Professional Documents
Culture Documents
FUNGSIONALISME-STRUKTURAL
NEO-FUNGSIONALISME
TEORI KONFLIK
TEORI KRITIS
Fungsional Strukturalisme
Talcott Parsons
Parsons
memusatkan
analisisnya pada sistem
dalam masyarakat kapitalis
modern dan menjelaskan
ciri universal segala sistem
sebagai AGIL:
1.
Adaptation:
sistem
menyesuaikan diri dengan
lingkungannya
Seperti dalam tubuh manusia masingmasing elemen memiliki fungsi yang jelas.
Persyaratan Fungsional
dari Sistem Sosial
Pertama,
sistem
sosial
harus
terstruktur (ditata) sedemikian rupa
sehingga bisa beroperasi dalam
hubungan yang harmonis dengan
sistem lainnya.
Kedua, untuk menjaga kelangsungan
hidupnya,
sistem
sosial
harus
mendapatkan
dukungan
yang
diperlukan dari sistem yang lain.
Ketiga, sistem sosial harus mampu
memenuhi kebutuhan para aktornya
dalam proporsi yang signifikan.
Keempat,
sistem
harus
mampu
melahirkan partisipasi yang memadai
dari para anggotanya.
Kelima, sistem sosial harus mampu
megendalikan perilaku yang berpotensi
menganggu.
Keenam, bila konflik akan menimbulkan
kekacauan, itu harus dikendalikan.
Ketujuh, untuk kelangsungan hidupnya,
sistem sosial memerlukan bahasa.
Kritik terhadap
Teori Fungsionalisme
Teori
Dianggap
proses
Teori
Terlalu
Teori
Neofungsionalisme
Neofungsionalisme
bekerja
masyarakat deskriptif.
dengan
model
Neofungsionalisme
memusatkan perhatian
yang sama besarnya terhadap tindakan dan
keteraturan.
Neofungsionalisme
tetap
memperhatikan
masalah integrasi, tetapi bukan dilihat
sebagai fakta sempurna melainkan sebagai
kemungkinan social.
Neofungsionalisme
tetap mempertahankan
penekanan Parsonian tradisi atas pribadi,
kultur, dan sistem social
Neofungsionalisme
memusatkan
pada
perubahan social dalam proses deferensiasi
di
dalam
sistem
social,
cultural
dan
kepribadian.
Perubahan
tidak
selalu
menghasilkan consensus dan keselarasan,
tetapi juga ketegangan, baik individual atau
masyarakat.
Neofungsional
menyatakan
kebebasan.
secara
tidak
komitmentnya
langsung
terhadap
TEORI KONFLIK
Dahrndorf:
teori
konflik
fungsional disejajarkan.
dan
teori
Fungsionalisme
menekankan
keteraturan masyarakat, sedangkan
teori konflik melihat pertikain dan
konflik dalam sistem sosial.
Fungsionalisme menyatakan bahwa
setiap elemen masyarakat berperan
dalam menjaga stabilitas. Sebaliknya
bagi teori konflik melihat berbagai
elemen
kemasyarakatan
menyumbang terhadap disintegrasi
dan perubahan.
Fungsionalis
cenderung
melihat
masyarakat secara informal diikat oleh
norma, nilai dan moral. Teori konflik
melihat apapun keteraturan yang terdapat
dalam masyarakat berasal dari pemaksaan
terhadap anggotanya yang berada di atas.
selalu
menjadi
faktor
yang
menentukan konflik sosial sistematis.
Teori Kritis
(Ben Agger, 2003)
Teori
kritis
berlawanan
dengan
positivisme. Teori ini beranggapan bahwa
pengetahuan bukan semata-mata refleksi
atas dunia statis di luar sana. Ilmu
pengetahuan tidak bebas nilai. Teori ini
juga berlawanan dengan positivis yang
mengatakan
bahwa
sains
harus
menjelaskan hukum alam masyarakat.
Sebaliknya teori kritis percaya bahwa
masyarakat ditandai oleh historisitas
(terus mengalami perubahan).
Teori Kritis
Mazhab Frankfurt
Hegemoni, menurut Gramsci,
adalah dominasi ide konformis yang
tidak
dipertanyakan
lagi
yang
memproduksi masyarakat tertentu
mirip dengan Marcuse tentang
desublimasi relatif.
Horkheimer dan Adorno mengkritik
semua teori modernitas, termasuk
teori Marx, atas ketidakpeduliannya
pada isu yang mereka sebut dengan
dominasi.
Mereka
mengaku
merupakan teori kritik peradaban
secara menyeluruh, sedangkan Marx
dianggap hanya kritik terhadap
kapitalisme
TEORI FEMINIS
Feminis
Liberal berpandangan
Feminis
Radikal
berpandangan
bahwa
penindasan
atas
perempuan terutama terjadi karena patriarkhi,
yang beroperasi baik pada level keluarga atau
masyarakat. Menurutnya perlu diruntuhkan
secara radikal dalam memperbaiki keluarga dan
menciptakan budaya non-misoginis di mana
perempuan tidak menjadi obyek.
CULTURAL STUDIES
data,
Supplement
(Mansour,2001)
Dalam
perspektif
teori
sosial
kritis, ilmu sosial tidaklah sekedar
diabdikan
demi
kepentingan
golongan lemah dan tertindas,
tetapi lebih mendasar daripada
itu, teori sosial haruslah berperan
dalam
proses
pembangkitan
kesadaran
kritis,
baik
yang
tertindas maupun yang menindas,
terhadap struktur sosial yang
tidak adil. Teori sosial harus
mengabdi
pada
proses
transformasi
sosial
yakni
terciptanya hubungan (struktur)
yang baru dan lebih baik.
Dalam
perspektif
teori
sosial
kritis, ilmu sosial tidaklah sekedar
diabdikan
demi
kepentingan
golongan lemah dan tertindas,
tetapi lebih mendasar daripada
itu, teori sosial haruslah berperan
dalam
proses
pembangkitan
kesadaran
kritis,
baik
yang
tertindas maupun yang menindas,
terhadap struktur sosial yang
tidak adil. Teori sosial harus
mengabdi
pada
proses
transformasi
sosial
yakni
terciptanya hubungan (struktur)
yang baru dan lebih baik.
Tugas
utama teori sosial pada
dasarnya tidak sekedar memberi
makna terhadap suatu realitas sosial
sehingga
memungkinkan
lahirnya
kesadaran dan pemahaman terhadap
suatu realitas sosial. Teori sosial juga
bertugas untuk mengubah realitas
sosial yang dianggap bermasalah dan
tidak adil.
Rekayasa
sosial
yang
oleh
pendekatan positivistik
dianggap
sebagai keharusan pendekatan, maka
bagi teori kritis dianggap sebagai
suatu
bentuk
dominasi
dan
penindasan
ilmuan
terhadap
masyarakat
Paradigma Ilmu
pengetahuan menurut
Habermas
Pertama paradigma instrumental
knowledge. Dalam paradigma ini
pengetahuan lebih dimaksudkan
untuk
menaklukkan
dan
mendominasi
obyeknya.
Yang
digolongkan dalam paradigma ini
adalah positivisme. Positivisme
adalah suatu aliran filsafat yang
berakar pada tradisi ilmu sosial
yang
dikembangkan
dengan
menggambil cara tradisi ilmu
pengetahuan ilmu alam, dengan
kepercayaan adanya generalisasi
dan universalisme.
Tugas
teori
sosial
kritis
adalah
membawa praktik pembebasan. Tugas
seperti ini bisa ditempuh dengan
berbagai jalan:pertama, teori sosial
harus mampu menjalankan tentang
bagaimana keadaan dan sistem sosial
yang ada, telah menciptakan bentuk
pemahaman dan kesadaran palsu
tentang realitas sosial yang harus
diterima
masyarakat
demi
melanggengkan sistem tersebut. Ini
berarti
bahwa
ilmu
sosial
kritis
berkepentingan terhadap bangkitnya
kesadaran kritis masyarakat terhadap
realitas sosial yang mereka hadapi.
Kedua,
teori
sosial
juga
harus
memfasilitasi timbulnya visi alternatif
tentang relasi sosial yang bebas dari
bentuk
penindasan,
eksploitasi,
dan
ketidakadilan.
Paulo Freire
Akibatnya,
sosialisme
oleh
golongan
ortodok ini direduksi menjadi ekonomisme
dan bahkan perjuangan kelas, juga hanya
direduksi menjadi hanya kelas ekonomi,
sehingga gerakan itu berarti hanya
gerakan buruh, dan mengabaikan gerakan
lain, seperti: civil rights movement.
Woment movement dan sejenisnya.
Ketiga,
kesadaran
kritis.
Dalam
kesadaran ini sebab masalah lebih
dilihat alam sistem atau strukutur
sebagai sumber masalah. Pendekatan
struktural menghindari blaming the
victims. Dalam kesadaran ini tugas
paradigma kritis adalah memberi
ruang bagi masyarakat agar mampu
mengidentifikasi
ketidakadilan
dalam struktur ayng ada, kemudiaan
mampu
melakukan
analisis
bagaimana sistem dan struktur itu
bekerja