You are on page 1of 121

7 SfP 20CO

--7? -, ,

'.' _/ ..

) I

-,_

f Ii

J./). s: - ;1.00)" r~'lb /11(/ 2M i

Karya-karya lain dari pengarang buku ini :

1.

Batik. wax-lira wing in traditional patterns le jell d'oI1lbre~doncsic

Wayang Pllrwa,"'shadowplay of Indonesia A concise english-javanese dictionary

Keris and other weapons of Indonesia.

2.

3. 4. 5.

Hak pengarung dilindungi oleh Undung-undang Ilukum Pidana Rcpublik Indonesia

Direrbit kan olch Yayasan 'Saptu Karya Ja karla. 19bO.

......... ..

KATA PENDAHULUAN

Buku ini disusun dengan maksud untuk memperkenalkan suatu segi dari bcrbagai seni tradisional yang diwariskan oleh nenck-moyang kita semenjak zaman p rasej a rah di Indonesia. yai 1 u yang dim ulai den san 111 ani f estasi pe mbuatan bennacarn-macarn senjata tajam dari perunpgu sampai dengan pembuatan senjata tikam berupa keris pusaka yang menjadi smolan utama dalam pembahasan ini.

Pcnciptaaan kcris sebagai suatu kesenian gabungun antara seni membuat pamor (art of damasceening) dan seni pahat (carving) dalarn pembuatan ukiran -ukiran , ada!ah sanga t unik dim~ ta dunia; le bih -Iebi h apa bi I a di Ii n ja u kembali sejarahnya yang hingga kini sebagian besar masih bersifat legendaris dan misterieus.

Juga dengan mempcrhitungkan faktor-faktor lain yang masih dubieus, penyusunan tulisan dilakukan dengan membuat lay-out dari fakta-fakta yang dikurnpulkan untuk dijadikan bahan studi komparatif.

Kalau dalam usaha ini dcngan sendirinya akan terdapat bebcrapa kekhilafan, dan kekurangan-kekurangan , maka penyusun akan sangat mcnghargai scmua saran. perbaikan dan kritik yang membangun dalam batas-batas penyusunan buku ini yang bcrsifat introduktif.

Mudah-rnudahan dengan dernikian buku ini dapat bermanfaat bagi para penggemar seni pembuatan keris khususnya dan pelajar-pelajar sejarah budaya pada urnurnnya,

Akhirnya tak lupa penyusun menyampaikan penghargaannya dan rasa terima kasih kepada relasi-relasi dalam sektor swasta seperti: Bapak R. Soedarpo, dan Mr. Adrian Noe, maupun pihak pemerintahan seperti bagian dokumentasi dari Depa rtemcn Pene rangan Re publik In donesia dan Museum Pusa t J aka rra, yang memberikan sumbangan masing-masing untuk terbitnya buku ini,

Penyusun.

DAFTAR lSI

Halaman.

PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 LEGENDA MENGENAI KERIS, . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 17

MITHOS 25

FUNGSI KERIS .. : 29

BAGIAN-RAGIAN KERIS. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 44

BERBAGAI PENAFSIRAN MENGENAI BENIUK UKIRAN 52

WRANGKA 57

PENDOK 62

DAPUR ATAU BENTUK WILAH KERIS 64

RERMACAM-MACAM CONTOH DAPUR KERIS (GAMBAR) 78

KEDUTAN (ATAU KERIS BALI) 84

MENGHITUNG LUK DAN MEMPERKIRAKAN 'LUCK' 87

HAL--lHWAL PAMOR 92

BERMACAM-MACAM CONTOH PAMOR KERIS (GAMBAR) 101

DAY A KHARISMA YANG DIANGGAP TERLUKIS OLEH

SIMBOLIK DALAM PAMOR 103

MEWARANGI KERIS 115

BIBLIOGRAFI 119

: i"":\~

-e,

~ :'

~_1.~' :::-..:.

Pangeran Diponegoro menyisipkan keris saktinya dimuka dalam ikat pinggang, ketika berperang melawan kolonialisme ( 182 5 -1830). Versi pelukis : Soehaeri.

(foto a/ell pengarang).

3

PENGANTAR

Dian I a ra se ban 11 an ya k sen ja I a I r ad isional ber upa I omba k , ruanda u, wed ung, kudi (kujang), badi k, rcncong, dan lainnya, hanya senjata keris yang merupakan senjata kesat uan budaya Indonesia, dan terdapat hampir diseluruh pclosok ke pulauan nusan lara kita

Sebagai senjata tikarn dan un tuk bela di ri dalam perke laian pcrorangan ia sangar bcrguna dan sclalu dipakai olch pejuang-pcjuang kira dalam medan per! em p u ran di za man la III pau, se per t i juga () Ie h pah lawan -pah la v .. ' an nasiona I kita: Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol. l;nl ung Surapati. Hasan udin , dan lainnya.

It u se ba bn ya ke r is d iangga p juga se bagai sua til la III ban g ke pa h la wa nan bangsa ! ndonesia.

Juga karena bent uk kese luruhan keris yang sangat mempesonakan dan yang tak dimiliki scnjata-senjaia t radisional lainnya, maka oleh raja-raja dan s til tan-su IJan 1.1 i wa k tu siiam di ti t ah kan ke pada pan dai -pan dai besi un I u k dibuat kan bermacarn-macam keris yang sangal indah dan mewah.

Diantaranya ada yang hulunya terbuat dari gading gajah bcrukiran halus atau yang dila pisi dengan ernas dan dihiasi dengan batu-batu permata untuk me la m bang ka n si fa I keag ungan da n ke kuasaan.

Maka scsuai dengan tun tutan zaman yang sudah larnpau, pembuatan keris sclaugkah de mi selangkah hams men jalani proses penyernpurnaan: bukan saja dal~ 111 pengolahan logam besi yang tercampur dengan hahan ne kel. meteorit, dan lainnya. Ie tapi juga dalam pembuatan sarung dan hulunya yang adakalanya diselubungi lapisan ernas atau pcrak berukiran hal us.

Sclain dari itt! juga bakat dan pengalaman teknis dalam pencmpaan logam campuran. sangat rncncn t ukan kekuaran. mutu dan keindahan senjata keris yang lcbih-lebih nampak pacta daun matanya bagai kan figura-Iigura abstrak dan dikenal sebagai scni pamor.

Maka untuk mcmenuhi selera dan kepuasan hati para pemesan keris yang u mu mn ya te rdiri cia ri goionga n bangsa wan dan ha rtawan , pe m h uatan nya memintakan persyaratan tinggi. baik dalarn hi dang pertukangan maupun dilihat dari segi artisti k.

Di Indonesia keahlian mernbuat keris rnerupakan suatu bakat turun-turnurun yang diwarisi dari nenck-moyang,

5

Hal ini dapat ditegaskan antara lain dcngan pcrnah dikctcmukan scbuah inskripsi kuno sebagai peninggalan zaman kerajaan Syailcndra, bra-bra dalam tahun 750 AD, yang menyebutkan adanya pembuatan keris yang pcrnah dipakai oleh seorang raja ketika zaman itu.

Narnun ini belum berarti bahwa sebelum zaman itu, tidak pernah dibuat senjata tikam tcrsebut oleh pandai-pandai besi Indonesia yang Jehih dikenal dengan sebutan "ernpu kcris".

Konen mcnurut suatu "mithos" yang berasal dari Jawa, diberitakan bahwa oleh seorung pandai bcsi bernama empu Ramadhi, sudah dibuut keris yang pcrtama dalam tahun 152 Caka atau kira-kira tahun 230 Maschi.

Kcris yang diciptakannya itu diheri nama "Pasopati" (dapur Pasopati ) karcna sifat dan kharismanya sangat ampuh sampai dapat mematikan lawan dcngan sentuhan sedi kit saja.

Ben t u kn ya (ala \I da pu 1'0 ya) sederhana de ngan da un mala I urus yang meruncing diujungnya se peru pisau bclati atau badik bermata dua, dan ke mung kinan he sa f pe mbe rian nama "Pasopa t i" (paso. peso he rart i pisau: dan pari be rart i mati) ana log denga n pe nger tian " pisa u yang me mati kan ".

Dokumentasi lain yang nyata dan dapat dilihat olch umum bcrupa sebuah pahatan relief dinding di Candi Sukuh dilercng gunung Lawu sebelah harat ; (Ja wa T e ngah). Relief it U me mper liha I kan cara -cara seorang penem pa bcsi mengga ra p wila h keris dengan ala t pe rt u kan gan yang serba sede r hana. Pembangunan Candi Sukuh diperkirakan dalam periode 1359·1360 faka atau kira-kira tahun 1437·1438 Masehi, yaitu sebagai salah satu peninggalan seni arsitcktur l-lindu-Jawa. (Iihat foto dihalarnan 7).

DaJam pada itu perlu diperhatikan juga sebuah patung dinding yang diketcmukan didaerah Klaten dan diperkirakan pembuatannya daJam abad ke-S, scperti juga yang dikctemukan didaerah Kedu yang dibuat kira-kira dalam abad ke-9. Masing-masing patung itu mcnggambarkan Dewi Durga (atau Lorojonggrang) dengan tangan berjumlah delapan dan dalam salah satu tangan diantaranya itu (sebelah kiri atas) nampak dengan jelas sebilah keris bermata lurus (wilah bener ). (lihat hal. 22 i

Bahwasyanya seorang wanita juga dapat mcmakai sebilah keris sebagai pelengkap pakaian adat, tidak mcrupakan keanehan dalarn zaman kuno.

Pada upacara-upacara tertcntu menjelang pan en padi didesa, scperu juga da I a m u pacara "ngruwat", ka urn wan ita yang mengi kuti sang suami masing-masing juga mengenakan keris yang ukurannya lebih kecil daripada yang dipakai oleh golongan pria, yaitu sesuai dengan sifat kewanitaan.

Dalam hal itu kaum wanita umumnya mernakai keris berwujud "cundrik" atau berwujud "patrern". Pada upacara pernotongan padi diwaktu panen,

6

Pekerjaan tncnempa mara keris {wilahan} dapat dilihat dalam [ragmen-fragmen relic] discbuah dinding Candi Sukuh dilereng gUlJ1/11g Lawu, Jawa Tengah. Dibangun dalam abad ke-l S,

7

misalnya, ka um wanit a suka mernakai keris gaya "pat rem" dengan "wila 11" yang dinamakan "jalak ngore ' dan "pamor " yang relevan dengun perisriwa tersebut , yai: u "wos wutah" atau beras me limpah-lirnpah,

Dcngan per kataan lain simbolik pamor it u sesuai dengau makna dari upacara "panen padi khususnya dan tujuan kcmakrnuran bersama hagi penduduk dcsa pada uniunmya. Namun dermkian lambat-Iaun motif pamor "wos wut ah" juga diuapkan pada wilah-wilah keris bin dcngan rnaksud akan mcmbawa kharisma untuk soal rejeki atau kemakmuran.

Dcmi kian pula secara simbolis, pamor "udall mas" (hujan cmos) mcngandung art i "kemakrnuran yang menyeluruh bagaikan hujan ja 1 uh disawa h yang mcnguning subur.

Maka dad apa yang tclah dikernukakan sebclum ini, jeluslah bahwa senjata keris it u rnerupakan pcnemuan crnpu kcris J awa dalam zarnan purbakala dan boleh dikatakan suatu pembaharuan (innovation) dari scnjata hadik yang mendahuluinya dalam scjarah heraldik. (hal. 30).

Dipihak lain menurut penyelidikan Sir Thomas Stamford Ranks dalam hukunya "The History \)1" Java" ditegaskan bahwa senjaia keris it u berasal da rise menan j ung Malaya yang kern udia n di -int r od u ksi kan pertama kal i dip u \:\U Jawa, yait u kct ika bcberapa daerah dalarn kawasan Malaya di 1:.1 klu k ka n oleh kek uasaan M~ ja pall i t dalarn a ba d ke- 14.

'\amun hal ini benentangan dengan tersohornya keris Majapahit yang s e b e l u m n y a p e r i s t i w a t e rse b ut s u d a h d iperguna k a n dalam peperangan-peperangan manaklukkan daerah-daerah lain sepanjang nusantara kitu.

Keris Majapahit ini dikenal dari ciri-cirinya yang khas daJam bentuk keseluruhannya scperti daun matanya yang lurus tanpa liku-liku dan ditempa menjadi sat u ke u t uhan de ngan hulunyu be ru pa orang sedan g d u du k jon gko k. Ole h be hera pa a hli keri s ba fa I (a.l, Dr. Rassers). be n I uk orang ini di ta Isi r ka n sebagai sua lU lamhang an sest r al: sedangkan bent u k da un mal an ya m iri P dengan bcntuk senjara tajam yang pernah dibuat dan logam perunggu sebagai peninggalan kebudayaan Dongson dalarn zaman prasejarah Indonesia. Kcbudayaan Dongson ini diperkirakan dibawa kan oleh migrasi pcndudu k berasal dari daerah Yunnan. Muangthai dan Ka mbodia yang I urun dad sungai Mekhong menuju kepantai Teluk Siam dalarn perioda antara 500 sampai 300 ta h un sebe I urn Mase hi,

Belakangan ini didesa Ban Chiang dide kat pcrbatasan Kambodia dan Muaugthai telah diketemukan beberapa bcnda yang dibuat dari perunggu se pc rt i an tara lain seb uah uj ung 10m ba k pe r un ggu yang di per kira kan s uda 11 be rumur lebih dari 5000 tahun yang lampau (jaitu menurut penyelidikan Dr. Chesler Gorman). de ngan me toda "therrno-l u mi nesce nee". *)

8

Demikian pula tel all diketcmukan tiga bilah badik semahan dari perunggu yang rnasing-m using beru ki ran nam a-nama dari nene k -mo yang dengan tanggal kelahiran meret.a. yaitu pada daun mata yang lurus memanjang.

Sernua itt: ada lah hast I pengga lian cia ri dinas purba ka la Ti ongko k yang beropcrasi didacrah Yunnan, bagian selatan R.R.C.

Benda-benda tersebut seperti juga scnjata-senjata Iainnya (pedang, kampak, tombak) diduga berasal dari zarnan dinasti Chou (1122 sampai 249 sebelum Maschi).

Dengan terjadinya pemindahan penduduk atau migrasi dari daerah-daerah Asia Tenggara tersebut kebeberapa pulau di Indonesia, kemungkinan besar bahwa kemahiran mengolah dan mcnempa perunggu juga di-introduslrkan dan diajarkan oleh ahli-ahli pembawa kebudayaan Dongson kepada orang-orang kita.

Beberapa senjata perunggu bcrupa kampak perang, badik dan pisau belati berbent uk arkhaik (kuno) telah diketemukan sebagai hasil pcnggalian yang telah dilakukan oleh pihak Dinas Purbakala pada waktu pemerintahan Hindia-Belanda dinegara kita.

Dad penggalian-penggalian yang dilakukan di l.andu , Pulau Roti , terdapat a.1. sebuah kampak upacara yang diduga dapat dipakai juga sebagai senjata perung. Demikian pula dikcremukan sebuah karnpak lain terbuat dad perunggu campuran besi di Seruani, bagian utara lrian Barat ,

Kedua benda tcrsebut dibuat dalam zaman perunggu sebelum tahun Masehi (Ian dianggap sebagai hasil pekerjaan penempaan perunggu oleh pandai-pandai logam Indonesia. (lihat halaman 10).

Dengan pe r ka taan lain penge ta huan metal urgi sudah di miliki oleh a hli -ah li penempaan logam bangsa Indonesia bcrabad-abad sebelum tahun Masehi yang kcmudian lcnyap bagaikan suatu misteri; seperti juga halnya dengan scm pernbuatan pamor (the art of darnasccening) pada daun mata keris yang nampak beguu indah ibarat gambaran abstrak yang kini mulai surut sedikit demi sedikit .

Kalau semcnja k berdirinya kerajaan Mataram dan SyaiJendra dalarn abad ke-S sarnpai dengan kejayaan kera_iaan Majapahit dalam abad ke-Ls , pernah dibuat ratusan j e n i s '"pamor" oleh cmpu-empu keris yang dulu tersohor nama-uamanya. kini unggal beberapa puluhan rnacam "parnor " saja yang dikenal dan pcrnah dibuat oleh empu-empu keris dari abad ke-~O ini.

Namun de mi kian kelest aria n sen i me mb uat "pa m or ,. i ni a kan di pertahan kan sebagai warisan yang paling kuno dan terhormat dari nenek moyang kita,

.) me t oda n. ini di pe lopori o leh MASCA (Muse urn Applied Science Center for Archeology).

9

Kurak "pacu" do" ,,,,,,,,1',,, ,II I ~"J". '''''''' R," I Sap"",.a ", ,Ii"'" ,,,1 ,Ii'''''' dalom "",0" "pen",gg" ""baga' """"" ka,,,,Jum'" 0"".<"",

(kira-kim aha" ke_5<;('hclul1l :'Ilaschi j.

{[(<I/cksi :Huscwn pusa). Jakurla)

\0

da 1:1111 II~II mana n.nua-u.unu ,('PClt i: Dr. I. Croncman, (alm.). Ir. Haryono Curitno. Jail l.un-la in: I elah mcmhuk Ii LIIl andi I mCIT ka masing-masing.

Ole II IlIC IL' l:.J it 1I SC(~Ha pc liod ik tcluh diadu kan parucran dan ce I;! mail 1Il~' ng.' 11;1 i \Cllj;1 LI kcris d:lll lungs i 11\:1 da I a III s t r uk t ur sosia I mns y a ra l:1I 1llllulle, i:l

Sebag;li mana iii ke I ~I hui dari je nis "P:l1l1\>1-' ,!;in bent uk seluruh kc ris dengan hulunya y:IIH! ~"Iill!-, dihias: dcngan baiu-batu pennata yang mahul. dupat di perk ira kan 1 ingLl1 un sosia I si pema kaiuyu. mcskipun hal ini adalah reluti I' dan tl:lg:lIltung dari i'cllii:l ian mcnurut l:lngg:lp:lll hcrbugai ducrah deugan adat i,1 i:l,b I 11U'iillg-lll:hillg.

It u scbabn y:1 IIII' nga pu b.rgi.m h ulu kcri s yang disebut "ukiran " d:lla III bahasa JJ\\;J ~:Illgal dipcrha Ii ka 11 d;1I1 d ihc II I uk arau di hiasi Jengan S;I ksa III <I scsua: de:lg;11l kchendak ,j pc 111:1 kai, karcna just ru bagiun g:lgang da ri sell! ruh he Il iuk kcr is ~'Jllg IIlclHlni,,1 d.tn nampak jelus bagi lI11HlIll. sedall2-bn bagian "pamor" keris ;1 kau te I ap rc I"s.'lubung h:lgai kau suui \I rnhasia prihadi.

\kn"cn:li korc lasi ant aru bent uk gagang .uuu "ukir:m" kcris Jawa dengan ikonogr.ifi Iii n.lu. olch S('(H~ng sarjanu Be l.mda bernumu V Oil Heine (;el d,' 1,'11. \ :In)! saugut nil' 1I11)('ll1a Ii kanuya pernah di kc mu ka kan pendapat II ya dcngun me nunj 1I k kan sikap .. dudu k Jllngk()k" yang juga dupat dilihat puda di ri seorang !;I b:lsa ~ ang di paha I da bill sula II sal U 11l0llUII1en di Candl Sing()sari i dibangun kira -ku a du lam I u hun! 300 scsudah Masehi).

la hcrpcndapat bahwa g;lgang keris yang bcruuknya mirip dcngan sikap ruksasa t adi , urclukiskau iblis he rnumu K ha I III aSJ P:HJa . Di lahar kan bahwa syaiian i ni ~1I ka III akau orang dan apabila riguranya ditrapkan scbagai pahatan g~gallg pada scbilah kens, ilia ka scnju a it u akau mcuipunyai ke kua tan ampuh U1I1n k makan orang. (Lihat carman 11:11. 14 bawuh)

Disampmg it u di kc IIlU ka kan gagang keris yang mel.unbangkan burung Carll da sehagai pcnjclmuan Ciwa digu llUng Mahanic I"U.

Dalam milOiugi Hindu burung mistik ini pcrnah mcmberi pcrrolongun padu Vishnu dalam pcrjalauann ya me I~ lui augkusa. tunpu menda pal rin I ungau.

Bcgit upun scsuai dcngan !'igura-figul<I vang diumbil dari mitologi llindu seper Ii gagang kens y:mg mcnycrupui l lanuman dad eros RanJa)IUIllL me la mhangkan ke kuatun gai b yang di rnili ki olch ke ra ruksasa putih itu keti ka mclawan loS}" kar Rahvana yang di binasukannya S~ muu,

Sclain dnri il u pcrnah dihuat gJgang-g.rgang kcris yang mer upakan kombinasi d;lIi ligulJ-lipn:l tadi scpcrr] yang bcrkcpala hurung Garuda dan bcrbudan IIJ:IIllhiJ de ngan kcdua 1 ;lIlg,1I1 memcluk hadan (konon dital'sir kan sebugni Vishn II yang berscmudh i ).

I)I\L!ua II SL' mcnanjung \1<11;] ya d:1I1 lli Surnatc 1:1, bent uk gag;mg kens se III acam

II

it II di ken a I sc bagai kcris "J awa De rna Ill".

Tetapi ben t uk gagang keris yang serupa juga tcrdapat pacta kens-kens yang berasal dari daerah Bugis.

Kebanyakan dari kcris-keris yang mempunyai gagang sepcrti yang te lah diuraikan tadi, dimiliki oleh golongan bangsawan dan pejabat-pcjabat pamongpraja dizaman kuno. Gagang-gagang keris sernacam it u umurnnya dihuat dari gading gajah atau dari logam mulia scperti emas atau pcrak dan dihiasi dengan batu-batu pennata sepcr ti batu intan, zarnrud, dan nurah de Ii III a . ya kni unt uk men un ju k ka n st a 1 us sosia I pe mili kn ya.

Bat u-bat u pennata it u ditatahkan kedalarn "mcndak" atau cincin pengikat gagang dcngun d:1U1l matanya , dan diangga p me mbawa khasiat atau rejeki bagi pemiliknya.

Dari faktu-takta rcrsebut sudah jelaslah bahwa sisa-sisa animisme dan tctisme arau kcpercayaan akan kckuatan-ke kuatan gaib yang dapat menyusup kcda lam bcnda mati, some nja k zaman kuno masih mcmpcngaruhi edam pi kiran n ianusia di indonesia.

Si ka p mcnt a I ini di pe r k ua t dcnga n ci ptaan he r macam maca m figura s imbolis da lam pcmbuaran "pamor ' keris yang sedikit banyak nampak pada daun maumya.

Sebagni sulau saiu contoh yang bcrsitat sirnbolis diamhil motif "P31I1\'I" " yang dinamakan "blarak ngtrid (daun kelapa bcrarah) dan yang diterapkan pada daun mala keris "Parulav .. -a Cinaritu" (hal. 613 )

A pn ka h yang dapa t eli talsirkun (Hang de ngan motif tadi"

Tak lain dad anggapan hahwa yang he rpamor "blarak ngirid" it u rncmpunyai khnsiai akan dapat rncmbawakan kcwibawaan pada pemiliknya kalau ia mcnjadi pc mi mpin at au seorang yang her kuasa.

Apakah tanggnpan dun sikap mental sepcrri dcuukian musil: dapal ditcrima scbagai relcvansi unt uk pemi bran manusia Indonesia dizaman modern ini hu kau la h mc njad i soa I.

Dincgeri kit a sudah seriug ierbu kti ba hW:l pcmi kirun-pcmi kuan secaru I r;ldisional lebih dominan 1 daripada pemikiran-pemi kiran secaru rasional mcuurui kcmajuan zaman: lebih-lcbih yang bersangkuiau dcngun soul adat . Bah kan sarnpai sekaruug ini masih diteruskan suatu tradisi yang dike na I scbagai upacara "mcnja masi keris pusa ka " ala 1I yang discbut "mcmandikan kcris pusa ka", seper t i yang pcrnah dilakukan didalam 1.:1:\tOI\ Mangkuncgaraan di kot u Sura kana.

Konon dibcrirakan hahwa pada tiap-tiap tanggal 1 Syurn da lam se tahun diada kan u paca ra ,. mcnjama si ke ri s pusa ka " d i kr a I OJ] Sri Mangk uncgara dengan "me mundikan " sernua mi lik pusakanya her upa sejumlah kcris.

I:::

pedang, tombak dan kudi.

Pusaka-pusaka yang dianggap luhur dan sakti dijamasi olch Sri Mangkuncgara sendiri, sedangkan yang lainnya oleh para abdi-dalern re ksa-pusaka , yakni dcngan upacara yang khidmat.

Sajen yang disediakan untuk upacara it u berupa, antara lain: bunga-bunga wangi, dupa menyau, buah-buahan, dan sebagainya.

Sering upacara-upacara sernacam itu mendapat partisipasi rakyat sete mpat dan berduyun-duyun mercka menyerahkan keris masing-masing untuk dijamasi bersama-sama dalarn "pemandian keris ,. sccarn kolektif.

Upacara tradisional semacam ini dapat dijumpai dipelbagai lempat di ln donesia, me kipun si fa t ida la I ri y an g be rlebi h -lc hi han te rhad a p suat II he nda it II her konst radi ksi de ngan aja ran aga run Isla Ill, ala u aja ran agam a Kristen.

Begi I u k us t pc mi kir an t r adisiona [ it II me rcsa p da la III bat in ilia yori tas peududuk dipulau Jawa sampai mere ka percaya ka lau a(1<1 kcris pusa ka yang "hcrisi", scolah-olah senjata itu berjiwa . _ ... -llal ini didukung dcngan h i d upn ya nut hos t e n t a n g k e r is s a k t i yang didongengkan secara turun-tcmurun , terutama yang pcrnah dirniliki oleh pah lawan -pahlawan kit a di zaman ya ng fa mpa u de mi me na mba h s uasa lid "hcrois IlIC",

Bukunkah senjara keris itu masih dianggap oleh kebanyakan pcnduduk dipulau Jawa. Madura dan Bali sebagai lamhang kejayaan . kcagungun , kcluhuran budi. dan sebagai rumba I 11K: la\\"<111 kesengsar aau , kcuus kinan , bencana alam, penyakit cpidcmi , dsb. selain dari hart a pusa ka yang diwariskan olch nenck moyang kita.

Just ru dcngan hidupnya kepercayaan II knn ke kua tan gaib yang dapat mcnyusup dalam scbilah keris sa k ti itu dan arribut-at ribut lainnya yang dapat incmbu wa kan sukscs bagi pe miliknya. maka Bung Karuo almarh urn. semenj.i k masa rcmajsnyu tclah me mpe lajari bermacam-macam ben tuk keris dcngan paillor dan khasia I masing-masing Kcti ka it II Bung Karno gcmar mencari dan mcngumpulkun helle rupu keris pusaka yang dianggup sakti dan bcrisi K oleksi pusaka beliau aniara lain rerdiri dari jimat-jimat , kens-kens pusaka. tongkat komando. dsb (Iihat rot\) dihalauian 14),

Dian tara kcris-kcris pusa ka it u tcrda pat "Keris Maj.ipahit ". kcris Se kutrcm , keris milik Ken Ar ok dan Ken Dedes, dsb.

Keris pusaka "Sekut rem" di kaharkan me rupunyai khasiat lint uk mcmpcrolch "kckcbalan' dan "ke tenangan hati ,. bagi pc miliknya, scpcrt i hulnya juga dcngan klr.siat tongkat komando y'ang bcrisi matu scnja ta tap III dan selalu di ba W~I olch B ling Ka rno ke man a -ma n a.

Maka dab III hasrut 1I11wk rncmi 1iki suat u koleksi keris pusuka iiu. para

I]

Billig Karno deugan tongkat komando yang diapitnva, ketika bersalaman pada pembukaan pameran tukisan-lukisan Affanil], dkk,

Dari kiri kekanan: Mocluar Apin, Moebirman , Cut Rachman, dan Burhan. (ji)l(! [)SIS, Descntber J Y59 j,

.) Cat.at an:

Ind ikasi olch Vall H ei Il e- l; eldere n m e nge na i h u lu k er i, it uti lb k begi ru III C va ki nkart ap.ahil":l fi)l:ur~i yang duu aksu d ka n kLhih er at nu bu ngnnnvu de ngun p crtambungun ne nek-m nvang s..:ha~::..ti 5UUtU be ntu k e ksp r est dulam per kernb augan svsu atu kul tus ke tika z uman itu • at au melu kisk: .. rn 'p cnu nggu ke ris ' scp ert ~ yang nampa k padu p arnor

14

pe mirnpin dan pejabat linggi kita tidak matt kctinggalan dan rnerekapun giat mengumpulkan beberapa kcris pusaka yang cukup rnahal harganya. Begi tupun halnya dcngan kolektor-kolektor bangsa asing yang mcmiliki dana besar untuk memborong sejumlah keris yang sangat berharga dan mempunyai nilai scni yang tinggi.

Schagai akibat dari tindakan itu, tidak heranlah karni kala II "stock" dad keris-keris yang sangat herharga it II semakin lama scmakin berkurang. Bclum lagi termasuk jurnlah keris yang pernah dipcrsembah kan kepada tarnu-tamu agung dari luar ncgcri. yaitu oleh sultan-sultan, pangeran-pangernn dan pcjabat-pejubat unggi lainnya dincgcri kua. seke dar sebagai tanda kehormatan ala u tan da pe rsa ha ba Ian, IIlU lai dari za man kuno.

Selama koleksi keris-keris pusaka dan scnjata t radisiona I lainnya yang sangai berharga it u dimiliki dan dipamerkan uni uk 1I11lum oleh museum-museum bcsar dikota-kotu diluar ncgcri, kita masih me rasa bangga dan merasa bersyukur karena usaha ini mcrupakan perkcnalan kcbudayaan dan kesenian ! 11 rlonesia ke pa da masyur aka t dil liar liege ri. Bah kan a kan me III perera t hubuugan persahabatan dan kerja-sama dalam bidang kcbudayaan dan ilmiah deng.m negara yang bersangkutun.

Beberapa museum dikota-kota bcsar diluar negcu seperti di Paris, Den l laag. Lcidcn. London, :-';ew York. Warsawa, Praha, Tokyo, r ... lclhourue. dsb. kini me mili ki senjutu tajam dati Indonesia, Filipina dan Maluya . beru pa keris. pc da ng. I o III ba k. lis b. dan a hi i -a h Ii mere ka de nga n I" k lIli me II e! iIi se 1 j J P senjata tajam yang berasal dari keriga negara tadi untuk dijadikan balian per han di ngan secara il mia h.

vlcrc ka juga mcngikuti perkcrubangan-pcrkcmbangan dalam pembuatun kens dan scnja I it 1 aja m la inn y a, da Ii I :1I11al1 kc zuman.

Dalam hal ini perlu juga dicaiat bahwa per hat ian tcrhadap seni pe mhuut an keris dari pclbagai daeruh di Indonesia scma kin besar di kalangan masyarakat Frupnh dan Amerika.

Bahkan lcbih bcsur lagi pcrhaiian yang tcluh dicurahkan oleh kaum ccnde kiawan dan sa rjana asing terhadap masalah senjata tradisional ini yang borbc da-be da menurut re mpat usalnya. Mercka itu tak segan-segan untuk men ul is he he III pa all i kcl yang sa nga t in teresa n dan mencr hi t ku n b u ku -\1 uk u mcngcnai scjarah dan pembuaian keris dalam bahasa masing-masing.

Usaha semacam it II sudah dilakukun selarna be rtahun-tahun seb .. lum Perang Dunia Per ta ma pe cah da lam t alum ! 914.

Diantaru mere ka it U terdapat nama-nama sepcrti: J.F. Dingernans, yang me n u lis art i kc I: "Pa morsmced kunst ' da la III ha ria n S urabaiaa sch l Ian de Isb la d , tangga! J ul i 1904: ke mudi a n disusu I ole h Dr. J, Groneman yang men ulis

15

tcntang "De Vorderingen der Pamor-smeedkunst", Soerabaja, 1906. C. den Hamer menulis ten tang "Beschrijving van de twee krissen als Rijkssieraad verbonden aan het Sultansgezag over Djambi en het Pangeran Ratu-schap aldaar", Batavia, 1906.

Malahan jauh sebelum penulisan-penulisan mereka itu diterbitkan. tcrlebih dulu meskipun ditempatkan "last but not least", telah ditulis beberapa halaman mengenai senjata pusaka keris oleh seorang Letnan=Gubemur *) bernama Sir Thomas Stamford Raffles dalam buku karyanya yang terkenal 'The History of Java" dalam tahun 1817.

Kap ak perunggu yang dipe rgunakan dalarn upacara adat ole h. nene k-m oyang kita di zaman pur bakala. Alat ini diketemukan d] Sentan i, Irian Barat bagian utara.

(Koleksi Museum Pusat , Jakarta).

0) Catalan:

Ra ffIes menjadi Letnan-Gubernur dari Nederlandsch.·lndie (kini Republik lndon esia) selarna masa l!\ 11·1 B 16 dan pernah me miliki koIeksi keris-keris pusaka dan senjata tradisional lainnya dari Indonesia. Bukunya: "The History of Java" yang dit ufis data m t ahun 1 B 11 di London, ban yak me nceriterakan tentang adat-istiadat dan kesenian Jawa.

16

LEGENDA MEN GENAl KERfS

Ap a ka h yang p e rn a h d i ce r it e r a kan mcngcnai asalnyu keris olch legenda-legenda kita yang disampaikan 1 urun-ternurun dari mulut ke rnulut semcnjak berabad-abad yang larnpau?

Dar! sckian banyaknya ccntera-ceritera legendaris yang bersirnpang siur mengenai asal-usul keris. satupun tak dapat diandalkan untuk dijadikan pcdornan kcbcna ran.

Meski pun de mi kian, ada bai kn ya juga kala u he he r a pa dian tar an ya d i pc laja ri sebagai bahan komparatif.

Sebagai contoh pertarna diambil ceriteru lcgcudu ris yang masih hidup dikalangan pcnduduk daerah se kit ar gunung Bromo. Menurut legends rakyai didaerah it II di ka t akan bahwa didcsa Winongan pcrnah tinggal scorang put ri bangsawau yang bernama Putri Tatiban dan sctclah bertuhun-tahun hidup dcngan suanunya belumjuga melahirkan anak pcrtuma.

Sebagai keputusan terukhir pergilah ia kc scorung dukun yang terkcnal dan sanggup mcnolongnya dalam soal-soal sulit scmacam iiu. Kyai Dadapputih, dcmikian nama dukun itu, meruberi nase lun kcpada Putri Tariban supaya i<! bcrsediu melakoni hidup bertupa selama cnam iahun berturut-rurut. Meskipun mula- mu la sang Pu t ri III cr asa be r ke be rat all , a kh irn ya ia me lak u ka n nya j UgH. dan .... bagaikan kcajaiban, hen uru t-turut Put ri T utiban mclahirkan anak sa mpai ber J umla h d ua pul U h -Iima.

Tetapi selarna it u hidupnya tcrus-menerus sengsara. dan akhimya pcrgilah ia ketcmpat tinggal dukun iadi untuk rnendapat nase hal lagi, Di katakan oleh duk UII. bahwa de mi kesc lama I annya, sang Putri harus re la mcngor ban kan salah seorang anaknya kcpada dcwa-dewa yang singgah dikawah gunung Bromo.

Untu k inipun mu la-rnula sang Put ri merasa bcrkeberatnn dan tak sarnpa: dihati untuk menjalankannya. Terapi akhirnya ia tuk dapat dan tak brat lagi memikul bcban ludupnya , dal: ..... apa boleh buat diambilnya keputusan dengan mencampakkan salah seorang putranya kedalam kawah gunung Bromo, bersama-sa ma dengan pakaian. heianjaan dan lIlIng yang masih dimi1ikinya

Apu yang terjadi kcmudian. tak dicerirera kan oleh legcnda ini, IC rapi diteruskan dengan tcrjadi nya SUa/I' keajaiban.

17

Yaitu putra malang yang dilernparkan kedalarn kawah gunung olen Putri Tatiban, dengan selamat jatuh kedalam perairan Banyu-hiru didekat desa Winongan. Untunglah kejadian ini dilihat oleh Kyai Supa, seorang empu keris yang tinggal didacrah itu.

Anak tadi cepat ditolongnya dan diasuhnya sampai dewasa, Rahasia-rahasia keahlian mernbuat keris juga diajarkan oleh empu Supa ke pada anak tadi sampai akhirnya ia pandai pula membuat sebi!ah keris hanya dengan pijetan-pijetan jari-jarinya. Kepandaiaa ajaih ini rnerupakan kejutan bagi rakya t sete mpat sepe rti juga na lnya de ngan ke baj i kan nya, se hingga ana I asuha n empu Supa kemudian diangkat rncnjadi Pangeran Winongan. Demikianlah dituturkan oleh legenda rakyat didaerah se kitar gunung Bromo, Pasuruan (Jawa Tirnur}.

legenda lain yang tidak begit u dikenal dan berasal dari daerah Jambi, menceriterakan tenlang sebilah keris sakti yang diberi nama Si Ginje. Keanehan dari senjata tajam ini letaknya dalam proses pemhuatannya yang memerlukan sernbilan macam logam untuk ditcmpa menjadi daun matanya Selain dari itu sebagai persyaratan kesernbilan logam tadi harus didatangkan dari sembi Ian ternpat yang terpisah dan caranya dengan mcncurinya satu per satu.

Kemudian penempaan daun keris hanya boleh dilakukan dengan pemukulan marti! sekali saja, yaitu pada tiap-tiap hari J umaat berikutnya, sesudah waktu

magrib Maka tak heranlah jika pembuatan senjata itu memakan

waktu sampai bertahun-tahun lamanya.

Tetapi begitu senjata tadi selesai dibuat , ternyatalah keampuhannya menjadi Juar biasa.

Konon diccriterakan bahwa begitu hebatlah kekuatan dan pengaruh senjata keris Si Ginje itu, sampai-sampai dapat membinasakan seekor kerbau hanya karena hewan ini terlarnpau mendekatinya.

Demikian pula andaikata keris sakti ini menyentuh sebuah pohon, rnaka tak lama kernudian semua daun dan tangkainya menjadi ranggas.

Bagaimana halnya dengan ceritera legendaris ten tang keris sakti bernarna Kyai Condong dari kerajaan Majapahit? Konon dikatakan bahwa keris ini dapat menghilang dan keluar dengan kekuatannya sendiri dari tempat simpanannya dikraton kerajaan. Yaitu dengan maksud mencari mangsanya untuk diminum darahnya (bagaikan vampir?). Keris ini terkenal sebagai bcrwatak jahat dan kejarn. Oleh karena itu, alas titah sang Raja Majapahit , para empu keris mengambil tindakan dengan menghancurkan keris Kyai Condong tadi didalam lumpang sampai menjadi abu yang sangat lembut. Begitu lembutnya abu itu

18

sampai dapat naik berterbangan keatas langit dan terus menuju keangkasa

untuk menggabungkan diri dengan bintang kemukus !

Ditinjau sebagai cerita biasa, maka hal demikian tak masuk diakal dan tak rnungkin terjadi dalam dunia ini,

Tetapi apabila ceritcra legendaris itu mcmpunyai maksud untuk berbicara secara alegoris ataupun berrujuan pengertian simbolis seperti dalam beberapa lakon pewayangan, maka "rnakna" legenda itu dapat difahami. Sebab, bukankah ceritera-ceritera legendaris itu diciptakan dalam alam suasana "mistik" seperti halnya dengan pernikiran-pernikiran menurut aliran ilmu "kejawen"? [Iihat catatan hal. 20, bawah)

Sebagai umparna saja , dalam legenda mengenai anak Putri Tatiban yang jatuh kedalam perairan "Banyu-biru" (atau air biru), air biru itu dapat ditafsirkan sebagai air laut atau air sarnudera yang sesuai dengan pendapat psycholog C.C. lung, mcrupakan tahap keadaan "tak-sadar" Dengan perkataan lain, anak tadi meninggalkan kesadaran, lalu masuk ibarat orang bersemadi kedalam "tak-sadar". Peristiwa ini analog dengan lakon Dewaruci, tatkala Bima masuk kedalarn air samudera sampai kepusatnya. Disitu ia bertemu dengan Dewaruci dan mengalami proses individuasi menuju ke Sang Sukma. Kisah Dewaruci yang penuh dengan pengertian-pengertian symbolik itu rnerupakan perjalanan manusia yang menemukan pribadi dalam dirinya sendiri dan yang merupakan a wal dari pengalaman misti k. (!iha t hal. 36).

Demikian pula dalarn ceritera Jegendaris mengenai keris Kyai Condong; Setelah ditumbuk halus oleh para empu karena dosa-dosa yang dibuatnya, bagaikan arus abu yang halus ia terbang keatas untuk menggabungkan diri dan bersatu dengan bintang kemukus ..... ! Hal ini melambangkan bahwa setelah manu asia dapat memusnahkan segala hawa-nafsu, dapatlah ia bersatu dengan alarn "Manunggaling Kawula-Gusti atau Unio Mystica. Bintang kemukus itu malambangkan Sang Sukma yang bercerrnin, sedangkan manusia itu hanya merupakan bayangannya belaka.

Adapun ceritera lain yang menyangkut soal kesaktian dan keampuhan sebilah keris yang sekiranya dapat dianda!kan, walaupun tidak seluruhnya, ialah yang d it ul is dalam buku terkenal "Pararaton" mengenai Ken Arok dan hubungannya dengan empu Gandring.

Secara pendek dapat dikisahkan bagaimana sikap Ken Arok tatkala ia bertemu dengan Ken Dedes, perrnaisuri Prabu Tunggul Ametung dari Tumapel. Dalam kunjungannya menuju ketaman Boboji dengan menggunakan kereta yang ditarik kuda, setibanya ditempat itu, Ken Dcdes tergesa-gesa ingin t urun dari kendaraannya. Tetapi ibarat celaka duabelas, kainnya itu tersingkap sehingga betis yang elok bentuknya nampak telanjang seperti juga

19

bauian t ubuh yang harus dirahusiakun . Semua itu dilihat olch Ken Arok yang. bcruda ditempat tadi dan dari pangku sang pcrmaisu ri seolah-olali ada yang rncnyala mubyar mcn linn pandangan Ken Arok. En tah bangaimana, ia tcrpcsona oleh kecan t ibn Ken Dcdcs dan tuk dapat mcnahan lagi natsu bcrahiuya. Kemudian pergilah ia menuju kctcmpat kcdiaman Dahyang l.ohgawe unt uk mcnceri Icra kan hal yang baru diliharnya. Dijawab olch Lohgawc: "Wanitu scperti yang diccritcrakau oleh anda itu berwatak . 'II us t i ka ning wanodya' a tau kcbarinan luhur ada pada pribadinya". Kemudian diakuinya oleh Kcn Arok bahwa betis yang dilihatnya it II sungguh-sungguh betis pcrrnaisuri Prabu Tunggul Ametung.

fila ka unt uk dapat mcnguasai dan mcuika h dcngan Ken Dcdcs. t lmbul pikiran jahat cia lam diri Ken Arok. 1;1 mcrcncana kan a kan mcmbunuh Tunggul Amet unt! dan ditanva kan kcpada Lohgawe apa saja yang ha rus dila kukunn V:I untuk itu.

Loll ga we me mberi nase ha t ke pad an ya s u pa ya ia pc rgi saja kc Lui u mba II g. ternpat tingga! l.mpu G:tndring dan mcnernui prallg it u. Ernpu Gandring tcrkcnal sebagai pembuat senja t a keris yang sakti dan ampul].

Scte lah Ken Arok bcrjumpa de ngan Ernpu Caudring. ia minI a supaya dibuat kan sebi 1:1 II keris yang sangat tujam dan ampuh. yait II dalam jangk3 waktu lima bulan karcua waktunya sudah sangat mcndesak. Dijawab olch e mpu Candring buhwa unt uk mcncmpa sebilah keris yang scmpurna. paling scdikit diperlukan wakt u enam bulan. Tetapi dcngan tidak sabar lagi di katakan oleh pemesan keris: ""t ida k begit u scmpuma juga lidak apa-apa, asal S:1 ja kens it u sc lesa i te pa I cia la m tempo lima bulan" da n pc rgi lah ia.

Kcmudian sciclah lewat lima bulan, Ken Arok rncndatangi lagi empu Candring dan ternyata keris yang dipesan itu belum selesai juga. Karena tak dapat menahan lagi kcmarahannya, Ken Arok langsung me renggut seujata yang masih digarap oleh crnpu Cand ring it II dari taugannya. dan dcngan keris tadi di ti ka mnya si pembua t scnp ta yanf! be rnasi b mahmg.

Cuta um:

I ) H.I'. J oucs : ,. \1 Y st i "ism is of't e n po pula r!}" indent ifi ed IV it h magic practi ces and oc cu It phenorne U.:J. hut this. is. an :.HJ u Hera! iu n.

Trw: m vsticisrn inv olves ~ close relu (ion be rwee u rna n and the ,-hvi n ~1 its obje c live being unity "i th God. Til is is normally achieved by a kind of q uierism Or meditation involving extinction of human wi] l and withdr awal from wortdlv interests and thoughts. Certain occult phenomena, however. represent offshoots Or lower forms m yst icisrn. best known in the wi,arciry and necromancy of the Old Tcsturncnt of the Bible but st ill practiced lo some extent in Indonesia, India and other pans of Asia and (h e M idd Ie" Cast". (Indonesia: l he poss: hie drea m, 1 'i 73).

20

Dcngau rasa kcsakitan sebclum mcncmu i ajalnya. cmpu Gandring masih se mpat Hilt uk rnengutuk si pcmbunuh dengan ka ta-ka ta: .. , .. , , dengan ker is it U Juga, engkaupun akan ierbun uh ma ti sarnpai tujuh orang anak cucu raja! f~"

Entah apa yang terjadi kernudian setelah pembu nuhau itu , tidak bcgiiu jelas ccriteranya, rerapi percaya atau tidak. memang beuar sccara bcrturui-turut apa yang tclah di kut ukkan olch cmpu Caudnng it u sunggu h meujrd i kenyatuun. M ungkin hal de mikian itu dapa t ditangga pi schag:!i peristi wa ko-insidcnsi arau secarn kcbet ulan tcrjadi ket i ka seorung dcmi scoraug kcturunan raja mcnjadi korban kc ris, yait u mula-mula III nggul Amctung: kcmu dian disu sul dcngan terbunuhnya Kebo !_io dcngau keris itu Juga,

Tuk lama kemudiun Ken Aruk seudiri dibunuh dcngan kcris i tu-i tu jllga,;meny'u sui giliran An usapati. Tohjaya dan seorung algojo yang mencrima nasi b y.mg sa ina. Demikianluh sepint as me nurut scr at Pararaton

\amun 'y'ang masih mcnjadi persoalan iulah apakah bcnar ka lau kens Y;lTIg diperguna kan unt uk membunuh korban-korban terscbu t sehclumnya. yang it u-itu juga? Baik dalam Babad Tanah J awn, Pararaton. dan t ulisnn-i ulisun kuno lainnya tiduk pernah disc but-scbut ten tang "bent II k ". dapur. dan "pumor " keris yang dibuat rerakhir oleh erupu Gandring scbclum ia me ni ngga I d uni a, Juga ora rig ti da k me ngeta h u i de ngan past i d i mana kc ri S yau g dipaka i olch Ken Arok uut uk mernbunuh iru disimpan ata II discmbunyi kan. Mungkin juga hilang ala II sudah hancur sehingga t ida k men inggalkan be kas scdikitpun.

Akan tetapi dipihak lain didapat kabar halma kcris milik Ken Arok dan Ken Dcdes pc rna h di miliki o lch Bung Ka rn 0 alma rim m un t II k me le ngka pi ko Ie ksi keris-kerisnya, Oleh harlan "Pos Kota" di Jakarta. pernah diheritakan dalam bagian 1.:('·8 "Kisah Kcris. Jirnat. dan Dukun Bung Karno " kalimat -kulima: berikut ini: (Dari Ken Arok dan Ken Dcdcs.): :::0" 3 - '71.

Belum juga mcrasa puns Sukarno mcmiliki keris-keris terscbu t , akhimya dalarn usia yang masih muda Sukarno ingin mencari dan merni liki kens-kens sakti milik Ken Arok dan Ken Dedes. Dalam sejarah di J aW;1 Timur mcnuug kens-kens sakti tclah bcrmunculan dizamarmya kcrajaan Siugosar]. Palla kurun itulah han yak muncul crnpu-empu pcmbuat kcris yang: tersohor dan sakti.

Dcngan ketekunan dan keyakinannya, akhirnya Sukarno telah mcndapai kan pula ker is Ken Arok dan Ken Dcdes. Dengan dcmikian scmun kens sakti dikerajaan Jawa Tirnur pada saat itu telah dapat diielusuri dan disedo t kekuatan gaibnya olch pemuda Sukarno.

Ha 11 ya sayangn ya, Jib pada saa t in i 0 rang ingi Il men cari di rna 11 a kc ris-k c ris tersebut berrnukim, maka hanya Sukarno sendiri yang rnengetnhui. Demi kian

21

ditulis oleh harlan Pos Kota dihalaman pertama, yang disini dikutip untuk sebagian saja, yaitu sekedar sebagai bahan perbandingan.

Andaikata hal tersebut benar bahwa Bung Karno pernah memiliki kerfs Ken Arok, maka timbul pertanyaan apakah keris itu sarna dengan yang dipergunakan oleh Ken Arok untuk mernbunuh Tunggul Ametung? Apakah bukan keris lain yang juga pernah dimiliki oleh Ken Arok sebagai koleksi pribadi?

Semua itu masih merupakan sesuatu yang legendaris dan sampai saat ini belum didapat keterangan yang dapat dipercayai dengan pasti tentang bermacam-macarn keris yang pernah dirniliki oleh Bung Karno, baik mengenai "dapur ", "pamor", luk, pernbuat keris (empu), maupun mengenai data-data lainnya yang diperlukan sebagai bahan pelajaran ilmiah. (lihat juga gambar dihalaman 23).

22

Dewi Durga (juga disebut Loro ionggrang] memegang bermacam- macam senjata dalam tangan-tangan nya (jumlah 8). antara lain sebilah keris dalam tangan kiri atas, dan berdiri diatas se ekor lembu "jadi-iadian" yang sebenarnya mahiuk iblis.

(Koieksi Museum Pusat Jakarta)

.. ~.-.

. : ~ .

">~ ~ :-r.. ~y

, f;4:f'~:

_.;~ . .;



Bung Kama selaku Panglima Tertinggi memegang kerfs pusaka yang berlapis emas. Lukisan Garcia Llamas, 1951; kini dalam koleksi Yayasan Bung Kama. (foto oleh pengarang)

23

Ariuna mcmakai keris saktinva aalam lakon Ariuna- H'iwaha ketika menghadapi ruksasa Nirwat akawaca.

(gamliar olch pengarang}

24

MITHOS

Berabad-abad sebelum Masehi pemujaan nenek-moyang dengan segala upacara sakral merupakan suatu kultus yang berakar dalam jiwa masyarakat purbakala di Indonesia. Mereka percaya bahwa nenek-moyang yang menjadi teladan dalam segala perbuatan baik dan keluhuran budi, sudah menjelrna rnenjadi dewa-dewi dikahyarigan dan karena itu harus dihormati dan dipuja-puja. Bahkan bilamana terjadi peristiwa-peristiwa yang ajaib atau musibah yang menimpa nasib masyarakat pe desaan , rnaka menurut pandangan rnereka sernua itu disebabkan oleh kernarahan dewa-dcwa atau yang dinamakan 'hyang-hyang'.

Begitupula jika panen padi berhatsil dengan baik sekali, maka sukses ini disebabkan oleh kekuasaan dan kemauan dewi Sri.

Konon dikabarkan bahwa untuk memuja dan menghormati dewi Sri, jauh sebelumnya panen padi akan dimulai, terlebih dahulu diadakan suatu upacara dan selamatan pada hari yang ditetapkan rnenurut primbon (pasaran, waktu tepat, dan sebagainya), dalam hal mana kaum wanita yang mengambil bahagian penting dalam pengelolaan dan penggarapan sawah-sawah mengenakan sebilah keris 'cundrik'. Upacara-upacara seperti it u biasan ya dimulai dengan membacakan be bera pa 'mantra' yang ke mudian disusul dengan ceritera-ceritera rakyat yang bersifat mithos, *)

Sebahagian dari mithos ini analog dengan apa yang telah dibeberkan oleh kitab Arjuna ... wiwaha, ketika Arjuna mendapat sebilah keris sebagai hadiah kehormatan dari seorang dewa, karena jasanya dalam usaha membunuh raksasa Nirwatakawaca yang menyerang kahyangan para dewa-dewi (Iihat garnbar hal. 24).

Dalam kitab Jitabsara pernah diceritakan tentang seorang pendeta yang bertapa digunung Merapi untuk mendapatkan wahyu.

Rarnayadhi, demikian nama pendeta itu seolah-olah bagaikan suatu impian. berternu dengan Sang Hyang Mudikbatara (atau disebut juga Sang Hyang Wenang) yang kemudian memberi petunjuk-petunjuk berharga mengenai bermacam-macam besi untuk membuat keris. Sebagai hadiah dan contoh, empu Ramayadhi dianugerahi sebilah keris yang kerarnat dan ampuh, selain dati pengetahuan mengenai sifat-sifat percampuran besi,

25

Dari banyaknya jenis-jenis bcsi yang dipergunakan unt uk membuat keris itu, antara lain ada yang dinamakan besi 'karang-kijang', besi 'pulasani', besi 'rnangangkang", hesi 'walulin", besi 'katub, besi 'kambodia', besi 'ambal', besi 'widuadi, besi 'tumpang, bcsi 'werani', besi 'welangi', hesi 'tarate ', dan sebagainya, dalam hal mana kebanyakan menunjukkan ternpat asalnya jib

ditinjau dari nama masing-masing. ;.

Keris yang pertama-tama dibuat oleh empu Ramayadhi (Ramadhi)

dina rnakan da pu r 'pasopa ti ' dengan rici kan - rici kan seperti : d ua sogokan,

suatu lambe gajah (hibir gajah), tatuhan 'kcmbang kacang' 'dan 'grcneng

pada ujung ganja bagian alas dan daun mala (wilah) keris,

Pembcrian nama 'lambc gajah' sebagai ornamcn yang bersifat simbolis pada wila h ker is dise ba b kan ole h pengaruh mi t hos IIi n d II yang monee ri ta ka n lentang sebilah keris sakti yang diciptakan dari taring Wishnu berkepala gajah.

Keris sakti ini kemudian dihadiahkan oleh Sang Hyang Wishnu kepada Adipati Kama yang lahir dari kuping dewi Kunti.

Dengan keris ini ternyata Adipati Kama dapat mcngalahkan lawan-Iawannya dalam perang Bharalayudha.

Mithos lain yang masih hidup dikalangan rakyat didaerah sckitar Ambarawa mengisahkan !entang riwayat Ki Ageng Wanabaya (dikenal juga scbagai Ki Ageng Mangir) yang mendapatkan keris sakti secara ajaib. Kens itu dinamakan Kyai Baru dan konon dikabarkan bahwa scnjata itu lahir dari lidah see kor Naga raksasa yang dulu pernah bertapa digunung Mcrapi dengan dibelit-belitnya sebagai hasrat untuk mernperoleh separoh dari kerajaan Pajang.

Maksud dari ceritcra yang bersifat alegoris ini tak Jain dari pengungkapan lambang naga sebagai sifat serakah, hawa-nafsu, dan ke kuasaan yang tak terkendalikan, scdangkan guriung ill! melambangkan kedudukan yang t e rt i n ggi, t a h t a kerajaan, dan citu-cita luhur. Pada hakckatnya mithos-mithos ini Jahir dalam konsep manusia purbakala dcngan maksud untuk menjc!askan gejala-gejala alarn yang dianggap aneh dan luar biasa seperti juga utnuk mengkhayalkan suatu pengalaman jiwa manusia sesudah ia meninggal duma.

Dalam hal ini kita ingat akan karya seorang pujangga ltalia yang tersohor dan be mama Dante Alighieri (1265 - 1321).

Judul karyanya "La Divine Cornmedia" meneeritakan bagaimana pcngarang dalam keadaan 'tak sadar ' dibirnbing dan dituntun oleh figura Virgilius dalam perjalanan melalui neraka (dalam lakon Inferno). Kemudian melalui api mathar ia dituntun oJeh ternannya St. Bernard dan setibanya digunung

26

kesa ksian tera khir ia mengala mi ke jadian -ke jad ian yang a jai b dan an e h. Akhirnya ia mcnjalani rase hidup menuju kealarn sorga dengan bimbingan Bea trice se bagai simho li k pe rein taa n murni sewa k t u masih re rna ju.

Denga n de mi kian pe ngala man ji wa man usia da la III alam mis ti k i I u da pa I di t uangkan ke dala m krcasi -krea si ya ng bcrsi fa t bai k se ca ra re Iigi e us III a u pun no n . re ligicus.

Olch scorang psychiatrist be mama Dr. Rober! l:.L. Masters, dalam usahanya mempcrkcmbangkan masalah 'science of consciousness' (pcngeiahuan ihuiah tentang kcsadar an jiwa), pcrnah diungkapkan scbagai he ri kut: "the ex PCflC nces a re no t excl usi vel y re ligio us; they arc a ki n to artistic crca I i vi t y and to t he process by which the deep psyche creates symbols and Illy! lis

I la] ini (1:1 pat rlinya takan dcugan sifat lakou 'Arjunu Wiwaha' yang mer upakun pe rpaduan aruara uusur-unsur religious dengan unsu r-uusur seni drama. Cerirera ini dalam dunia pcdalangan lV;]yadg kulit lebih dlkcnal dengan 'Lakon Mintal:lga' dan dici ptakau oleh Mpu Kanwa dalarn a bad kc

I I kcti ka raja J\idangga bert ahta dikerajaan Kcdiri.

Dalarn be nt uk aslinyu b kon 'Arjuna Wiwaha' it u tercant urn dalam sulu h sat II bagian dar l epos Hi ndu yang te rkenal. ia hill 'walla parwa ' da ri kitab 'Mah ab ha ra ta ' dan versi ta III ba ha n ya ng me r u pa kan adcgan pe III usua ha n Nirwatakawaca oleh Arjunn dengan keris sa ktinya dirna ksudkan scbagai perjuangan manusia un t uk mencapai kesempurnaan hidup dcngan melalui he r maca 111·1 nacam r i n tan gun be ra t.

Prabu Nirwatak awaca scbagai raja ncgaru Mani kmantaka mclambangkan suut angkara rnurka yang ada dalam pribadi manusia, dan pcrbuatan rncrnbunuh sang raja it u bcrarti meniadakan segala hawa-nafsu yang bcrsifat angkara murka. Di lain pihak lakon ini juga diarahkan kepribadi raja Airlangga yang men da pa t ce laan dari rak ya tn ya ka rena ca fa hid u pn ya yang sanga t me wa h dan melupakan kesejahteraan negaranya.

Lain halnya dengan ceruera pcwayangan 'Dewa Ruci' yang diciptukau oleh seoraug puja ngga be rna ma E III P II Ci warnu rt i kira-k ira d ala m t a h uu I 450 ket i ka agama Isla 111 mulai me n ye ba r da II me I uns kese It! ru h peloso k pu la u Jawa,

Dalam ceritera ini, Bima (abang dari Arjuna ) hertemu dengan sec kor ular naga disamudera 2) ketika ia hendak mencari air hid up arau tir ta parawiddhi (tina parawita), dalam pusatnya. Ular raksasa bernama Nemburnawa (atau Nabatnawa) itu dapat dikalahkan setelah pergulatan yang se ru dan be rlangsung la ma. Peru m pamaan be rsif at a !egoris in i mengungkapkan bahwa Bima sudah dapat membinasakan hawu-nafsunyu

27

yang mcnjadi rintangan dalam usahanya rnencari hakekat (makna) dalam diri prihadinya melalui sernadhi, yang merupakan permulaan dari sikap 'rnakripating makripat", Akhirnya ketika berternu dengan Dewa Ruci dan telah menerima semua ajaran-ajaran religieus, Birna mulai sadar bahwa yang 'ada' itu hanya Tuhan yang Maha Esa atau Suksma Kawekas yang menciptakan sega!a-galanya dalam antariksa ini.

Setelah menjadi yakin dan sadar makna pcrnyataan ini, maka Birna rnasuk melalui telinga kiri dewa Ruci sarnpai kedalam tubuhnya yang begitu keeil dan scmpit. Hal In! melambangkan pengertian 'jumbuhing atau manunggaling Kawulo -Gusti' atau dengan perkataan lain yang lebih sesuai dengan bab ini: "warongko manjing curigo, eurigo manjing warongko". -')

Catatan:

l) Dalam !>ukunya "Magic, science and religion", I), Malinowski antara lain men ulis __ , _ the his tori ca I considerat ion of my th is interesting , 1 heref ore, in I hat it shows tha 1m)' Ih, taken as a who le, can not be so her dispassionate history, since it is always made ad huc 10 fulfil! a certain sociological function. to glodfr a cerrain group. or to justify an anomalous status ".

l rengan perkataan lain ...... tanggapan se cara hist oris tent aug masalah mil hDS it u in teresan , karena me n unjuk ka n ba hwa mit hos dit i nja u dari kesel ur uh an ny a it u buka nla h han y a meru pa ka n sua I u h ikaya I yang bersif at se pele be lak a , karena ia sclalu diciptakan dengan t ujuan me me nuhi suatu f"n"si sosfologis ter tent u unt uk segolongan masyarakat, atau unt uk memb enarkan

sil uasi yang meriy impang dar; kebiasaan "

2) samudera dalam arti klasan menunjukkan sifat luas ranpa perba tasan atau pe ngert ian 'tak lerh ingga (i nfin ite ) da n sela I u meneri ma sia papun, juga sebagai medium pengantar . Sif'ar-sif'at demikian it u sudah dise but dalarn sur at AI Tauh id dari kit ab Al Quran (suurat u l Tk hlaash ) haris ke-3: ... tam yalid-wn lam yuulad ", dalam sifat kesatuan Yang Maha ba yang tak ter hingga.

Ular naga Nernburnawa dibunuh oleh Hhima dengan tusukan kuk u I'an~anak" yang rnengenai jant ung binatang buas itu. Untuk me ndapatkan duya kckuatan yang I uar hiasa in i, Bhima rer lebih dah ulu me ngu ca pka n man ter a J alasengar a yang dirnilikin ya sebagai pegangan hidup.

3) Terje rnahan: "sarung kerr, me rnasukk an da un mala (wilah) kedalamnya, daun mara keris me masuk i sar ungnya . _, •. Suat u ungka pan yang re levant de ngan pa n dangun seorang fils uf Pera ncis be, na rna Ma urtce ~,1<" I~" u"' Pon ()' dala m pe nda pat" va bahwa : hub un gan all lard man usia se bagai rna krok os mos (I 'eire englubant ) dengan rnanusia sebag ai mikrokosmos (i'etr" englobe), bukan han ya mer u pakan sua I u hub ungan yang se pi ha k saja, me laink an bersif'at b i --b ter a!. dab m art i ka ra ba hwa man usia sebagai mahl uk hid" P h u k an saja ter cak up ole h d un ia sebaga i kese I lit U ha n ling ku ngann va, teta pi se batik n y a juga man usia sehagni s "m her da ya berf'ik if da pat me nca k u p i un sur-unsur d unia.

'Wa ron g k o m a nj ing cur igo, cur ign lila nji ng waron gko ' dise b ut j uga 'Wor - wi nor ing Ioro-Ioroning atunggal yang dapa r dilafsirkan sebagai 'robam=jasmun i keduanva bersatu berk at Tuhan ' yang rne ncipt ak an manusla:

28

FUNGSI KERIS

Semenjak pertarna kali senjata keris dibuat di Indonesiadabm zaman purbakala, kemudian secara berangsur-angsur fungsinya berubah dad zaman ke zaman sesuai dengan pcrkembangan sosial budaya dan tehnologi. Mula-mula senjata keris ini dipakai sebagat senjata untuk bela diri dan untuk menikam musuh dalam perkelahian perorangan.

Untuk itu senjata keris dibuat sangat tajam pada kedua belah daun matanya guna menangkis dan mernatahkan pukulan-pukulan atau tusukan menyamping, dan ujungnya diasah meruncing lancip untuk dapat menikam 1awan. Itu sebabnya keris juga disebut sebagai senjata tikam atau senjata tusuk,

Untuk memenuhi syarat-syarat kekuatan dan ketahanan, maka sudah seharusnya kalau sebilah keris itu dibuat dari bahan logam yang tidak m udah patah dan sekaJigus tall an ujian akan ke kuatan sarnpai bertahun-tahun lamanya.

Ini dapat dilihat pada keris Majapahit yang pertarna kali dibuat , yaitu dad bahan besi carnpuran yang ditempa sedemikian rupa sehingga bagian daun ma ta (disebut wilah dalam bahasa Ja wa) dan bagian gagang (uki ran) rnanjadi 'berpaduan', tanpa ada samhungan antara kedua baglan keris tadi. Selain dari itu daun matanya dibentuk lurus (dapur bener) dengan pucuknya meruncing tajam. Jadi daun matanya tidak berbentuk eluk-eluk (luk] seperti yang dibuat sesudah zaman itu.

!lal ini menjadi salah satu sebab mengapa keris Majapahit yang berbcntuk serba sederhana sepcrti yang baru diuraikan tach, sering diiharat kan atau di in terpretasika n sebagai sebila h bad i k biasa. In i pe rnah diu tarakan ole h Cheng=seng da!am tulisannya:

"Ying=yai Sheng--lan Fai" dalam tahun 1416 sebagai berikut: orang-orang di Jawa mernpunyai 'pa ... lak' yang diselipkan kedalam ikat pinggang mereka, Sernua orang menuliki senjata seperti itu, mulai dari anak-anak yang berumur tiga tahun sampai yang sudah kakek-kakck. Badi k-badi k ini bergaris-gans halus dan tipis pada daun matanya dan nampaknya scperti ada gam bar bunga-bunga yang agak keputih-putihan diarasnya ..... " Yang dimaksudkan dengan uraian terakhir ini tak lain

2'J

Patung raksasa setinggi ± 4 meter ini melukiskan Raja Adityawarman dalam penjelmaan sebagai Bhairawa

-Dharmapala yang sedang meme gang badik dalam tangan kanan dan berdiri diatas seiumlah [eng korak lawan yang ditaklukkannya. [Diketemukan di Padang Roco, Batanghari, Sumatera Tengah]. Koleksi Museum Pusat Jakarta.

\.

Sebagai perbandingan dengan foto diatas, patung ini juga melukiskan Bhairawa yang sedang memegang badik dan berdiri diatas seiumlah tengkorak man usia.

{Diketemukan dicandi Singosari yang dlbangun dalam pertengahan abad ke-13, Ja\W. Timur].

dari motif 'pamor ' yang rnerupakan kembang-kernbangan; mungkin juga pamor 'kembang pala',

Dipihak lain menurut suatu mithos kuno dari Jawa Timur diceriterakan bahwa scnjata tajarn pertarna yang dilahirkan dikerajaan Majapahit berwujud scbilah badik yang mernpunyai 'pamor ' pada daun matanya. Badik ini tercipta dari sebuah batu mustika pada saar lahirnya seorang bayi yang kernudian diberi nama Jaka Tole.

Ia adalah seorang putra dan Raja Prabu Brawijaya.

Namun demikian tetap ada perbedaan antara bentuk keris dan bentuk badik seandainya kedua senjata itu dengan sepintas Ialu seolah-olah mirip rupanya, yairu sccara kebetulan kcris yang dibicarakan tadi berwilah lurus atau mempunyai dapur bener. Sebab bukankah pada dasarnya, sesilah keris yang berwilah lurus mempunyai ciri-ciri khas yang tidak dirniliki oleh badik biasa.

Misalnya saja, daun mata keris yang lurus hentuknya pada umumnya lebih panjang (kira-kira 45 sampai lebih dari 50 em) daripada daun mata sebilah badik. Lagipula daun mata keris diasah pada kedua belah sisinya, sedangkan mata badik hanya tajam disatu sisi, dan yang lainnya dibentuk tumpul un tuk dija di kan punggunggya.

Diantara bagian gagang keris dan daun matanya ada sepotong besi lonjong seperti bent uk daun pandan dengan pucuknya menjulang sedikit keatas dan diberi nama 'gan ja '.

Bagian 'ganja ' ini tidak terdapat pada sebilah badik.

Seniuk kcris yang berwilah lurus pernah dibuat oleh seorang empu keris bernama Ki Bramagedali dalam tahun 261 Caka atau kira-kira 339 A.D. yaitu rnenurut catatan-catatan dalam buku Babad Tanah Jawi. Hentuk ker is ini diberi nama 'dapur tilamupih' oleh pembuatnya, dan mempunyai ciri-cin seperti 'tikel alis' (kening mata berganda) dan pejetan (pijitan) pada daun matanya,

Tak lama kemudian dibuat pertama kali olehnya bentuk keris yang berlainan dan secara unik menunjukkan sifat keris.

Daun matanya dibentuk ber=eluk (Iuk) sejumlah sebclas dan diberi nama 'dapur balebang ' dengan ricikan: dua sogokan (alur) dan sebuah 'lambe ga jah' (bib if ga ja h) se bagai lamban g hiasa n.

Bentuk daun mata yang bereluk ini dikenal di Jawa sebagai larnbang seekor u lar naga yang be rjalan (a tau sedang me raya p) dengan nama 'sarpa luma k u' (melaku '" berjalan-jalan), scdangkan yang berwilah lurus disebut 'sarpa tapa' (ular bertapa).

31

Bcut u k wilah bcr-cluk ini S~ rna sekali uduk terdupat pada badik biasa, karcna be II I uk clu k mcrupakan ciri-ciri khas dari sebiluh kens, Di pulau Ja II,: dan Mad uru J u III la h I uk in i ha rus se bill gan ji I karcna men II rut kcpcrcuyuan ilmu kebathinan kcjawcn , angka ganjil itu mernpunyai ar ti misti k dan pengaruh a ku r bila durapkan paJa pembuaran wilah keris.

Scsuai deng;l:t pcrhitungan dan tafsiran yang. terdapat pada 4) chronogr.un Clildra:;cngbJb. maka pcngaruh angka I itu mclambangkan sifat kcbcranian. kcbeuaruu. konscntrasi, kemakrnuran Jan scbaguinya dan sib l-si I'a I al1!!ka sal u dl t rapkan pada ben ruk wila h kens ylmg IlHUS tanpa ·lllk-.

Angka lip mclarnbaugkan aka! budi, pcrlawanan, inisiatip. dan sebagainyu dan diuapkan pada wilah keris yang ber-cluk tiga.

Dcmikiau pub angka lima melambangkan sifat ksatrya para Pandawa , ke I 0.' 1'1 i bu n ttl h m d un ia, di si plin, pe [sen ja ta an dan se hagain ya da n si fa I -sifa t pcmbawaau all!;-Ll lima ini discsuaikan dengan sifat-sifat sebilah keris yang her eluk lima.

Angla tujuh mclambangkan kesaktian, kegembiraan dalam hidup , pcrguruan, i 11l1u pe nge I J h ua n , cia n sebagai nya dan sif at -si fa \ ini d isesuai kan dengau sif at scbi lab ke ris yang ber· eluk tujuh.

De mikian angka sembilan it u melambaugkan ketuhanan, kepuasan hidup, pint u gel' ban g su rga, dan sebagain ya dan sifa t -si fa I in i di Ira p kan dulam pc mb UJ 1 an sebi la h keris yang he roe I uk sernb ilan. De rni 1\ ian se Ian ju In ya sclalu dipilih angka-ungka ganjil untuk jumlah hitungan luk dalarn pcrnhuatan sebilah kcris dengan wilahuya.

J umlah cluk (a tau luk ) ini sangat renting hagi seorang C1Jon pernakai keris arau scbagai pcmiliknya. karcna jumlah angka itu harus cocok dan relevan deugan jabatan dan keprihadiannya. se lain dari sifat pamor dan benruk dapur yang Juga ikut mcnent ukan.

Wilah bener (at au Illata keris yang lurus) relcvan dengan angka I yang rnelamban gka n an I ara la i n kc sat uan , raja, rnataha ri , ... dan sebagainya selain dari sifat-sifat dan pengertian-pengertian yang tclah dibcberkan sebe lum ini.

Maka mcnurut sebuah mithos kuno dari Jawa. peruah seorang raja bernama Budha dan kcrajaan Purwacarito mernesan kcris dengan wilah bcner (daun mala yang lurus) untuk dibuatkan khusus baginya dan yang hams sesuai dengan ke dudukan dan kcpribadiannya. f::1npu yang dibcri utah

4) I'~rhjl"ng"n p~n"ng!!:Hlun me nur ut peredar an bulan (candra) yang rne ngelilingi dunia in}.

sang: raja tndi bcrnarna empu Rarnayadi dan kcmudian dibuat olehnya !iga buah kcris yang berwi lah Jurus, masing-masing ialah:

* Larngatap berupa wilah yang dilengkapi dengan 2 sogokan pada daun mat an ya, se buah gan ja tanpa di be ri rid ka nata u pc ri ncian.

Pasopari dilcngkapi dengan 2 sogokan juga dan ganjanya dihiasi dcngan tarahan berupa 'lambe gajalr' dan kembang kacang'.

Cundrik dengan ganja tcrbalik yang diluasi dcngan iatahan bernama

'grcncng dan ~ sogo kan pada da un ma tan yll,

Ke r is cun d r i kin i d i btl at un I II k di paka i o leh perrnaisuri raja Bud ha se baga i lu III ban g kcsa t IlQ n kerajaun.

Dab III pada il U suat u keanehan terjadi ketika oleh empu Sarpadcwa dihua I se hi lu h kc ri s y;mg rncnda pa t a trib ut lu k sa I u, rneski pun hen III k wi Ja lin ya merupakan sinusoida, Kcris in i dibuat dalam tahun IO(l2 C.I ka uta u kira-kiru tahun I 140 A.D. dan dapumya diheri nama Uruhing Dilah (atau hidupnya lampu) ibarat Matahari yang bcrsinar-sinar.

Kcmudian dalam tahun 124H Caka atau kira-kira 1326 A.D. alas titah raja Prahl! Parnckasan dari kerajaan Pajajaran di Jawa Barat , pernah dibuat se hi lah keris berwi la 11 luk tiga dan dapurn ya d i beri nama 'J angk ung'. Daun lila t an ya dilcng ka pi de ngan 2 sogokan, let a pi tan pa h iasan a ta u ta ta han lu i II pad a ga njan ya, Pend p ta ke r is in i be rna rna e mp u Me rcu k un da dan ia

*

*

mempunyai tujuan tertcntu dengan memhuat keris yang ber eluk tiga ini. yait u un I uk di pa ka i dala m pertempu ran yan g mung kin a lean terja d i da lam perebutan kckuasaan dalam kerajaan Pajajaran ketika zaman itu,

Selain dari itu dibuatnya pula sebilah keris bcr eluk lima yang dibcri nama Pandawacarita dengan ricikan: dua sogokan, kembang kaeang, lambe gaJah, dan grcncng pada ganjanya.

Keris ini dibuat scsuai dengan watak Pandawa lima, masing-masing Yudistira, Rima, Arjuna , Nakula dan Sadewa yang sernuanya gagah berani dalam perang Bharatayuddha dan dalarn perlawanan saudara-saudaru rncrcka sendi.i yaiiu Kuruwa.

Dcmikian o1ch empu Gandawiscsa pernah dibuat keris luk lima juga dan diberi nama Mcgantara dengan ricikan dibagian ujungnya scpcrri keris Paniwcn, ya kn i ke III ba ng kacang, ja len, 13 III be ga jah pada bagia 11 a tas wi la h dan grencng pada ganpnya.

Kernudian oleh empu Domas yang terkena! sangat produktif dengan membuat sejumlah ROO macarn keris yang bermutu dan arnpuh, diciptakan diantaranya, sebilah keris her wilah Anoman (atau lIanuman) dcngan luk tuj uh. Keris ini di hiasi de ngan rici kan-rici kan scperti: d ua sogo ka n, like I

33

alis, kembang kacang, lambe gajah, dan ganjanya dilengkapi dengan tatahan greneng dan randa=nunut.

Khasiat dari keris ini dikatakan dapat membawakan pengaruh kesaktian pada pemiliknya, seperti juga Hanuman yang dianggap sebagai kera raksasa yang berkekuatan gaib. Warna badannya putih sebagai lambang kesaktian. Errpu Domas juga membuat 2 maeam keris yang bcr--eluk sembilan seperti masing-masing : 1. keris berwilah Sepokal dengan ricikan: pejetan, tikel alis pada daun matanya, tanpa memakai hiasan kembang kacang. 2. keris berwilah Panimbal yang scderhana bentuknya dengan hanya dilengkapi oleh dua sogokan pada daun matanya. lstilah 'panimbal' juga berarti palu kedua dalam pekerjaan menempa dalam perbengkelan besi. Khasiat dari keris ini diberitakan akan dapa t mcmbawa kepuasan dalam hid u p se kelua rga ,

Selain dari fungsinya sebagai senjata tikam, pada umumnya keris itu dianggap juga sebagai harta pusaka dan turnbal penolak bahaya, musibah, penyakit, dan kesengsaraan Jainnya dalam kehidupan.

Pada hari-hari tertentu seperti hari 1 umaat Kliwon misalnya, sudah menjadi kebiasaan dan merupakan kepercayaan orang-orang yang berilmu kejawen untuk menyediakan sajen berupa pembakaran kemcnyan, bunga-bunga, dan lain-lain utnuk menghormati roh-roh yang sedang menjaga keris. Tetapi dengan masuknya agama Islam dipulau lawa yang dalam ajaran-ajarannya mdarang pemujaan benda mati, patung, dan sebagainya, kernudian kebiasaan mernberi sajen kepada keris makin lama makin menjadi luntur, bahkan lenyap dalam a1am pikiran manusia indonesia dari generasi muda se karang in i. Hanya secara sporadis, disana -sin i di peloso k kota- kota ked 1 di Jawa dan Bali, tradisi rm masih diteruskan. Lcbih-lebih dikalangan orang-orang tua yang masih berpendirian kolot, walaupun mereka itu beragarna Islam. Dalam hal demikian terbukti lagi bahwa kadang-kadang pengaruh tradisi kuno jauh lcbih kuat daripada ajaran-ajaran bersifat dogmatis dan merupakan suatu frustasi bagi pertumbuhan secara rasional dan modern.

Dengan sendirinya faktor-faktor lain seperti kemajuan pesat dalam bidang tehnologi yang tak dapat diikuti oleh orang-orang yang biasa hidup dalarn alam agrnris dengan menggunakan peralatan dan sarana yang serba sederhana, juga ikut menentukan sikap mental orang-orang kita yang rnasih ortodoks dalam mcnenlukan falsafah hidup mereka sendiri., Semenjak zaman kuno, sudah menjadi suatu konsep tradisional dan sekaligus merupakan suatu kondisi sosial kalau orang ingin menjadi kepala keluarga, maka ia harus rnemiliki dan memelihara lima hal:

I) wanita, 2) wisma, 3) turonggo (kuda}, 4) kukila dan 5) curiga.

34

Dengan perkataan lain ia harus beristeri, memiliki rumah sendiri, rnernelihara kuda dan burung, dan sebagai pelengkap rnerniliki sebilah keris sebagai harIa pusaka. Dalam zaman modern ini senjata keris sudah dapat diganti dengan pistol atau senapan yang lebih praktis dan efektif, sedangkan kuda dapat diganti dengan sepeda, scooter, atau mobil sesuai dengan kemampuan finansial masing-masing orang.

Suara burung berkicau dapat diganti dengan musik dari pesawat radio, tape-recorder, atau pesawat televisi.

"') Persyaratan kelirna berupa sebilah keris dimaksudkan untuk menjaga kearnanan , dalam hal mana setiap penghuni rumah harus tetap waspada dan me nar oh syak-wasangka terhadap segala perbuatan jahat seperti: perampokan, pencurian, penculikan, dan gejala-gejala lain yang tidak diinginkan. ltu sebabnya setia p orang yang membawa keris yang disisipkan kedalam ikat pinggang disebelah kiri, akan dianggap sebagai orang yang curiga. Larna-kelamaan istilah curiga ini bukan saja menaroh syak-wasangka terhadap sesuatu, tetapi yang ditujukan ialah keris itu sendiri supaya pembawanya tidak mudah tersinggung dalam pergaulan yang baik. **) Tetapi ada kalanya keris itu dipakai sebagai alat pelengkap untuk pakaian adat Jawa (seperti jas tertutup dengan potongan 'sogok upil' dibelakang punggung) dan disisipkan kedalam ikat pinggang dibelakang.

Dalam hal ini keris itu disebut 'wangkingan' dan perkataan diwangking menunjukkan sesuatu yang disengkelit atau yang diselipkan. Lain halnya dengan kata 'wingking' yang berarti beJakang dan kebetulan hampir sama bunyinya dengan kata wangking.

Seperti suatu ko-eksistensi dari kedua kata ini yang secara kebetulan dapat ditrapkan pada suatu cara dan gaya memakai sebilah keris dibelakang punggung si pemilik, maka sering timbul kekeliruan mengenai interpretasi 'wingking' dan 'wangking'.

Kini menjadi pertanyaan apa sebabnya atau alasannya yang pernah dikemukakan oleh orang-orang Jawa yang sudah biasa memakai keris dengan gaya wangkingan kalau mereka sedang menghadiri upacara-upacara atau undangan resmi. Mayoritas dari pemilik-pemilik keris di daerah Jogjakarta dan Surakarta berpendapat bahwa gaya wangkingan itu dimaksudkan sebagai tanda menghormati tamu-tamu dalam suatu perjamuan atau pesta-pesta 'ceremonial' seperti pernikahan menurut adat Jawa, upacara ngruwat rumah, upacara chitanan , dan sebagainya .... yaitu tanpa

*) Dalam hal ini kerfs juga dlanggap sebagai tumbal atau penolak bahaya.

• *) Menurut Dr. Seno Sastroa midjojo : Wilah dan Ilkiran bersama dinamakan tjllrigo (Wayang Kulit , halaman 248)_

35

.';C' Jrillig dillilllg /I1(,IIKI'IW/iall /.:('1"1.\' /adrallg;/11 kucir dengan gilI'll 'It'{//!gkingall ' dari ./(/11'11 {CII}:lIft dan SCdllllg asvik mcmpcraeak.n:

Bh ill ta dalam lak« /I / )e\1'{/-I7I"; dibawah sinar 1111111)11 /t{ (' 1I«(lIIg. (_fi 1/1'-" Deppen].

mcnonjol kan atau rncmamerkan harta pusa ka masing-masing berupa kcris bilamana mereka bcrhadapau muka. J adi bukan karcna si pcmilik keris merasa malu dan kernudian mcnyembunyikan seniata pusakanya dibclakang punggung sllpaya tidak keliharan, sepcn i yang pcrnah di karakan oleh scor ang ta III u he rhan gsa 1 nggris keti ka ia i k u 1 mcng hadi ri sua t u pes t a pc rn i ku han da In m kra I Oil Sura ka 1'1 a.

Menurut orang-orang di kola Ill! cara rncmakal kcris denuan gaya wangkingan akan mcmberi kcsan kcsopanau adat ke timuran J llW,l\( I ihal hul.3CJ). 1 Ian ya pada wa k t u 'pa mit an' ata u moh. 111 d i ri da I a III sua I u pe ria muan , kc ri s itu na mpak dari be lakang kcti ka pcmi Ii kn ya pcrgi pulang, dan dari bcntuk g<llldoll. mut u ukirun , dan hiasan pc rmura. antaru lain' dap:u di CHi k kcsi rnpula n me ngcnai SId I us sosial si pema kai .

Sebalikn va menurut udut kchiasuan didac lab Bcnukulu. scbilah keris it u s e lalu dipakai dengan mcnyisipk.n: kcdalam sabuk dirnuka kalau yang me mba wan yn i III scorung kcpala adnt . hulu hulang a 1;1lI pcinbcsar pemctintahan laiunya. Kcris yung dipakai dcnuun g;lya dcmikian hiasanya disehut kerix pcmbcrani. dnu hanya dimil i ki ole h pcjaba r-pcja hat linggi di ka lanpan lllasY:II-aka I Bengkulu.

Keris hiusa yang dunili ki olch UIIlIlIll disclip kan kcdulum sabuk dil-c 1;lkall~', puuggung. Di Sumaicra Ba 1:1 I (ara IIlCIIl:I k.ri kcris (ka rich da lam h"lws;1 Minaugkabau l dilak u kau l!.:ng:11I mcny blpbnllya dimu k<l kcda!:I111 \:il111 k dcugau hulunyu IIlcngh:lcl ;IP kl'k'lJ1all. Kc'lh :11 ,HI kurich h.niya holeh dip:1 ka I oleh -;corang pcnghulu a 1:11' Lep;d:l su ku dnl.un 11 p:l":~lra-llp;lcl 1:1 ~I<:'II.

Didacru h Lunpunu 1cr"-:(1I;11 ,;cnj:1I a Ii ku I~) yallg <Ii 11;1111<1 ].:,111 \;::;:1)';111," d:1!l min I) lie Ilg:1Il he 11\ II k ke r is, \(i;1 y:llIg 1111\1'; ben; i I~ ; ':: .m . ILl I :!I i \ ~I .i.u: ;0,1 u juga \ ~llIg hcrhc'llluk lckul.-lckuk s~"perl i \\'11:111:111 kc' i-, .1::: i .1:1\\ ~I, \L'lIj;!:::

I<:I~I P'II1'-'. eli I'~ti-.,.Ii ",Ie I; ,~, ,I, '1I~';1Jl h,1J1~';:I\\ :111 ,::1'; !..,,_, :'~I!:' :i,::11 P~I'~:' il11::(::;:' i1C'~-ll: k;l jlal~ :'~' i}~1i..1lJ 11. l~C 'l~~lrl~k:11 ~'Il Sl'~ ~1·:1!1 ~ ~<~'.., i1~l!:~ ~!~~:ll :.-~tll ~ htl r... I_:~it i S(lh~l,:!~lill~·~L :-.._·b~f'. '~:[]l~lr:_.:.un~I~;!n .il~:~j ,c!~:J:-~~t: "':'1,.'.i~ i:ll~1 :~k~ll> UIH!:~ :~,~ ~;I '": I_ ()](-I, g' >], \n~~,!' t cr f('IlI.': ].:;' ri,; : III ,I i:1 nsg:l;l 'l"h:l'.'.~ I ';_ 1i1:1:' \ :11 ::' hc'.-r ~,.!. i; l..:

l~I,,~l"j..;;i ~ ... :~l~l :~;._".~.! :"JI~<I r: h~1 i"l;j ~~lhJ kl ~ \ ~ i i.i I: -:~) Pllil ur": \::1: ~ .II".TI-"::': -:! , •. ' ~~ i .:

,LIb 1'1 111:1',1 y:; I,:;. I ct J pi ,:i:'i k: l, ':111' ::i : :~,'! I! i \1 :,:.":i :'~:i LI:!I :"~i; " "1..~pahLt\\·~~!LlP l '·:ll_J. ill! :"_~t~~ ~ij'~LIL \::\:l·'.~\> :\.,.:~.~~ r-~~!)LI\\;[~, l~a:-.i~\I~J~ ~.t~;;

Pan~l~ran l)j Pl'~ !\.~:.~~.':.~ t , B;_\~ i.t ~l ~~~ :'o,"~·Il,' I "~k': .t.: \_!:"

bag.i;tn f11".~l"u l <."~~ ":~:~~:di :~~<11}:~ :=...' r! l~k i:--. < ~k!~ ~ ~

S~;I'-i~'1 BlI~I;:' ',;': ,.::11.1 ':' '.:, luu: I ~ 'II.

1);1[;1111 :"'::111,, '- .111:.' ;:i,,' I, II! '.1 ~j"-:r {)", I, ',.' ,;;1:1 ::1 '11111 : \ ~_, ';:1 ::11"11 : ,;,,;;'; I,'·UO. eli k:Ii';1 i ',;111 balm;1 ke lis sa 1---1 i "";,!,~ 'C. i,d~1 ,I i P;I J-;,Ii «lc I; I':, I ~::;c: ;,1:

Diponcgoro d:lb'l: Pl'li:J\\:JII~1TI Illc'lIgiJ;:d;l)lt l":ili;!I:J "hp~'disi )jc'Lilll:'l. :,'1;11:

me mb uk Ii kan kea mp u han nya dan menambah serua nga I ber joang be lia u sehingga kaum kolonialis menjadi kewalahan oleh serangan-serangan bertubi-tubi yang dilancarkan dibawah pimpinan beliau.

Akhirnya karena pihak pasukan-pasukan Belanda menderita kekalahan dan t i da k da pa t lagi me III pc rl ahan kan posisi st r ategis me re ka di be bera pa te m pa I, maka olch Letnan Cubcrnur Jenderal Hendrik Merkus de Kock disampaikan perintah kepada kolonel Cleerens untuk mengadakan perundingan darnai deugan Pangeran Diponegoro , yaitu dcngan persyaratan bahwa selama berunding kedua pihak yang berselisihan tidak diperkenankan membawa senjata.

Oleh Pangeran Diponegoro hal itu disetujui dan dalam tahun 1830 be rte m u lah beliau dengan kolonel Cleerens untuk mcrundingkan syarat-syarat yang diajukan oleh pihak masing-masing.

Akan tetapi seperti telah direncanakan terlebih dahulu olch pimpinan len lara ekspcdisi Belanda, sewaktu perundingan damai sedang berlangsung an tar a kedua piha k , ee pat -ce pat me re ka itu mengadakan pengepungan dan penycrgapan ketempat perundingan untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan menyuruh beliau supaya menyerah saja tanpa persyaratan apapun. Bahkan konon dikabarkan bahwa beliau harus rnenyerahkan pula keris sakti yang sangat disayangi oleh beliau dan dengan demikian berakhirlah peperangan melawan penjajahan Belanda di Jawa sebagai suatu tragedi dalam lernbaran-lernbaran sejarah nasional Indonesia dimasa yang lampau, Balk dalam dokumen-dokusnen, naskah-naskah, dan tulisan-tulisan sejarah Indonesia atau dari pihak Belanda, tak pernah disebutkan mengenai ciri-ciri (pa rnor , wilah) keris sakti milik Pangeran Di ponegoro. (li ha t juga hal.3) Dernikian pula hingga kini tak diketahui dimana keris sakti yang selalu dipakai pahlawan Diponegoro dalam memimpin lasykar itu disimpan .... (kemungkinan besar kcris itu hilang tanpa meninggalkan bekas sedikitpun). Kim dari sejarah perkembangan persenjataan tradisiona] Indonesia sudah ternyata bahwa diantara berrnacam-macam senjata yang pernah dibuat sernc njak 7..a man purba kala, sebilah keris sebagai sen ja ta tikam masih dianggap sebagai senjata tradisional yang bersifat herois dan yang memperlambangkan kesatuan berjoang bangsa Indonesia melawan penjajah. Sesungguhnya fungsi sebilah keris sebagai senjata tikam ditujukan untuk dipakai dalam per kelahian perorangan atau 'man to man fight' ketika pertama kali dibuat oleh seorang empu dalam zaman purbakala,

Bam kernudian secara berangsur-angsur fungsi keris itu beralih dari sifatnya sebagai senjata tikam rnenjadi senjata . pusaka atau harta benda warisan nenek-moyang yang hanya dipakai dalam upacara-upacara ada! atau perpestaan resrni.

38

Tctapi kadang-kadang kcris itu juga dipcrgunakan dalum pertunjukan-pertunjukan yang bersifat sakral scpc rti pada tu rian-tarian Barong di Ball. dalam hal mana penari baik pria rnaupun wanita (lihat row dibawah ini ) berusaha mcnusukkan keris kcdalam dada sewaktu mere ka mcnyelami keadaan 'tak sadar ' (trance) seperti yang disebut juga keadaan 'kesurupan'. Dalam keadaan demikian para penari itu dibantu olch seorang pedanda (atau 'dukun) yang memhacakan bcberapa 'mantra' dalam suasana yang diliputi oleh asap menyan agar supaya mereka itu cia pat mencapai tahap 'kekebalan tubuh'.

Pertunjukan-pertunjukan yang bersifat 'pengorbanan diri' (sch-sacri ficing) denga n mengguna kan be nda -bcnd a raja m (beli ng. pisa u. dan sc bu ga in yu) unt uk me nyi ksa di ri sen di ri j uga di la k uka n pada I arian -ta r ia n 'k uda ke pang' atau kuda lumping' dan dalarn demonstrasi 'ilmu debus' yang berasal dari Ba nlen. Para pc la k u 'ilmu de bus' i III da pat mcn cia n a pi. pee ahan -pcca han

Dalant keadaan 'tak sadar' (trance) penari-pcnari pria dun wanita Bali mencoba tnenusukkan keris kedakun dada ibarat

siksaan diri [foro : Henri Cartier - Bresson], 3()

gelas, dan sebagainya, seolah-olah sernua itu makanan biasa dan kemudian mencoba memotong-motong tangan rnereka sendiri tanpa mendapat luka-Iuka, rneskipun pisau atau keris pusaka yang dipakai mereka sangat tajam.

Istilah pusaka dalam hal ini sering mendapat tafsiran yang keJiru, karena dihubungkan dengan pengertian 'kerama t' a ta u 'kud us'.

Perkataan 'pusaka' sebagai atribut mengandung arti sesuatu sebagai peninggaJan dari nenek-moyang, atau harta warisan yang harus dihormati secara turun-temurun karena berasal dari para sesepuh dan leluhur. Barang-barang atau harta pusaka itu bisa berupa gong, payung upacara, cincin pennata, kalung emas dengan kuku macan sebagai gantolan (leontin), atau senjata keris, wedung, rencong, pedang, tornbak, parang, badik, mandau, kerambit. Konon dikabarkan bahwa senjata kerambit ini bersifat keramat dan si pemilik hams pandai memelihara dan memakainya, kalau tidak maka senjata akan makan tuan atau bersifat 'bumerang'. Disebahkan oleh kepercayaan ilmu kejawen dan mithos kuno yang diajarkan secara turun-temurun mengenai ketuahan dan daya kharisma yang tersimpul dalam sebilah keris, kerambit, atau mandan, maka selain daripada fungsinya sebagai senjata murni, dan sebagai harta pusaka, senjata-senjata itu dianggap sebagai benda yang khasiat.

Khasiatnya itu bisa berpengaruh baik atau buruk bagi si pemilik dan karena itu dihormati, dipuja, disegani, bahkan diberi 'sajen' berupa dupa menyan, kembang-kembang wangi, air kelapa, dan lain-lain sebagai suatu 'selamatan' untuk 'roh' yang 'menjaga dalam tubuh' senjata keris atau kerambit itu. Baik atau buruknya sifat keris pusaka itu tergantung dad 'pamor' dan 'dapur' wilahan keris yang hams cocok dengan watak dan kepribadian calon pernilik. Inilah yang menjadi salah satu sebab jib ahli-waris tidak sernua setuju untuk menerima keris pusaka secara sembarangan; Icbih-lebih jib diketahui bahwa keris itu akan membawa 'musibah' atau penyakit.

Dalam hal mewarisi sebilah keris pusaka biasanya diminta nasehat dari seorang okultis atau 'dukun keris' yang tahu siapa dian tara keluarga ahli waris yang berhak menerimanya.

Horrnat dan pujaan terhadap keris pusaka nampaknya dilakukan dengan khidmat dan apabila senjata pusaka itu diketahui 'berkhasiat atau bertuah' maka ia disebut 'duwung' dalam bahasa Jawa krama inggil.

Kata 'duwung' ini disusul dengan atribut lain sebagai tanda hormat atau 'keagungan' seperti umpamanya 'duwung kyahi ageng' Atrnaja Angun, seorang putra Kyai Sura Angunangun dad Girl; Kyai Mendaran (gambar hal. I J I) Di Sulawesi Selatan senjata keris itu dikenal dengan nama 'scle' dan hanya

40

dipakai sebagai alat peJengkap atau busana pakaian resmi dalarn pesta-pesta

adat, selamatan-selamatan tertentu, dan sebagainya .

Jenis sele yang berwilah 'lempeng' disebut sele sapukala' dan yang berwilah 'liku-liku dinamakan 'sele larnba'(lihat foto hal.42)

Dalam zarnan modern ini dapat dikatakan bahwa hanya sedikit orang yang masih percaya tentang adanya keris yang bersifat keramat atau sakti. Banyak jumlah keris yang indah dan mengesankan bagi si penonton, kini masih disimpan dalam museum-museum di Jakarta, di Surakarta, dan sebagainya ..... dan be rfungsi sebagai benda bersejarah yang bernilai tinggi dalam fokus kesenian tradisional dan benda antik yang patut dihargai, khususnya seni membuat pamor (art of damascening) dan ukiran hulunya.

Dewi Laksml memegang keris dapur "Urubingdilah" do/am tangan kanan. Patung ini dibuat dalam abad ke 13. [Koleksi Museum PUS(zt, Jakarta).

41

Sebilah 'sele' bangsawan Bugis dengan hulu emas bertatahan intan dibagian mendak dan sarung berlapis emas yallg berukiran halus. Keduanya diberi tali ikat sebagai ciri-ciri khas dari Bugis. (Foto p enga rang ).

42

3

14,

Perincian bagian ukiran (GAGAi'v'G KFRfS)

1. sirah ngajeng

2. sirah wingking

3. jiling

4, gigir (geger)

5. weleng (padaran]

0. cetek

7. bung kul

8. menda]: (dellgan 'selut' dihagian bOlVOh)

Sa. selut.

Periuciau bag ian iadrangan

V. angkup

10. ri tGlIgkring

J /. lata

12, janggUl (j('llggot)

13, godong

14, gaudck (ri pandall}

15. alllllp-antupan aWIi gal/dar (dari kayu )

1 (). pendok: [dar: !ogam)

/7, hunter atau IIjUJlg pendok.

BLXTUK KFWS .fA WA (Bagiall-hagiall /11111).

41

BAGIAN KERIS

Da lam p em ba hasan bagian- bagian keris ini diam bil se bil ah ke ris yang be rasa! dari J awa sebagai salah satu contoh, sehingga dengan scndirinya nama-nama untuk setiap bagtan itu diungkap kan dalam bahasa daerah, dan dalam hal ini bahasa Jawa

Maka untuk menjadi jelas ar tinyn setiap bagian keris, scdapat mungkin semu a nam a dalam bahasa J awa di alih kan ked alam bahasa Indonesia.

Sesuai dcngan perbcdaan dalarn pem buaran sebilah keris yang lengkap, maka bagian-bagian dari scnjata itu dapat dibagi menurut bagian luar yang terdiri dari bagian .ukiran' (dalam bahasa Jawa) atau hulu (gagang) dan bagian wrangka' arau sarung keris yang biasanya dibuat dari kayu terpilih ; sedangkan bagian dalam merupakan daun mala yang dibuat dari besi campuran dan disebut 'wilah' (atau wilahan) dalam bahasa Jawa.

Bagian luar keris yaitu:a) ukiran (atau hulu)dan b) 'wrangka' (sarung keris) biasanya digarap olch seorang pcngukir atau pernahat kayu yang sudah berpengalaman. sedangkan bagian dalam yaitu 'wilah' (atau daun mara kcris) dikerjakan oleh seorang empu penempa keris yang ahli dalam pengetahuan ten tang bcrmacam-rnacam besi c ampuran.

Izngan demikian p embuatan sebilah keris merupakan kerja-sarna antara pernahat kayu dan pandai besi untuk rncnghasilkan buah karya yang harmonieus, bergaya dan sempur na.

Scbab, antara bentuk gagang keris dan bentuk daun matanya tersim pul sesua tu korelasi te rt e n I u y a ng ti da k dap at dip isahkan tanpa 111 e ngu rangi makna 'parnor' yang tertera pads wilahnya dan akan merusak ani yang terkandung dalam bentuk .u kiran' atau gagangnya:

Bagian ukiran ini sering menimbulkan salah tafsiran dalam maksud dari bentu knya yang bersifat arkhais dan sim bolis......... 4ihat gambar di halarnan 4 7 dan 4 9 ).

Ditinjau dari pcngcrtian istilah-istilah untu k setiap detail sebagai perinc ian pad a bagian gagang yang disc bu t .u kiran', maka jelasiah bah wa selu ru h bentuk 'ukiran' itu menampilkan figura manusia.

Manusia yang menundukkan kepalanya sebagai tanda rendah hati dan kesopanan rerhadap scsarna manusia, menurut tafsiran sepintas lalu ..

44

Dipihak lain banyak yang menafsirkan sikap figura 'ukiran' itu sebagai rnanusia yang'.khidmat dan bersyukur terhadap Yang Maha Kuasa, Pencipta alam semesta, hal mana diperkuat dengan konfigurasi Budha yang duduk bersila diiatas tunas bunga teratai (lotus) untuk bersemadhi, Meskipun pendapat i ni sesuai de ngan adanya bentu k 'bu ngku l' dibagian bawah gagang yang mirip dengan bentuk lunas bunga seperti yang terukir pada contoh gagang keris pada halaman kaca dirnuka, namun hal demikian bukan sesuatu yang relevan dan bisa dianggap sebagai suatu ko-eksistensi yang menunmpang pada suatu kultus nenek-moyang yang berabad-abad sebclum itu sangat be rp engaru h te rhad ap pand angan du n ia m asy ar aka t k ita semenjak zarnan pra-sejarah,

Pemujaan nenek-rnoyang sebagai, suatu kultus begitu menduruh dagiug dalarn rnasyarakat kita sehingga membutuhkan perwujudan daIam bcntuk konkrit yang bisa mengarah ke aliran totemismc sepcrti yang hingga ki ni rnasih terdapat dalam masyarakat suku Fayak didaerah Siang dihulu sungal

Barito (Kalimantan Timur). Oleh mercka ini dibuat tiang-tiang totem dari kayu yang pada ujung bagian atasnya menampilkan figura ncnck-rnoyaug sebagai lambang kolektif, Tiang 'totem' ini dianggap dan diperlakukan seperti benda 'ke ram at' dan pern bua tan nya didahu lu i oIeh up acar a-upac ara bersif at ritu ai, hal mana analog dengan up ac ar a yang mend ahu lu i pembuatan sebilah keris di zaman yang lampau. Upacara-upac ara sernacam itu yang dike nal sebagai 'ritus-ritus pernujaan ' biasanya disertai dengan pernbacaan 'mantra' atau ucapan kata-kata yang bersifat rcligicus. K emu d ian t iap pese rta menge nakan m andau a I au p ed ang dan mempertunjukkan tari-tarian ritual,

Di Bali ada juga tari-tarian semacam itu dalam hal mana para pcnar i mcmbawa keris masing-masing untuk ditusuk-tusukkan kedalarn dada pada saat mereka itu berada dalam keadaan 'tak sadar' (trance) scperti mcngalami keadaan "kesurupan. dengan hadimya 'roh-roli' nenck-moyang yang rnenguasai diri mereka, Dahulu tarian-tarian keris merup akan bagian 'cult us' ter tentu,

Di zaman yang larnpau ketika kepercayaan animisme' mcnguasai kehidupan masyarakat kita, pembuatan keris itu dise!ingi dengan upacara-upacara memanggil 'r oh-r oh halus' dari 'kahyangan (tempat singgah nenek-rnoyang) untuk rnenyusup kedalam keris sebagai 'tubuh'nya. Kehadiran 'roh halus' dalam wi!ahan keris itu diperlambangkan dengan dibu at ka n gagangnya yang beru pa m anusia dalam ben t uk ' a bstr ak' .

Sebagai penjelasannya maka istilah-istilah seperti 'sirah wngking' (= kepala bagian belakang). 'batuk' (= dahi), 'gigir' (=punggung), dan 'wetcng' (=

45

perut) ditrapkan pada tiap bagian gagang yang dimaksudkan dengannya. (lihat gam bar di halaman 47).

Kernudian dengan kcdatangan kebudayaan Hindu di Jawa yang sangat mempengaruhi pandangan dunia para ernpu keris dalam abad ke-S, diciptakan 'wilahan' dan 'ukiran' yang melambangkan figura-figura dan mithos Ramayana, seperti Hanuman (Anornan). Rahwana, dan lainnya. Gagang-ganang (ukiran) yang serup a itu juga ada yang dibuat dari gading gajah, tandu k kerbau, logam berlapis cmas, selain dari yang dipahat dari kayu ierpi!ih (kayu kernuning, kayu tayuman, kayu sonokeling},

Gayu dan ekspresi dalam bentuk gagung itu bcrvariasi dari daerah ke dacrah dan discsuaikan dengan kehcndak pemesan keris yang bersangkutan dan dengan motif 'pamor' pada daun mata (wilah) kcris.

Walaupun dernikian yang masih banyak terdapat di pulau Jawa, ialah gagang yang beutu knya seperti contoh dihalaman 47 sc bagai prototype.

46

sirah >,t'illgl.;illg •• , •..••. ' ..• { J j

sirah IIgaie 11K _ , , (2

iilil/g .....•.••.•... ' ' . _ •. f3 /

pungkuran (gegel"} •....... , ... .r <I) padaran iweteng] ...•... , ..•.. .(5)

cetck , ' (6;

hUllgkul •........• ,.,' {7;

mendak ........•.... , ., (H;

gallia •...• ".' .. , , ... _ • , .. . , . I<)}

figura wd\'al1g Ariuna' nampat; terukir dibawah KUllja .

Lenis keris vang dulu dimiliki olel: ra kya t biasa (ji)t!! peugarang]

Ukiran (gaxallg) dart gadillJi xmulr dellgilll bungkul bcrlapis emus yan); dihiasi de!lKIIII batu :(1I/11"/ld, mirah delima, Ja/1 sebagainya. Figura Nag« Kencana dari cmas lent kir d ibawah 'yun/a:

ieui: kcris tnewah yallK dulu dim! tiki olel: golongan bangsawan [foto oleh pengarang]

I Dari koleksi pribad! )

47

Dilihat dari bagian mu ka, gagang atau ukiran itu terdiri dari cukilan-cukilan motif berikut

Diatasnya terdapat (lihat pada gambar di halaman 49)

I. motif citak' sebagai sesuatu yang muncul kedepan dan berbentuk sabit dengan selimpat-selimpat di sisi kiri dan kanan bagaikan bentuk hidung manusia;

2. motif .patra gandul' berupa selirnpat-selimpat bergantungan yang menyarankan bentuk aiis-alis mata;

3. motif 'patra ageng' berupa selimpat-selimpat besar yang menyarankan bentuk kedua mata;

4. motif 'umpak-umpak' berbentuk seperti landasan yang merupakan mulut ;

5. motif 'patra sanggen' berupa selimpat-selimpat penyangga yang terdapat pada kedua sisi mulut;

6. motif patra penaji' sebagai tanda pembatasan dan penutup bagian seluruh muka kepala;

Dibawahnya terdapat

7. motif patra penaji' seperti diatas ini juga sebagai tanda pernbatasan dan penutup bagian leher seluruhny a;

8. motof patra gandul' (lihat keterangan diatas ini juga) berupa selimpat-selimpat bergantungan yang menyarankan bentuk temboiok leher;

9. motif 'patra ageng' berupa sehmpat-selimpat besar yang menyarankan urat-urat besar pada kedua sisi bagian tembolok;

10. motif 'weteng kutis' yang merupakan bagian bawah dari leher dan mernbesar bagaikan perut badan manusia;

11. motif .patra sanggen' berupa selimpat-selimpat penyangga yang terdapat pada kedua sisi bagian bawah leher;

12. motif 'penaji ngandap' sebagai tanda pembatasan dan penutup bagian

bawah dari leher seluruhnya;

Gagang dinamakan ukiran justru karena ditinjau dari jenis motif ukiran atau pahatan seperti tersebut diatas ini, dan bentuk seluruhnya merupakan patung kecil yang bisa berbeda-beda sesuai dengan daerah asalnya. Dalam bahasa J awa krama, gagang keris dise bu t 'Iandeyan' , sedangkan dalam bahasa Jawa krama inggil dinamakan '[ejeran' yang rnungkin disebabkan karen a batas-batas ke-enarn sisi dari gagang itu merupakan garis-garis berjejeran ~tau berbarisan ).

Bahan yang dipakai untuk membuat gagang keris itu biasanya diambil dari kayu kemuning, kayu cukila, kayu tayuman atau dari kayu trikancu yang direndarn dalam cairan rarnuan tertentu sampai berbulan-bulan sebelumnya akan dikukir dan dipakai.

48

d

wrangka tndrang e

Ilk iran a

rnendak

b

gan/a C

wilahan

123456

7 8 9 10 II 12

l/K/RArV (Jilihaf dari muka ,

MENDAK

Mendak sebagai bagian dari gagang keris (ukiran) adakalanya berupa mangkok kecil yang dibuat dari logam (em as, perak, atau kuningan) yang kebanyakan diantaranya dihiasi dengan batu-batu pennata kecil.

Bagian ini merupakan peralihan dari bagian gagang kebagian wilah atau I nat a ke tis.

Didaernh Jogyakarta umpamanya dikenal dua jenis mendak,yaitu mendak Iugas tanp a hiasan apapu n dan poles, sederhana; sedangka n yang discbutkan mendak kendit (jnendak bentuk cincin bersusunan) umurnnya d i her i h iasau bcrmac am- mac am bat u pe nn at a kec il yang cu kup m ahal hurg.mvu.

Di ba wah In ct ilL! I-; ini biasan y it m asih ad a su a tu bagia n berbcn tu k cincin

kecil sebagai pcngikat antara bugian bawah mendak dengan bagian tangkai dari dauu mata keris (atau wilah).

Bagian berupa cincin ini dinamakan 'selut' (kemungkinan besar dari ikrab kata bclundu slot atau kunci) dan fungsinya memang unt uk mengunci a tau mengikat kan bagian tangkai mata keris (disebut 'peksi' dalam bahasa Jawa) dcngan bagian bawah dari bungkul ukiran Igagang),

Menu rut bcntu k mcnduk guya Su rakarta scbagai saluh satu contoh yang diambil disini . maka ricikan-ricikannya itu terdiri dari:

1. motif 'rneniran klawang' be rupa but ir-butir hula! kecil seperti butir berus at au bu tir jagung sckeliling pinggiran at as dari bugian rucndak: scmuauyu sebanyak .1:! biji.

mo: if 'ungkat-ungkatau' bcru P~\ pelu ru-pcluru hulat kec il untu k scn.rpan augin yang seolah-olah mcnyongsong hagian pinggiran alas dun bcrjurnluh Ib biji,

, 11101 if untu w<llang' (arau gigi-p.igi bclalilllg) bcrupu gigi-gigi kecil yung bcrjumlah 16 biji.

4, wideng kendit bcru pa scluu p:1 t-scluu pal kcc il yang mel ingkari batu- batu pcrmai a bcrbenru k bu laLlI! Jan bcrj umlah () hiji.

:;, motif .damping' berupa suutu cincin hias yang mcndampingi hagian bawah dart motif 'widcng kendit:

)0

6. ;: Jlif .tumpang sari' berupa cincin hias yang ditumpangi oleh 'sari' bunga dari ide bentuk mendak seluruhnya; (mungkin dari bunga pandan),

7. motif ;ri pandan' berupa duri-duri pandan yang berjumlah 13_

8. motif 'meniran sorsoran' berupa butir-butir bulat keeil scpcs ti butir-butir mu tiara yang mcngcIilingi seluruh bagian bawah duri mendak dan berjumlah 12 biji;

Demikianlah perinc ian bagian mendak gaya Surakarta yang ddisehut juga mendak kendit Solo. ~ihat juga contoh sebuah rnendak dihalaman 49)

D Jawa saja masih terdapat beberapa jenis mendak scperti umpamanyu yang ocrbentu k SUSli k, mataraman. surakar ta ( seperti dibawah ), jogyukarta, parijata, bluaran, angkuprandu, dan sebaguinya .... ..... dcngan mouf-mctif perincian tcrsendiri dan berbeda satu dengan lainnya sehingga terlampau rurnit dan panjang lebar untuk dibahas semuanya dalam karya ini,

1 2 3

4 5 7 6 ~

Mendak

1. Meniran klawang

2. Ungkat-ungkatan

3. Untu walang (gigi bela/ang)

4. Wideng kendit

5. Damping

6, Tumpangsari

7. Ri pandan [duri pandan]

8. Meniran sorsoran

51

BERBAGAI PENAFSIRAN MENGENAI BENTUK UKIRAN

C;;lg~l!g kcris biasanya dinama kan 'ukiran' di J awa Tengah dan T imu r. Disebabkan juga karcna gagaug ker is itu diukir atau dipahat mcnjadi bentuk u ki ra n. rabun bah asa Jawa K r amu gaga ng kc ris i tu J isc but 'land ey an',

l lkir an ini blasanya dibuat dart kayu yang terpilih seperti kayu kemuning. LIYlI trikaucu. utuu kayu ccudana.

Tctapi u ntuk keris yang rnewah. ukiran dibuat dari guding gajah, atau dari pc ra k. a 1 au d ari ! ogam be rl ap is ell) as. Knd u ng- kad aug ad a juga u ki ran-u ki rail yang dibuat dar i taud II k kerbau atau tauduk ru sa. Ukiran-u kirun p adn kens-kens yang dim iliki olch raja- raja. pange ran, dan golongan baugsawan l.unuya di Bali umurnnya dibuat dad logam be rlapis cmas yang dihiasai deugan ba tu- ba tu pc rm a I a scpe r ti an lara lain ba III III irah de! ima, lam ru d, topus, dan scbagainya dan dibcri benruk yang menyerupui dewa-dewa atom I1gura.figura dari mitologi hindu. Diantaranya ada yang me!ukiskan Iatara Bayu ([twa Augin}, Rahwana (raja Lanka dari rnithos Rarnayana}, Buta t\gawe Sari, dan bcniuk yang dinamak an 'koce t-kocctan' (figura manusia yang membungkuk), Bentuk jni dijumpai pnda banyuk keris di Jawa,

U Juwa Tcngah dan Timur, ukiran-ukiran (panjang, lcbar, tebal) dalam rem bu at art gagang kcris itu diteutu kan scbelurnnyu dun dlscsuaikan dcngan kciuginan si pcmcsan kcris, Scbagai suatu lradisi rnisalnya dikesultanan Jogyakurta tclah ditentukan dan diciptakun bentuk ukiran yang dinamakan 'u kiran tuuggak semi' (tunggak beraru runggul pohon, dan semi berarti ben U nas a I au bcrsem i).

Kcmudian oleh su ltan-sul tan dari kratan Jogyakart a bert urn t-turut diciptakau u kiran-u kiran yang dibcri llama Mangkurat l , Mangkurat l 1.

Pa kubuwauan I, POlk ubuwunan !!, Banuran, T uman. Krujan, dan sebagainya,

masing-masing sc kitur ruhuu I fi 50, 1677. 1702. 1743, 1755. 1810, dan IX25,

BenIU k-hcntu k u kiran ini pent ing bagi si pcmilik keris karcna menunju kkan status sosial d.u: derujut kcbungsawunun selain dari kepribadiannya scndiri, Dari bcntu k uki ra 11 iru dapat juga di tarik kesimpulan mengenai asal (daerah l dan siapa pcncip tunyu, scperti urnpamanya ukiran-ukiran bcrnama 'rajarnala'. wiria-diningratun, longok, dan sumba keplayu yang berasal dan dicip taknn dikr aron Surakartu.

sebagai coruoh pahatan bagi bentuk ukiran yang tciah dite tapkan sebagai pedoman dibuatkan cetakan kedalam kayu 'eblak' yang berukuran tepa! dengan aslinya Cerakan dalam kayu 'eblak ' itu tcrbagi menurut crnpat potongan yang dapat ditrapkan dan dipaskan pada bentuk ukiran yang masih dalam keadaan digarap.

Ienga n dern i ki an dapat dipe roleh u ku ran dan ben tu k yang fo rma I dan seragam menurut keinginan dan status si pemesan........ biasanya dari go!ongan ningrat, pejabat pamong-praja, pejabat tinggi lainnya),

Selain dari yang tersebut diatas, ada juga gagang-gagang keris tanpa diberi pahatan atau ornarnen apapun, jadi berbentuk poles dan sedikit melcngkung diujungnya. Bentuk gagang keris scmacam ini discbut ukiran .sambegan' dan hanya dipakai dan dimiliki oleh rakyat biasa atau kaum prolctar.

Akhirnya scbagai gumbaran betapa rumitnya, ---sekaligus juga mcnunjukkan sifat ketelitian pemahat dalam mernbuat ukiran --'-, setiap bagian kecil (de tai I) dari \I ki ran (gagang) ke ris it u di kerja kan dengan d ibcri nama-nama yang khas untuk masing-masing yang dapat dilihat pada gambar yang be rsangk u tan. (lih at gamba r d ihalam an 49)

Dati bebcrapa istilah yang dipergunakan untuk mcmberi nama pada bagian

motif kecil pada gagang keris dapat di tarik kesirnpulan bahwa figura ukiran

itu bisa rnenggambarkan scorang pahlawan penunggang kuda. Misalnya saja nama patra pcnaji yang berarti paeu tcrbuat dari baja yang biasanya dipakai oleh penunggang kuda: sc1an ju t nya istilah ku tis yang be r arti su rai ku da.

Bahkan kadang-kadang ukiran itt! dapat melukiskan seekor kuda yang sedaug berjornpak seperti pada foto dihalarnan 47) bawah yang melam bangkan dewa Hay agri va (dew a pe rang) d alam pen jelrn mill sceko I' kuda. (Bandingkan juga dengan foto dihalaman 46, bawah)

Ku da merupakan larnbaug kegesitan dan keulctan dalam perjuangan mati-matian, dan sifat ini ditcgaskan dengan pahatan kepala kuda (bersama ichernya) yang se dang mcnerjang kedepan. Iisamping kanan dan kiri paluuan gambar kuda terdapat sayap-sayap seperti yang dilukiskan olch ligu fa Pegasu 5, sec kor ku da yang di tu nggangi olch dew a Zcu s dalam mithologi Yunani.

Dewa Zeus rnelambangkan daya guruh dan kilat dalam alam semesta.

Secara ko-insidcnsi dan ko-eksistensi lambang kuda itu dipergunakan dalam mithos Ja\>.·3. dan mithos Yunani untu k melukiskan sifat-sifat kcgesitun dan keuletan, I'ari penggunaan Iigura- figura mithologis lainnya ternyata bahwa rnithos-mithos kuno i tu sangat mempengaruhi pandangan hidup manusia sernenjak zaman purbakala dan dalam pembuatan area, c audi, relief-relief

dan senjata-seujata tradisional seperti pedang, tombak, keris, unsur-unsur kepercayaan dan kharisma dari figura-figura tokoh daiam bentuk mithologi tak akan ketinggalan dan selalu ditrapkan.

Kalau bangsa Jerman dan bangsa Amerika menggunakan burung rajawali (eagle) scbagai larnbang kedaula tan dan kekuasaan dalam bidang heraldik (atau pengetahuan mengenai scnjata), di Indonesia dipakai figura burung Garuda untuk sifat lambang yang sarna.

Kedua lam bang burung rajawali dan burung Garuda masing-masing bisa dijumpai pada gravure relief disarung pedang dan disarung keris yang disebut 'pcndok', selain juga berupa pahatan pada kedua senjata tcrsebut. Peranan mithos dalam kehidupan masyarakat kita masih dianggap penting dan bcrhubungan era! dengan upacara-upacara bersifat sakral.

Dizaman dulu pembuatan tiap bagian keris rnulai dari wilah sampai ke pcnyelesaian gagangnya dan sarungnya selalu didahului oleh pembacaan bebe rapa 'Ill all tera' dan selama tan te rtentu.

Dalam hubungan ini dapat diperhatikan bahwa pcngaruh suatu mithos maupun legenda tertentu begitu kuat dan mendalam dihati sanubari sesuatu suku bangsa yang masih hidup, dalam taraf primitif sehingga dapat menghasilkan suatu pola dalam daya imaginasi mereka itu.

Sebagai salah satu contoh yang terdapat pada suku bangsa Aranda dibenua Australia Tengah, ialah benda yang dinamakan 'curingga' (tjuringga) dan dianggap sebagai sua tu 'totem' yang kerama t.

Curingga ini dibuat dad kayu dan dilukis berupa figura-figura wanita atau figu r a- figu ra be ru pa Ii ngka ran-lingkaran konsentris, spiral, dan bentuk-bentuk lain yang tradisional, dalam hal mana setiap pola yang terdapat sebagai lambang berhubungan erat dengan suatu kultus nenek-moyang ~ncestor-cult). Kadang-kadang terjadi seperti juga didaerah pedalaman 1) Kalimantan, bahwa benda 'totem' itu dipakai untuk mengo!eskan pada tubuh seseorang supaya kekuatan dan maknanya dapat pindah kedalamnya. Yang jelas ialah bahwa bends totem itu dianggap mempunyai daya hidup dan berhubungan erat sebagai mahluk hidup dengan suku bangsa yang memujanya. Dalam zaman purbakala di India pun pernah diadakan ri tu 50 ri tus yang bersifa t phallephorlc a tau 'phallicism',

Yang dinarnakan 'linggam Hindu' sebagai lambang organ seks tatka!a itu dianggap sebagai vitalitas yang magis dan dapat dipakai sebagai turnbal te rhadap gejala kemandulan (infertility),

Lambang 'phallus' ini rupa-rupanya dapat diindentifikasikan pada gagang keris yang terlukis pada halaman judul buku ini (Iihat halaman 1). Imaginasi kearah phallicism ini diperkuat dengan adanya pahatan berupa

54

kepala buaya dengan mulut ternganga pada bagian 'weteng' €= perut] pada ukiran. Maka tak mengherankan pula apabila keris dengan ukiran seperti ini ditujukan sebagai tumbal terhadap kemandulan mengingat bahwa larnbang buaya itu pada umumnya dianggap sebagai sifat 'katalisator' dalam hubungan seksual,

Keris tersebut itu kini disimpan dalam koleksi Museum 'Nusantara', Bagian Museum Etnografi di Krakov, Polandia.

Pembuatan senjata ini diperkirakan dalam abad ke-16, ketika pengaruh kebudayaan Hindu masih kuat dan sewaktu sedang berlangsungnya proses akulturisasi dipulau Jawa dengan penyebaran agama Islam, setahap demi setahap..

Catatan:

1) Didistrik Siang se kitar hulu sungai Barite (Kalimantan Te nggara) diketemukan tiang pancangan derigan pahatan berupa figura nenek-rno yang diuju ng atas yang diariggap sebagai tiang totem_

Tiang p ancangan in; dibuat dar] kayu kens semacarn kayu best yang berwarna kehitam-hitaman dan panjangnya kin-kin dua meter.

Fungsinya ialah sebagai penolak ancaman rnusibah, penyakit epiderm, dan bahaya-bahaya lainn ya.

55

Bahwa phallicism kadang-kadang sampai berp cngaruh juga pada suatu segi dari seni lu kis modern ilewasa ini, diungkapkan olel: gam bar disamping ini yang meluklskan mahluk henna= phrodit kcieblos kcdalam kubang sekeliling semak-semak; Jan dimaksudkan datan: bates pengertian alegoris, bagaikan dunia ini terbag! nienjadi 'upperworld' dan 'underworld' [reproduksi dari lukisan olel: : Aiicja Wahl, seniwati Polandia}.

56

WRANGKA

Wrangka sebagai bagian alas dari sarung keris dapat hcrbcntuk ancka rupa dan dibuat dari kayu terpilih.

itn tuk wrangka sebagai sam bungan gandar bagiau alas mcrupakan suatu seni pahat khas yang hams dikerjakan dcngan kcteluian dan kcsabarun mcngingat bahan L1YU yang diperguuakan un tu knya i tu mu dah retak ~1:Iu patah Ipote!) p ada waktu membuat ujungnyu yang mclingkar dan mcnipis ruenjadi runcing, lni terdapat pada benruk wrangka yang dinamakan di Jawa

a. wrangka 'ladrangan' atau yang discbut juga 'branggah' (lihat halaman 59).

Sarung keris dengan wrangka 'ladrangan' dahulu dipakai scbagai pel engkap p akaian ada t dalam up lie ara- u puc u ra resin i. Dari sam p i 11): t)foril) bentuk .ladrangan' itu menyerup ai scbuuh kaPJI ku 110 dcngan susuh panjang melingkar keatas scperti daun pandan yang aguk me ngi kal diuj II ngnya. oleh scb ab i 1 U u jung I ad rangan in i dinam a ka n 'godong' (6)('" daun), sedangkan pangkalnya dinamakan 'angkup' (l ) yang berart i daun pelindung. Pada kedua sisinya scbelah kiri dan Kanan sering didapati semacam t akik rnelcngku ng yang meuycrupai sulur daun, dan karena itu diberi nama 'lata' (3) dalam bahasu Jawa Seiain dari itu rcrdaput hentuk sepe rti sebuah taju k kcci I discbcla h kiri dan kanan pi nggiran (tc pi) at as. tepa! dire mpat hawaii baginn men da k uki rm keri S mas u k ke da la III wr all gk ~ dan diseh 1I ( 'ri-cangkring ' (7) at au 'duri cangkring' Dibagian hawaii bent uk 'godong Juga terdapat sebuah tajuk yang agak merunclng d:1!1 discbut ri-pandan' (5) atau duri pandan, sedangkan bagian bawah dari rcmpat 'angkup mcnyerupai 'dagu' berjenggot dan oleh sebuh itu discbut 'janggur' (2).

Be rlainan deugan ben t u k 'I adrangan' ada! ah ben IU k wr a ngka ya II g dike II ,1] dengan nama

h. wrangka 'gayaman' atau 'bayeman' (vang menycrupai daun baycm), Bentu k wrangka ini sederhana dihandingkan dcngan yang pcrt ama disc but dalam sub a diatas ini, tetapi sulit mern buatnya karcna bagian

57

wrangka ini hams menjadi berpadu dan merupakan satu keu tuhan dengan bagiari gandar sebagai syarat mu tlak dizaman kuno, J adi

kedua bagian sarung kerb ini tidak bolch dibuat bersambungan dengan menggunakan bahan perekat atau lern kayu.

Sarung keris dengan wrangka 'gayaman' dahulu umumnya dipakai oleh golongan 'ningrat' jika mercka bepergian kesuatu pesta umum atau mengunjungi pejabat pemerintahan yang bcrpangkat tinggi.

c wrangka .tanggal' yang juga berartl 'bulan sabit' d alam bahusa Jawa, dan kemungkinan besar bahwa bentuk ini bersumbcr pada bentuk bulan sabit pada awal Ramadhan atau bulan berpuasa uutuk bum muslim in. Sarung kens dcngan wrangka bentuk 'tangga!' tidak banyak dijumpai di Jawa, dan kadang-kadang secara khilaf diindentifikasikan

sebagai wrangka 'bancihan' (bane i) atau 'herrnaphrodit. yang

scbenarnyu Jebih mendcka ti bentu k 'ladrang' terscbu t dalam sub a. Melihat kctiga bcntuk wrangka dalam sub a, h, dan c , maka bila dirinjau dari samping (profil) dengan bagian 'godong' discbelah kanan dan bagian .angkup ' discbelah kiri kita. jclaslah kcdua bngian ini tidak sama panjangny a kalau tempat 'ri cangkring' dipinggiran atas diambil scbagui pores. Pem bagian ganjil ini adalah salah satu ciri yang bcrsamaun dari kctiga bcntuk wrangka iadi, sclain dari bugian yang lebih panjang (bugiau godong pada ladrangun) itu dibuat sclalu agak mcnjongkang sediki 1.

Sclain dari bentuk-bentuk wrungka scperti tcrscbut dalam sub a, b, dan c itu, masil: ada beberapa variasi lain yang scbenarnya bertitik tolak dad prototype-prototype wrangka itu sendirt, Sepcrti m isalnya bentu k wrungka 'gayarnan kagok ' wrangka 'bancihan kagok., wrangka 'kacir'*) yang mirip dcngun bentuk .Iadrungan', tetapi lebih langsing dan t anpa 'gande k'] dan sebagaiuya yang masing-masing berpangkal dari bcntu k terse bu 1 dulam sub h. c. dan a .

.lcnis kayu untuk mcmbuat wrangka dan gandur sarung keris biasanyu dipilih dian tara jcnis k.iyu trembalo , kavu timaha atau kayu pelet. Jadi berlainan dengan knyu yang dipergunakan untuk membuat ukiruu yang umumnya dari jenis kaYII kemuning (murraja-exoucu I.) atau dari jeuis kayu tayuman (Cassia laeviata), dan kadang-kadang juga d ari jcnis ka yu cendana

Akhirnya dad sernuanya itu dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahat wrangka scbagai seorang seniman dalarn jat{lan purbakala yang hidup dalam 1ingkungan alam bebas. berinspirasi dari gcjala-gejala alami sckitarnya. Ialam hal ini ia dipengaruhi olch sifat-sifat alam flora

PROTOTlP};' WRANGKA

BF,vrUK GA Y AMAN

Keris Kcraiaan Lombok

(Gayaman juga dinamakan Buveman di Jogya}

Fot«) Dq)pclI . Jk.t.]

PU?INCfAN BAGIA;V WRANGKA L1 DRA ,VGA.-v.

1. angkup

2. janggu!

3. lata

4. gill/Jar

5. gandek ! atau ri-pandan J

6. godong

7. ri-rangkring

Bt.".YTlJK IADRA.VGA .. V ( BRANG(;AfI)

Bagian gandar polos tanpa pendok Keris tipe Maiapahit

[foto Deppen).

59

yang diulihkan kedalum rbeutuk-bcnt uk plasus yang eksprcsif, tanpa me II ingga 1 kan m akna dan 'i im b ul i k yang te r dap a I dalam pam 0 r kcris itu se ndiri.

Moti l-motif pamor itu tak lain dari puntulan si Iat-sifut watak manusia yang tersclubung dalam soal-soul duuiawi scpcrti perung dan Jam ai. kern iskin an dan kern a kill U ra 11, kcsengsu raan J;I n ke bah agi aan,

vleskipun motif-motif pamo r itu bcrbe da antura sutu dcugan yang laiuuyu, namun scbagui tradisi \~lI\g dipcgang regu It scmeuiak bcrahad-abud yang lampau, pilihun beuruk untuk wrangka kcris selulu te rbatus dulam ketiga prototype yan;: hanya dibcri variasi scdikit.

Lain halnya dcngan wrungka keris :-',lllg he rasal dari dacrah diluar Jawa yang bisa berbcntuk motif fauna scper ti bcutuk kepala singa pacta bagian ungkup, atuu bentuk harim au , jadi tanpa be ntuk 'godong' ataupuu 'janggu t'. dan sebagainya seperu dalam sub a, Di Madura misalnyu pernuh dibuat wrangka keris yang bcrbentu k h arnnau , lem bu. gajah utau hinatang lainuya. sclain dari bcntuk seperti Tad ra ngan'. J I au scpcrt i ben Ill" 'gay am ~l!l' yang juga disc bu t bcn III k 'gandon'

lnhwa bcntuk wrnngka sepcrti bcntu k 'ludrang:m' itu telah meugalumi proses perkern bangau dari ahad ke abac. mului dari bentu k ladrangan yang paling scdcrhana (scpe rti pada gum bar <l las hulaman 6]) sampai kc bcntuk yang lcbih mcgah dan eksprcsit Oihal gam bar dihal.unan I) itu t.rk dapat diragukan lagi, Sebab setiap pcneipta atau sen ima n sc lalu be ru saki uu tu k III e nc ap ai dan III e nghasilkan ka ry a yang lc bih SCIll pu rna,

Catatan :

*) Kat a k ari r ' b~ r.u t i ju~ a I U IK ip da n m -e n ip is, s.dai n rCf ur l i s.~jaj i n ram hu t yang m c II j ou!:!,l-\ang. keu la5 iburut bunru [ bu ru ng kac er (kaol.:ir) y ang bisa rueujulung-julang. I kng~I' dern ikian kernu ng kinan hesur ist iluh 'k ac if untu k hen tu k \'-TJ nuka yaug I.UI gsing i tu J iam bi I dar i ria rna jen is bu ru ng her k it au

herwar nu hilum j" ung SU ka dip iar n on~ng kurcn a suaranv a yang mer du se kali,

60

PRAG,I!L\·PR.-1GME\' PFSDUk

a. b.

semen ielellgul Kamila

semen wiiava I("I/CII tritis

storu-tuo m IJIASAN L1\'(; f)fTllAlf P.IDA I'L\DUk 1>1:1(,1 A.'

c.

wilava serimnit kUIIIII irawun 1III!/lIII

t. g.

PENDOK

Vntuk me1indungi dan sckaligus rncmperkokoh bagian gander keris yang terbikin dari kayu terhadap gorcsan-gorcsan. sentu han-scntuhun kern" dun ke I' s a ngan, rnaka dibuut scmacam sclu bung dad legum scbagai pem bungkusnya,

Selubur.g iogam untuk mernbungkus gandar in: uisebut 'pendok ' li~IJI menu tup sclu ruh bagian gandar dari bawah \ bun tar ) sumpai dibatas tcmpat sam bu ngau de uga n bagiuu wrangka

Sesuai dcngan kernampuan pcmihknya. maka pcndok itu dapat dihuat Jari emas, pcrak. atau suasa. dun diberi u kiruu-ukiran icrtcntu.

Di Jawa urnum nya ter dapat tig:1 mac.un bcntuk pcndok yuitu yang .liscbu t

a, pendok bunton tatau pcndok buutu ) yang merupakan bumhuuu buntu tJIlP:! dihcri beluhan pudu ,:1 lah s.uu sisiny«, s.:llingg:1 hagian g:llIdar tertu tup samu sc kuli.

b. pendok blewah (a 1;]\1 SCllHOk) y:1I1g tcrbclah pada sisi b:lgi all III II ka dun merup akan hu ru I" U p anjung samp ai kcutas puda b.nus sambu IIg:ln dengan wrangka schinggu bibirnyu bisa tcrbu ku mclcbar ,

,_', pen do k top e nga n y <l ng tcrbcluh dibagiun mu ka schingp '11 e III p crl ill atkan se 11 ug ian m u ka duri ga nda r y JlI g b i asa ny a bcru k i rail, !~ luhan ini tidak rncncrus sampui bat as sambungan dcugan \\'~allgLI dun mcrupakun aim mcrnanjung y.l11g tertutup dikcdua U juuguy ,I.

Pendok-pendok kcris yang bcrsifat mewah umumuyu dihiusi dell~'lll batu-baru pennata yang mahul dan dinamakan 'pcudok 1"1111)(\],;',

Motif-mot it" luasan bcru pa II kiran-u kirau halus pal.ia-;isi b:lgian IIlU ku pentlok (kadang·kadang puda kedua sixi) biasanyu diumbil dar i ,:ullloll pola-pola batik scpert i pola-pola ba tik golougan 'semc II' arau golongall 'lung-Ill ngau (sulu r-sulu ran). (lihal gam bar dihalamun (1)

B111wa pckerjaau mcnutuhkan bermacammacarn motif Ili:h~11l nad:1 bagiun pend» kill! m e rupukan suatu seni tcrsendiri dan khas, t uk akan diragu kun lagi dan h.mya bisa dilukukau olch seorung scnirnan yang bcrpcngulmnan dalam bidang ini,

Mengingat akan rnotif-mouf batik sebagai hiasan pada bagian pcndok keris, maku scolah-olah keris i tu bersarung 'batik' sebagai pelengkap pakaian adat sedangkan bagian u kiran keris merupakan kcpala dan tubuh rnanusia yang diperlambangkan,

62

BAGIAN-BAGIAN WILAHAN KERfS

. ;

\h .. U: \l\,i~.d-'piW;l""d .. ;;ae~u"H~' ,

~",''I;lottO,t nli:11:'J.t,,).

<':

63

DAPUR ATAU BENTUK WILAH KERfS

Bentuk wil all yang be I'm Je am- mac a III b aik y an g di b II h 1111 i rid kan h iasan maupun tanp a hiasau apapun path bagian ganja. dinamakan 'dapur dal.un buhusu J<I\',';], Lain an inya dcngan kata dapur untuk tcmpat mus.ik: J1J.U kat a dapur yaup. dip akai uruu k menu njukkan serumpu n buluh bambu.

j v taka dalam hal illi daput dibedukan lagi dua jenis 'dapur' wilah

a. dapur bener (atau dapur lcres dalam bahasa Jawa krarna inggil) yunu wilah kens yang bcrbentuk lurus dan meruncing diujungnya. dan

b. dapur lull. atuu wilah keris dengan bcntuk bcrkelu k-keluk scpcrti

gam baran ular yang scdung mcrayup.

lsulul: dapur (aUli 'bcutuk) khususnya dip akai dalam mcncntukan jenis wilah keris yang bcrusul Jari Jawa: Jan menu rut jumlah III k yang tcrdapat

pada wilah musing-musing kens. dihuat golongun atuu ka tcgori uutuk

ti:II" ( iap wiluh kc ris scbagai suatu pcdomun u ntu k penelitianuya.

(;u 1()lIg~lJl·golol1gJn dapur keris itu di tciapkan scbagai beriku t

Yang icrmasuk gujongan dapur bener .int.uu lain ialah

A.

K~' r js dar u r Panjisekar ' IP anji de nga n J)10 1 i r bu nga i yang dilcugkapi dcugan h iasan kern hang kacang, I am be gajah. dun greucng

Keris dapu r Panjisinorn ' yang dileugkapi llellg~1I dua sogok.m, srawcyan. kem bang kacang. wideug. lam be gajah. dan ~roCnl'lI~ (rondo nunur )

,>. Keris dapur'Berok' (nama sebilah kens yang terke nal .lalaru HI bud Pujang) be rupa wilah yang pcndck dan lebar. dilcngkapi dcngan .gaudik' yang panjang.

4. Ke ris dapu I' 'Karnotinand ing' (Ka rna menan tang: ia d ila Ii ir ka n dari kuping L'ewi Kunti dalam .erita pewayangan), dilengkapi dcngan hiasan JU<l gandik. dua sogokan, larnbe gajah, sckur

1.

kacang, d~11 greucug.

5. Keris dapur 'Semar Petak' ~emar Putih) berupa wilah pendek yang dilengkapi dengan gandik yang berlubang dibawahnya.

6. Keris dapur 'Kebolajer' (penuntun atau pemimpin kerbau) berupa wilah yang dilengkapi dengan pijetan dan greneng.

7. Dapur 'Sempana bener' (nama aslinya sendiri) yang dilengkapi dengan pijetan, kembang kacang, lambe gajah, dan greneng pada wi!ahnya.

8. Dapur 'Kalamisani' (&It<1 yang menikam) dilengkapi dengan dua sogokan, lambe gajah dan greneng pada wilahnya.

9. Dapur 'Pasopati' berupa wilah yang dilengkapi dengan dua sogokan, ri pandan, kembang kacang, dan lambe gajah.

10. Dapur 'Worawari' fjuga disebut Sinom W orawari) berupa wilah yang dilengkapi dengan dua sogokan, kembang kacang, jenggot, Iambe gajah, dan greneng rondo nunut pada wilahnya.

11. Dapur 'Tilamupih' (Tilamputih atau Tilampetak) berupa wilah yang dilengkapi hanya dengan sebuah tikel aiis dan pijetan.

12. Dapur 'Jalakdinding' (juga disebut ; jalakdlding) berupa wilah yang dilengkapi dengan pijetan, tikel alis, dan kembang kacang.

13. DJ pu r • J alak Ngore' berupa wilah yang dilcngkapi dengan sraweyan, pijetan, dan greneng.

14. Dapur 'Mendarang' (atau Mundarang) berupa wilah yang dilengkapi dengan dua sogokan, kembang kacang, Iambe gajah, sraweyan dan grcneng (ri pan dan)

15. Dapur 'Semartinandu' tS-emar dudu k dia tas tandu) berupa wilah yang dilengkapi dengan dua kembang kacang dan dua sogokan.

16. Dapur 'Yuyununpung' 4cepitlng yang pincang) berupa wilah yang dilengkapi dengan pijetan, kembang kacang sepang Q<embang kacang yang Iurus), lambe gajah dan greneng,

17. Dapur 'Brojol' berupa wilah yang berpadu dengan ganjanya menjadi satu bentuk utuh dan dilengkapi dengan pijetan.

18. Dapur 'Sumelang Gandring' berupa wilah yang dilengkapi dengan sraweyan, dan sogokan dibagian muka.

19. Dapur 'Mangkurat' berupa wilah yang dilengkapi dengan ri pandan dan sraweyan pada bagian ganjanya.

20. Dapur 'Cingkrong' Guga disebut Cengkrong) dengan ganja yang ditempa rnenjadi satu dengan wilahnya.

21. Dapur 'Sepang' berupa wilah yang ditatahi dengan hiasan motif daun-daunan dari ernas pada wilahnya, selain dari dibubuhi dengan hiasan kembang kacang.

65

22, Dapur 'Singe' (Singa) berupa wilah yang dilengkapi dengan dua sogokan, dan ditempat hiasan kembang kacang ditatahkan figura seeker singa yang sedang duduk.

23. Dapur 'Cundrik' berupa badik pendek yang dahulu suka dipakai oleh golongan pendeta, santri, dan wanita; ganjanya dibuat dengan arahnya terbalik dan wilahnya dilengkapi dengan dua sogokan dan greneng.

24. Dapur 'Urubing-dilah' (nyala dilampu atau lampu menyala) berupa wilah yang dilengkapi dengan pijetan, tikel alis dan greneng; pueuk wilah dibuat melengkung untuk meniru bentuk nyala api.

25. Dapur 'Tilamsari' berupa wilah yang dilengkapi dengan kruwingan, pijetan dan grcneng,

26. Dapur 'Larngatap' (sayap berkembang) berupa wilah yang dilengkapi dengan dua sogokan yang menerus sampai kepucuk wilah: dibagian ganja ada greneng.

27. Dapur 'Putut' (penderek atau rnurid seorang pertapa) berupa wilah yang dilengkapi dengan gandik panjang dan ditengahnya ditatahi dengan figura seorang pendeta atau resi.

Yang terrnasuk dalam golongan 'dapur luk' antara lain ialah

DAPUR LUK I1GA

B

Dapur 'Mahesa Soka' Qembu sedih) berupa wiiah yang dilengkapi dengan dua sogokan yang menerus sampai kepueuk wilah: kernbang kacang jenggot dan lambe gajah ada dibawah ganja.

2. Dapur 'Jangkung' berupa wilah yang dilengkapi dengan motif kembang kacang, ri pandan, gula-rnilir sebagai penyambung dad bagian kruwingan, dan dua sogokan yang rnenerus sampai kepueu k wilah.

3. Dapur 'Campur-bawur' (c arnpur-baur) berupa wilah yang dilcngkapi dengan dua sogokan dan jenggot.

4. Dapur Tebu sak ujun' (serumpun tebu) berupa wilah yang dilengkapi dengan sraweyan dan greneng.

5. Dapur 'Bangodolok' (burung bangau kecil) berupa wilah yang

dilengkapi dengan hiasan kembang kaeang dan dua lambe gajah; dengan punggung datar dan terputus atau 'geger papak satugel'.

L

66

r

6.

Dapur 'Mangkurat' berupa wilah yang dilengkapi dengan motif ;~embang kacang jcnggot, lambe gajah, dan grcneng pada bagian bawah ganja.

Dapur 'Segara winotan' (lautan dcngan muatan) berupa wilah

yang dilcngkapi dengan motif kembang kacang jenggot dan dua sogokan, dalam hal mana yang satu menerus sampai kepucuk wilah.

7.

DAPUR LUK UMA

1. Dapur 'Pu!anggeni' (asap menyan) berupa wilah yang dilengkapi dengan srawcyan, dan greneng: disisi bagian 'gusen' nampak sebuah garis yang menjurus sampai kepucuk wilah.

2. Dapur 'Pudak Sategal' (se tegal arau sclapangan penuh dcngan bunga-bunga pandan) berupa wilah yang dilengkapi dcngan hiasan kern bang kac ang, sago kan, sraweyan dan sorsoran pendek.

3. Oapur 'Pandawa' (Yudistira, Burna, Arjuna, Nakula dan Sadewa dari ceritera pewayangan) berupa wilah yang dilcngkapi dengan motif kembang kacang, sogokan, ri-pandan. lambe gajah dan sraweyan.

4. DapUT 'Allaman' (Hanuman) berupa wiluh yang dilcngkupi dengan motif kembang kacang, lambe gajah, duu sogokan yang rnenjurus sarnpai kepucuk, wilah, dan ri-pandan: scdangkan pada bagian gan ja di ta tahkan m oti f grene fig dan ron do- nu IlU 1.

S. Dapur 'Mahesa dcngen' (lernbu dcngan kaki bcngkak) bcrupa wilah yang dilengkapi dcngan motif kembang kacang. lambe gajah, gandik panjang.

6. Dapu r 'Panda wa Carita' (ce ri te ra Pan da wa) be ru pu w ilah yang dilengkap i dcngan dua sogokan, ke mb ang kac ang, lam be ga ja h ,

dan grelleng. .

7. Dapu r 'Urap-urap ' 0ayu ran cam pu ran bum bu san ten ke 1 apa) yang dilengka pi dengan dua sogokan; sedangka n dip i nggi r bagi~ n gusen diberikan sernacam .lis-lisan ' ~ijsten) dan dibawah bagian ganja ada motif kembang kacang pendek.

8. Dapur 'Naga-sarira' (naga dengan tubuli) berupa wilah yang dilengkapi dengan sogokan-sogokan terukir kedalam wilah dibeberapa ternpat.

9, Oapur 'Bakung' (tanaman bakung dcngan daun-daun panjang meruncing) berupa wilah yang dilcngkapi dengan pijetan, tikel alis; dan greneng pada bagian ganjanya.

67

Al wrangka ladrangan {atau branggah} gaya mentaram

B). dapur pandawa carita pamor blarak ngirit luk lima.

68

10. Dapur 'Lara-siduwa' (dara yang duduk tidak sopan) berupa wilah yang dilengkapi dengan pijetan, sedangkan luk-Iuk itu dimulai dari bagian tengah wilah.

11. Da pu r ' Kala-nadah' (Bu ta r a ks as a y an g rnenahan

pukulan-pukulan) berupa wilah yang dilengkapi dengan sogokan dibagian wilah; sraweyan dan ri-pandan.

DAPUR LUK TUJUH

I. Dapur Balebang' berupa wilah yang dilengkapi dengan motif kembang kacang, lambe gajah, dua sogokan dan sebuah sraweyan,

2. Dapur 'Carubuk' (telur ikan laut) berupa wilah yang dilengkapi dengan motif kernbang kacang. lambe gajah, sraweyan dan greneng.

3, Dapur 'Jaran-guyang' ()<uda yang dimandikan) bcrupa wilah yang dilengkapi dengan pijetan yang dibubuhi tajuk (tingi1).

4. Dapur 'Naga-keras' (Naga yang bcrsikcrus) berupa wilah yang dilengkapi dengan motif kembang kacang, greneng sungsun t;reneng bertumpukan) dan sorsoran yang ditatahi dengan motif daun-daunan ' ron lu nglu ngan. yang bersu lu r -$U luran.

5, Dapur 'Sempana-bungkem ' (sempana diam) bcrupa wilah yang dihiasi dcngan motif kembang kacang buntet.

DAPUR LUK SEMBILAN

1. Dapur , Kidang-mas' (Kijang mas) berupa wilah yang dilengkapi dcngan greneng pada bagian ganjanya.

2. Dapur 'Sempana luk' berupa wilah yang di!engkapi dengan motif kembang kacang, lambe gajah dan greneng.

3. Dapur 'Carita' (Ceritera) berupa wilah yang dilengkapi dengan motif kembang kacang, dua Iarnbe gajah, jenggot, ri-pandan, dan sraweyan.

4. Dapur 'Panji Sekar ' Wanji dengan motif kcmbang) berupa wilah yang dilengkapi dengan motif kernbang kacang, dua sogokan, ri-pandan, dan srawcyan.

S. Dapur 'Paniwen' berupa wilah yang dilcngkapi dengan motif kembang kacang, larnbe gajah dan dua sogokan.

6. Dapur 'Panimbal' q,alu penernpa bcsi) berupa wilah yang dilcngkapi dengan motif kembang kacang, dua lambc gajah dan greneng dibagian bawah ganja; seiain dari itu diberi Qua sogokan,

69

i . Da pu r 'Kidang-soka' (K ij ang scdih ) be rupa wil all yang dilcngkapi dengan motif kembang kacang, dua lambe gajah, ri-paudan dan sraweyan.

X. Dapur 'Jaruman' (jarum tusuk ) berupa wilah yang dilengkapi dcngun dua scgokan dan sraweyan.

9. [):.Ipur 'Carang-soka' (duhan pohon Sub) berupa wilah yang dilcngkapi deugan motif kembang kacang. sebuah larnbe gajah. ri-pandan , dan srawcyan.

10. Dapui 'Sabuk-tampar' (ikat piuggang dari tali tampar) berupa wilah yang dllcngkapi dcngan motif kcmbang kacang, scbuah lambe gajah. ri-pandan dan dua sogokan

11. Dupur 'Sempana-kalentang' bcrupa wilah deugan luk-luk yang 1 idak banyak rnelcngkung

l~. Dapur 'Denawa-ijem' (Danawa l lijau ) berupa wilah yang dikngkapi dengan dua sogokan, ri-pandan dan xraweyan.

DAPUR LUK SEBELAS

I.

Dupur 'Carita-bungkem ' (Ceritera tanpa suara) berupa wilah yrmg dihiasi dengan motif kembang kacang bunter padabagian ganja

Dapu I" 'Sabuk-tangsul' (ikat pinggallg dari 1 ali) berupu wilah Y ling J i lc ngkap j dengan sogo kan d j bagian 111 u ka, se btl ali srawcyau Jan scbuah jcnggot.

Dapur 'Balehang" bcrupa wiluh yang dilcngkapi dcngan cilia sogokan, motif kembang kacang, Iambe gajah Jan grcncug: dari jenis dap U I" in i ada juga yuug ber-clu k tujuh,

Dapur 'Sempana !uk' bcrupa wilah de ngan pije tan. kembang kacang, kunbe gajah dan jalu memet: dari jcnis dapu r ini ada juga ber-elu k tujuh,

Iupu r 'Suntan' berupa wilah dcngan pijctuu, tikel alis, kcmbang kacang, lambe gajah, jcnggot. grencng. dan rondo-uunut pada bagian ganja

Dapur 'Jakawuru' (Jejaka mabuk ) berup a wilah dengan pije tan scpcrt i bentu k tombak (lajeng) dan ri-pandan pada bagian gauja.

Dapur 'Carita-gandu' (ceritera ternpuru ng lutut ) berupa wilah yang dilcngkapi dcngan mol if kcmbang kacang, jenggot, ri-pnndan, dan sruwcyan: dalam hal mana luk-luk itu tidak bunyak melcngkung Ouk kem bu).

4.

5.

7.

70

DAPUR LUK TIGABELAS

Dapur 'Caluring' (seperti atap pinggiran yang berbentu k segi riga

dari rurnah type Jawa Tengah) berupa wi!ah yang dilengkapi dengan sraweyan dan ri-pandan.

Dapur 'Sangkelat' berupa wilah dengan dua sogokan, [am be gajah, jenggot, ri-pundan, kembang kacang, greneng dan

rondo-nu Ill! t,

Dapur 'Nagasasra' (naga berkaki seribu) berupa wilah yang ditatahi dengan figura naga; tempat kcpala dibagian bawah ganja dan buntutny a mcnjurus sampai kcpucu k wilah ; bagian ganja dibu buh i grcne ng su ngsu n (grene ng be rde re t-d ere t an)

Dapur 'Parungsari' (Iengkung bagaikan bunga) berupa wilah yang dilcngkapi dengan pijetan, motif kernbang kacang. lambe gajali. jenggot. sruweyan dan grcncng.

Dapu r 'Kantar' (~cjenis panah) berupa wilah yang dilengkapi dcngan motif kernbang kacang. larnbe gajah, sogokan dan sraweyan dibagian rnuka g:mja.

Dapur 'Naga Siluman' (Naga yang tidak mcnampakkan diri dimata manusia) berupa dapur yang dilengkapi dengan gandik beru kiran kcpala naga dcngan III buhnya, tctapi tanp a bun tut. ganjanya dinarnakan 'ganja kelap lintah'

Dapur 'B ima-kurda' (Bh ima te rga nggu) berup a wil ah de ngan dua sogokan, jenggot sungsun (jcnggot yang bersusunan) dan sraweyan.

Oapur 'Sepokal' berupa wilah yang scderhana hanya deng • .Hl motif sraweyan.

Dapur 'Mangkunegara' berupa wilah dengan riga sogokan, yang berada ditengah rnenjurus kepucuk wilah: dan dihias! dengan motif kcmbang kacang, lambe gajah, jenggot dan grencng.

Dapu r 'Sabuk -inten' (ika t p inggang be rma ta in tan) be ru paw il all dengan dua sogokan, motif kembang kacang. jalu mcruet, lambe gajah, dan greneng.

II. Dapur 'Paniwen' berupa wilah dengan dua sogokan. motif kerubang kacang, lam be gajah, dan greneng: dari jenis dapu r iui ada juga yang ber-eluk scmbilan.

t.

'1

...

3_

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10,

1::;, Dapur Carita' (ccriteru ) bcrupa wilah dcngan dua sogokau, kembang kacang, lambe gajah dan grencng.

71

13. Dapur "Kara - welang" (Seperti bentuk kacang kara berkulit loreng-loreng) berupa wilah yang dilengkapi dengan motif kembang kacang, lambe gajah, ri-pandan sungsun (duri pandan bersusunan) dan bagian bela kangnya diberi 'trancangan' Qubang-lubang kecil).

14. Dapur , Logandu' (buah logandu) berupa wilah yang dilengkapi dengan motif kembang kacang, lam be gajah, sraweyan, dan greneng.

15. Dapur 'Buto-jjo' tJuta raksasa berkulit hijau) berupa wilah dengan pijetan kecil, tikel alis, kembang kacang terputus.

DAPUR LUK LIMABELAS

I. Dapur 'Carang-buntala' (rumbai-rurnbai berlipatan dari sadel kuda) berupa wilah dengan motif kembang kacang.Iambe gajah, ri-pandan dan sraweyan.

2. Dapur 'Raga-wiIah' (bentuk bilah bambu) berupa wilah dengan motif kembang kacang, !ambe gajah dan grcneng,

3. Dapur 'Mahesa-nyebrang' (Kerbatt menyebrang) berupa wilah sederhana yang diberi pinggiran dobel mulai dati bagian ganja sampai kepucuk wilah pada kedua sisi daun rnata.

4. Dapur 'Sedet berupa wilah dengan motif kernbang kacang, lambe gajah, ri-pandan dan dua sogokan.

DAPUR LUK TUJUHBELAS

I. Dapur 'Ngaper-buntala' (rncmukul tanah dcngan marril) berupa wilah yang dilcngkapi dengan motif kembang kacang, larnbe gajah, dan greneng

2. Dapur 'Lancingan' (celana lebar) berupa wilah dengan motif kcmbang kacang, dan sorsoran pi nekak (sorsoran yang aga k dangka!)

3. Dapur 'Sepokal' ber upa wilah dengan pijetan dan tikel alis: dari jenis dapur ini ada juga yang ber-eluk tigabelas

4. Dapur 'Carita-kalentang' berupa wilah dengan pijetan, tike! alis, kembang kacang, lambe gajah dan greneng ..

DAPUR LUK SEMBILANBELAS

J. Dapur 'Trimurda' (kepala tiga) berupa wi!ah sederhana dengan tikel alis

72

2. Dapur 'Ka racan , berupa wilah dengan dua sogckan , kembang kacang. jalu mernet , lambe gajali.jenggot , greneng, dan rondo-nunut

3. Oapur 'Bima-kurda' (Bluma terganggu) hcrupa wilah dengan pijctan , moti f kern bang kacang, jenggot, gre neng, dan ron do-n un u t : dari JCIl i s dapur ini ada juga yang ber-eluk tigabelas

DAPUR LUK DUAPULUHSA TU

I. Dapur 'Kalatinanding' (buta atau jin yang menantang) berupa wilah dengan motif kernbang kacang, lambe gajah, greneng dan diberi sogokan di bawah ganja

2. Dapur 'Derajit' berupa wilah dengan motif kembang kacang, dua lambe gajah, dan sraweyan

3. Dapur 'Tri-sirah ' (kepala tiga) berupa wilah yang diiengkapi dengan motif lambe gajah, tikel alis dan sogokan dibawah bagian ganja

DAPUR LUK DUAPULUHLIMA

1. Dapur 'Bimakurda' (Bhima terganggu) berupa wiluh yang dilengkapi de ngan sogo kan, moti f kembang kacang, jenggot. d ua la III be g<'!j1! h. dan ri-pandan (duri pandan ): dari jenis dapur ini ada juga yang bereluk-eluk tigabelas dan sernbilanbelas

DAPUR LUK DUAPULUHTUJUH

I. Oapur 'Tagawirun' berupa wilah dengan dua sogokan, motif kemhang kacang, dua lambe gajah, dan ri-pandan

DAPUR LUK DUAPULUHSEMBILAN

I. Dapur 'Kala-bendu' (jin atau buta yang gusar) berupa wi!ah dengan dua sogokan, motif kernbang kacang, dua lambe gajah, dan ri-pandan

Berikut ini dibeberkan sejumlah 51 wilah keris yang belum berisi pamor atau yang belum rnenampilkan 'pamornya' dan hanya berwujud bern uk atau 'dapur ' sebagai ciri-ciri khas

I. dapur 'Iar ngatap', wilah bener (daun mata lurus l dengan dua sogokan, tanpa hiasan apapun pada ganjanya sebagai ricikan .

. 2. dapur 'pasopati', w:ilah bener dengan dua sogokan. dan dua Iambc gajah serta kembang kacang; dan greneng pada bagian ganjau ya sebagai hiasan.

73

:i _ da pu r 'cundrik', wi lab be ne r dengan gan ja tcrba li k, di!engka pi de ngan dua sogokan dan greneng. Daun mala (wilah) menyempit dibawah ganja dan sernakin melebar kearah pucuknya.

4. dapur 'jalak diding', wilah bener dengan pijetan, tikel alis: dan kembang kacang sehagai hiasan dibawah ganjanya.

5. dapur 'kolomisani'. wilah bener dengan dua sogokan, dilengkapi dcngan dua larnbe gajah, kembang kacang: dan greneng sebagai hiasan pada bagian ganjanya

6. dapur 'tilarnupih', wilah bener dengan hanya sebuah tikel alis, tanpa dilengkapi hiasan apapun pada bagian ganjanya.

7. dapur 'balebang'. wilah bercluk-eluk sejumlah II, dilengkapi dengan dua sogokan , dua lambe gajah, kembaug kacang; dan greneng pada hagian ganjanya _

X. dapur 'sepang'. wilah be ncr . di!engkapi dengan kembung kacang di ataxuya ganja yang mcnjulang dan dua lambe gajah yang mclengkung

kcbawah. .

(), dapur 'sernpana bener'. (scmpana dengan wilah lurus}, untuk mernbeda kan dengan yang berbentuk wilah bercluk-eluk , dilengkapi dengan scbuah pijetan. sa ttl lambe gajah. kembang kacang: dan greneng se bagai h iasan pa da bagian ganjan ya.

10. dapur 'sernpana iuk', dengan wilah bcreluk 11, dilengkapi dengan pijet an hanya pada saru sisi dari daun mara, sebagai hiasan ada dua lambe gajah, sebuah kernbang kacang jalen di bawah ganjanya.

11. dapur 'bangodoiok' dengan wilah hereluk tiga. tetapi tidak dilengkapi de ngan hiasan apapun pada bagian ganjanya

1 ~. dapur 'santan' dcngan wi lah bereluk sebclas, dilengkapi dengan pijetan. tikel aliso lambe gajah: dan greneng pada bagian ganjauya.

U. dapur 'karacan', dengan wilah bereluk sembilanbelas, dilengkapi dengan dua sogokan nanya pada satu sisi dari daun mara. dan sebagai hiasan ada kemhang kacang jalen , lambe gajah; dan grencng pada bagian ganjanya.

14, dapur 'bakung' dengan wilah bereluk lima, dilengkapi dengan pijetan, tikcl alis: dan greneng pada bagian ganjanya.

15. Japur 'yuyu rumpung ', wilah benet dengan pijetan pada hagian muka ganja yang dilengkapi dengan motif kembang kacang sepang, (dalam posisi terbalik), ditambah dengan hiasan larnbe gajah; dan greneng pada bagian ganjanya.

74

! 6. dapur 'carubuk ', wilah bereluk tujuh dengan pijetan pada kcdua sisi dari daun mata, dua sogokan sepanjang satu 'luk' dibawah ganja dan d ilengka pi de ngan motif ke rn bang kacang sebagai hiasan di bawah ganjanya.

I 7. da pur 'kebolajer", wilah bener dengan pije tan, te tapi tan pa hiasan apapun pada bagian ganjanya.

18. dapur 'singo', wilah benet dengan dua sogokan, pada tempat posisi kcmbang kacang ada motif sings yang sedang duduk diatasnya, dan dilengkapi dengan satu tikel alis: dan greneng sebagai hiasan pada bagian ganjanya,

19. dapur 'carito' dengan wilah bereluk 13, dilengkapi dengan dua sogokan. kemhang kacang, lambe gajah; dan greneng pada bagian ganja scbagai hiasan.

20. dapur 'hurup ing damar' (wulung gcni) dengan wilah yang mulai lurus dari bawah ganja dan kemudian bercluk ernpat sehe!umnya sampai pada pucu kn ya, dilengka pi dengan pijetan, u ke I a lis: dan gre ncn g pada bagian gan jan ya sebagai hiasan ,

21. dapur 'cingkrong', wilah boner tanpa ganja: jadi wilah diternpa men jadi me Ie bar pada bagian a tasn ya menggan t i kan be n I uk ga nja, te tapi ti dak di lengka pi dengan hiasa napa pun.

n. da pur 'paniwen' , wilah bereluk tiga be las, di lengkapi dengan d ua sogokan pada bagian muka, dan sebagai hiasan ada motif kembang kacang, lambe gajah: dan grencng pada bagian ganja.

23. dapur 'pandawa', wilah bereluk lima dengan dua pijetan, di!engkapi

dengan tikel alis: dan kernbang kacang sebagai hiasan dibawah

ganjanya.

24. dapur 'karnotinanding' dengan wilah benet, dilengkapi dengan dua sogokan; dibawah bagian ganja ada sebuah tikel alis dan lambe gajah sebagai hiasan pelengkap.

25. dapur 'bimakurda' dengan wilah bereluk sernbilan belas, di!engkapi dengan hiasan kembang kacang, dan dibawahnya ada pahatan yang dinamakan 'jenggot '; selain dari itu gigi-gigi dari bagian greneng dibuat dengan arahnya bertcntangan untuk separoh sisi.

26. dapur 'megantoro' dengan wilah bereluk lima (kadang-kadang juga kurang dari lima), dilengka pi dengan kembang kacang, ja len, lambe gajah; dan greneng dengan ri-pandan (duri pandan) pada bagiun ganjanya.

27. da pur 'lorosiduwo' dengan wilah bereluk t uj uh, dilengka pi de ngan pijetan pada kedua belah sisi dari daun mata.

75

~K dapur 'panji sekar. wilah bener. dilengkapi dengan motif kcmbang kucang. l.nnbe gajah. dan tike! alis: dibagian ganja ada greneng. dan di bav ... ahnyu ada dua sogokan.

~9. dapur 'carangsoko dengan wilah bere luk sebelas. dilengkapi dengan pijetan pada kcduu belah sisi. dan eli bawah ganja dibubuhi motif kcmbang kacang. ti kel alis, larnbc gajah: dan greneng sebagai hiasan diujung gan_ia.

30. dapur 'panjisinorn'. wilah hener dengan dua sogckan. dilcngkapi dengan motif kembang kucang. mala widcng. larnbe gajah: dan gre neng !" on til inu n III (dengan gigi -gi gi ya ng bert en I an g:m a fa hun t 1I k scpa roh sisi) sebagai hiasan pada bagian ganjanya:

31 . dapur 'brojol, wi lah bcner, da lam hal mana bagian ganja dan wi lah itu bcrsat u-padu dan tida k dibubulu hi~IS~lIl apapun.

3 ~. da pur 'betok ' wilah hene r yang aga k men yem pi t di bagia n ba wa 11 gan ja dan kcmudian melcba r kcarah ujungnya sampai mcnjadi runcing: bagian ganp dan wilah bcrsatu-parlu seperti ha!nya dengan dapur 'broj ol': t i da k d i I engka pi hiasan a pa pun.

33. dapur 'tilarnsari'. wilah bencr dengan dua pijetan: bagian ganja dileugkapi dengan greneng. tctapi tanpa kembang kacang scbagai hiasan pada wilah.

34. dapur 'parungsari' dengan wi lah bereluk tigabclas, dilengkapi dengan

pije tun , di bawah bagian ganja ditatahi hiasun kernbang kacaug,

jenggot , larnbe gajah: dan diujung ganja ada grcneng.

35. dapur 'sinom worawari'. wilah bencr dengan dua sogokan, dan di bawa h gan ja d ilengka pi dengan h iasa n ke mbang kacang, jenggot , lumbe gajah: dan grcneng rondonunut pada ujung ganja.

36. dapur 'carito kaletang' dengan wilah bereluk t ujuh belas yang dilengkapi dengan pijetan. dan dibawah ganja ada motif kernhang kacang, like! alis. larube gajah: dan grcneng diujung ganja.

37. dapur 'jalak ngore '. 1I>1Jah bencr dengan pijetan pada bagian satu sisi saja dari daun mala, dan pada bagian ganja ada moti r Juri pan dan (ri-pandan) sebagai hiasan.

3R. dapur 'jangkung' dengan wilah bcreluk tiga yang dilengkapi dcngan dua sogokan. te tapi tanpa hlasan apapun pada bagian ganjanya.

39. dapur 'pendowo carito ' dcngan wilah bereluk lima yang dilengkapi dengan dua sogokan, tetapi tan pa hiasan apapun pacta bagian gan janya sepc rt i pada da pu r 'jangkung'.

40. dapur 'sangu tumpeng' (nasi iurnpeng), wilah bener dilengkapi dengan pijetan, dan pada bagian ganja ada hiasan duri pandan,

76

41. dupur 'sernulang gandring'. wilah bener dan bentu knya se dcrhana tan pa hiasan apapun.

42. dupur 'mangkurat ' deugan wilah yang eluknya tidal ditentukan, tctapi hcrj umla h ganjil: dilengka pi dengan moti r kemhang kacang. sebuah I ajuk di bawahnyu. l.unbe gajah: dan grcncng scbagui 11 iasan padu bagian ganjanya,

4]. dapur 'rnangkunegoro ' dcngan wilah bcrcluk ugabelas yang dilengkapi dcugan tiga sogokan, dalam hal mana yang bcrada ditengah-tcngah wilah menjurus sampai kepucuknya: di bawa hnya gunja ada motif kembang kacang yang bergigi, dan satu larnbe gajah: greneng seh;lg;li hiasan pada ujuug ganja.

44. da pur 'pa n irnbal' dcnga n wila h be rcl uk sc rn hi la n. di \c ng ka pi dengan d ua sogo ka 11: tel a pi ta n pa 11 iasa napa pun pa da bagian ganja nyu _

4S, dapur 'jaruman ' dcngan wila 11 here Iuk I igahelas yang dilcng k:i pi dcngan d U<I pijetan, tetapi tanpa hiasan a papun pada bagian ganjanya.

46. dapur 'cepokal' dengan wilah bere luk t ujuhbelas yang dilengka pi dengan pijetan dan sebuah Ii ke! alis; sedangkan pada bagian gan_i:l tidak ada hiasun apapun.

47. dapur 'sabuk intan' dengun wilah bereluk Iimabe las yang dilcngkapi dengan dua sogokan, kembang kacang dan larnbe gajah: pada hagian gall ja ada gre ne ng sebagai hiasan.

4X. da pu r 'mundarang', wila 11 bener di lengka pi dengan moti r ke mba n g kacang, lambe gajah: dan dud pandan pada bagian gan ja

49. dapur 'buto ijo' dengan wilah bere luk tigabelas yang dilengkapi dengan pijctan pada kcdua belah sisi dari duun muta, sehuah like I alis. dan motif kembang kacang yang terbalik, serta se buah larnbe gajah: bagian ganja tidak ada greneng.

50. dapur 'anornan' (hanuman) dengan wilah bereluk lima yang dilcngkapi dengan dua sogokan, sebuah ti kel alis, ke mbang kacang, larnbe g3j~ 11: dan pada bagian ganja ada greneng.

5! . dapur 'sangkelar' dengan wilah bcreluk 13 yang dilengkapi dengan dua sogokan, kembang kacang, jalen, lambe gajah: dan pada hagian ganja ada greneng.

Pada garnbar berrnacam-macam contoh dapur keris yang berjumlah limapuluhsatu ini dengan sengaja ukuran panjang dan lebar wilah dibuat sedikit ban yak seragam yang dalam keadaan sebenarnya tentu berbeda satu dengan lainnya. Pada umumnya keris itu mempunyai ukuran panjang dari kira-kira 30 ern sampai 50 em lebin,

77

Nama-nama dan jenis dapur yang disebutkan sernua itu hanya bcrlaku dan terdapat pada keris-keris yang berasal dati pulau Jawa, dan kalau di sana-sini ada beberapa keris yang nama dan jenis dapumya adalah sarna, maka itu dapat dianggap sccara kebetulan atau karena pengopcran nama .

.. -~--:-.

~ •• y .~:::2,:~ .~ .. :;;~:.:.~;::.:.. .. :;.... ,

78

• ~~.., :; •... ::.: -:l:.; .. "----d ~.---: - -.---' ',.'.-.-_

>\\YS:':-:_:;: .::~~

....

" .

79

KO

8)

82

\

,

//

" <~:q:r:.,Q?;;;1~;{~:{J=c:

__ 1

.,.:~~:z::~~:::;_:)fEfjl/='.

"

..

h/

~~~"':R~t.7/==

/,-/

RICIKAN--RICIKAN WILAH KERfS BALI

I. usuk ,.., kalor

3. bagian greneng kanan: a] daun gebang, b J kekuyung, c} daun pandan,

d) kembang kacang.

4. tayah bebek kembar (cedar)

5. angkup

6. ulun cecek

7. ganja

8. riga:

Y. panggeh

JO. greneng kiri tcrdiri dati: a J daun gcbang, b) kekuyung, dan c) duun pandan

11. rai

Di Bali keris disebut 'kedutan'

KEDUTAN

Keris di Bali disebut juga kedutan dan pada umumnya ia lebih panjang dan lebih berat dari keris yang berasal dari Jawa.

Seperti juga halnya dengan pembcrian ricikan-ricikan hiasan pada daun mata kcris (wilah) buatan Jawa, maka kedutan itu juga mempunyai ricikan-ricikan (atau pcrineian-perineian) hiasan pada daun matanya. Ricikan-rieikan wilah kedutan itu terdiri dari:

(lihat gambar yang bersangkutan dihalaman 83)

1. usuk atau tulang daun mata kedutan:

2. kalor yang berbentuk alur-alur disebelah kiri dan kanan dari pangkal usuk (1):

3. greneng yang menghimp un bagian -bagian hiasa n seperti:

a) duin gehang (daun gebang)

h) kekuyung herupa tajuk keeil yang mcnonjol

e) duin pandan (atau daun pandan)

d) kemhang kacang

4. layah bebek kembar (juga dinarnakan 'cedar') bcrbcntuk dua duri

leba! yang mcrupakan bagian dari 'angkup' (5):

5. angkup:

6. ulun cecek ut au kepala cicak (karena hentuknya serupa);

7. ganja berupa selcmpeng hcsi yang memanjang dan bent uknya her vari asi da ri yang ber he n t uk J ur us ( gan ja leser), he rben tuk aga k mclengkung (ganja dungkul), atau yang dibcri tatahan-tatahan emas (dina rna ka n: ganja tetatahan), da n sebagain ya ;

R. tigas berbent uk liang pasak yang mcnyangga bagian 'ganja' (7);

9. panggeh atau tangkai yang dimasukkan kedalarn hulu keris (ukiran);

10. greneng sebclah kiri daun mala terdiri dari:

a. duin gebang (daun gebang)

b. kekuyung (seperti tersebut dalam sub 3b)

c. duin pandan (atau daun pandan)

1 1 . rat atau muka kepala disebclah pinggiran kiri dan kanan dari daun mala kedutan yang mcrupakan pinggiran sangat tajam sepanjang wi!ahan:

1)4

Akhirnya yang tidak nampak pada gambar ialah ujung wilah yang dinarnakan 'pucuk gagak'.

Dibandingkan dengan istilah 'kedutan' dalam bahasa lawn yang berarti getaran urat saraf pada salah satu bagian tubuh seperti misalnya pada pclupuk mata atau pada bagian lengan tangan, maka wilah keris Bali yang umumnya ber-eluk atau bergelombang dapat diibaratkan tubuh rnanusia yang mcnggigil. Dala m bahasa Indonesia ka ta 'kedut' be rarti keru t: lipa tan; atau renyuk-renyuk (misalnya pada kertas),

Kl,DUTAN (Kh'RlS) Kl:RAJAAi"!' BAU Koleksi Museum Pusat Jakarta.

(foto : Deppen Jkt }

85

;

~ j

i __ I

I '--1

7 I

L

I

J i

__ .1

I

L......____

i I

I 1

r

BI:BLR/1}'A C4RA CWTLiK MI:NGllfTl/tv'(; lUMl.AII rUK

Dimulai dari hawaii keatas sampai ke pucuk wilahan,

l . Jumlah lu]: dihitung IIU'I1I1rlll bagian cetnbung dan rekung pada sisi A dari wilah kens tgambar I).

Jumlalt luk. dihitung menurut bagian-bagian ['<'kullg pada kcdua sis! B dan C. dari J' s/'d 1 T sccara bersilangan tgambar II)

J. Jumlah luk dihitung menurut bagian-bagian cetnbung pada keduu sisi C dan R sebaliknya Juri sub 2. secara bersilangun Igamhar 11 i

Keris luk 13. dapur sangkelat , pamor 'kembaug pala '.

MENGHITUNG LUK {ELUK} DAN MEMPERKIRAKAN "LUCK"

Luk adalah singkaran dari kata 'eluk ' dalam bahasa Jawa yang bcraru kcluk , belokan. arau bellku dalarn bahasa Indonesia.

Mcnurut kamus Javaansch-Xe derlandsch Handwoordcnboek yang disusun oleh Dr Th, Pigeuud kala 'eluk ' dijelaskan dengan: kromming in he! bijzouder van een his. a tau lengkungan yang terdapat khususnyn pada scbilah keris:

Dt p ih a k lain pc r he nda Ita raun

kata 'eluk ini sebenarnya sudah iermasuk daiam kata-kata dalam buhasa Indonesia umum. sepcrti yang

di mua I an ta rn lai n da la m ka mus I nd 011 csia - Bel a 11 da susunun A, L. ,\;. K ra mcrs Sr. dalam kamus umum bahasa Indonesia olch \V.J ,5, Pocrwadauniuta. dan sebagai II y:l.

Bahwa hent u k 'eiu k ' pada wilah kens itu mernpunyai ani khas dan renting bagi scorung pemilik ata II kolektor kerts, rak usah diragukau lagi. Schab sepcrri relah diu rui kan sebelumnya ini, luk pada wilah kcris itu mcmpunyai fungsi tcrtentu dan berhubungan erat dengan arti lam bang ular nat!a yang scdang berjalun (merayap) dan disc hut 'sarpa lumaku' untuk me mheda kan denguu wi!ah keris yang bcrbe ntuk lurus dan dinamakan 'sarpu tapa '" ular naga yang scdang bertapa.

Lngkapan 'sarpn lumaku' bersifat gcrakan a tau aktivitus. sedangk.m 'sarpa ta pa' mengarah pada kctcnangan, istirahut atau sifa I pasit. Karena nu kcris dengan wilah bcner atuu he ntuk lurus , dahulu sub dipakai oleh golongan pcndcia. guru 'Igama. dan yang bentuk wilahnya kecil SCIWlli kcris 'pa 1 rem' biasanya dipakai olch golongan wanita. Keris yang berwiluh ell! k pada umumnyu mempunyai jurnlah helokan y'nng ganji! eli Ja\\'<I. Suinutcra. B~Ii, dan Kalimantan, Jadi jumlah lu k it II bisa riga. lima. I ujuh dan scterusnya sampai hitungan kcduapuluh sembilan, Lain halnya dengun keris yang berasal dari dacrah \usa Tcnggara Burat seperti dari pulau Lombok. yaitu yang dinamakan kcris Sondi dengan wilah yang mempunyai jumiah III k dart 8 sampai 12. Palla umumnya kcris Sondi ini dipakai oleh sultan, pange ran, dan pe ja ba t-pcja b a I t inggi ke sultanan, scda ng kan yang he rlc k uk empat atau lima biasanya dipakai oleh prajuri t-prajurrt istana:

37

Keris yang dinamakan keris Sampari dari Bi rna juga ber ke luk 8 sampai 12, dan hanya dipakai oleh sultan, pejabat-pejabat tinggi kesultanan, dan kepala-kepala adat; dan untuk menunjukkan tingkatan sosial mereka itu, keris-keris yang bersifat mewah dihiasi dengan batu-batu pennata mahal seperti berlian, mirah delima, dan sebagainya pada bagian mendak dan sarungnya dilapisi dengan emas . Bahkan bagian hulu (gagang) dan wrangka dibuat dari gading gajah yang diberi motif-motif ukiran atau pahatan. Keris mewah berkcluk 12 yang dihiasi dengan batu-batu pennata pada ukirannya dan berlapis ernas pada sarungnya dan bagian mendaknya dinamakan 'keris grantim' dipulau Lombok.

Dipulau Bali keris yang dinarnakan 'kedutan' dalam bahasa daerah selalu mempunyai jumlah 'luk' yang ganjil seperti umpamanya dari jumlah lima, tujuh, sembilan sampai jumlah duapuluh sembilan,

Se1ain dari bentuk wilah keris yang berkeluk-keluk, jumlah Iuk yang ganjil pun menunjukkan aktivitas atau gerakan menurut tanggapan orang-orang JaW'J. dan Bali dizaman kuno. Angka-angka ganjil itu sangat berkaitan dengan sifat-sifat dan hal-hal yang diuraikan dalam primbon dan petangan ilmu kcjawen.

Misalnya angka tiga atau 'tri' itu diasosiasikan dcngan hal-hal yang bersifat hangat seperti api, sernangat yang menyala-nyala, perternpuran, perjoangan, dan sebagainya, juga alat-alat penerangan yang bekerja aktif,

Angka lima atau 'panea' dihubungkan dengan gejala-gejala yang menirnbulkan kekuatan seperti badai, angin, panah, tornbak, keris dan senjata pada umumnya, juga alat-alat dan mesin-rnesin yang bertenaga. Angka tujuh atau 'sapta' menunjukkan hal-hal yang agung, besar seperti umpamanya: gunung, menara, puneak, keagungan, seorang Brahman, guru-besar , dan sebagainya yang bekerja aktif.

Angka sembilan atau 'nawa' (sanga) menunjukkan kemungkinan, kelangs ungan, kenaikan, dan segala hal yang me mung kin kan orang masuk untuk menemui t ujuanny a seperti pintu gerbang, terowongan , fasilitas-fasilitas masuk ujian , dan sebagainya.

Demikianlah seterusnya dan untuk singkatnya ada baiknya angka-angka ganjil yang ditafsirkan dengan pengertian-pengertian seperti tersebut sebelumnya diperbandingkan dengan apa yang telah diungkapkan oleh numerologi Hindu untuk angka-angka ganjil, seperti berikut ini:

Angka tiga dapat menggamblrkan soal pertumbuhan, penarnbahan harta, perluasan kekayaan dan sebagainya.

Angka lima dihubungkan dengan kegiatan perdagangan, ilmu pengetahuan, peiajaran bahasa, kepandaian, keahlian, dan sebagainya.

88

Angka tujuh menunjukkan tenaga popularitas, kemajuan, perja!anan sebagainya.

Angka se mbilan da pat mengungka pkan kebebasan, kc me rde kaan, encrsi, realisasi, dan sebagainya.

fisik , pe ngaruh da lam segala bidang. tamasya. perjalanan dagang, dan

Dengan sendirinya pengertian-pengertian atau ungkapan-ungkapan sernacam itu bersifat relatif dan kalau kebetulan angka-angka ganjil itu coeok dcngan kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang dialami sendiri secara kenya taan, maka it u da pa t digolongkan sebagai ke jadian a tau pe ristiwa ko-insidensi atau terjadi sebagai sesuatu ko-existensi,

Namun demik.ian hingga kini apa yang telah diheherkan oleh buku-buku petunjuk mengenai primbon-primbon dan petangan sepcrti yang pernah ditulis oleh Van Hien sebanyak tiga jilid, masih menjadi suatu andalan dan merupakan pedoman untuk memperkirakan jalan nasib manusia dan hal-hal yang berkaitan dengan hartanya, baik berupa hewan piaraan seperti burung perkutut , kuda, ayam hutan ataupun harta pusaka seperti keris. toinbak, payung adat, kalung, perrnata, sampai rumah kediaman.

Menurut orang-orang dari zaman kuno, memiliki barang sesuatu itu tidak semudah seperti yang dikirakan. Sebab bagaimana dan dcngan daya yang mana orang dapat memilik.i sesuatu, baik berupa benda atau berupa ilmu. itu harus sesuai dengan keadaan tempat, lingkungan rnasyarakat. waktu atau zaman, dan perhitungan yang tepat.

Kalsu tidak, kata mereka, apa yang dimiliki itu bisa menjadi apes atau memberikan nasib malang bagi si pemilik,

Maka dalam hal meneari reje ki, soal-soal pernikahan, kejodohan. dan menerima atau mcmbcli barang-barang pusaka, lcbih-lebih yang bersifat keramat , yang berkepentingan selalu berkonsultasi dengan seorang okultis atau yang disebut dukun ilmu kebatinan.

Sebagai suat u contoh yang hingga k.ini masih diprakte kkan , mesk.ipun secara sporadis dalam hal mernbeli atau memiliki sebilah kcris yang dianggap bertuah (atau 'berisi') dan sctelah berkonsultasi dengan seorang dukun ihnu kebatinan, si calon pemilik dapat menggunakan salah satu formula yang terdiri dari suatu urutan kata-kata yang harus diueapkan berganti-ganu sambil mengukur panjangnya keris dengan ke dua jempol atau kcdua jari telunjuk secara sekali bolak-balik, Ucapan setiap ka ta dalam urutan formula harus dibarengi dengan mcnempatkan kedua jempol (atau kedua jari telunjuk) diatas wilah keris mulai dari pangkal 'ganja' dan kemudian clilanjutkan dengan kata kedua dan penempatan ked ua jempol berikutnya sampai tiba pada pucuk wilah dan kembali lagi kearah batas ganja,

R9

Jempol atau jari tclunjuk yang tcpat sarnpai pada batas ganja lagi dan be r ba rengan dcngan kala yang diucapkan terakhir setelah sekali mondar-mandir dari pengukuran sepanjang wilah keris, itulah yang menentukan akibat baik atau buruk bagi si calon pemilik hila hendak membcli at au rnenerima senjata yang bersangkutan itu,

Berikut ini diberikan bebcrapa contoh formula berisi urutan kata-kata yang harus diucapkan berturut-turut dalam pengukuran wilah keris.

A 1. Sri dewi Sri atau Dewi Panen Padi
2. Kitri penanaman atau bercocok tanarn dihalaman
sendiri
3. Gono Batara Gana, pengikut (pcndcrek) Ciwa
4. Liyu lesu-lelah sete lah he kerja hera!
5. Pokah bunga atau dahan yang patah Ke dua kata terakhir (no.4 dan 5) dalam urutan ini bersifat buruk bagi caIon pemakai keris.

B l. Sandang pakaian
""' Pangan makanan
3. Gedong rumah batu, gcdung.
4. Lara penyakit
5. Patj kematian Kedua kata terakhir berpengaruh buruk.

C l. Mangkubah nakhoda kapal laut (mangkubahtera)
2. Mangkubala pemi III pin len ta fa (rna ngku-bala ten tara)
3. Perang Yudha pcperangan besar
4. Pegat Nyawa n ya wa ter put us-p ut us
5. Nyawa sima hilang nyawa Kcdua ka ta tcrsebut pcrt ama (1 dan ::1/ bersifat balk, yang ketiga berpengaruh nctra I, sedangkan yang kedua terakhir (4 dan 5) berakibat fatal bagi si calon pcmilik kcris.

sekarat

pen ga k ua nat a u ke sa ksian, kalimah syahadat = kesaksian iman Islam sebagai rukun Islam yang pertarna.

mendckati ajal (sa karat), hampir saja mati.

D

1.

sadat

90

3.

Nabi

4.

wali

5.

rnukmin

u t us a n Allah untuk rne nyampaikan

kehendak Allah kepada ummai manusia orang yang menurut hukum agama diserahi kcwajiban untuk mengurus anak yarim don hartanya selarna anak itu bclum dewasa, orang yang pcrcaya pada Allah

formula terakhir ini berpedoman pada istilah-istilah kcagamaan, yai t II yang terdapat dala m ajaran agama Islam.

Kata-kata yang pertama dan kedua dianggap bersifat tidak baik bagi si calon pemihk.

Apabila [ormula 15 ditrapkan dalam pengukuran sepanjang wilah III/JIai dati bagian "Kcpct uraug " sampai ke pucuk wilah dan kcmbali sampai kcbagian "ndas cerate' maka hasilnya jatuh pada kata 'pangan', jadi berarti balk IiaRi si eaton pemakai dan botch dimiliki.

[.
i,
il
I-
T
,
1- sa.'"Idanl': ~ I
,
l
!
2. "angan -
3. g~don!l
4- lara
~
5. ?at1 _-_
-1
Ii. sand81lg
7. pangan ·L 1--

I - T 2. pangan

1'" ~M'=,

j ~ 10. pati

I - 'I. la.ra

$. I;<,dong

--_j

91

HAL IHWAL PAMOR

Diantara ciri-ciri dan bagian-bagian dari scbilah kcris yang saugat menan k pcrhatian dan pcnting artinya bagi seorung kolektor barang antik, ialah hngian 'pamor' pada wilahnya yang tcrscluhung dulam sarung kcris.

Selain dari bcntuk wilah atuu yanl' dinamakau 'dapur. juga bagiau 'pamor keris i kUI bcrbicaru cia lam penilaian keseluruhannya.

lni discbabkan olch l'aktor-Iakt or hcrikut:

I. setiap 'parnor ' pada daun mat a keris dapat memberi pctunjuk men gena i muiu da rite kn i k pen em paan da n cara pengola ha n logarn-logam yang di pergunakun dalam proses pembuatau.

figura-Ilglll'a pada rlaun mal a kcris (wilah) yang scdikit ban yak timhul scbagai 'pa III ()I , mencntukan nilai artistik dari seni "damask" (the art or da masce ni ng ) da la III p roJ u ksi dan zaman ke 1.<1 man .

3, dari ciri-ciri dan bent uk 'pamor '. para a hli keris dapat meneliti siapa kirunya si cmpu yang mcnciptakannya dan da lam periodc yang mana, rn c ski pun s e c a rare latip karcna ridak semua keris dapat diindentifikasikan dcngan pasti,

4. masing-masing figura 'parnor ' mcmbawakan 'charisma' tertentu dan mcnggamba rkan sesuat u 'makna ' berupa sirnbolik yang khas.

5, da ri s i fa 1 -si fa 1 s i mbo I i k dan 'rna kna yang te rt u I is () Ie h 'pamo r ' it \I. si pc makai a I a u pun cnlon pe mil i k da pa t me mper ti m bangkan den gan bant [Jan scorang 'dukun ' keris (arau scorung okultis) apakah keris yang lelah mendapat perhatiannya itu akan sesuai dengan watak. kcwibawaan dan kepnbadianuya.

Istilah 'pamor itu sebcnarnya ber asal dari kata-kerja 'arnor dalam bahasa Jawa yang bcrarti bercarnpur-gaul. ataupun mcnggahungkan diri. Kemudian untuk dijadikan suatu substanuva. kala kcrja 'amor ' itu dihubuhi huruf "p" sobagai prefix didcpannya , sehingga berubah menjadi 'parnor ' atau sesuatu

yang bercampuran, sesuatu yang bcrgabungan ' , ... , ..

Karcna 'makna dari kata 'pamor ' itu sesuai dengan proses pernbuatan wilah ke ri s yang tcrd i ri dari campuran logam se pe rt i bcsi Pra mba nan. (besi mcteorit), bijih-bijih nckel, dan baja putih, rnaka setelah logam besi campuran tadi selesai diolah dan diiempa berturut-turut , sehingga dapat

mene lorkan suat u figura khas, unt uk selan ju tn ya isti lab 'pa mo r dit ra p ka n pada scluruh pola gambaran pada wilah sebagai hasilnya.

Hal serupa dalam pembentukan suatu nama benda (substantiva) dari kata-kerjanya, dapat dijumpai pada kata-kerja lain yang relevan seperti pengertian 'among-praja' '" memerintah negara (juga memimpin kerajaan). Dengan penambahan huruf "p" sebagai prefix dimuka kata-ke rja 'among-praja', maka dihasilkan kala 'pamong-praja' scbagai substantive yang berarti pe me rin tahan negara _ Oemi klan pula de ngan ka t a -ke r ja 'arnri h' yang

berarti mcrnpunyai rnaksud untuk (berrnaksud), bertujuan,

berhaluan, dan apabila kata-kerja ini diberi huruf "p" didepannya sebagai kata awal maka ia menjadi kata benda 'pamrih ' '" tujuan, rnaksud. \1emang rnenurut kenyataan untuk memperoleh figura-figura pamor pada wilah kens, diperlukan bcberupa macam logam yang dicampurkan (atau di-amori) dan diperpadukan menjadi sa tu bahan bcsi campuran yang disebut juga sebagai besi parnor.

Diantara sckian banyaknya metoda-metoda pengolahan hahan bcsi pamor in i yang kc mud ia n d ige m blcng, dipotong-potong, dan ditcmpa berturut-turur sampai menghasilkan suatu wilah keris yang herpamor. di bawah ini diberi salah satu contoh yang hingga kini masih dipraktekkan. Sebagai bahan baku diarnbil sebatang besi Prarnbanan yang dilas dcngan sepolong baja putih. Kemudian dipotong-potong menjadi lima hagian berbentuk lurus rnemanjang dan persegi menurut diarneternya. Setelah bagian-bagian potongan ini disusun bertumpukan satu diatas yang lainnya , pekerjaan mencmpa dimulai dengan mernanaskan scmua bagian-bagian potongan tadi. Setclah itu logum campuran ini dibentuk mcnjadi ba lang yang I uru s dan a ga k pe rsegl d ala m pena rnpan gn ya da n d i pot ong lagi mcnjadi dua batung.

Diantara kedua batang logam carnpuran ini disisipkan sebatang baja hart! yang nantinya mcrupakan 'tulang dan bagian yang bebas dari pembentukan 'parnor'. Ketiga batang ini dipanaskan sarnpai pijar dan ditempa rucnjadi satu batang yang sesudah itu dibentuk menjadi wilahan, Penernpaan dan gemhlengan ketiga batang ini dilakukan menurut urutan permukaan yang rnelebar. Sesudah pekcrjaan menatah, mengukir dan menggerinda hatang besi campuran tadi selesai dilakukan , maka seluruh perrnukaan bagian wilah keris dioles-oles dengan ramuan zat asarn-arsenikum untuk mendapatkan garnbaran 'parnor ' yang mulai timbul sedikit. Pekerjaan ini diulangi lagi sampai berkali-kali jika perlu supaya motif 'parnor ' itu narnpak jelas sekali. Motif 'pamor yang dihasilkan dengan cara penempaan dan pcngolahan

93

seperti diatas ini disebut 'blarak ngirid' atau daun-daun kelapa yang sudah menjadi kering dan diikat pada tangkai-tangkainya bawah menjadi satu ikatan.

Motif 'blarak ngirid' melambangkan persatuan dalam pemerintahan yang dipimpin oleh seorang pcmbesar yang berwibawa, dan ditrapkan pada wilah 'jalakdinding' yang diciptakan oleh empu Wiswakadi dalam tahun 225 Caka (kira-kira 303 sesudah Masehi).

Keris ini bcrwilah lurus dengan ricikan-ricikan seperti 2 pejetan, I tikel alis, dan I kembang kacang sebagai pelcngkapnya.

Yang dinamakan besi Prarnbanan itu ialah besi campuran meteorit yang berasal dari batu meteor. Batu meteor in! jatuh dari antariksa kesuatu desa dide kat candi Prambanan dalam tahun 1749.

Pada suatu hari seorang ernpu keris mendapat impian untuk membuat wilah keris dari bahan besi yang dicampur dengan rueteorit dari tempat di Prarnbanan tadi, yaitu ketika sebclumnya ia menerima 'titah dari Sunan Paku Buwana ke-4.

Kcmudian alas usul para penasehat baton, batu meteor sebesar pelukan orang it u digali dari tanah tempat ia jatuh dan diboyong kckraton Sura karla dalam tahun 1797.

Bar u sebelas tahun kemudian batu meteor ini dimanfaatkan dalam pc mbuatan kens-kens pusaka Mataram yang terkenal dengan figura-figura parnor yang sangat indah dan membuat orang menjadi terpesona karenanya. Dernikian clok nampaknya motif-motif pamor itu, sehingga istilah 'pamor' larua-kclamaan menjadi kiasan dalam pengertian 'parnore pecah' (pamornya ri mbul) bagl setiap pcmuda-pemudi rupawan yang baru saja menginjak a mbang a ki 1 baJiq dan me n UjU ke rnasa ke dewasaa n.

Dala m rang ka menda pa t ka n sua t u ide me ngenai isti la h 'pamor' it u, per lu juga dikernukakun disini suatu kutipan ten tang pamor dari Ensiklopedia I ndonesia yang disus un ole h Dr. K. A. H. Bidding, sc perti be ri k U t ini:

"Pamor sejenis besi, yakni meteor. Karena besi serupa itu mengandung ni kke I, wa man ya me n ja di aga k kepu tih -pu tihan. Besi pamor dia pit an tara dua lapis besi biasa, kemudian ditempa jadi saw. Logam yang hiram dan yang pu ti h i I u di ke r ja kan demi klan rupa se hingga merupakan hiasan -hiasan pada mala keris, dan lain-lain.

Setelah diternpa dan dikikir _ bagian yang muda warnanya dijadikan lebih mengkilap lagi dengan memakai air keras. Karena susah didapat , maka sering terjadi orang memalsukan parnor dengan besi biasa yang berwarna III uda keputi h-putihan. Parnor pa lsu ter buat da ri besi da n timah yang ditempa jadi satu. Oi India terdapat juga logam seperti pamor _ Namanya "wootz".

94

De mikian la h te lah di buat sua tu de finisi te n tang pamor olch Ensi kloped ia terse but, sedangkan menurut Dr. Th. Pigeaud dalarn kanmsnya Javaans=Nederlands Handwoordenboek ditulis: pamor = 1) vermenging, eenwording; atau dalarn bahasa Indonesia, pamor berarti 1") percampu ran, perpaduan (rnenjadi satu); selanjutnya 2) wit staal, gesmecd t ussen hct staal van kris, pick, enz (in verschillende figurcn) atau dcngan perkataan lain: 2) baja pu Ii h yang di te mpa di a n I a ra ba ja ke ris (dima ksud kan hcsi pa m or), bcsi tombak , dan sebagainya (rnenjadi bermacarn-macarn figura).

Scni mernbuat pamor pada rnata senjata disebut art or damascening dan sudah semen [ak zaman kuno rnerupa kan suatu indus! ri persenja taan di ncgam Persia (kini Iran). Besi pamor yang dipcrgunakan sebagai bahan baku dalam pc n ibua ta 11 pedan g-pedang yan g de mi kian i nda 11 n ya se II i ngga pe d an g Persia it u menjadi tersohor didunia , berasal dari dacrah Khorusan . Beberapa kola perindustrian senjata pcdang yang tcrkcnal karena indahuya pernbuatan pamor ialah kota Kazveen. lsaphan dan Shiraz. Cara-cara penempaan dan per carnpuran besi pamor dengan baja dan besi yang mengandung ni kel serupa dengan salah sal u metoda yang dalam zamau kuno pernah dipraktekkan dipusat -pusat pcrbengkelan keris dibeberapa daerah di Jawa dan di Bali. Kini perbengkelan-perbengkclan keris suda h menjadi terbaras sampai dua a tau tiga iempar saja seperti yang ada di kola Sura ka rta dan di J 0 gja ka rl a, da n se bagia n be-sa r da ri me! oda -me todu pembuatan pamor asli boleh dikatakan sudah hampir lcnyap karenu resep-resepnya di bawa mati oleh pewaris e mpu keris yang terakhir. Demi kian pula halnya denggan seni pamor (damascenmg art) yang berasal dari Pe rsia kuno, kin i suda h me njad i be k u da n pen ingga Ian -pen in gga Ian n y J han ya dapat dillhat di museum-museum kesenian t imur (museum of Oriental Art) di London, Paris, New York, Warsawa. Moskow dan lain-lain.

Di sam ping metoda pc mbuatan pamor sepcrri yang te lah diurai kan sebe IUIll ini ialah dengan tekni k penempaan, pcrcampuran, dan pengolahan b,J)WIl besi -nete orit dan baja , masih ada juga cara-cara lain scpcrti yang disebut 'pamor lukisan ' dengan kekuatan gaib dar i empu yang dian uge rail i ha kill luar biasa dari Yang Maha Kuasa. Salah satu contoh dari pamor lukisau yang tercipta dengan cara dernikian adalah sebilah ke ris ber-parnor Arjuna Wiwaha yang dibuat dalarn zarnan kerajaan Daha (Kedir i). selarna 1135 1157 dibawah tahta raja Jayabaya. Figura Arjuna tcrlukis dalam sikap duduk bersila sccara pralarnbapadhasana dengan didampingi oleh Iigura hi dadar i disc be la h ki ri dan kanan n ya. Sa yang I idak di kc t a h ui sia pa em r u yang mencipta kan nya dan waktu selesai dibuatnya. Keris itu masih disimpan dalam museum Rajapustaka di Surakarta

95

Pamer dcngan lukisan Figura Arjuna berupa relief en haul dapat dilihat pada daun mata keris dalam 1'010 dihalaman 47 alas. Keris dengan relief Arjuna ini rnenurut seorang ahli keris, dibuat dengan proses eire a perdue yang sudah terkenal dan dipraktekkan dalam zaman kebuduyaan Dongson (! 000 sampai 500 tahun sebelum Maschi}, juga disebut zaman perunggu. Suaru cipraan pamor yang dianggap aneh dan ajaib ialah pamor Raja Sulairnan yang berbe utuk hintang de ngan enam radius atau bentuk hexagonal. Konen di ka bar kan bahwa hentuk 'pamor ' ini diint rodusir dipulau Jawa dengun kcdatangan pcdagang-pedagang Persia di kotu T uban Diaruara mcreka itu ada yang membawa pcdang yang berpamor Raja S ula i man sc baga i la mba ng keja yaa n dan kcag u ngau. A kh irn Y;I cia ri a pa ya ng rc la h dihe he rkun sebc lum ini. dapat ditari k kcsirn pu Ian ba hW:1 ist i !~I h 'pamor u u dapat dirafsirkan bukan sa]a sebagai motif aiau figura-figura yang ti mbul pada 111:11 a scnja ta ke rts, iombak atau hadik , mclain kan juga narnu bcsi ;ll 'H! logarn cumpuran yang dipergunakan unt uk me mb 1I<l I wiluh kens. Mcnurut Dr. Crouc mun. kata 'pamor ' it u bcrasal dar! kala induk 'WUI yang he rarti mcncampurkan , scdangkan kal a 'pamor ' sebagai suhstun tivan ya diarti kau: ca mpuran. percalllpu ran. ala upun bcsi campurun (scpcrt i da bill hal ini l.

Ya ng J i rna bud ka n de nga n wcsi p rambana n J tall \\ csi pam or. xe hell a rn ya t ak bin dari kcpingan meteor yang pernah jrtuh di humi dan yang terdiri d~l ri susunan -susunan mineral, ant ara lain bijih nikkcl. 1)

Bahan meteor iui dicampurkan dengan besi biasa dan baja putih unt 1I k diperpadukan. di iempu. dan digembleng menjadi sa 1U logam campurun yang kcmudiau diolah bgi dcngan rnenggunakan bahan kimiawi slipaya moti f-ino: if palilor yang di kehcndu ki itu timbul dcngan jc Lis pada daun mala kcris.

Proses pcngolahan dan penempaan bcberapu logam dengan bahau mcieorit bcrbcda saru dengan yang lai unya, dan hukan rnerupakan se kedar suatu eksperimcn yang dila kukan sccara kebeiulan saia. tetapi sernuanya itu adalah hatsil dari pcnclitian Jan pengujian material yang bisa makan 1'.':1 kru S~ mpui bcrtahun-tahun lamauya. Selain dari kcsabaran dan kc rekunan dalam pengotahnn bahan -ba han baku unt uk rnemb uat w] lah keris. juga diperlukan kcahlian dan bakat scni dalarn pemberian bcntuk Jan gaya artistik pada wajah kescluruhannya:

Seorang cinpu yang me mimpin pckcrjann me mbuat keris biasanya diban t u oleh scorang pcmahat khusus urn uk bagian pcrkayuan seperti ukiran-ukiran dan bagiun kcpala sarungnya yang dischut 'Iadrang berupa daun sirih yang agak menggclung kcatas diujungnya, ser ta bagian gandarnya.

Selain dati itu untuk keris-keris yang bersifat mewah karena membutuhkan penggarapan logam-logam mulia seperti ernas dan perak untuk dijadikan hiasan pada bagian mendak, selut, dan pendok, diperlukan seorang ahii ukir emas dan perak. Biasanya pekerjaan menatahkan batu-batu perrnata seperti batu mirah delima, intan, zamrud, dan topas pada bagian mendak juga dilakukan oleh seniman ini.

Batu-batu pennata ini juga mengambi! peranan penting dalarn pembuatan sebilah keris yang mewah, karena harus disesuaikan dengan selera dan watak si pemakai. Juga dikalangan orang-orang barat rnasih ada kepereayaan bahwa batu-batu mulia seperti mirah delima, zamrud, dan sebagainya itu mernpunyai khasiat dan pengaruh mistik dan harus disesuaikan dengan bulan kelahiran si pernakai. Misa!nya saja batu mirah dan intan itu coeok untuk dipakai oleh orang-orang yang Iahir diantara tanggal 23 juli dan 22 agustus; batu zamrud dan safir eoeok untuk orang-orang kelahiran diantara tangga! 22 april dan 21 mei; batu topas dan batu pirus cocok untuk orang-orang kelahir an dian tara tanggal 23 nopember dan 20 desember; dan sebagainya.

Seperti telah diuraikan sebelumnya, setiap motif atau figura pamor yang

nampak pacta wilah keris merupakan simbolik yang mempunyai arti ·khas dan sifat-sifat tertentu yang dapat membawakan pengaruh baik atau buruk bagi orang yang ingin memilikinya, meskipun semua itu relatif dan kebanyakan didasarkan atas sugesti pribadi. Akan tetapi jumlah 24 macam figura pamor yang a kan di be berkan pada halaman -halaman beri kut ini boleh dikatakan tergolong dalam kategori yang bersifat 'baik' untuk si pernilik.

Selain dari itu ke duapuluh-empat macam 'parnor ' ini telah ditetapkan oleh empu-empu yang membuatnya sebagai hatsil ciptaan yang menjadi pedoman dcfinitif dalarn penempaan besi parnor.

Proses pembuatannya yang kini sudah tidak diketahui lagi , dulu direneanakan secara bertahap-tahap dan hatsilnya bukan lagi merupakan suatu spekulasi, melainkan suatu metoda teknis dalam seni penempaan besi pamor.

Bahwa proses pembuatan itu kebanyakan tidak diketahui, disebabkan juga karena harus dirahasiakan untuk dunia luar dan semua formula dan data yang d i pe r l u kan dala m penempa an besi pamor sa m pai menjadi mot i f-moti f ata u ga mba ran terte n t u ha n ya di ke ta hui ole h e mpu it u send iri. la han ya

I)Catatan:

Men urut pen yelidi ka n Dr. i\. W. K. de J ong, besi Pra mbanan yang di per oleh dad kraton Solo itu mengandung 94,38% best murnl, 4,70% nikkel dan 0,53% 7.31 phosphor.

boleh mcwariskan kcahliannya kcpada putranya atau kepada orang yang mcnjadi anak buahuya.

Sc pc r1 i dike t a h ui t ia p- I in p mo I iI 'pa mor me III p un y a i suat 1I 'kha ris rna ' tertcnt u dan apabila di I rnpkan pada wiluh ke ris rna ka scujata it LI nkan me nji d i a III P 1I h dun bcrtua h se ha b pada set ia p h ari pe kerja an pc III b uat an keris dimulai ie rlcbih dulu dibnca kan hcbcrapa mantcra yang dibareugi dcngau pemba karan mcnyan dan pc mbc rian sajcu , Or;mg hiasa ya ng monon ton cara pembuai ~111 kcris dalam perbcngke Ian. scoluh-olu h matanya a kan mcnjadi 'tcrt ut up' .rlan ka 1:1U sudah pulang ia t idak a k.m ingat I;lgi apa yang iclah terjadi sewaktu kcris itu scdang dibunt , l.ebih-lcbih untuk pihn k lawan, pcrbcngkelan keris i tu a kan te 1'1 utup baginya.

Di luar d ua pulu It -c mpa t mucam paruor j n i > pasti masih ad a bany a k maca In mou 1- pamor luinnya. Tctapi kebanya kan dlantaranya terci pta secura kebet ulan dan kalau proses pcmbuatannya diulangi maka hatsilnya mcnjadi berluinan dari yang pcrtarna dibuat.

Belum lagi jumla h motif 'pamor lain yang tcrgolong da lam kategori keris-kc ris berpengaruh 'huruk yang kini sudah tidak dibuat lagi, Umpamanya keris dcngan motif ramor unt uk t ujuan merarnpok sarnpai bcr hatsil at au yan_g hanya digunakan untuk rnembunuh sesarna manusia , Yang jelas h~lgi kitu ialah bahwa scni pcncmpaan 'pamor ' atau the art of damascening sudah hampir lcnyap dari humi Indonesia dan hanya disana sini masih ada perhengkelan keris secara sporadis dan t ida k begu u berarti ji ka mut u prod uksinyu dihandingkan dengau apu yang te lah diciptakan olch cmpu-cmpu kcris dalarn z.unan \la_iapahil ketika seni pemhuarun 'pamor kcris it 11 tclah mcncapai puncaknya sell illssa menjacli terkcnul discluruh \ usnnt nru.

Mol i f pan tor yang t.unpil pada wiln 11 keris scmacam rc lief diatusuyc pada umurunya dihatsilkan dengan proses yang diuarnakan 'cera pcrduta' (a eire perdue) atau proses pcmbentukan benda dengan menggunakan hahan lilin ("lIla]a ill' da la III ba hasa J a wa) un I u k mode I a tau con toll ben da yang ke mudian dicairkun dan digarui kan de ngun ba han logam Y~Hlgiuga da hi III bent uk cairun kcdalam pola y:lng dikcheuduki.

Proses pc mbuat an hent uk baik ynng be rupa ju mbunguu. P()t maupun scnjata l'{;d~llli', dcugan proses 'cera pc rd uta' sudah Lima diprakte kkan di Tiongkok kuuo dibawul: kckuasaan Dinasti Chou (II 22-2--+9 sebclum vlasehi) dan dari pcngual ian-penggalian yang haru-baru ini dilakukun t elu h dikctemu kan bcbcrupa hnraug dari pcrunggu scperti pOI kcmbang. kapak , bejrna dan be b c r a pu se nja I a b adi k yang bcruki ran tulisan-t ulisan mengenai ucnek-moyang dia las daun mutunvu.

Kemungkinan besar bahwa pcmbuatan keris-keris dengan wi!ah yang mernpunyai motif pamor berbentuk relief en haut diatasuya adalah warisan dari keahlian pcnempa-pencmpa perunggu dari Tiongkok scmcnjak para utusan Kuhilai Khan datang kewilayah Kediri atau jauh sebelum zaman itu sebagai peninggalan seni budaya 'Dong Son' berabad-abad scbclurn Masehi ketika terjadi migrasi besar-hesaran dari Yunnan (Tiongko k Selatan), dan In donesia me nga lami 'lama n perunggu' .l\am un demi kian hi ngga kin i han ya scdikit yang dikcternukan berupa senjata perunggu ataupun bcsi yang dibuat dengan proses 'cera perduta' dari penggalian-penggalian dalarn bidang arkeoJogi, yaitu semcnjak logam perunggu dan pengolahannya diintrodusir ke Indonesia dengan kedatangan kebudayaan Dong Son.

Kare na con t oh pamor ber be n t uk relief d ia tas wi lah ja rail g di j u III pai sebagai ha tsil pe mrosesa n besi pamor dengan me t oda 'ce ra pe rd uta, ma ka dalam hal ini studi mengenai pola-pola 'pamor ' menjadi terbatas pada pembuatan 'pamor ' dengan proses penernpaan besi pamO!' yang dicampur dengan baja dalarn beberapa kasus, ataupun dengan jenis besi lain yang mengandung nekcl (nikkel).

Pola atau motif 'parnor ' itu dapat diirapkan pada bentuk keris (dapur) yang dikehcndaki oleh empu yang membuatnya dan tidak terbatas pada sal u at au dua jenis 'dapur ' keris saja ,

Se bagai con t oh-con I o h beri kut ini di hebe rkan se jumlah d uapu I uh-cm pa I rnacam-macam motif 'pamor ' yang ditrapkun pada 'dapur-dapur ' keris yang bersangkutan, (lihat halaman 73 dSI. bcriku t gambar halaman 78 ds!.j

a. pamor 'wos wutah' (beras tumpah) pada keris dapur 'pasopati' (2)

b. parnor 'blarak ngirit' (daun pohon kclapa yang mcngarah) pada keris dapur 'j:ilak diding ' (4)

c. pamor wengkon' (pinggiran untuk kekuatan) pada kcris dapur 'carito (19)

d. pamor 'bendo sagado' (setandan buah bendo) pada kcris dapur 'tiJamupih' (6)

e. pamor 'tamba!' pada keris dapur 'kolomisani' (5)

f. pamor 'hadeg tigo' (tiga liang tumpuan) pada keris dapur 'pandawa' (23)

g. pamor 'rondoru' (janda-janda beriengkaran, arau garis-garls yang berhadapan) pada keris dapur 'sepang' (8)

h. pamor 'kenanga rinumbah' (kcmbang-kernbang kenanga berderetan) pada keris dapur 'lorosiduwo ' (27)

1. parnor 'sekar pala' (kembang pala) pada keris dapur 'carangsoku' (19)

[. pamor 'lawe setukeI' (bcnang pintalan) pada keris dapur 'keholajer' (17)

99

You might also like