Professional Documents
Culture Documents
TEKNOLOGI
PANGAN
JILID 1
SMK
TEKNOLOGI
PANGAN
JILID 1
Untuk SMK
Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan
kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan
pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK.
Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah
dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45
Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan 1. Direktur Pembnaan Sekolah
kehadirat Allah SWT karna Menengah Kejuruan, Ditjen
berkat rahmat dan hidayahNya, Manajemen Pendidikan
penulis dapat menyelesaikan Dasar dan Menengah,
buku ajar untuk Sekolah Departemen Pendidikan
Menengah Kejuruan Pertanian Nasional yang telah
dengan judul TEKNOLOGI memberikan kesempatan
PANGAN. Buku ini merupakan untuk berpartisipasi dalam
hasil kerjasama antara penulis penulisan buku Teknologi
dengan Direktur Pembinaan Pangan.
Sekolah Menengah Kejuruan, 2. Kepala PPPTK Pertanian
Ditjen Manajemen Pendidikan Cianjur yang telah
Dasar dan Menengah, memberikan ijin dan
Departemen Pendidikan kesempatan untuk menulis
Nasional. buku Teknologi Pangan.
3. Prof. Dr. Tarkus Suganda
Buku Teknologi Pangan selaku editor yang telah
membahas tentang: memberikan masukan guna
pengetahuan bahan hasil meningkatkan
pertanian, dasar-dasar proses kesempurnaan buku ajar.
pengolahan atau pengawetan, 4. Dr. Ari Widodo dan Endang
pasca panen, sanitasi, Prabandari selaku penilai
pengemasan, penanganan yang telah memberikan
limbah, kimia pangan, masukan dalam
bioteknologi dan analisis usaha. penyempurnaan kelayakan
kontekstual (isi dan
Buku ini ditulis dengan tujuan penyajian).
dapat digunakan sebagai salah 5. Anna Widanarti dan
satu sumber bacaan atau Sugianto sebagai penilai
referensi untuk meningkatkan yang telah memberikan
wawasan di bidang teknologi masukan untuk
pangan. Buku ini ditulis dengan penyempurnaan kelayakan
mengacu pada Standar bahasa.
Kompetensi Nasional Bidang 6. Purwanto dan Heroe selaku
Teknologi Hasil Pertanian yang penilai yang telah
telah diterbitkan oleh memberikan masukan untuk
Departemen Pendidikan penyempurnaan kegrafikaan
Nasional Republik Indonesia. 7. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada
Pada kesempatan ini, penulis pihak-pihak lain yang tidak
mengucapkan terima kasih dapat disebutkan satu
kepada: persatu atas dorongan dan
ii
Penulis mengharapkan
masukan, saran dan koreksi dari
para pembaca demi
sempurnanya buku ini. Semoga
buku Teknologi Pangan ini dapat
memberikan manfaat bagi
pembacanya. Amin.
Penulis
iii
DISKRIPSI
Buku Teknologi Pangan ini keamanan pangan, serta
membahas tentang pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja.
bahan hasil pertanian, dasar-dasar
proses pengolahan atau Pengemasan dan penyimpanan
pengawetan, pasca panen, hasil pertanian pangan dan
sanitasi, pengemasan, produknya, membahas: sejarah
penanganan limbah, kimia pangan, pengemasan, fungís dan peranan
bioteknologi dan analisis usaha. kemasan, klasifikasi pengemasan,
jenis-jenis bahan pengemas,
Dalam pengetahuan bahan hasil pembotolan (bottling), pengalengan
pertanian, dijelaskan mengenai: dan peraturan-peraturan dalam
pengetahuan bahan untuk buah- kemasan.
buahan, sayuran, daging,
komoditas hasil perikanan, telur, Limbah, membahas tentang:
susu dan komoditas curai. pengelolaan limbah hasil pertanian
pangan,limbah industri pertanian,
Dasar-dasar proses pengolahan penanganan limbah cair, teknologi
atau pengawetan, membahas: pengomposan, limbah bahan
penggunaan/pengawetan suhu berbahaya dan beracun (B3).
tinggi, penggunaan/pengawetan
suhu rendah, pengecilan ukuran, Kimia Pangan, membahas
pengeringan, penggulaan, mengenai: karbohidrat, protein,
fermentasi, bahan tambahan lemak dan minyak, enzim, vitamin,
makanan, pencampuran, mineral, komponen bioaktif dan
pengasapan dan pengasaman. pewarna sintetis.
Daftar Isi
4.2 Klimakterik dan
Kata Pengantar ................... i Kelayuan .................... 130
4.3 Sifat Hasil Pertanian ... 135
Deskipsi ............................... iii 4.4 Penanganan Pasca
Daftar Isi .............................. iv Panen Produk Nabati ... 139
4.5 Penanganan Pasca
I. Pendahuluan ............. 1
Panen Produk Hewani .. 168
II. Hasil Pertanian 5
V. Sanitasi 194
Tanaman Pangan
5.1 Definisi Sanitasi .......... 194
2.1 Pendahuluan .............. 5
5.2 Bakteri Indikator
2.2 Buah-buahan .............. 5
Sanitasi, Eschericia
2.3 Sayuran ......................... 12
coli dan Coliform ......... 196
2.4 Daging ......................... 17
5.3 Sumber-sumber
2.5 Komoditas Hasil
Kontaminasi Pangan ... 198
Perikanan ................... 29
5.4 Jenis-jenis sanitaizer ... 206
2.6 Telur ........................... 38
5.5 Sanitasi Pekerja .......... 209
2.7 Susu ........................... 43
5.6 Sanitasi Bangunan/
III. Dasar-dasar Proses 55 Ruang dan Fasilitas .... 211
Pengolahan/ 5.7 Sanitasi Lingkungan .... 212
Pengawetan 5.8 Penanggulangan
3.1 Pendahuluan .................. 55 Kontaminasi ................ 213
3.2 Penggunaan/pengawetan 5.9 Keamanan Pangan ..... 214
Suhu Tinggi ............. 58 5.10 Kesehatan dan
3.3 Pengawetan/penggunaan Keselamatan Kerja ..... 223
Suhu Rendah .............. 65
VI. Pengemasan dan 229
3.4 Pengecilan Ukuran ..... 70
Penyimpanan Hasil
3.5 Pengeringan ............... 75
Pertanian Pangan
3.6 Penggaraman ............. 82
dan Produknya
3.7 Penggulaan ................. 86
6.1 Sejarah Pengemasan ... 229
3.8 Fermentasi .................. 91
6.2 Fungsi dan Peranan
3.9 Bahan Tambahan
Kemasan ..................... 231
Makanan .................... 97
6.3 Klasifikasi
3.10 Pencampuran ............. 103
Pengemasan ............... 232
3.11 Ekstraksi ..................... 106
6.4 Jenis-jenis Bahan 234
3.12 Penggasapan .............. 108
Pengemas ...................
3.13 Pengasama ................. 113
6.5 Pembotolan (Bottling) ... 254
IV. Penanganan Pasca 126 6.6 Pengalengan ............... 261
Panen Produk Nabati 6.7 Teknik Penutupan
dan Hewani Wadah ......................... 263
4.1 Metabolisme Bahan 6.8 Labelling (Pemberian
Pangan ....................... 127 Label) .......................... 264
Pendahuluan 1
I. Pendahuluan
Kekayaan akan jenis-jenis buah suhu udara sekitar 250C atau lebih,
sudah sepatutnya kita syukuri, dan sedangkan buah-buahan iklim sub-
menjadi kewajiban kita bersama tropis adalah buah-buahan yang
untuk memelihara dan menjaga tumbuh didaerah yang mempunyai
kelestariannya. suhu udara maksimum 220C.
pembusukan kelayuan
Gambar 2.3. Skema (kurva) hubungan antara proses pertumbuhan dengan jumlah CO2
yang dikeluarkan (Syarief H., dkk. , 1977)
Pengelompokan Contoh
Karbo-
Jenis Sayuran Air Protein Lemak hidrat
(%) (%) (%) (%)
Bayam 86,9 3,5 0,5 6,5
Cabe Merah segar 90,9 1,0 0,3 7,3
Daun Pepaya 75,4 8,0 2,0 11,9
Daun Ketela pohon 77,2 6,8 1,2 13,0
Jagung muda 63,5 4,1 1,3 30,3
Jamur kuping segar 93,7 3,8 0,6 0,9
Taoge kacang hijau 92,4 2,9 0,2 4,1
Taoge kacang kedelai 81,0 9,0 2,6 6,4
Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1972)
Hasil Pertanian Tanaman Pangan 16
Kondisi penyimpanan
Jenis sayuran
Hari Suhu (°C) Kehilangan (%)
Asparagus 1/7 1/2 5/50
Brokoli 1/4 7/7 20/35
Buncis 1/4 7/7 10/20
Bayam 2/3 0/1 5/5
*) Harris, Von Loesecke (1960) dalam Tien dkk (1992)
Hasil Pertanian Tanaman Pangan 17
Tabel 2.6. Konsentrasi asam amino dalam daging segar pada berbagai
jenis hewan
Nilai dari kandungan gizi dari jenis ikan laut antara lain:
tuna, tenggiri, kakap, bawal,
Beberapa jenis ikan mempunyai lemuru, cucut, pari, kembung.
kandungan gizi yang tinggi.
Kandungan gizi dimaksud adalah : Beberapa contoh ikan yang
protein, vitamin, karbohidrat, mempunyai nilai ekonomi penting
mineral, minyak dan lain-lain. tersebut dapat dilihat pada gambar
berikut.
Ikan-ikan dengan karakteristik
kandungan gizi tinggi memberikan
nilai ekonomis yang penting dalam
perdagangan. Selain sebagai
bahan mentah, produk-produk
yang dihasilkan mempunyai
prospek yang tinggi, misalnya ikan
dengan kandungan minyak/lemak
tinggi dapat diekstrak komponen Gambar 2.19. Udang (Hidayat dkk, 1977)
gizinya tersebut untuk
diperdagangkan menjadi produk
dengan nilai jual yang tinggi.
Contoh produk yang cukup familier
dari hasil ekstraksi bagian tubuh
ikan adalah minyak hati ikan Kod.
Produk ini banyak dikonsumsi oleh
anak-anak, untuk meningkatkan
pertumbuhan dan kembangannya.
Nilai jual
Gambar 2.20. Kepiting (Syarief dkk, 1977)
Pertimbangan ini berkaitan dengan
nilai tukar sebagai bahan atau
sebagai produk akhir yang didapat
dari hasil penjualan.
Selama ikan masih dalam keadaan Kemunduran mutu ikan juga dapat
segar, bakteri-bakteri tersebut tidak terjadi oleh pengaruh fisik. Misal
mengganggu . Akan tetapi jika ikan kerusakan oleh alat tangkap waktu
mati, suhu badan ikan menjadi ikan berada di dek, di atas kapal
naik, mengakibatkan bakteri- dan selama ikan disimpan dipalka.
bakteri tersebut segera Kerusakan yang dialami ikan
menyerang. Segera terjadi secara fisik ini disebabkan karena
pengrusakan jaringan-jaringan penanganan yang kurang baik.
tubuh ikan, sehingga lama Sehingga menyebabkan luka-luka
Hasil Pertanian Tanaman Pangan 36
Yang
No Ikan segar Ikan busuk
diamati
1. Mata Cerah, bening, cembung, Pudar, berkerut tenggelam,
menonjol. cekung
2. Insang Merah, berbau segar Coklat/kelabu berbau asam,
tertutup, lendir bening. tertutup lendir keruh.
3. Warna Terang, lendir bening Pudar, lendir kabur
4. Bau Segar seperti Asam busuk
bau air laut
5. Daging Kenyal, bila ditekan Warna merah, terutama di
bekasnya segera kembali sekitar tulang punggung
6. Sisik Menempel kuat pada kulit Mudah lepas
7. Dinding Elastis Menggelembung /pecah/isi
perut perut keluar.
8. Ikan utuh Tenggalam dalam air Terapung.
Sumber : Djojosentono dkk (1982).
Hasil Pertanian Tanaman Pangan 38
2.6. TELUR
Mengingat bakteri Salmonella dapat Kulit telur sekitar 95,1 % terdiri dari
berada pada telur yang masih segar garam-garam anorganik, 3,3 %
dan dapat menyebabkan penyakit bahan organik terutama protein
yang serius pada manusia maka dan 1,6 % sisanya adalah air.
perlu adanya penanganan dan Bahan-bahan anorganik yang
sistem tranportasi telur yang baik membentuk kulit telur adalah
dan benar. kalsium (Ca), magnesium (Mg),
fosfor (P), besi (Fe), dan belerang
2.6.1. Morfologi Bagian- (S).
bagian Telur Protein yang membentuk kulit telur
terdiri dari serat-serat yang
Bentuk telur bermacam-macam menyerupai kolagen pada tulang
mulai dari hampir bulat sampai rawan. Pada lapisan membran,
lonjong. Perbedaan bentuk ini proteinnya membentuk musin dan
umumnya disebabkan karena keratin.
berbagai faktor, terutama yang
berhubungan dengan induknya. Putih telur mengandung air,
Faktor-faktor tersebut adalah sifat protein, karbohidrat dan mineral.
turun-temurun (genetis), umur ayam Protein terdiri dari lima bentuk
pada saat bertelur dan sifat-sifat yang berbeda-beda, yaitu :
fisikologis di dalam tubuh induknya. ovalbumin, ovomukoid, ovomusin,
ovokonalmubin dan ovoglobumin.
Bagian-bagian dari telur dapat Ovalbumin paling banyak terdapat
dilihat pada gambar 2.22 berikut pada bagian putih telur, yaitu
ini. Kualitas dari telur sangat sekitar 75 %. Karbohidrat terdapat
menentukan kesegaran telur, dan dalam jumlah sedikit, terdapat
keamanan pangan, karena pada dalam bentuk manosa dan
telur yang rusak ada kemungkinan galaktosa.
sudah tercemar olah bakteri Bagian kuning telur mengandung
Salmonella. komposisi bahan lebih lengkap
daripada putih telur, yaitu air,
protein, lemak, karbohidrat, mineral
dan vitamin. Protein kuning telur
terdiri dari dua macam yaitu
ovovitelin dan ovolitelin dengan
perbandingan antara 4:1.
Ovovitelin merupakan protein yang
mengandung fosfor, sedangkan
ovolitelin sedikit mengandung
fosfor tetapi banyak mengandung
belerang.
Usia telur juga bisa dilihat bila kita • Kualitas AA dengan kedalaman
memecahkan telur di atas piring, rongga udara 1/8 inch
seperti pada gambar 2.26, • Kualitas A dengan kedalaman
kemudian amati: rongga udara 3/16 inch
• Telur yang masih baru, bila • Kualitas B dengan kedalaman
dipecahkan, bagian putihnya rongga udara lebih dari 3/16
terlihat masih kental (gambar inch
2.26A).
• Telur dengan usia satu minggu, Pada gambar 2.27, menunjukkan
bagian putihnya lebih melebar cara mengukur kedalaman rongga
(gambar 2.26B). udara pada telur. Makin dalam
• Telur berusia 2 - 3 minggu rongga udara yang terbentuk,
bagian putihnya jauh lebih luas menunjukkan bahwa umur telur
lagi, karena makin tua usia makin lama. Hal ini dikarenakan
telur makin encer (gambar adanya proses penguapan,
2.26C). sehingga makin lama umur telur
maka penguapan makin banyak
sehingga rongga udara makin
dalam.
A B C
Gambar 2.27. Deteksi kesegaran telur dengan
cara memecahkan telur
Macam susu
Komposisi
Sapi Kerbau Kambing
Air, % 88,3 73,8 85,9
Protein, % 3,2 6,3 4,3
Lemak, % 3,5 12,0 2,3
Karbohidrat, % 4,3 7,1 6,6
Kalsium, mg/100g 143,0 216,0 98,0
Fosfor, mg/100g 60,0 101,0 78,0
Besi, mg/100g 1,7 0,2 2,7
Vit. A, SI 130,0 80,0 125,0
Vit. B1, mg/100g 0,03 0,04 0,06
Vit C, mg/100g 1,0 1,0 1,0
Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R.I. (1972) dalam Hidayat dkk, 1977)
Lemak susu adalah komponen tidak larut dalam air, tetapi dapat
yang paling penting dalam susu. menyerap air sampai kira-kira 0,2
Lemak susu berbentuk butiran, %. Lemak susu mudah sekali
tersebar dalam susu sebagai menyerap bau. Oleh karena itu
emulasi lemak dalam medium air. adanya sifat tersebut, maka susu
Jumlah butiran lemak yang atau krim tidak diperbolehkan
terdapat dalam susu kira-kira 2,5 disimpan di tempat yang dekat
sampai 5 milyar setiap mililiter, dengan sumber bau-bauan.
dengan ukuran butiran berkisar Sebagai contoh susu yang
antara 0,1-22 µ. Perbedaan ukuran disimpan di dekat ikan akan
butiran lemak ini umumnya berbau anyir seperti ikan.
disebabkan karena pengaruh jenis
dan tahap pembentukan susu. Lemak susu mengandung
Sebagai contoh susu yang barasal beberapa macam asam lemak.
dari sapi jenis Jersey dan Sebagian besar asam-asam lemak
Guernsey mengandung butiran- tersebut yaitu sekitar 82,7 % terdiri
butiran lemak lebib besar daripada dari asam-asam lemak yang tidak
jenis Ayrshire dan Holstein. menguap (non-volatile). Asam-
asam lemak yang dimaksud adalah
Lemak susu mempunyai berat jenis asam palmitat, stearat, oleat, laurat
sekitar 0,93. Oleh karena itu akan dan miristat. Kelompok asam
terapung di atas permukaan susu. lemak ini penting, khususnya
Hasil pemisahan krim mengandung dalam menentukan mutu mentega
lemak antara 18-25 %. Lemak susu dilihat dari tingkat kekerasannya.
Hasil Pertanian Tanaman Pangan 47
yang kuat, terdiri dari lapisan sebagian kecil berupa gula serta
perikarp, testa dan pelidung serat. Pati terutama terdapat pada
lembaga. Lapisan kulit luar sekitar bagian endosperma, gula terdapat
5-6 % dari berat butir jagung. di bagian lembaga, sedangkan
serat pada bagian kulit.
Endosperm besarnya 80-84% dari
berat butir, terdiri dari lapisan Kandungan protein menempati
aleuron dan endopserma. Lapisan urutan kedua setelah karbohidrat.
aleuron banyak mengandung Sebagian besar protein terdapat di
protein dan lemak, sedangkan lapisan aleuron dan selebihnya
bagian endopsperma terutama ada di bagian lembaga.
terdiri dari pati. Lembaga terletak di
bagian pangkal butir dan beratnya Kandungan lemak jagung
9-12% dari berat butir. sebagian besar (50%) tersusun
oleh asam lemak tidak jenuh yaitu
Komposisi Jagung berupa asam linoleat. Lemak
jagung 80%-nya terdapat di bagian
Jagung mempunyai komposisi lembaga dan sebagian kecil
kimia yang bervariasi. Variasi terdapat di lapisan luar endosperm.
komposisi ini dipengaruhi antara
lain oleh perbedaan varietas, iklim Jagung sedikit mengandung
tempat tumbuh, kesuburan tanah, kalsium, sedikit banyak
perawatan dan cara pengolahan. mengandung fosfor dan zat besi.
Komposisi kima jagung dapat Vitamin pada jagung terutama
dilihat pada tabel berikut. terletak pada bagian lembaga dan
lapisan luar endosperma.
Tabel 2.11. Komposisi kimia jagung Kandungan vitamin pada jagung
terutama berupa vitamin B1 dan
Komponen Kandungan B2. Kandungan vitamin-vitamin ini
pada jagung lebih tinggi
Karbohidrat 73(%) dibandingkan dengan pada beras.
Protein 10(%) Kandungan vitamin B1 dan B2
pada beras berturut-turut sekitar
Lemak 5(%) 0,8 mg/100g dan kurang dari 0,5
Abu 1,3(%) mg/100g.
Soal Latihan
Dalam penggunaan panas ada dua Sumber: dari beberapa situs internet
faktor yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Jumlah panas yang diberikan Gambar 3.7. Ilustrasi proses pengalengan
ikan
harus cukup untuk mematikan
mikroorganisme pembusuk dan
patogen.
2. Jumlah panas yang digunakan
sedapat mungkin akan
menyebabkan penurunan zat
gizi dan cita rasa yang
minimal.
a. timbangan untuk
mengetahui berat sebelum
dan sesudah pengeringan
b. kipas angin listrik untuk
sirkulasi udara
c. termometer untuk
mengecek suhu
d. alat untuk memblansir
sayur-sayuran
e. kotak sulfur untuk buah-
buahan.
Pengeringan oven merupakan cara
yang paling sederhana untuk
3.5.2. Nilai Gizi mengeringkan makanan karena
tidak memerlukan peralatan
khusus. Metode ini juga lebih
Makanan yang dikeringkan
cepat daripada metode
merupakan sumber energi yang
pengeringan dengan sinar
baik karena mengandung gula-gula
matahari (penjemuran) ataupun
yang terkonsentrasi. Jumlah
dengan menggunakan pengering
vitamin dan mineral juga agak
makanan (food dryer).
besar. Namun, proses pengeringan
Kelemahannya adalah metode
akan merusak beberapa vitamin,
oven hanya dapat digunakan untuk
khususnya A dan C. Perendaman
skala kecil. Oven dapur biasa
buah dalam larutan yang
hanya dapat menampung 4 – 6
mengandung sulfur sebelum
pounds (1 pounds = 453,6 gram)
pengeringan dapat membantu
makanan untuk sekali pemakaian.
mempertahankan vitamin A dan C.
Sulfur merusak tiamin (vitamin B1),
Hal-hal yang harus diperhatikan
tetapi buah bukan sumber tiamin.
pada pengeringan dengan oven
Buah-buahan yang dikeringkan
adalah sebagai berikut:
kaya akan riboflavin dan zat besi.
1. Pada awal pemanasan, suhu
Sayuran adalah sumber mineral, oven diatur pada 60oC.
tiamin, riboflavin, dan niasin yang Kemudian suhu oven
baik. Buah-buahn dan sayuran dipertahankan pada 60-70oC.
juga merupakan sumber serat. Pengecekan suhu dilakukan
setiap setengah jam.
3.7.2. Selai
distribusi buah merata, tekstur sari pektin dari buah. Buah yang
lembut, flavor buah alami, tidak kurang asam perlu ditambah
mengalami sineresis (keluarnya air dengan air jeruk lemon atau asam
dari gel) dan kristalisasi selama sitrun pada saat akan mulai
penyimpanan. dimasak. Perpaduan gula, asam,
dan pektin inilah yang karena
3.7.3. Jeli dipanaskan membentuk jalinan
(matriks) sehingga jeli, selai, dan
produk olahan buah yang lain
Jeli adalah produk yang hampir menjadi kental atau pekat.
sama dengan selai, bedanya jeli
dibuat dari campuran 45 bagian
sari buah dan 55 bagian berat gula. 3.7.4. Marmalade
Kadar padatan terlarutnya tidak
kurang dari 65%. Karena terbuat Marmalade adalah produk buah-
dari sari buah-buahan, jeli bersifat buahan dengan menjadikannya
jernih, transparan, bebas dari serat bubur buah ditambah gula dan
dan bahan lain. Jika dikeluarkan asam dengan konsentrasi tertentu
dari kemasan tampak seperti agar- dan diberi irisan kulit
agar, lembut, kukuh, dan dapat jeruk/potongan buah yang menjadi
dengan mudah dikerat dengan pisau. ciri khas produk ini dan mengalami
pengentalan dengan pemanasan.
Kandungan pektin sangat penting Seperti pada pembuatan selai dan
terutama dalam pembuatan jeli. jeli, faktor pektin, kadar gula, dan
Untuk itu banyak digunakan pektin asam juga harus diperhatikan
komersial yang dibedakan atas sehingga dapat dihasilkan
dua macam, yang berbentuk bubuk marmalade bermutu baik. Untuk
berwarna putih dan cairan. Pektin buah yang terlalu banyak seratnya,
komersial biasanya dibuat dari sebagian bubur disaring untuk
buah apel pilihan, kulit jeruk, kulit mendapatkan sari buah dan
dan hati apel sisa (dari limbah dicampur dengan setengah bagian
pengalengan apel). Pektin bubuk bubur buah lainnya.
untuk sari buah yang ditambahkan
dalam keadaan dingin, sedangkan
pektin cairan ditambahkan dalam
3.7.5. Manisan Buah
sari buah atau campuran gula yang
mendidih. Manisan buah adalah produk
buah-buahan yang diolah dengan
Dengan pemanasan pektin yang menambahkan gula dalam
terkandung dalam buah akan konsentrasi tinggi sehingga dapat
terekstrak keluar. Pemanasan tidak mengawetkan buah-buahan
boleh berlebih akan menyebabkan tersebut. Manisan buah ada dua
pektin menjadi rusak. jenis, yaitu manisan buah basah
dan manisan buah kering.
Tingkat keasaman buah juga Manisan buah basah adalah
penting karena asam akan menarik manisan buah yang masih
Dasar-dasar Proses Pengolahan Pangan 89
kecuali untuk buah salak dan buah mencapai 80oC selama 5 menit.
atap. Untuk kedua jenis buah ini Exhausting adalah kegiatan untuk
lebih baik dalam keadaan matang. mengurangi tekanan dalam wadah
yang disebabkan karena
3.7.6. Buah Dalam Sirup pengembangan pada waktu proses
pemanasan. Tanpa proses
exhausting, buah yang dikalengkan
Buah dalam sirup adalah suatu akan hancur setelah pemanasan
produk olahan buah-buahan yang akibat tekanan yang terlalu tinggi.
dibuat melalui proses blansir,
dimasukkan ke dalam wadah steril Setelah exhausting, wadah langsung
ditambah larutan gula 40%, di- ditutup rapat dan dilanjutkan
exhausting, ditutup rapat, sterilisasi kira-kira 30 menit pada
disterilisasi, dan dilewatkan di air suhu 100oC. Setelah sterilisasi,
dingin. Produk ini dapat disimpan wadah segera didinginkan dengan
lebih lama karena telah melalui air mengalir. Buah dalam sirup
proses sedemikian rupa. yang dikalengkan dapat disimpan
sampai satu tahun.
Cara mensterilkan tempat/wadah/
kaleng adalah dengan Jenis buah-buahan yang sering
memanaskan atau merebus wadah dikalengkan adalah rambutan, leci,
selama 30 menit pada suhu 100- pisang, jambu biji, nanas, apel, pir,
121oC. dan mangga. Kadang-kadang
dalam satu kaleng bisa ditemukan
Proses blansir dilakukan dengan campuran buah. Selain buah, juga
mencelupkan buah dalam air terdapat larutan gula sebagai
panas/merendam dalam larutan media, umumnya berkadar 40%.
kimia dengan maksud Dalam pembuatan sirup gula
menghilangkan udara dari jaringan ditambahkan sedikit asam sitrat
buah yang akan diolah dan untuk menambah rasa.
mengurangi terbentuknya endapan.
Tujuan lain adalah mengurangi
jumlah mikroorganisme, 3.7.7. Sirup
mempermudah pengisian dalam
wadah, serta menonaktifkan enzim Sirup adalah sejenis minuman
yang menyebabkan perubahan ringan berupa larutan gula kental
warna menjadi coklat. dengan cita rasa beraneka ragam.
Berbeda dengan sari buah,
Setelah diblansir, buah disusun penggunaan sirup tidak langsung
rapi dalam wadah lalu dituang diminum tetapi harus diencerkan
sirup gula sampai batas 1-2 cm dulu karena kandungan gula dalam
dari bawah tutup wadah. Sebelum sirup tinggi, sekitar 65%. Untuk
ditutup dilakukan exhausting menambah rasa dan aroma, sering
dengan cara memanaskan kaleng ditambah rasa, pewarna, asam
dan isinya dengan merebus sitrat, atau asam tartarat.
sampai suhu bagian tengah kaleng
Dasar-dasar Proses Pengolahan Pangan 91
Keterangan:
1. Pengatur kecepatan putar
2. Mixer
Pencampuran adalah suatu 3. Pencampur/pengaduk adonan
kegiatan yang ditujukan untuk cair
memperoleh campuran yang 4. Pencampur tepung
homogen dari dua atau lebih 5. Mangkuk tempat mencampur
komponen, baik bahan yang 6. Piringan berputar
berbentuk kering maupun cair 7. Tempat berdirinya mixer
(likuid). Pencampuran meliputi 8. Pendukung yang dapat
pelarutan padatan, persiapan bergerak
emulsi atau buih (foam), atau 9. Tombol untuk mengeluarkan
pencampuran bahan-bahan kering pengaduk
seperti campuran kering untuk 10. Tombol pendorong
membuat kue (cake).
Dasar-dasar Proses Pengolahan Pangan 104
a. Kelompok fenol,
b. Kelompok alkohol, Saran
c. Kelompok asam-asam
organik, Untuk meningkatkan wawasan dan
d. Senyawa karbonil, pemahaman mengenai dasar-
e. Senyawa hidrokarbon. dasar proses pengolahan pangan,
6. Pengasapan dapat menu- maka sebaiknya anda juga
runkan nilai gizi dari produk membaca referensi lainnya yang
yang diasap karena: sejenis.
a. Senyawa fenol cende-rung
bereaksi dengan grup S-H
(sulfur – hidrogen) protein.
b. Senyawa karbonil cen- Soal Latihan
derung bereaksi de-ngan
grup amino dari protein. 1. Apa manfaat dilakukannya
c. Vitamin B kompleks, niasin, pengecilan ukuran pada proses
dan riboflavin mengalami pengolahan pangan?
kerusakan sikit, sedangkan 2. Apakah yang dimaksud dengan
tiamin dapat mengalami pencampuran?
kerusakan total. 3. Apa yang dimaksud ekstraksi?
4. Berikan 4 contoh kegiatan
Pengasaman ekstraksi dalam proses
pengolahan pangan!
1. Pengasaman merupakan salah 5. Sebutkan proses termal
satu bentuk penga-wetan berdasarkan bentuk panas
makanan karena asam memiliki yang digunakan!
sifat antimikroorganisme 6. Jelaskan perbedaan antara
sebagai berikut: pedinginan dan pembekuan
a. asam memiliki pH rendah dalam hal suhu yang
yang tidak disukai oleh digunakan dan daya awetnya!
mikroorganisme; 7. Sebutkan metode pengeringan
b. asam-asam yang tidak yang Anda ketahui!
terurai bersifat racun bagi 8. Sebutkan produk-produk
mikroorganisme. pangan yang menggunakan
prinsip penggulaan dalam
2. Asam dapat terkandung dalam pembuatannya!
makanan yang awet karena 9. Sebutkan tiga zat yang
dua sebab, yakni: berperan dalam pembentukan
a. asam ditambahkan pada struktur jeli!
bahan-bahan yang tidak 10. Mengapa penggaraman dapat
difermentasi, mi-salnya dikategorikan sebagai bentuk
asam sitrat atau asam pengawetan?
fosfat; 11. Jelaskan perbedaan antara
b. asam ada sebagai hasil fermentasi spontan dengan
fermentasi oleh fermentasi tidak spontan,
mikroorganisme. berikan pula contoh produknya!
Dasar-dasar Proses Pengolahan Pangan 125
e- (NADH + H+)
O2 H2O
Gambar 4.1. Skema hubungan antara proses pertumbuhan dengan laju respirasi
(Winarno, F.G. Moehammad A. 1979)
Gambar 4.2. Skema hubungan antara proses pertumbuhan dan jumlah CO2
(Winarno, F.G. Moehammad A. 1979)
Gambar 4.4. Skema hubungan antara O2 yang digunakan dan CO2 yang dihasilkan
pada proses klimaterik (Winarno, F.G. Moehammad A. 1979)
Tabel 4.1. Hubungan antara kadar air biji secara umum dengan
perubahan biji dan kehidupan organisme perusak.
shril.net
c. Beras
www.sabah.edu.my/ practicalaction.org
lampung.litbang.deptan.go.id/www.michael
bach.de
e. Kakao
d. Kopi
Biji kakao yang aman untuk
Biji kopi yang akan disimpan disimpan adalah biji yang
sebaiknya berupa biji yang dipanen mempunyai kadar air 6-7% dan
tua dan cukup kering. Tanda biji keadaannya bersih. Agar biji dalam
kopi yang kering adalah permukaan penyimpanan kondisinya tetap
biji keras, halus, dan mengkilap, baik, sebaiknya disimpan dengan
serta bebas dari sisa daging buah. menggunakan kemasan dan di
Cara pengeringan buah kopi dapat tempat yang bersuhu 30oC serta
dilakukan dengan dua cara yaitu kelembaban relatif 74%. Sedangkan
pengeringan atau pengolahan cara suhu minimal yang diijinkan sekitar
basah dan pengolahan cara kering. 25oC pada kelembaban yang sama.
www.ukcps.co.uk/www.netbsd.org
Tepung beras dan maizena hanya berupa rimpang antara lain jahe,
bertahan kurang dari 1 bulan. Kopi lengkuas, kunyit, temulawak,
bubuk dan kakao bubuk dalam temuireng, kencur, ganyong, dan
keadaan yang kedap udara dapat iles-iles. Bahan-bahan ini akan
disimpan dalam waktu lebih dari 1 tumbuh subur jika kondisi
tahun, terlebih lagi jika dicampur lingkungannya cukup lembab dan
dengan bahan pengawet. Bumbu- tersedia cukup air. Beberap jenis
bumbuan halus kering rimpang, seperti jahe dan
ketahanannya juga sangat terbatas, sebangsanya akan bertunas jika
jika tanpa bahan pengawet. Dengan masa istirahat (dorman) sudah
demikian penyimpanan modern, terlampaui. Sifat seperti ini dapat
kemungkinan umur simpan tepung dimanfaatkan untuk menyimpan
dapat lebih lama. bahan tersebut sehingga jangka
waktu penyimpanannya dapat lebih
Agar bahan dapat lebih tahan dalam panjang.
tempat penyimpanan, pastikan
bahwa bahan telah kering Rimpang tanaman yang disimpan
sempurna dan terbebas dari mempunyai dua maksud, yaitu
kehidupan serangga. Terigu atau untuk membuat bibit atau
bubuk dikemas setelah keadaan persediaan pasar. Secara
bahan sudah dingin. Jika dalam tradisional cara menyimpan
keadaan masih hangat sudah rimpang yang akan dipergunakan
dikemas, bahan akan mengeluarkan sebagai bibit, adalah menyimpan
uap air dalam kemasan. Akibatnya pada suhu antara 13-14oC. Bila
bahan menjadi lembab dan akan suhunya di atas 13oC, rimpang
tumbuh cendawan penyebab bau akan segera bertunas. Bila
pengap. Untuk menghindari hal suhunya dibawah 13oC, maka
tersebut bahan disimpan dalam tunas akan mati sehingga gagal
keadaan cukup kering dengan untuk dijadikan bibit.
kemasan yang tepat.
Untuk penyimpanan tradisonal,
rimpang dibersihkan dari segala
kotoran yang melekat. Setelah itu
rimpang dikeringkan dengan
mengangin-anginkan sampai
dicapai keadaan kulit yang kering.
Rimpang dengan permukaan kulit
www.indomedia.com/ www.sedap- kering selanjutnya dihamparkan
sekejap.com pada rak penyimpanan dengan
ketebalan 15-25 cm. Jika volume
4.4.4. Rimpang bahan cukup banyak rak dibuat
bersusun dengan masing-masing
rak dibuat jarak agar udara segar
Rimpang merupakan batang yang dapat leluasa masuk ke sela-sela
tumbuh di dalam tanah dan bahan.
membesar. Produk pertanian
Penanganan Pascapanen Produk Nabati dan Hewani 153
Ada empat macam faktor penting air bahan akan mudah diuapkan
yang mungkin dialami sayuran dan secara kontinyu. Khusus sayuran,
buah segar dalam penyimpanan, dua jam setelah dipetik kandungan
1). kondisi bahan tetap baik jika airnya sudah berkurang sekitar
disimpan dalam tempat atau ruang 10%. Bila kandungan air terus
dingin. 2). Jika disimpan dalam berkurang kemungkinan sayuran
ruang yang terlalu dingin, maka akan layu dan berkerut. Apabila
bahan akan rusak (beku). 3). Jika sayuran segar untuk keperluan
bahan disimpan dalam ruang yang konsumsi lokal, kehilangan
hangat atau panas bahan akan kandungan air sebesar 10% tidak
menjadi layu atau keriput. 4). banyak mempengaruhi terhadap
Bahan mengalami kerusakan penampilan fisik bahan. Namun,
berupa kerusakan fisiologis dan jika untuk keperluan ekspor,
pembusukan. Semua faktor kehilangan kandungan air awal
tersebut memberi gambaran sebesar 10% sudah menjadi
bahwa menyimpan produk ancaman yang cukup serius. Air
hortikultura ini tidak dapat yang telah menguap tersebut tidak
disamakan dengan cara mungkin digantikan atau
menyimpan bahan lainnya. dikembalikan. Oleh karena itu,
penanganan pascapanen sayuran
Sayuran dan buah-buahan segar dan buah segar sangat
memiliki kandungan air yang cukup berpengaruh terhadap
tinggi, yaitu sekitar 60-98%. Dalam keberhasilan penyimpanan.
lingkungan atmosfer yang kering,
Penanganan Pascapanen Produk Nabati dan Hewani 156
Buah-Buahan
air (H2O) maka akan terbentuk Upaya yang dapat ditempuh untuk
etilen (C2H4), yang dikenal sebagai menyimpan buah-buahan secara
hormon pemacu pemasakan buah. umum yaitu dengan cara mengatur
Oleh karena itu apabila buah tingkat kemasakan buah,
sedang mengalami pemasakan, mengeringkan permukaan kulit
kandungan etilen di sekitar masa buah dan menyusun buah dalam
bahan akan semakin meningkat. tumpukan yang aman. Contohnya,
Hal ini tidak terjadi pada buah non buah pisang disimpan masih dalam
klimaterik. Konsentrasi gas etilen di betuk tandannya, dan disusun agar
udara normal hanya 0,01 ppm, udara segar dapat mengenai
dalam ruang atau tempat semua bagian permukaan buah.
penyimpanan buah klimaterik Syarat utama dalam penyimpanan
konsentrasi gas etilen sebanyak buah adalah tempat/ ruang harus
0,1-1 ppm sudah dapat memicu bersih, sejuk, vetilasi dan sirkulasi
proses pemasakan buah. udara lancar dan terhindar dari
panas matahari secara langsung.
Dalam penyimpanan buah
klimaterik, peristiwa yang Masa simpan buah yang
dikehendaki kebalikan dari proses ditempatkan di suhu ruang dan
pemasakan. Artinya selama sedikit tertutup, buah yang dipetik tua
penyimpanan, diharapkan proses 100% akan masak penuh setelah
pemasakan buah klimaterik dapat disimpan 8-10 hari. Jika dipetik
dihambat kelangsungannya dalam keadaan belum masak penuh
sehingga bahan dapat disimpan dan sirkulasi udara berlangsung
untuk jangka waktu yang cukup baik secara kontinyu, daya tahan
lama. Selain itu penyimpanan juga buah lebih lama, tetapi kurang dari
bertujuan untuk mencegah 3 minggu. Pada kasus lain buah
pembusukan buah. yang diperlakukan dengan pelapisan
menggunakan parafin, lilin, atau
Cara menyimpan buah
bahan kimia lain dapat memberikan
Penanganan pascapanen buah umur simpan yang lebih lama.
yang akan disimpan memegang
peran yang sangat penting. Bila Memelihara buah di tempat
akan disimpan, buah yang telah penyimpanan sama dengan
dipetik harus segera disimpan di menyimpan sayuran segar. Bentuk
tempat yang teduh terlindung dari kerusakan yang dialami oleh buah-
sinar matahari dan kelembaban buahan berupa keadaan kelewat
yang tinggi. Jika dibiarkan pada masak, pembusukan buah dan
suhu 37oC, akan timbul bintik-bintik kerusakan akibat suhu dingin
hitam dan proses pematangan (pembekuan, reaksi pencoklatan)
awal terpacu. Jika disimpan dalam Dalam ruang pendingin proses
suhu udara normal (suhu kamar) kerusakan tersebut sampai batas-
buah akan masak tidak normal. Buah batas tertentu dapat dikendalikan,
hasil panen sebaiknya ditangani sedangkan dalam penyimpanan
dan dilindungi agar lingkungan sederhana umumya lebih sulit
tidak banyak berpengaruh. dikendalikan.
Penanganan Pascapanen Produk Nabati dan Hewani 162
sl.biotrop.org
e. Pisang
commons.wikimedia.org
Buah pisang biasanya dipanen
pada waktu masih berwarna hijau f. Sitrus/Jeruk
dengan tingkat kematangan yang
berbeda. Apabila akan Indeks kematangan untuk buah
ditransportasikan jarak jauh, jeruk bervariasi antar varietas.
biasanya buah dipanen pada Cara yang paling mudah dilakukan
waktu buah masih agak muda (75- adalah berdasarkan perubahan
80% kematangan) dengan sudut- warna (dari hijau menjadi kuning).
sudut buah yang masih kelihatan. Tetapi kesulitannya ada beberapa
Buah seperti ini akan matang kira- varietas jeruk yang tidak mudah
kira dalam waktu 3 minggu. Untuk berubah warna, sehingga perlu
pengangkutan jarak pendek dilakukan uji rasa.
biasanya pisang dipanen pada
saat 85-95% matang, yaitu ketika Standar indeks kematangan buah
buah telah berkembang penuh jeruk yang berlaku di Filipina
tetapi sudut-sudut buah masih didasarkan atas perubahan warna,
sedikit kelihatan. Buah seperti ini kadar padatan terlarut, kadar
akan matang dalam waktu 1-2 asam, perbandingan kadar
minggu. Untuk pemasaran lokal, padatan dan asam serta kadar sari
sebaiknya pemanenan dilakukan buah (rata-rata 50%).
saat buah telah lebih tua, yang
akan matang dalam waktu kurang
dari 1 minggu.
i. Duku
Komposisi Kimia
Sumber Lemak Protein Laktos Abu Air
susu (%) (%) a (%) (%) (%)
Kambing 4,09 3,71 4,20 0,79 87,81
Ikan paus 22,24 11,9 1,79 1,66 63,00
Kelinci 13,60 12,95 2,40 2,55 68,50
Kerbau 7,40 4,74 4,64 0,78 82,44
Kuda 1,59 2,00 6,14 0,41 89,86
Domba 8,28 5,44 4,78 0,90 80,60
Anjing laut 54,0 12,00 Tidak ada 0,53 34,00
Sapi 3,9 3,40 4,80 0,72 87,10
Manusia 3,8 1,20 7,00 0,21 87,60
Sumber : Buckle, et al. 2007
Madu merupakan produk yang unik yang secara alamiah masih tetap
dari hewan, mengandung terdapat dalam sarang, 2). Madu
persentase karbohidrat yang tinggi, hasil ekstraksi, yaitu madu yang
tidak ada mengandung protein didapatkan melalui proses gravitasi
ataupun lemak. Nilai gizi madu atau pemusingan dari sarang lebah
sangat tergantung dari kandungan yang tidak dirusakkan, 3). Madu
gula-gula sederhana, fruktosa dan hasil perasan yaitu madu yang
glukosa. didapatkan setelah melewati
pemerasan dan penyaringan dari
Bahan pangan ini bersifat kental sarang lebah yang telah diremukkan.
dengan warna emas sampai gelap
diproduksi di dalam kandungan
madu dari berbagai jenis tawon
dari berbagai nektar bunga. Rasa
dan harumnya madu sangat
dipengaruhi oleh jenis bunga asal
nektar bunga tersebut.
hanieliza.fotopages.com/
shw.fotopages.com
Madu yang diproduksi secara
komersial tidak diperoleh dari
lebah liar tetapi dari domestic 4.5.3. Ikan
honey bees. Nektar tersebut
diperam sehingga menjadi madu Ikan merupakan bahan pangan
dengan cara inversi sebagian hewani yang berasal dan hidup di
besar dari gula sukrosa menjadi perairan. Karena hidup di dalam air
gula levulosa atau fruktosa dan maka secara otomatis komponen
dekstrosa (glukosa), diikuti dengan yang membentuk tubuh ikan
penguapan air yang berlebihan banyak dipengaruhi keadaan
dengan ventilasi dari sayap yang perairannya. Ikan yang hidup di
dihempas-hempaskan. perairan laut akan berbeda
komposisinya dengan ikan-ikan
Madu adalah nektar atau eksudat yang hidup di perairan payau dan
gula dari tanaman yang tawar.
dikumpulkan oleh lebah madu,
diolah dan disimpan didalam Faktor-faktor yang mempengauhi
sarang madu dari lebah Apid mutu ikan sebagai ikan basah yang
mellifera. Madu mempunyai sifat- baru ditangkap adalah :
sifat yang secara optis dapat
memutar kekiri (levo rotary) bidang a. Jenis ikan. Ada jenis ikan yang
polarisasi, dan mengandung tidak mudah sekali busuk, seperti
lebih dai 25% kadar air, 0,25% abu lemuru, kerang-kerangan,
dan 8% sukrosa. molusca dan crustacea dan
adapula yang tahan lama
Madu yang dijual di pasaran seperti ikan bandeng, tuna,
dibedakan dalam 3 bentuk yaitu 1). dan cakalang
Madu dalam sarang, yaitu madu
Penanganan Pascapanen Produk Nabati dan Hewani 174
Bagian utama isi telur segar adalah Telur sebagai bahan makanan
air, kemudian menyusul bahan yang sangat labil, artinya mudah
organik terutama protein dan mengalami perubahan-perubahan
lemak dengan sejumlah kecil apabila tidak diperlakukan dengan
karbohidrat. Bahan anorganik baik, terutama bila masih dalam
terdapat kira-kira 1% dari isi telur keadaan mentah. Telur mentah
dan terdapat bahan lain dalam yang dibiarkan di udara terbuka
jumlah yang lebih kecil. (disimpan dalam suhu kamar)
dalam waktu yang lama akan
Elemen utama yang termasuk mengalami beberapa perubahan
dalam unsur kimia dari telur adalah seperti :
karbon, oksigen, nitrogen,
hidrogen, fosfor dan sulfur. Bahan Perubahan Bau dan Cita Rasa
kering telur ayam rata-rata
mengandung karbon 53%, oksigen Secara alamiah telur sebenarnya
20%, nitrogen 15%, hidrogen 7%, tidak berbau, akan tetapi selama
fosfor 4% dan sulfur 1%, penyimpanan, telur dapat
sedangkan komposisi kimia telur menyerap bau-bauan disekitarnya
itik dapat dilihat pada tabel 4.5. melalui pori-pori kulitnya. Telur
sangat cepat menyerap bau-bauan
Tabel 4.5. Komposisi Telur Itik luar terutama kalau dekat dengan
desinfektan, jamur, sayur, atau
Komposisi Telur itik buah busuk dan lain-lain. Dari
faktor internal, bau dapat muncul
Kalori (kal) 187 akibat pemecahan unsur-unsur
Protein (g) 11.8 kimia dari isi telur terutama dari
kerja mikroba dan akibat pengaruh
Lemak (g) 14.2
suhu tinggi. Sedangkan cita rasanya
Karbohidrat (g) 3.0 terutama kuning telur dijumpai rasa
Kalsium (mg) 68 yang khas dan berbeda-beda
dengan cita rasa telur segar.
Fospor (mg) 268
Besi (mg) 6.0 Perubahan pH
V. SANITASI
CARA CARA
NO PENYAKIT PENYEBAB PENGOBATAN
TRANSMISI PENCEGAHAN
1. Keracunan Enterotoksin Menelan 1. Mencegah Supportive
makanan yang larut oleh makanan yang kontaminasi (meningkatkan
Staphylococcus Staphylococcus terkontaminasi 2. Refrigerasi daya tahan
aureus dalam tubuh, misal
makanan. dengan
vitamin).
CARA CARA
NO PENYAKIT PENYEBAB PENGOBATAN
TRANSMISI PENCEGAHAN
3. Botulism Toksin larut yang Menelan 1. Mencegah Antitoksin
diproduksi oleh makanan yang kontaminasi spesifik
pertumbuhan terkontaminasi 2. Pengawetan
Clostridium dengan panas
botulinium dalam 3. Pemanasan
makanan hingga
anaerobik mendidih
nonasam selama 15’
sebelum
makan
CARA CARA
NO PENYAKIT PENYEBAB PENGOBATAN
TRANSMISI PENCEGAHAN
9. Streptococcal Streptococcus Menelan 1. Sanitasi umum Pemberian
pharyngitis pyogenes oraganisme 2. Pasteurisasi antibiotika
hidup dalam susu
makanan atau 3. Pemasakan,
susu yang penanganan
terkontaminasi dan
Juga dengan penyimpanan
cara kontak dan makanan yang
pernafasan cocok
10. Diphtheri Corynebacterium Menelan 1. Immunisasi Pemberian
diphtheria oraganisme 2. Pasteurisasi antibiotika dan
hidup dalam susu antitoksin
makanan atau 3. Penanganan
susu yang dan refrigerasi
terkontaminasi yang baik
Juga dengan 4. Sanitasi umum
cara kontak dan
pernafasan
11. Brucellosis Brucella abortus, Menelan 1. Pasteurisasi Pemberian
B. melitensis, oraganisme susu antibiotika
B. suis hidup dalam 2. Pemasakan
susu atau produk susu
produk daging dan daging
yang yang baik
terkontaminasi 3. Sanitasi umum
12. Infeksi hepatitis Virus hepatitis Juga dengan 1. Sanitasi umum Gammaglobulin
(sakit kuning cara kontak dan 2. Isolasi
epidemik) pernafasan penderita
13. Amoebiasis Entamoeba Menelan virus 1. Sanitasi umum Antibiotika dan
(disentri amoba) histolytica dalam air, susu, 2. Filtrasi air terapi kimia
dan makanan
yang
terkontaminasi
Juga dengan
cara kontak
langsung
14. Trichinosis Larva dari Menelan telur Pengolahan Terapi
Trichinella spiralis dari organisme daging babi yang supportive
dalam air dan cukup
makanan 1. Penanganan
terkontaminasi air
2. Sanitasi umum
15. Gastroenteritis Salah satu virus Menelan daging 1. Khlorinasi air Terapi
epidemik yang 2. Sanitasi umum supportive
mengandung
larva hidup Antibiotika dan
Menelan virus terapi
dalam air dan supportive.
makanan yang Terutama
terkontaminasi. balance cairan
Juga dengan pada anak-
cara kontak. anak
Sanitasi 203
CARA CARA
NO PENYAKIT PENYEBAB PENGOBATAN
TRANSMISI PENCEGAHAN
16. Diare akut Eschericia coli, Menelan 1. Sanitasi umum Terapi
Shigella sp., organisme 2. Immunisasi supportive
Salmonella sp,. hidup dalam
Giardia lambia, makanan dan
Staphylococcus sp, air
Pseudomonas terkontaminasi
aeruginosa,
Proteus vulgaris,
lain-lain
Gambar 5.10. Hubungan Antara Tanggung Jawab Pemerintah, Industri dan Konsumen
dalam Implementasi Sistem dan Keamanan Pangan
Keracunan Infeksi
Otot Hati
Gambar 5.11. Skema Penyakit yang dapat Disebabkan oleh Makanan (Supardi dan
Sukamto, 1999)
Sanitasi 219
diabaikan maka resiko yang akan 7. Upaya apa saja yang dilakukan
dihadapi adalah keracunan yang untuk mencegah kontaminasi
dapat menyebabkan kematian. pada pangan?
Pengembangan sistem mutu dan 8. Apakah keamanan pangan itu?
keamanan pangan merupakan
tanggung jawab bersama antara
pemerintah, industri yang meliputi
produsen bahan baku, industri
pangan dan distributor, serta
konsumen.
Soal Latihan:
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1980b. PNKP Padalarang. www.id.wikipedia.org/probiotik-
Laporan Biro Engineering. yoghurt.
Padalarang.
Anonim. 2006. Mikrobiologi
Anonim. 1992. USDA/FDA Consumer Industri. Diakses 08 Januari
Bulletin: January 1992, vm.cfsan. 2006 dari www.google.com/
fda.gov/~dms/eggs.html
Anonim, 2007. Keamanan Pangan
Anonim… Daily Fress Eggs. "Food Safety" Industri. Diakses
www.dailyfresheggs.com.au. 30 Oktober 2007 dari
http://teknofood blogspot.com/
Anonim… Egg Shopping Guide.
2007/04/ keamanan-pangan-
www.hormel.com/templates/
food-safety-industri.html
knowledge/knowledge.asp?
catitemid=2&id=181 Anonim. (tanpa tahun). Industril
Fermentation. Diakses 04
Anonim… Foodservice Professionals.
September 2007 dari
www.aeb.org/professional/egg
www.google.com/fermentation
safety.htm
Anonim, 2000. Cari Tahu Tentang
Anonim. (tanpa tahun). Pengantar
Telur Dari Pemilihan,
Mikrobiologi Industri. Diakses
Penyimpanan, sampai Teknik
20 Desember 2005 dari
Merebus yang Rumit. Sedap
http://www.google.co.id
Sekejap Edisi 6/1 Mei 2000.
Anonim, (tanpa tahun).
Anonim. 2001. Daftar Komposisi
Pencemaran. Diakses 20
Zat Gizi Makanan Indonesia.
Desember 2005 dari
Departemen Kesehatan RI.
http://id.wikipedia.org/wiki/
Badan Penelitian dan
Pencemaran
Pengembangan Kesehatan. Pusat
Anonim, 2005. Food Safety Penelitian dan Pengembangan
(Guideline Distance Education). Gizi. Bogor.
Seafast Center IPB. Bogor
Anonim, 2002. Food Safety Facts
Anonim. 2005. Industrial For Consumers. Center for
Fermentation. Diakses 14 Food Safety and Applied
Desember 2005 dari Nutrition, U.S. Food and Drug
www.google.com/ Administration.
Anonima. (tanpa tahun). Probiotik. www.FoodSafety.gov, Hypertext
Diakses 20 Oktober 2007 dari updated by kwg/ear/dms2002-
www.google.com/growth MAY-17
microorganism. Adiwilaga C.S dan SDI. Insyaf.
Anonim.b (tanpa tahun). Probiotik. 2005. Teh Sebagai Sumber
Diakses 20 Oktober 2007 dari Kesehatan dan Kebugaran.
Makalah pada pertemuan
Daftar Pustaka
A2
Ilmiah Festival Teh. Desember. Casey, J.P. 1961. Pulp and Paper,
Bandung. vol.II Second Ed. International
Publisher Inc.
Bachriansyah, S. 1997. Identifikasi
Plastik. Makalah Pelatihan Christopher. H. 1981. Polymer
Teknologi Materials. Mac Millan
Publishers LTD. London.
Bambang BS. dan Purwako SB.
Fisiologi dan Tekologi Pasca Crawford. J.H. 2003. Composting
Panen Tanaman Holtikultura. of Agricultural Waste in
Indonesia Austraila, Estern Biotechnology Applications and
University Project, Ausaid. Research. Paul N.
Kerjasama Universitas Mataram Cheremisinoff and R.
dan Institut Pertanian Bogor. P.Ouellette (ed). p. 68-77.
Bierley, A.W., R.J. Heat and M.J. Crompton, T.R. 1979. Additive
Scott, 1988, Plastic Materials Migration from Plastic into
Properties and Food. Pergamon Press.
Bintang, M. 2000. Orasi Ilmiah Davidson A., 1970. HandBook of
”Aspek Biokimiawi Bakteri Precision Engineering. Mc.
Asam Laktat Selain Sebagai Graw Hill Book
Bibit Keju dan ypghurt”. F-MIPA
Departemen Pertanian. Pengolahan
IPB. Bogor
Limbah Ternak Sapi Menjadi
Bishcof, W. 1993. Abwasser Pupuk Organik Berkualitas
Technik. B.G. Teuber, Stuttgart. Tinggi (Lombok Tengah, Nusa
Tenggara Barat Diakses 30
Brody. A.L. 1972. Aseptic
Oktober 2007 dari
Packaging of Foods. Food
http://database.deptan.go.id
Technology. Aug. 70-74.
Dewanti-H, R. 2005. Keracunan
Brydson J.A. 1975. Platic
Pangan. Departemen Teknologi
Materials. 3th. Newnes-
Pangan dan Gizi. Fakultas
Butterworths. London
Teknologi Pertanian, Institut
Buckle KA et al. 1987. Ilmu Pertanian Bogor. Bogor.
Pangan. Penerjemah Purnomo Diakses 02 November 2007
H dan Adiono. UI Press. dari www.ipb.ac.id
Buckle. K.A., R.A. Edwards, G.H. Direktorat Jenderal Industri Kecil
Fleet, M.Wootton. 2007. Ilmu Menengah Departemen
Pangan. Penerjemah Hari Perindustrian, 2007.
Purnomo dan Adiono. Pengelolaan Limbah Industri
Departement of Education and Pangan. Departemen
Culture Directorate General of Perindustrian RI. Jakarta
Higher Education, International
Earle RL. 1982. Satuan Operasi
Development Program of
dalam Pengolahan Pangan.
Australia Universities and
Penerjemah Nasution Z.
Colleges. Penerbit Universitas
Sastra Hudaya.
Indonesia.
Daftar Pustaka A3
KUNCI JAWABAN
kemerah-merahan.
Mengeluarkan aroma yang BAB V
khas.
1. Sanitasi adalah upaya
Indeks panen yang digunakan
penghilangan semua faktor luar
buah pisang menggunakan
makanan yang menyebabkan
kriteria seperti hilangnya
kontaminasi dari bahan
penampakan sudut-sudut buah
makanan sampai dengan
(fullnees of finger), ukuran
makanan siap saji.
buah dan jumlah hari setelah
2. bakteri indikator sanitasi antara
keluarnya bunga sampai buah
lain yaitu Escherichia coli,
menjadi tua.
kelompok Streptococcus
(Enterococcus) fekal dan
Panen buah mangga sebaiknya
Clostridium perfringens.
dilakukan pada saat sebagian
3. Pekerja atau manusia, hewan,
buahnya yang telah dewasa
debu dan kotoran, udara dan
berada pada tingkat masak
air, makanan mentah, buangan
optimal, yang dapat diketahui
(sampah).
karena buah menunjukkan
4. (1) senyawa-senyawa pelepas
tanda-tanda sebagai berikut :
khlorin, (2) quaternary
• kulit dan buah yang ammonium compounds, (3)
berbentuk wajar, tidak iodophor, (4) senyawa
terserang penyakit, telah amfoterik, dan (5) senyawa
berwarna hijau pekat, atau fenolik.
kekuning-kuningan atau 5. persyaratan higiene pada
agak jingga pekerja yang menangani bahan
• pada beberapa buah, kulit makanan adalah:
tampak mengkilat, berlapis a. Kesehatan yang baik; untuk
lilin mengurangi kemungkinan
• bagian buah yang terbawah pekerja menjadi tempat
benar-benar telah penyimpanan bakteri
memadat, sedang bagian patogen,
tengahnya bila diketut- b. Kebersihan; untuk
ketuk dengan jari agak mengurangi kemungkinan
nyaring penyebaran bakteri oleh
• pada beberapa buah pekerj,
hampir penuh dengan c. Kemauan untuk mengerti
bintik-bintik coklat, bukan tentang sanitasi;
terserang gigitan larva, merupakan prasyarat agar
hama/kutu. program sanitasi berjalan
• umur masak buah seperti dengan efektif.
mangga arum manis 6. Sanitasi lingkungan meliputi
dinyatakan masak optimal sanitasi di dalam dan di luar
setelah berumur antara 93- area
107 hari, mangga golek 75
hari-85 hari.
B10 Kunci Jawaban
GLOSSARY
Cat Gram (Gram stain): suatu cat Daging kyuring (cured meats):
bakteriologis paling penting; daging awetan yang umumnya
ditemukan pertama kali pada tahun diolah dengan penggaraman.
1880 oleh Christian Gram. Bila Organisme pembusuk tidak akan
bakteri dicat dengan kristal violet mampu tumbuh karena akibat
atau cat dasar lainnya, beberapa aktivitas air yang rendah.
spesies tertentu (Gram negatif) Pengawetan dapat dilakukan
akan dengan mudah dilunturkan dengan menebarkan garam pada
warnanya dengan pelarut organik permukaan daging. Namun
yaitu etanol atau aseton; sekarang, daging umumnya
sedangkan yang lainnya (Gram ditempatkan dalam suatu tangki
positif) tidak akan luntur. Cat Gram bergaram. Injeksi dapat Pula untuk
merefleksikan perbedaan dasar mempercepat kuring "Corn"
dinding sel dari dua golongan merupakan istilah yang digunakan
bakteri. untuk garam berbutir dan hasilnva
disebut dengan nama “corned
Celcius, skala (Celsius scale) beef”. Nitrit mungkin pula
suatu skala suhu yang awalnya dimasukan pula dalam garam
disebut sentigrade. Skala tersebut untuk nitrosomioglobin. Daging
berdasarkan pada 100 interval yang telah mengalami kurin dinilai
derajat yang sama antara titik leleh berdasarkan sifat flavor biogis yang
air murni pada 0°C dan titik mereduksi nitrat menjadi nitrit dan
didihnya pada tekanan 1 atmosfer No yang mampu mereduksi feri
(760 mm Hg) pada suhu 100°C. menjadi fero, selanjutnya terjadi
Unit Satuan Internasional suhu denaturasi globin oleh panas.
adalah Kelvin (K) dan 1°K setara Reaksi perubahan warna daging
dengan 1°C, dan 0°C sama yang dikyuring adalah sebagai
dengan 273°K. Perubahan suhu berikut :
dalam derajat Celsius menjadi
derajat Fahrenheit (T) adalah T = Dekstrorotatori (dextrorotatory):
9/5 x °C + 32°. sifat suatu substansi dengan atom
karbon yang mampu memutar
CMC (Carboxymethycellulose) sinar polarisasi searah jarum jam
atau karboksimetil sellulosa atau putar kanan. Sifat ini
ditunjukkan dengan simbol (+)
COD: singkatan dari Chemical sebelum nama substansi.
Oxygen Demand, merupakan
ukuran tentang banyaknya Dekstrosa (dextrose): nama lain
kebutuhan oksigen kimiawi yang glukosa.
diperlukan untuk mengoksidasi
senyawa kimia (mineral ataupun Denaturasi (denaturation):
organik) yang ada dalam air; COD perubahan struktur molekul protein
dinyatakan dalam mg oksigen per yang menyebabkan perubahan
liter air. sifat-sifat fisik, kimiawi, dan
Glossary C7
Tabel F-1
Kandungan asam fitat dan kalium bermacam-macam makanan
Asam fitat
Macam-macam Kalium Asam fitat/Ca
mg/100 g p %
makanan mg/100 bahan (mil equivalen)
bahan total
Produk biji-bijian
Biji utuh :
Jewawut' 725 70 15 17,5
Cantel 920 75 20 16,5
Jagung 890 75 20 14,5
Barley 660 55 20 12,0
Gandum 960 70 35 10,0
Bergs 710 70 30 8,5
Rye 870 75 40 8,0
Oat 990 70 50 7,0
Produk gandum
Tepung 100% ER 960 70 35 10,0
Tepung 85% ER 520 60 20 9,5
Tepung 70% ER 380 50 15 9,5
Roti 100% ER 660 50 35 6,5
Roti 85% ER 250 25 20 4,5
Roti 70% ER 140 20 15 3,5
Dedak 150 90 120 3,5
Sayuran
Lentil 1050 90 80 4,81.
Biji Haricot 970 60 145 2,4
Chick pea 890 75 150 2,2
Biji berminyak
Kacang tanah 725 55 70 3,8
Kedelai 1420 65 230 2,3
Kapas 1290 40 230 2,0
Sayuran hijau
Kacang hijau 185 45 100 1,5
Kentang 55 35 35 0,6
Produk lainnya
Glossary C11
Asam fitat
Macam-macam Kalium Asam fitat/Ca
mg/100 g p %
makanan mg/100 bahan (mil equivalen)
bahan total
Kakao 600 25 130 1,7
Kenari 430 25 .50 3,0
C12 Glossary
Gelatin (gelatin) : protein yang larut dalam air, berasal dari pemecahan
kolagen dengan perlakuan asam atau dengan air mendidih. Pada saat
pendinginan akan terbentuk gel yang sanggup mengabsorsi air sebanyak
5-10 kah bobot bahannya. Lih. kolagen.
Histamin : Zat yang diproduksi oleh tubuh yang keluar sebagai reaksi
terhadap rangsangan tertentu, misalkan pada reaksi alergi terhadap
rangsangan benda asing. Histamina memiliki nama kimia 1H-imidazol-
etanamin yang merupakan hasil dekarboksilasi histidin (C5H9N3). Zat ini
ditemukan dalam semua jaringan tubuh, khususnya dalam sel mast dan
basofil darah yang berhubungan dengannya
Keasaman (acidityt) sifat asam suatu bahan, contoh aktivitas lipase pada
lemak menyebabkan keasaman lemak. Keasaman dapat diukur dengan
banyaknya ml NaOH 1N yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak
bebas yang terkandung dalam 100 g lemak. Nilai ini disebut derajat
keasaman.
Probiotik : Bakteri yang hidup dalam saluran cerna yang bersifat baik
dan mendukung saluran cerna.
Contoh probiotik: Bifidobacterium, Eubacterium, dan Lactobacillus. P
Proteinogenik : Asam amino dasar atau asam amino baku atau asam
amino penyusun protein
Reaksi Maillard : Suatu reaksi kimia yang terjadi antara asam amino dan
gula tereduksi, biasanya terjadi pada suhu yang tinggi. Reaksi non
Glossary C19
Serat kasar (crude fibre) : bagian karbohidrat tak tercerna dalam diet
(gizi). Ditentukan dengan ekstraksi sampel pertama kali petroleum eter
untuk menghilangkan lemak. Kemudian dengan asam sulfat dan
dihidrolisis residu tak larut dengan natriumhidroksida. Residu kedua
setelah dicuci dan dihilangkan bagian abunya merupakan serat kasar.
Metode ini dikembangkan di stasiun Agronomi Weende, Belanda pada
abad ke- 19 dan masih dapat diandalkan dalam prosedur analisis.
Flavonoid : Zat warna alam yang mengandung dua cincin benzena yang
dihubungkan dengan 3 atom karbon dan dirapatkan oleh sebuah atom
oksigen
Kafein : Kafein ialah senyawa kimia yang dijumpai secara alami di dalam
makanan, contohya : biji kopi, teh, biji kelapa, guarana, dan maté. Ia
terkenal dengan rasanya yang pahit dan berlaku sebagai perangsang
sistem saraf pusat, jantung, dan pernafasan. Kafein juga bersifat diuretik.
Haugh Unit: merupakan suatu unit yang memberi korelasi antar tinggi
putih telur yang ketal dengan berat telur.
Klimaterik: suatu fase yang kritis dalam kehidupan buah dan selama
terjadinya proses ini banyak sekali perubahan yang berlangsung.
Merupakan suatu keadaan ”auto stimulation” dari dalam buah tersebut
sehingga buah menjadi matang yang disertai peningkatan proses
respirasi.
Rigor mortis: keadaan karkas menjadi kaku yang terjadi antara 24-48
jam setelah peyembelihan.