Professional Documents
Culture Documents
TUJUAN INSTRUKSIONAL
Taraf
Hirarki Tujuan Pendidikan Taraf Pengelolaan
Organisasi
1
INSTRUCTIONAL ENTERING INSTRUCTIONAL PERFORMANCE
OBJECTIVE BEHAVIOUR PROCEDURES ASSESMENT
(1) (2) (3) (4)
PROSEDUR
MATERI PELAJARAN KEGIATAN BELAJAR
DIDAKTIS
(3) (5)
(4)
EVALUASI HASIL
BELAJAR
(7)
2
1.2.3. Model Kegiatan Didaktis
TUJUAN
ISTRUKSIONAL
(1)
PE
(5 KT UR
M AJ )
N (8
A D
ED A
) IS
G
ID E
D OS
IA RA
PR
N
EVALUASI:
*) HASIL
P R
PROSES
(9)
BELAJAR *) PROSES
A K
O (3)
(7 SW PO
R
PE
M EL )
S I OM
M
AT AJ
S E
B (6
A
ER AR
A N GE
I AN
)
N
J
S
PE
A
B
G
E
L N
A E
J A R - M
KEADAAN AWAL
(2)
Penjelasan:
1. Tujuan Instruksional adalah apa yang menjadi tujuan belajar-mengajar
2. Keadaan awal diarikan dengan dua cara :
a. Dalam arti luas: keadaan siswa, guru, jaringan sosial di sekolah dan di
kelas sebagai instutusi pendidijan, faktor-faktor situasional.
b. Alam arti sempit : kemampuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
instruksional (prasyarat)
3. Evaluasi diartikan dalam dua hal:
a. Penilaian terhadap hasil belajar siswa yang telah dicapai sesuai dengan
tujuan istruksional (evaluasi produk), baik dalam aspek isi maupuj aspek
jenis perilaku.
b. Penilaian terhadap proses belajar-mengajar yang mengacu pada tujuan
instruksional dan keadaan awal siswa (evaluasi proses0
4. Proses belajar adalah kegiatan mental yang dilakukan siswa menurut urutan fase
tertentu dan sesuai dengan jalur belajar tertentu.
5. Prosesdur didaktis adalah cara-cara mengatur kegiatan siswa.
6. Materi Pelajaran adalah hal yang menyangkut aspekisi dan tujuan instruksional
dan pokok bahasan
7. Pengelompokan siswa adalah tata cara mebentuk kelompok-kelompok siswa di
dalam kelas.
8. Media pengakjaran adalah alat-alat bantu yang digunakan oleh guru sendiri atau
ditawarkan kepada siswa untuk digunakan.
3
9. Proses belajar-mengajar adalah interaksi antara guru dan kegiatan siswa selama
periode tertentu.
4
1.5. TAKSONOMI TUJUAN INSTRUKSIONAL
KETRAMPILAN MOTORIK
1. Pengetahuan à a.Informasi 1. Penerimaan S 1. Persepsi
verbal 2. Partisipasi 2. Kesiapan
3. Penilaian/Pe-
I 3. Gerak
2. Pemahaman b. Kemahiran nentuan sikap d. K terbimbing
intelektual 4. Organisasi A 4. Gerakan
à (dibentuk 5. Pembentukan P terbiasa e.
konsep, pola hidup 5. Gerakan
3. Penerapan kaedah) kompleks
6. Penyesuaian
c. Pengaturan pola gerak
4. Analisis kegiatan 7. Kreatifitas
5. Sintesis à kognitif(digun
6. Evaluasi akan informasi
konsep dan
kaedah)
5
Dalam hal ini siswa diharapkan menunjukkan hubungan di antara berbagai
gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip
atau prosedur yang telah dipelajari.
5. Tingkat sintesis (synthesis)
Sintesis di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan
menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga
terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
6. Tingkat evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan level tertinggi, yang mengharapkan siswa mampu membuat
penilaian dankeputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda
dengan menggunakan kriteria tertentu. Jadi evaluasi di sini lebih condong ke
bentuk penilaian biasa daripada sistem evaluasi.
6
Berdasarkan pada kelima tingkatan yang dirumuskan oleh Bloom dan Kratwohl
tersebut di atas, maka Romiszowski dalam bukunya Producing Instruction
System (1984), mengelompokkan aspek afektif tersebut menjadi dua tipe
perilaku yang berbeda.
1. Reflek yang terkondisi, yaitu reaksi kepada stimuli khusus tertentu yang
dilakukan secara spontan tanpa direncanakan lebih dahulu tujuan
reaksinya.
2. Sukarela (voluntary) adalah aksi dan reaksi yang terencana untuk
mengarahkan ke tujuan tertentu dengan cara membiasakan dengan
latihan-latihan untuk mengontrol diri.
7
a. Kemampuan reproduktif meliputi:
Kemampuan ini meliputi resepsi berdasarkan pengamatan, mengenal
kembali (recognition) dan mengingal (recall)
b. Kemampuan produktif
Kemampuan ini meliputi kemampuan menciptakan sendiri jawaban atas
suatu pertanyaan dan menemukan pemecahan atas sebuah permasalahan.
Hasil kemampuan ini tampak dalam 3 hal:
i. Hasil proses berfikir konvergen yakni hasil atau jawaban yang sudah
pasti dengan langkah pemecahan yang sudah ditentukan.
ii. Hasil proses berfikir divergen yaitu hasil atau jawaban yang belum pasti
dengan langkah pemecahan yang belum pasti pula.
iii. Hasil proses berfikir evaluatif yaitu mengolah dan menilai berdasarkan
kriteria tertentu.
8
II. KLASIFIKASI DAN ANALISIS TUGAS BELAJAR
yang menuntut
adanya
Kemampuan
a b c d e f g dan seterusnya
internal tertentu
yang dapat
digolongkan
dalam
Pengaturan
Kategori hasil Informasi Kemahiran Ketrampilan
Intelektual
Kegiatan
Motorik
Sikap
tertentu Verbal Kognitif
yang menuntut
adanya
9
SKEMA CONTOH
PUSTAKA.
Winkel, W.S., “Psikologi Pembelajaran”, Media Abadi, Cetakan ke IX, tahun 2007.
10