Professional Documents
Culture Documents
A. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani: ethos, yang artinya kebiasaan atau
watak. Menurut Robert C. Solomon etika merujuk pada dua hal. Pertama,
etika berkenaan dengan disiplin ilmu yang mempelajari nilai-nilai yang dianut
oleh manusia beserta pembenarannya dan dalam hal ini etika merupakan salah
satu cabang filsafat. Kedua, etika merupakan pokok permasalahan di dalam
disiplin ilmu itu sendiri yaitu nilai-nilai hidup dan hukum yang mengatur
tingkah laku manusia. Kemudian, menurut William K. Frankena etika
merupakan salah satu cabang filsafat yang mencakup filsafat moral atau
pembenaran-pembenaran filosofis. Selanjutnya, De Vos secara eksplisit
mengatakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan tentang kesusilaan atau
moral. Menurut Drs.Haryanto, MA., etika merupakan instrumen dalam
masyarakat untuk menuntun tindakan (perilaku) agar mampu menjalankan
fungsi dengan baik dan dapat lebih bermoral. Ini berarti etika merupakan
norma dan aturan yang turut mengatur perilaku seseorang dalam bertindak dan
memainkan perannya sesuai dengan aturan main yang ada dalam masyarakat
agar dapat dikatakan tindakannya bermoral.
B. Pengertian Birokrasi
Ayuning Mustika Ati
1. Administrasi
2. Pelayanan
di Indonesia merupakan contoh yang bagus untuk hal ini, di mana badan
tersebut ditujukan demi melayani kepentingan masyarakat yang akan
melakukan perjalanan atau mengungsikan diri dari kemungkinan
bencana alam. Untuk batas-batas tertentu, beberapa korporasi negara
seperti PJKA atau Jawatan POS dan Telekomunikasi juga menjalankan
fungsi public service ini.
3. Pengaturan (regulation)
C. Etika Birokrasi
Ketika kenyataan yang kita inginkan jauh dari harapan kita, maka pasti
akan timbul kekecewaan, begitulah yang terjadi ketika kita mengharapkan
Ayuning Mustika Ati
Di negara kita yang masih kental budaya paternalistik atau tunduk dan
taat kepada Bapak atau pemimpin pemerintahan yang juga merupakan
pemimpin birokrasi, sehingga sangat sulit bagi masyarakat untuk menegur
para aparat birokrasi bahwa yang dilakukannya itu tidak etis atau tidak
bermoral, mereka lebih banyak diam dan malah manut saja melihat perilaku
yang adan dalam jajaran aparat birokrasi.
Untuk itu para birokrat harus merubah sikap perilaku agar dapat
dikatakan lebih beretika atau bermoral di dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, dengan demikian harus ada aturan main yang jelas dan tegas yang
perlu ditaati yang menjadi landasan dalam bertindak dan berperilaku di
tengah-tengah masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
• Sumber Buku
B. Guy Peters and Vincent Wright, “Public Policy and Administration, Old
and New, dalam Robert E. Goodin and Hans-Dieter Klingemann, A
New Handbook of Political Science, Part VII, Bab 27
• Sumber Internet
http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/brapub/4Etika
%20Birokrasi-ISMANI%20HP.pdf
http://www.ginandjar.com/public/01EtikaBirokrasi.pdf
http://www.bawean.net/2008/11/etika-birokrasi-daloam-penyelenggaraan.html
http://kumoro.staff.ugm.ac.id/materi%20kuliah/Etika%20dan%20HAN.pdf
http://lutfiwahyudi.wordpress.com/2007/03/21/12/#more-12
http://lutfiwahyudi.wordpress.com/2007/03/16/netralitas-birokrasi/