You are on page 1of 20

- Kehidupan sosial itu tidaklah statis tapi

dinamis Inilah dasar adanya perubahan sosial


A. Pengertian perubahan sosial
Perubahan sosial adalah segala perubahan
pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di
dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di
dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola
perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat (Soerjono Soekanto, 2006: 261).

Auguste Comte (Bp Sosiologi, 1798-1857)


Sosiologi terdiri 2 bagian pokok yakni:
1. Social Statistics
->mempelajari hubungan timbal-balik
antara lembaga-lembaga kemasyarakatn
2. Social Dynamics
->meneropong bagaimana lembaga2 tsb
berkembang dan mengalami
prkembangn
sepanjang masa yg dipengaruhi oleh
perkembangan sebelumnya

B. Teori perubahan sosial


- Teori evolusi sosial bahwa masyarakat
berubah melalui 3 thap (hukum
fundamental perkembangn pemikiran
manusia) sbb:
1. tingkat teologis (khayalan)
-ex: angin topan, tsunami dewa marah
2. tingkat metafisika (abstrak)
-ex: angin topan, tsunami hukum alam
3. tingkat ilmiah (positivis)
-ex: angin topan, tsunami harus dicari
penyebab & dianalis secara rasional (ilmiah)

C. Bentuk perubahan sosial


1. perubahan lambat dan perubahan cepat
2. perubahan kecil dan perubahan besar
3. perubahan yang dikehendaki(direncanakn)
dan perubahan yang tidak dikehendaki
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial:

a. faktor2 yang mendorong jalannya perubahan


- kontak dengan kebudayaan lain
- sistem pendidikan yang maju
- sikap menghargai hasil karya seseorang& keinginan2
tuk maju
- toleransi terhadap perbuatan2 menyimpang
- sistem lapisan masyarakat yang terbuka
- penduduk yang heterogen
- ketidakpuasan masyarakat thd bidang2 kehidupan
tertentu
- orientasi kedepan
- nilai meningkatkan taraf hidup

b. faktor2 yang menghambat terjadinya


perubahan
- kurangnya berhubungan dg masyarakat2 lain
- perkembangan ilmu pengetahuan yang
terlambat
- sikap masyarakat yang tradisionalistis
- adanya kepentingan2 yg telah tertanam dg
kuat
- rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada
integrasi kebudayaan
- prasangka terhadap sesuatu yang baru/asing
- hambatan ideologis
- kebiasaan
- nilai pasrah

A. Hakikat Kekuasaan dan Sumbernya


Max Weber: kekuasaan adl kesemptn
seseorang/sekelompok org utk menyadarkn
masy akan kemauan2nya sndri dg sekaligus
menerapkn thp tindakan2 perlawanan dr
org2/gol2 tertntu (Sri Wiyarti, 2008: 80)
Intinya: kemampuan utk mempengaruhi
pihak lain mnrut kehendak pemegang
kekuasaan

Mengapa timbul kekuasaan??


Dapat merujuk pada teori perjanjian masyarakat (du contract
social)

B. Cara Mempertahankan Kekuasaan


1. menghilangkan peraturan2 lama yg
merugikan kepntingan penguasa dg
mengganti yg baru (yg menguntungkan).
Fenomena ini lazim terjadi dlm setiap kali
suksesi pemerintahan
2. mengadakan sistem2 kepercayaan (belief
systems) yg sekiranya menguntungkan
kedudukan penguasa. Ex: agama, ideologi,
mithos dsb
3. Pelaksnaan administrasi-birokrasi yg baik
4. Konsolidasi horisontal-vertikal

C. Bentuk lapisan kekuasaan


Menurut Mac Iver ada 3 pola umum sistem lapisan
kekuasaan (piramida kekuasan)sbb:
1. Tipe Kasta
- sistem lapisan kekuasaan dg garis pemisah yg
tegas & kaku didasarkan pd status kelahiran
(ascribed status). Ada pd masy berkasta hampir tdk
ada gerak sosial vertikal
2. Tipe oligarkis
- masih mempunyai garis pemisah yg tegas, tapi
dasar pembedaan kelas2 sosial ditentukan
kebudayaan masy. Ada pd neg2 totaliter, dimana
kekuasaan yg sbenarnya berada pada kekuasaan
partai politik
3. Tipe demokratis

D. Kepemimpinan (Leadership)
leadership dpt diterapkn dg cara/metode/style:

1.Cara-cara otoriter
- pemimpin menentukn sgl keg scr sepihak
- pengikut tdk diajak merumuskan tujuan & cara mencapai tujuan
tsb
- pemimpin terpisah dari kelompok seakan2 tdk ikut dlm proses
interaksi kelompok tsb

2. Cara-cara demokratis
- pemimpin bersama pengikut merumuskan tujuan & cara
mencapai tujuan dengan cara musyawarah
- ada kritik positif baik dari pemimpin maupun pengikut
- pemimpin scr aktif berpartisipasi dlm kegiatan kelompok

3. Cara-cara bebas
- pemimpin menjalankan perannya scr pasif
- penentuan tujuan & cara diserahkan pd kelompok
- pemimpin hanya menyediakan sarana yg dibutuhkan kelompok
- pemimpin berada di tengah2 kelompok tapi sbg penonton
Manakah cara yg terbaik???

E. Penyalahgunaan kekuasaan (Korupsi)


Korupsi dan kekuasaan, ibarat dua sisi dari satu
mata uang. Korupsi selalu mengiringi perjalanan
kekuasaan dan sebaliknya kekuasaan merupakan
pintu masukbagi tindak korupsi.
Asal kata Korupsi

Korupsi berawal dari bahasa latin corruptio atau corruptus.


Corruptio berasal dari kata corrumpere, suatu kata latin yang
lebih tua. Dari bahasa latin itulah turun ke bahasa Eropa seperti
Inggris (corruption, corrupt); Prancis (corruption); dan Belanda
(corruptie, korruptie). Dari Bhs Belanda inilah turun ke Bahasa
Indonesia yaitu korupsi.
(Andi Hamzah, 2005, Pemberantasan Korupsi)
Arti kata Korupsi

Korup : buruk; rusak; suka menerima uang sogok;


menyelewengkan uang/barang milik perusahaan atau negara;
menerima uang dengan menggunakan jabatannya utk

Dari kacamata hukum positif, Pasal 2 UU


No. 31/1999 jo UU No.20/2001, Korupsi
adalah:
1. perbuatan melawan hukum
2. dengan maksud memperkaya diri sendiri atau
orang lain
3. dapat
merugikan
keuangan
perekonomian
Secara
melawan
hukum
artinyaatau
suatu
perbuatan
negara.
dapat
dipidana, jika:
1. ada aturannya dalam Undang-undang (hukum
formil), atau
2. tidak sesuai dengan rasa keadilan atau norma
kehidupan
masyarakat (hukum materiil).
Kata dapat merugikan keuangan atau perekonomian
negara artinya: tindak pidana korupsi dianggap ada
tidak hanya ketika kerugian negara telah terjadi, tapi

Secara sosiologis,
Korupsi dpt didefinisikan sebagai prilaku yang
menyimpang dari aturan etis formal yang menyangkut
tindakan seseorang dalam posisi otoritas publik yang
disebabkan oleh motif pertimbangan pribadi, seperti
kekayaan, kekuasaan dan status
So: Korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan &
kepercayaan untuk keuntungan pribadi.

Ada postulat : korupsi mengikuti watak


kekuasaan.
- Jika kekuasaan berwatak sentralistis, maka korupsi
di pusat kekuasaan itu. Ex: di masa Orde Baru.
Sebaliknya, otonomi daerah (desentralisasi) maka
korupsi pun merajalela di daerah2 otonom

Dalam referensi kekuasaan, Lord Acton, guru besar


sejarah modern di Universitas Cambridge, Inggris,
abad 19 menyampaikan adagium: Power tends to
corrupt, and absolute power corrupt absolutely
(kekuasaan itu cenderung korup, dan kekuasaan
yang absolut cenderung korup secara absolut).

setiap kekuasaan pasti memiliki kecenderungan untuk


berkembang menjadi sewenang-wenang. Karena itu,
kekuasaan harus selalu dibatasi dengan cara:
Pertama, adanya pembatasan kekuasaan organ
negara, dengan cara menerapkan prinsip pembagian
kekuasaan secara vertikal atau pemisahan kekuasaan
secara horizontal yang bersifat checks and balances
dalam kedudukan yang sederajat yang saling
mengimbangi/ mengendalikan; dan
kedua: dengan adanya mekanisme pengawasan
(control).

Jenis korupsi: Amien Rais, ada 4 jenis korupsi di Indonesia sbb:


1. Korupsi ekstortif (extortive corruption).
Korupsi dimana seseorang terpaksa menyogok agar dapat
memperoleh sesuatu/hak dan kebutuhannya.
Ex:pengusaha terpaksa menyogokan (bribery) pejabat utk
mendpt ijin

2. Korupsi manipulatif (manipulative corruption).


korupsi berupa usaha kotor seseorang utk mempengaruhi pembuatan
kebijakn
atau keputusan pemerintah dalam rangka memperolehkeuntungan
setinggi2nya
ex: konglomerat memberi uang kpd bupati, menteri cs agar peraturan
3. Korupsi nepotistik (nepotistic corruption).
yg dibuat
Korupsi berwujud perlakuan istimewa yg diberikan pada anak-anak,
dpt menguntungkan. Perkara peraturan merugikan rakyat, koruptor
keponakan atau saudara dekat para pejabat dalam setiap eselon. Korupsi
tdk peduli
nepotistik umumnya melanggar aturan yg ada tapi tdk dpt dihentikan
karena di belakangnya ada pejabat yang biasanya merasa kebal hukum.
4. Korupsi subversif (destruktif)
Korupsi berbentuk pencurian thp kekayaan negara yg dilakukn
pejabat negara. Dg menyalahgunakan wewenang dan kekuasaannya,
mereka dapat membobol kekayaan negara yang seharusnya
diselamatkan. Korupsi ini bersifat subversif atau destruktif thp negara
karena negara telah dirugikan secara besar2an dan dalam jangka
panjang dapat membahayakan eksistensi negara.

Faktor internal
a. Sifat tamak manusia
b. Moral yang kurang
kuat
c. Penghasilan yang
kurang mencukupi
d. Kebutuhan hidup
yang mendesak
e. Gaya hidup yg
konsumtif
f. Malas/tidak mau
kerja
g. Ajaran agama yang
kurang diterapkan

Factor eksternal

1. Aspek Institusi/organisasi

a. Kurang adanya sikap


keteladanan pimpinan
b. Tidak adanya kultur
organisasi yang benar
c. Sistim akuntabilitas
yang benar di instansi
pemerintah yang kurang
memadai
d. Kelemahan sistim
pengendalian
manajemen
e. Manajemen cenderung
menutupi korupsi di
dalam organisasi

Faktor Eksternal
2. Aspek lingkungan
a. Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi
Korupsi bisa ditimbulkan oleh budaya masyarakat.
b. Masyarakat kurang menyadari sebagai korban utama korupsi
Masyarakat masih kurang menyadari bila yang paling dirugikan
dalam korupsi itu masyarakat.
c. Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi
Setiap korupsi pasti melibatkan anggota masyarakat.
d. Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah
dan diberantas bila masyarakat ikut aktif Pada umumnya
masyarakat berpandangan masalah korupsi itu tanggung
jawab pemerintah.
e. Aspek peraturan perundang-undangan Korupsi mudah timbul
karena kelemahan di dalam peraturan perundang-undangan
yang dapat mencakup adanya peraturan yang monopolistik
yang hanya menguntungkan kroni penguasa, kualitas
peraturan yang kurang memadai, dan sanksi yang tidak
konsisten

Menurut MTI (Masyarakat Transparansi


Indonesia) konsekuensi negatif dari korupsi
sistemik sbb:
1.

2.

3.

4.

5.

Korupsi mendelegetimasi proses demokrasi


dengan mengurangi kepercayaan publik terhadap
proses politik melalui politik uang.
Korupsi mendistorsi pengambilan keputusan pd
kebijakan publik, membuat tiadanya akuntabilitas
publik, dan menafikan the rule of law.
Korupsi meniadakan sistim promosi dan hukuman
yg berdasarkan kinerja karena hubungan patronclient dan nepotisme.
Korupsi mengakibatkan proyek2 pembangunan &
fasilitas umum bermutu rendah dan tidak sesuai
dg kebutuhan masya shg mengganggu
pembangunan berkelanjutan
Korupsi mengakibatkan kolapsnya sistem ekonomi
karena produk yang tidak kompetitif dan
penumpukan beban hutang luar negeri

politik
hukum

ekonomi
sosial

agama

budaya
pendidikan

Teori sibenertika Talcott Parson :


sistem sosial merupakan suatu
sinergi antara berbagai sub
sistem sosial yang saling
mengalami ketergantuangan
dan keterkaitan.
Adanya hubungan yang saling
keterkaitan, interaksi dan saling
ketergantungan.

You might also like