Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Wendi Irawan Dediarta
(150310080137)
Latar Belakang
Perubahan sosial sekarang ini sedang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia
khususnya pada masyarakat pedesaan. Perubahan sosial lingkungan ini sangat
berpengaruh terhadap prilaku masyarakatnya. Pengkajian masalah ini perlu kita
keluarkan. Untuk sementara waktu perubahan ini akan memeberikan dampak positif,
tetapi setelah kita telaah lebih lanjut apakah perubahan ini akan terasa semakin baik
pula?. Perubahan sosial lingkungan ini akan berpengaruh terhadap lingkungan.
Perubahan ini perlhan akan merusak lingkungan secara keseluruhan. Kita semestinya
dapat mencegah hal tersebut. Lingkungan juga butuh ketenangan agar dapat melindungi
manusia juga.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul “kasus perubahan sosial lingkungan”
adalah supaya pembaca dapat mengetahui materi yang terkandung. Dibuatnya makalah
ini yaitu agar para pembacanya dapat mengetahui lebih dalam perubahan sosial
lingkungan yang terjadi akhir-akhir ini.
Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah melalui studi pustaka yang
bersumber dari media cetak maupun media elektronik. Selain itu juga dengan mencari
informasi terkini mengenai perubahan sosial lingkungan.
PEMBAHASAN
Pola konversi lahan dapat ditinjau dari beberapa aspek. Menurut pelaku konversi, maka
dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, alih fungsi secara langsung oleh pemilik lahan
yang bersangkutan. Lazimnya, motif tindakan ada 3: (a) untuk pemenuhan kebutuhan
akan tempat tinggal, (b) dalam rangka meningkatkan pendapatan melalui alih usaha, (c)
kombinasi dari (a) dan (b) seperti misalnya untuk membangun rumah tinggal yang
sekaligus dijadikan tempat usaha. Pola konversi seperti ini terjadi di sembarang tempat,
kecil-kecil dan tersebar.
Berbeda dengan penurunan produksi yang disebabkan oleh serangan hama, penyakit,
kekeringan ataupun banjir, berkurangnya produksi padi akibat konversi lahan sawah
adalah bersifat permanen. Sekali lahan sawah berubah fungsi, berarti tak lagi lahan
tersebut dapat menjadi sawah kembali. Hampir tidak pernah dijumpai bahwa lahan
sawah yang telah beralih fungsi menjadi nonsawah (apalagi untuk peruntukan
nonpertanian) kemudian berubah kembali menjadi sawah. Fenomena demikian
mempunyai implikasi yang serius terhadap perhitungan mengenai dampak negatif
konversi lahan sawah terhadap produksi pangan. Sangat logis bahwa semakin tinggi
produktivitas lahan sawah yang terkonversi, semakin tinggi pula kerugian yang
terjadi.
Dampak negatif lain akibat konversi lahan sawah merupakan akibat lanjutan dari
rusaknya ekosistem sawah. Sampai saat ini memang belum ada suatu penelitian yang
secara komprehensif mengkaji persoalan ini. Tak dapat diingkari bahwa untuk
wilayah tropis maka fungsi sawah pada musim penghujan bukan sekedar lahan yang
dipergunakan untuk budi daya padi, tetapi juga merupakan hamparan yang efektif
untuk menampung kelebihan air limpasan. Secara teknis, areal pesawahan telah
dikembangkan sedemikian rupa sehingga sebagian dari air limpasan tertampung di
areal pesawahan dengan tinggi genangan yang tidak berdampak negatif terhadap
pertumbuhan tanaman padi.
Dari sudut pandang sosial ekonomi, konversi lahan sawah yang terjadi pada suatu
hamparan yang cukup luas dan masif dengan sendirinya mengubah struktur
kesempatan kerja dan pendapatan komunitas setempat. Sudah barang tentu sebagian
dari mereka justru mengalami perbaikan kesejahteraan, terutama bagi pemilik lahan
yang sejak semula merupakan bagian dari lapisan atas penduduk setempat. Untuk
golongan bawah (terutama buruh tani dan petani gurem) yang terjadi adalah
sebaliknya. Sebagian besar dari mereka tidak dapat secara otomatis beralih
pekerjaan/usaha ke sektor nonpertanian sehingga yang terjadi kemudian adalah
kondisi semakin sempitnya peluang usaha yang mereka hadapi. Pada saat yang sama,
terjadi pula perubahan budaya dari masyarakat agraris ke budaya urban. Yang terjadi
kemudian adalah meningkatnya kriminalitas. Oleh karena kriminalitas pada
hakekatnya juga merupakan biaya sosial yang harus ditanggung oleh komunitas yang
bersangkutan maka hal itu berarti net social benefit turun.
KESIMPULAN
Pengaruh positif modernisasi adalah Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja manusia,
Meningkatkan prokduktivitas kerja manusia, Meningkatnya volume ekspor, Tersediannya
berbagaimacam barang komsumsi, dll, Pengaruh positif globaliasasi adalah Lancarnya
komunikasi antar individu maupun antar kelompok.dalam ruang lingkup dunia, dan
Lancarnya proses transaksi ekonomi antar Negara maupun antar benua.
Pengaruh negatif modernisasi adalah Adanya perusakan alam dan pencemaran lingkungan,
Adanya sikap konsumenrisme, Adanya penurunan kualitas moral manusia(demoralisme) dll.
Globalisasi dilihat dari dunia industri memang merupakan suatu ajang pertandingan diantara
banyak peserta yang mempunyai kemampuan berbeda-beda.
Dampak negatif akibat konversi lahan sawah merupakan akibat lanjutan dari rusaknya
ekosistem sawah. Tak dapat diingkari bahwa untuk wilayah tropis maka fungsi sawah pada
musim penghujan bukan sekedar lahan yang dipergunakan untuk budi daya padi, tetapi juga
merupakan hamparan yang efektif untuk menampung kelebihan air limpasan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumaryanto. 2001. “konversi lahan sawah ke penggunaan non pertanian dan dampak
negatifnya”.
http://balittanah.litbang.deptan.go.id [ 8 November 2009 ]
Anonim. 2009. “ dampak perubahan sosial sebagai akibat moderenisasi dan globalisasi”.
http://rainbowlife-ryadhie.blogspot.com [ 8 November 2009 ]