You are on page 1of 6

Konsep Dasar

Luka Infeksi
Saldy Yusuf, S.Kep.Ns.ETN

Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies


asing terhadap organisme inang, dan bersifat pilang
membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau
patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk
dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan
inang.

GRIYA AFIAT MAKASSAR


An international woud clinic
KONSEP DASAR LUKA INFEKSI

Saldy Yusuf, S.Kep.Ns.ETN


Clinical Advisor GRIYA AFIAT Makassar
An international wound clinic

Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh

spesies asing terhadap organisme inang, dan

bersifat pilang membahayakan inang. Organisme

penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana

yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak

diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen

mengganggu fungsi normal inang dan dapat

berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan

organ tubuh, dan bahkan kematian.

Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan

sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit,

fungi, virus, prion, dan viroid. (http://id.wikipedia.org/wiki/Infeksi)

Beberapa jenis mikroorganisme (terutama bakteri) dapat berkembang biak, menyerang hingga

merusak jaringan sehingga menyebabkan ‘delayed healing’ yang akan kadang-kadang dapat pula

menyebabkan penyakit sistemik. Kemampuan bakteri untuk menghasilkan efek yang merusak

dipengaruhi oleh:

• Kemampuan system imunitas pasien untuk menyerang bakteri (host resistence).

• Jumlah bakteri pada luka, semakin banyak bakteri akan semakin beresiko.

• Jenis bakteri pada luka. Beberapa bakteri memiliki kemampuan besar (virulensi) dibandingjenis

lain dan dapat menyebabkan penyakit walaupun masih dalam jumlah yang sedikit.
DEFINISI

Keberadaan bakteri pada luka mungkin akan menimbulkan:

• Kontaminasi : bakteri tidak berkembang biak dan belum menimbulkan masalah klinis.

• Kolonisasi : Bektari berkembang biak tapi tidak merusak jaringan.

• Infeksi : Bakteri berkembang biak, penyembuhan terganggu dan jaringan luka

mengalami kerusakan (infeksi lokal) bila tidak ditangani dapat menimbulkan infeksi sitemik.

Perluasan Infeksi
Kontaminasi Kolonisasi Infeksi lokal
infeksi sistemik

Status Waspada Butuh Intervensi

Infeksi lokal kadang ditandai dengan tanda-tanda dan gejala inflamasi (nyeri, panasa, bengkak,

kemerahan dan penurunan fungsi). Meskipun demikian sebagian luka kronik yang disebabkan oleh

bakteri dapat menimbulkan masalah seperti; delayed healing, walaupun tidak disertai dengan tanda-

tanda inflamasi. Beberapa praktisi lebih condong menggunakan isitilah “critical colonization” dibanding

isitilah infeksi lokal. Namun apapun istilah yang digunakan, ketika bakteri telah menyebabkan masalah

pada luka maka dibutuhkan intervensi segera untuk mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut dan

menciptakan lingkungan yang kondusif bagi proses penyembuhan.


Luka selalu mengandung bakteri, walaupun tanpa efek yang merusak.

Tantangan penelitian ke depan yaitu pemahaman akan factor-faktor yang terlibat dalam transisi status

luka dari kolonisasi ke infeksi lokal.

DIAGNOSA LUKA INFEKSI

Diagnosa luka infeksi dibuat berdasarkan pertimbangan klinis. Pengkajian hingga evaluasi harus terus

dilakukan secara continue. Evaluasi terhadap tanda dan gejala luka infeksi meliputi keadaan umum

pasien, jaringan sekitar luka, dan luka itu sendiri. Pengkajian rutin dalam perawatan luka akan membantu

mendeteksi adanya tanda dini luka infeksi.

RESIKO INFEKSI

Resiko luka terhadap infeksi akan berbanding lurus dengan adanya:

 Faktor-faktor yang melemahkan pasien, penurunan daya tahan tubuh dan gangguan perfusi

jaringan, seperti:

• Diabtes mellitus, immunocompromsied status, hypoxia jaringan akibat anemia atau penyakit

cardiovascular/respirasi, kerusakan ginjal, keganasan, rematik arthritis, obesitas dan

malnutrisi.

 Pengobatan, seperti:

• Kortikosteroid, agens sitotoksik, dan immunosupresants.

 Faktor Psikologis, sepeti:

• Hospitalisasi, personal hygiene yang buruk, dan pola hidup yang tidak sehat.
Praktisi harus dapat mempertahankan kompetensi klinis dalam luka infeksi

terutama pada pasien dengan diabetes meliuts, gangguan autoimun dan

gangguan perfusi jaringan atau penggunaan immunosupresants.

Karakteristik luka yang beresiko untuk infeksi

Luka Akut Luka Kronik

 Kontaminasi pembedahan.  Nekrotik jaringan atau benda asing.

 Prossedur operasi yang lama.  Durasi yang lama.

 Trauma, dengan pertolongan  Ukuran luka yang luas dan dalam.

yang lambat.  Lokasi luka yang dekat dengan daerah

 Nekrotik jaringan atau benda kontaminasi, seperti anal.

asing.

TANDA DAN GEJALA

Luka infeksi pada luka akut atau lukoeprasi pada pasien yang sehat kadang terlihat secara nyata. Namun

pada luka kronik dan pasien yang mengalami kelemahan, diagnosa baru bisa ditegakkan melalui

pertimbangan adanya tanda-tanda lokal atau tanda-tanda umum non spesifik seperti; penurunan nafsu

makan, kelemahan, memburuknya kondisi pasien atau kadar glukosa yang tidak terkontrol.

Tingkat luka infeksi akan mempengaruhi terapi. Sangat penting untuk dipertimbangkan dan dibedakan

tanda dan gejala infeksi lokal, perluasan infeksi, dan infeksi sistemik.

Infeksi dapat menimbulkan tanda dan gejala yang berbeda pada setiap jenis luka dan penyebab. Sistem

scoring dan criteria diagnostic telah dikembangkan untuk mengidentifikasi infeksi pada luka akut, sepeti

‘Surgical site infection” ASEPSIS yang dikembangkan oleh Center for Disease Control (CDC).
TENTANG PENULIS

Saldy Yusuf, S.Kep.Ns.ETN. lahir di Makassar 26 Oktober 1978. Pendidikan Keperawatan

di mulai di Akper Depkes Tidung Makassar (2000), S 1 Keperawatan PSIK-FK UNHAS

(Tahun 2007). Tahun 2008 mendapatkan beasiswa dari World Council Of Enterostomal

Therapy Nursing (WCETN) untuk mengikuti Indonesian Enterostomal Therapy Nursing

Education Programme (IndoETNEP). Selain sebagai Khalifah di muka bumi, saat ini

penulis memiliki pekerjaan sampingan sebagai dosen tamu di beberapa Perguruan

Tinggi, pembicara dalam beberapa Seminar Nasional, dan trainer dalam bidang luka,

stoma, dan continence care. Penulis juga aktif sebagai Professional Board InOA

Makassar, Pengurus InETNA, dan anggota WCETN.

Korespondensi:

e-mail : saldy_yusuf@yahoo.com

weblog :www.saldyusuf.blogpost.com

BOX 1 | Wound characteristics that may increase the

You might also like