You are on page 1of 6

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAMAN PERKEBUNAN

PEMELIHARAAN BIBIT KELAPA SAWIT

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2B
UTAMY PRAWATI (A24070091)
R. MUHAMMAD ZAENUDIN (A24070175)
INDAH RETNOWATI (A24070179)
RIZKIANA ANGGAYUHLIN (A24070180)

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
PEMBAHASAN

Pengukuran dan Seleksi Bibit

Bibit kelapa sawit yang ditanam di prenursery maupun mainnursery perlu


dipelihara dengan baik agar pertumbuhannya sehat dan subur. Bibit yang
pertumbuhannya baik dan subur akan dapat dipindahkan ke lapang sesuai dengan
umur dan saat tanam yang tepat. Menurut Hartono (2008) ada empat kegiatan
pokok dalam pemeliharaan bibit, yaitu penyiraman, penyiangan, pengawasan dan
seleksi, serta pemupukan.
Pada masa pembibitan, baik di prenursery maupun di mainnursery,
kegiatan pengawasan bibit harus dilakukan. Kegiatan pengawasan bertujuan
untuk mengontrol pertumbuhan bibit kelapa sawit. Pengontrolan pertumbuhan ini
berkaitan dengan kegiatan seleksi bibit kelapa sawit hingga menjadi bibit siap
salur (BSS). Kegiatan pengontrolan ditujukan terhadap pertumbuhan bibit dan
perkembangan gangguan hama dan penyakit.
Kegiatan yang dilakukan setelah pengawasan/pengontrolan bibit adalah
penyeleksian bibit. Bibit yang tumbuh kerdil, abnormal, berpenyakit, dan
memiliki kelainan genetis akan dibuang. Kegiatan seleksi ini dilakukan saat bibit
ditumbuhkan di prenursery dan mainnursery. Hartono (2008) menyatakan
bahwa pembuangan bibit (thinning out) dilakukan pada saat bibit akan
dipindahkan ke mainnursery, yaitu saat bibit berumur empat bulan dan enam
bulan, serta saat bibit akan dipindahkan ke lapang.
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran pada empat belas tanaman
sawit. Pengukuran dilakukan pada tinggi tanaman, jumlah pelepah, dan diameter
pangkal batang. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah hingga pucuk
tertinggi. Pelepah yang dihitung adalah pelepah yang daunnya telah membuka
sempurna, sedangkan daun-daun yang masih menutup/muda dianggap sebagai
satu pelepah. Diameter pangkal batang diukur secara melintang menggunakan
jangka sorong. Berikut disajikan data pengukuran bibit kelapa sawit :

Tabel 1. Pengukuran Bibit Kelapa Sawit


Tinggi Diameter
No. Tanaman Batang Jumlah
Tanaman (cm) (cm) Pelepah
1 128.2 6.7 15
2 121.3 6.6 12
3 113.8 6.5 14
4 101.5 5.9 14
5 107.7 6.1 12
6 114.6 6.2 13
7 105 6.1 12
8 110 5.8 13
9 114.3 6.6 13
10 118.1 6.1 11
11 112.4 6.8 12
12 117.2 6 12
13 121 6.3 14
14 121.8 5.6 15

Bibit kelapa sawit memiliki standar normal yang menjadi prasyarat


kelayakan penanaman bibit di lapang. Pada umur satu tahun bibit kelapa sawit
memiliki standar normal, yaitu tinggi bibit ± 126 cm, jumlah pelepah ± 18, dan
diameter pangkal batang ± 6 cm. Jika standar itu diterapkan pada empat belas
bibit kelapa sawit yang telah diamati, tidak ada satupun bibit yang memenuhi
standar.
Pahan (2008) menjelaskan bahwa bibit abnormal terbagi menjadi tiga
kelompok, yaitu kelainan pada habitus tanaman, kelainan pada bentuk anak daun
(leaflet), dan kelainan daya pertumbuhan. Contoh kelainan pada habitus tanaman,
yaitu bibit tumbuh meninggi dan kaku, permukaan tajuk rata, bibit tumbuh
terkulai, dan anak daun tidak membelah. Kelainan pada bentuk anak daun,
misalnya anak daun pendek, tersusun sangat rapat ataupun jarang, helaian anak
daun sempit seperti jarum, dan sudut anak daun dengan tulang daun sangat tajam
(cenderung steril). Kelainan daya pertumbuhan seperti pertumbuhan bibit yang
sangat lambat meskipun bentuk bibit dan daun normal. Bibit yang abnormal
dapat disebabkan oleh serangan hama dan penyakit. Pada praktikum ini tidak
ditemukan bibit yang abnormal, tetapi ada gejala serangan hama, seperti daun
yang bolong-bolong.

Pemupukan

Pemupukan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan pembibitan


kelapa sawit yang sangat penting. Menurut Pahan (2008) pemberian pupuk
dengan campuran unsur NPK akan memberikan respon yang sangat baik terhadap
pertumbuhan bibit kelapa sawit. Aplikasi pupuk NPK yang efektif dan efisien
bila diberikan dalam dosis rendah secara kontinu. Umumnya kegiatan
pemupukan yang dilakukan didasarkan pada tiga aspek, yaitu waktu dan jumlah
pupuk, metode pemberian/aplikasi, serta kebutuhan tenaga kerja.
Pada praktikum ini dilakukan pemupukan dengan unsur nitrogen, fosfor,
dan kalium. Unsur N diperoleh dari pupu Urea, unsur P dari SP-18, dan unsur K
dari pupuk KCl. Ketiga pupuk tersebut dicampur dengan masing-masing dosis
Urea 10 gram/bibit, SP-18 8 gram/bibit, dan KCl 8 gram/bibit. Pupuk
diaplikasikan secara melingkar mengelilingi bibit, kemudian ditimbun. Aplikasi
pemupukan dilakukan secara hati-hati agar tidak mengenai bibit. Hal itu untuk
menghindari plasmolisis. Berikut disajikan data rekomnedasi pupuk untuk bibit
kelapa sawit :

Tabel 2. Rekomendasi Pemupukan di Pembibitan Utama (CRF)


Umur Bibit Dosis Pupuk (gr/bibit) Cara Aplikasi
3 bulan 50 gr CRF Meister MX 20-6- 14+3 Pada saat alih-tanam
Diberikan pada
9 bulan 30 gr NPK 15-15- 6-4 polybag
Sumber : Pahan (2008)

Pengendalian Hama dan Penyakit

Ada tiga tipe gangguan yang dapat menghambat pertumbuhan bibit, yaitu
serangan hama, penyakit yang disebabkan oleh patogen, dan penyakit fisiologis.
Gangguan pertumbuhan tersebut dapat dikendalikan sesuai dengan tipe
gangguannya.
Salah satu tindakan pengendalian adalah penyemprotan. Menurut Pahan
(2008) tindakan penyemprotan preventif untuk mengendalikan hama dan penyakit
di pembibitan kelapa sawit umumnya tidak dianjurkan karena sangat penting
untuk mengetahui hama dan penyakit umum di pembibitan.
Pada praktikum ini dilakukan penyemprotan fungisida dan pestisida.
Fungisida yang digunakan adalah Dithane, sedangkan insektisida adalah Suprasit.
....................................................................................................................................
Pada praktikum ini juga dilakukan pemberian furadan. Furadan
merupakan suatu jenis insektisida. Furadan diaplikasikan dengan cara ditabur di
atas permukaan daun dan batang bibit kelapa sawit. Cara aplikasi tersebut untuk
mencegah serangan insekta/serangga yang akan menyerang bagian tajuk tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

Hartono, R. B. 2008. Pemeliharaan pada Pembibitan.


http://budidayakelapasawit.blogspot.com. [16 Maret 2010].
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit : Manajeman Agribisnis dari
Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya. Bogor. 411 hal.

You might also like