You are on page 1of 21

Geometri 2

_______________________________________________________________________________________________

BAB I
PENDAHULUAN

Disekitar kita banyak dijumpai benda (bentuk)ruang. Kita hidup di dalam alam dimensi
tiga, karena itu perlu dipelajari benda-benda ruang tadi.
KUBUS
1. Mengamati kubus
H G Kibus disamping ini disebut kubus

E F EFGH
ABCD.EFGH. atau . Jika kita
ABCD
amati, maka tampak bahwa kubus adalah
D C suatu benda yang dibatasi oleh enam buah

A B bujur sangkar yang kongruen

Gambar 1.1
a. Sisi Kubus
Daerah daerah bujur sangkar pada kubus disebut bidang batas, atau bidang sisi, atau
sisi kubus. Sisi-sisi pada kubus sepasang sepasang disebut berhadapan , Salah satu
sisi disebut bidang alas, atau alas atau dasar yaitu sisi ABCD. Sisi yang berhadapan
dengan sisi dasar disebut bidang atas , atau sisi atas , atau tutup, yaitu sisi EFGH. sisi
lainnya disebut sisi tegak atau dinding.
b. Rusuk
Pertemuan dua sisi berupa ruas garis yang disebut rusuk, missal pertemuan sis ABFE
dan sisi EFGH adalah rusuk EF. Kubus memiliki 12 rusuk yang sepasang sepasang
berhadapan , missal rusuk BF dan rusuk DH. Sisi-sisi bidang alas disebut rusuk alas,
sisi-sisi bidang atas disebut rusuk atas dan yang lain disebut rusuk tegak.
c. Titik Sudut Kubus.
Pertemuan tiga rusuk disebut titik sudut atau pojok kubus. Ada 8 titik sudut yang
sepasang sepasang berhadapan missal sudut A berhadapan dengan sudut G dalam
kubus. Ternyata titik sudut juga merupakan perpotongan tiga bidang sisi.
d. Diagonal Sisi.

-1-
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

Diagonal suatu sisi kubus disebut diagonal sisi. Missal AC dan BD adalah diagonal
sisi ABCD. Kubus memiliki 12 diagonal sisi.
e. Diagonal Ruang
Ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan disebut diagonal
ruang, missal diagonal AG. Kubus memiliki empat diagonal ruang.
f. Bidang Diagonal.
H G Bidang yang terbentuk oleh dua rusuk yang
berhadapan disebut Bidang diagonal.
E F
Kubus memiliki enam bidang diagonal.
Misal pada kubus ABCD.EFGH, Bidang
D C yang terbentuk oleh rusuk AC dan EH
adalah bidang diagonal BCHE.
A B
Gambar 1.2
g. Rumus Euler
Dalam bangun ruang , jika S menyatakan banyaknya sisi, T menyatakan banyaknya
titik sudut, dan R menyatakan banyakna rusuk , maka berlaku : S + T = R + 2.
2. Hubungan antar garis-garis dan Bidang-bidang pada permukaan kubus.
Amatilah kubus ABCD.EFGH pada gambar 1.1, maka terdapat hubungan :
a. Garis dan Bidang
1). Garis AB dan AC terletak pada bidang ABCD
2). Garis AE memotong atau menembus bidang ABCD
3). Garis EF sejajar bidang ABCD
b. Bidang dan Bidang.
1). Sisi ABCD dan Sisi BCGF adalah dua sisi yang berpotongan, BC adalah
garis potongnya. Dapat juga dikatakan bahwa sisi ABCD dan didi9 BCGF
bertemu pada BC.
2). Sisi ABCD dan sisi EFGH adalah dua sisi yang sejajar. Ternyata dua sisi
yang berhadapan pada kubus juga sejajar. Dua bidang dikatakan sejajar jika
mereka tidak bersekutu pada satu titik pun , meskipun bidang itu diperluas.
c. Garis dan Garis.

-2-
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

Jika dua garis itu sebudang , maka kedua garis itu berpotongan atau sejajar,
missal : rusuk EF dan FG adalah dua garis yang berpotongan, seangkan rusuk
AE dan BF adalah dua rusuk yang sejajar.
Kalau kita perhatikan rusuk AB dan DH maka kedua garis itu tidak
berpotongan dan juga tidak sejajar. Kedua garis demikian disebut bersilangan.
Relasi demikian tidak terdapat pada dua garis yang sebidang.
3. Gambar Ruang
a. Gambar Perspektif dan gambar Ruang.
Jika kita menggambar sebuah benda, maka sebenarnya yang kita gambar adalah proyeksi
atau bayangan benda itu.
Dari arah sinar yang mengenai benda tersebut, kita mengenal cara menggambar benda,
a.l.
1). Cara Perspektif.
Patokan cara ini adalah : garis horizon atau cakrawala dan titik lenyap atau titik mata.
Paada gambar perspektif, garis-garis yang sebenarnya sejajar (kecuali yang sejajar
dengan horizon) tidak sejajar lagi, melainkan ke suatu arah ialah titik mata. Dengan
demikian ruas garis yang sebenarnya sama panjang pada gambar tidak akan sama panjang
lagi (lihat gamabr 1.3.)

T1 horizon T2

H
E G
F
D
T1dan T2 titik mata
A C
B
Gambar 1.3.

2). Gambar Stereometris


Jika Titik mata dan garis horizon di jauh tak terhingga, maka cara perspektif menjadi cara
stereometris. Pada cara stereometris, sinar-sinar yang mengenai benda kita anggap sejajar
dan arahnya miring. Karena itu cara ini disebut juga proyeksi parallel miring, dan gambar

-3-
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

yang didapat disebut gambar ruang benda itu. Dalam Geometri (datar dan ruang), cara
kedua inilah yang dipakai.
Untuk mengetahuai gambar jenis manakah yang dibuat, terlebih dulu perlu dikenal
beberapa pengertian.
Pengertian-pengertian.
1. Bidang gambar: Bidang tempat kita menggambar. Misal papan-tulis, buku, dll.
2. Bidang Frontal : bidang yang sejajar dengan bidang gambar. Semua ukuran pada
bidang-frontal adalah ukuran yang sebenarnya, baik panjang garis maupun besar
sudut. Misal kubus ABCD.EFGH dari gambar 1.1. ABFE adalah bid frontal,
sehingga tergambar bujur sangkar. jika ruas garis AB panjangnya 3 cm maka
dalam gambar juga 3 cm, Sudut ABF 90o, dalam gambar juga tetap 90o.
3. Bidang Orthogonal : bidang yang tegaklurus biang frontal. Misal kubus
ABCD.EFGH dari gambar 1.1. bidang bidang orthogonalnya adalah ABCD,
EFGH, ADHE dan BCGF.
4. Garis Frontal : garis yang terletak atau sejajar bidang frontal. Ukuran panajang
adalah ukuran sebenarnya. Garis frontal yang penting adalah grs frontal horizontal
(AB, DC, EF dan HG) dan gras frontal vertical ( AE, BF, CG, dan DH)
5. Garis Orthogonal : garis yang tegak-lurus bidang frontal. Ukuran panjangnya
lebih pendek dari ukuran sebenarnya. Misal AD, BC, EH dan FG
6. Sudut Surut/Sudut Menyisi : sudut dalam gambar yang kaki-kaki sudutnya
terbentuk oleh garis frontal horizontal kekanan dan garis orthogonal ke
belakang. Misal ∠BAD dan ∠FEH. Besar sudut ini sebenarnya 90o. Ukuran
sudut menentukan posisi obyek berada di atas/bawah dan kiri/kanan mata
pelukis.
7. Perbandingan Orthogonal/ Perbandingan Proyeksi : perbandingan antara panjang
garis orthogonal dalam gambar dengan panjang garis orthogonal sebenarnya.

panjang BC dalam gambar


perbanding an orthogonal =
panjang BC sebenarnya

Jika panajng BC sebenarnya 5 cm dan dalam gambar menjadi 3cm maka


perbandingan orthogonalnay = 3 : 5.

-4-
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

Nilai perbandingan ini menentukan jauh/ dekat letak obyek dari mata pelukis.
Obyek dekat, nilai perbandingannya kecil, sebaliknya jika obyek jauh maka nilai
perbandingannya semakin besar mendekati 1 (satu ).
Soal-soal :
1. Gambarkan proyeksi miring kubus ABCD.EFGHdengan panjang rusuk 4 cm,
ABFE letanya frontal, sudut surut = 36o dan perbandingan orthogonal = 1:2.
2. Seperti soal no 1. tetapi yang menjadi bidang frontal ACGE, AC horizontal. Sudut
surut = 30o dan perbandingan proyeksi = 2 : 5.
3. Ditentukan limas beaturan T.ABCD dengan AB = 6 cm dan tinggi limas = 3 3

cm. Lukiskan limas itu dengan frontal, bidang yang melalui tinggi limas dan
//AB, sudut surut = 30o dan perbandingan proyeksi = 1:2.

-5-
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

BAB II
GARIS DAN BIDANG
1. Bidang
Dalam Geometri ruang diperlukan tiga bua aksioma :
a. Aksioma 1 : Melalui dua buah titik hanya dapat dilukis sebuah garis lurus.
b. Aksioma 2 : Jika sebbuah garis lurus dan sebuah bidang datar mempunyai dua
titik persekutuan, maka garis lurus itu seluruhnya terletah pada bidang datar ittu.
c. Aksioma 3: Tiga buah titik sebarang (yang tidak segaris) selalu dapat dilalui
sebuah bidang datar.
Dari Aksioma-aksioma tersebut diatas didapatlah teorema-teorema sebagai berikut :
Teorema 2.1. Teorema 2.2 Teorema 2.3.
Sebuah bidang ditentukan Sebuah bidang ditentukan Sebuah bidang
oleh tiga titik sebarang oleh sebuah garis dan sebuah ditentukan oleh dua buah
titi(diluar garis itu) garis berpotongan.
B B
C. .C C

A. .B D
A A
Gmb a
Gambar 2.1
2. Dua Bidang
Telah diketahui bahwa dua buah bidang dapat berimpit, sejajar atau berpotongan. Jika
berpotongan, maka kedua bidang itu mempunyai garis potong, atau garis
persekutuan(kumpulan titik-titik persekutuan). Garis potong ini harus dilukis. Jika kedua
bidang itu U dan V maka garis potongnya disebut (U,V).
Dalam hal dua bidang U dan V mempunyai
V garis (U,V)
sebuah titik persekutuan di A, maka kedua
bidang itu tidak mungkin sejajar, jadi jarus
U
mempunyai garis potong atau garis
A
persekutuan(U,V). A adalah titik
persekutuan, maka A adalah sebuah titik
Gambar 2.2
dari garis potong. Maka : Teorema 4

-6-
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

Teorema 2.4 : Jika dua buah bidang mempunyai satu titik persekutuan, maka kedua
bidang itu mempunyai garis persekutuan yang melalui titik itu.
3. Dua garis.
Dua buah garis dapat berpotongan(terletak pada satu bidang) , sejajar (terletak pada satu
bidang) atau bersilangan (tidak terletak pada satu bidang).
b Garis a terletak pada bidang U, sedangkan
garis b tidak terletak pada bidang U; garis b
P U
a menembus bidang U di sebuah titik P yang
tidak terletak pada garis a.
Gambar 2.3.

Membuktikan dua garis a dan b bersilangan:


i . Diusahakan bidang U melalui a dan titik P pada garis b.
ii. Kemudian dibuktikan b tidak terletak pada bidang U.
4. Garis dan Bidang.
Sebua garis dapat : terletak pada bidang ( teorema 2.2), sejajar bidang, atau menembus
bidang.
Melukis titik tembus garis a pada bidang V:
U • Lukis bidang pertolongan U melalui a
(pd umumnya dengan teorema 3)
a • Lukis garis potong (U,V) (dicari titik
p persekutuan antara U dan V)
V • Titik potong antara a dan (U.V),yaitu
Gambar 2.4. titik P, merupakan titik tembus yang dicari.

5. Tiga Bidang.
Tiga buah bidang yang mempunyai tiga garis potong, ketiga garis potong itu melalui satu
titik atau sejajar.
Teorema 2.5.
Jika dua dari tiga garis potong tiga buah bidang berpotongan, maka garis potong yang
ketiga melalui titik potong itu.

-7-
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

Diketahui : bidang-bidang U, V, dan W .


(U,V) dan (U,W) berpotongan di T.
W
Buktikan : (V,W) melalui T.
U
Bukti :
(U,W)
Krn (U,V) dan (U,W) berpotongan di T
(V,U) maka :
T
(V,W)
V 1. T terletak pada (U,V) ⇒ T ∈ V
2. T terletak pada (U,W) ⇒ T ∈ W
Gambar 2.5. Akibatnya T terletak pada (V,W) atau
(V,W) melalui T

Teorema 2.6
Jika dua dari tiga garis potong tiga bidang itu sejajar, maka garis potong yang ketiga
sejajar pula.
Jika ditentukan (U,V) dan (U,W) sejajar,
maka (V,W) tidak mungkin memotong
U
(U,W) (U,V) maupun (U,W) , karena akan
menyalahi teorema 5.
(V,U)

W
(V,W)
V

Gambar 2.6.

-8-
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

SOAL-SOAL
1 Diketahui bidang H dan V , A ∈ H dan
V
titik B dan C ∈ V. Lukis bidang .B
.C
melalui A, B, dan C.

H .A

2. Diketahui bidang H dan V, T ∈ V,


V
garis a menembus H dan V. Lukis
T.
bidang α melalui garis a dan titik T
H
a
3. Diketahu bidang H dan V, T ∈ V, garis a
V
a dan b menembus bidang H dan V.
.T
Lukis garis x yang melalui T dan
memotong garis a dan b. Tentukan H
titik potongnya.
b
4 Diketahui : garis a ∈ H , garis b ∈ V,
garis c memotong b dan menembus H
dai A. Lukis garis x yang // c dan
memotong garis a dan b.

5 Diketahui T ∈ H garis a menembus H


dan V di A dan B, garis b ∈ V. Lukis
garis x melalui T dan memotong garis
a dan b

6 Diketahui kubus ABCD.EFGH.


Lukiskan titik tembus garis yang
melalui CE ke bidang BDG.

-9-
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

7 Lihat gambar di samping. A


P
Tentukan titik tembus garis PQ pada
bidang ACD.
B D

P
C

- 10 -
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

BAB III
HAL SEJAJAR
Teorema 3.1.
Sebuah bidang ditentukan oleh dua garis
sejajar.
Gambar 3.1.
Dalam matematika seringkali kita harus mengambil kesimpulan –kesimpulan yang tepat.
Dibawah ini terkumpul kesimpulan-kesimpulan hal sejajar yang besar artinya dalam
melayani soal-soal bukti atau lukisan.

1. Garis-garis Sejajar.
a Teorema 3.2.
a//b
c
b//c
∴a//c
b
Gambar 3.2.

x Teorema 3.3
k
a//x + memotong k
a
b//x + memotong k
b
c c//x + memotong k
∴a,b,c dan k satu bidang
Teorema 3.4.
a//b
b menembus V

a b
∴a menembus V
gambar 3.4.

2. Garis sejajar bidang.


Teorema 3.5.

- 11 -
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

a//b
b pada V
∴a//V
Gambar 3.5
Teorema 3.6.
U//a
V//a
∴(U,V) //a

Gambar 3.6.
3. Bidang bidang Sejajar.
Teorema 3.7.
a//c dan b//d
a dan b berpotongan
c dan d berpotongan
∴bidang(a,b) //bidang (c,d)
Atau bidang U // bidang V
Gambar 3.7.
Teorema 3.8.
Bidang U //bidang V
α memotong U dan V
∴( α ,U //( α ,V)

Teorema 3.9.
α memotong U dan U// V, maka
α memotong V.
Gambar 3.8
Teorema 3.10.
a memotong U dan U// V, maka
a memotong V.

Gambar 3.9.
Teorema 3.11.

- 12 -
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

a//U dan U//V


Maka a//V

Gambar 3.10.
Teorema 3.12.
U// α dan V// β
Maka (U,V) //( α , β)

Gambar 3.11.

SOAL-SOAL :
1. Diketahui : T ∈ V
α V
Lukiskan : x melalui T dan //
.T
Kemudian lukis βmelalui T dan // α

α
2. Diketahui : garis a, b, dan c
bersilangan.
Lukis garis x yang memotong a dan b c b
serta //c
a

3. Pada Kubus ABCD.EFGH, lukisn


garis x yang memotong EG dan CF,
serta //HB

BAB IV
SUDUT ANTARA DUA GARIS BERSILANGAN

- 13 -
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

DAN GARIS TEGAK LURUS PADA BIDANG


1. Sudut antara Dua Garis Bersilangan.
Definisi 4.1.
a
Yang dimaksud sudut antara dua garis
a′
bersilanagan adalah sudut yang dibentuk
T
oleh garis garis a′dan b′ yang ditarik
b
b′ melalui sebuah titik T di dalam ruang dan
sejajar dengan a dan b.
Gambar 4.1.

2. Garis Tegak Lurus pada Bidang


Teorema 4.1
a
Sebuah garis tegak lurus pada sebuah
bidang, jika garis itu tegak lurus pada dua
V
buah garis berpotongan yang terletak pada
c
b bidang itu.
b,c ∈ V
Gambar 4.2. b dan c berpotongan
b ⊥ a dan c ⊥ a
∴a ⊥ V

3. Kesimpulan-kesimpulan Hal Garis Tegaklurus Bidang.


Teorema 4.2.
a
a⊥H
a ⊥ semua garis yang ada pada H

Gambar 4.3.
Akibat :
i. Untuk membuktikan garis tegaklurus garis diusahakan salah satu garis itu tegaklurus
pada bidang yang mengandung garis yang lain.
Skema pembuktian garis tegaklurus garis sebagai berikut :

Bukti : a ⊥ b dan a ⊥ c
b dan c berpotongan
∴a ⊥ bidang (b,c)
a ⊥ semua garis pada bidang (b,c)
- 14 -
a⊥x
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

ii. Untuk melukiskan garis tegaklurus garis kita pertama-tama melukis bidang
tegaklurus garis yang diketahui.
Teorema 4.3.
a⊥H
∴semua bidang melalui a tegaklurus pada H
Akibat :
i. Untuk mwembuktikan bidang tegaklurus bidang, dicari sebuah garis dalam
salah satu bidang ituyang tegaklurus pada bidang yang lain.
ii. Untuk melukis bidang tegaklurus bidang, kita pertama-tama melukis garis
tegaklurus bidang yang diketahui
Teorema 4.4 Teorema 4.4a
U⊥ H U⊥ H
a pada U a pada U
a ⊥ (U,H) a⊥H
∴a ⊥ H ∴a ⊥ (U,H)
Teorema 4.5 Teorema 4.5a
U⊥ H a⊥H
V⊥ H W⊥H
∴(U,V) ⊥H ∴a//W atau a pada W

4. Sudut antara Dua Buah Bidang


Sebagian dari ruang yang dibatasi oleh dua buah bidang U dan V yang berpotongan
dinamakan sudut-sudut bidang dua atau sudut ruang.
Bidang-bidang batas U dan V disebut sisi-sisi sudut bidang dua itu, sedangkan (U,V)
adalah rusuknya.
Besar sudut sebuah sudut bidang dua antara
Bidang tumpuan bidang U dan V ditentukan oleh sudut
tumpuannya. Sudut tumpuan itu ada pada
bidang tumpuan , yang letaknya tegaklurus

- 15 -
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

pada rusuk (U,V)

Gambar 4.4.
Sudut tumpuan sudut bidang dua gambar di
samping dinamakan ∠A(BC)D atau ∠
A A.BC.D. Istilah tsb. singkat dan jelas.
C
∠A.BC.D dari dsapat dibaca bahwa sisi-
sisi sudut bidang dua ituadalah bidang
B
bidang ABC dan BCD, sedangkan
D
Gambar 4.5. rusuknya adalah BC.

SOAL-SOAL
Ditentukan kubus ABCD.EFGH.
1. Hitung besar ∠(FC,FH); ∠(AH,BF); ∠(AH,CF); ∠(AF,BG); ∠
(AB,DG).
2. Buktikan a. DF ⊥ AC
b. HB ⊥ bidang ACF
3. Ditanyakan
a. Lukiskan titik tembus DF dengan ACH
b. Buktikan bahwa titik tembus itu adalah titik pusat lingkaran luar ∆ACH
4. Buktikan a. ACH//BEG.
b. ACH dan DEG membagi DF atas tiga bagian yang sama.

- 16 -
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

BAB V
PROYEKSI DAN SUDUT ANTARA GARIS DAN BIDANG
1. Proyeksi
Teorema 5.1.
Proyeksi sebuah garis pada sebuah bigang pada umumnya sebuah garis lagi.
Istilah-istilah :
Garis a yang diproyeksikan disebut
proyektum.
AA′, BB ′, CC ′, DD ′ = proyektor

Bidang AA′DD ′ =bidang α =bidang


yang memproyeksikan= bidang proyektor.
Bidang V= bidang penerima proyeksi=
bidang proyeksi

Teorema 5.2.
Proyeksi sebuah sudut siku-siku pada sebuah bidang merupakan sudut siku-siku pula, jika
sekurang-kurangnya sebuah kaki sejajar dengan bidang proyeksi, sedangkan kaki yang
lain tidak tegaklurus bidang proyeksi itu.
Bukti:
BC//V
Proyeksi B′C ′ //BC
BC ⊥ AB
B′C ′ ⊥ AB dan B′C ′ ⊥ BB ′
AB dan BB ′ berpotongan
Gambar 5.2. B′C ′ ⊥ AB B ′A′
Ditentukan : ∠ABC =90o, BC//V B′C ′ ⊥ semua garis di bidang
∠ A′B′C ′ =proyeksi ∠ABC pada V AB B ′A′
Buktikan: ∠ A′B ′C ′ = 90o B′C ′ ⊥ A′B ′
Jadi ∠ A′B ′C ′ = 90o

Teorema 5.3

- 17 -
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

Jika garis a tegaklurus pada bidang α , maka proyeksi a pada bidang V yaitu a ′
tegaklurus pada garis potong ( α ,V).
Bukti :
a⊥ α ⇒ a ⊥ semua grs di α
⇒ a ⊥ ( α ,V) …………… 1)
AA′ ⊥ V ⇒ AA′ ⊥ semua grs di V
⇒ AA′ ⊥ ( α ,V) ……….. 2)
Karena a dan AA′ berpotongan, maka
Gambar 5.3. ( α ,V) ⊥ bidang(a, AA′ )
( α ,V) ⊥ bidang AA′B ′B
Ditentukan :
( α ,V) ⊥ semua grs pada bidang AA′B ′B
a ⊥ α dan a ′ = proyeksi a pada V
Buktikan : a ′ ⊥ ( α ,V) Maka a ′ ⊥ ( α ,V)

Teorema 5.5.
Luas proyeksi sebuah bangun sama dengan luas bangun itu dikalikan cosinus sudut
antara bidang bangun itu dengan bidang proyeksi.
Ditentukan :
∆ABC dengan proyeksinya pada bidan V
yaitu ∆AB C ′
Buktikan :
Luas ∆AB C ′= luas ∆ABC x cos
α
Bukti :

Luas ∆AB C ′= AB x 12 TC ′

= AB x 12 x TC x cos α
= luas ∆ABC x cos α

2. Sudut antara Garis dan Bidang


Teorema 5.6.

- 18 -
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

Jika garis a tidak tegaklurus pada V, maka sudut antara a dan V adalah sudut lancip
yang dibentuk oleh a dan a ′ sebagai proyeksi a pada V.
Sudut antara a dan V adalah ∠ AB A′
A
Catatan :
Sudut antara a dan V = penyiku antara a

a′ α V dan garis proyektor = 90o- ∠BA A′


A′ B

Gambar 5.5.

SOAL-SOAL:
Ditentukan kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk = 5 cm. Hitunglah :
1. tg ∠(CE,ABCD)
2. sin ∠(CE,AFH)
3. tg ∠(AC,AFH)
4. tg ∠(AG,AFH)
5. Luas ∆AFH dengan memperhatikan bahwa EFH adalah proyeksi ∆AFH pada
EFGH

- 19 -
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

BAB VI
JARAK ATAU GARIS HUBUNG TERPENDEK
1. Jarak antar Titik T dan Bidang α
T Ditentukan : bidang α dan titik T diluar
α
S α Dilukis garis a melalui T dan ⊥ α
Garis a menembus α di S
a
Gambar 6.1. TS adalah jarak

2. Jarak antara Bidang U dan Bidang V yang Sejajar


Ditentukan bidang U //V
Ambil sebuah titik K pada U
K U
Dilukis garis melalui K ⊥ V
Garis a menembus V di M
M V
KM adalah jarak.
a
Gambar 6.2.

3. Jarak antara gGaris a dan Bidang V yang Sejajar


Ditetuka : bidan V//garis a
Diambil sebuah titik P pada a
Dilukis garis b melalui P ⊥ V
Garis b menembus bidang V di S
Gambar 6.3. PS adalah jarak

4. Jarak antara Garis a dan Garis b yang Bersilangan


Ditentika garis a dan b bersilangan
a Q Dilukis garis a ′ //a dan memotong b
t a ′ dan b membentuk bidang β
Dilukis garis t ⊥ β dan memotong a
P t dan a membentuk bidang α
a′ bidang α ditembus garis b di P
b Dilukis garis PQ//t , Q pada garis a
Gambar 6.4 ⇒ PQ adalah jarak

- 20 -
Geometri 2
_______________________________________________________________________________________________

SOAL-SOAL :
1. Ditentuka kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk = a satuan panjang.
Lukis dan hitung jarak antara :
a. B dan H
b. G dan BD
c. F dan ACH
d. HF dan ABCD
e. AE dan HB
f. Bidang ACH dan BEG
2 Ditentukan kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk = a satuan panjang.
Ditanyakan : Lukis dan hitung jarak antara garis FH dan bidang yang melalui AG dan
sejajar FH.

- 21 -

You might also like