Professional Documents
Culture Documents
1
satu sama lain kontribusinya berbeda-beda terhadap pembuatan kebijakan publik
tersebut. Pedoman-pedoman umum tersebut dimaksudkan untuk mencapai
kepentingan umum dengan cara sebaik mungkin.
• Anderson menyatakan bahwa perumusan kebijakan berhubungan dengan
upaya-upaya menjawab pertanyaan bagaimana berbagai alternatif disepakati
untuk masalah-masalah yang dikembangkan dan siapa yang berpartisipasi.
Perumusan kebijakan merupaka proses yang secara spesifik ditujukan untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan.
2
bahwa pembentukan kebijakan (policy formulation) atau policy making berbeda
dengan pengambilan keputusan (decision making). Karena pengambilan
keputusan adalah pengambilan pilihan sesuatu alterntaif dari berbagai alternatif
yang bersaing mengenai sesuatu hal dan selesai. Sedangkan pembuatan
keputusan meliputi banyak tindakan pengambilan keputusan. Jadi, jika pemilihan
alternatif dilakukan dan selesai, maka kegiatan itu disebut pembuatan keputusan;
sebaliknya bila pemilihan alternatif itu terus menerus dilakukan, maka kegiatan
tersebut dinamakan perumusan kebijakan.
• Utomo membedakan pembuatan keputusan dan perumusan kebijakan.
Pembuatan keputusan merupakan suatu tindakan untuk menentukan pilihan dari
berbagai alternatif mengenai suatu hal dan selesai, sedangkan perumusan
kebijakan merupakan rangkaian tindakan yang meliputi banyak pengambilan
keputusan dan dilakukan dengan memilih alternatif secara terus menerus.
3
Beberapa Tahapan:
1. THOMAS R. DYE
• Menurut Dye (2005, 31), bagaimana sebuah kebijakan dibuat dapat diketahui
dengan mempertimbangkan sejumlah aktivitas atau proses yang terjadi
didalam sistem politik.
• Thomas R. Dye (Widodo, 2007) memberikan pendapat tentang Proses
Kebijakan Publik yang terdiri atas:
1. Identifikasi masalah kebijakan (Identification of policy problem) →
dilakukan melalui identifikasi apa yang menjadi tuntutan (demands) atas
tindakan pemerintah.
2. Penyusunan Agenda (Agenda Setting) → merupakan aktivitas
memfokuskan perhatian pada pejabat publik dan media masa atas
keputusan apa yang akan diputuskan terhadap masalah publik tertentu.
3. Perumusan Kebijakan (policy formulation) → tahapan pengusulan
rumusan kebijakan melalui inisiasi dan penyusunan usulan kebijakan
melalui organisasi perencanaan kebijakan, kelompok kepentingan,
birokrasi pemerintah, presiden dan lembaga legislatif
4. Pengesahan Kebijakan (legitimating of policies) → melalui tindakan politik
oleh partai politik, kelompok penekan, presiden dan kongres;
5. Implementasi Kebijakan (Policy implementation) → dilakukan melalui
birokrasi, anggaran publik dan aktivitas agen eksekutif yang terorganisasi;
6. Evaluasi kebijakan (poliy evaluation) → dilakukan oleh lembaga
pemerintah sendiri, konsultan dari luar pemerintah, pers, dan masyarakat
(publik)
• Terkait hal ini, dalam pandangan Dye (2005, 31-32), pembuatan kebijakan
sebagai sebuah proses akan meliputi sejumlah proses, aktivitas, dan
keterlibatan peserta sebagaimana dapat dilihat dalam tabel 1 berikut.
Tabel 1
Pembuatan Kebijakan sebagai sebuah Proses
Proses Aktivitas Peserta
Identifikasi Publikasi masalah sosial; Media massa; kelompok
Masalah mengekspresikan tuntutan akan kepentingan; inisiatif
tindakan dari pemerintah masyarakat; opini publik
Penetapan Menentukan mengenai masalah- Elit, termasuk presiden dan
Agenda masalah apa yang akan diputuskan; kongres; kandidat untuk
masalah apa yang akan jabatan publik tertentu;
dibahas/ditangani oleh pemerintah media massa
Perumusan Pengembangan proposal kebijakan Pemikir; Presiden dan
Kebijakan untuk menyelesaikan dan lembaga eksekutif; komite
memperbaiki masalah kongres; kelompok
kepentingan
Legitimasi Memilih proposal; mengembangkan Kelompok kepentingan;
Kebijakan dukungan untuk proposal terpilih; presiden; kongres;
menetapkannya menjadi peraturan pengadilan
hukum; memutuskan
4
konstitusionalnya
Implementasi Mengorganisasikan departemen Presiden dan staf
Kebijakan dan badan; menyediakan kepresidenan; departemen
pembiayaan atau jasa pelayanan; dan badan
menetapkan pajak
Evaluasi Melaporkan output dari program Departemen dan badan;
Kebijakan pemerintah; mengevaluasi dampak komite pengawasan kongres;
kebijakan kepada kelompok media massa; pemikir
sasaran dan bukan sasaran;
mengusulkan perubahan dan
reformasi
2. JAMES ANDERSON
• Menurut Anderson (2006, 3-5), proses kebijakan terdiri atas lima tahapan
sebagaimana dapat dilihat dalam tabel 2 berikut.
Tabel 2
Proses Kebijakan
Terminologi Tahap 1: Tahap 2: Tahap 3: Tahap 4: Tahap 5:
Kebijakan Agenda Perumusan Adopsi Implementa Evaluasi
Kebijakan Kebijakan Kebijakan si Kebijakan Kebijakan
Definisi Sejumlah Pengembangan Pengembanga Aplikasi Upaya
permasalahan usulan akan n dukungan kebijakan pemerintah
diantara banyak tindakan yang terhadap oleh mesin untuk
permasalahan terkait dan sebuah administrasi menentuka
lainnya yang dapat diterima proposal pemerintah n apakah
mendapat untuk tertentu kebijakan
perhatian serius menangani sehingga efektif,
dari pejabat permasalahan sebuah serta
publik publik kebijakan mengapa
dapat efektif atau
dilegitimasi tidak efektif
atau disahkan
Common Membuat Apa yang Membuat Aplikasi Apakah
sense pemerintah diusulkan untuk pemerintah kebijakan kebijakan
untuk dilakukan untuk pemerintah bekerja
mempertimbang terhadap menerima terhadap baik?
kan tindakan masalah solusi tertentu masalah
terhadap terhadap
masalah masalah
• Berdasarkan tabel 1 dan 2 tersebut, dapat dilihat bahwa perbedaan
pandangan dari Dye dan Anderson mengenai proses kebijakan hanya terletak
pada masalah identifikasi kebijakan saja. Dye membedakan tahapan antara
aktivitas identifikasi masalah dengan penetapan agenda, sementara Anderson
menganggap kedua hal tersebut sebagai tahap agenda kebijakan. Tahapan
lainnya cenderung sama antara pendapat Dye dan Anderson, yang berbeda
hanya istilah penyebutannya saja.
• Baik Dye dan Anderson juga cenderung sepakat bahwa tahapan perumusan
kebijakan merupakan tahap dimana dikembangkan proposal yang berisikan
sejumlah alternatif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dengan
demikian, dapat dilihat bahwa tahap perumusan kebijakan merupakan tahap yang
penting dalam menentukan sebuah kebijakan publik. Pada tahapan ini akan
5
dihasilkan sejumlah usulan kebijakan yang akan diputuskan untuk diambil oleh
pemerintah.
3. CHARLES O. JONES
• Charles O.Jones sebagai salah satu ilmuan yang banyak mengkaji teori
kebijakan publik, bahkan membagi tahap-tahap yang dilalui sebagai sebuah
proses yang sangat panjang, yaitu tidak kurang dari 11 tahap yang akan
ditempuh. Hal yang sangat menarik dari Jones adalah 1) mengidentifikasi
masalah apa yang menyangkut kepentingan siapa, 2) mengapa masalah
dalam masyarakat muncul, 3) bagaimana tumbuh dan berkembangnya
masalah tersebut dan 4) kapan dan bilamana masalah itu muncul.
• Untuk lebih jelas mari kita ikuti pendapat Jones ketika kita mengamati
munculnya sebuah kebijakan publik dalam sebuah negara ataupun
pemerintah
No Aktivitas Pertanyaan-pertanyaan
1. Persepsi Apakah menjadi masalah sehingga muncul
beberapa usulan dari masyarakat.
2. Aggregasi Berapa banyak orang yang merasa bahwa
masalah yang diajukan itu penting sekali.
3. Organisasi Bagaimanakah orang-orang tersebut
mengorganisasikan diri mereka?
4. Representasi Bagaimana akses mereka terhadap lembaga
perwakilan yang ada.
5. Pembentukan Agenda Bagaimana status agenda diperoleh?
6. Formulasi Apa usul penyelesaian masalah, siapa yang
mengembangkannya dan bagaimana
rumusannya.
7. Legitimasi Siapa yang mendukungnya, apakah dukungan
tersebut bersifat mayoritas.
8. Anggaran/Budgeting Apakah ada dana yang disediakan? Berapa
banyak? Apakah itu dianggap cukup?
9. Implementasi Siapa yang mengimplementasikannya,
bagaimana mereka memperoleh dukungan
10 Evaluasi Siapa yang melakukan evaluasi, metode apa
untuk melakukan evaluasi?
11 Penyesuaian/ Penyesuaian apa yang telah dilakukan?
penghapusan Bagaimana hasilnya.
6
yang secara konkrit mewujudkan kebijakan tersebut dalam kehidupan sehari-
hari dan bagaimana pemerintah kemudian mengambil sikap terhadap
kebijakan tersebut, apakah akan diteruskan karena membawa hasil yang
positif, ataukah perlu diadakan penyesuaian-penyesuaian untuk meningkatkan
kapasitas kebijakan tersebut, dan ataukah sudah waktunya kebijakan itu
dihapuskan dan diganti dengan kebijakan yang baru sama sekali karena tidak
ada manfaatnya bagi masyarakat.
• Ada baiknya kita merujuk apa yang dikemukakan oleh Charles O Jones
seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini:
Aktivitas Kategori dalam Sebagai Sistem Potensi Produk
Fungsional Pemerintahan (Output)
Persepsi Masalah yang Identifikasi Masalah
disampaikan permasalahan
Defenisi Tuntutan
kepada
Agregasi pemerintah. Akses dan
Organisasi Prioritas
Representasi
Formulasi Kegiatan dalam Pengembangan/ Proposal
program
Legitimasi Lingkungan Program
kebijakan
Budgeting Pemerintahan Penyediaan dana.
Implementasi Penganganan Implementasi Dana, sumber daya
terhadap masalah program manusia, dan lainnya
Evaluasi Program yang Evaluasi Program Bervariasi (mis:
diajukan Kegiatan rekomendasi, solusi
Penyesuaian/
atau perubahan)
Terminasi kepada
Pemerintah
Sumber: Charles O.Jones, An Introduction to The Study of Public Policy
(Motery, California, Brooks Publ. Company, 1984, p.29)
7
masyarakat. Pada tahap ini tentu saja kegiatan pemerintah sangat luas,
termasuk mengumpulkan informasi, mengadakan lobbying dengan lembaga
legislatif, dengan kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dalam
masyarakat. Dari hasil kegiatan pada tahap ini maka lahirlah apa itu sebuah
Undang-Undang, Peraturan pemerintah, SK Presiden, Peraturan Daerah
ataupun lainnya. Kebijakan tersebut menentukan arah dan tujuan dari langkah
yang ditempuh pemerintah, serta bagaimana program-program lanjutan
diputuskan.
• Setelah melewati tahap seperti yang dikemukakan di atas, maka sampailah
pada tahap yang ketiga, yaitu apa yang disebut sebagai tahap implementasi.
Pada tahap ini diadakan interpretasi lebih lanjut dari kebijakan yang dibuat,
apakah diperlukan Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis sehingga
program dapat dihantarkan kepada masyarakat, kemudian bagaimana dana
dikerahkan, sarana dan prasarana disediakan, serta ditentukan siapa yang
paling bertanggung jawab melaksanakannya. Pada tahap ini kemudian
lahirlah sejumlah kegiatan, dan pada akhirnya adalah hasil yang nyata dari
kebijakan tersebut dirasakan atau tidak oleh masyarakat.
• Tahap yang keempat adalah tahap untuk mengadakan evaluasi terhadap
kebijakan yang sudah dijalankan. Tahap ini merupakan tahap untuk
melakukan penilaian terhadap kinerja sebuah kebijakan. Apakah kebijakan
tersebut sudah dijalankan sebagaimana mestinya, apakah membawa hasil
seperti yang diharapkan atau tidak, apakah hasil yang dicapai sesuai dengan
biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah?. Evaluasi dapat dilakukan mencakup
dua hal yaitu evaluasi terhadap proses muncul dan penyelenggaraan dari
kebijakan tersebut, serta evaluasi yang menyangkut dampak dari kebiajakan
tersebut.
• Setelah evaluasi dilakukan maka sampailah pada tahap yang terakhir atau
tahap yang kelima yaitu menentukan bagaimana nasib dari kebijakan tersebut
selanjutnya, apakah akan diteruskan ataukah dihapuskan saja, ataukah
diteruskan dengan penyesuaian seperlunya. Kalau kebijakan tersebut
membawa hasil yang sangat memuaskan maka dapat diteruskan, akan tetapi
kalau kebijakan itu tidak membawa hasil seperti yang diharapkan dan bahkan
menimbulkan masalah yang lebih besar lagi bagi pemerintah dan masyarakat
maka sudah sewajarnya untuk dihapuskan. Tentu saja keputusan itu dibuat
atas dasar hasil penilaian yang dilakukan dengan serius.
• Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam diagram berikut ini;
Tahap Kegiatan Hasilnya.
Pembentukan Agenda Agenda Pemerintah
Persepsi masalah
Defenisi Masalah
Mobilisasi dukungan
Formulasi,Legitimasi Statmen Kebijakan
Perolehan Informasi Rumusan Tujuan
Advokasi Dll
Dukungan
8
Lobbying
Implementasi Program Aktivitas kebijakan.
Interpretasi
Pendanaan
Organisasi
sarana, dll
Evaluasi Kebijakan Dampak kebijakan
Decision,
Adaptation
Termination
Sumber: Randal B. Ripley, Policy Analysis in Political Science (Chicago,
Nelson-Hall Publishing, 1985, P.49)