You are on page 1of 30

TEKNIK KONVERI ENERGI

Pompa dan Kompresor


Torak
MAKALAH
Yuri Manggala Prana

2-C

Sistim pemompaan bertanggung jawab terhadap hampir 20% kebutuhan energi listrik
duniadan penggunaan energi dalam operasi pabrik industri tertentu berkisar 25-50% (US
DOE, 2004).
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah yang maha mempunyai ilmu, atas
terselesaikannya makalah Mekanisme Pompa Torak dan Kompresor Torak ini, seperti yang
telah direncanakan.

Terima kasih juga kami sampaikan pada dosen yang telah mengajarkan ilmunya kepada kami
sehingga dapat membuat makalah ini.

Makalah ini, kami maksudkan untuk menunjang mata kuliah Mesin Fluida di Jurusan Teknik
Konversi Energi sebagai bacaan tambahan yang berbarengan dengan kuliah teori Mesin
Fluida dan Praktikumnya.

Walaupun makalah ini banyak menyajikan penjelasan teoritis yang mungkin agak
membingungkan pembaca, tetapi dengan bantuan mata kuliah Mesin Fluida dapat diserap
pemahamannya. Dengan dibarengi dengan adanya praktikum dengan judul mata kuliah yang
sama, diharapkan pembaca dapat memahami secara menyeluruh.

DAFTRA ISI
3

I. Peristilahan .................................................................................................... 2

II. Pendahuluan ..................................................................................................3-4

III. Kompresor Torak ..........................................................................................5-18


-Fungsi ......................................................................................................... 5
-Kompresor Torak ......................................................................................... 7
-Katub Kompresor ......................................................................................... 9
-Compressor Displacement ............................................................................. 14
-Efesiensi volumetrik ..................................................................................... 15
-Perbandingan Kompresi ................................................................................ 16
-Kontaminasi ................................................................................................ 17

IV. Pompa Torak ...............................................................................................19-28


-Karekteristik .............................................................................................. 19
-Kinerja hisap pompa ................................................................................... 20
-Pompa Torak ............................................................................................. 21
-Pengkajian Pompa ...................................................................................... 22
-Penjelasan ................................................................................................. 23-28

PERISTILAHAN
4

Condenseing Medium medium atau bahan yang digunakan untuk


mendinginkan atau untuk membantu proses kondensasi
di condenser.

Compression Chamber Ruang atau volume hisap/kompresi di dalam silinder


kompresor.

Clearance Space Volume sisa hasil kompresi torak di dalam kepala


silinder kompresor yang tidak dapat disalurkan ke
condenser.

Compressor Displacement Volume hisap yang dapat dilakukan oleh torak


kompresor pada saat bergerak dari titik mati atas ke titik
mati bawah.

Inward Leak Pengujian Kebocoran kompresi secara aktif, untuk


mendeteksi adanya kebocoran akibat kerusakan pada sisi
tekanan rendah kompresor, meliputi kebocoran pada
gasket, service valve dan seal poros.

Outward Leak Pengujian kebocoran secara pasif.

PENDAHULUAN
I. Apa yang dimaksud dengan pompa dan sistim pemompaan?
5

Sistim pemompaan bertanggung jawab terhadap hampir 20% kebutuhan energi listrik dunia
dan penggunaan energi dalam operasi pabrik industri tertentu berkisar 25-50% (US DOE,
2004).

Pompa memiliki dua kegunaan utama:


§ Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari aquifer bawah
tanah ke tangki penyimpan air)
§ Mensirkulasikan cairan sekitar sistim (misalnya air pendingin atau pelumas yang melewati
mesin-mesin dan peralatan)

Komponen utama sistim pemompaan adalah:


§ Pompa(beberapa jenis pompa dijelaskan dalam bagian 2)
§ Mesin penggerak: motor listrik, mesin diesel atau sistim udara
§ Pemipaan, digunakan untuk membawa fluida
§ Kran, digunakan untuk mengendalikan aliran dalam sistim
§ Sambungan, pengendalian dan instrumentasi lainnya
§ Peralatan pengguna akhir, yang memiliki berbagai persyaratan

(misalnya tekanan, aliran) yang menentukan komponen dan susunan sistim pemompaan.
Contohnya adalah alat penukar panas, tangki dan mesin hidrolik.
Pompa dan mesin penggerak biasanya merupakan komponen yang paling efisien energinya.

II. Kompresor

Kompresor adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas. Kompresor udara biasanya
mengisap udara dari atmosfir. Namun ada pula yang mengisap udara atau gas yang
bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfir. dikatakan kompresor bekerja sebagai penguat.
Sebaliknya ada kompresor yang mengisap gas yang bertekanan lebih rendah dari tekanan
atmosfir. Dalam hal ini kompresor disebut pompa vakum.
Jenis-Jenis Kompresor
Kompresor terdapat dalam berbagai jenis dan model tergantung pada volume dan tekanannya.
Klasifikasi kompresor tergantung tekanannya adalah :
- kompresor (pemampat) dipakai untuk tekanan tinggi,
- blower (peniup) dipakai untuk tekanan agak rendah,
6

- fan (kipas) dipakai untuk tekanan sangat rendah.


Atas dasar cara pemampatannya, kompresor dibagi atas jenis :
- Jenis turbo (aliran)
Jenis ini menaikkan tekanan dan kecepatan gas dengan gaya sentrifugal yang ditimbulkan
oleh kipas (impeler) atau dengan gaya angkat yang ditimbulkan oleh sudu-sudu.
- Jenis perpindahan (displacement)
Jenis ini menaikkan tekanan dengan memperkecil atau memampatkan volume gas yang
diisap ke dalam silinder atau stator oleh sudu. Jenis perpindahan terdiri dari jenis putar
(piston putar) dan jenis bolak balik (torak).

Beberapa jenis kompresor tersebut antara lain adalah :


- Kompresor piston satu tahap
- Kompresor piston dua tahap bentuk V
- Kompresor piston dua tahap kerja ganda
- Kompresor Membran ( Diaphragma )
- Kompresor Sudu Geser
- Kompresor Sekrup
- Kompresor Roots – Blower
- Kompresor Aliran (Turbin)

KOMPRESOR TORAK
Fungsi Kompresor
7

Dalam pembahasan siklus refrigeran pada sistem refrigerasi kompresi gas telah diketahui
operasi kompresor. Maksud dari operasi kompresor adalah untuk memastikan bahwa suhu
gas refrigeran yang disalurkan ke kondenser harus lebih tinggi dari suhu
condensing medium. Bila suhu gas refrigeran lebih tinggi dari suhu condensing medium (
udara atau air) maka energi panas yang dikandung refrigeran dapat dipindahkan ke
condensing medium. akibatnya suhu refrigeran dapat diturunkan walaupun tekanannya tetap.
Oleh karena itu kompresor harus dapat mengubah kondisi gas refrigeran yang
bersuhu rendah dari evaporator menjadi gas yang bersuhu tinggi pada saat meninggalkan
saluran discharge kompresor. Tingkat suhu yang harus dicapai tergantung pada jenis
refrigeran dan suhu lingkungannya.
Dilihat dari prinsipoperasinya, maka kompresor dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Mechanical Action

Yang termasuk dalam jenis ini adalah :


􀃖 Kompresor Torak
􀃖 Kompresor Rotary
􀃖 Kompresor Sekrup

Pada mechanical action compressor, efek kompresi gas diperoleh dengan menurunkan
volume gas secara reciprocating.

Gambar 11.1 Mechanical Action


8

Kompresor didesain dan dirancang agar dapat memberikan pelayanan dalam jangka panjang
walaupun digunakan secara terus menerus dalam sistem refrigerasi kompresi gas. Untuk
dapat melakukan performa seperti yang diharapkan maka kompresor harus bekerja sesuai
kondisi yang diharapkan, terutama kondisi suhu dan tekanan refrigeran pada saat masuk
dan meninggalkan katub kompresor.

b. Rotary Action

Pada rotary action compressor, efek kompresi diperoleh dengan menekan gas yang berasal
dari ruang chamber menuju ke saluran tekan yang berdiameter kecil untuk menurunkan
volume gas.
9

Gambar 11.2 Aksi Mekanik Rotary Compressor

Kompresor Torak
Sesuai dengan namanya, kompresor ini menggunakan torak atau piston yang diletakkan di
dalam suatu tabung silinder. Piston dapat bergerak bebas turun naik untuk menimbulkan efek
penurunan volume gas yang berada di bagian atas piston. Di bagian atas silinder diletakkan
katub yang dapat membuka dan menutup karena mendapat tekanan dari gas.
Jumlah silinder yang digunakan dapat berupa silinder tunggal misalnya yang banyak
diterapkan pada unit domestik dan dapat berupa multi silinder. Jumlah silinder dapat
mencapai 16 buah silinder yang diterapkan pada unit komersial dan industrial.
10

Pada sistem multi silinder maka susunan silinder dapat diatur dalam
4 formasi, yaitu :

a. Paralel
b. Bentuk V
c. Bentuk W
d. Bentuk VW

Gambar 11.3 Formasi Silinder kompresor

Operasi Piston dan Siklus Diagram Gambar 11.4 memperlihatkan hubungan antara posisi
piston(torak) dengan operasi katub-katub kompresor ( katub hisap dan katub tekan ).
11

Gambar 11.4 Siklus Operasi Kompresor

Katub Kompresor
Katub kompresor yang digunakan pada kompresor refrigerasi lebih cenderung ke : Pressure
Actuated daripada ke : Mechanical Actuated. 192
Perhatikan lagi gambar 11.4 tentang siklus operasi kompresor torak. Pergerakan katub-katub
kompresor baik katub pada sisi tekanan rendah (suction) dan katub pada sisi tekanan tinggi
(discharge) semata-mata dipengaruhi oleh variasi tekanan yang bekerja pada kedua sisi
tekanan tersebut.

Gambar 11.4 a, torak pada posisi titik mati atas, kedua katub menutup, karena tekanan pada
ruangan silinder sama dengan tekanan discharge.

Gambar 11.4 b, saat piston mencapai posisi tertentu di mana tekanan pad ruang silinder lebih
rendah dari pada tekanan suction, maka katub hisap akan membuka, dan refrijeran masuk ke
ruang silinder.
12

Gambar 11.4 c, piston mulai bergerak dari titik mati bawah, bila tekanan ruang silinder lebih
besar dari pada dengan tekanan suction maka katub hisap menutup.

Gambar 11.4 d, Ketika piston mencapai posisi tertentu, tekanan ruang silinder lebih besar dari
tekanan discharge, maka katub tekan membuka,menyalurkan refrijeran ke condenseor.

Bandingkan sistem kompresi pada silinder motor bensin. Pergerakan katub-katubnya lebih ke
mechanical actuated daripada pressure actuated. Demikian pula pada sistem kompresi
kompresor udara biasa. Jadi katub kompresor refrigerasi memang berbeda dengan katub
kompresor pada umumnya dilihat dari actingnya. Oleh karena itu ada tuntutan khusus yang
harus dipenuhi oleh katub kompresor refrigerasi.

A. Karakteristik Ideal

1. Dapat memberikan efek pembukaan katub yang maksimum dengan sedikit hambatan untuk
menimbulkan trotling gas
2. Katub dapat terbuka dengan menggunakan tenaga yang ringan
3. Katub harus dapat terbuka atau tertutup secara cepat untuk mengurangi kebocoran.
4. Katub tidak mempunyai efek menambah clearance volume
5. Katub harus kuat dan tahan lama 193

B. Jenis Katub

Untuk memenuhi karakteristik tersebut di atas maka telah didesain dan dirancang secara
khusus beberapa jenis katub yaitu :

1. Katub Plat Ring (Ring Plate Valve / Disk Valve ) Gambar 3.5 memperlihatkan katub
kompresor dari jenis ring plate valve. Katub ini terdiri dari dudukan katub (valve seat), satu
atau lebih plat ring (ring plate), satu atau lebih pegas katub (valve spring) dan retainer. Plat
ring-nya dicekam kuat oleh dudukan katub melalui pegas katub, yang juga berfungsi lain
membantu mempercepat penutupan katub. Sedang fungsi retainer adalah memegang pegas
katub pada selalu pada posisi yang benar dan membatasi pergerakkannya. Katub plat ring ini
dapat digunakan untuk kompresor kecepatan tinggi dan rendah. Dapat pula digunakan
13

sebagai katub suction dan discharge.

Gambar 11.5 Perakitan Katub Plat Ring untuk Discharge

2. Flexing Valve
Desain flexing valve yang digunakan pada kompresor ukuran kecil adalah yang lazim disebut
sebagai flapper valve. Katub flapper ini terbuat dari lempengan baja tipis, yang dicekap kuat
pada salah satu ujungnya sedang ujung lainnya ditempatkan pada dudukan katub tepat di atas
lubang katubnya (port valve). Di mana ujung katub yang bebas akan bergerak secara flexing
atau flapping untuk membuka dan menutup katub.
Seperti diperhatikan dalam gambar 3.6
14

Gambar 11.6 Prinsip Katub Flexing dari jenis


Flapper

Gambar 11.7
15

Gambar 11.7 Perakitan Katub Flapper untuk Katub Discharge

Gambar 11.7 Perakitan Katub Flapper untuk Katub Discharge 195 Seperti dierlihatkan dalam
gambar 10.7, desain flapper biasanya digunakan untuk katub discharge dan sering disebut
sebagai beam valve. Plat katubnya dipasang di atas lubang (port) melalui sebuah pegas yang
terasang di tengah katub platnya sehingga plat katubnya dapat bergerak ke atas (membuka
lubang katub). Gerakan turun dari plat katubnya semata-mata karena gaya pegas. Pegas katub
ini juga berfungsi sebagai pengaman untuk mencegah bila ada cairan atau kotoran yang
masuk ke lubang katub.
16

Gambar 11.8 Konstruksi Katub Flapper

Compressor Displacement
Compressor Displacement adalah istilah yang diberikan untuk menentukan jumlah gas
refrigeran yang dapat dikompresi dan dipindahkan oleh torak pada saat toraknya melangkah
dari BDC ke
TDC. Secara matematis ditulis :
Vp = 􀁓 R2 LN n
Di mana : Vp : Compressor displacement
R : Jari-jari piston
L : Langkah Piston
N : Jumlah piston
n : putaran per detik
17

Gambar 11.8 Siklus Langkah Kompresor

Efisiensi Volumetrik
Karena efek ruang sisa (clearance volume) yaitu celah antara piston pada titik mati atas dan
katub kompresor, maka mengakibatkan sebagian ekspansi gas tertahan di bagian atas silinder,
sehinga jumlah gas riil (aktual) yang dapat dikompresi oleh torak kompresor lebih kecil
daripada kemampuan kompresor sebenarnya sesuai dengan volume langkah piston
(compresor displacement). Volume Langkah piston sering disebut juga sebagai jumlah gas
teoritis. Efisiensi Volumetrik didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah gas riil dan
jumlah gas teoritis. Secara matematis ditulis
sebagai berikut :
volume riil
Efisiensi Volumetrik ( VE) = ----------------------- x 100
volume teoritik
18

Gambar 11.9 Grafik Perbandingan Volume Gas Kompresi

Perbandingan Kompresi
Faktor lain yang berpengaruh terhadap efisiensi volumetrik adalah hubungan antara tekanan
suction dan tekanan discharge. Untuk memperoleh efek refrigerasi yang memuaskan, maka
suhu evaporasi dan suhu kondensasi harus dijaga pada tingkatan tertentu. Seperti diketahui
bahwa suhu evaporasi dan suhu kondensasi berbanding lurus dengan tekanan suction dan
tekanan discharge. Selanjutnya perbandingan tekanan discharge dan tekanan suction secara
absolut disebut perbandingan kompresi.

Tekanan Discharge (absolut)


Perbandingan Kompresi (Rc) = --------------------------------------
Tekanan Suction (absolut)
Pengaruh perbandingan kompresi terhadap efisiensi volumetrik
diberikan dalam tabel 1.1

Tabel 11.1 Efisiensi Volumetrik


19

Perbandingan Efesiens
kompresi volumetrik
2 87,3
2,2 86
2,4 84,9
2,6 83,5
2,8 82
3 80,8
3,2 79,5
3,4 78,3
3,6 77,2
3,8 76
4 74,9
4,2 73,7
4,4 72,5
4,6 71,3
4,8 70,1
5 69
6 63,3
7 58,2
8 53,5
9 49
10 44,9

Kontaminasi
Permasalahan yang dihadapi oleh kompresor torak adalah masalah Efisiensi Kompresi dan
masalah Kontaminasi. Uap air atau moisture merupakan musuh utama sistem refrigerasi.
Masuknya uap air ke dalam sistem dapat disebabkan oleh pekerjaan perakitan atau repair
yang tidak bagus. Uap air yang masuk ke dalam sistem akan bercampur dengan refrigerant
dan lubricant. Selanjutnya bila ketiga bahan tersebut bercampur dan medapat pemanasan
maka akan menghasilkan senyawa acid yang sangat korosif. Bila terjadi demikian maka yang
fungsi oli refrigeran yang ada di dalam crankcase kompresor akan terganngu, disamping itu
akumulasi acid yang berlebiahn pada kompresor akan berdampak timblnya kerak acid yang
menempel pada katub kompresor sehingga dapat mengakibatkan turunnya efisiensi kompresi.
Bila 199 terjadi demikian maka efek pendingian juga akan berkurang atau
tidak optimal. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu dilakukan serangkaian pengujian
untuk mengetahui efisiensi kompresi dan kebocoran katub dan setiap 5 tahun oli kompresor
harus diganti, pada saat melakukan pekerjaan overhaul.
20

POMPA TORAK
Karakteristik sistim pemompaan

1. Tahanan sistim: head


21

Tekanan diperlukan untuk memompa cairan melewati sistim pada laju tertentu. Tekanan ini
harus cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sistim, yang juga disebut “head”. Head total
merupakan jumlah dari head statik dan head gesekan/ friksi:

a) Head statik
Head statik merupakan perbedaan tinggi antara sumber dan tujuan dari cairan yang
dipompakan (lihat Gambar 2a). Head statik merupakan aliran yang independen (lihat Gambar
2b). Head statik pada tekanan tertentu tergantung pada berat cairan dan dapat dihitung
dengan persamaan perikut:

Head (dalam feet) = Tekanan (psi) X 2,31


Specific gravity
Head statik terdiri dari:
Head hhisapan statis (hS): dihasilkan dari pengangkatan cairan relatif terhadap garis
pusat pompa. hS nilainya positif jika ketinggian cairan diatas garis pusat pompa, dan
negatif jika ketinggian cairan berada dibawah garis pusat pompa (juga disebut
“pengangkat hhisapan”)
Head pembuangan statis (hd): jarak vertikal antara garis pusat pompa dan permukaan
cairan dalam tangki tujuan.
b) Head gesekan/ friksi (hf)
Ini merupakan kehilangan yang diperlukan untuk mengatasi tahanan untuk mengalir dalam
pipa dan sambungan-sambungan. Head ini tergantung pada ukuran, kondisi dan jenis pipa,
jumlah dan jenis sambungan, debit aliran, dan sifat dari cairan. Head gesekan/ friksi
sebanding dengan kwadrat debit aliran seperti diperlihatkan dalam gambar 3. Loop tertutup
sistim sirkulasi hanya menampilkan head gesekan/ friksi (bukan head statik).

Kinerja hisapan pompa (NPSH)


Kavitasi atau penguapan adalah pembentukan gelembung dibagian dalam pompa. Hal ini
dapat terjadi manakala tekanan statik fluida setempat menjadi lebih rendah dari tekanan uap
cairan (pada suhu sebenarnya). Kemungkinan penyebabnya adalah jika fluida semakin cepat
dalam kran pengendali atau disekitar impeler pompa.
22

Penguapan itu sendiri tidak menyebabkan kerusakan. Walau demikian, bila kecepatan
berkurang dan tekanan bertambah, uap akan menguap dan jatuh. Hal ini memiliki tiga
pengaruh yang tidak dikehendaki:

Erosi permukaan baling-baling, terutama jika memompa cairan berbasis air.

Meningkatnya kebisingan dan getaran, mengakibatkan umur sil dan bearing menjadi
ebih pendek
Menyumbat sebagian lintasan impeler, yang menurunkan kinerja pompa dan dalam
kasus yang ekstrim dapat menyebabkan kehilangan head total.

Head Hisapan Positif Netto Tersedia / Net Positive Suction Head Available (NPSHA)
menandakan jumlah hhisapan pompa yang melebihi tekanan uap cairan, dan merupakan
karakteristik rancangan sistim. NPSH yang diperlukan (NPSHR) adalah hisapan pompa yang
diperlukan untuk menghindari kavitasi, dan merupakan karakteristik rancangan pompa.

Pompa Torak

Pompa torak merupakan bagian terbesar dari kelompok pompa desak dengan gerak bolak-
balik. Pompa torak dapat dibagi menjadi beberapa bagian , antara lain sebagai berikut:

1. Menurut cara kerjanya, (a) pompa torak kerja tunggal, (b) pompa torak kerja ganda.
2. Menurut jumlah silindar yang dilaksanakan, (a) pompa torak silindar tunggal, (b)
pompa torak silindar banyak.

Cara kerja popma torak silinder tunggal

Bila torak bergerak ke atas maka cairan akan terhisap, jika torak bergerak ke bawah maka
cairan akan tertekan. Karena torak selalu memilki kecepatan yang tidak tetap, maka pada
pompa torak terjadi aliran zat cair yang tidak teratur. Pada awal dana akhir langkahnya, yaitu
pada titik mati, torak berhenti sebentar dan torak itu mempunyai kecapatan terbesar pada
bagian tengah langkahnya. Pada pompa torak satu silinder yang bekerja tunggal, yang
penghisapan dan pengempaannya hanya terjadi pada satu sisi torak, pompa malah tidak
mengeluarkan zat cair selam waktu tertentu.

Cara kerja pompa torak satu silinder kerja ganda


23

Pompa mempunyai sebuah silinder, sebuah torak, dua buah katup isap dan dua buah katup
kempa. Bila torak bergerak ke kanan, maka katup isap akan tertutup dan katup kempa akan
membuka. Zat cair yang berada di sebelah kanan sisi torak di kempa ke saluran kempa
melalui saluran kempa.

Gambar. Pompa torak

PENGKAJIAN POMPA
Bagian ini menjelaskan pengkajian kinerja pompa dan sistim pemompaan.3

Bagaimana menghitung kinerja pompa


Kerja yang ditampilkan oleh sebuah pompa merupakan fungsi dari head total dan berat cairan
yang dipompa dalam jangka waktu yang diberikan. Daya batang torak pompa (Ps) adalah
daya Hp yag dikirimkan ke batang torak pompa, dan dapat dihitung sebagai berikut:

Daya batang torak pompa Ps= Daya hidrolik hp / Efisiensi pompa ?pump

Atau

Efisiensi pompa ?pump = Daya hidrolik/ Daya batang torak pompa

Keluaran pompa, daya Hp air atau daya Hp hidrolik (hp) adalah daya Hp cairan yang
dikirimkan oleh pompa, dan dapat dihitung sebagai berikut:
24

Daya hidrolik hp = Q (m3/detik ) x (hd - hs dalam m) x ? (kg/m3) x g (m/detik2) / 1000

Dimana:
Q = debit aliran
hd = head pembuangan
hs = head penghisapan
? = massa jenis fluida
g = percepatan gravitasi

Kesulitan-kesulitan dalam pengkajian pompa


Dalam praktek, lebih sulit mengkaji kinerja pompa. Beberapa alasan pentingnya adalah:
Tidak adanya data pompa yang spesifik: Data spesifikasi pompa (lihat Lembar Kerja 1
pada bagian 6) diperlukan untuk mengkaji kinerja pompa. Hampir kebanyakan perusahaan
tidak memegang dokumen asli peralatan (OEM) yang memberikan data-data tersebut.
Dalam kasus seperti ini, persentase beban pompa untuk aliran pompa atau head tidak
dapat diperkirakan secara memuaskan.
Kesulitan dalam pengukuran aliran: Sulit untuk mengukur aliran yang sebenarnya.
Bebarapa metoda digunakan untuk mengukur aliran. Pada hampir kebanyakan kasus, debit
aliran dihitung berdasarkan pada jenis fluida, head dan ukuran pipa, dll., namun gambaran
yang dihitung mungkin tidak akan tepat. Metoda lainnya, membagi volum tangki dengan
waktu yang digunakan oleh pompa untuk mengisi tangki. Tetapi, metoda ini hanya dapat
diterapkan jika satu pompa berada dalam operasi dan jika kran pembuangan tangki
tertutup. Cara yang paling canggih, tepat dan memakan waktu sangat sedikit untuk
mengukur aliran pompa adalah dengan pengukuran yang menggunakan pengukur aliran
ultrasonik.
Kalibrasi yang tidak benar terhadap pengukur tekanan dan instrumen pengukuran:
Kalibrasi yang benar pada seluruh pengukur tekanan pada jalur penghisapan dan pembuangan
dan instrumen pengukur daya lainnya adalah penting untuk mendapatkan pengukuran
yang tepat. Namun, kalibrasi tidak harus selalu dilakukan. Kadangkala digunakan faktor
koreksi jika alat pengukur dan instrumen tidak dikalibrasi dengan benar. Keduanya akan
mengakibatkan tidak benarnya pengkajian kinerja pompa.

4. PELUANG-PELUANG EFISIENSI ENERGI


25

Bagian ini meliputi area utama untuk memperbaiki pompa dan sistim pemompaan. Area
utama bagi penghematan energi meliputi:
Memilih pompa yang benar
Mengendalikan debit aliran dengan variasi kecepatan
Pompa dalam susunan paralel untuk memenuhi permintaan yang beragam
Membuang kran pengendali aliran
Membuang kendali by-pass
Kendali start/stop pompa
Memperbaiki keseimbangan impeler

4.1 Memilih pompa yang benar4


Dalam memilih pompa, para pemasok berusaha untuk mencocokan kurva sistim yang
diberikan oleh fihak pengguna dengan kurva pompa yang memenuhi kebutuhan tersebut
sedekat mungkin. Titik operasi pompa adalah titik dimana kurva pompa dan kurva tahanan
sistim berpotongan (sebagaimana dijelaskan pada bagian 1.2.3). Walau begitu, tidak
memungkinkan bagi satu titik operasi memenuhi seluruh kondisi operasi yang dikehendaki.
Sebagai contoh, bila kran pembuangan tersumbat, kurva tahanan sistim bergeser ke sebelah
kiri dan begitu juga dengan titik operasinya (lihat Gambar 13). Gambar 13 dibawah
memperlihatkan kurva kinerja pompa yang dipasok penjual untuk pompa sentrifugal dimana
cairan yang akan dipompa adalah air bersih. Titik Efisiensi Terbaik/ Best Efficiency Point
(BEP) merupakan kapasitas pemompaan pada diameter impeler maksimum, dimana efisiensi
pompanya adalah yang paling tinggi. Seluruh titik kesebelah kanan atau kiri BEP memiliki
efisiensi lebih rendah. BEP terpengaruh jika pompa yang terpilih ukurannya berlebih.
Alasannya adalah bahwa aliran pompa dengan ukuran berlebih harus dikendalikan dengan
metoda yang berbeda, seperti kran penutup atau jalur by-pass. Keduanya memberikan
tahanan tambahan dengan meningkatnya gesekan. Sebagai akibatnya kurva sistim bergeser ke
kiri dan berpotongan dengan kurva pompa pada titik lainnya. Sekarang BEP nya juga menjadi
lebih rendah. Dengan kata lain, efisiensi pompa berkurang sebab aliran keluar berkurang akan
tetapi pemakaian dayanya tidak. Ketidak efisiensian pompa dengan ukuran berlebih dapat
diatasi dengan, sebagai contoh, pemasangan VSD, penggerak dua kecepatan, rpm lebih
rendah, impeler yang lebih kecil atau yang seimbang (BEE, 2004).
26

Gambar 13: Kurva kinerja pompa sentrifugal diberikan oleh pemasok


(Biro Efisiensi Energi, 2004)

Menjelaskan pengaruh kecepatan5


Perputaran impeler pompa sentrifugal menghasilkan head. Kecepatan keliling impeler
berhubungan langsung dengan kecepatan perputaran batang torak. Oleh karena itu variasi
kecepatan putaran berpengaruh langsung pada kinerja pompa. Parameter kinerja pompa
(debit alir, head, daya) akan berubah dengan bervariasinya kecepatan putaran. Oleh karena
itu, untuk mengendalikan kecepatan yang aman pada kecepatan yang berbeda-beda maka
penting untuk mengerti hubungan antara keduanya.
Persamaan yang menjelaskan hubungan tersebut dikenal dengan “Hukum Afinitas”:
Debit aliran (Q) berbanding lurus dengan kecepatan putaran (N)
Head (H) berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan putarar
Daya (P) berbanding lurus dengan kubik kecepatan putaran

Sebagaimana dapat dilihat dari hukum diatas, penggandaan kecepatan putaran pompa
sentrifugal akan meningkatkan pemakaian daya 8 kalinya. Sebaliknya penurunan kecepatan
yang kecil akan berakibat penurunan pemakaian daya yang sangat besar. Hal ini menjadikan
dasar bagi penghematan energi pada pompa sentrifugal dengan kebutuhan aliran yang
bervariasi. Hal yang relevan untuk dicatat bahwa pengendalian aliran oleh pengaturan
kecepatan selalu lebih efisien daripada oleh kran pengendali. Hal ini disebabkan kran
menurunkan aliran namun tidak menurunkan pemakaian energi pompa. Sebagai tambahan
27

terhadap penghematan energi, terdapat manfaat lainnya dari kecepatan yang lebih rendah
tersebut.

Umur bantalan meningkat. Hal ini disebabkan bantalan membawa gaya hidrolik pada
impeler (dihasilkan oleh profil tekanan dibagian dalam wadah pompa), yang berkurang
kira-kira sebesar kuadrat kecepatan. Untuk sebuah pompa, umur bantalan sebanding
dengan kecepatan pangkat tujuh (N7)!
Getaran dan kebisingan berkurang dan umur sil meningkat selama titik tugas tetap
berada didalam kisaran operasi yang diperbolehkan.

Menggunakan penggerak kecepatan yang bervariasi/ variable speed drive (VSD)


Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengendalian kecepatan pompa merupakan
cara yang paling efisien dalam mengendalikan aliran, sebab jika kecepatan pompa berkurang
maka pemakaian daya juga berkurang. Metoda yang biasanya banyak digunakan untuk
menurunkan kecepatan pompa adalah Penggerak Kecepatan yang Bervariasi/ Variable Speed
Drive (VSD).
VSD memperbolehkan pengaturan kecepatan pompa berada diatas kisaran yang kontinyu,
menghindarkan kebutuhan untuk melompat dari satu kecepatan ke kecepatan lainnya
sebagaimana yang terjadi dengan pompa yang berkecepatan berlipat. Kecepatan pompa
dengan pengendali VSD menggunakan dua jenis sistim:

VSD mekanis meliputi sarang hidrolik, kopling fluida, dan belts dan pully yang dapat
diatur-atur.
VSD listrik meliputi sarang arus eddy, pengendali motor dengan rotor yang melingkar,
pengendali frekuensi yang bervariasi/ variable frequency drives (VFDs).

VFDs adalah yang paling populer dan mengatur frekuensi listrik dari daya yang dipasok ke
motor untuk mengubah kecepatan perputaran motor. Untuk beberapa sistim, VFDs
menawarkan sesuatu yang berharga untuk memperbaiki efisiensi operasi pompa pada kondisi
operasi yang berbeda-beda. Pengaruh pelambatan kecepatan pompa pada operasi pompa
digambarkan dalam Gambar 14. Ketika VFD menurunkan RPM pompa, kurva head/aliran
dan daya bergerak turun dan ke arah kiri, dan kurva efisiensi juga bergeser ke sebelah kiri.
28

Keuntungan utama penggunaan VSD disamping penghematan energi adalah (US DOE,
2004):

Memperbaiki pengendalian proses sebab dapat memperbaiki variasi- variasi kecil dalam
aliran lebih cepat.
Memperbaiki kehandalan sistim sebab pemakaian pompa, bantalan dan sil jadi
berkurang.
Penurunan modal dan biaya perawatan sebab kran pengendali, jalur by-pass, dan starter

konvensional tidak diperlukan lagi. Kemampuan starter lunak: VSD membolehkan motor
memiliki arus start-up yang lebih rendah.

Gambar 14. Pengaruh dari VFD (US DOE, 2004)

Pompa yang dipasang paralel untuk memenuhi permintaan yang bervariasi


Mengoperasikan dua pompa secara paralel dan mematikan salah satu jika kebutuhan menjadi
lebih rendah, dapat menghasilkan penghematan energi yang signifikan. Dapat digunakan
pompa yang memberikan debit aliran yang berbeda-beda. Pompa yang dipasang secara
paralel merupakan sebuah opsi jika head statik lebih dari lima puluh persen head total.
Gambar 15 memperlihatkan kurva pompa untuk pompa tunggal, dua pompa yang beroperasi
secara paralel. Gambar ini juga memperlihatkan bahwa kurva sistim pada umumnya tidak
berubah dengan jalannya pompa secara paralel. Debit aliran lebih rendah dari penjumlahan
debit aliran berbagai pompa.
29

Gambar 15. Kurva kinerja pompa yang dipasang paralel (BPMA)

Menghilangkan kran pengendali aliran


Metoda lain untuk mengendalikan aliran adalah dengan menutup atau membuka kran
pembuangan (hal ini dikenal juga dengan kran “throttling”). Walau metoda ini menurunkan
tekanan namun tidak mengurangi pemakaian daya, sebab head total (head statik) bertambah.
Gambar 16 memperlihatkan bagaimana kurva sistim bergerak naik dan ke kiri ketika kran
pembuangan ditutup setengahnya. Metoda ini meningkatkan getaran dan korosi sehingga
meningkatkan biaya perawatan pompa dan secara potensial mengurangi umurnya. VSD
merupakan suatu pemecahan yang lebih baik dari sudut pandang efisiensi energi.
30

Gambar 16. Pengendalian Aliran Pompa dengan Kran (BPMA)

You might also like