serebrospinal, yang memberi inervasi

pada otot-otot dasar panggul.


DAFTAR PUSTAKA

Sabotta R. Putz & R. Pabst, Alih Bahasa Septalia Inawati Wanardi Editor Y. Joko Suyono
Edisi 21. Jakarta EGC 2000

Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


2008. 115 – 128) dan Ilmu Kandungan

You might also like