You are on page 1of 34

NAMA KELOMPOK

Eko Fajar

Ahmad Romadhon

Vicky Mardiansyah

Opik Hidayat

Sigit Rahayu

Wahyu . S

M . Ihsan`

MADRASAH ALIYAH NEGERI 6


JAKARTA
KATA PENGANTAR

Page 1 of 34

XB AR
Assalamualaikum wr . wb .

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat
dan perkenannya , kami murid MAN 6 Jakarta dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul :

Pengenalan Reaksi Redoks

Walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang kami hadapi , tiada
daya dan upaya kecuali dengan petolongan Allah SWT .

Walaupun demikian , sudah barang tentu makalah yang kami buat ini
masih terdapat kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena
keterbatasan kemampuan kami dalam menyempurnakan makalah ini . oleh
karena itu kami yang membuat makalah ini mengharapkan saran dan kritik
dari para pembaca yang bersifat ingin pembuatan makalah di waktu yang akan
datang bisa lebih baik lagi . Semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang
ingin mambacannya .

Wasalamualaikum wr . wb .

Jakarta , 27 Februari
2010

Page 2 of 34

XB AR
Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
2

DAFTAR ISI 3

BAB I

Pendahuluan
4

1.1. Latar Belakang


4

A. Redoks
4

B. Media Basa
14

C. Asam
15

D. Oksidasi dan Reduksi


19

E. Bilangan Oksidasi
26

2.1. Tujuan
27

BAB II

1.1. Alat & bahan


28

1.2. Cara kerja


28

BAB III

Page 3 of 34

XB AR
1.1. Data Percobaan
29

BAB IV

1.1. Pertannyaan
30

1.2. Jawaban pertannyaan


30

1.3. Kesimpulan
30

DAFTAR PUSTAKA
31

BAB I
PENDAHULUAN
A.1. Latar Belakang

A. Redoks

Ilustrasi sebuah reaksi redoks

Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang


menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom
dalam sebuah reaksi kimia.Hal ini dapat berupa proses redoks yang
sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon dioksida, atau
reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana(CH4), ataupun ia dapat
berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh manusia
melalui rentetan transfer elektron yang rumit.Istilah redoks berasal dari dua

Page 4 of 34

XB AR
konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat dijelaskan dengan mudah
sebagai berikut:

• Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul,


atom, atau ion
• Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah
molekul, atom, atau ion.

Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan,


penjelasan di atas tidaklah persis benar. Oksidasi dan reduksi tepatnya
merujuk pada perubahan bilangan oksidasi karena transfer elektron yang
sebenarnya tidak akan selalu terjadi. Sehingga oksidasi lebih baik
didefinisikan sebagai peningkatan bilangan oksidasi, dan reduksi sebagai
penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya, transfer elektron akan
selalu mengubah bilangan oksidasi, namun terdapat banyak reaksi yang
diklasifikasikan sebagai "redoks" walaupun tidak ada transfer elektron dalam
reaksi tersebut (misalnya yang melibatkan ikatan kovalen).

Reaksi non-redoks yang tidak melibatkan perubahan muatan formal


(formal charge) dikenal sebagai reaksi metatesis.

Dua bagian dalam sebuah reaksi redoks

Pembakaran terdiri dari reaksi


redoks yang melibatkan radikal
bebas

Page 5 of 34

XB AR
Besi berkarat

Oksidator dan reduktor

Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi


senyawa lain dikatakan sebagai oksidatif dan dikenal sebagai oksidator atau
agen oksidasi. Oksidator melepaskan elektron dari senyawa lain, sehingga
dirinya sendiri tereduksi. Oleh karena ia "menerima" elektron, ia juga disebut
sebagai penerima elektron. Oksidator bisanya adalah senyawa-senyawa yang
memiliki unsur-unsur dengan bilangan oksidasi yang tinggi (seperti H2O2,
MnO4−, CrO3, Cr2O72−, OsO4) atau senyawa-senyawa yang sangat
elektronegatif, sehingga dapat mendapatkan satu atau dua elektron yang
lebih dengan mengoksidasi sebuah senyawa (misalnya oksigen, fluorin,
klorin, dan bromin).

Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi


senyawa lain dikatakan sebagai reduktif dan dikenal sebagai reduktor atau
agen reduksi. Reduktor melepaskan elektronnya ke senyawa lain, sehingga
ia sendiri teroksidasi. Oleh karena ia "mendonorkan" elektronnya, ia juga
disebut sebagai penderma elektron. Senyawa-senyawa yang berupa reduktor
sangat bervariasi. Unsur-unsur logam seperti Li, Na, Mg, Fe, Zn, dan Al dapat
digunakan sebagai reduktor. Logam-logam ini akan memberikan elektronnya
dengan mudah. Reduktor jenus lainnya adalah reagen transfer hidrida,
misalnya NaBH4 dan LiAlH4), reagen-reagen ini digunakan dengan luas dalam
kimia organik[1][2], terutama dalam reduksi senyawa-senyawa karbonil
menjadi alkohol. Metode reduksi lainnya yang juga berguna melibatkan gas
hidrogen (H2) dengan katalis paladium, platinum, atau nikel, Reduksi katalitik
ini utamanya digunakan pada reduksi ikatan rangkap dua ata tiga karbon-
karbon.Cara yang mudah untuk melihat proses redoks adalah, reduktor
mentransfer elektronnya ke oksidator. Sehingga dalam reaksi, reduktor
melepaskan elektron dan teroksidasi, dan oksidator mendapatkan elektron
dan tereduksi. Pasangan oksidator dan reduktor yang terlibat dalam sebuah
reaksi disebut sebagai pasangan redoks.

Menulis Persamaan Ion Untuk Reaksi REDOKS

Setengah-Reaksi Elektron

Apakah setengah-reaksi elektron? Ketika magnesium mereduksi


tembaga(II)oksida dalam suhu panas menjadi tembaga, persamaan ion untuk
reaksi itu adalah:

Kita dapat membagi persamaan ion ini menjadi dua bagian, dengan
melihat dari sisi magnesium dan dari sisi ion tembaga(II) secara terpisah.
Dari sini terlihat jelas bahwa magnesium kehilangan dua elektron, dan ion
tembaga(II) yang mendapat dua elektron tadi.

Page 6 of 34

XB AR
Kedua persamaan di atas disebut “setengah-reaksi elektron” atau
“setengah-persamaan” atau “setengah-persamaan ionik” atau “setengah-
reaksi”, banyak sebutan tetapi mempunyai arti hal yang sama.

Setiap reaksi redoks terdiri dari dua setengah-reaksi. Pada salah satu
reaksi terjadi kehilangan elektron (proses oksidasi), dan di reaksi lainnya
terjadi penerimaan elektron (proses reduksi).

Mengerjakan setengah-reaksi elektron dan menggunakannya


untuk membuat persamaan ion

Pada contoh di atas, kita mendapat setengah-reaksi elektron dengan


memulai dari persamaan ion kemudian mengeluarkan masing-masing
setengah-reaksi dari persamaan tersebut. Itu merupakan proses yang tidak
benar.Pada kenyataannya, kita hampir selalu memulai dari setengah-reaksi
elektron dan menggunakannya untuk membuat persamaan ion.

Contoh 1: Reaksi antara klorin dan ion besi(II)

Gas klorin mengoksidasi ion besi(II) menjadi ion besi(III). Pada proses ini,
klorin direduksi menjadi ion klorida. Sebagai permulaan kita buat dahulu
masing-masing setengah-reaksi.

Untuk klorin, seperti kita ketahui klorin (sebagai molekul) berubah


menjadi ion klorida dengan reaksi sebagai berikut:

Pertama, kita harus menyamakan jumlah atom di kedua sisi:

Penting untuk diingat, jumlah atom harus selalu disamakan dahulu


sebelum melakukan proses selanjutnya. Jika terlupa, maka proses
selanjutnya akan menjadi kacau dan sia-sia.

Kemudian untuk menyempurnakan setengah-reaksi ini kita harus


menambahkan sesuatu. Yang bisa ditambah untuk setengah-reaksi adalah:

1. Elektron
2. Air
3. Ion

hidrogen (H+) (kecuali jika reaksi terjadi dalam suasana basa, jika
demikian yang bisa ditambahkan adalah ion hidroksida (OH-)Dalam kasus
contoh di atas, hal yang salah pada persamaan reaksi yang kita telah buat
Page 7 of 34

XB AR
adalah muatannya tidak sama. Pada sisi kiri persamaan tidak ada muatan,
sedang pada sisi kanannya ada muatan negatif 2 (untuk selanjutnya
disingkat dengan simbol : 2-).Hal itu dapat dengan mudah diperbaiki dengan
menambah dua elektron pada sisi kiri persamaan reaksi. Akhirnya didapat
bentuk akhir setengah-reaksi ini:

Proses yang sama juga berlaku untuk ion besi(II). Seperti telah
diketatahui, ion besi(II) dioksidasi menjadi ion besi(III).

Jumlah atom dikedua sisi telah sama, tetapi muatannya berbeda. Pada
sisi kanan, terdapat muatan 3+, dan pada sisi kiri hanya 2+.Untuk
menyamakan muatan kita harus mengurangi muatan positif yang ada pada
sisi kanan, yaitu dengan menambah elektron pada sisi tersebut:

Mengabungkan setengah reaksi untuk mendapat persamaan


ion untuk reaksi redoks

Sekarang kita telah mendapatkan persamaan dibawah ini:

Terlihat jelas bahwa reaksi dari besi harus terjadi dua kali untuk setiap
molekul klorin. Setelah itu, kedua setengah-reaksi dapat digabungkan.

Tapi jangan berhenti disitu! Kita harus memeriksa kembali bahwa semua
dalam keadaan sama atau setara, baik jumlah atom dan muatannya. Sangat
mudah sekali terjadi kesalahan kecil (tapi bisa menjadi fatal!) terutama jika
yang dikerjakan adalah persamaan yang lebih rumit.Pada persamaan
terakhir, terlihat bahwa tidak ada elektron yang diikutsertakan. Pada
persamaan terakhir ini, di kedua sisi sebenarnya terdapat elektron dalam
Page 8 of 34

XB AR
jumlah yang sama, jadi saling meniadakan, dapat dicoret, dan tidak perlu
ditulis dalam persamaan akhir yang dihasilkan.

Contoh 2: Reaksi antara hidrogen peroksida dan ion


manganat(VII)

Persamaan reaksi pada contoh 1 merupakan contoh yang sederhana dan


cukup mudah. Tetapi teknik atau cara pengerjaannya berlaku juga untuk
reaksi yang lebih rumit dan bahkan reaksi yang belum dikenal.Ion
manganat(VII), MnO4-, mengoksidasi hidrogen peroksida, H2O2, menjadi gas
oksigen. Reaksi seperti ini terjadi pada larutan kalium manganat(VII) dan
larutan hidrogen peroksida dalam suasana asam dengan penambahan asam
sulfat.

Selama reaksi berlangsung, ion manganat(VII) direduksi menjadi ion


mangan(II).

Kita akan mulai dari setengah-reaksi dari hidrogen peroksida.

Jumlah atom oksigen telah sama/ setara, tetapi bagaimana dengan hidrogen?

Yang bisa ditambahkan pada persamaan ini hanyalah air, ion hidrogen
dan elektron. Jika kita menambahkan air untuk menyamakan jumlah
hidrogen, jumlah atom oksigen akan berubah, ini sama sekali salah.

Yang harus dilakukan adalah menambahkan dua ion hidrogen pada sisi
kanan reaksi:

Selanjutnya, kita perlu menyamakan muatannya. Kita perlu menambah


dua elektron pada sisi kanan untuk menjadikan jumlah muatan di kedua sisi
0.

Sekarang untuk setengah-reaksi manganat(VII):

Ion manganat(VII) berubah menjadi ion mangan(II).

Jumlah ion mangan sudah setara, tetapi diperlukan 4 atom oksigen pada
sisi kanan reaksi. Satu-satunya sumber oksigen yang boleh ditambahkan
pada reaksi suasana asam ini adalah air.

Page 9 of 34

XB AR
Dari situ ternyata ada tambahan hidrogen, yang juga harus disetarakan.
Untuk itu, kita perlu tambahan 8 ion hidrogen pada sisi kiri reaksi.

Setelah semua atom setara, selanjutnya kita harus menyetarakan


muatannya. Pada tahapan reaksi diatas, total muatan disisi kiri adalah 7+ (1-
dan 8+), tetapi pada sisi kanan hanya 2+. Jadi perlu ditambahkan 5 elektron
pada sisi kiri untuk mengurangi muatan dari 7+ menjadi 2+.

Dapat disimpulkan, urutan pengerjaan setengah reaksi ini adalah:

• Menyetarakan jumlah atom selain oksegen dan hidrogen.


• Menyetarakan jumlah oksigen dengan menambah molekul air
(H2O).
• Menyetarakan jumlah hidrogen dengan menambah ion hidrogen
(H+).
• Menyetarakan muatan dengan menambah elektron.

Menggabungkan setengah-reaksi untuk membuat persamaan


reaksi

Kedua setengah-reaksi yang sudah kita dapat adalah:

Supaya dapat digabungkan, jumlah elektron dikedua setengah-reaksi


sama banyak. Untuk itu setengah-reaksi harus dikali dengan faktor yang
sesuai sehingga menghasilkan jumlah elektron yang setara. Untuk reaksi ini,
masing-masing setengah reaksi dikalikan sehingga jumlah elektron menjadi
10 elektron.

Tapi kali ini tahapan reaksi belum selesai. Dalam hasil persamaan reaksi,
terdapat ion hidrogen pada kedua sisi reaksi.

Page 10 of 34

XB AR
Persamaan ini dapat disederhanakan dengan mengurangi 10 ion
hidrogen dari kedua sisi sehingga menghasilkan bentuk akhir dari persamaan
ion ini. Tapi jangan lupa untuk tetap memeriksa kesetaraan jumlah atom dan
muatan!

Sering terjadi molekul air dan ion hidrogen muncul di kedua sisi
persamaan reaksi, jadi harus selalu diperiksa dan kemudian disederhanakan.

Contoh 3: Oksidasi etanol dengan kalium dikromat(VI) suasana


asam

Tehnik yang telah dijelaskan tadi dapat juga digunakan pada reaksi yang
melibatkan zat organik. Larutan kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan
asam sulfat encer dapat digunakan untuk mengoksidasi etanol, CH3CH2OH,
menjadi asam etanoat, CH3COOH.Sebagai oksidator adalah ion dikromat(VI),
Cr2O72-, yang kemudian tereduksi menjadi ion kromium (III), Cr3+.

Pertama kita akan kerjakan setengah-reaksi etanol menjadi asam etanoat.

1. Tahapan reaksi seperti contoh sebelumnya, dimulai dengan


menulis reaksi utama yang terjadi, yang diketahui dari soal.

2. Setarakan jumlah oksigen dengan menambah molekul air pada sisi


kiri:

3. Tambahkan ion hidrogen pada sisi kanan untuk menyetarakan


jumlah hidrogen:

4. Selanjutnya, setarakan muatan dengan menambah 4 elektron


pada sisi kanan sehingga menghasilkan total muatan nol pada tiap sisi:

Setengah reaksi untuk dikromat(VI) agak rumit dan jika tidak teliti
dapat menjebak:

Buat persamaan reaksi utama:

Setarakan jumlah kromium. Hal ini sering dilupakan, dan jika ini
terjadi akan fatal, karena hasil reaksi selanjutnya akan salah. Jumlah

Page 11 of 34

XB AR
muatan akan salah, faktor pengali yang digunakan juga akan salah.
Sehingga keseluruhan persamaan reaksi akan salah.

5. Kemudian setarakan oksigen dengan menambah molekul air:

6. Setarakan jumlah hidrogen dengan menambah ion hidrogen:

7. Selanjutnya setarakan muatannya. Tambah 6 elektron pada sisi


kiri sehingga jumlah muatan menjadi 6+ pada tiap sisi.

Menggabungkan setengah-reaksi untuk mendapat persamaan


reaksi

Sejauh ini setengah reaksi yang telah kita dapat adalah:

Untuk menyelesaikan persamaan ini kita harus mengubah jumlah


elektron, dengan jumlah terkecil yang dapat habis dibagi 4 dan 6, yaitu 12.
Jadi faktor pengali untuk persamaan ini adalah 3 dan 2.

Dapat dilihat ada molekul air dan ion hidrogen pada kedua sisi
persamaan. Ini dapat disederhanakan menjadi bentuk akhir persamaan
reaksi:

Contoh reaksi redoks

Salah satu contoh reaksi redoks adalah antara hidrogen dan fluorin:

Page 12 of 34

XB AR
Kita dapat menulis keseluruhan reaksi ini sebagai dua reaksi setengah: reaksi
oksidasi

dan reaksi reduksi

Penganalisaan masing-masing reaksi setengah akan menjadikan


keseluruhan proses kimia lebih jelas. Karena tidak terdapat perbuahan total
muatan selama reaksi redoks, jumlah elektron yang berlebihan pada reaksi
oksidasi haruslah sama dengan jumlah yang dikonsumsi pada reaksi
reduksi.Unsur-unsur, bahkan dalam bentuk molekul, sering kali memiliki
bilangan oksidasi nol. Pada reaksi di atas, hidrogen teroksidasi dari bilangan
oksidasi 0 menjadi +1, sedangkan fluorin tereduksi dari bilangan oksidasi 0
menjadi -1.Ketika reaksi oksidasi dan reduksi digabungkan, elektron-elektron
yang terlibat akan saling mengurangi:

Dan ion-ion akan bergabung membentuk hidrogen fluorida:

Reaksi penggantian

Redoks terjadi pada reaksi penggantian tunggal atau reaksi substitusi.


Komponen redoks dalam tipe reaksi ini ada pada perubahan keadaan
oksidasi (muatan) pada atom-atom tertentu, dan bukanlah pada pergantian
atom dalam senyawa.

Sebagai contoh, reaksi antara larutan besi dan tembaga(II) sulfat:

Persamaan ion dari reaksi ini adalah:

Terlihat bahwa besi teroksidasi:

dan tembaga tereduksi:


Page 13 of 34

XB AR
Contoh-contoh lainnya

• Besi(II) teroksidasi menjadi besi(III)

Fe2+ → Fe3+ + e−

1. Hidrogen peroksida tereduksi menjadi hidroksida dengan keberadaan


sebuah asam:

H2O2 + 2 e− → 2 OH−

Persamaan keseluruhan reaksi di atas adalah:

2Fe2+ + H2O2 + 2H+ → 2Fe3+ + 2H2O

• denitrifikasi, nitrat tereduksi menjadi nitrogen dengan keberadaan


asam:

2NO3− + 10e− + 12 H+ → N2 + 6H2O

• Besi akan teroksidasi menjadi besi(III) oksida dan oksigen akan


tereduksi membentuk besi(III) oksida (umumnya dikenal sebagai
perkaratan):

4Fe + 3O2 → 2 Fe2O3

• Pembakaran hidrokarbon, contohnya pada mesin pembakaran dalam,


menghasilkan air, karbon dioksida, sebagian kecil karbon monoksida,
dan energi panas. Oksidasi penuh bahan-bahan yang mengandung
karbon akan menghasilkan karbon dioksida.
• Dalam kimia organik, oksidasi seselangkah (stepwise oxidation)
hidrokarbon menghasilkan air, dan berturut-turut alkohol, aldehida
atau keton, asam karboksilat, dan kemudian peroksida.

Reaksi redoks dalam industri

Proses utama pereduksi bijih logam untuk menghasilkan logam


didiskusikan dalam artikel peleburan.Oksidasi digunakan dalam berbagai
industri seperti pada produksi produk-produk pembersih.Reaksi redoks juga
merupakan dasar dari sel elektrokimia.

5. Reaksi redoks dalam biologi

Page 14 of 34

XB AR
Kiri : asam askorbat ( bentuk tereduksi Vitamin C )

Kanan : asam dehidroaskorbat ( bentuk teroksidasi Vitamin C )

Banyak proses biologi yang melibatkan reaksi redoks.Pernapasan sel,


contohnya, adalah oksidasi glukosa (C6H12O6) menjadi CO2 dan reduksi
oksigen menjadi air. Persamaan ringkas dari pernapasan sel adalah:

C6H12O6 + 6 O2 → 6 CO2 + 6 H2O

Proses pernapasan sel juga sangat bergantung pada reduksi NAD+


menjadi NADH dan reaksi baliknya (oksidasi NADH menjadu NAD+).
Fotosintesis secara esensial merupakan kebalikan dari reaksi redoks pada
pernapasan sel:

6 CO2 + 6 H2O + light energy → C6H12O6 + 6 O2

Energi biologi sering disimpan dan dilepaskan dengan menggunakan


reaksi redoks. Fotosintesis melibatkan reduksi karbon dioksida menjadi gula
dan oksidasi air menjadi oksigen. Reaksi baliknya, pernapasan, mengoksidasi
gula, menghasilkan karbon dioksida dan air. Sebagai langkah antara,
senyawa karbon yang direduksi digunakan untuk mereduksi nikotinamida
adenina dinukleotida (NAD+), yang kemudian berkontribusi dalam
pembentukan gradien proton, yang akan mendorong sintesis adenosina
trifosfat (ATP) dan dijaga oleh reduksi oksigen. Pada sel-sel hewan,
mitokondria menjalankan fungsi yang sama. Lihat pula Potensial
membran.Istilah keadaan redoks juga sering digunakan untuk menjelaskan
keseimbangan antara NAD+/NADH dengan NADP+/NADPH dalam sistem
biologi seperti pada sel dan organ. Keadaan redoksi direfleksikan pada
keseimbangan beberapa set metabolit (misalnya laktat dan piruvat, beta-
hidroksibutirat dan asetoasetat) yang antarubahannya sangat bergantung
pada rasio ini. Keadaan redoks yang tidak normal akan berakibat buruk,
seperti hipoksia, guncangan (shock), dan sepsis.

Siklus redoks

Berbagai macam senyawa aromatik direduksi oleh enzim untuk


membentuk senyawa radikal bebas. Secara umum, penderma elektronnya
adalah berbagai jenis flavoenzim dan koenzim-koenzimnya. Seketika
terbentuk, radikal-radikal bebas anion ini akan mereduksi oskigen menjadi
superoksida. Reaksi bersihnya adalah oksidasi koenzim flavoenzim dan
reduksi oksigen menjadi superoksida. Tingkah laku katalitik ini dijelaskan
sebagai siklus redoks.

Contoh molekul-molekul yang menginduksi siklus redoks adalah herbisida


parakuat, dan viologen dan kuinon lainnya seperti menadion.
[3]
PDF (2.76 MiB)

Page 15 of 34

XB AR
Menyeimbangkan reaksi redoks

Untuk menuliskan keseluruhan reaksi elektrokimia sebuah proses redoks,


diperlukan penyeimbangan komponen-komponen dalam reaksi setengah.
Untuk reaksi dalam larutan, hal ini umumnya melibatkan penambahan ion
H+, ion OH-, H2O, dan elektron untuk menutupi perubahan oksidasi.

Media basa

Pada media basa, ion OH- dan air ditambahkan ke reaksi setengah untuk
menyeimbangkan keseluruhan reaksi.Sebagai contoh, reaksi antara kalium
permanganat dan natrium sulfit:

Dengan menyeimbangkan jumlah elektron pada kedua reaksi setengah di


atas:

Persamaan diseimbangkan:

Bagaimana perbedaan dengan reaksi dalam susana basa?

Permasalahan dalam pengerjaan ini adalah molekul air dan ion hidrogen
yang ditambahkan untuk menyetarakan persamaan reaksi dalam suasana
basa mengandung hidrogen dan oksigen.Untuk menyetarakan oksigen, kita
dapat menambahkan H2O atau OH- pada persamaan. Begitu juga ketika ingin
menyetarakan hidrogen. Bagaimana kita tahu harus memulai dengan apa?

Dalam beberapa kasus, dapat jelas terlihat bagaimana mengerjakan soal


menggunakan ion hidroksida. Tetapi jika tidak, kita dapat mengerjakan
setengah-reaksi seperti pengerjaan reaksi dalam suasana asam yang
telah dijelaskan sebelumnya, yaitu dengan menulis molekul air, ion hidrogen,
dan elektron.

B. Asam

Asam basa Lewis

Page 16 of 34

XB AR
Sementara konsep asam basa Brønsted terbatas pada transfer proton,
asam Lewis A biasanya didefinisikan sebagai akseptor pasangan elektron dan
basa Lewis B sebagai donor, pasangan elektron. Asam A dan basa :B terikat
membentuk aduk A:B. Misalnya, asam Lewis BF3 dan basa bas Lewis OEt2
(dietileter) membentuk aduk F3B:OEt2. Kestabilannya meningkat dengan
terbentuknya oktet di sekitar boron ketika terbentuk aduk. Kestabilan aduk
diungkapkan dalam konstanta kesetimbangan reaksi :

Oleh karena itu, keasaman Lewis diukur dengan membandingkan Kf


terhadap basa yang sama :B.

Karena proton juga merupakan akseptor elektron, asam Brønsted adalah


kasus spesial definisi asam yang lebih umum yakni Lewis. Menurut definisi
ini, ikatan koordinat antara logam transisi (asam Lewis) dan ligan (basa
Lewis) juga merupakan reaksi asam basa.

V. Gutmann mengusulkan negatif entalpi pembentukan (dalam satuan


kkal.mol-1) dari aduk (Cl5Sb-Sol) dari suatu pelarut Sol (solvent) dengan
asam standar (SbCl5) dalam dikhloroetana sebagai ukuran kebasaan Lewis
pelarut. Bilangan ini disebut bilangan donor (donor number (D.N.))
pelarut. Di pihak lain, pergeseran kimia 31P NMR dari Et3P dalam pelarut
didefinisikan sebagai ukuran keasaman Lewis pelarut dan disebut dengan
bilangan akseptor (acceptor number (A.N.)). Klasifikasi asam basa keras
lunak R. G. Pearson mengklasifikasikan asam basa Lewis sesuai dengan
kekerasan dan kelunakannya. Klasifikasi ini merupakan perluasan dari teori
yang awalnya dikembangkan oleh S. Ahrland, J. Chatt, dan N. R. Davies, yang
mengusulkan agar kation logam diklasifikasikan dalam urutan konstanta
kestabilan pembentukan kompleksnya dengan anion halida Kf. Urutannya
adalah I < Br < Cl < f untuk ion logam yang masuk klas a, dan urutannya
mengikuti f < Cl < Br < I pada logam klas b. Jenis a adalah kation asam
keras, dan kelas b adalah jenis asam lunak. Kation logam yang tidak terlalu
bergantung pada jenis halogen adalah yang masuk kelas perbatasan.Yang
harus dicatat adalah Kf cenderung bernilai besar dengan bergabungnya
asam keras dan basa keras, atau asam lunak dan basa lunak. Bila konsep ini
diperluas dari kation sederhana dan anion halida ke asam dan basa Lewis
umum, asam basa tadi dapat diklasifikasikan dengan afinitas asam basa
keras lunak. Asam basa keras lunak yang khas ditunjukkan di Tabel 3.3.

Page 17 of 34

XB AR
Tabel 3.3

Ungkapan kualitatif “kelunakan” adalah bentuk pengungkapan dengan


bahasa lain “kemudahan polarisasi” dan “semakin besarnya kontribusi
kovalensi dari ikatan ion dalam ikatan”. Kation alkali dan alkali tanah serta
aluminum adalah asam keras dan kation merkuri, tembaga, perak, dan emas,
dsb. termasuk kelas lunak. Sementara oksida adalah anion keras, sulfida dan
senyawa fosfor adalah anion lunak. Dalam mineral di kerak bumi, aluminum
yang keras dan oksofilik (suka pada oksigen) didapatkan sebagai oksida, dan
kadmium, yang lunak dan kalkofilik ditemukan sebagai sulfida

Asam basa dan redoks

Beberapa orang mencampuradukkan asam basa dan redoks.


Kebingungan ini pertama disebabkan oleh istilah yang mirip yakni asal usul
oksigen dan kedua kesalahpahaman transfer elektron. Dalam sejarah, A. L.
Lavoisier, yang merupakan bapak besar kimia modern di abad 18,
mengganggap oksigen sebagai bahan dasar semua asam. Ia juga
mendefinisikan oksidasi sebagai pembentukan oksida dari suatu unsur dan
oksigen. Definisi asam basa dan redoks yang sekarang muncul jauh setelah
Lavoiser. Lebih lanjut, asam Lewis menerima pasangan elektron dari basa
membentuk kompleks asam-basa, dan oksidator menangkap elektron dari
reduktor seraya mengalami reduksi. Fakta bahwa asam dan oksidator adalah
akseptor elektron, dan basa dan reduktor adalah donor elektron, juga
merupakan salah satu sumber kebingungan itu.

Media asam

Pada media asam, ion H+ dan air ditambahkan pada reaksi setengah
untuk menyeimbangkan keseluruhan reaksi. Sebagai contoh, ketika
mangan(II) bereaksi dengan natrium bismutat:

Reaksi ini diseimbangkan dengan mengatur reaksi sedemikian rupa


sehingga dua setengah reaksi tersebut melibatkan jumlah elektron yang
sama (yakni mengalikan reaksi oksidasi dengan jumlah elektron pada
langkah reduksi, demikian juga sebaliknya).

Page 18 of 34

XB AR
Reaksi diseimbangkan:

Hal yang sama juga berlaku untuk sel bahan bakar propana di bawah kondisi
asam:

Dengan menyeimbangkan jumlah elektron yang terlibat:

Persamaan diseimbangkan:

Asam poliokso, asam heteropoli, dan garam-garamnya

Terdapat banyak asam poliokso dan garam-garamnya dari Mo(VI) dan W


(VI). Vanadium V (V), V (IV), Nb (V), dan Ta (V) membentuk asam poliokso
walaupun jumlahnya terbatas. Asam poliokso adalah anion poli inti yang
terbentuk dengan polimerisasi polihedra MO6 yang menggunakan bersama
sudut atau sisi. Poliokso yang hanya mengandung logam, oksigen, dan
hidrogen disebut asam isopoli dan yang mengandung berbagai unsur lain (P,
Si, logam transisi, dsb.) disebut asam heteropoli. Garam asam poli
mengandung kation lawan seperti natrium atau amonium sebagai ganti
proton. Sejarah asam poliokso dimulai dari J. Berzelius saat menemukan
asam poliokso di tahun 1826, yakni pembentukan endapan kuning ketika ia
mengasamkan larutan yang mengandung Mo(VI) dan P(V). Struktur asam
poliokso kini telah dianalisis dengan analisis struktural kristal tunggal dengan
sinar-X, NMR 17O, dsb. Sebab kegunaannya yang luas di katalis dalam
industri atau untuk penggunaan lain, asam poliokso kini telah dipelajari
dengan detail.

Struktur Keggin. Anion heteropoliokso diungkapkan dengan rumus


umum [Xn+M12O40](8-n)-(M= Mo, W, dan X = B, Al, Si, Ge, P, As, Ti, Mn, Fe, Co,
Cu, dsb.) memiliki struktur Keggin, yang dielusidasi oleh J. F. Keggin tahun
1934 dengan menggunakan difraksi sinar-X serbuk. Misalnya struktur ion
tungstat yang mengandung silikon, dengan 12 oktahedra WO6 melingkungi
tetrahedra SiO4 dan empat kelompok oktahedra yang menggunakan bersama
sisinya berhubungan satu sama lain dengan menggunakan bersama
Page 19 of 34

XB AR
sudutnya, diperlihatkan di Gambar 4.17. Keempat atom oksigen yang
berkoordinasi dengan atom silikon dalam tetrahedra SiO4 juga menggunakan
bersama tiga oktahedra WO6. Oleh karena itu, struktur keseluruhannya
bersimetri Td. Walaupun struktur Keggin agak rumit, struktur ini sangat
simetris dan cantik dan merupakan struktur paling khas anion okso
heteropoli. Berbagai tipe anion heteropoli lain juga dikenal.

Anion poliokso dihasilkan dengan kondensasi satuan MO6 dengan


penghilangan H2O bila MoO42-bereaksi dengan suatu proton H+, sebagaimana
diperlihatkan dalam reaksi:

12 [MoO4]2- + HPO42- → [PMo12O40]3- + 12 H2O (dalam suasana asam)

Oleh karena itu, ukuran dan bentuk anion heteropoliokso dalam endapan
kristal ditentukan oleh pilihan asam, konsentrasi, suhu atau kation lawan
kristalisasi. Sejumlah studi kimia larutan anion yang terlarut telah dilakukan.

Anion heteropoliokso menunjukkan sifat-sifat oksidasi yang penting. Bila


anion heteropoliokso mengandung ion logam berbilangan oksidasi tertinggi,
anion tersebut akan tereduksi bahkan oleh bahan pereduksi sangat lemah
dan menunjukkan valensi campuran. Bila anion Keggin direduksi dengan satu
elektron, anion tersebut akan menunjukkan warna biru sangat tua. Ini
menunjukkan bahwa struktur Keggin dipertahankan pada tahap ini dan anion
poliokso mengabsorbsi elektron lagi dan beberapa ion M(V) dihasilkan. Jadi,
anion heteropoliokso dapat digunakan sebagai tempat pembuangan elektron
bagi yang kelebihan elektron, dan anion heteropoliokso menunjukkan reaksi
foto-redoks.

C. Oksidasi dan Reduksi

1. Zat pengoksidasi dan zat pereduksi

Oksidator atau zat pengoksidasi adalah zat yang mengoksidasi zat lain.
Pada contoh reaksi diatas, besi(III)oksida merupakan oksidator.Reduktor atau
zat pereduksi adalah zat yang mereduksi zat lain. Dari reaksi di atas, yang
merupakan reduktor adalah karbon monooksida.

Jadi dapat disimpulkan:

Page 20 of 34

XB AR
• oksidator adalah yang memberi oksigen kepada zat lain,
• reduktor adalah yang mengambil oksigen dari zat lain

2. Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hidrogen

Definisi oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hidrogen ini sudah lama
dan kini tidak banyak digunakan. Oksidasi berarti kehilangan hidrogen,
reduksi berarti mendapat hidrogen. Perhatikan bahwa yang terjadi adalah
kebalikan dari definisi pada transfer oksigen.Sebagai contoh, etanol dapat
dioksidasi menjadi etanal:

Untuk memindahkan atau mengeluarkan hidrogen dari etanol diperlukan


zat pengoksidasi (oksidator). Oksidator yang umum digunakan adalah larutan
kalium dikromat(IV) yang diasamkan dengan asam sulfat encer.

Etanal juga dapat direduksi menjadi etanol kembali dengan


menambahkan hidrogen. Reduktor yang bisa digunakan untuk reaksi reduksi
ini adalah natrium tetrahidroborat, NaBH4. Secara sederhana, reaksi tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:

3. Zat pengoksidasi (oksidator) dan zat pereduksi (reduktor)

• Zat pengoksidasi (oksidator) memberi oksigen kepada zat lain,


atau memindahkan hidrogen dari zat lain.

• Zat pereduksi (reduktor) memindahkan oksigen dari zat lain, atau


memberi hidrogen kepada zat lain.

4. Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer elektron

Oksidasi berarti kehilangan elektron, dan reduksi berarti mendapat


elektron. Definisi ini sangat penting untuk diingat. Ada cara yang mudah
untuk membantu anda mengingat definisi ini. Dalam hal transfer elektron:

Page 21 of 34

XB AR
Contoh sederhana

Reaksi redoks dalam hal transfer elektron:

Tembaga(II)oksida dan magnesium oksida keduanya bersifat ion. Sedang


dalam bentuk logamnya tidak bersifat ion. Jika reaksi ini ditulis ulang sebagai
persamaan reaksi ion, ternyata ion oksida merupakan ion spektator (ion
penonton).

Jika anda perhatikan persamaan reaksi di atas, magnesium mereduksi


iom tembaga(II) dengan memberi elektron untuk menetralkan muatan
tembaga(II). Dapat dikatakan: magnesium adalah zat pereduksi
(reduktor).Sebaliknya, ion tembaga(II) memindahkan elektron dari
magnesium untuk menghasilkan ion magnesium. Jadi, ion tembaga(II) beraksi
sebagai zat pengoksidasi (oksidator). Memang agak membingungkan untuk
mempelajari oksidasi dan reduksi dalam hal transfer elektron, sekaligus
mempelajari definisi zat pengoksidasi dan pereduksi dalam hal transfer
elektron.

Dapat disimpulkan sebagai berikut, apa peran pengoksidasi dalam transfer


elektron:

• Zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain.


• Oksidasi berarti kehilangan elektron (OIL RIG).
• Itu berarti zat pengoksidasi mengambil elektron dari zat lain.
• Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron

Atau dapat disimpulkan sebagai berikut:

• Suatu zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain.


• Itu berarti zat pengoksidasi harus direduksi.
• Reduksi berarti mendapat elektron (OIL RIG).
• Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron.

5. Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer oksigen

Page 22 of 34

XB AR
Dalam hal transfer oksigen, Oksidasi berarti mendapat oksigen, sedang
Reduksi adalah kehilangan oksigen. Sebagai contoh, reaksi dalam ekstraksi
besi dari biji besi:

Karena reduksi dan oksidasi terjadi pada saat yang bersamaan, reaksi diatas
disebut reaksi REDOKS.

6. Oksidasi kobalt(II) menjadi kobalt(III) dengan hidrogen


peroksida

Jika kita menambahkan larutan amonia berlebih ke dalam larutan


mangandung ion kobalt(II), kita akan mendapat ion kompleks, ion
heksaaminkobalt(II), Co(NH3)62+. Ion ini dioksodasi dengan cepat oleh larutan
hidrogen peroksida menjadi ion heksaaminkobalt(III),Co(NH3)63+.

Larutan amonia, jelas, bersifat basa.

Setengah-reaksi untuk kobalt cukup mudah. Dimulai dengan menulis apa


yang kita tahu dari soal.

Semua atom sudah setara, hanya muatan yang belum setara. Dengan
menambah satu elektron pada sisi kanan akan menyetarakan muatan, yaitu
2+.

Setengah-reaksi hidrogen peroksida juga tidak terlalu sulit, kecuali kita


belum tahu apa hasil reaksi dari hidrogen peroksida ini, jadi kita harus
menebak. Persamaan akan setara jika kita buat 2 ion hidrogen pada sisi
kanan.Ini adalah contoh yang baik untuk kasus dimana kita dapat jelas
melihat dimana harus menempatkan ion hidroksida.

Kemudian kita hanya perlu menambah 2 elektron pada sisi kiri untuk
menyetarakan muatan.

Page 23 of 34

XB AR
Menggabungkan setengah-reaksi untuk mendapat persamaan
reaksi

Yang telah kita dapat sejauh ini adalah:

Perkalian dan penjumlahan setengah reaksi:

Dan selesai, satu contoh yang mudah!

7. Oksidasi kromium(III) menjadi kromium(VI)

Jika kita menambahkan larutan natium hidroksida berlebih ke dalam


larutan yang mengandung ion kromium(III), kita akan mendapat larutan hijau
gelap yang mengandung ion kompleks heksahidroksokromat(III),
Cr(OH)6 .Zat ini dapat dioksidasi menjadi ion kromat(VI), CrO 42-, yang
3-

berwarna kuning terang, dengan memanaskannya dengan larutan hidrogen


peroksida.

Kita tadi telah mengerjakan setengah-reaksi hidrogen peroksida yang


berperan sebagai oksidator dalam suasana basa.

Jadi, sekarang kita hanya perlu mengerjakan setengah-reaksi ion


kromium. Yang kita tahu dari soal adalah:

Pada soal ini pun tidak jelas dimana harus menempatkan ion hidroksida
atau molekul air, jadi kita kerjakan seolah-olah dalam suasana asam. Dengan
cara ini, kita mulai dengan menyetarakan oksigen dengan menambah
molekul air.

Untuk mendapat 6 oksigen pada tiap sisi, kita perlu dua air pada sisi kanan.

Page 24 of 34

XB AR
Lalu setarakan hidrogen dengan menambah ion hidrogen.

Dan setarakan muatan dengan menambah elektron.

Akhirnya, ubah dari suasana asam menjadi suasana basa dengan


menambah ion hidrogen dengan jumlah yang cukup pada kedua sisi untuk
mengubah ion hidrogen menjadi air.

Dan selesaikan persamaan.

Menggabungkan setengah-reaksi untuk mendapat persamaan


reaksi

Kedua setengah reaksi yang kita dapat adalah:

Jika kita mengali satu persamaan dengan 3 dan yang lain dengan 2, akan
menghasilkan total elektron yang ditransfer adalah 6.

Akhirnya, selesaikan ion hidrogen yang ada pada kedua sisi sehinga
menghasilkan persamaan ion akhir.

8. Oksidasi besi(II)hidroksida oleh udara

Jika kita menambah larutan natrium hidroksida ke dalam larutan


senyawa besi(II), kita akan mendapat endapan hijau besi(II)hidroksida.
Endapan ini cepat dioksidasi oleh oksigen dari udara manjadi endapan
jingga-coklat besi(III)hidroksida.Setengah-reaksi untuk besi(II)hidroksida
sangat sederhana. Kita mulai dengan yang kita tahu dari soal.

Page 25 of 34

XB AR
Kita jelas perlu ion hidroksida lain pada sisi kiri. Ini bahkan lebih
sederhana dan mudah dari contoh sebelumnya.

Untuk menyetarakan muatan, kita tambah satu elektron pada sisi kanan.

Setengah reaksi untuk oksigen tidak terlalu mudah. Kita tidak tahu apa
hasil reaksi yang terbentuk.

Tidak pasti apakah kita perlu menyetarakan oksigen dengan molekul air
atau ion hidroksida pada sisi kanan. Untuk soal ini, kita akan buat seolah-olah
reaksi dalam suasana asam.Pada kasus ini, kita hanya dapat menyetarakan
oksigen dengan menambah molekul air pada sisi kanan.

Setarakan hidrogen dengan menambah ion hidrogen pada sisi kiri.

Lalu, setarakan muatan dengan menambah 4 elektron.

Sekarang kita dapat setengah reaksi yang setara. Permasalahannya kini,


persamaan itu hanya jika dalam suasana asam. Reaksi yan gkita kerjakan
adalah suasana basa, dengan ion hidroksida bukan ion hidrogen.

Jadi, kita harus menyingkirkan ion-ion hidrogen. Tambahkan ion


hidroksida secukupnya padakedua sisi persamaan sehingga dapat
menetralkan semua ion hidrogen. Karena persamaan ini telah setara, kita
harus menambah ion hidroksida dalam jumlah yang sama pada kedua sisi
untuk mempertahankan kesetaraannya.

Ion hidrogen dan ion hidroksida pada sisi kiri akan menjadi 4 molekul air.

Akhirnya, ada molekul air pada kedua sisi persamaan. Kita dapat
meniadakan molekul air pada salah satu sisi.

Page 26 of 34

XB AR
Jangan lupa untuk memeriksa kembali bahwa semua penyetaraan telah
diselesaikan.

Menggabungkan setengah-reaksi untuk mendapat persamaan


reaksi

Dari sini, pengerjaan selanjutnya sama dengan yang sebelumnya telah


kita kerjakan berulang-ulang. Kita telah mendapat dua setengah-reaksi:

Persamaan untuk besi harus terjadi 4 kali untuk dapat menyediakan


elektron yang cukup bagi oksigen.

Perhatikan bahwa ion hidroksida pada masing-masing sisi saling meniadakan.

9. Reduksi ion manganat(VII) menjadi ion manganat(VI) oleh ion


hidroksida

Reaksi ini agak tidak jelas, tetapi tidak terlalu sulit untuk dikerjakan dan
disetarakan. Ion hidrogen tidak biasanya berperan sebagai reduktor (zat
pereduksi).Larutan ungu gelap kalium mannganat(VII) direduksi perlahan
menjadi larutan hijau gelap kalium manganat(VI) oleh larutan kalium
hidroksida. Dari reaksi ini juga dihasilakan gelembugn oksigen.

Setengah-reaksi untuk perubahan ion manganat(VII) menjadi ion


manganat(VI) cukup mudah (tentu saja jika kita tahu rumus molekulnya).

Lalu bagaimana dengan ion hidroksida utnuk menghasilkan gas oksigen.


Akan sangat sulit untuk mengerjakan setengah-reaksi secara langsung, kita
akan buat dengan urutan yang biasa.

Tuliskan apa yang kita tahu dari soal, setarakan oksigen pada reaksi.

Setarakan hidrogen dengan menambah ion hidrogen.

Page 27 of 34

XB AR
Kemudian setarakan muatan.

Singkirkan ion hidrogen dengan menambah ion hidroksida dengan jumlah


yang cukup pada kedua sisi persamaan.

Selesaikan persamaan diatas.

Menggabungkan setengah-reaksi untuk mendapat persamaan


reaksi

Sejauh ini, yang telah kita dapat adalah:

Reaksi mangan harus terjadi 4 kali untuk menghabiskan 4 elektron yang


dihasilkan dari persamaaan setengah-reaksi hidroksida.

Persamaan kimia ini mungkin belum anda kenal, tetapi mengerjakannya


tidak terlalu sulit!

Bilangan oksidasi

Bilangan oksidasi adalah muatan formal atom dalam suatu molekul atau
dalam ion yang dialokasikan sedemikian sehingga atom yang ke-
elektronegativannya lebih rendah mempunyai muatan positif. Karena
muatan listrik tidak berbeda dalam hal molekul yang terdiri atas atom yang
sama, bilangan oksidasi atom adalah kuosien muatan listrik netto dibagi
jumlah atom. Dalam kasus ion atau molekul mengandung atom yang
berbeda, atom dengan ke-elektronegativan lebih besar dapat dianggap anion
dan yang lebih kecil dianggap kation. Misalnya, nitrogen berbilangan oksidasi
0 dalam N2; oksigen berbilangan oksidasi -1 dalam O22-; dalam NO2 nitrogen
+4 dan oxygen -2; tetapi dalam NH3 nitrogen -3 dan hidrogen +1. Jadi,
bilangan oksidasi dapat berbeda untuk atom yang sama yang digabungkan
dengan pasangan yang berbeda dan atom dikatakan memiliki muatan formal
Page 28 of 34

XB AR
yang sama nilainya dengan bilangan oksidasinya. Walaupun harga nilai
muatan formal ini tidak mengungkapkan muatan sebenarnya, namun nilai ini
sangat memudahkan untuk untuk menghitung elektron valensi dan dalam
menangani reaksi redoks.

Bilangan oksidasi logam dalam senyawa logam transisi dapat bervariasi


dari rendah ke tinggi. Bilangan oksidasi ini dapat berubah dengan reaksi
redoks. Akibat hal ini, jarak ikatan dan sudut ikatan antara logam dan unsur
yang terkoordinasi, atau antar logam, berubah dan pada saat tertentu
keseluruhan struktur kompleks dapat terdistorsi secara dramatik atau
bahkan senyawanya dapat terdekomposisi.Reaksi senyawa logam transisi
dengan berbagai bahan oksidator atau reduktor juga sangat penting dari
sudut pandang sintesis. Khususnya, reaksi reduksi digunakan dalam
preparasi senyawa organologam, misalnya senyawa kluster atau karbonil
logam.Sementara itu, studi transfer elektron antar kompleks, khususnya
reaksi redoks senyawa kompleks logam transisi telah berkembang. Taube
mendapat hadiah Nobel (1983) untuk studi reaksi transfer elektron dalam
kompleks logam transisi dan mengklasifikasikan reaksi ini dalam dua
mekanisme. Mekanisme transfer elektron dengan ligan jembatan digunakan
bersama antara dua logam disebut dengan mekanisme koordinasi dalam,
dan mekanisme reaksi yang melibatkan transfer langsung antar logam tanpa
ligan jembatan disebut mekanisme koordinasi luar.

1. Mekanisme koordinasi dalam bila [CoCl(NH3)5]2+ direduksi


dengan [Cr(OH2)6]2+, suatu kompleks senyawa antara, [(NH3)5Co-Cl-
Cr(OH2)5]4+, terbentuk dengan atom khlor membentuk jembatan antara
kobal dan khromium. Sebagai akibat transfer elektron antara
khromium ke kobalmelalui khlor, terbentuk [Co(NH3)5Cl]+, dengan
kobal direduksi dari trivalen menjadi divalen, dan [Cr(OH2)6]3+, dengan
khromium dioksidasi dari divalen menjadi trivalen. Reaksi seperti ini
adalah jenis reaksi redoks melalui mekanisme koordinasi dalam. Anion
selain halogen yang cocok untuk pembentukan jembatan semacam ini
adalah SCN-, N3-, CN-,dsb.
2. Mekanisme koordinasi luar. Bila [Fe(phen)3]3+ (phen adalah
ortofenantrolin) direduksi dengan [Fe(CN)6]4- , tidak ada jembatan ligan
antar logam dan elektron berpindah dari HOMO Fe(II) ke LUMO Fe(III)
dalam waktu yang sangat singkat dan kontak langsung antar dua
kompleks. Akibat transfer elektron ini, terbentuk [Fe(phen)3]2+ dan
[Fe(CN)6]3-. Reaksi seperti ini adalah reaksi redoks melalui mekanisme
koordinasi luar, dan karakteristik sistem kompleks yang memiliki laju
substitusi ligan yang sangat lambat dibandingkan dengan laju transfer
elektron, khususnya dalam sistem yang memiliki ligan yang sama
tetapi bilangan oksidasi yang berbeda, [Fe(CN)6]3- dan [Fe(CN)6]4- yang
memiliki laju transfer elektron yang besar. R. A. Marcus mendapatkan
hadiah Nobel (1992) untuk studi mekanisme transfer elektron
koordinasi luar ini.

Page 29 of 34

XB AR
1.1. Tujuan

Untuk mengetahui reaksi redoks pada suatu unsur senyawa dan untuk
mengetahui perubahan logam Zn , Cu , dan Fe secara Redoks ( pada
percobaan ini ) .

BAB II

1.1. Alat dan Bahan

NO Nama Alat dan


Jumlah
. Bahan
1. Gelas piala 50 mL 3
2. Larutan CuSO4 25mL
3. Larutan AgNO3 25mL
4. Larutan HCl 25mL
5. Paku Besi Secukupnya
6. Lempeng Zn ( Seng ) Secukupnya
Kawat Cu
7. Secukupnya
( Tembaga )

1.2. Cara kerja

1. Siapkan 25 mL larutan CuSO4 , AgNO3 , dan HCl . Masukkan ke dalam


gelas piala .

Page 30 of 34

XB AR
2. Masukkan sepotong logam Zu dalam larutan CuSO4 , Kawat Cu dalam
larutan AgNO3 , dan paku besi dalam larutan HCl .

3. Amati reaksi yang terjadi pada logam dan larutan di atas . Catat
hasilnya dalam tabel pengamatan .

BAB III

1.1. DATA PERCOBAAN

Sebelum Reaksi Sesudah Reaksi


Zat
No. Perubahan Perubaha Lain
Logam Larutan pada n pada yang
Logam Larutan Terja
di
1 Zn CuSO4 Berubah Tidak -
warna terjadi
menjadi perubaha
coklat n
Page 31 of 34

XB AR
kemerah –
merahan
Berubah Tidak
warna terjadi
2 Cu AgNO3 -
menjadi perubaha
Hitam n
Terdapat
Tidak
gelembung
terjadi
3 Fe HCl – -
perubaha
gelembung
n
gas

BAB IV

1.1. PERTANNYAAN
1. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi !

2. Berdasarkan konsep redoks ( pelepasan dan penangkapan


elektron ) , apakah ketiga reaksi tersebut termasuk redoks ?

3. Manakah yang bertindak sebagai oksidator dan reduktor dalam


ketiga reaksi tersebut ?
Page 32 of 34

XB AR
1.2. Jawaban Pertannyaan

1. Zn + CuSO4  ZnSO4 + Cu

Cu + AgNO3  CuO2 + AgN

Fe + HCl  FeCl + H2

2. Berdasarkan ke 3 reaksi tersebut dapat di katakan reaksi Redoks


karena terjadi pelepasan dan penangkapan elektron .

Oksidat
or
Reduksi

Oksidas
3. Zni + CuSO4  ZnSO4 + Cu
Redukt
or

Oksidat
or
Reduksi

Oksidas
i
Cu + AgNO 3  CuO2 + AgN
Redukt
or

Oksidat
or
Reduksi

Oksidas
i
Fe + HCl  FeCl + H2
Redukt
or

1.3. KESIMPULAN
Page 33 of 34

XB AR
Apabila logam Cu dimasukkan ke dalam larutan AgNO 3 akan
menghasilkan endapan , logam Zn dimasukkan kedalam larytan CuSO4 maka
logam Zn akan berkarat , dan apabila logam Fe dimasukkan kedalam larutan
HCl akan menghasilkan gelembung – gelembung gas .

DAFTAR PUSTAKA

• http://id.wikipedia.org/wiki/Redoks
• http://www.chem-is-try.org

Page 34 of 34

XB AR

You might also like