Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2B
UTAMY PRAWATI (A24070091)
R. MUHAMMAD ZAENUDIN (A24070175)
INDAH RETNOWATI (A24070179)
RIZKIANA ANGGAYUHLIN (A24070180)
Latar Belakang
Tujuan
Penunasan
Pasar pikul
Pasar pikul dapat dibuat dalam beberapa sistem, salah satunya dengan
sistem 2 : 1. Sastrosayono (2003) menjelaskan bahwa pembuatan pasar pikul
sistem 2 : 1 adalah dari 2 gawangan terdapat 1 pasar pikul dengan uraian 1
sebagai pasar pikul dan satu lagi sebagai gawangan mati, lebar pasar pikul antara
1 - 1,5 mMendongkel seluruh anak kayu dan keladi – keladi yang tumbuh
digawangan, membabat gulma yang digawangan dan membabat tidak boleh
bersamaan waktu dengan dongkel anak kayu. Kegiatan dongkel anak kayu
dilakukan untuk mencegah persaingan penyerapan unsur hara antara tanaman inti
dengan gulma pengganggu. Dalam kegiatan mendongkel diharuskan akar benar-
benar terangkat agar mati.
Piringan
Tempat Pelaksanaan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tanaman kelapa sawit
TM-10 dan TM-7.
Pada praktikum ini juga digunakan alat-alat berupa egrek (1buah), pacul
(1 buah), dan sabit (2buah).
Metode Kerja
Pengendalian Gulma
Gulma pada areal pasar pikul perlu dikendalikan. Hal itu bermanfaat bagi
transportasi dan pengiriman TBS ke TPH. Menurut H0404055 (2010) tujuan
pembersihan gulma pada areal piringan, pasar pikul, jalan kontrol, dan TPH
adalah untuk mempermudah dalam kegiatan panen dan pengutipan brondolan,
pemupukan, serta memperlancar akses masuk ke dalam blok areal kelapa sawit.
Pembersihan gulma pada areal pasar pikul dapat dilakukan secara manual
maupun kimia. Pengndalian gulma secara manual biasanya menggunaka
peralatan sederhana, seperti cangkul dan sabit. Pengendalian gulma secara kimia
umumnya menggunakan herbisida. Pengendalian gulma pada pasar pikul secara
kimia dilakukan sebanyak tiga rotasi dalam satu tahun. Pengendalian gulma pada
pasar pikul umumnya secara kimia. Hal itu dimaksudkan untuk efisiensi waktu,
biaya, dan tenaga kerja. Pengendalian gulma secara manual umumnya dilakukan
untuk mengendalikan gulma di areal piringan ataupun untuk mendongkel anak
kayu.
Pada praktikum ini dilakukan pengendalian gulma pada pasar pikul,
gawangan, dan areal sekitar piringan secara manual. Pada areal pasar pikul
dilakukan babat merah agar jalan pikul dapat digunakan/dilalui dengan baik. Pada
areal gawangan dilakukan babat dempes, yaitu membabat gulma hingga
ketinggian tertentu. Tujuan dari babat dempes tersebut adalah untuk
memperkecil/menekan penguasaan sarana tumbuh oleh gulma, khususnya gulma
rumput. Pada areal sekitar piringan dilakukan kegiatan pencabutan atau
pendongkelan anak kayu untuk gulma berkayu. Menurut Christian (2008)
kegiatan dongkel anak kayu adalah kegiatan mencabut atau membersihkan gulma
berkayu dan anak sawit dari areal perkebunan kelapa sawit. Gulma berkayu yang
ditemukan adalah gulma paku-pakuan dan Melastoma malabatrichum.
Penunasan (Pruning)
Prestasi Kerja
Pada praktikum ini setiap kelompok memperoleh dua pohon kelapa sawit
untuk dilakukan pemeliharaan (penunasan dan pengendalian gulma). Areal yang
dibersihkan adalah areal sekitar dua pohon kelapa sawit. Dua kegiatan
pemeliharaan dapat diselesaikan oleh kelompok 2B (empat mahasiswa) dalam
waktu 54 menit. Luas lahan yang dibersihkan dalam kegiatan pemeliharaan ini
tidak diketahui dengan pasti, tetapi perkiraan yang digunakan oleh kelompok 2B
diketahui luas lahan 49 m2 (perhitungan terlampir).
Melalui data yang diperoleh (data terlampir) dapat diketahui prestasi kerja
dari tiap mahasiswa kelompok 2B dalam melakukan kegiatan penunasan serta
pengendalian gulma piringan, gawangan, dan pasar pikul. Prestasi kerja yang
diperoleh tiap mahasiswa kelompok 2B adalah 104,95 HK/ha. Arti dari prestasi
kerja tersebut bahwa dengan tenaga mahasiswa dari kelompok 2B untuk
melakukan kegiatan pemeliharaan tersebut dalam luasan satu hektar dibutuhkan
waktu 105 hari agar pekerjaan pemeliharaan dapat diselesaikan.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Pada praktikum ini alat penunasan (egrek) yang digunakan dalam kondisi
yang kurang baik. Kondisi alat agak tumpul sehingga memperlambat kegiatan
penunasan. Agar pekerjaan penunasan dapat cepat diselesaikan dan memberikan
hasil yang baik, alat yang digunakan sebaiknya berada dlam kondisi baik pula.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 1. Egrek
Prestasi kerja
Standar Orang Kerja/hari = 7 jam/HK