You are on page 1of 53

BAB I

PENDAHULUAN

1.1c Latar Belakang


Air merupakan unsur utama bagi hidup kita di planet ini. Kita mampu bertahan hidup
tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja.
Air merupakan elemen yang paling melimpah di atas bumi, yang meliputu 70% permukaannnya
yang berjumlah kira ± kira 1,4 ribu juta km3. Apabila di tuang merata di seluruh permukaan bumi
akan terbentuk lapisan dengan kedalaman rata ± rata 3 km. namun hanya sebagian kecil saja dari
jumlah ini yang benar ± benar dimanfaatkan yaitu kira ± kira hanya 0,0003 persen. Sebagian
besar air ini, kira ± kira 97 % ada dalam samudera atau laut dan kadar garamnya terlalu tinggi
untuk kebanyakan keperluan. Dari 3% sisanya yang ada, hampr semuanya kira ± kira 87%nya
terpisah dalam lapisan kutub atau sangat dalam di bawah tanah. Dalam 1 tahun, rata ± rata jumlah
tersebut tersisa lebih dari 40 ribu m3 air segar yang dapat diperoleh dari sungai- sungai yang
diperoleh di dunia. Bandingkan dengan jumlah penyedotan yang kini hanya ada sedikit di atas 3
ribu Km3 tiap tahun. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7000 m3 untuk setiap orang)
sepintas kelihatannya cukup untuk menjamin persediaan bagi setiap penduduk, tetapi
kenyataannya air tersebut sering kali tersedia di tempat ± tempat yang tidak tepat. Misalnya,
lembah sungai Amazon memiliki sumber air yang cukup tetapi mengekspor air dari sini ke tempat
± tempat yang memerlukan adalah tidak ekonomis.

Dalam bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budi
daya pertanian, industry, pembangkit tenaga listrik, & transportasi. Semua orang berharap bahwa
seharusnya air di perlakukan sebagai bahan yang sangat bernilai, dimanfaatkan secara bijak, dan
dijaga terhadap pencemaran. Namun, kenyataannya air selalu dihamburkan, dicemari, dan disia ±
siakan. Hampir separuh penduduk dunia, hampir seluruhnya di negara ± negera berkembang,
menderita berbagai penyakit yang di akibatkan oleh kekurangan air atau oleh air yang tercemar.
Menurut WHO, 2 Miliyar orang kini menyandang resiko menderita penyakit murus yang
disebabkan oleh air dan makanan. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian lebih dari 5
juta anak ± anak setiap tahun.

c
c
c
Hal ini cukuplah menggambarkan betapa pentingnya air bagi kehidupan terutama air
bersih. Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya untuk mengenal air bersih, dan cara ± cara
untuk memperolehnya.

1.2c Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain ;
÷cMengetahui pengertian air secara umum dan air bersih secara khusus;
÷cMengetahui parameter kualitas air bersih;
÷cMengetahui syarat ± syarat air bersih;
÷cMengetahui sumber ± sumber air bersih;
÷cMengetahui pengelolaan sumber daya air bersih, system jaringan dan penyediaan serta
teknologinya;
÷cMengetahui norma, standar, pedoman dan mutu air bersih.
÷cApa sajakah yang menjadi permasalahan air bersih ?
÷cApa yang menjadi permasalahan dalam pengelolaan sistem air bersih Makassar ?
÷cBagaimana cara mengatasi permasalahan pengelolaan air bersih Makassar ?
÷cBagaimana keadaan bisnis air bersih Indonesia ?

1.3c ’umusan Masalah


Adapun rumusan dari penyusunan makalah ini antara lain ;
÷cApa pengertian air secara umum dan air bersih secara khusus?
÷cBagaimana parameter kualitas air bersih?
÷cBagaimana syarat ± syarat air bersih?
÷cDarimana sumber ± sumber air bersih?
÷cBagaimana pengelolaan sumber daya air bersih, system jaringan dan penyediaan serta
teknologinya?
÷cBagaimana norma, standar, pedoman dan mutu air bersih?
÷cMengetahui apa saja yang menjadi permasalahan air bersih;
÷cMengetahui permasalahan air bersih yang ada di kota Makassar;
÷cMampu mengatasi permasalahan air bersih kota Makassar;
÷cMengetahui keadaan bisnis air bersih Indonesia.

c
c
c
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Air

Air merupakan pelarut yang baik, oleh karena itu, air alam tidak pernah murni. Air alam
mengandung berbagai zat terlarut maupun tidak terlarut. Air alam juga mengandung
microorganism. Apabila kandungan air tersebut tidak mengganggu kesehatan manusia, maka air
tersebut dianggap bersih. Air yang tidak layak diminum masih bisa digunakan untuk keperluan
yang lain, misalnya, irigasi, industri, maupun kepentingan rumah tangga seperti halnya
memasak,mencuci, dan masih banyak yang lainnya.

Air dinyatakan tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kwalitas air, sehingga air
tidak dapat digunakan untuk tujuan penggunaannya. Air tercemar akibat masuknya makhuk
hidup, zat, atau energi kedalam air, sehingga kwalitas air menurun sampai ketingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya atau kegunaannya.

Disini kami akan membahas sumber-sumber pencemaran dan cara-cara pencegahan atau
penanggulangannya. Namun sebelum sampai pada pembahasan tersebut, kita akan membahas
beberapa para meter yang sering digunaka untuk menyatakan kwalitas air yaitu
PH,DO,BOD,COD dan kandungan zat padat.

2.2 Beberapa Parameter Kwalitas Air

Komposisi air kotor ditentukan melalui berbagai macam analisis , dimaksudkan untuk
menentukan kandungan zat pada BO,COD, dan PH.

a.c Kandungan Zat Padat

Limbah padatan dalam air dapat dibedakan atas padatan tersuspensi dan padatan
terlarut. Padatan tersuspensi adalah padatan yang tidak dapat melewati kerats sering,
sementara padatan tersuspensi juga masih dapat dibedakan atas padatan yang dapat
mengalami sedimentasi dan yang tidak dapat sedimentasi.

c
c
c
b. Oksigen Terlarut (Dissolued Oxygen,DO)

Air mengandung oksigen terlarut dengan kadar sekitar 10 ppm dalam air bersih pada
suhu kamar. Oksigen terlarut diperlukan oleh makhluk hidup di dalam air. Misalnya, ikan,
udang, kerang dan binatang yang lainnya, termasuk bakteri.Agar ikan dapat hidup, air harus
mengandung sedikitnya 5 ppm oksigen. Oksigen terlarut juga digunakan bakteri (
mikroorganisme ) aerob untuk menguraikan sampah organik yang terdapat di dalam air.
Bakteri aerob, mengoksidasi sampel organik, C menjadi CO2, N menjadi nitrat dan S menjadi
sulfat, serta fasforus, menjadi fosfor. OLeh karena itu, jika air mengandung banyak bahan
organik, maka bakteri aerob di dalamnya akan berkembang. Akibatnya, kadar oksigen terlarut
akan berkurang dengan cepat sehingga ikan dan udang akan mati. Selanjutnya, proses
penguraian akan diambil oleh bakteri anaerob. Bakteri anaerob mereduksi karbon, nitrogen,
dan bahan belerang dari bahan organik menjadi CH4, NH3, dan H2S. Gas NH3 dan H2S
berbau tidak sedap itulah sebabnya got atau selokan,sungai yang tercemar berat berbau
busuk.

˜. BOD dan COD

BOD P Biochemical Oxygen Demand) dan COD PChemical Oxygen Demand)


menyatakan banyaknya limbah organik dalam air. BOD5 adalah banyaknya oksigen yang
digunaka oleh microorganisme dalam lima hari untuk menguraikan sampah yang terdapat
dalam air limbah. COD menyatakan jumlah oksigen yang digunakan untuk mengoksidasi
limbah organik dalam contoh air secara kimiawi. COD ditentukan dengan memasak
P arefluks) contoh air dengan kalium dikromat P2Cr2O7) sebagai pengoksidasi. BOD dan
COD dinyatakan dalam mg perliter (= ppm). Makin banyak limbah organik dalam air, makin
besar nilai BOD dan COD. Nilai COD umumnya lebih besar dari nilai BOD . Hal itu terjadi
karena berbagai senyawa karbon organik tidak dapat didegradasi oleh microorganisme, tetapi
dapat dioksidasi secara kimiawi. Jika nilai COD berbeda secara nyata dari nilai BOD dapat
memberi indikasi bahwa air mengandung zat beracun yang menghambat pertumbuhan
microorganisme.

d. PH

c
c
c
Air murni mempunyai PH = 7. Air dapat dianggap bersih jika PHnya antara 6,5 - 8,5.
Akan tetapi air yang mempunyai PH antara 6,5 - 8,5 sebelum tentu bersih. Bergantung pada
parameter lainnya.

2.3c Air Bersih


a.c Pengertian air bersih
Air bersih adalah air yang layak digunakan untuk keperluan keluarga atau rumah
tangga karena telah memenuhi syarat. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia
untuk memenuhi standar kehidupan manusia secara sehat. Ketersediaan air yang terjangkau
dan berkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik yang tinggal di
perkotaan maupun di perdesaan. Oleh karena itu, ketersediaan air dapat menurunkan ater
borne disease sekaligus dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun sampai
dengan tahun 2000, berdasarkan data Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, baru
sekitar 19% penduduk Indonesia di mana 39% nya adalah penduduk perkotaan yang dapat
menikmati air bersih dengan sistem perpipaan. Sedangkan di daerah perdesaan, berdasarkan
data yang sama, hanya sekitar 5% penduduk desa yang menggunakan sistem perpipaan, 48%
menggunakan sistem non-perpipaan, dan sisanya sebesar 47% penduduk desa menggunakan
air yang bersumber dari sumur gali dan sumber air yang tidak terlindungi.

b. Sumber air bersih

c Air Hujan
c Penampungan Air Hujan (PAH) digunakan untuk daerah/lokasi yang tidak memiliki
sumber air tetapi curah hujan yang cukup tinggi, kapasitas pembuatan bak
penampungan:
c inggi curah hujan minimal 1300 mm per tahun.
c Kebutuhan pokok pemakai air adalah 5-15 /orang/hari.
c Pelayanan setiap bak untuk 15 orang .
c Penampungan air hujan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
c Penampungan air hujan harus kedap air.
c Air hujan yang pertama setelah musim kemarau jangan langsung ditampung.
c Pengambilan air harus melalui kran.
c Lubang pemeriksaan harus terletak di atas bak penampungan yang harus ditutup.
c Air bersih yang dihasilkan harus memenuhi ketentuan yang berlaku.
c Air Permukaan

c
c
c
SIPAS merupakan sistem pengelolaan air komunal dengan pengolahan lengkap
ditentukan berdasarkan kualitas air baku yang tersedia dalam zona perumahan yang akan
dilayani. Kriteria kualitas air baku:

c Keruhan air lebih kecil dari 300 N .


c Dalam hal kandungan kekeringan 300 N .
c Kandungan warna asli tidak lebih dari 80 C .
c nsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku mutu air baku.
c Lokasi penempatan IPA (SIPAS) harus berdekatan dengan sumber air permukaan.
c Air anah
Adalah air yang didapat dari tanah dengan cara menggali tanah. Pada dasarnya air
tanah ini lebih bersih bila dibandingkan dangan air permukaan.

˜.c Jenis fasilitas air bersih


a.c Bangunan penangkap air PP A) terdiri dari bangunan penangkap dan bak
penampung.
b.c Sumur dangkal dan sumur dalam (air tanah).
c.c SIPAS (Sistem Pengelolaan Air Bersih/Air permukaan).
d.c Syarat Air Bersih
c Syarat-syarat umum/fisik :
"c ersedia sepanjang tahun
"c idak berbau
"c idak berwarna (harus jernih)
"c idak berasa asin/anyir/basa dan sebagainya
"c Bebas dari pantogen organik.
"c etap segar
c Syarat kimia :
"c idak mengandung bahan zat-zat kimia yang beracun dan tak kekurangan (harus
mengandung) zat-zat kimia dalam batas-batas tertentu yang diperlukan bagi
tubuh manusia.
c Syarat bakteriologi :
"c Agar tidak mengandung bakteri atau kuman berbahaya yang dapat menimbulkan
berbagai penyakit perut/usus.
e.c Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih

c
c
c
Kebutuhan air yang dimaksud adalah kebutuhan yang digunakan untuk menunjang segala
kegiatan manusia yang meliputi kebutuhan air domestic dan non domestic, air irigasi dan
pengelontoran kota.

Air bersih digunakan untuk memenuhi kebutuhan:

a.c Kebutuhan Air Domestik: keperluan rumah tangga


b.c Kebutuhan Air Non Domestik: ntuk industri, pariwisata, tempat ibadah, tempat sosial, serta
tempat-tempat komersial atau tempat umum lainnya.

2.4c Persyaratan Air Bersih


Air bersih adalah air yang layak digunakan untuk keperluan rumah tangga karena telah
memenuhi syarat. Jenis air bersih meliputi :
÷c Air yang didistribusikan melalui pipa utnuk keperluan rumah tangga;
÷c Air yang didistribusikan melalui tangki air;
÷c Air kemasan;
÷c Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman air yang disajikan kpada
masyarakat; harus memenuhi syarat kualitas air minum.

2.4.1 Persyaratan Air Minum

Kualitas air yang digunakan sebagai air minum sebaiknya memenuhi persyaratan secara
fisik, kimia, dan mikrobiologis.

1.c Persyaratan fisik

Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan berikut :

a. jernih atau tidak keruh

b. tidak berwarna

c. rasanya tawar

d. tidak berbau

e. temperaturnya normal

c
c
c
f. tidak mengandung zat padatan

2.c Persyaratan kimia

Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia sebagai berikut :

a. pH normal

b. tidak mengadung bahan kimia beracun

c. tidak mengandung garam atau ion-ion logam

d. kesadahan rendah

e. tidak mengandung bahan organik

Tabel 1 Zat ± zat Kimia yang Harus Dikandung Air

Jenis Bahan Kadar (Mg/L)


Flour (’) 1-1.5

Chlor (Cl) 250

Arsen (As) 0.05

Tembaga (Cu) 1.0

Besi (Fe) 0.3

Zat organik 10

Ph (keasaman) 6.5 ± 9.0

Co2 0

c
c
c
3.c Persyaratan mikrobiologis

Persyaratan mikrobiologos yang harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut :

a. idak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan coli, salmonellatyphi,


vibrio chlotera, dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air (transmitted by
water).

b. idak mengandung bakteri nonpatogen, seperti actinomycetes, phytoplankton coliform,


cladocera, dan lain-lain.

Standar mutu air minum atau air untuk kebutuhan rumah tangga ditetapkan berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 01 / Birhukmas / I / 1975 tentang
Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Standar baku air minum tersebut
disesuaikan dengan standar internasional yang ditetapkan WHO. Standarisasi kualitas ait tersebut
bertujuan untuk memelihara, melindungi, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat,
terutama dalam pengolahan air atau kegiatan usaha mengolah dan mendistribusikan air minum
untuk masyarakat umum.

Standar air bersih disesuaikan dengan standar kesehatan yang dibawa pada standar uji
laboratorium yang selanjutnya dilakukan analisis terhadap parameter air bersih, seperti :

1.c Nilai Ph;


2.c Suhu;
3.c Warna, bau dan rasa;
4.c Jumlah padatan (terendap, tersuspensi dan terlarut) dan kesadahan air;
5.c Nilai biochemical oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen demand (COD);
6.c Pencemaran mikroorganisme patogen (bakteri);
7.c Kandungan minyak dan lemak;
8.c Kandungan logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Ni);
9.c Kandungan bahan radioaktif.

Air baku merupakan air yang dapat diolah menjadi air bersih. Secara teknis berdasarkan
siklus hidrologi yang ada di ala mini, dapatlah dibagi tga sumber air air baku untuk air bersih,
yaitu :

c
c
c
c Air angkasa (air hujan);
c Air permukaan (sungai, danau, tampungan air);
c Air tanah (mata air, air dangkal dan dalam).

Standar kualitas air baku yang dapat diolah menjadi air bersih dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

Tabel 2 Standar Kualitas Air Baku

No Parameter Satuan Air Baku (Max)


1. Warna Pt. Co Scale 100
2. Bau - Relatif
3. Kekeruhan N 20
4. Besi mg/liter 2.0
5. Mangan mg/liter 1.3
6. Khlorida mg/liter 4000
7. Bahan Organik mg/liter 40
8. DS mg/liter 12000

Dengan adanya standarisasi tersebut dapat dinilai kelayakan pendistribusian sumber


air untuk keperluan rumah tangga.

2.4.2 Penilaian Kuantitas Air

Mata air jika digunakan untuk air bersih harus memenuhi persyaratan kuantitas (BPP
Kimpraswil, 2002) dan kualitas berdasarkan Peraturan Menkes No. 416 ahun1990 (Nastain
dkk, 2004). Kuantitas air bersih dapat ditentukan dengan melakukan pengukuran debit
menggunakan alat pengukur debit homson dengan sudut pintu sebesar 60° dan 90°.
Besarnya debit ditentukan dengan rumus sebagai berikut (BPP Kimpraswil, 2002) :
w =0, 013425
Dimana :
w = debit (lt/detik)
H = tinggi muka air di atas ambang/pintu (cm)

c
c
c
Pengukuran debit dapat dilakukan dengan menggunakan tabung atau gelas atau
ember ukur jika debit mata air cukup kecil. Debit dihitung dengan menggunakan rumus (BPP
Kimpraswil, 2002) :

p 

V = volume tabung/gelas/ember ukur (liter)
t = waktu (detik)
Kelayakan kuantitas air bersih dievaluasi berdasarkan debit minimum, yaitu debit
terkecil yang dapat memenuhi kebutuhan bagi masyarakat pedesaan (debit minimum harus
lebih besar dari rencana kebutuhan) dan ketersediaan debit sepanjang musim (BPP
Kimpraswil, 2002).

2.4.3 Penilaian Kualitas Air

Sifat fisik air dapat dianalisis secara visual dengan pancaindra. Misalnya keruh atau
berwarna dapat langsung dilihat, bau dapat dicium aromanya dan rasa dapat dirasakan dengan
lidah. Penilaian tersebut tentu bersifat kualitataif, misalnya bila tercium bau yang berbeda
maka rasa airpun berbeda. Atau bila warna berwarna merah maka bau yang dicium sudah
dapat tertebak juga. Cara ini dapat digunakan untuk menganalisis ai secara sederhana karena
sifat-sifat air saling berkaitan.

Analisis kualitas air dapat dilakukan di laboratorium maupun secara sederhana.


Pemeriksaan sederhana mempunyai keuntungan karena murah dan mudah sehingga setiap
orang dapat melakukannya tanpa memerlukan bahan-bahan yang mahal.

Di laboratoirium, kualitas air diperiksa sifat, fisik, dan kimia. Secara fisik diperiksa
derajat kekeruhan, daya hantar listrik, derajat warna dan derajat bau. Indikator kimia meliputi
pH, kesadahan, dan kandungan bahan-bahan yang terlarut,

1. Analisis sifat fisik air dengan sederhana.

2. Analisis kualitas air secara kimia.

3. Analisis kualitas air secara biologis.

c
c
c
Penilaian kualitas air harus memperhatikan sumber air dan lingkungan daerah yang
dilalui, serta situasi sanitasi lingkungan daerah aliran sungai (DAS). Syarat air minum
seharusnya tidak mengandung bahan radioaktif. Karena kandungan tersebut dalam air dapat
dianalisis efeknya terhadap sinar alfa dan beta. Ambang yang diperbolehkan adalah 10-9
microcurie / cm3 / det untuk sinar alfa dan 10-8 microcurie / cm3 / det.

Kualitas air dapat ditentukan dengan cara pengukuran nilai besaran fisika yaitu bau
(odor), warna (color), kekeruhan (turbitity), rasa (taste), suhu (temperature), dan zat padat
terlarut (residu), besaran kimia (inorganic chemical, organic chemical), mikrobiologi
(biological standards), dan radio aktivitas (radioactivity) (Kashef, 1987; Permen Kesehatan
RI No. 416/ MENKES/ PER/ IX/ 1990; Kep. Gubernur Jateng No. 660.1/ 26/ 1990). Badan
Penelitian dan pengembangan Kimpraswil (2002) memberikan batasan bahwa uji kualitas air
untuk sumber air bersih pedesaan hanya meliputi parameter fisik kekeruhan, warna, rasa, bau
dan temperatur, sedangkan parameter kimia meliputi pH, Kandungan Besi (Fe), dan
kandungan Mangan (Mn). Jenis parameter dan metode uji kualitas air minum pedesaan
didasarkan pada Petunjuk eknik dan Manual Air Minum Pedesaan BPP Kimpraswil (2002),
seperti pada abel 3.
Tabel 3 Parameter dan Metode Uji Kualitas Air Minum Pedesaan

No. Parameter Satuan Metode Peralatan Keterangan


FISIK
1. Kekeruhan Mg/L Visual - -
2. Warna - Visual - -
3. Rasa - Dicicpi tanpa ditelan - -
4. Bau - Dibau dan dicicipi - -
0
5. emperatur C Diukur ermometer -

KIMIA
-
1. pH Diukur Kertas lakmus Flek kuning
2. Besi (Fe) Mg/L Visual Bercak pada cucian
3. Mangan (Mn) Mg/L Visual
(Sumber: Kimpraswil, 2002)

c
c
c
Berdasarkan pengukuran di lapangan dan di laboratorium dapat diketahui kualitas air
bersih berdasarkan parameter fisik dan kimia yang telah diukur. Hasil pengukuran kualitas air
juga dibandingkan dengan standar kualitas air sebagaimana tercantum dalam Keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tanggal 3 september 1990 seperti
pada abel 4. abel 4 Persyaratan kualitas air bersih dan air minum berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/Per/IX/1990.

Tabel 4 Persyaratan Kualitas Air Bersih Dan Air Minum


No. Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan
untuk air bersih
BAKERIOLOGIS
1. otal bakteri Jumlah per 100 ml Perpipaan = 10
Coliform sampel Non perpipaan = 50
KIMIA
1. pH - 6.5 ± 9.0
2. Nitrat mg/l 10
3. Nitrit mg/l 1.0
4. Zat organik mg/l 10
5. Mangan mg/l 0.5
6. Besi mg/l 1.0
7. Kesadahan mg/l 500
8. Klorida mg/l 600
9. Flouride mg/l 1.5
10. Sisa Chlor mg/l -
FISIK
1. Suhu  Skala N
0
2. Bau C Suhu udara ( 30C)
3. Rasa - -
4. Warna - -
5. Kekeruhan - -
(Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990)

Nastain dkk (2004) mengatakan bahwa kualitas air mata air alami cukup baik. Kualitas
air mata air dapat dikatakan relatif konstan karena tidak tergantung oleh musim dan lingkungan
c
c
c
(Budi dan Sulastoro, 1999). Kualitas air dapat dikategorikan sesuai standar yang berlaku.
Penggolongan air menurut No: 20 AH N 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air
menetapkan standar kualitas air baku yang dibedakan dalam 4 kategori sebagai berikut :
a.Golongan A : air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan
terlebih dahulu;
b. Golongan B : air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum;
c. Golongan C : air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan;
d. Golongan D : air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan
untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air

2.5c Pengelolaan Sumber Daya Air


Konservasi air dapat dilakukan dengan cara P) meningkatkan pemanfaatan air
permukaan dan air tanah, P2) meningkatkan efisiensi air baku. P3) menjaga kualitas air sesuai
dengan peruntukan.

a.c Air permukaan


"c Pengendalian aliran permukaan.
"c Permanenan air hujan, contoh Penampungan Air Hujan (PAH) Komunal.
Penampungan Air Hujan (PAH) adalah tempat penampungan air hujan yang akan
digunakan sebagai sumber air bersih dengan aman.

c
c
c
ambar 1 Penampung Air Hujan (PAH)

ambar 2 Penyaluran PAH ke rumah penduduk

"cMeningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.


b. Air tanah

"c Pengisian air tanah secara buatan


"c Pengendalian pengambilan air tanah, contoh Penangkap Mata Air (PMA)
Bangunan Penangkap Mata Air adalah bangunan untuk menangkap dan melindungi mata
air terhadap pencemaran dan dapat juga dilengkapi dengan bak penampung.

ambar 3 Bangunan Penangkap Mata Air

c
c
c
"c Sumur Air anah Dalam/Sedang (SAD/S)
Sumur Air anah Dalam adalah sarana penyediaan air bersih berupa sumur dalam yang
dibuat dengan membor tanah pada kedalamn tertentu sehingga diperoleh air sesuai
dengan yang diinginkan.

nit pendistribusiannya melalui jaringan perpipaan dengan pompa listrik (sistem sumur
pompa listrik).

nit pemanfaatan :

c hidran umum
c kran umum
c sumur pompa listrik.
c

ambar 4 sumur pompa listrik

2.6 Infrastruktur
2.6.1 Kebutuhan Domestik
Kebutuhan domestik adalah kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga. Jumlah
kebutuhannya didasarkan pada banyaknya penduduk, persentase yang diberi air dan cara
pembagian air yaitu dengan sambungan melalui bak umum. Kebutuhan air per-orang per-hari
disesuaikan dengan standar air yang biasa digunakan serta kriteria pelayanan berdasarkan
pada kategorinya. Kebutuhan domestik menurut Petunjuk Perencanaan eknis Air Bersih
tahun 1994 Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan mum dapat dilihat pada
abel 5.

c
c
c
Tabel 5 Kebutuhan Air
No. Kategori Kota Kebutuhan Air (liter/orang/hari)
1. Metropolitan 190
2. Kota besar 170
3. Kota sedang 150
4. Kota kecil 130
5. Ibu kota kecamatan 100
6. Pedesaan 60
(DP , 1994)

Badan Penelitian dan Pengembangan Kimpraswil (2002) memberikan batasan khusus


untuk kebutuhan air masyarakat desa, bahwa jika air bersih tersebut disalurkan melalui kran
umum (K ) atau hidran umum (H ) maka kebutuhan air masyarakat desa adalah 30
liter/orang/hari.
Setiap lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan prasarana air bersih yang
memenuhi syarat sebagai berikut:

a)c Penyediaan air bersih kota dan lingkungan :


c Lingkungan perumahan harus mendapat air bersih yang cukup dari jaringan kota.
c Apabila tidak tersedia sistem air bersih kota maka harus diusahakan, diadakan dari
sumber lain yang memenuhi persyaratan air bersih.
c Penyediaan air bersih kota atau air bersih lingkungan harus dapat melayani kebutuhan
perumahan dengan persyaratan air bersih.
c Sambungan rumah dengan kapasitas minimum 60 liter/orang/hari.
c Sambungan halaman dengan kapasitas minimum 60 liter/orang/hari.
c Sambungan kran umum dengan kapasitas umum 30 liter/orang/hari.
b)c Syarat-syarat sambungan rumah :
c Harus tersedia plambing dalam rumah.
c kuran minimum pipa dinas 18 mm.
c Harus dipasang meter air dengan ukuran 12,5 mm.
c ntuk pipa yang tertanam dalam tanah dapat dipakai pipa PVC.
c ntuk pipa yang dipasang di atas tanah tanpa perlindungan dapat dipakai IP.
c Meter air harus dipasang tertutup dan diamankan terhadap pengrusakan.
˜)c Syarat-syarat sambungan halaman :

c
c
c
c idak harus tersedia sistem plambing dalam rumah.
c kuran minimum pipa dinas adalah 12,5 mm.
c Harus dipasang meter air dengan ukuran 12,5 mm.
c ntuk pipa yang tertanam dalam tanah dapat dipakai pipa PVC.
c ntuk pipa yang berada di atas tanah dapat digunakan pipa GIP.
c Meter air harus dipasang tertutup dan diamankan tehadap pengrusakan.
d)c Syarat-syarat kran umum
c Kriteria dasar perencanaan
"c Jumlah pemakai 200 jiwa satu kran umum.
"c Radius pelayanan maksimum 100 meter.
c Konstruksi kran umum, satu buah kran
"c kuran diameter pipa pembawa ¼¶¶-3/2µ¶.(µ¶ dibaca inchi).
"c Bahan pipa dari PVC dan IP.
"c Meter air dipasang tertutup dan diamankan dari pengrusakan.
"c ype kran umum dengan pilar dari beton, pasangan batu bata atau bahan lain.
c Konstuksi keran air dari 2 hingga 6 kran.
"c Diameter kran adalah ½ µ¶-3/4¶¶ , dengan bahan pipa PVC dan IP.
"c inggi jatuh air 50-60 cm.
"c Saluran pembuangan dapat dialirkan ke saluran pembuangan jalan atau bidang
peresapan yang berukuran 80x80x100 cm.
2.6.2 Luas Daerah Pelayanan
Luas daerah pelayanan didapat dengan melakukan pengukuran potensi energi potensial
dan trase jaringan air menggunakan alat heodolit dan GPS untuk mengetahui dan
mendapatkan beda tinggi gravitasi permukaan air (h), dan ditentukan sebagai berikut
(Wongsocitro, 1999):
h A-B = BT PB) ± BTPA)
Dimana:
h A-B = beda tinggi antara titik A dan B (m)
BT PA) = bacaan benang tengah di titik A
BTPB) = bacaan benang tengah di titik B
Pengukuran dilakukan dengan metode poligon terbuka, sehingga beda tinggi (h)
dihitung berdasarkan pengukuran pulang pergi sebagai berikut:
h =( ha-b + hb-a ) /2
2.6.3 Sistim Distribusi
c
c
c
Sistim distribusi air pada umumnya dibagi mejadi 3 (tiga) yaitu :
1. Metode sistim gravitasi
Sistim ini sangat memungkinkan untuk area pelayanan yang memiliki lokasi sumber
suplai air di atas area pelayanan, sedemikian rupa sehingga dapat dikondisikan tekanan
yang cukup memadai di dalam jaringan pipa.

ambar 1 IPAS dengan sistem gravitasi

2. Metode kombinasi sistim gravitasi ± pompa


Dalam metode ini, kelebihan air yang dipompakan selama periode konsumsi air rendah
ditampung dalam tangki atau reservoir. Pada saat konsumsi air tinggi, air yang tertampung
dialirkan untuk menambah air yang didistribusikan.
3. Metode sistim pompa
ntuk sistim ini pompa mendesak air langsung ke dalam pipa distribusi. Bila kegagalan
oleh energi pengaliran akan sangat berarti dalam menambah gangguan distribusi air, maka
metode ini layak untuk digunakan dengan biaya mahal.

c
c
c
ambar 2 IPAS dengan sistem pompa

ambar 3 sistem suplai air

2.7 Pipa dan Sarana Penunjang


Pipa yang diperlukan untuk mengalirkan air baku dari mata air ke bak penampungan,
maupun dari penampungan ke konsumen memiliki bentuk penampang bulat. Pipa yang digunakan
dapat dibuat dari berbagai macam bahan, antara lain sebagai berikut (Sri Sudarti, 2003) :
1. Besi tuang (cast iron)
Jenis pipa ini termasuk yang paling lama digunakan, biasanya akan tercelup dalam larutan anti
karat untuk perlindungan pipa itu sendiri dari proses perkaratan. Panjang pipa ini antara 4-6
meter, dan dapat mencapai umur 100 tahun. Keuntungan penggunaan pipa ini adalah:

c
 c
c
a. Harga pipa cukup murah dan banyak tersedia di pasaran
b. Mudah dalam proses penyambungan
c. ahan terhadap daya korosi
Kerugian dari penggunaan jenis pipa ini adalah:
a. Konstruksi pipa keras mudah pecah
b. Pipa berat sehingga berpengaruh terhadap daya pengangkutan ke lokasi
2. Besi galvanis (galvanized iron pipe)
Pipa jenis ini bahannya terbuat dari pipa besi yang dilapisi seng. murnya relative pendek
antara 7-10 tahun, pipa ini dipakai secara luas untuk jaringan pelayanan yang kecil di dalam
suatu distribusi.
Keuntungan penggunan pipa ini adalah:
a. Harga terjangkau dan banyak terdapat di pasaran.
b. Ringan sehingga mudah diangkut ke lokasi pekerjaan.
c. Mudah dalam proses penyambungan
Kerugian dari penggunaan pipa ini adalah mudah terjadi krosi atau perkaratan.

ambar 4 ’agam Jenis Pipa

3. Pipa plastik (PVC)


Pipa PVC (Poly Vinyl Chloride) sekarang ini banyak digunakan dalam proyek-proyek
jaringan distribusi air bersih. Panjang pipa 4-6 meter dengan berbagai ukuran.
Keuntungan penggunaan pipa ini adalah:

c
 c
c
a. mur pipa dapat mencapai 75 tahun
b. Banyak tersedia di pasaran dan harga cukup murah
c. Sangat ringan da mudah dalam proses pemasangannya
d. Bahan terbuat dari plastic, sehingga PVC sangat tahan terhadap karat.
e. Mudah dalam pengangkutan ke lokasi pemasangan
Satu kelemahan dari jeni pipa PVC adalah kefisien muai yang cukup besar
sehingga tidak tahan terhadap suhu yang terlalu tinggi.
4.c Pipa baja (steel pipe)
Pipa ini terbuat dari baja lunak dan mempunyai banyak ragam serta ukuran.
Keuntungan penggunaan pipa ini adalah:
a. ersedia dalam berbagai ukuran
b. mur pipa bisa sampai 40 tahun
Kerugiannya adalah:
a. Berat sehingga berpengaruh terhadap biaya pengangkutan
b. idak tahan perkaratan
c. ntuk ukuran yang besar sistim penyambungan agak sulit.
Selain jenis-jenis pipa telah disebutkan terdapat juga beberapa sarana
penunjang yang sering dipergunakan dalam suat jaringan perpipaan antara lain:
1. Sambungan pipa
ntuk menggabungkan dua buah pipa atau lebih diperlukan sambungan pipa, baik
sambungan antara pipa yang berdiameter sama maupun yang tidak sama. Jenis
sambungan pipa antara lain:
a. Mangkok (bell) dan lurus
b. Sambungan mekanik
c. Sambungan dorong (push and joint)
d. Sambungan pinggiran roda (flange)
Sambungan pipa dipakai dengan menyesuaikan kebutuhan di lapangan.
2. Pompa
Pompa merupakan alat untuk menaikkan tekanan atau energi potensial air. Pompa
dapat menambah tekanan pada aliran sehingga nair dapat mengalir sesuai dengan
yang diharapkan. Pompa mengalirkan air ke satu arah dengan menaikkan tinggi
tekanan di daerah rendah menuju yang lebih tinggi.

c
c
c
2.8 Peren˜anaan Sistem Jaringan Distribusi Air Pedesaan
Sistim jaringan pipa biasa digunakan pada bidang teknik sipil khususnya untuk distribusi
air bersih. Sistim perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair atau fluida dari satu tempat ke
tempat lain. imbulnya aliran dapat diakibatkan karena adanya perbedaan elevasi atau karena
pompa.
a. Sistem jaringan pipa air bersih
Perancangan sistem jaringan pemipaan harus dirancang dengan teliti agar sistem dapat bekerja
secara optimal dan efisien. Jaringan pipa harus memenuhi persamaan kontinuitas dan tenaga
yaitu (riatmodjo,1993):
1. Aliran air di dalam pipa harus memenuhi hukum gesekan pipa aliran
tunggal,
2. Aliran masuk sama denga aliran keluar,
3. Jumlah aljabar tenaga dalam suatu jaringan tertutup sama dengan nol.
b. Persamaan energi
inggi energi pada sistem hidraulika diwakili dengan tiga bagian, yaitu tekanan, elevasi, dan
kecepatan. Keseimbangan energi antara dua titik dalam sistem diterangkan dalam persamaan
Bernaulli (riatmodjo, 1996) :
      
ë    ë     

   
dimana:
Z = energi potensial

= energi tekanan hidrostatik



= energi kecepatan


= kehilangan energi
c. Kehilangan energi pada pipa
Fluida dalam pipa akan megalami tegangan geser dan gradien kecepatan pada seluruh medan
karena adanya kekentalan. egangan geser tersebut menyebabkan kehilangan energi utama
(riatmodjo, 1993). Faktor lain yang berperan dalam kehilangan energi aliran adalah adanya
belokan, penyempitan maupun pembesaran penampang secara mendadak pada pipa katup dan
sambungan sehingga menimbulkan turbulensi. Faktor ini disebut kehilangan energi minor
(riatmodjo, 1993).
1. Kehilangan energi utama

c
c
c
Kehilangan energi utama pada pipa bertekanan digunakan rumus Darcy- Weisbach.
Persamaan ini dapat dipakai untuk berbagai jenis aliran dan cairan yang tidak
termampatkan. Besarnya kehilangan energi selama melalui pipa lingkaran menurut
Darcy-Weisbach adalah:
 




dimana :
hf = kehilangan energi atau tekanan (m),
L = panjang pipa (m),
D = diameter pipa (m),
G = percepatan gravitasi (m/detik2),
V = kecepatan aliran (m/detik)
F = koefisien gesek PVC (0,00015 mm)
2. Kehilangan energi minor
Kehilangan energi minor disebabkan adanya belokan, sambungan, perubahan
penampang, dan penggunaan katup. Walaupun disebut minor, kehilangan ditempat
tersebut mungkin saja lebih besar dibandingkan dengan kehilangan energi utama
akibat gesekan dengan pipa. Dengan demikian kehilangan energi harus
diperhitungkan. Persamaan matematis dari kehilangan energi minor adalah;
 

 atau

  

dimana:
hf = kehilangan energi atau tekanan (m),
v = kecepatan (m/d),
A = luas penampang pipa (m2),
G = percepatan gravitasi (m/d2),
Q = debit pipa (m3/d),
K = koefisien kehilangan energi minor.
Koefisien k tergantung pada bentuk fisik belokan, penyempitan, katup, dan
sambungannya. Namun, nilai k masih berupa nilai pendekatan, karena sangat
dipengaruhi oleh bahan, kehalusan membuat sambungan, serta umur sambungan itu
sendiri (riatmodjo, 1993).

c
c
c
2.9 Pengolahan Air Minum

2.9.1 Pengertian dan Prinsip Pengolahan Air

Pengolahan air minum merupakan upaya untuk mendapatkan air yang bersih dan
sehat sesuai standar mutu air untuk kesehatan. Proses pengolahan air minum merupakan
proses perubahan sifat, fisik, kimia, dan biologi air baku agar memenuhi syarat agar
digunakan sebagai air minum. ujuan dan kegiatan pengolahan air minum antara lain :

a. menurunkan kekeruhan

b. mengurangi bau, rasa, dan warna

c. menurunkan dan mematikan mikroorganisme

d. melindungi kadar-kadar bahan yang terlarut dalam air

e. menurunkan kesadahan

f. memperbaiki derajat keasaman (pH)

Dengan perkembangan penduduk yang cepat dan teknologi di perkotaan,


pengolahan air khusus dilakukan oleh perusahaan air minum (PAM). Selain mengolah air,
PAM juga mendistribusikannya ke rumah-rumah penduduk. Jika terdapat air yang
kualitasnya kurang baik perlu dilakukan pengolahan dengan teknik sederhana dan tepat
guna sesuai bahan yang ada di lokasi.

Pengolahan air secara biologi untuk mematikan potagen dapat berlangsung


bersama-sama dengan reaksi kimia dan fisika atau secara khusus dengan pemberian
desinfektan. Cara yang paling sederhana untuk mematikan mikroorganisme yaitu dengan
pemanasan sampai 100o C.

Pengolahan Air Minum dengan Instalasi Saringan Pasir Lambat

Saringan pasir lambat adalah bak saringan yang menggunakan pasir sebagai media
filter dengan ukuran butiran sangat kecil, namun mempunyai kandungan kuarsa yang
tinggi. Proses penyaringan berlangsung secara gravitasi, sangat lambat, dan simultan pada

c
c
c
seluruh permukaan media. Proses penyaringan merupakan kombinasi antara proses fisis
(filtrasi, sedimentasi dan adsorpsi), proses biokimia dan proses biologis. Saringan pasir
lambat lebih cocok mengolah air baku, yang mempunyai kekeruhan sedang sampai rendah,
dan konsentrasi oksigen terlarut (dissolved oxygen) sedang sampai tinggi. Kandungan
oksigen terlarut tersebut dimaksudkan untuk memperoleh proses biokimia dan biologis
yang optimal. Apabila air baku mempunyai kandungan kekeruhan tinggi dan konsentrasi
oksigen terlarut rendah, maka sistem saringan pasir lambat membutuhkan pengolahan
pendahuluan, yang direncanakan terpisah dari standar ini.
Bagi pasir media yang baru pertama kali dipasang dalam bak saringan memerlukan
masa operasi penyaringan awal, secara normal dan terus menerus selama waktu kurang
lebih tiga bulan. ujuan operasi awal adalah untuk mematangkan media pasir penyaring
dan membentuk lapisan kulit saringan (schmutsdecke), yang kelak akan berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya proses biokimia dan proses biologis. Selama proses pematangan,
kualitas filtrat atau air hasil olahan dari saringan pasir lambat, biasanya belum memenuhi
persyaratan air minum. kuran media pasir saringan yang sangat kecil akan membentuk
ukuran pori-pori antara butiran media juga sangat kecil. Meskipun ukuran pori-porinya
sangat kecil, ternyata masih belum mampu menahan partikel koloid dan bakteri yang ada
dalam air baku. Akan tetapi dengan aliran yang berkelok-kelok melalui pori-pori saringan
dan juga lapisan kulit saringan, maka gradien kecepatan yang terjadi memberikan
kesempatan pada partikel halus, untuk saling berkontak satu sama lain, dan membentuk
gugusan yang lebih besar, yang dapat menahan partikel sampai pada kedalaman tertentu,
dan menghasilkan filtrat yang memenuhi persyaratan kualitas air minum.
Sejalan dengan proses penyaringan, bahan pencemar dalam air baku akan
bertumpuk dan menebal di atas permukaan media pasir. Setelah melampaui perioda waktu
tertentu, tumpukan tersebut menyebabkan media pasir tidak dapat merembeskan air sebagai
mana mestinya, dan bahkan menyebabkan debit efluen menjadi sangat kecil, dan air yang
ada di dalam bak saringan mengalir melalui saluran pelimpah. Kondisi ini mengindikasikan
bahwa media pasir penyaring sudah mampat (clogging). ntuk memulihkan saringan yang
mampat, pengelola harus segera mengangkat dan mencuci media pasir menggunakan alat
pencuci pasir. Saringan pasir lambat akan beroperasi secara normal kembali, kurang lebih
dua hari setelah melakukan pengangkatan atau pencucian media pasir. Petunjuk teknis
untuk pemulihan media penyaring dapat dibaca dalam SNI 03-3982-1995, ata cara
pengoperasian dan perawatan instalasi saringan pasir lambat.

c
c
c
÷c Persyaratan umum
Perencanaan instalasi saringan pasir lambat harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a) tersedia air baku yang akan diolah;
b) tersedia pengelola instalasi saringan pasir lambat;
c) tersedia lahan untuk pembangunan/penempatan instalasi;
÷c Persyaratan teknis
Persyaratan teknis memenuhi kriteria sebagai berikut :
a) kecepatan penyaringan 0,1 m/jam sampai dengan 0,4 m/jam.
b) luas permukaan bak dihitung dengan rumus
p
A 

dengan: w = Debit air baku (m3/jam)
 = Kecepatan penyaringan (m/jam)
 = Luas permukaan bak (m2 )

c) luas permukaan bak (A) = P x L.


d) panjang bak (P) : lebar bak (L) = ( 1 sampai dengan 2 ) : 1
e) jumlah bak minimal 2 buah
f) kedalaman bak, seperti pada abel 1.

Tabel 6 Kedalaman saringan pasir lambat

No. Kedalaman Ukuran


(D) (m)
1. inggi bebas (freeboard) 0,20 s.d 0,30
2. inggi air di atas media pasir 1,00 s.d 1,50
3. ebal pasir penyaring 0,60 s.d 1,00
4. ebal kerikil penahan 0,15 s.d 0,30
5. Saluran pengumpul bawah 0,10 s.d 0,20
Jumlah 2,05 s.d 3,30

g) Media penyaring dengan kriteria sebagai berikut :


1) jenis pasir yang mengandung kadar SiO2 lebih dari 90 %;

c
c
c
2) diameter efektif (effective size - ES) butiran 0,2 mm sampai dengan 0,4 mm;
3) koefisien keseragaman Puniformity coefficient - UC) butiran 2 sampai dengan 3;
4) cara menentukan ES dan C sebagai berikut:
(a) ES = P10

(b) o 
 

dengan: › = Diameter efektif butiran pasir.


 = Koefisien keseragaman butiran pasir.
60 „ = butiran pasir efektif terkecil.
10 „ = butiran pasir efektif terbesar
5) berat jenis 2,55 gr/cm3 sampai dengan 2,65 gr/cm3 ;
6) kelarutan pasir dalam air selama 24 jam kurang dari 3,0 % beratnya;
7) kelarutan pasir dalam HCl selama 4 jam kurang dari 3,5 % beratnya
h) media penahan
Jenis kerikil tersusun dengan lapisan teratas butiran kecil dan berurutan ke butiran
kasar pada lapisan paling bawah; gradasi butir media kerikil dapat dilihat pada abel 2.

Tabel 7 radasi butir media kerikil

i) Air baku dengan ketentuan sebagai berikut :


1) kekeruhan ” 50 mg/Liter SiO2
2) oksigen terlarut • 6 mg/Liter,
3) total koliform ” 500 MPN per 100 mL.
j) Perlengkapan bak saringan
1) Saluran masukan (Inlet) ditentukan sebagai berikut :
(a) saluran tertutup atau terbuka dapat dilihat pada Gambar B.1.2 Lampiran B;
(b) dilengkapi dengan bak pembagi atau penenang air baku;
(c) dilengkapi dengan katup (check valve) untuk saluran tertutup dan pintu air
ditambah sekat ukur untuk saluran terbuka;
(d) dilengkapi dengan penahan cucuran air baku di atas pasir penyaring supaya tidak
merusak permukaan pasir.

c
c
c
2) Saluran keluaran (Outlet) ditentukan sebagai berikut :
(a) saluran tertutup dapat dilihat pada Gambar B.2.(A) dan Gambar B.2.(B) pada
Lampiran B;
(b) dilengkapi dengan katup pengatur debit efluen;
(c) dilengkapi dengan alat ukur debit;
(d) dilengkapi dengan sistem perpipaan yang dapat mengalirkan air olahan;
(e) dilengkapi dengan bak penampung air olahan dengan muka air di atas
permukaan media penyaring 50 mm sampai dengan100 mm;
3) Saluran pengumpul bawah (Underdrain) ditentukan sebagai berikut:
(a) saluran-saluran memanjang dengan tutup berlubang atau pipa dilengkapi nozzle;
dapat dilihat pada Gambar B.3. (A) Lampiran B, dengan ketentuan sebagai
berikut:
(1) lebar saluran dari as ke as 25 cm sampai dengan 30 cm;
(2) dalam saluran 10 cm sampai dengan 20 cm;
(3) jumlah saluran sebanyak 5 lajur ke arah panjang bak saringan.
(4) pada bagian atas saluran diberi tutup batu belah, pelat beton atau tegel. Lebar
pelat beton 25 cm sampai 30 cm; panjang 25 cm sampai 30 cm; tebal pelat 5
cm sampai 10 cm; Jarak antara penutup 1 cm sampai dengan 2 cm, dan atau
lebih kecil dari ukuran butir kerikil penahan yang paling besar;
(5) kemiringan saluran pengumpul ke arah outlet1% sampai dengan 2%;
(6) lantai saluran pengumpul bawah harus datar atau rata.
(b) susunan bata cetak, slab beton pracetak, lantai beton berlubang, balok beton
pracetak berlubang dan sebagainya; dapat dilihat pada Gambar B.3. (B)
Lampiran B, dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) lebar saluran dari as ke asa 40 cm sampai dengan 50 cm;
(2) dalam saluran 10 cm sampai dengan 20 cm;
(3) tebal dinding saluran 10 cm;
(4) jumlah saluran sebanyak 5 lajur kearah panjang bak saringan;
(5) pada bagian atas saluran diberi tutup pelat beton. Lebar pelat beton 40 cm
sampai 50 cm; panjang 40 cm sampai 50 cm; tebal pelat 10 cm sampai 20
cm; serta jarak antara pelat penutup saluran 1 cm;
(6) kemiringan saluran pengumpul kearah outlet 1% sampai dengan 2%;
(7) lantai saluran pengumpul bawah harus datar atau rata;

c
c
c
(c) jaringan pipa manifold (pipa utama), dan pipa lateral (cabang) yang diberi
lubang (orifice) pada bagian bawahnya; dapat dilihat pada Gambar B.3. (C)
Lampiran B dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) diameter pipa manifold 20 cm sampai dengan 30 cm;
(2) diameter pipa lateral 7,5 cm sampai dengan 10 cm. Jarak antar pipa lateral 20
cm sampai dengan 25 cm. Pipa lateral dipasang sisi kiri dan sisi kanan pipa
manifold;
(3) diameter lubang pada pila lateral (orifice) 0,6 cm sampai dengan 1,2 cm;
lubang dibuat pada seluruh badan pipa lateral.
(4) jarak antar orifice 5 cm sampai dengan 10 cm;
(5) kemiringan pipa manifold kearah outlet 1% sampai dengan 2%;
4) Pelimpah ditentukan sebagai berikut :
(1) berbentuk saluran terbuka atau tertutup;
(2) dipasang pada inlet saringan;
(3) permukaan ambang pelimpah tepat pada permukaan air maksimum saringan
yang bersangkutan;
(4) air pelimpah dapat dialirkan ke dalam tangki khusus, untuk dimanfaatkan ulang
ke dalam bak pembagi atau dibuang langsung ke badan air penerima.
5) Penguras ditentukan sebagai berikut :
(1) tampungan air dengan ketentuan:
· dipasang tepat di bawah terjunan inlet, dan di tengah-tengah kedua sisi
memanjang saringan;
· ambang tampungan kurang lebih 30 cm di bawah permukaan pasir penyaring
maksimum;
· penampang atas tampungan diberi tutup;
· dihubungkan dengan pipa penguras dan dilengkapi dengan katup.
(2) air kurasan dapat dialirkan ke dalam tangki khusus atau dibuang ke badan air
Penerima
k) Pencucian pasir sebagai berikut :
1) Alat pencucian tipe hidrolik dapat dilihat pada Gambar B.4.1 Lampiran B:
(a) luas penampang atas 1 m2 dapat mencuci pasir sekitar 8 m3/jam,
(b) tersedia bak/tangki untuk mencampurkan pasir dengan air pencuci,
(c) tersedia pompa dengan ejektor untuk mengalirkan campuran air dan pasir ke atas
tangki pencuci,
c
 c
c
(d) kecepatan air berpasir • 1,5 m/detik.
2) Alat pencucian tipe manual dapat dilihat pada Gambar B.4.3 Lampiran B:
(a) untuk debit saringan ” 3 Liter/detik;
(b) kapasitas pencuci = kapasitas pasir per saringan yang akan dicuci;
(c) tersedia pompa untuk penyemprotan air pencuci;
(d) bak dilengkapi dengan katup.
÷c Cara pengerjaan Air baku
Lakukan penyeleksian air baku sebagai berikut :
a) carilah data potensi air baku setempat;
b) tentukan debit air baku maksimum, rata-rata dan minimum;
c) catatlah data muka air baku maksimum dan minimum;
d) kumpulkan data dan informasi mengenai hak guna air baku;
e) periksa kualitas air baku.
÷c Penentuan ukuran
"c Ukuran dan jumlah bak
Lakukan pekerjaan berikut :
a) tentukan kecepatan penyaring;
b) hitunglah besar debit pengolahan;
c) hitung luas permukaan bak;
d) tentukan jumlah bak dengan minimal 2 bak;
e) tentukan kedalaman bak seperti pada abel 3.
"c Perlengkapan bak saringan
a) tentukan saluran masukan (inlet), saluran keluaran (outlet), saluran pengumpul
bawah (underdrain), pelimpah, penguras dan tinggi bebas (freeboard);
b) tentukan tipe pencucian pasir penyaring.
÷c Media penyaring dan penahan
"c Media penyaring
Lakukan pekerjaan sebagai berikut :
a) identifikasi potensi pasir lokal;
b) periksa kualitas pasir;
c) tentukan gradasi pasir dengan analisis ayakan.
"c Media penahan
Lakukan pekerjaan berikut :
a)c identifikasi potensi kerikil
c
 c
c
b) tentukan kualitas kerikil;
c) tentukan gradasi kerikil dengan analisis ayakan.
÷c Lahan Instalasi
Lakuan pekerjaan berikut :
a) tentukan kebutuhan lahan untuk menempatkan instalasi, kantor, rumah jaga dan
lain-lain;
b) carilah data topografi, geologi berdasarkan ketentuan yang berlaku.
÷c Pembiayaan
Lakukan pekerjaan berikut :
a) carilah daftar harga bahan lokal;
b) hitunglah volume pekerjaan berdasarkan ketentuan yang berlaku;
c) hitunglah biaya pembangunan saringan pasir lambat.
÷c ambar instalasi saringan pasir lambat

ambar 5 Denah instalasi saringan pasir lambat

ambar 6 Potongan - A instalasi saringan pasir lambat

c
c
c
ambar 7 Potongan - B instalasi saringan pasir lambat

Keterangan:
1. Saluran masukan (inlet).
2. Penguras.
3. Pelimpah
4. Katup keluran (outlet).
5. Katup keluran (outlet).
6. Katup pengatur untuk pengisian bak dari bawah.
7. Pintu untuk memeriksa debit pada alat ukur efluen.
8. Pipa filtrate ke reservoar.
9. Alat ukur debit filtrate
10. Saluran pengumpul bawah (underdrain)
÷c Sistem outlet saringan pasir lambat

c
c
c
ambar 8 (A). Sistem outlet saringan pasir lambat tidak menggunakan Venturi Meter
ambar 9 (B). Sistem outlet saringan pasir lambat menggunakan Venturi Meter

ambar 10 (A). Saluran pengumpul bawah.Tipe saluran memanjang dengan tutup berlubang.
ambar 11 (B). Saluran pengumpul bawah.Tipe susunan batu ˜etak / slab beton.
ambar 12 (C). Saluran pengumpul bawah. Tipe perapipaan manifold dan lateral.

c
c
c
÷c ambar denah dan potongan alat pen˜u˜i pasir

ambar 13 Denah alat pen˜u˜i pasir penyraingTipe Hidrolik

ambar 14 Potongan ± A, Alat pen˜u˜i pasir penyaring Tipe Hidrolik

c
c
c
ambar 15 Denah alat pen˜u˜i pasir penyaring Tipe Manual

ambar 16 Potongan ± B, alat pen˜u˜i pasir penyaring Tipe Manual

÷c Contoh perhitungan luas permukaan bak (A)


Luas permukaan bak (A) dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Q
A = -------------------------------------------------------------------------------------- (1)

c
c
c
v
Misalkan :
Q = 5 Liter/detik = 5 x 10-3 m3/detik.
v = 0,2 m/jam = 0,2 / 3600 m/detik.
Maka :
5 x 10-3 m3/detik.
A = ---------------------------- = 90 m2
0,2 / 3600 m/detik.
÷c Contoh perhitungan ukuran panjang (P) dan lebar (L) bak
Panjang (P) dan lebar (L) dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :
A = P x L .................................................................................................... (2)
P : L = ( 1 s.d 2 ) : 1 ............................................................................ (3)
Ditentukan: P : L = 2 : 1
P = 2L
A = 2L2
L = ¥ ½ A = ¥ ½ (90 m2 ) = 6,7 m, ditetapkan L = 7 m.
P = 2L = 2 x 6,7 m = 13,4 m, ditetapkan P = 14 m.

÷c Contoh perhitungan luas permukaan bak untuk debit = (1 s.d 5) Liter/detik


Hasil perhitungan luas permukaan bak (A) dapat dilihat pada abel 3 berikut :

Tabel 7 Contoh perhitungan luas permukaan bak untuk debit : (1 s.d 5 ) l/dt.

÷c Contoh perhitungan kedalaman bak (D)


Kedalaman bak (D) dapat dihitung berdasarkan persyaratan pada abel 1, dengan
mempertimbangkan kesesuaian antara kedalaman bak dengan kondisi lahan yang
tersedia. Hasil perhitungan dapat dibaca pada abel 4 berikut.

c
c
c
Tabel 8 Contoh kedalaman bak (D) saringan pasir lambat

÷c Contoh penentuan diameter efektif dan koefisien keseragaman pasir penyaring


ES dan C dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
ES = P10 ...................................................................................... (4)
P60
C = ---- ...................................................................................... (5)
P10
dimana : ES = diameter efektif butiran
C = koefisien keseragaman butiran

Besaran untuk P10 dan P60 dapat diambil berdasarkan gambar grafik dari hasil analisis
ayakan. Sebagai contoh dapat dibaca pada grafik Gambar B.5 Lampiran B. Dari
gambar tersebut dapat diketahui bahwa :
· P10 = ES = 0,27 mm (antara 0,2 mm s.d 0,4 mm)
· P60 = 0,62 mm
· C = 0,62 : 0,27 = 2,3 (antara 2 s.d 3)
Jadi gradasi pasir (ES dan C) memenuhi syarat untuk media penyaring pasir
lambat
÷c Contoh penentuan kualitas pasir penyaring
Penentuan kadar SiO2 dan kelarutan pasir dalam air maupun HCl, serta berat jenis pasir
ditetapkan melalui analisis kualitas air. Contoh hasil analisis kaulitas pasir sebagai
berikut :
· Kadar SiO2 = 92 % > 90 %
· Kelarutan pasir dalam air selama 24 jam = 0,58 % < 3 %
· Kelarutan pasir dalam HCl selama 24 jam = 2,71 % < 3,5%
· Berat jenis pasir = 2,60 gr/cm3 (antara 2,55 gr/cm3 s.d 2,65 gr/cm3 )

c
c
c
Jadi kualitas pasir memenuhi syarat untuk media penyaring pasir lambat
÷c Contoh penentuan gradasi krikil penahan
Gradasi media kerikil ditetapkan dengan lapisan paling atas dengan butiran kecil dan
berurutan ke lapisan bawah dengan butiran besar. Contoh gradasi media kerikil yang
sudah ditetapkan dapat diperiksa pada abel 5 berikut :

Tabel 9 Contoh penentuan gradasi media kerikil

Penyaringan untuk Menjernihkan Air dengan Bahan ± bahan Alami

c Bahan
1.c 10 (sepuluh) kg arang
2.c 10 (sepuluh) kg ijuk
3.c pasir beton halus
4.c batu kerikil
5.c 2 (dua) buah kran 1 inci
6.c batu dengan garis tengah 2-3 cm
Peralatan
1.c satu buah bak penampungan
2.c satu buah drum bekas
Pembuatan
1.c Sediakan sebuah bak atau kolam dengan kedalaman 1 meter sebagai bak
penampungan.
2.c Buat bak penyaringan dari drum bekas. Beri kran pada ketinggian 5 cm dari dasar
bak. Isi dengan ijuk, pasir, ijuk tebal, pasir halus, arang tempurung kelapa, baru
kerikil, dan batu-batu dengan garis tengah 2-3 cm (lihat Gambar).
Penggunaan

c
c
c
1.c Air sungai atau telaga dialirkan ke dalam bak penampungan, yang sebelumnya
pada pintu masuk air diberi kawat kasa untuk menyaring kotoran.
2.c Setelah bak pengendapan penuh air, lubang untuk mengalirkan air dibuka ke bak
penyaringan air.
3.c Kemudian kran yang terletak di bawah bak dibuka, selanjutnya beberapa menit
kemudian air akan ke luar. Mula-mula air agak keruh, tetapi setelah beberapa
waktu berselang air akan jernih. Agar air yang keluar tetap jernih, kran harus
dibuka dengan aliran yang kecil.
Pemeliharaan
1.c Ijuk dicuci bersih kemudian dipanaskan di matahari sampai kering
2.c Pasir halus dicuci dengan air bersih di dalam ember, diaduk sehingga kotoran
dapat dikeluarkan, kemudian dijemur sampai kering.
3.c Batu kerikil diperoleh dari sisa ayakan pasir halus, kemudian dicuci bersih dan
dijemur sampai kering.
4.c Batu yang dibersihkan sampai bersih betul dari kotoran atau tanah yang melekat,
kemudian dijemur.
Keuntungan
1.c Air keruh yang digunakan bisa berasal dari mana saja misalnya : sungai, rawa,
telaga, sawah dan sumur.
2.c Cara ini berguna untuk desa yang jauh dari kota dan tempatnya terpencil.
Kerugian
1.c Air tidak bisa dialirkan secara teratur, karena air dalam jumlah tertentu harus
diendapkan dulu dan disaring melalui bak penyaringan.
2.c Bahan penyaring harus sering diganti.
3.c Air harus dimasak lebih dahulu sebelum diminum

Prinsip Dasar Pengolahan Air Minum Di Pedesaan.

a. Bersifat tepat guna dan sesuai dengan kondisi, lingkungan fisik maupun sosial budaya
masyarakat setempat.

b. Pengoperasiannya mudah dan sederhana.

c. Bahan-bahan yang digunakan berharga murah.

c
 c
c
d. Bahan yang digunakan tersedia di lokasi dan mudah diperoleh.

e. Efektif, memiliki daya pembersih yang besar untuk memurnikan air.

Pengolahan Air Se˜ara Fisika

Pengolahan air secara fisika yang mudah dilakukan di pedesaan adalah penyaringan
(filtrasi), pengendapan (sedimentasi), dan absorpsi.

1. Penyaringan (filtrasi)

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan / koloid dengan cairan. Proses
penyaringan bisa merupakan proses awal (primary treatment) atau penyaringan atau
proses sebelumya, misalnya penyaringan dan hasil koagulasi.

2. Sedimentasi (pengendapan)

Sedimentasi merupakan proses bahan padat dari air olahan. Proses sedimentasi dapat
terjadi bila air limbah mempunyai berat jenis lebih besar daripada air sehingga mudah
tenggelam.

Proses pengendapan ada yang bisa terjadi langsung, tetapi ada pula yang memerlukan
proses pendahuluan seperti koagulasi / reaksi kimia. Prinsip sedimentasi adalah
pemisahan bagian padat dengan memanfaatkan gaya garavitasi sehingga bagian yang
padat berada di dasar kolam pengendapan sedangakan air murni di atas.

3. Absorpsi dan adsorpsi

Absorpsi merupakan proses penyerapan bahan-bahan tertentu. Dengan penyerapan air


tersebut air menjadi jernih karena zat-zat didalamnya diikat oleh absorben.

Absorpsi umumnya menggunakan bahan absorben dari karbon aktif. Pemakaiannya


dengan cara membubuhkan karbon aktif bubuk ke dalam air olahan atau dengan cara
menyalurkan air melalui saringan yang medianya terbuat dari karbon aktif kasar.

Adsorpsi merupakan penangkapana atau pengikatan ion-ion bebas di dalam air oleh
adsorben. Adsorben yang umum digunakan adalah karbon aktif karena absorpsi oleh

c
 c
c
karbon aktif untuk mengolah air olahan yang mengadung venol dan bahan yang
memiliki berat molekul tinggi.

Aplikasi absorpsi yaitu dengan cara mencampurkan absorben dengan serbuk karbon
aktif atau dengan cara menjadikan karbon aktif sengai media filtrasi (filtration bed).

4. Elektrodialisis

Elektridialisis merupakan proses pemisahan ion-ion yang larut di dalam air limbah
dengan memberikan 2 kutub listrik yang berlawanan dari arus searah (direct current,
DC). Ion positif akan bergerak ke kutub negatif (katoda) sedangkan ion negatif akan
bergerak ke kutub positif (anoda).

Pada kutub positif (anoda), ion negatif akan melepaskan elektronnya sehingga menjadi
molekul yang berbentuk gas ataupun padat dan tidak larut di dalam air. Hal ini
memungkinkan terjadinya pengendapan.

Pengolahan Air Se˜ara Kimia

1. Koagulasi

Koagulasi merupakan proses pengumpulan melalui reaksi kimia. Reaksi ini dapat
berjalan dengan membubuhkan zat pereaksi (koagulan) sesuai dengan zat yang terlarut.
Kolagulan yang banyak digunakan adalah kapur, tawas, atau kaporit. Pertimbangannya
karena garam-garam Ca, Fe, dan Al bersifat tidak larut dalam air sehingga mampu
mengendap bila bertemu dengan sisa-sisa baja.

2. Aerasi

Merupakan suatu sistem oksigenasi melalui penangkapan O2 dari udara pada air olahan
yang akan diproses. Pemasukan oksigen ini bertujuan agar O2 di udara dapat bereaksi
dengan kation yang ada di dalam air olahan. Reaksi kation dan oksigen menghasilkan
oksidasi logam yang sukar larut dalam air sehingga dapat mengendap. Proses aerasi harus
diikuti oleh proses filtrasi / pengendapan.

Pengolahan Air Se˜ara Mikrobiologi

c
c
c
paya memperbaiki mikrobiologi air minum yang paling konvensional adalah dengan cara
mematikan mikroorganismenya. Proses ini bisa dilakukan sekaligus dengan proses
koagulasi ataupun melalui praktek sederhana dengan cara mendidihkan air hingga
mencapai suhu 100o C.

Pengolahan Air Untuk Air Minum

A. Pengolahan air gambut

Karakteristik air gambut.

Air gambut merupakan air permukaan dari tanah bergambut dengan ciri mencolok
karena warnanya merah kecoklatan, mengandung zat organik tinggi, rasanya asam, ph 2-
5, dan tingkat kesadahannya rendah.

Kebutuhan air penduduk di daerah gambut tergantung pada air gambut yang memiliki
kualitas kurang baik, karena cukup banyak penduduk yang tergantung pada air gambut
maka pemerintah sangat memperhatikan pengolahan air gambut. ntuk itulah puslitbang
pemukiman dpu mengadakan penelitian pengolahan air gambut sejak tahun 1982. Hal
ini dilakukan dalam rangka penyediaan air bersih untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.

B. Pengolahan air sungai dengan cadas

Batu cadas merupakan batuan yang lunak, berwarna coklat dan mengandung batu apung
yang bersifat porus. Karena sifat porusnya, batu cadas dapat dimanfaatkan untuk
menyaring air di pedesaan.

C. Pengolahan air kotor dengan saringan pasir (aerasi dan filtrasi)

Aerasi dan filtrasi dapat mengatasi kekeruhan serta dapat menurunkan kandungan kation
yang larut, terutama kadar besi (fe), mangan (mg), dan alumunium (al). Konstruksinya
terbuat dari 2 buah drum yang bagian dalamnya telah dicat atau dilabur.

D. Pengolahan air dengan bahan kimia (koagulasi dan filtrasi)

c
c
c
Cara koagulasi dan filtrasi ini sangat berguna untuk air yang mengandung bahan kimia,
bau, dan warna, tetapi tidak terlalu pekat. Pada prinsipnya proses ini terdiri dari dua bak,
yaitu bak pertama sebagai tempat reaksi kimia dan bak ke-2 sebagai tempat filtrasi /
penyaringan.

E. Pengolahan air dengan pengendapan bak ganda

Air didiamkan selama sehari semalam hingga diperoleh air bersih. Pengendapan
dilakukan dengan 2 buah bak yang digunakan secara bergantian. Bak pertama diisi air
untuk keperluan hari ini. Hal ini dilakukan sambil mengisi bak kedua untuk keesokan
harinya, begitu seterusnya.

F. Pengolahan air sungai dengan bak pengendapan langsung

Yaitu dengan penyaringan langsung di pinggir sungai kemudian dialirkan ke rumah


penduduk. Cara ini cocok untuk air yang agak jernih tetapi masih ada bahan padatan
sehingga diendapkan.

2.10cPermasalahan Air Bersih


2.10.1c Pen˜emaran Air Bersih di Makassar

Kota Makassar tampaknya masih belum bebas dari ancaman krisis air bersih,
khususnya di musim kemarau. Malah krisis air mulai mengancam lantaran debit air baku
PDAM Makassar mengalami penurunan yang cukup drastis.

Dirut PDAM Makassar tahun 2005 - Ridwan Syahputra Musagani - pernah


mengungkapkan bahwa problematika PDAM Makassar sangat kompleks. ak bisa
dipungkiri, Makassar di musim kemarau mengalami krisis air, karena air baku terus
mengalami penurunan. api hal tersebut disiasati dengan menurunkan mobil-mobil
tangki untuk melayani pelanggan PDAM.

Masalah air bersih di Makassar belum bisa stabil. erbukti, bukan saja pada musim
kemarau PDAM terkendala air, tapi lebih dari itu. Pada musim hujan pun PDAM
bermasalah. Selain itu, masalah lain dari air bersih Makassar adalah seperti adanya
lumpur karena dampak abrasi. api itu telah menjadi program utama bagi PDAM untuk
melakukan perbaikan.

c
c
c
Dari segi operasional, PDAM Makassar memang masih belum bisa meraih
keuntungan materi. PDAM adalah perusahaan daerah yang lebih menyeimbangkan 'profit
oriented' daripada 'social oriented'. Pelayanan sosial lebih utama, sehingga keuntungan
yang diraih dari neraca keuangan PDAM belum maksimal.

Pada tahun 2008 kemarin, dalam salah satu kolokium untuk menyambut hari air se-
dunia yang diadakan di Hotel Regency, seorang narasumber - Prof Dr Ambo pe, DEA,
staf pengajar Fakultas MIPA nhas ± mengatakan bahwa pada umumnya air sumur atau
air di tanah dangkal di Makassar telah tercemar oleh limbah. Sumur-sumur penduduk
banyak tercemar oleh deterjen dan febalkoli (tinja, red). Air yang tercemar ini, katanya,
sudah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan. Jika dipersentasekan air di tanah
dangkal yang tercemar limbah sudah di atas 50 persen.

Air yang tercemar bila dikonsumsi akan menimbulkan penyakit diare dan
semacamnya. Salah satu buktinya, air sumur pompa yang diambil dalam beberapa menit
warnanya sudah berubah warna menjadi kuning.

Masalah yang perlu dicermati adalah kebiasaan masyarakat yang menjadikan aliran
air baku di Lekopaccing untuk mandi, mencuci, dan buang sampah. Perilaku tersebut
yang menyebabkan air baku PDAM tercemar.

Kebutuhan air bersih masyarakat Makassar sebanyak 2.340 liter per detik. kebutuhan
akan air minum di Sulsel dari tahun 2000 hingga 2010 akan meningkat menjadi 0,300
dikali 10.000.000 meter kubik. Sekitar 25 persen warga Makassar yang tidak bisa
menikmati air bersih dari PDAM. Belum lagi sekitar 45 persen kebocoran air yang harus
dihadapi oleh PDAM.

2.10.2c Peme˜ahan Masalah Air Bersih Makassar

anggal 25 Februari 2009 kemarin, Wali Kota Makassar Ilham Arief Siradjuddin dan
Direktur tama (Dirut) PDAM Kota Makassar Ridwan Syahputra Musagani
mengemukakan bahwa selambatnya 10 tahun ke depan, PDAM Kota Makassar harus
sudah punya sumber air baku yang baru. Sumber-sumber air baku yang ada selama ini
diperkirakan tak akan mampu lagi memenuhi kebutuhan air di masa mendatang di tengah
bertambahnya penduduk dan kian pesatnya perkembangan Kota Makassar. Apalagi

c
c
c
masalah kekeruhan yang terjadi di Sungai Jeneberang saat ini diperkirakan tak akan
selesai hingga tujuh tahun ke depan.

Pekan lalu, Kepala Sub-Dinas Bina Manfaat Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air
(PSDA) Provinsi Sulawesi Selatan Soeprapto Budisantoso mengingatkan, penyelesaian
masalah air di hulu Sungai Jeneberang akan memakan waktu sedikitnya tujuh tahun.
ntuk mengantisipasi kebutuhan warga saat ini, serta beberapa tahun ke depan, PDAM
Kota Makassar memang membutuhkan sumber air baru.

Kendati masalah sumber air baku yang baru ini adalah program jangka panjang,
tetapi sejauh ini pihak PDAM sudah mulai mendata beberapa sumber air, antara lain di
Kabupaten akalar dan sekitarnya.

Sementara ini, untuk mengatasi krisis air yang terjadi akibat kekeruhan di Sungai
Jeneberang, selain pengoperasian tiga buah pompa terapung di Bendungan Bilibili,
PDAM juga akan meningkatkan kapasitas beberapa instalasi pengolahan air (IPA) yang
ada. Seperti IPA Maccini Sombala yang saat ini berkapasitas 200 liter per detik akan
ditingkatkan menjadi 500 liter per detik.

Selain itu, Bendungan Lekopaccing di Maros juga dibenahi untuk menjamin air baku
di IPA Panaikang agar tetap stabil dan tetap berkapasitas 1.000 liter per detik. Pihak
PDAM juga akan melakukan perbaikan jaringan untuk menjaga agar tidak ada air yang
terbuang percuma. Dengan apa yang dilakukan sekarang, untuk tahun 2006 PDAM
menargetkan dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk 90 persen warga Kota
Makassar.

Hingga kini, dengan lima IPA dan total produksi dalam keadaan normal 2.340 liter
per detik, PDAM Kota Makassar baru bisa memenuhi kebutuhan air bersih untuk 842.654
jiwa dari 1.145.406 jiwa total penduduk Kota Makassar.

ahun 2008 kemarin dalam salah satu kolokium untuk menyambut hari air se-dunia
yang diadakan di Hotel Regency, seorang narasumber lainnya, Fahruddin, menawarkan
bioteknologi sebagai alternatif pengolahan pencemaran air yang murah dan ramah
lingkungan. Menurunnya, kualitas air disebabkan masuknya bahan kimia berbahaya dan
beracun (B3). Kebanyakan zat kimia tersebut adalah pestisida, deterjen, klorin,
hidrokarbon minyak bumi, logam-logam berat yang datap membahayakan lingkungan
dan kesehatan
c
c
c
2.10.3c Permasalahan Air Bersih Nasional
Kota Makassar masih belum bebas dari ancaman krisis air bersih, khususnya di
musim kemarau. Bahkan krisis air mulai mengancam dikarenakan debit air baku PDAM
Makassar mengalami penurunan yang cukup drastis.
Problematika PDAM Makassar sangat kompleks. ak bisa dihindari, Makassar di
musim kemarau mengalami krisis air, karena air baku terus mengalami penurunan.
Namun hal tersebut disiasati dengan menurunkan mobil-mobil tangki untuk melayani
pelanggan PDAM. Hal ini diungkapkan oleh Dirut PDAM Makassar tahun 2005, yaitu
Bapak Ridwan Musagani.

Masalah air bersih di Makassar belum bisa stabil. Dilihat pada kenyataannya
tidak hanya pada musim kemarau PDAM terkendala air, Pada musim hujan pun PDAM
bermasalah. Selain itu, masalah lain dari air bersih Makassar adalah adanya lumpur
karena dampak abrasi. Namun, itu telah menjadi program utama bagi PDAM untuk
melakukan perbaikan.
Dalam salah satu kolokium yang diadakan dalam rangka menyambut hari air sedunia
yang di adakan di Hotel Regency pada tahun 2008. erdapat seorang narasumber yang
bernama Prof Dr Ambo pe, DEA, yang merupakan staf pengajar Fakultas MIPA nhas
, mengatakan bahwa pada umumnya air sumur atau air di tanah dangkal di Makassar
telah tercemar oleh limbah. Sumur-sumur penduduk banyak tercemar oleh deterjen dan
febalkoli (tinja, red). Air yang tercemar ini sudah sampai pada tahap yang
mengkhawatirkan. Jika di bawa ke dalam bentuk persen air di tanah dangkal yang
tercemar limbah di atas 50 persen.
Air yang tercemar bila dikonsumsi akan menimbulkan penyakit diare dan
semacamnya. Salah satu buktinya adalah air sumur pompa yang diambil dalam beberapa
menit warnanya sudah berubah warna menjadi kuning.
Permasalahan yang sebenarnya yang perlu dicermati adalah kebiasaan masyarakat
yang menjadikan aliran air baku di Lekopaccing untuk mandi, mencuci, dan buang
sampah. Perilaku tersebut yang menyebabkan air baku PDAM tercemar.
Jika di analisis kebutuhan air bersih masyarakat Makassar sebanyak 2.340 liter per
detik. kebutuhan akan air minum di Sulsel dari tahun 2000 hingga 2010 akan meningkat
menjadi 0,300 dikali 10.000.000 meter kubik. Sekitar 25 persen warga Makassar yang
tidak bisa menikmati air bersih dari PDAM. Belum lagi sekitar 45 persen kebocoran air

c
c
c
yang harus dihadapi oleh PDAM. Hal ini menjadi faktor pendukung yang menyebabkan
kelangkaan akan air bersih atau baku di Kota Makasaar
Peme˜ahan Masalah Air Bersih Makassar
Berdsarkan sumber yang terpercaya, pemerintah telah emikirkan bagaimana cra
untuk mengantisipasi kelangkaan air tersebut. Seperti yang pernah dikemukakan oleh
Bapak Walikota Makassar , Ilham Arief Sirajuddin dan Dirut PDAM Kota Makassar
Bapak Ridwan Musagani bahwa PDAM Kota Makassar harus sudah punya sumber air
baku yang baru. Karena sumber-sumber air baku yang ada selama ini diperkirakan tak
akan mampu lagi memenuhi kebutuhan air di masa mendatang di tengah bertambahnya
penduduk dan kian pesatnya perkembangan Kota Makassar. Apalagi masalah kekeruhan
yang terjadi di Sungai Jeneberang saat ini telah diperkirakan tak akan selesai hingga tujuh
tahun ke depan.
Walaupun masalah sumber air baku yang baru ini adalah program jangka panjang,
tetapi sejauh ini pihak PDAM sudah mulai mendata beberapa sumber air, antara lain di
Kabupaten akalar dan sekitarnya.
ntuk sementara ini dalam mengatasi krisis air yang terjadi akibat kekeruhan di
Sungai Jeneberang, selain pengoperasian tiga buah pompa terapung di Bendungan
Bilibili, PDAM juga akan meningkatkan kapasitas beberapa instalasi pengolahan air
(IPA) yang ada. Seperti IPA Maccini Sombala yang saat ini berkapasitas 200 liter per
detik akan ditingkatkan menjadi 500 liter per detik. lSelain itu, Bendungan Lekopaccing
di Maros juga dibenahi untuk menjamin air baku di IPA Panaikang agar tetap stabil dan
tetap berkapasitas 1.000 liter per detik. Pihak PDAM juga akan melakukan perbaikan
jaringan untuk menjaga agar tidak ada air yang terbuang percuma. Dengan apa yang
dilakukan sekarang, untuk tahun 2006 PDAM menargetkan dapat memenuhi kebutuhan
air bersih untuk 90 persen warga Kota Makassar.
Hingga kini, dengan lima IPA dan total produksi dalam keadaan normal 2.340 liter
per detik, PDAM Kota Makassar baru bisa memenuhi kebutuhan air bersih untuk 842.654
jiwa dari 1.145.406 jiwa total penduduk Kota Makassar.

erdapat solusi lain dari seorang narasumber dalam sebuah kolokium menyambut
hari air-sedunia di Hotel Regency tahun 2008 lalu , Fahruddin menawarkan bioteknologi
sebagai alternatif pengolahan pencemaran air yang murah dan ramah lingkungan.
Menurunnya, kualitas air disebabkan masuknya bahan kimia berbahaya dan beracun

c
c
c
(B3). Kebanyakan zat kimia tersebut adalah pestisida, deterjen, klorin, hidrokarbon
minyak bumi, logam-logam berat yang dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan
Permasalahan Air Bersih Nasional
Menurut Kepala Pengelola Air Bersih Otorita Batam, slamet effendi, faktor utama
penyebab tingginya angka kebocoran PDAM di Indonesia adalah karena lemahnya
manajemen dan pengawasan. dan masalah tersebut tak pernah dilaksanakan secara
profesional.
Menurut Slamet Effendy, yang menjadi hambatan adalah penyediaan air bersih masih
dilihat sebagai komoditas sosial sehingga pengelola tidak bekerja profesional dan
masyarakat pun tak banyak yang peduli. Padahal beberapa negara yang sudah berhasil
dalam masalah air bersih, telah memasuki era di mana air sudah merupakan komunitas
bisnis.
Dan hambatannya di Indonesia, pengelola kesulitan karena setiap investasi baru akan
berakibat kenaikan tarif yang serta merta mengundang kontroversi di tengah masyarakat.
Akibatnya, terjadi kemandekan investasi dan kinerja kemudian memburuk karena
tingginya permintaan sementara investasi malah menyusut.
Namun, Slamet optimis, dalam waktu dekat Indonesia akan menuju ke era yang
disebut bisnis air, manajemen dan produksi air bersih dilaksanakan secara profesional.
Bersamaan dengan itu, masyarakat semakin sadar untuk menerima setiap kenaikan tarif
yang wajar.
ntuk menunjang pengelolaan air bersih yang ideal, pemerintah dan masyarakat
harus berperan serius. PDAM harus bekerja profesional, pemerintah sebagai pemilik
harus berbesar hati agar tidak terburu-buru berharap mendapat setoran dan masyarakat
mau membayar kewajiban secara pantas demi kepentingan umum.
Bila semua komponen bersabar, maka proses produksi dan distribusi semakin efisien
dan efektif. Perusahaan dapat mengurangi biaya untuk mengurangi beban masyarakat,
karena tarif air bisa ditekan lebih rendah tanpa perhitungan kerugian dari kebocoran yang
persentasenya cukup tinggi itu.
Berbeda dari Indonesia, beberapa negara maju tidak terlalu dipusingkan lagi masalah
investasi pada sektor produksi dan instalasi air bersih. Mereka hanya berkonsentrasi pada
pengamanan sumber air baku yang ada.
Dengan mengamankan sumber air baku, proses pengelolaan air baku menjadi air
bersih tidak lagi terlalu panjang dan mahal. Hal ini akan mengurangi biaya produksi,
sehingga dapat menetapkan tarif lebih rendah kepada konsumen.
c
c
c
Seorang Kepala Cabang Biwater-perusahaan air minum asal Inggris-untuk kawasan
Asia enggara, Paul Bennet berpendapat banhawa sumber bahan baku air utama yang
banyak dimanfaatkan perusahaan air minum di Indonesia adalah sungai, waduk, dan air
hujan. sehingga masih membutuhkan proses yang panjang untuk menjadi air bersih masih
, karena pada dasarnya kesadaran masyarakat untuk menjaga sumber air seperti sungai,
waduk, dan air hujan masih rendah
Sumber-sumber air baku tersebut harus dijaga agar tak terkontaminasi limbah
industri maupun rumah tangga. Bila air sumber sudah kotor, otomatis memerlukan proses
produksi yang panjang karena harus menghilangkan bau, warna, dan rasa, agar memenuhi
standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Bila dikelola dengan baik, sumber air baku ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Karena itu, sudah saatnya pemerintah membentuk badan nasional untuk menangani
masalah air, karena sumber-sumbernya bukan hanya lintas propinsi, bahkan menuju ke
lintas negara.
Salah satu contoh, sumber air baku milik Otorita Batam yang dimanfaatkan untuk
memasok air bersih kepada 400.000 penduduk dan industri yang ada di Pulau Batam. Air
baku tersebut bisa dijual kepada perusahaan swasta pengelola air di Batam, P Adya
irta Batam (AB).
Oleh karena rendahnya kualitas air di waduk tersebut, harga air di Batam menjadi
cukup tinggi sebesar Rp 570 per meter kubik, meskipun air baku dapat dibeli dengan
cukup murah. P AB hanya membayar air baku seharga Rp 50 per meter kubik dan
untuk industri asing yang juga memproduksi air dikenakan tarif lebih tinggi, sebesar 11
dollar Singapura.
Perbandingannya dengan Malaysia, negara ini sudah mencatat keberhasilan dalam
mengamankan persediaan air baku. Negara jiran ini bahkan sudah mampu memasok
kebutuhan air kepada Singapura yang memerlukan pasokan air dari Johor Baru sekitar
750 juta liter per hari.
Pengamanan air baku masih dipegang sepenuhnya oleh pemerintah, hanya saja
manajemen pengelolaan air bersih diserahkan kepada pihak swasta, Puncak Niaga (M)
Sdn Bhd. Begitu pula hubungan dengan konsumen, semua masih urusan pemerintah.
Masalah air bersih perlu dipikirkan serius karena merupakan kebutuhan utama setiap
penduduk Indonesia yang jumlahnya 200 juta lebih. Jangan sampai kita ribut soal tarif
yang akan dinaikkan, sementara kita membiarkan pemborosan dari setiap kebocoran air
yang ada.
c
 c
c
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Air bersih adalah air yang layak yang digunakan untuk keperluan keluarga atau rumah
tangga karena telah memenuhi syarat. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk
memenehi standar kehidupan manusia secara sehat. Ketersediaan air yang terjangkau dan
berkelanjutan menjadi bagian tertentu bagi setiap individu baik yang tinggal di perkotaan maupun
di perdesaan.

Syarat umum air bersih adalah ada sepanjang tahun, tidak berbau, tidak berwarna, tidak
berasa, bebas dari pathogen organik dan tetap segar. Sumber ± sumber air bersih dapat bearasal
dari air hujan, air permukaan dan air tanah. Air bersih di gunakan utnuk memenuhi untuk
berbagai kebutuhan, baik kebutuhan domestik maupun non domestik. Adapun faktor ± faktor
yang mempengaruhi air bersih adalah luas wilayah, tingkat kepadatan penduduk, kemajuan
industry perdagangan, iklim, pertumbuhan penduduk dan kontur.

Permasalahan air bersih yang biasa dialami dan dikeluhkan oleh pengelola dan
masyarakat adalah :

1.c Kesulitan mendapatkan sumber air baku


2.c Pemborosan dari setiap kebocoran air (kebocoran pipa) yang ada.
3.c Kemandekan investasi dan kinerja memburuk karena tingginya permintaan sementara
investasi malah menyusut.

Berdasarkan ketiga masalah tersebut, baik dari pihak pengelola maupun masyarakat
merasa sangat dirugikan. Keuntungan yang minim bagi pihak pengelola dan mahalnya tarif serta
kesulitan air bersih bagi masyarakat.

Masalah air bersih yang sedang dialami oleh kota Makassar adalah ancaman krisis air
bersih akibat berkurangnya sumber air baku/kekeruhan sumber air baku. Sampai saat ini, PDAM
Kota Makassar baru bisa memenuhi kebutuhan air bersih untuk 842.654 jiwa dari 1.145.406 jiwa
total penduduk Kota Makassar. Sekitar 25 persen warga Makassar yang tidak bisa menikmati air
bersih dari PDAM. Dan sekitar 45 persen kebocoran air yang harus dihadapi oleh PDAM.

c
 c
c
ntuk mengatasi masalah air bersih tersebut, maka PDAM Kota Makassar membutuhkan
sumber air baru. ntuk mengatasi krisis air yang terjadi akibat kekeruhan di Sungai Jeneberang,
selain pengoperasian tiga buah pompa terapung di Bendungan Bilibili, PDAM juga akan
meningkatkan kapasitas beberapa instalasi pengolahan air (IPA) yang ada. Seperti IPA Maccini
Sombala yang saat ini berkapasitas 200 liter per detik akan ditingkatkan menjadi 500 liter per
detik.

Selain itu, Bendungan Lekopaccing di Maros juga dibenahi untuk menjamin air baku di
IPA Panaikang agar tetap stabil dan tetap berkapasitas 1.000 liter per detik serta menggunakan
bioteknologi sebagai alternatif pengolahan pencemaran air yang murah dan ramah lingkungan.

Faktor utama penyebab tingginya angka kebocoran PDAM di Indonesia adalah karena
lemahnya manajemen dan pengawasan. Selain itu, pihak pengelola PDAM mengalami kesulitan
karena setiap investasi baru akan berakibat kenaikan tarif yang serta merta mengundang
kontroversi di tengah masyarakat. Akibatnya, terjadi kemandekan investasi dan kinerja kemudian
memburuk karena tingginya permintaan sementara investasi malah menyusut.

3.2c Saran
ntuk menunjang pengelolaan air bersih yang ideal, pemerintah dan masyarakat harus
berperan serius. PDAM harus bekerja profesional, pemerintah sebagai pemilik harus berbesar hati
agar tidak terburu-buru berharap mendapat setoran dan masyarakat mau membayar kewajiban
secara pantas demi kepentingan umum.
Bila semua komponen bersabar, maka proses produksi dan distribusi semakin efisien dan
efektif. Perusahaan dapat mengurangi biaya untuk mengurangi beban masyarakat, karena tarif air
bisa ditekan lebih rendah tanpa perhitungan kerugian dari kebocoran yang persentasenya cukup
tinggi itu.

c
c
c
DAFTA’ PUSTAKA

http://makassarkota.go.id/content/view/1383/140/

http://digilib-ampl.net/detail/detail.php?row=21&tp=kliping&ktg=airminum&kode=1786

http://www.inawater.com/news/wmview.php?ArtID=1247

http://cetak.fajar.co.id/news.php?newsid=18274

http://www.ampl.or.id/detail/detail01.php?row=5&tp=seminar&ktg=&kd_link=1&jns=&kode=177

http://www.pu.go.id/humas/media%20massa/juli/kp2407001.htm

http://www.riau.go.id/index.php?module=articles&func=display&ptid=1&aid=2070

http://beritasore.com/2008/07/09/pdam-tirtanadi-laksanakan-pencucian-reservoir-ii-di-ipa-sunggal/

c
c
c

You might also like