You are on page 1of 4

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1

butir 19, menjelaskan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang
dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang
mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham
atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang
tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan
sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta
didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan.Mata pelajaran
pilihan yang diikuti oleh peserta didik dipilih sesuai dengan pilihan mereka.Kedua kelompok
mata pelajaran tersebut (wajib dan pilihan) terutama dikembangkan dalam struktur kurikulum
pendidikan menengah (SMA dan SMK) sementara itu mengingat usia dan perkembangan
psikologis peserta didik usia 7 15 tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk
peserta didik SD dan SMP.
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum 2006 atau yang dikenal
dengan KTSP dengan didasari pemikiran tentang tantangan masa depan, persepsi masyarakat,
perkembangan pengetahuan dan pedagogi, kompetensi masa depan, dan fenomena negatif
yang mengemuka.
Latar belakang perlunya perubahan kurikulum menurut Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Muhammad Nuh bahwa ditengah perubahan zaman, sistem pendidikan di
Indonesia juga harus selalu ikut menyesuaikan. Pengembangan kurikulum 2013 diharapkan
dapat menjadi jawaban untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia hadapi
perubahan dunia. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach)
dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati (Observing), menanya
(Questioning), menalar (Associating), mencoba (Experimenting) membentuk jejaring
(Networking) untuk semua mata pelajaran.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Kurikulum 2013 mencakup kompetensi
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Pada Kurikulum
2013, jumlah mata pelajaran pada tingkat SD dikurangi dari 10 menjadi 6, tetapi jam
pelajaran ditambah 6 jam perminggu. Pada tingkat SMP jumlah pelajaran juga dikurangi dari

12 menjadi 10 dengan jam pelajaran ditambah 6 jam perminggu. Sedangkan tingkat SMA
tidak ada pengurangan jumlah pelajaran, hanya dibagi menjadi dua kelompok yaitu mata
pelajaran wajib dan pilihan serta jam pelajaran ditambah dua jam perminggu. Pada SMK,
selain ada mata pelajaran wajib dan pilihan juga ada mata pelajaran produktif.
Pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 berpusat pada peserta didik.Proses
pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik seperti yang dilakukan oleh para ilmuwan
dalam mencari dan menemukan pengetahuan.
Kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan
instrumen penilaian yang mengukur kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
peserta didik. Tidak hanya hasil akhir saja yang menjadi penilaian, tetapi proses dalam
pembelajaran juga menjadi penilaian.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang mandiri
(Permendikbud nomor 81A tahun 2013). Tujuan ini diwujudkan dalam prinsip pembelajaran
Kurikulum 2013 yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah.
Diantaranya adalah: (1) berpusat pada peserta didik; (2) mengembangkan kreativitas peserta
didik; (3) menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang; (4) bermuatan nilai,
etika, estetika, logika, dan kinestetika; dan (5) menyediakan pengalaman belajar dengan
menerapkan berbagai macam strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan,
kontekstual, efektif, dan bermakna.Prinsip inilah yang merupakan pembelajaran Kurikulum
2013.
Pelaksanaan di sekolah, prinsip pembelajaran tersebut diterapkan dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran saintifik. Kegiatan pembelajaran terdiri atas: mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menganalisis, dan menyimpulkan merupakan ciri pembelajaran
saintifik. Menurut Kemdikbud (2013b), pendekatan pembelajaran saintifik merupakan
pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah ilmuwan dalam membangun pengetahuan.
Harapan dari penggunaan pendekatan pembelajaran iniadalah menjadikan peserta didik aktif,
mandiri, dan disiplin dalam mencari pengetahuan layaknya seorang ilmuwan, tidak hanya
memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan saja, tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana proses yang dilakukan peserta didik dalam mendapatkan pengetahuan itu.
Kurikulum

2013

juga

mengembangkan

pembelajaran

langsung

dan

tidak

langsung.Pembelajaran langsung yang dimaksud adalah kegiatan pembelajaran yang disusun


dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) agar peserta didik dapat mengembangkan
pengetahuan, sikap, serta keterampilan dirinya.Sedangkan pembelajaran tidak langsung
merupakan bagian dari pembelajaran langsung tetapi tidak disusun kegiatan pembelajaran

untuk itu.Pembelajaran langsung berkenaan dengan Kompetensi Inti (KI) 3 dan Kompetensi
Inti (KI) 4 yang berturut-turut berisi tentang kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan yang harus dicapai peserta didik dan pembelajaran tidak langsung berkenaan
dengan Kompetensi Inti (KI) 1 dan Kompetensi Inti (KI) 2 yang berisi tentang sikap spiritual
dan sosial.Kedua pembelajaran ini terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.
Di akhir pembelajaran, pendidik memberikan tes formatif kepada pesera didik
kemudian memberikan penilaian yang bertujuan untuk mengetahui apakah peserta didik telah
mencapai kompetensi atau belum. Instrumen penilaian yang digunakan adalah penilaian
autentik. Penilaian autentik merupakan instrumen penilaian yang menilai mulai dari masukan
(input), proses (process), dan keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan (Kemdikbud, 2013b). Penilaian autentik sejalan dengan pendekatan
pembelajaran saintifik, karena dapat menilai perkembangan peserta didik selama proses
pembelajaran seperti mengamati, menanya, dan lain lain.Oleh karena itu, pada Kurikulum
2013 menggunakan penilaian autentik.
Dari hasil tes formatif, pendidik memutuskan apakah akan melanjutkan ke materi
selanjutnya atau memberikan program remedial bagi peserta didik yang belum mencapai
kompetensi.Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4),
peserta didik tidak diperkenankan melanjutkan materi berikutnya, sebelum mampu
menyelesaikan materi yang ada dengan hasil yang baik. Konsep seperti ini disebut belajar
tuntas (mastery learning).
Pembelajaran dengan pendekatan belajar tuntas membutuhkan peran pendidik agar
mendorong keberhasilan peserta didik. Apabila peserta didik sudah tuntas, pendidik dapat
memberikan penguatan materi berupa pengayaan atau pun melanjutkan materi pada
kompetensi selanjutnya. Tetapi, apabila peserta didik belum tuntas atau gagal mencapai
kompetensi, maka pendidik harus memberikan remedial kepada peserta didik hingga
mencapai ketuntasan. Implikasi dari prinsip pembelajaran tuntas ini mengharuskan
dilaksanakannya program-program remedial dan pengayaan sebagai bagian dalam penerapan
belajar tuntas.Oleh karena itu, setiap guru harus memiliki kemampuan memberikan remedial
secara tepat sesuai kebutuhan dan karakteristik balajar peserta didik agar mencapai
ketuntasan kompetensi.
Penilaian mengacu pada patokan ketuntasan belajar (Permendikbud nomor 81A tahun
2013). Apabila peserta didik dapat mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang dikembangkan
dari KI-3 dan KI-4 dengan nilai lebih dari atau sama dengan 2,66 dinyatakan sudah tuntas.
Jika di bawah nilai itu, dinyatakan belum tuntas dan segera dilakukan program remedial.

Sedangkan penilaian pada kompetensi sikap (KI-1 dan KI-2) dilakukan dengan melihat profil
sikap peserta didik secara umum pada semua mata pelajaran, jika nilainya berkategori baik
(B) maka dinyatakan lulus, tetapi jika di bawah B, yakni C dan K harus dilakukan pembinaan
secara holistik oleh pendidik Bimbingan dan Konseling (BK), pendidik mata pelajaran, dan
orang tua.
Kurikulum 2013 mulai diterapkan sejak tahun ajaran 2013/2014 pada beberapa sekolah
di seluruh Indonesia. SMP Negeri 6 Singkawang Selatan adalah salah satu sekolah tingkat
SMP yang telah menerapkan kurikulum 2013. Berdasarkan waktu penerapan kurikulum yang
masih tergolong baru serta dengan adanya perubahan perubahan yang terdapat dalam
Kurikulum 2013, mendorong penulis mempelajari dan melakukan penelitian awal tentang
implementasi Kurikulum 2013 pada proses kegiatan pembelajaran IPA Fisika yang telah
diterapkan di SMP Negeri 6 Singkawang Selatan.

You might also like